You are on page 1of 23

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN FAKTOR RISIKO

PREEKLAMPSIA DI PUSKESMAS KOTA JAMBI TAHUN 2017-2021

Nurul Izza1, Erny Kusdiyah2, Citra Maharani2


1 Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
2 Dosen Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
e-mail: izzanurul137@gmail.com

ABSTRACT
Background: Preeclampsia characterized by hypertension after 20 weeks of gestation and increased
levels of proteinuria. This disease is very burdensome to the fetus and mother in terms of morbidity and
mortality. Objectives: To analyze the characteristics and risk factors of preeclampsia. Methods: This
research used a descriptive qualitative research method at the Jambi City’s Health Center located in
Kebun Handil, Paal V, Pakuan Baru, Payoselincah, Putri Ayu, Rawasari, and Tahtul Yaman. The
studied sample was 49 respondents obtained through purposive sampling. Results: In the
characteristics of preeclampsia, the dominant results were the diagnosis of severe preeclampsia and
positive proteinuria. While the risk factors for preeclampsia, the dominating results were gestational age
≥34 weeks, maternal age not at risk, parity not at risk, no history of hypertension, not suffering from
diabetes mellitus, obesity class 1, irregular ANC visits, low risk education, and housewives.
Conclusion: Preeclampsia at the Jambi City Health Center in 2017-2021 was more common in
pregnant women with the characteristics of severe preeclampsia and positive proteinuria. Based on risk
factors, more mothers were accompanied by a gestational age of 34 weeks, maternal age was not at
risk, parity was not at risk, no history of hypertension, no diabetes mellitus, obesity class 1, irregular
ANC visits, low risk education, and housewives.
Keywords: Preeclampsia, Pregnancy, Jambi.

ABSTRAK
Latar belakang: Preeklampsia ditandai dengan hipertensi setelah usia kehamilan 20 minggu serta
meningkatnya kadar proteinuria.Penyakit ini sangat membebani fetal dan maternal secara morbiditas
dan mortalitas. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang
dilakukan di Puskesmas Kota Jambi yang bertempat di Kebun Handil, Paal V, Pakuan Baru,
Payoselincah, Putri Ayu, Rawasari, dan Tahtul Yaman. Sampel yang diteliti sebanyak 49 responden
yang didapatkan lewat purposive sampling. Hasil: Pada karakteristik preeklampsia, hasil yang
mendominasi ialah diagnosis preeklampsia berat dan proteinuria positif. Sedangkan pada faktor risiko
preeklampsia, hasil yang mendominasi ialah usia kehamilan ≥34 Minggu, usia ibu tidak berisiko, paritas
tidak berisiko, tidak ada riwayat hipertensi, tidak menderita diabetes melitus, obesitas kelas 1,
kunjungan ANC tidak teratur, pendidikan berisiko rendah, dan ibu rumah tangga. Kesimpulan:
Preeklampsia di Puskesmas Kota Jambi Tahun 2017-2021 lebih banyak terjadi pada ibu hamil dengan
karakteristik preeklampsia berat dan proteinuria positif. Berdasarkan faktor risiko, ibu hamil lebih
banyak disertai dengan usia kehamilan ≥34 Minggu, usia ibu tidak berisiko, paritas tidak berisiko, tidak

38
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

ada riwayat hipertensi, tidak ada menderita diabetes melitus, obesitas kelas 1, kunjungan ANC tidak
teratur, pendidikan berisiko rendah, dan ibu rumah tangga.
Kata kunci: Preeklampsia, Kehamilan, Jambi.

PENDAHULUAN ibu hamil tidaklah selalu sama, perbedaan


Preeklampsia adalah komplikasi pada tersebut seringkali ditinjau dari berbagai
kehamilan yang ditandai tekanan darah pengelompokan yang meliputi klasifikasi
tinggi atau hipertensi setelah usia diagnosis preeklampsia yang diderita,
kehamilan 20 minggu serta diikuti kejadian tekanan darah, hasil pemeriksaan
meningkatnya kadar protein dalam urine laboratorium, hingga gejala penyerta yang
(proteinuria). Toksemia atau hipertensi beragam. Selain itu, faktor risiko
yang dicetuskan oleh kehamilan seringkali preeklampsia yang dimiliki ibu hamil juga
menjadi nama lain dari preeklampsia.1 berperan dalam meningkatkan potensi
Preeklampsia sendiri berdampak pada 4- untuk terkena preeklampsia. Faktor
5% kehamilan di dunia. Penyakit ini sangat maternal yang berisiko diantaranya adalah
membebani fetal dan maternal secara usia ibu hamil < 20 tahun atau > 35 tahun,
morbiditas dan mortalitasnya karena usia kehamilan di atas 20 minggu, nullipara
membutuhkan penanganan secara cepat atau grandemultipara, obesitas, riwayat
dan tepat.2 hipertensi ataupun preeklampsia pada ibu
World Health Organization (WHO) hamil maupun keluarga, mengidap
menuturkan angka kejadian preeklampsia diabetes melitus, tidak rutin dalam
berkisar 0,51%-38,4% di dunia dan tujuh memeriksakan kehamilan, pendidikan atau
kali lipat lebih berdampak pada negara pengetahuan yang rendah, hingga ibu
berkembang apabila disandingkan dengan hamil yang memiliki status sebagai
kasus preeklampsia di negara maju.3 pekerja.6,7
Selain itu, jumlah pengidap preeklampsia Menurut Dinas Kesehatan Kota Jambi
berkisar 128.273/Tahun atau sekitar 5,3% tahun 2017-2019, sasaran ibu hamil
4
di Indonesia. Sedangkan menurut Dinas terbanyak dalam periode tersebut
Kesehatan Kota Jambi, preeklampsia dan dipegang oleh beberapa puskesmas, yakni
eklampsia menduduki peringkat kedua di antaranya adalah Puskesmas Kebun
sebanyak 13% sebagai faktor medis yang Handil, Paal V, Pakuan Baru,
berkontribusi dalam penyebab langsung Payoselincah, Putri Ayu, Rawasari, Tahtul
kematian ibu hamil setelah perdarahan.5 Yaman, dan Talang Banjar.5 Menilai dari
Beberapa faktor yang turut serta jumlah insiden preeklampsia yang masih
dalam hadirnya penyakit preeklampsia terbilang tinggi serta juga menjadi momok
ialah karakteristik maupun faktor risiko dari dalam penyulit kehamilan khususnya di
ibu hamil. Karakteristik preeklampsia pada Kota Jambi, maka penliti berminat untuk

39
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

melakukan penelitian yang berhubungan 2017 hingga September 2021. Sedangkan


dengan permasalahan yang ada, kriteria eksklusi pada penelitian ini terdiri
khususnya di delapan Puskesmas di Kota atas ibu hamil yang tidak mempunyai
Jambi. rekam medis lengkap dan ibu hamil yang
berasal dari luar wilayah yang
METODE memeriksakan kandungannya di salah
Penelitian ini menggunakan jenis satu dari delapan Puskesmas Kota Jambi
penelitian kualitatif dengan rancangan periode September 2017 hingga
penelitian cross sectional. Penelitian ini September 2021. Sumber data yang
dilakukan di delapan Puskesmas Kota digunakan dalam penelitian ini adalah data
Jambi yaitu Puskesmas Kebun Handil, sekunder berupa rekam medis. Analisis
Paal V, Pakuan Baru, Payoselincah, Putri data yang digunakan adalah analisis
Ayu, Rawasari, Tahtul Yaman, dan Talang univariat.
Banjar. Pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan metode HASIL
purposive sampling dari populasi yang Karakteristik pada sampel dalam
memenuhi kriteria inklusi berjumlah penelitian ini menelisik lebih detail
sebanyak 49 orang. mengenai pasien yang terdiagnosis
Kriteria inklusi dalam penelitian ini preeklampsia yang mana meliputi:
adalah ibu hamil yang terdiagnosis diagnosis preeklampsia dan proteinuria.
preeklampsia dalam periode September

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan diagnosis preeklampsia

No. Diagnosis Preeklampsia Frekuensi Presentase

1. Preeklampsia 23 46,9

2. Preeklampsia Berat 26 53,1

Total 49 100

Berdasarkan tabel 1, ditemukan bahwa Jumlah tersebut jauh lebih besar apabila

mayoritas ibu hamil didiagnosis disandingkan dengan ibu hamil yang

preeklampsia berat dengan jumlah didiagnosis preeklampsia dengan jumlah

responden sebanyak 26 orang (53,1%). responden sebanyak 23 orang (46,9%).

