You are on page 1of 7

https://stikes-nhm.e-journal.

id/OBJ/index

Article
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PRE EKLAMSIA DI
PUSKESMAS PENANGGAL KABUPATEN LUMAJANG

Durrotul Azizah1, Homsiatur Rohmatin2, Farianingsih3


1
S-1 Kebidanan, STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo
2
STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo
3
Dinkes P2KB Kabupatan Lumajang

SUBMISSION TRACK A B S T R A C T

Recieved: August 08, 2023 Current health developments in Indonesia are still marked
Final Revision: August 10, 2023 by the vulnerability of maternal and child health, especially
Available Online: October 15 , 2023 where maternal and child mortality rates are still high. The
high maternal mortality rate due to the uncontrolled
development of preeclampsia contributes greatly to the
KEYWORDS high mortality rate. The incidence of preeclampsia in
Pre Eclampsia, Pregnancy Indonesia alone is 128,273/year or around 5.3%. Based
on data in Lumajang Regency in 2022 there will be 646
cases of pre-eclampsia. The purpose of this study was to
CORRESPONDENCE determine the factors that influence the incidence of pre-
eclampsia at the Penanggal Health Center. This study
Phone: 085806765111 used a cross-sectional design with an analytic
observational type. Data collection was carried out in May
E-mail: durrotulazizah898@gmail.com
2023 with a population of 305 respondents and a sample
of 35 respondents who met the inclusion and exclusion
criteria using a random sampling technique. Data
processing includes coding, editing, and tabulating, then
analyzed with SPSS Chi-Square test software with α 0.05.
The results of the study after the Chi-Square test showed
the age of the pregnant woman with a p-value of 0.027,
the working status of the mother with a p-value of 0.020,
the educational status with a p-value of 0.028, and the
status of pregnant women with a p-value of 0.03. This
shows that there is a relationship between the incidence
of pre-eclampsia and the age of pregnant women,
employment status, mother's education, and gravida
status. It is hoped that this research can provide
knowledge and insight to pregnant women about the
incidence of pre-eclampsia. In addition, it can be used as
a reference for future researchers and can develop
research with the same title but with different methods.

I. INTRODUCTION proteinuria, tetapi tanpa adanya tanda


Preeklamsia merupakan komplikasi kelainan vaskuler atau hipertensi
kehamilan yang akut dan dapat terjadi sebelumnya, sedangkan gejala biasanya
selama kehamilan, persalinan, dan masa muncul setelah usia kehamilan 20 minggu
nifas. Preeklamsia adalah kumpulan gejala atau lebih (Prawirohardjo, 2018).
yang terjadi pada kehamilan, persalinan, dan Berdasarkan World Health Organization
masa nifas meliputi hipertensi, edema, dan (WHO) kematian maternal adalah kematian

