Professional Documents
Culture Documents
1, Maret 2016
STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi Kab. Tegal Prov Jawa Tengah
email: natirozak@gmail.com
ABSTRACT
Preeclampsia and Eclampsia are prolonged pregnancy complications, with typical symptoms
such as hypertension, edema and proteinuria. The dominant factors related to the incidence
of preeclampsia has not reveled yet, therefor appropriate prevention and intervention efforts
are needed. Idenfitying risk factors of preeclampsia are expected to prevent and to control
risk factors appropriately to decrease mothers and infants morbidity and mortality caused
by preeclampsia. This research was to identify determinants of maternal factors (age,
gravidity, history of hypertension and ANC (antenatal care) to the incidence of preeclampsia.
The study was an observational study with case control design to analyze the relationship
between determinant Tractors (age, gravidity, history of hypertension and ANC) and the
preeclampsia. The case was pregnant and in labor women with preeclampsia, while The
Control was mothers without peeclampsia since pregnancy to delivery. Following then,
exposure determinant factors to incidence of preeclampsia was examined. The Renault
showed that risk factors were associated with the incidence of preeclampsia included age,
history of hypertension and a history of preeclampsia (p value <0.05). The history of
hypertension was the riskiest factor by OR 6,42. It was expected that health professionals,
especially midwives are capable to provide high quality antenatal care to guarantee early
detection of obstetric complications.
Keywords: preeclampsia, maternal determinants
ABSTRAK
Preeklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan berkelanjutan dengan gejala
khas hipertensi, edema dan protein urine. Faktor risiko yang lebih dominan kejadian
preeklampsia belum dapat dipastikan, sehingga diperlukan upaya preventif dan intervensi
yang tepat. Teridenfifikasinya faktor risiko preeklampsia diharapkan dapat mencegah dan
mengendalikan faktor risiko secara untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
bayi akibat preeklampsia. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor determinan
maternal meliputi usia ibu, graviditas, riwayat hipertensi dan ANC (antenatal care) terhadap
kejadian preeklampsia. Penelitian observasional dengan rancangan case control dilakukan
untuk menguji hubungan faktor determinan (umur, graviditas, riwayat hipertensi dan ANC)
dan Peeklampsia. Kasus meliputi ibu hamil dan ibu bersalin dengan preeklampsia,
sedangkan dan ibu bersalin tanpa preeklampsia sejak kehamilan sampai persalinan sebagai
kontrol. Selanjutnya menilai faktor determinan (paparan) dengan kejadian preeklampsia.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
preklampsia adalah umur ibu, riwayat hipertensi dan riwayat preeklampsia (dengan nilai p <
0.05). Riwayat hipertensi sebagai faktor yang paling berisiko terhadap kejadian
preeklampsia dengan OR 6,42. Diharapakan tenaga kesehatan khususnya bidan mampu
melaksanakan antenatal care secara berkualitas sebagai upaya deteksi dini komplikasi
obstetrik.
Kata kunci: preeklampsia, determinan maternal
53
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016
54
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016
55
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016
risiko yang lebih dominan dalam jaringan tercukupi. Kenaikan berat badan
hubungannya terhadap kejadian dan edema yang disebabkan berlebihnya
preeklampsia serta diperlukannya upaya penimbunan air dalam ruangan interstisial
prevensi dan intervensi yang tepat untuk karena retensi air dan garam. Proteinuria
mengatasi preeklampsia. Dengan disebabkan oleh spasme arteriola
diketahuinya faktor risiko PE baik internal sehingga glomerulus mengalami
maupun eksternal, diharapkan perubahan (Mansjoer, 2004).
pencegahan dan pengendalian faktor Tujuan penelitian ini adalah
risiko secara tepat dalam upaya mengidentifikasi faktor determinan
penurunan kesakitan dan kematian pada
preeklampsia yaitu usia ibu, graviditas,
ibu dan bayi akibat preeclampsia riwayat penyakit hipertensi dan ANC
(Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, (antenatal care). Target luaran yang ingin
2012). dicapai dalam penelitian ini sebagai
Preeklampsia adalah suatu pengkayaan bahan ajar asuhan
sindroma yang ditemui pada usia kehamilan dan dipublikasikan dalam
kehamilan lebih dari 20 minggu, dengan jurnal nasional.
tanda hipertensi dan proteinuria disertai METODE PENELITIAN
atau tanpa edema. Tanda hipertensi bila
tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau Jenis penelitian adalah observasional
terjadi kenaikan tekanan sistolik ≥30 yang dilakukan untuk menganalisis
mmHg atau tekanan diastolik ≥15 mmHg hubungan variabel bebas (faktor
dari hasil pengukuran normal. determinan: umur, graviditas, riwayat
Preeklampsia adalah kumpulan gejala hipertensi dan ANC) dan variabel terikat
dari trias: hipertensi, proteinuria dan (preeklampsia). Desain penelitian dengan
edema yang timbul pada ibu hamil, case control (sebagai kasus adalah ibu
bersalin dan dalam masa nifas; terkadang hamil dan bersalin dengan preeklampsia)
disertai konvulsi sampai koma dan kontrol (ibu bersalin yang tidak
(Winkjosastro, 2005). Hipertensi dan mengalami preeklampsia sejak kehamilan
proteinuria dalam kehamilan dapat sampai persalinan). Selanjutnya menilai
meningkatkan risiko gagal ginjal, faktor determinan (paparan) dengan
gangguan sistem koagulasi dan fungsi kejadian preeklampsia.