40
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan proteinuria

No. Proteinuria Frekuensi Presentase

1. Positif 45 91,8

2. Negatif 4 8,2

Total 49 100

Berdasarkan tabel 2, ditemukan jumlah responden sebanyak 4 rang (8,2%).


bahwa mayoritas ibu hamil memiliki status Faktor risiko pada sampel dalam penelitian
proteinuria positif dengan jumlah ini menelisik lebih lanjut mengenai usia ibu,
responden sebanyak 45 orang (91,8 %). paritas, riwayat preeklampsia, riwayat
Jumlah tersebut jauh lebih besar apabila hipertensi, diabetes melitus, indeks massa
disandingkan dengan ibu hamil yang tubuh (IMT), kunjungan antenatal care
memiliki status proteinuria negatif dengan (ANC), pendidikan, dan pekerjaan.

Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan

No. Usia Kehamilan Frekuensi Presentase

1. <34 Minggu 20 40,8

2. ≥34 Minggu 29 59,2

Total 49 100

Berdasarkan tabel 3 ditemukan bahwa disandingkan dengan ibu hamil yang


mayoritas ibu hamil memiliki usia memiliki usia kehamilan <34 Minggu
kehamilan ≥34 Minggu dengan jumlah dengan jumlah responden sebanyak 20
responden sebanyak 29 orang (59,2 %). orang (40,8%).
Jumlah tersebut jauh lebih besar apabila

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ibu

No. Usia Ibu Frekuensi Presentase

Berisiko
1. 17 34,7
(<20 dan >35 tahun)
Tidak Berisiko
2. 32 65,3
(20-35 tahun)
Total 49 100

41
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

Berdasarkan tabel 4, ditemukan Jumlah tersebut jauh lebih besar apabila


bahwa mayoritas ibu hamil yang disandingikan dengan ibu hamil penderita
mengalami preeklampsia memiliki usia preeklampsia yang memiliki usia berisiko
tidak berisiko (20-35 tahun) dengan jumlah (<20 tahun atau >35 tahun) dengan jumlah
responden sebanyak 32 orang (65,3 %). responden sebanyak 17 orang (34,7 %).

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas

No. Paritas Frekuensi Presentase

Berisiko
1. 23 46,9
(Nullipara dan Grandemultipara)
Tidak Berisiko
2. 26 53,1
(Primipara dan Multipara)
Total 49 100

Berdasarkan tabel 5, ditemukan tersebut jauh lebih besar apabila


bahwa mayoritas ibu memiliki status disandingkan dengan ibu hamil yang
paritas tidak berisiko (primipara dan memiliki status paritas berisiko (nullipara
multipara) dengan jumlah responden dan grandemultipara) dengan jumlah
sebanyak 26 orang (53,1%). Jumlah responden sebanyak 23 orang (46,9%).

Tabel 6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat hipertensi

No. Riwayat Hipertensi Frekuensi Presentase

1. Ada Riwayat 12 24,5

2. Tidak Ada Riwayat 37 75,5

Total 49 100

Berdasarkan tabel 6, ditemukan sedangkan ibu hamil yang tidak memiliki


bahwa ibu hamil yang memiliki riwayat riwayat hipertensi mempunyai jumlah
hipertensi sebanyak 12 orang (24,5%), responden sebanyak 37 orang(75,5%).

42
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

Tabel 7. Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat diabetes melitus

No. Diabetes Melitus Frekuensi Presentase

1. Ada 1 2,0

2. Tidak Ada 48 98,0

Total 49 100

Berdasarkan tabel 7, ditemukan Sedangkan ibu hamil yang tidak menderita


bahwa ibu hamil yang menderita diabetes diabetes melitus mempunyai jumlah
melitus sebanyak 1 orang (2%). responden sebanyak 48 orang (98%).

Tabel 8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan IMT

No. Riwayat Hipertensi Frekuensi Presentase

1. Berat Badan Kurang 0 0


(<18,5)
2. Normal 10 20,4
(18,5-22,9)
3. Kelebihan Berat Badan 16 32,7
(23-24,9)
4. Obesitas Kelas I 20 40,8
(25-29,9)
5. Obesitas Kelas II 3 6,1
(≥ 30)
Total 49 100

Berdasarkan tabel 8, ditemukan besar apabila disandingkan dengan ibu


bahwa mayoritas ibu hamil memiliki hamil yang memiliki riwayat berat
riwayat obesitas kelas I dengan jumlah badan kurang yang mana responden
responden sebanyak 20 orang sama sekali tidak terdata (0%).
(40,8%). Jumlah tersebut jauh lebih

43
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

Tabel 9. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kunjungan ANC

No. ANC Frekuensi Presentase

1. Teratur 15 30,6

2. Tidak Teratur 34 69,4

Total 49 100

Berdasarkan tabel 9, ditemukan Jumlah tersebut jauh lebih besar apabila


bahwa mayoritas ibu hamil tidak teratur disandingkan dengan ibu hamil yang
memeriksakan kandungannya di teratur memeriksakan kandungannya di
Puskesmas Kota Jambi dengan jumlah Puskesmas Kota Jambi dengan jumlah
responden sebanyak 34 orang (69,4%). responden sebanyak 15 orang (30,6%).

Tabel 10. Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi Presentase

Berisiko Tinggi
1. 9 18,4
(Tidak bersekolah/SD/SMP/sederajatnya)
Berisiko Rendah
2. 40 81,6
(SMA/perguruan Tinggi/sederajatnya yang lebih tinggi)
Total 49 100

Berdasarkan tabel 10, ditemukan memiliki status pendidikan berisiko tinggi


bahwa mayoritas ibu hamil memiliki status dengan jumlah responden sebanyak 9
pendidikan berisiko rendah dengan jumlah orang (18,4%). Tidak bersekolah/ SD/
responden sebanyak 40 orang (81,6%). SMP/ sederajatnya yang lebih tinggi.
Jumlah tersebut jauh lebih besar apabila
disandingkan dengan ibu hamil yang

Tabel 11. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan


No. Riwayat Hipertensi Frekuensi Presentase

1. Ibu Rumah Tangga 33 67,3

2. PNS 7 14,3
3. Honorer 1 2,0
4. Swasta 3 6,1

5. Wiraswasta 2 4,1

44
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

6. Mekanik 1 2,0
7. Pengasuh Bayi 1 2,0

8. Buruh 1 2,0

Total 49 100

Berdasarkan tabel 11 yang (67,3%). Jumlah tersebut jauh lebih besar


menunjukkan frekuensi dan presentase apabila disandingkan dengan ibu hamil
status pekerjaan terhadap 49 responden, yang bekerja sebagai honorer, mekanik,
ditemukan bahwa mayoritas ibu hamil pengasuh bayi, dan buruh dengan jumlah
bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan responden sebanyak masing-masing 1
jumlah responden sebanyak 33 orang orang (2%).