7
DURROTUL AZIZAH/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.15 NO.4 (2023)

seorang wanita waktu hamil atau 42 hari <20 tahun dan > 35 tahun. Berdasarkan studi
setelah berakhirnya kehamilan oleh sebab yang dilakukan Omar bahwa IMT pada saat
apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan pertama kunjungan ANC secara signifikan
tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri mempengaruhi peningkatan preklampsia
kehamilan. Dari data WHO pada tahun 2015, pada ibu.
setiap hari sekitar 830 wanita meninggal Sehubungan dengan tingginya angka
karena penyebab yang dapat dicegah terkait kejadian preeklampsia di Puskesmas
kehamilan dan persalinan. Penanggal, maka dibutuhkan upaya
Kejadian preeklampsia di Indonesia menurunkan angka kejadian preeklampsia.
tahun 2020 dengan prevalensi sebesar Upaya yang dapat ditempuh dengan tindakan
9,4%. Berdasarkan data profil kesehatan pencegahan dan diagnosis penyakit yang
Jawa Timur tahun 2020 didapatkan data tiga dilaksanakan lebih dini serta pengobatan
penyebab tertinggi kematian ibu pada tahun sesegera mungkin dengan mengidentifikasi
2020 adalah hipertensi dalam kehamilan faktor-faktor yang menjadi karakteristik
yaitu sebesar 26,90% atau sebanyak 152 penderita preeklampsia di Puskesmas
orang dan perdarahan yaitu 21,59% atau Penanggal sehingga dapat diambil langkah
sebanyak 122, penyebab lain-lain yaitu protektif.
37,17% atau 210 orang. Berdasarkan data di Berdasarkan hal yang telah dijelaskan di
Kabupaten Lumajang pada tahun 2022 atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
terdapat kasus per eklamsi sebanyak 646 penelitian tentang “faktor-faktor yang
kasus sedangkan di wilayah kerja mempengaruhi kejadian preeklampsia di
puskesmas Penanggal pada tahun 2022 wilayah kerja Puskesmas Penanggal
angka kejadian kasus komplikasi kebidanan Kabupaten Lumajang”
sangat tinggi yaitu mencapai 132,4 % dimana
kasus komplikasi kebidanan tertinggi adalah II. METHODS
pre eklamsia terdapat sebanyak 20 kasus
dari total 98 ibu hamil yang mengalami Metode penelitian yang digunakan
komplikasi kebidanan atau sebesar 20,4 % dalam penelitian ini adalah observasional
Preeklampsia menjadi salah satu analitik dengan menggunakan pendekatan
penyebab utama kematian maternal di cross sectional. Populasi seluruh ibu hamil di
Indonesia. Data Kemenkes tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas Penanggal
Indonesia kematian maternal 28,8% sebanyak 305 orang. Sampel yang
disebabkan karena preeklampsia. Diagnosis digunanakan untuk penelitian ini adalah 35
preeklampsia ditegakkan berdasarkan orang menggunakan tehnik Random
adanya hipertensi (tekanan darah >140/90 Sampling. Data dikumpulkan dengan
mmHg) spesifik yang disebabkan kehamilan menggunakan kuesioner pada bulan April -
disertai dengan gangguan sistem organ Mei 2023. Data penelitian dianalisis univariat
lainnya pada usia kehamilan diatas 20 dengan distribusi frekuensi dan analisis
minggu. Preeklampsia harus dideteksi dan bivariat menggunakan uji Chi Square Test.
dikelola dengan baik sebelum timbulnya
III. RESULT
kejang (eklampsia) dan komplikasi yang
mengancam jiwa lainnya. Dampak jangka Hasil penelitian menunjukkan bahwa
panjang juga bisa terjadi pada bayi yang responden dengan status ibu bekerja
dilahirkan dari ibu dengan preeklampsia, berjumlah 22 responden dengan persentase
seperti berat bayi lahir rendah akibat 62.9%. Sedangkan, responden yang
persalinan prematur atau mengalami mengalami kejadain pre eklamsi berjumlah
pertumbuhan janin terhambat, fetaldistress, 11 responden dengan persentase 31.4%.
serta turut menyumbangkan besarnya angka sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 10
morbiditas dan mortalitas perinatal. responden mengalami kejadia pre eklamsi
Preeklampsia, sebelumya selalu dengan presentase 45,4% sedangkan ibu
didefinisikan dengan adanya hipertensi dan yang tidak bekerja hanya 1 responden yang
proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan mengalami kejadian pre eklamsi dengan
(new on set hypertension with proteinuria). presentase 7,6%. Hasil uji chi – square yang
Menurut Sigbal, usia berpengaruh terhadap telah dilakukan dengan hasil p value sebesar
kejadian preeklampsia, yaitu direntang umur 0,020 yaitu lebih kecil dibandingkan nilai α

8
DURROTUL AZIZAH/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.15 NO.4 (2023)

(0,05). Hal ini berarti bahwa H0 ditolak dan Table 4. Hubungan Status Pekerjaan
H1 diterima, yaitu terdapat hubungan status dengan Kejadian Pre Eklamsi Di
pekerjaan dengan kejadian pre eklamsi di Puskesmas Penanggal Mei 2023
wilayah Puskesmas Penanggal.