hati, perdarahan otak, prematuritas, Penelitian dilakukan pada bulan
kematian janin-neonatal dan kematian Januari-Juni 2015. Populasi penelitian ini
ibu. Adanya koagulasi intravaskuler, adalah seluruh ibu hamil dan bersalin
hipoperfusi darah ke plasenta yang datang periksa ataupun dirawat di
mengakibatkan hipoksia kronis dan RSUD Dr. Soeselo Kabupaten Tegal.
retardasi pertumbuhan janin Pengambilan sampel secara purposif
(Cunningham, 2006). sampling dengan menggunakan kriteria
Terjadinya preeklampsia karena data kasus yaitu: Ibu hamil dan bersalin
adanya spasme pembuluh darah disertai yang didiagnosa preeklampsia di RSUD
dengan retensi natrium dan air. Jika Dr Soeselo Kab. Tegal; mempunyai data
semua arteriola tubuh mengalami rekam medik yang lengkap dan bertempat
spasme, maka tekanan darah cenderung tinggal di Kab.Tegal. Kriteria data kontrol
naik, sebagai upaya mengatasi kenaikan meliputi: Ibu bersalin yang tidak
tekanan perifer sehingga oksigenisasi didiagnosa PE sejak kehamilan sampai
56
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016
57
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016
58
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016
risiko terjadi preeclampsia (Osterdall, ibu dengan paritas >3 berisiko semakin
2008). kecil mengalami preeklamsia (OR=1,34).
Interval kelahiran berhubungan dengan
Faktor paritas (anak pertama)
kejadian preeklamsia dimana jarak
berisiko mengalami preeklampsia
kelahiran anak ≥5 tahun semakin berisiko
sebesar 1,56 kali dibandingkan ibu hamil
terdiagnosa preeklamsia (Rozanna,
yang kedua atau lebih (multiparitas). Hasil
2009). Interval kelahiran merupakan
ini mendukung teori bahwa primigravida
salah satu faktor risiko yang dapat
sebagai faktor predisposisi terjadinya
mempengaruhi terjadinya preeklamsia.
preeklampsia. Kejadian preeklamsia
Skjaerven, dkk. (2002) menyatakan risiko
paling banyak dialami ibu dengan interval
terjadinya preeklamsia pada pasangan
persalinan ≥ 5 tahun dibandingkan ibu
yang sama maupun pada pasangan yang
dengan interval persalinan < 5 tahun, dan
berbeda. yaitu jarak kelahiran yang
usia ≥ 35 tahun dibandingkan ibu dengan
panjang antara anak sekarang dengan
usia < 35 tahun. Frekuensi ibu
sebelumnya. Robillard dan Hulsey
preeklamsia dengan multipara lebih besar
menyatakan bahwa meningkatnya risiko
dibandingkan tidak preeklampsia.
preeklamsia pada ibu dengan jarak yang
Semakin lama interval kelahiran anak (≥5
lebih pendek dalam melakukan hubungan
tahun), semakin besar risiko mengalami
seksual sebelum hamil (Cathrine, et.al
preeklamsia. Semakin banyak umur ibu
2013).
(≥ 35 tahun) berisiko semakin besar untuk
mengalami preeklamsia. Paritas Hasil penelitian Conde-Agudelo
berhubungan dengan kejadian dan Belizan (2000) di Amerika Latin dan
preeklampsia, ibu primipara lebih berisiko Caribia ada hubungan yang bermakna
mengalami preeklampsia. Kejadian antara jarak kelahiran sekarang dengan
preeklampsia lebih banyak pada sebelumnya dengan kejadian
primigravida muda maupun tua (Utama, preeklamsia yaitu bila jarak kelahiran
2008). Dalam New England Journal of tersebut mencapai > 59 bulan. Hal ini
Medicine disebutkan persalinan kedua sejalan dengan penelitian Skajaerven dkk
dan ketiga adalah persalinan yang aman, (2002) menyebutkan bahwa risiko
tercatat bahwa kehamilan pertama preeklamsia selama kehamilan kedua
berisiko terjadi preeklampsia 3,9%; cenderung meningkat seiring dengan
kehamilan kedua 1,7% dan kehamilan peningkatan jarak waktu saat kelahiran
ketiga 1,8%. (Merviel, et.al, 2008). pertama terutama bila jarak waktu setelah
melahirkan anak pertama 10 tahun
Faktor interval kehamilan < 2
dengan kehamilan kedua, risiko itu akan
tahun mempunyai risiko terjadi
meningkat lebih dari tiga kali lipat hampir
preeklampsia dibandingkan ibu dengan
sama tingkatan risikonya dengan wanita
jarak kehamilan 2 tahun atau lebih. Ibu
nullipara. Trongstad dkk. menyatakan
yang melahirkan dengan jarak kelahiran
bahwa semakin lama jarak kelahiran
≤4 tahun berisiko preeklamsia sebesar
maka akan meningkatkan risiko
0,81 kali daripada ibu dengan interval
preeklamsia dibandingkan pada wanita
kelahiran ≥5 tahun (OR=0,81). Ibu hamil
dengan jarak kelahiran 1-5 tahun setelah
berusia > 33 tahun semakin berisiko
kelahiran anak pertama. Hasil riset ini
terdiagnosa preeklamsia (OR= 0,823).
juga menyatakan bahwa pasangan yang
Ibu berpendidikan tinggi lebih berisiko
berbeda pada kehamilan kedua
mengalami preeklamsia (OR=0,689) dan
menurunkan risiko preeklamsia apabila
59
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016
60
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016
61