dengan jumlah sebanyak 10 orang


PEMBAHASAN (71,4%). Tlaye et al. (2021) dalam
Diagnosis Preeklampsia penelitiannya yang berjudul tren lima tahun
Diagnosis preeklampsia pada rujukan preeklampsia dan dan faktor yang
Puskesmas di Kota Jambi terdiri atas 49 berhubungan dengan pasien rawat inap
responden yang mana 26 orang (53,1%) di eklampsia di Etiopia menyebutkan bahwa,
antaranya terdiagnosis preeklampsia dari 241 responden yang menderita
berat. Jumlahnya sedikit lebih banyak preeklampsia, 138 orang (57,3%) diketahui
dibandingkan dengan responden yang menderita preeklampsia berat.
terdiagnosis preeklampsia yang memiliki Preeklampsia merupakan penyulit
jumlah total sebanyak 23 orang (46,9%). dalam kehamilan yang mana berasosiasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien dengan hipertensi onset baru, pada
lebih dominan terdiagnosis preeklampsia umumnya berlangsung setelah usia
berat disandingkan dengan preeklampsia. kehamilan > 20 minggu.8 ISSHP (2018)
Salah satu penelitian terdahulu yang dan ACOG (2018) menyatakan bahwa
dilakukan oleh Purwantini (2018) dengan diagnosis preeklampsia terbagi menjadi
judul hubungan gaya hidup dengan dua, yaitu preeklampsia dan preeklampsia
kejadian preeklampsia pada ibu hamil di berat. Gejala ditegakkan sebagai
RSUD Caruban menghasilkan kesimpulan preeklampsia apabila pasien memiliki
yang sama dengan penelitian ini. Pada tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
penelitian tersebut, dinyatakan bahwa dari atau tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg
14 ibu hamil yang mengalami preeklampsia disertai dengan satu atau lebih gejala
di RSUD Caruban, sebagian besar di terkait seperti proteinuria, disfungsi organ
antaranya mengalami preeklampsia berat seperti gagal ginjal akut, masalah hati,

45
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

edema paru, komplikasi neurologi dan Proteinuria


hematologi, hingga disfungsi pada Penelitian mengenai frekuensi
uteroplasenta. Sedangkan, diagnosis proteinuria terhadap 49 responden di
preeklampsia berat ditegakkan apabila Puskesmas Kota Jambi memiliki hasil yang
pasien memiliki tekanan darah sistolik ≥ mana proteinuria positif memiliki jumlah
160 mmHg dan atau tekanan darah sistolik yang lebih mendominasi, yaitu sebanyak
≥ 110 mmHg yang mana disertai pula 45 orang (91,8%). Di samping itu, 4 orang
dengan satu atau lebih gejala yang sama (8,2%) di antaranya mengalami proteinuria
dengan preeklampsia.8,9 negatif. Penelitian ini selaras dengan
Penelitian Wilkerson (2019) penelitian Setyawan et al. (2019) dengan
melaporkan bahwa penyebab judul gambaran kadar protein urine pada
preeklampsia dipengaruhi oleh multifaktor. ibu hamil preeklampsia dan eklampsia di
Riwayat penyakit yang diderita sebelum RSUP Sanglah Denpasar, penelitian
kehamilan ikut serta dalam meningkatkan tersebut memaparkan bahwa di antara 61
kejadian preeklampsia, penyakit yang responden, pasien yang didiagnosis
berhubungan dengan munculnya preeklampsia dengan kadar proteinuria
preeklampsia ialah seperti hipertensi, positif memiliki frekuensi sebanyak 55
penyakit ginjal, gangguan autoimun, orang (90,2%). Xiangxiang Yu et al. (2020)
ataupun riwayat preeklampsia dalam penelitiannya yang berjudul
sebelumnya. Selain itu, faktor hubungan antara proteinuria dan
sosiodemografi juga berkontribusi dalam manifestasi dari maternal dan neonatal
munculnya preeklampsia. Di sisi lain, faktor pada kehamilan preeklampsia di Cina, dari
personal yang dimiliki ibu hamil seperti 402 responden, 364 orang (90,55%) di
umur pasien, riwayat kehamilan antaranya diketahui mempunyai
sebelumnya, kehamilan multipel, paritas, proteinuria positif ketika diagnosis
indeks massa tubuh, hingga jarak preeklampsia ditegakkan.
kehamilan dengan kehamilan sekarang Pemeriksaan protein urine terhadap
juga secara langsung menjadi beberapa ibu hamil termasuk salah satu pemeriksaan
faktor yang menunjang peningkatan laboratorium yang dilakukan guna
potensi preeklampsia. Preeklampsia yang mengidentifikasi fungsi ginjal pada masa
ditangani secara terlambat akan kehamilan serta untuk mendeteksi adanya
menambah tingkat keparahan preeklampsia hingga kondisi yang
preeklampsia itu sendiri, hal ini pula mengarah kepada eklampsia. Ozkara et al.
menjadi salah satu faktor pemungkin yang (2018) mengungkapkan bahwa
mengakibatkan mengapa kasus peningkatan sFlt-1 yang dikeluarkan oleh
preeklampsia berat lebih dominan plasenta pada preeklampsia pada akhirnya
disandingkan kasus preeklampsia.10 menyebabkan disfungsi endotel yang luas

46
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

sehingga terjadi hipertensi, manifestasi analisis yaitu dengan jumlah mayoritas


sistemik preeklampsia lain, dan terdapat pada usia kehamilan di ≥34
proteinuria.11 Proteinuria penting untuk minggu dengan frekuensi sebanyak 29
diketahui lantaran digunakan sebagai orang (59,2%). Sementara itu, ibu dengan
indikator penunjang dalam penegakkan usia kehamilan pada < 34 minggu memiliki
diagnosis dan penanganan kondisi jumlah yang lebih rendah, yaitu sebanyak
hipertensi selama kehamilan. Proteinuria 20 orang (40,8%). Penelitian ini sejalan
pada saat kehamilan didefinisikan sebagai dengan penelitian yang dilakukan oleh You
kadar protein dalam urine sebanyak 300 et al. (2018) yang melakukan penelitiannya
mg/Dl atau lebih dalam 24 jam dengan judul tren populasi dan faktor risiko
pengumpulan urine ataupun rasio protein- onset dini dan onset lambat preeklampsia
kreatinin sebanyak 0,30 atau lebih, dan di Taiwan, beliau memaparkan bahwa dari
pada pemeriksaan dipstick memiliki hasil 32.792 responden yang terkumpul, 18.909
1+ atau lebih.8,12 orang (57,6%) di antaranya mengalami
Ketika metode kuantitatif tidak tersedia preeklampsia dengan onset lambat atau
ataupun dibutuhkan keputusan cepat saat usia kehamilan ≥34 minggu. Selain itu,
dalam penanganan, penggunaan dipstick Damayanti et al. (2019) dalam
bisa digunakan sebagai pengganti penelitiannya yang berjudul karakteristik
pemeriksaan kuantitaif. Meskipun maternal dan dampak dari preeklampsia
demikian, urinalisis dispstick memiliki onset dini dan onset lambat terhadap
tingkat kemungkinan hasil positif palsu komplikasi maternal dan perinatal
ataupun negatif palsu. ACOG (2018) memaparkan bahwa, dari 548 responden
melaporkan bahwa hasil tes 1+ proteinuria yang diteliti, bahwa 386 orang (70,4%) di
adalah positif palsu di 71% kasus antaranya mengalami preeklampsia
dibandingkan dengan 300 mg pada 24 jam dengan onset lambat atau saat usia
pengumpulan urine, dan bahkan hasil tes kehamilan ≥34 minggu.
3+ proteinuria pada 7% kasus merupakan Menurut Zainiyah (2021),
positif palsu. Oleh karena itu, meskipun Preeklampsia muncul ketika usia
proteinuria memiliki hasil negatif, hasil kehamilan melewati 20 minggu, ini
tersebut masih tetap diterima dan diakibatkan plasenta yang kian aktif dalam
melakukan pemeriksaan proteinuria menyebarkan nutrisi kepada janin yang
dengan metode lain bisa dipertimbangkan mana berujung pada kenaikan tekanan
agar hasil proteinuria dapat dipastikan darah sebagai dampak dari metabolisme
benar negatif atau sebaliknya.8,9 ibu hamil yang ikut meningkat.13 Penelitian
Usia Kehamilan Lubis (2019) melaporkan bahwa
Usia kehamilan pada 49 responden di preeklampsia bisa muncul ketika usia
Puskesmas Kota Jambi didapatkan hasil kehamilan di trimester tiga atau ketika