Table 1. Hubungan Usia Ibu Hamil Hubungan Kejadian Pre Eklamsi


dengan Kejadian Pre Eklamsi Di Status Jumlah
Puskesmas Penanggal Mei 2023 Ya Tidak
Pekerjaan
F % F %
Hubungan Ibu Bekerja 10 90,9 12 50 22
Kejadian Pre Eklamsi
Usia Ibu Ibu Tidak 13
Jumlah 1 9,1 12 50
Hamil Ya Tidak Bekerja
dengan F % F % Jumlah 11 100 24 100 35
Kurang dari Uji Chi – Square = 0.020
0 0 1 4,2 1
20 tahun
20-30 tahun 3 27,3 17 70,8 20 IV. DISCUSSION
Di atas 30 1. Hubungan Usia Ibu Hamil dengan
8 72,7 6 25 14
tahun Kejadian Pre Eklamsi
Jumlah 11 100 24 100 35 Berdasarkan data yang didapatkan
Uji Chi – Square = 0.027 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki rentang usia 20 tahun sampai
Table 2. Hubungan Status Gravida dengan 30 tahun berjumlah 20 responden
dengan Kejadian Pre Eklamsi Di dengan persentase 57.1%. Sedangkan,
Puskesmas Penanggal Mei 2023 responden yang mengalami kejadian pre
eklamsi berjumlah 11 responden dengan
persentase 31.4%. Dari jumlah responden
Hubungan Kejadian Pre Eklamsi
Status
yang mengalami pre eklampsi tersebut
Gravida Ya Tidak
Jumlah rentang usia 20 – 30 tahun yang mengalami
dengan % pre eklamsi sebanyak 3 responden dengan
F F %
presentase 15 % sedangkan responden
Primigravida 3 27,3 16 66,7 19 dengan rentang usia di atas 30 tahun
Multigravida 8 72,7 8 33,3 16 berjumlah 14 responden 8 diantaranya
Jumlah 11 100 24 100 35 mengalam pre eklamsi dengan presentase
Uji Chi – Square = 0.030 57,1 %
Berdasarkan tabel hubungan usia ibu
hamil dengan kejadian pre eklamsi
Table 3. Hubungan Status Pendidikan menujukkan bahwa hasil uji chi – square
dengan Kejadian Pre Eklamsi Di yang telah dilakukan dengan hasil p value
Puskesmas Penanggal Mei 2023 sebesar 0,027 yaitu lebih kecil dibandingkan
nilai α (0,05). Hal ini berarti bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima, yaitu terdapat hubungan
Hubungan Kejadian Pre Eklamsi
Status
usia ibu hamil dengan kejadian pre eklamsi di
Jumlah wilayah Puskesmas Penanggal.
Pendidikan Ya Tidak
dengan % Hal ini sejalan dengan penelitian Gustri,
F F %
Sitorus, dan Utama (2016) dalam jurnal
SD 8 72,7 7 29,1 15 Norfitri (2022) yang menunjukkan bahwa usia
SMA 1 9,1 13 54,2 14 ibu berpengaruh terhadap kejadian
Diploma/PT 2 18,2 4 16,6 6 preeklampsia.. Ibu dengan usia lebih dari 35
35 tahun lebih berisiko untuk mengalami
Jumlah 11 100 24 100
preeklampsia. Usia lebih dari 35 tahun juga
Uji Chi – Square = 0.028
merupakan faktor untuk terjadinya
preeklamsi karena bertambahnya usia juga
rentan untuk mudah mengalami kenaikan
tekanan darah lebih cepat, terjadinya

