Professional Documents
Culture Documents
1
Donel Suhaimi, 2Dhini Aiyulie Novri, 3Maya Savira
1,2
Obstetrics and Gynaecology Department, Faculty of Medicine, University of Riau / Arifin Achmad
Regional Hospital of Riau Province, Indonesia
3
Microbiology Department, Faculty of Medicine,University of Riau, Indonesia
email: 1donelmy@yahoo.com
Abstract. Eclampsia and pre-eclampsia are the leading causes of death in pregnancy in
Indonesia. Midwives are the first-line providers of maternal and child health services.
Therefore, the knowledge and skills of a midwife regarding the initial management
of pre-eclampsia and eclampsia are very important in order to reduce maternal
mortality. Activities to optimize the role of midwives as first-line health providers in
the initial management of preeclampsia and eclampsia cases are held online. This
seminar was successfully held on September 25, 2020, with 417 participants. Most of
the participants came from cities in Riau, but there were also those from the east such
as Makassar and Denpasar. The series of events were in the form of a pretest, delivery
of material by experts (obstetricians and gynecologists), post-tests, and question and
answer sessions. There is an increase in the knowledge of midwives about the diagnosis
and initial management of preeclampsia cases through this seminar which is assessed
through increasing score of pretest to the post test.
Keywords: eclampsia, midwives, pre-eclampsia
memberikan pelayanan dasar kepada ibu, penting dan menarik di bidang kebidanan
diberikan kewenangan untuk melayani (American College of Obstetricians an
ibu dalam kondisi gawat darurat untuk Gynecologist. 2017).
kemudian dirujuk ke rumah sakit yang Sindrom preeklampsia dan
lebih lengkap sarananya. eklampsia masih merupakan penyebab
Maka dari itu, pengetahuan dan utama kematian ibu disamping
kecakapan seorang bidan mengenai tata infeksi dan perdarahan, oleh karena
laksana awal preeklampsia dan eklampsia itu diagnosis dini preeklampsia harus
sangatlah penting sebagai penanggung lebih ditingkatkan untuk mencegah
jawab lini pertama bagi ibu hamil guna terjadinya sindrom preeklampsia dan
menurunkan angka kematian ibu. Selama eklampsia dan menurunkan angka
ini, bidan yang menerima ibu hamil kematian ibu5. Penyebab kematian
dengan tekanan darah tinggi kebanyakan ibu telah diklasifikasikan dalam 3 fase
bingung untuk melakukan tatal aksana keterlambatan, yaitu: Fase 1, kegagalan
awal pasien dengan preeklampsia. pasien untuk mendapatkan perawatan
Banyak bidan yang menyuruh pasien medis yang tepat pada waktu dibutuhkan;
langsung pergi ke rumah sakit tanpa fase 2, keterlambatan dalam mencapai
melakukan tata laksana awal. Hal ini fasilitas perawatan kesehatan yang
menjadi serius ketika pasien yang adekuat; fase 3, terlambat menerima
akhirnya pulang, memilih untuk tetap di penanganan kesehatan yang adekuat
rumah. Akibatnya, pasien bisa mengalami pada fasilitas kesehatan yang tersedia,
kejang. Penyakit ini berkontribusi besar termasuk keterlambatan dalam rujukan
terhadap morbiditas dan mortalitas ibu (Unicef. 2018).
selama kehamilan (Peralta et al. 2016). Dari tahun 2000-2017, rasio
Task Force of the American College kematian ibu menurun secara global
of Obstetricians and Gynecologists sebesar 38 persen, dari 342 kematian
menggambarkan empat tipe penyakit menjadi 211 kematian per 100.000
hipertensi dalam kehamilan yaitu kelahiran hidup. Ini berarti tingkat
sindroma preeklampsia dan eklampsia; pengurangan tahunan rata-rata mencapai
hipertensi kronis; preeklampsia 2,9 persen. Meskipun bermakna, nilai
superimposed hipertensi kronis; dan ini masih kurang dari setengah dari nilai
hipertensi gestasional (Cunningham et yang dibutuhkan setiap tahunnya (6,4
al. 2018) persen) demi meraih target Sustainable
Sindroma preeklampsia dengan Development Goals (SDGs), yang mana
hipertensi kronis adalah yang paling target SDGs adalah 70 kematian ibu per
berbahaya. Preeklampsia berkontribusi 100.000 kelahiran hidup (WHO. 2019).
sekitar 3,9 persen dari seluruh kehamilan Tiga etiologi mayor dari mortalitas
(Berhe. 2018). Di negara berkembang, maternal adalah perdarahan, hipertensi,
preeklampsia terjadi sekitar 1,8% hingga dan sepsis. Kelainan tekanan darah
16,3% pada seluruh kehamilan. World pada wanita hamil salah satunya adalah
Health Organization (WHO) melaporkan preeklampsia (Unicef. 2018).