47
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

mendekati kelahiran, dan berefek buruk Penelitian ini menunjukkan bahwa


terhadap sistem kekebalan tubuh termasuk frekuensi responden yang memiliki usia
pada plasenta yang bertugas menyediakan tidak berisiko ialah sebanyak 32 orang
zat gizi bagi janin. Pada trimester ketiga, (65,3%), Presentase tersebut mempunyai
sFlt1 plasenta diproduksi secara nilai yang lebih unggul dibandingkan
berlebihan yang menampilkan derajat responden yang memiliki usia berisiko,
keparahan berupa iskemia plasenta dan yaitu terdiri atas 17 orang (34,7%). Hasil
berakumulasi di darah maternal dan penelitian ini sesuai dengan penelitian
berhujung berdampak pada organ-organ. yang dilakukan oleh Kasriatun et al. (2019)
Hal ini sesuai dengan teori iskemia dengan judul faktor risiko internal dan
implantasi plasenta yang menyatakan eksternal preeklampsia di wilayah
kejadian preeklampsia semakin meningkat Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah.
dengan makin tuanya usia kehamilan.14 Penelitian tersebut menyatakan, dari 40 ibu
Selain itu, Baiti dan Cahyanti (2018) hamil yang menderita preeklampsia, 29
menuturkan bahwa terjadinya perubahan orang (72,5%) di antaranya mempunyai
plasenta normal sebagai akibat tuanya usia dengan rentang 20-35 tahun atau
kehamilan seperti menipisnya sinsitium, disebut sebagai usia selama kehamilan
menebalnya dinding pembuluh darah yang tidak berisiko. Selain itu, pada
terutama pada keadaan preeklampsia dan penelitian Tyas et al. (2019) yang berjudul
hipertensi, sehingga preeklampsia manifestasi perinatal maternal terkait usia
seringkali terjadi pada kehamilan onset maternal lanjut pada ibu hamil
lambat dibandingkan onset dini.25 preeklampsia di Rumah Sakit Universitas
Christensen et al. (2017) mengatakan Airlangga, dari 148 responden yang diteliti,
bahwa menggunakan onset dari gejala didapatkan hasil yang mana mayoritas ibu
klinis merupakan satu cara untuk hamil mempunyai usia dengan risiko
mengkategorikan preeklampsia. Salah rendah ketika sedang mengandung, yaitu
satu subtipe preeklampsia yang paling sebanyak 105 orang (70,9%). Das et al.
dikenal ialah preeklampsia onset dini dan (2019) yang juga melakukan penelitian di
preeklampsia onset lambat. Preeklampsia Nepal dengan judul insiden dan faktor
onset dini adalah preeklampsia yang terjadi risiko preeklampsia di Rumah Sakit
sebelum usia kehamilan mencapai 34 Bersalin dan Wanita Paropakar
minggu. Sedangkan preeklampsia onset memaparkan bahwa, dari 85 responden,
lambat merupakan preeklampsia yang didapatkan 71 orang (83,5%) di antaranya
terjadi saat atau melebihi 34 minggu usia mempunyai usia tidak berisiko.
17
kehamilan. Hasil penelitian ini secara teori
Usia Ibu bertentangan dari beberapa penjabaran
teori yang mengatakan bahwa salah satu

48
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

faktor risiko timbulnya preeklampsia yakni ibu yang belum siap untuk hamil karena
diakibatkan usia ibu hamil yang berusia < cenderung memiliki pikiran takut dan
20 tahun atau > 35 tahun. Menurut terisolasi. Kondisi ini berpengaruh dalam
penelitian Astiani (2017), usia yang perkembangan jiwa begitu pula janin yang
dikatakan tidak berisiko tinggi pada saat ada dalam kandungan.19
kehamilan dan persalinan merupakan usia Pada penelitian yang dilakukan oleh
20-35 tahun, karena pada usia tersebut Tyas et al. (2019), wanita dengan usia
rahim sudah terbilang matang dan begitu melebihi 35 tahun mempunya risiko
pula kapabilitas ibu yang secara umum sebanyak 4,5 kali untuk menderita
tergolong mampu merawat bayi sekaligus preeklampsia disandingkan dengan wanita
diri sendiri. Usia 20-35 tahun adalah usia yang memiliki usia sekitar 25-29 tahun.
reproduksi bagi ibu yang memiliki kasus Ketika usia ibu > 35 tahun, terdapat
kehamilan yang tinggi dibandingkan usia perubahan pada jaringan organ
lain karena usia tersebut dianggap ideal kandungan dan jalan lahir yang tidak
untuk menunjang kehamilan, hal ini selentur ketika muda. Selain itu,
menjadi salah satu faktor mengapa jumlah preeklampsia muncul juga bisa diakibatkan
ibu hamil berusia 20-35 tahun lebih banyak penuaan dan penurunan kelenturan pada
ditemukan.18 pembuluh darah uterine yang pada
Pada penelitian May (2017), Usia akhirnya membuat pembuluh darah
dibawah 20 tahun dikategorikan sebagai kardiovaskular perlahan-lahan kehilangan
usai berisiko lantaran kurangnya maturitas fleksibilitasnya dalam menyesuaikan
pada organ reproduksi, alat-alat reproduksi tekanan darah yang lewat. Apabila tidak
ibu masih belum siap mengandung janin, ditangani, maka akan menyebabkan
ukuran uterus masih belum mencapai disfungsi endotelial (salah satu
ukuran normal untuk kehamilan, sehingga karakteristik dari preeklampsia).49
potensi dalam terjadinya gangguan dalam Walaupun penelitian ini tidak sesuai
kehamilan seperti preeklampsia akan dengan beragam teori yang memaparkan
semakin besar.19 Selain itu, berdasarkan bahwa usia kehamilan < 20 tahun dan > 35
pemaparan dari Rosalez-Ortiz et al. (2019), tahun dikategorikan sebagai salah satu
faktor lain yang menyebabkan faktor risiko preeklampsia, terdapat
perkembangan preeklampsia pada ibu bermacam-macam alasan yang ikut
hamil dengan usia dibawah 20 tahun berkontribusi dalam keberadaan penyakit.
adalah obesitas dan inadekuatnya Berdasarkan penelitian Das et al. (2019)
cakupan gizi.20 Usia <20 tahun Ketidaksesuaian penelitian dengan teori
menimbulkan banyak permasalahan yang berlaku mempunyai beberapa
seperti risiko terjadinya anemia, hipertensi, gagasan yang melatarbelakanginya,
keguguran, kecemasan, ataupun kondisi seperti jumlah sampel yang tidak secara