9
DURROTUL AZIZAH/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.15 NO.4 (2023)

peningkatan hipertensi kronis dan Dari data yang di peroleh 19 responden


menghadapi risiko lebih besar untuk berstatus primigravida sedangkan yang
menderita hipertensi karena kehamilan. Jadi mengalami kejadian pre eklamsi sebanyak 3
wanita yang berada pada awal atau akhir usia responden dengan presentese 15%.
reproduktif lebih rentan menderita Hal isi sesuai dengan teori Gafur dkk
preeklamsia. Semua ibu hamil dengan usia di (2012) pada primigravida atau ibu yang
atas 35 tahun dianggap lebih rentan, pertama kali hamil sering mengalami stres
preeklamsi meningkat di usia muda karena dalam kehamilan sehingga dapat terjadi
belum sempurnanya organ yang ada di tubuh hipertensi dalam kehamilan atau yang biasa
wanita untuk reproduksi, faktor psikologis disebut pre-eklampsia. Primigravida juga
cenderung kurang stabil juga meningkatkan merupakan salah satu faktor risiko penyebab
preeklamsi di usia muda (Norfitri, 2022) terjadinya pre-eklampsia. Pada primigravida
Menurut pendapat Robson, dkk. Bahwa frekuensi preeklampsia meningkat
ibu hamil dengan umur 35 merupakan faktor dibandingkan pada multigravida terutama
risiko kejadian pre eklampsi selain penyakit pada primigravida muda yang disebabkan
vaskuler, ginjal, diabetes mellitus, hipertensi oleh berbagai factor.
kronis dan penyakit lainnya. Didukung Menurut Hasmawati (2012) status
dengan temuan Abalos et al, bahwa ada gravida sangat menentukan untuk terjadinya
hubungan yang signifikan antara usia ibu >35 preeklampsia pada ibu hamil. Pada
tahun dengan kejadian pre eklampsi. Peneliti primigravida mempunyai peluang yang lebih
yang sama juga mengatakan bahwa remaja besar untuk terjadi pre-eklampsia bila
usia <19 tahun tidak berhubungan dengan dibandingkan dengan multigravida. Dalam
kejadian pre eklampsi tetapi, memiliki faktor hal ini kehamilan primigravida diperlukan
resiko pre eklampsi. pengawasan yang lebih tetapi tidak
Menurut asumsi penulis, terdapat mengabaikan pada kehamilan multigravida.
hubungan antara usia ibu hamil dengan Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dengan kejadian pre eklampsi. Hal tersebut dilakukan oleh Gustri, Sitorus, dan Utama
dikarenakan , pada usia <20 tahun rentan (2016) dalam Norfitri (2022) menunjukkan
mengalami komplikasi kehamilan yang bahwa ibu dengan paritas multigravida lebih
disebabkan oleh ketidaksiapan fisik atau banyak mengalami kejadian preeklampsia
organ tubuh ibu untuk menjalani kehamilan. dari pada ibu dengan paritas primigravida.
Sedangkan, pada usia >30 tahun terdapat Tingginya kasus pada kelompok multigravida
perubahan struktur dan fungsional tubuh disebabkan oleh ibu dengan paritas
yang dapat mempengaruhi tekanan darah ibu multigravida memiliki jarak kehamilan yang
sehingga memicu adanya komplikasi terlalu dekat maupun terlalu jauh (71,8%)
kehamilan seperti pre eklampsi. sehingga memiliki risiko untuk mengalami
2. Hubungan Status Gravida dengan preeclampsia.
Kejadian Pre Eklamsi Paritas 2 - 3 merupakan paritas paling
Berdasarkan data yang didapatkan aman, paritas satu dan paritas tinggi
menunjukkan bahwa responden dengan merupakan paritas beresiko terjadinya
status primigravida berjumlah 19 responden preeklampsia. Pada primigravida sering
dengan persentase 54.3% dan multigravida mengalami stress dalam menghadapi
berjumlah 16 responden dengan persentase persalinan. Stress emosi yang terjadi pada
45.7%. Sedangkan, responden yang primigravida menyebabkan peninggkatan
mengalami kejadain pre eklamsi berjumlah pelepasan corticotropic-releasing hormone
11 responden dengan persentase 31.4%. (CRH) oleh hipotalamus, yang kemudian
Berdasarkan tabel hubungan status gravida menyebabkan peningkatan kortisol.
dengan kejadian pre eklamsi menujukkan Menurut asumsi penulis, status gravida
bahwa hasil uji chi – square yang telah pada ibu hamil memilik hubungan dengan
dilakukan dengan hasil p value sebesar kejadian pre eklampsi. Hal tersebut
0,030 yaitu lebih kecil dibandingkan nilai α dikarenakan pada primigravida adanya
(0,05). Hal ini berarti bahwa H0 ditolak dan kecemasan atau stress yang dialami ibu
H1 diterima, yaitu terdapat hubungan status hamil dalam menghadapi kehamilan dan juga
gravida dengan kejadian pre eklamsi di menjelang persalinan sehingga dapat
wilayah Puskesmas Penanggal.