bahwa sekitar 15% dari kematian ibu di Diagnosis yang ditegakkan
dunia berasal dari komplikasi hipertensi secara dini dan tata laksana terstandar
dalam kehamilan (WHO. 2019). dapat mengurangi angka insidensi
Patofisiologi hipertensi akibat kehamilan dan menurunkan angka morbiditas
masih belum dipahami sepenuhnya ibu preeklampsia berat (PEB) dan
meskipun pada dekade terakhir eklampsia (Kemenkes RI. 2018). Bidan
penelitian intensif banyak dilakukan. sebagai tenaga kesehatan lini pertama
Gangguan hipertensi tetap belum seharusnya mampu mengenali sejak
terpecahkan di antara masalah-masalah awal serta memberikan tata laksana awal
https://doi.org/10.29313/ethos.v10i1.6812
14 | Suhaimi, et al.
bisa mengalami kejang. Hal seperti dan menata laksana awal kasus
ini seharusnya tidak terjadi apabila preeklampsia. Mengenai materi
bidan memiliki pengetahuan yang diagnosis, kami memaparkan diagnosis
cukup mengenai preeklampsia dan banding pada preeklampsia, parameter
mengerti mengenai diagnosis dan tata yang dibutuhkan untuk menyingkirkan
laksana kasus preeklampsia. Apalagi, diagnosis banding, dan cara menegakkan
preeklampsia merupakan ilmu yang diagnosis kasus preeklampsia sesuai
sangat berkembang dan selalu tersedia dengan update terbaru oleh American
update setiap saat. Congress of Obstetric and Gynaecology.
Sasaran seminar ini adalah bidan. Untuk materi tatalaksana awal, kami
Dengan ini, diharapkan pengetahuan mendemonstrasikan secara langsung
bidan akan meningkat perannya dalam mengenai pilihan obat antihipertensi yang
menata laksana awal pasien dengan aman untuk digunakan pada fasilitas
preeklampsia. Dengan meningkatnya kesehatan lini pertama (praktik bidan),
pengetahuan, bidan akan lebih percaya dosis, cara pemberian, serta pengawasan
diri untuk mengedukasi pasien mengenai setelah pemberian obat. Selain itu, kami
tindakan lanjutan bahkan dapat menata juga menegaskan pentingnya pemberian
laksana awal pasien dengan regimen regimen sulfas magnesikus pada pasien
sulfas magnesikus. Pemberian tata laksana dengan preeklampsia berat.
awal tersebut sangatlah berarti bagi status Sesi tanya jawab berlangsung
kesehatan ibu ke depannya. Tak hanya itu, cukup lama, yaitu sekitar 1 jam untuk
hal ini akan menekan perburukan kasus menjawab pertanyaan terkait materi
preeklampsia dan secara tidak langsung oleh peserta webinar. Selain itu, kami
menekan angka kematian ibu. Hingga juga memberikan materi seminar kepada
saat ini, preeklampsia-eklampsia masih seluruh bidan yang dapat diakses oleh
merupakan penyebab mayor mortalitas para bidan lain. Hal ini dilakukan dengan
ibu hamil di seluruh dunia, khususnya harapan agar bidan peserta seminar
Indonesia. daring ini dapat meneruskan ilmu yang
Kegiatan seminar online diterimanya kepada kader, junior bidan,
ini dianggap sebagai solusi serta sejawat bidan lain tempat mereka
untuk meningkatkan pengetahuan bertugas.
bidan mengenai tatalaksana kasus Dan terbukti pada akhir kegiatan,
preeklampsia. Tim kami menjaring terdapat peningkatan tingkat ketepatan
sebanyak mungkin bidan di seluruh bidan dalam mendiagnosis dan
Indonesia untuk mengikuti seminar ini. menentukan tindak lanjut pada ibu hamil
Rangkaian kegiatan dimulai dengan dengan eclampsia. Dari nilai rerata pretes
penyebaran pamflet acara di seluruh 38 menjadi 89 (post tes) pada penentuan
media sosial oleh tim, institusi setempat, tatalaksana awal; dan nilai 61,2 menjadi
dan institusi terkait untuk menjaring 78.7 dalam penegakan diagnosis
bidan sebanyak mungkin. preeklampsia. Acara berlangsung lancar
Setelah melakukan penjaringan, dengan antusiasme tinggi dari peserta.
terkumpul sebanyak 417 peserta seminar Sesi tanya jawab dapat dilaksanakan
online yang kemudian kami kumpulkan secara optimal dikarenakan terdapat
dengan grup Whatsapp agar dapat banyak pertanyaan dan apresiasi dari
memantau peserta seminar dengan peserta webinar.
baik serta menyediakan solusi jika
terdapat kendala ketika seminar online 4. Kesimpulan dan Saran
berlangsung.
Pada seminar ini, kami menitik Dari pembahasan yang sudah
beratkan mengenai cara mendiagnosis dilakMelalui seminar daring ini, kami
https://doi.org/10.29313/ethos.v10i1.6812
18 | Suhaimi, et al.