49
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

menyeluruh diteliti pada ibu yang terkena judul hubungan diabetes melitus dengan
preeklampsia di Puskesmas Kota Jambi, kejadian preeklampsia di RSUD DR. H.
sehingga hasilnya tidak mewakili secara Abdul Moeloek Provinsi Lampung juga
total. Kemudian, bisa juga memiliki hasil yang serupa, yaitu dari 33
dipertimbangkan adanya faktor perancu, responden, ditemukan bahwa ibu hamil
bermacam-macam tipe desain penelitian dengan paritas tidak berisiko berjumlah
yang berbeda pada penelitian lain yang lebih dominan, yaitu sebanyak 26 orang
menyebabkan perbedaan hasil satu sama (81,2%). Rafida et al. (2020) pada
lain, serta keberagaman pada populasi penelitiannya yang berjudul hubungan
yang berbeda pada tiap-tiap daerah. Selain usia, indeks massa tubuh, dan gravida
itu, keterbatasan penelitian yang pada ibu hamil dengan preeklampsia di
menggunakan data sekunder sebagai Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya
bahan utama dalam penelitian ini bisa mengungkapkan bahwa dari 105
meningkatkan potensi bias dan eror, yang responden yang diteliti, didapatkan 51
mana hasil demikian tidak dapat dijadikan orang (48,6%) di antaranya adalah ibu
23
acuan untuk populasi secara general. hamil dengan paritas tidak berisiko.
Paritas Penelitian ini mempunyai hasil yang
Hasil dari penelitian ini adalah, dari 49 tidak searah dengan teori yang berlaku
responden yang diteliti di Puskesmas Kota pada umumnya, karena ibu hamil dengan
Jambi, diketahui bahwa ibu hamil dengan riwayat persalinan kedua dan ketiga
paritas tidak berisiko memiliki jumlah yang termasuk dalam persalinan paling aman.
unggul dibandingkan ibu hamil dengan Menurut Zhu et al. (2021), Nullipara
paritas berisiko. Paritas tidak berisiko memiliki risiko tinggi terkena preeklampsia
mempunyai hasil sebanyak 26 orang lantaran kadar sFlt-1masih rendah ketika
(53,1%), sedangkan paritas berisiko kehamilan pertama dibandingkan
mempunyai hasil sebanyak 23 orang kehamilan selanjutnya, yang mana sFlt-1
(46,9%). Penelitian ini memiliki hasil yang ini merupakan inhibitor dari PLGF dan
sama dengan penelitian yang dilakukan faktor pertumbuhan endotel vaskular yang
oleh Transyah (2018) yang berjudul mana keduanya turut berkontribusi dalam
hubungan umur dan paritas ibu bersalin tingginya risiko preeklampsia.24
dengan kejadian preeklampsia di RSUP Di sisi lain, Zuryati (2019)
Dr. M. Djamil Padang pada 33 responden, mengungkapkan bawa ibu nullipara
hasil yang didapatkan adalah ibu hamil cenderung mengalami stress saat
dengan paritas tidak berisiko berjumlah menghadapi persalinan. Stress emosi yang
lebih tinggi, yaitu sebanyak 19 orang muncul menyebabkan peningkatan
(57,6%). Selain itu, penelitian yang kortisol. Efek kortisol ini pada akhirnya
dilakukan oleh Aulia et al. (2018) dengan akan meningkatkan curah jantung dan

50
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

mempertahankan tekanan darah.25 preeklampsia sebesar 85%. Sementara ibu


Berdasarkan teori imunologis, pada multigravida yang menderita preeklampsia
kehamilan pertama. Hal ini dapat memiliki jumlah yang sedikit sebesar 15%.
menghambat invasi arteri spiralis ibu hamil Meskipun kejadian preeklampsia masih
oleh trofoblas sampai batas tertentu didominasi oleh nullipara sebagai faktor
sehingga mengganggu fungsi plasenta. risiko, namun tidak menutup kemungkinan
Akibatnya sekresi vasodilator prostasiklin bila ibu hamil multiparitas juga memiliki
oleh sel-sel endotel plasenta berkurang potensi terkena preeklampsia.
dan sekresi tromboksan bertambah Preeklampsia yang timbul pada
sehingga terjadi vasokontriksi generalisata multigravida ataupun grandemultipara
dan sekresi aldosteron menurun. Hal ini diakibatkan karena rahim seringkali
meningkatkan potensi terjadinya teregang saat kehamilan dan terjadi
preeklampsia.25 penurunan angiotensin, renin dan
Selain nullipara, preeklampsia juga aldosteron sehingga dijumpai edema,
memiliki potensi untuk muncul pada ibu hipertensi dan proteinuria; yang mana
hamil dengan status grandemultipara ketiga hal ini merupakan karakteristik khas
dibandingkan multipara. Paritas dikatakan preeklampsia.18
tinggi bila seorang wanita melahirkan anak Riwayat Hipertensi
ke empat atau lebih. Paritas tinggi Hasil dari riwayat hipertensi
mempunyai angka kematian maternal lebih sebelumnya pada 49 responden di
tinggi dikarenakan kehamilan pada ibu Puskesmas Kota Jambi, ditemukan bahwa
grandemultipara seiring persalinan yang ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit
berlalu menyebabkan penurunan keadaan hipertensi sebelum kehamilan, yaitu
atau kondisi pada sistem reproduksinya. sebanyak 12 orang (24,5%). Sedangkan
Meskipun penelitian ini tidak sejalan ibu hamil yang diketahui tidak memiliki
dengan beberapa teori yang menyatakan riwayat penyakit hipertensi sebelum
bahwa paritas merupakan salah satu faktor kehamilan ialah sebanyak 37 orang
risiko preeklampsia, terdapat faktor-faktor (75,5%). Penelitian ini sejalan dengan
lain yang ikut berkontribusi dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al.
manifestasi penyakit, paritas bukanlah (2019) yang berjudul faktor risiko kejadian
satu-satunya faktor risiko utama penyebab preeklampsia di RSIA Siti Khadijah
preeklampsia.26,27 Gorontalo, dari 39 responden yang diteliti,
Meskipun demikian, tidak menutup 10 orang (12,8%) pada bagian kasus
kemungkinan bahwa ibu hamil multiparitas ditemukan memiliki riwayat hipertensi.
terjamin untuk terhindar dari preeklampsia Kasriatun et al. (2019) dalam penelitiannya
secara total. Bobak (2014) menyebutkan yang berjudul faktor risiko internal dan
bahwa pada nullipara dapat terjadi eksternal preeklampsia di wilayah

51
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah juga serta kebocoran dari sel-sel edotel yang
memaparkan bahwa, dari 40 responden, pada akhirnya mengakibatkan konsituen
15 orang (37,5%) di antaranya didapatkan darah, termasuk trombosit dan endapan
memiliki riwayat hipertensi. Selain itu, fibrinogen di sub endotel.28,29
Yushida et al. (2020) pada penelitiannya Menurut Das et al. (2019),
yang berjudul faktor risiko kejadian Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan
preeklampsia pada ibu hamil di Puskesmas teori yang berlaku mempunyai beberapa
Meurebo dan Johan Pahlawan Aceh Barat, gagasan yang melatarbelakanginya,
dari 21 responden yang ikut serta dalam seperti jumlah sampel yang tidak secara
penelitian, 7 orang (33,3%) di antaranya menyeluruh diteliti pada ibu yang terkena
dinyatakan memiliki riwayat hipertensi. preeklampsia di Puskesmas Kota Jambi,
Riwayat hipertensi yang dimiliki ibu sehingga hasilnya tidak mewakili secara
hamil akan meningkatkan peluang bagi ibu total. Kemudian, bisa juga
untuk terkena preeklampsia dikehamilan dipertimbangkan adanya faktor perancu,
berikutnya, hal ini terjadi lantaran bermacam-macam tipe desain penelitian
pembuluh darah pada plasenta telah yang berbeda pada penelitian lain yang
mengalami gangguan akibat hipertensi menyebabkan perbedaan hasil satu sama
sebelumnya. Kartasurya (2019) lain, serta keberagaman pada populasi
memaparkan bahwa riwayat hipertensi yang berbeda pada tiap-tiap daerah.23
merupakan faktor risiko paling signifikan Diabetes Melitus
sebelum kehamilan dengan potensi 7,38 Hasil dari adanya diabetes melitus
kali lebih besar untuk mengalami sebelumnya pada 49 responden di
preeklampsia dibandingkan ibu hamil yang Puskesmas Kota Jambi, ditemukan bahwa
tidak memiliki riwayat hipertensi ibu hamil yang diketahui menderita
sebelumnya. Riwayat hipertensi diabetes melitus yaitu sebanyak 1 orang
sebelumnya dikatakan sebagai salah satu (2%). Sedangkan mayoritas ibu hamil yang
faktor risiko paling berpengaruh, ini tidak menderita diabetes melitus ialah
disebabkan hipertensi tersebut sebanyak 48 orang (98%). Penelitian ini
mengakibatkan gangguan pada organ- memiliki hasil searah dengan penelitian
organ penting dalam tubuh. Di tambah yang dilakukan oleh Aulia et al. (2018)
dengan kehamilan yang terjadi, maka akan dengan judul hubungan diabetes melitus
terjadi peningkatan berat badan sehingga dengan kejadian preeklampsia di RSUD
kerusakan organ akan semakin parah dan DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung,
biasanya bermanifestasi berupa adanya pada penelitian tersebut menyatakan
edema serta muncul proteinuria. Hipertensi bahwa dari 32 responden yang diteliti, 12
sendiri diakibatkan oleh vasospasme yang orang (37,5%) di antaranya dinyatakan
mampu menyebabkan kerusakan endotel menderita diabetes melitus. Yushida et al.