10
DURROTUL AZIZAH/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.15 NO.4 (2023)

menimbulkan peningkatan tekanan darah 4. Hubungan Status Pekerjaan Ibu


yang memicu pre eklampsi. dengan Kejadian Pre Eklamsi
3. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Berdasarkan data yang didapatkan
Kejadian Pre Eklamsi menunjukkan bahwa responden dengan
Berdasarkan data yang didapatkan status ibu bekerja berjumlah 22 responden
menunjukkan bahwa responden yang dengan persentase 62.9%. Sedangkan,
memiliki pendidikan dasar (SD) berjumlah 15 responden yang mengalami kejadain pre
responden dengan persentase 42.9%. eklamsi berjumlah 11 responden dengan
Sedangkan responden yang memiliki persentase 31.4%. Berdasarkan data yang di
pendidikan menengah berjumlah 14 dapatkan menunjukkan bahwa ibu yang
responden dengan persentase 40% Dan bekerja sebanyak 10 responden mengalami
responden yang memiliki pendidikan tinggi kejadia pre eklamsi dengan presentase
berjumlah 6 responden dengan presentase 45,4% sedangkan ibu yang tidak bekerja
17,1%. Berdasarkan data yang di dapatkan hanya 1 responden yang mengalami kejadian
menunjukan bahwa responden yang pre eklamsi dengan presentase 7,6%.
mengalami kejadain pre eklamsi berjumlah Berdasarkan tabel hubungan status
11 responden dengan persentase 31.4%. pekerjaan dengan kejadian pre eklamsi
Dimana dari data tersebut responden yang menujukkan bahwa hasil uji chi – square
memiliki pendidikan dasar 8 di antaranya yang telah dilakukan dengan hasil p value
mengalami kejadian pre eklamsia atau sebesar 0,020 yaitu lebih kecil dibandingkan
sebesar 53,3%. Berdasarkan tabel hubungan nilai α (0,05). Hal ini berarti bahwa H0 ditolak
pendidikan ibu dengan kejadian pre eklamsi dan H1 diterima, yaitu terdapat hubungan
menujukkan bahwa hasil uji chi – square status pekerjaan dengan kejadian pre
yang telah dilakukan dengan hasil p value eklamsi di wilayah Puskesmas Penanggal.
sebesar 0,028 yaitu lebih kecil dibandingkan Hal ini sesuai dengan teori yang
nilai α (0,05). Hal ini berarti bahwa H0 ditolak dikemukakan oleh Indriani (2012) yang
dan H1 diterima, yaitu terdapat hubungan mengatakan bahwa faktor pekerjaan ibu
pendidikan ibu dengan kejadian pre eklamsi dapat mempengaruhi terjadinya resiko
di wilayah Puskesmas Penanggal. preeklampsia/eklampsia. Wanita yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil bekerja di luar rumah memiliki risiko lebih
penelitian yang dilakukan oleh Veftisia & tinggi mengalami preeklampsia dibandingkan
Khayati (2018) yang menunjukan bahwa ibu dengan ibu rumah tangga. Pekerjaan
berpendidikan dasar memiliki resiko untuk dikaitkan dengan adanya aktifitas fisik dan
mengalami preeklampsia saat hamil dan stress yang merupakan faktor resiko
memiliki hubungan yang signifikan. terjadinya preeklampsia. Aktifitas pekerjaan
Pendidikan ibu hamil sangat mempengaruhi seseorang dapat mempengaruhi kerja otot
pengetahuan ibu hamil terutama dalam pola dan peredaran darah. Begitu juga bila terjadi
makan dan pola makan ibu hamil akan pada seorang ibu hamil, dimana peredaran
mempengaruhi kejadian pre eklampsia darah dalam tubuh dapat terjadi perubahan
dalam kehamilan. seiring dengan bertambahnya usia
Menurut asumsi penulis, pendidikan ibu kehamilan akibat adanya tekanan dari
hamil memliki keterkaitan dengan kejadian pembesaran rahim.
pre eklampsi. Hal ini dikarenakan pendidikan Ibu yang bekerja mempunyai lebih
yang kurang pada ibu hamil akan banyak tuntutan baik dalam penyelesaia
mempengaruhi pengetahuan atau informasi tugas dan tanggung jawab pekerjaannya dan
yang didapatkan oleh ibu hamil sehingga tanggungjawab mengurus rumah tangga.
akan berdampak pada sikap atau perilaku ibu Ibu yang bekerja akan memiliki tingkat
dalam menghadapi kehamilannya. Dalam hal stressor yang lebih tinggi yang akan
ini, tingkat pendidikan yang dimaksud adalah berakibat pada peningkatan tekanan darah
pengetahuan ibu dan kemampuan ibu untuk dan akan menyebabkan terjadinya
memperbaiki dan menjaga kesehatan preeclampsia (Siswari, Supiani, Baktiasih,
selama kehamilan, termasuk agar terhindar 2022).
dari hal-hal yang dapat meningkatkan Menurut asumsi penulis, status
tekanan darah selama kehamilan. pekerjaan ibu memiliki hubungan dengan