52
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

(2020) pada yang berjudul faktor risiko wanita hamil berkembang menjadi
kejadian preeklampsia pada ibu hamil di preeklampsia. Hal ini terjadi karena saat
Puskesmas Meurebo dan Johan Pahlawan hamil, plasenta berperan untuk memenuhi
Aceh Barat, dari 21 responden yang ikut semua kebutuhan janin. Pertumbuhan
serta dalam penelitian, 2 orang (9,5%) di janin dibantu oleh hormon dari plasenta,
antaranya menderita diabetes melitus. Di namun hormon-hormon ini juga mencegah
sisi lain, pada penelitian Ramirez et al. kerja insulin dalam tubuh ibu hamil. Hal ini
(2020) di Kolombia yang berjudul faktor disebut dengan resistensi insulin atau
risiko dan hasil luaran fetal pada kebal insulin. Resistensi insulin membuat
preeklampsia, dari 215 reseponden yang tubuh ibu hamil sulit untuk mengatur kadar
diteliti, 71 orang (33,3%) di antaranya gula darah sehingga glukosa tidak dapat
diketahui menderita diabetes melitus. diubah menjadi energi dan menumpuk di
Diabetes yang terjadi sebelum dalam darah keadaan ini menyebabkan
kehamilan berisiko untuk memicu kadar gula dalam darah menjadi tinggi.
terjadinya preeklampsia pada kehamilan Preeklampsia yang terjadi pada ibu hamil
dibandingkan dengan yang tidak memiliki dengan diabetes melitus terjadi karena
riwayat diabetes melitus. Wanita yang adanya peningkatan produksi
mengalami resistensi insulin sebelum deoksikortikosteron (DOC) yang dihasilkan
kehamilan dapat terjadi mekanisme dari progesterone di dalam plasma dan
kerusakan vaskular yang ditandai oleh meningkat tajam selama trimester ketiga.
tingkat inflamasi kronis, fasilitasi Ibu dengan diabetes pada masa kehamilan
aterogenik, dan proses protrombotik yang akan meningkatkan insiden hipertensi dan
akan mempengaruhi vaskularisasi normal preeklamsia yang akan memperburuk
dan plasentasi normal. Pada penelitian perjalanan persalinan serta peningkatan
Aulia et al. (2018), dinyatakan bahwa ibu resiko diabetes tipe II di kemudian hari.28
hamil dengan diabetes melitus cenderung Menurut Das et al. (2019),
berisiko 5 kali lebih besar mengalami ketidaksesuaian hasil penelitian ini dengan
preeklampsia dibandingkan ibu hamil yang teori yang berlaku mempunyai beberapa
tidak preeklampsia.30 gagasan yang melatarbelakanginya,
Pada penelitian Putriana dan Yenie seperti jumlah sampel yang tidak secara
(2019), dituliskan bahwa kejadian diabetes menyeluruh diteliti pada ibu yang terkena
melitus dipengaruhi oleh produksi hormon preeklampsia di Puskesmas Kota Jambi,
plasenta yaitu HPL (Human Plasenta sehingga hasilnya tidak mewakili secara
Lactogen) yang akan meningkatkan total. Kemudian, bisa juga
resistensi sel terhadap insulin sehingga dipertimbangkan adanya faktor perancu,
muncul kondisi diabetes. Penyakit diabetes bermacam-macam tipe desain penelitian
melitus hampir 50% yang terjadi pada yang berbeda pada penelitian lain yang

53
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

menyebabkan perbedaan hasil satu sama pra-kehamilan berdasarkan berat badan


lain, serta keberagaman pada populasi dalam kilogram dan tinggi badan dalam
yang berbeda pada tiap-tiap daerah.23 sentimeter yang didapatkan ketika ibu
Indeks Massa Tubuh (IMT) hamil melakukan kunjungan antenatal.31
Hasil IMT sebelum kehamilan yang Penelitian Lopez-Jaramillo et al. (2019)
didapatkan pada 49 responden di melaporkan bahwa salah satu karakteristik
Puskesmas Kota Jambi, ditarik kesimpulan penting dari obesitas ialah resistensi insulin
bahwa obesitas kelas I mendominasi dan hiperinsulinemia, dan kedua hal ini
dibanding kategori lain, yaitu sebanyak 20 merupakan faktor pendahulu dari
orang (40,8%). Di samping itu, untuk ibu manifestasi klinis preeklampsia.
hamil dengan berat badan kurang tidak Hiperinsulinemia memproduksi implantasi
teridentifikasi dalam penelitian ini dan yang dangkal dan pembatasan pada
mempunyai jumlah terendah. Hasil pertumbuhan intrauterin yang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian berhubungan dengan sintesis oksida nitrat.
Artika Dewie et al (2020) yang berjudul Selain itu, peningkatan kadar insulin pada
hubungan umur kehamilan dan obesitas ibu hamil akan memicu peningkatan
ibu hamil dengan kejadian preeklampsia di tekanan darah pada akhir kehamilan.
wilayah Puskesmas Kampung Baru Kota Obesitas juga berdampak terhadap fungsi
Luwuk yang menyatakan bahwa, dari 31 plasenta dan perfusi, melalui perubahan
responden didapatkan 24 orang (77,4%) di metabolik yang berhubungan dengan
antaranya mengalami obesitas. Nisa et al obesitas seperti hiperlipidemia,
(2018) dalam penelitiannya yang berjudul hiperinsulinemia, atau hiperleptinemia;
faktor-faktor risiko kejadian preeklampsia meski begitu, mekanisme persisnya masih
di Puskesmas Indramayu meyebutkan belum diketahui secara pasti. Tanda-tanda
bahwa, dari 55 responden yang diteliti, 40 metabolisme tersebut seringkali meningkat
orang (72,7%) di antaranya dinyatakan kadarnya pada plasma ibu hamil yang
mengalami Obesitas. Pada penelitian yang mengalami obesitas dan semakin tinggi
dilakukan oleh Tjipto et al (2019) dengan kadarnya pada ibu hamil dengan
judul hubungan antara indeks massa tubuh preeklampsia.32
dengan insiden preeklampsia di Indonesia, Menurut penelitian Widiastuti (2019),
dari 46 responden yang diteliti, 27 orang wanita yang sedang hamil umumnya akan
(58,7%) di antaranya mengalami obesitas. mengalami perubahan perubahan dalam
Penelitian ini searah dengan teori yang komposisi baik hormonal, sistem
menyatakan bahwa obesitas merupakan kardiovaskuler, maupun sistem traktus
salah satu faktor yang berkontribusi dalam urinarius yang berbeda dengan wanita
keajadian preeklampsia. Hasil IMT yang yang sedang tidak hamil. Obesitas juga
digunakan pada penelitian ini ialah IMT akan meningkatkan risiko terjadinya

54
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

penyakit kardiovaskuler. Oleh sebab itu, pengaruh kepatuhan ibu hamil terhadap
seseorang yang memiliki berat badan keberhasilan penanganan preeklampsia di
berlebih lebih mudah untuk mengalami Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam
hipertensi dibandingkan dengan orang menyatakan bahwa, dari 47 responden
normal.33 yang diteliti, 27 orang (57,4%) diketahui
Kunjungan Antenatal Care (ANC) tidak teratur dalam melakukan ANC
Kepatuhan kunjungan ANC yang selama kehamilan.
dilakukan secara khusus di Puskesmas Penelitian ini searah dengan teori
Kota Jambi oleh 49 responden memiliki yang menjabarkan bahwa ketidakpatuhan
hasil dengan jumlah terbanyak pada ibu dalam pemeriksaan ANC merupakan
hamil yang tidak memeriksakan salah satu faktor penunjang kemunculan
kandungannya secara teratur di preeklampsia pada ibu hamil. Kemenkes
Puskesmas Kota Jambi, yaitu terdiri atas RI (2020) menyatakan bahwa pelayanan
34 orang (69,4%). Sedangkan untuk antenatal yang diperuntukkan terhadap ibu
responden yang memeriksakan hamil normalnya dilakukan enam kali
kandungannya secara teratur mempunyai dengan pembagian kunjungan sebanyak
jumlah yang lebih sedikit, yaitu sebanyak dua kali dalam trimester pertama, satu kali
15 orang (30,6%). Hasil penelitian ini dalam trimester kedua, dan tiga kali dalam
selaras dengan penelitian yang dilakukan trimester ketiga. Minimal dilakukan
oleh Ningsih (2020) dengan judul pemeriksaan sebanyak dua kali oleh dokter
kepatuhan antenatal care (ANC) dengan pada kunjungan pertama di trimester satu
kejadian preeklampsia di Puskesmas dan ketika kunjungan ke lima di trimester
Kayon Kota Palangkaraya yang tiga.34
memaparkan bahwa, di antara 41 Pemeriksaan ANC yang tidak
responden yang mengalami preeklampsia, maksimal bisa berpengaruh terhadap
30 orang (73,2%) diketahui tidak teratur kejadian preeklampsia, Ningsih (2020)
dalam melakukan kunjungan ANC di menyatakan bahwa ibu hamil yang tidak
puskesmas terkait. Di sisi lain, pada memeriksakan kehamilannya sesuai
penelitian yang dilakukan oleh Ekasari et anjuran berpotensi untuk memiliki risiko 9,6
al. (2019) dengan judul faktor-faktor yang kali untuk mengalami preeklampsia
mempengaruhi kejadian preeklampsia di disandingkan ibu hamil yang patuh
Kabupaten Probolinggo, di antara 100 melakukan ANC. Hal ini diketahui sebab
responden yang diteliti, 68 orang (68%) tujuan dari ANC sendiri adalah sebagai
diketahui tidak teratur dalam sarana bagi ibu hamil untuk mengetahui
memeriksakan kehamilannya pada serta mengontrol faktor risiko yang
pemeriksaan ANC. Sumardiani (2020) sekiranya bisa mempersulit ibu selama
dalam penelitiannya yang berjudul masa kehamilan, persalinan, hingga nifas.

55
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

Pelayanan ANC yang diterima oleh ibu ibu hamil pada kejadian preeklampsia di
hamil sesuai dengan standar yang berlaku RSUD Batin Manungang Kota Agung, dari
tentulah sangat memengaruhi kondisi ibu 54 responden, 28 orang (51,9%) di
maupun janin, apabila ibu hamil dikatakan antaranya memiliki status pendidikan
rutin dan rajin dalam memeriksakan berisiko rendah. Di samping itu, dalam
kehamilannya, maka berbagai faktor risiko penelitian yang dilakukan oleh Dewie et al
yang mengancam bisa segera (2020) yang berjudul hubungan umur
teridentifikasi dan dapat dilakukan kehamilan dan obesitas ibu hamil dengan
penilaian sedini mungkin oleh pihak tenaga kejadian preeklampsia di wilayah
kesehatan dan komplikasi dari Puskesmas Kampung Baru Kota Luwuk
preeklampsia bisa terhindari ataupun menyebutkan bahwa dari 31 responden
35,36
teratasi. yang diteliti, 21 orang (77,4%) diketahui
Pendidikan mempunyai status pendidikan berisiko
Hasil dari penelitian ini, dari 49 rendah.
responden yang diteliti di Puskesmas Kota Tingkat pendidikan turut menentukan
Jambi, ditemukan bahwa status pendidikan mudah tidaknya seseorang memahami
responden didominasi oleh pendidikan pengetahuan tentang penyakit
berisiko rendah (SMA/perguruan preeklampsia. Kurangnya pengetahuan
Tinggi/sederajatnya yang lebih tinggi) yang dan persepsi tentang kesehatan terutama
berjumlah sebanyak 40 orang (81,6%). kesehatan reproduksi mengakibatkan
Sedangkan, status pendidikan dengan terbatasnya pemahaman dan akses ibu
jumlah paling rendah ditempati oleh hamil terhadap pelayanan kesehatan.
responden yang memiliki status pendidikan Menurut Aulia (2016), program wajib
berisiko tinggi (Tidak belajar dalam 12 tahun adalah suatu
bersekolah/SD/SMP/sederajatnya) kewajiban yang mesti ditunaikan oleh
sebanyak 9 orang (18,4%). Hasil penelitian warga negara yang sudah menamatkan
ini sejalan dengan penelitian Tolinggi SMP atau sederajat dengan batasan usia
(2018) yang berjudul kejadian 16-18 tahun agar bisa berpartisipasi dalam
preeklampsia dan faktor risiko yang pendidikan SMA atau sederajat hingga
mempengaruhinya di RSUD Toto Kabila dinyatakan tamat. Hal inilah yang
Bone Bolango, penelitian tersebut mendasari pengkategorian dalam variabel
mempunyai sampel sebanyak 84 orang, pendidikan pada penelitian ini.37
yang mana di antaranya yang memiliki Teori pendidikan mengatakan bahwa
status pendidikan berisiko rendah lebih pendidikan adalah suatu kegiatan atau
mendominasi dengan jumlah sebanyak 54 usaha untuk meningkatkan kepribadian,
orang (64,3%). Budiyani et al (2019) pada sehingga proses perubahan perilaku
penelitiannya yang berjudul faktor risiko menuju kepada kedewasaan dan