11
DURROTUL AZIZAH/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.15 NO.4 (2023)

kejadian pre eklampsi pada ibu hamil. Hal ini


dapat disebabkan karena adanya aktifitas
fisik dalam bekerja yang dilakukan ibu hamil
dapat mempengaruhi kondisi fisik, contohnya
mudah lelah dan juga dan juga dapat memicu
stress pada ibu hamil. Namun, pada
beberapa ibu yang tidak bekerja maka akan
berdampak pada pemenuhan kebutuhan ibu
hamil yang berkaitan dengan tingkat
pendapatan yang rendah.

V. CONCLUSION
1. Terdapat hubungan antara umur dengan
kejadian pre eklamsi di wilayah kerja
Puskesmas Penanggal
2. Terdapat hubungan antara status gravida
dengan kejadian pre eklamsi di wilayah
kerja Puskesmas Penanggal
3. Terdapat hubungan status pendidikan
dengan kejadian pre eklamsi di wilayah
kerja Puskesmas Penanggal.
4. Terdapat hubungan status pekerjaan
dengan kejadian pre eklamsi di wilayah
kerja Puskesmas Penanggal.

12
DURROTUL AZIZAH/ JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.15 NO.4 (2023)

REFERENCES

Anggita, Imas Masturah. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: 307.


Baiq Disnalia Siswari, Supiani, Desak Gede Sri Baktiasih. (2022). Hubungan Stres dan Status
Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Preeklampsia di RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten
Lombok Barat. Pro Health Journal , 64-75.
Dewi. 2020. Patologi dan Patofisiologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2021. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun
2021.
Dinkes Lumajang. 2022. Profil Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2022. Lumajang:
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang.
Djannah. 2010. Gambaran epidemiologi Kejadian Preeklamsia/Eklamsia di RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2007-2009. Yogyakarta: Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, pp: 379-382.
Husaidah S, Nurbaiti. 2020. Hubungan Resiko Tinggi Usia Ibu Hamil dengan Kejadian
Hipertensi dalam Kehamilan. Zo Kebidanan. 2020;10(3):20-4. DOI:
https://doi.org/10.37776/zkeb.v10i3.669
Indriani, N. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan reeklampsia/Eklampsia
pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tegal Tahun 2011. Skripsi.
Depok: Universitas Indonesia.
Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. IT - Information Technology (Vol.
48). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
https://doi.org/10.1524/itit.2006.48.1.6
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI.
Norfitri, R. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Preeklampsi pada Kehamilan:
Literature Review. Jurnal Ilmu Kesehatan Insan Sehat Vol .10 , 23-33
Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawirohardjo, S. 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
POGI. 2016. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia, hal. 1–48.
Ryska, A. A. N. 2021. Hubungan Usia Ibu dan Usia Kehamilan dengan Kejadian Hipertensi
pada Kehamilan. Vol 2 No 3 Tahun 2021. Borneo Student Research.
Sulistiyani. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

13

You might also like