56
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

penyempurnaan kehidupan manusia. Hipni status pekerjaan ibu hamil sebagai ibu
(2019) memaparkan dalam penelitiannya rumah tangga mempunyai hasil yang
bahwa ibu hamil yang pendidikannnya cukup tinggi yaitu sebanyak 33 orang
tinggi maupun berpendidikan rendah (67,3%). Sedangkan, ibu hamil dengan
memiliki kesempatan yang sama untuk pekerjaan sebagai honorer, mekanik,
terkena preeklampsia. Banyaknya pasien pengasuh bayi, dan buruh masing-masing
yang berpendidikan tinggi menunjukkan memiliki jumlah yang sama, yaitu sebanyak
kesadaran akan pentingnya pendidikan 1 orang (2,0%). Hasil penelitian ini sesuai
semakin meningkat. Pendidikan secara dengan penelitian yang dilakukan oleh
tidak langsung berpengaruh dalam Huda et al. (2020) dengan judul hubungan
menentukan dan mengambil sebuah dukungan emosional keluarga dengan
keputusan. Namun, riwayat pendidikan kecemasan ibu hamil preeklampsia di
yang dimiliki oleh seseorang tidak Rumah Sakit Ibu dan Anak Srikandi IBI
menjamin untuk menderita atau tidak Kabupaten Jember, penelitian ini memiliki
menderitanya seseorang tersebut pada 57 sampel yang mana 56 orang (98,2%) di
38
suatu penyakit tertentu. antaranya diketahui sebagai ibu hamil yang
Huda et al. (2020) menuturkan bahwa tidak bekerja. Darmadi (2018) melakukan
ibu hamil preeklampsia yang penelitian yang berjudul faktor-faktor yang
berpendidikan rendah belum tentu memiliki mempengaruhi kejadian preeklampsia di
pengetahuan yang rendah pula, hal ini wilayah kerja Puskesmas Bontoramba
dikarenakan ibu hamil mendapat Kabupaten Jenepeto yang mana hasilnya
pengetahuan dari penyuluhan yang ikut mendukung penelitian ini, penelitian
dilakukan oleh tenaga kesehatan dari tersebut dilakukan pada 45 orang
Puskesmas di daerah masing-masing, responden, yang mana 31 orang (68,9%) di
penyuluhan biasa dilakukan setiap sebulan antaranya tidak bekerja. Selain itu,
sekali sehingga ibu hamil cenderung Farzaneh et al (2018) memaparkan dalam
memperhatikan kesehatannya dengan penelitiannya yang berjudul penilian atas
melakukan pemeriksaan antenatal secara terjadinya preeklampsia dan beberapa
lengkap. Tingkat pendidikan diperlukan faktor risiko klinis dan demografis di Kota
oleh ibu hamil agar lebih tanggap apabila Zahedan, bahwa dari 270 responden,
ada insiden selama kehamilan dan ditemukan 262 (97%) orang di antaranya
persalinan sehingga dapat segera dalam berstatus tidak bekerja.
mengambil keputusan.39 Khayati dan Veftisia (2018)
Pekerjaan mengungkapkan bahwa pekerjaan dapat
Penelitian ini mendapatkan hasil dikaitkan dengan adanya aktifitas fisik dan
bahwa, dari 49 responden yang ikut stress yang merupakan faktor risiko
tergabung dalam penelitian, didapatkan terjadinya preeklampsia. Ibu hamil yang

57
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

bekerja cenderung memiliki tingkat kondisi dan kemampuan ibu hamil.42 Pada
stressor yang lebih tinggi. Stres akan penelitian Rozikhan (2016) menemukan
mengaktifkan hipotalamus, kemudian bahwa ibu hamil yang tidak bekerja
melepaskan rantai peristiwa biokimia yang memiliki risiko sebesar 2,01 kali lebih tinggi
mengakibatkan desakan adrenalin dan non untuk menderita preeklampsia berat
adrenalin ke dalam sistem, dan setelah itu dibandingkan dengan ibu pekerja. Menurut
diikuti oleh hormon kortisol.25,40 Menurut pemaparan Yusrawati dan Machmud
Damayanti et al. (2019), stress level tinggi (2017), aktivitas kerja bisa dilakukan asal
mampu secara langsung atau tidak tidak terlalu berat atau membebani ibu
langsung mempengaruhi kehamilan yang hamil, sehingga sirkulasi darah bisa di
berhujung bisa menyebabkan pertahankan kestabilannya dan ibu hamil
preeklampsia. Psikologi stress mampu terhindar dari risiko preeklampsia.
berdampak sampai 18% pada ibu hamil, Pekerjaan yang berpotensi menimbulkan
yang di mana terjadi perubahan fungsi dari preeklampsia tidak didefinisikan sebagai
sistem neuroendokrin dan sistem imun.41 profesi ibu, melainkan karakteristik dari
Khayati dan Veftisia (2018) melaporkan aktivitas yang termasuk ke dalam
bahwa apabila stress dibiarkan pekerjaannya. Karakteristik pada aktivitas
berkepanjangan, tubuh tetap dalam dalam keseharian bisa memprediksi
keadaan aktif secara psikologis dengan aktivitas yang berhubungan dengan
hormon stress adrenalin dan kortisol yang preeklampsia. Untuk memahami dampak
berlebihan, efek kortisol ini pada akhirnya yang ditimbulkan pada faktor risiko
akan meningkatkan curah jantung dan pekerjaan yang ibu miliki, tentulah sangat
mempertahankan tekanan darah sekaligus penting untuk merencanakan strategi guna
memungkinkan terjadinya disfungsi melindungi kesehatan pada ibu hamil yang
endotel. Naiknya kortisol akan bekerja selama kehamilan.43
melumpuhkan sistem kekebalan tubuh
sehingga tubuh ibu hamil menjadi rentan KESIMPULAN
terhadap berbagai penyakit dan gangguan Pada karakteristik ibu hamil yang
seperti, preeklampsia.25,40 menderita preeklampsia di Puskesmas
Pekerjaan meliputi banyak aspek Kota Jambi tahun 2017-2021, ditemukan
seperti hubungannya dengan faktor risiko hasil yang mendominasi berupa:
pekerjaan fisik, suara bising, vibrasi, bahan a. Pada diagnosis preeklampsia,
kimia ataupun unsur biologi, kapasitas ditemukan hasil yang mendominasi
kerja serta organisasi dalam kerja seperti yaitu preeklampsia berat.
pembagian shift dan tentu stress yang b. Pada proteinuria, ditemukan hasil
berhubungan dengan pekerjaan. Seluruh yang mendominasi yaitu proteinuria
hal tersebut mesti disesuaikan dengan positif.

58
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

Sedangkan pada faktor risiko ibu hamil e. Pada diabetes melitus, ditemukan
yang menderita preeklampsia di hasil yang mendominasi yaitu tidak
Puskesmas Kota Jambi tahun 2017-2021, menderita diabetes melitus.
ditemukan hasil yang mendominasi f. Pada IMT, ditemukan hasil yang
berupa: mendominasi yaitu obesitas 1.
a. Pada usia kehamilan, ditemukan g. Pada kunjungan ANC, ditemukan
hasil yang mendominasi yaitu usia hasil yang mendominasi yaitu
kehamilan ≥34 minggu. kunjungan ANC tidak teratur.
b. Pada usia ibu, ditemukan hasil yang h. Pada pendidikan, ditemukan hasil
mendominasi yaitu usia 20-35 yang mendominasi yaitu
Tahun. pendidikan berisiko rendah atau
c. Pada paritas, ditemukan hasil yang SMA/perguruan
mendominasi yaitu paritas tidak Tinggi/sederajatnya yang lebih
berisiko atau paritas primipara dan tinggi.
multipara. i. Pada pekerjaan, ditemukan hasil
d. Pada riwayat hipertensi, ditemukan yang mendominasi yaitu ibu rumah
hasil yang mendominasi yaitu tidak tangga.
ada riwayat hipertensi.

REFERENSI
1. Pratiwi AM, Fatimah. Patologi Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2019. 155, 158, 183 p.
2. Phipps EA, Thadhani R, Benzing T, Karumanchi SA. Pre-eclampsia: pathogenesis, novel diagnostics and
therapies. Nat Rev Nephrol. 2019;15(5):275–89.
3. Bardja S. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Berat / Eklampsia pada Ibu Hamil Risk Factor for The
Occurrence of Severe Preeclampsia / Eclampsia in Pregnant Woman. Embrio. 2020;12(January):18–30.
4. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia himpunan KFM. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana
Preeklampsia. POGI. 2016;1–48.
5. Dinas Kesehatan Kota Jambi. Profil Kesehatan Kota Jambi Tahun 2019. Jambi: Dinas Kesehatan Kota Jambi;
2019. 23, 56–7 p.
6. Fatkhiyah N. Determinan Maternal Kejadian Preeklamsi. J Soedirman. 2016;11(1):44–52.
7. Fox R, Kitt J, Leeson P, Aye CYL, Lewandowski AJ. Preeclampsia : Risk Factors , Diagnosis , Management
, and the Cardiovascular Impact on the O ff spring. MDPI. 2019;8(1625):1–22.
8. Hypertension G. Gestational Hypertension and Preeclampsia: ACOG Practice Bulletin, Number 222. Obstet
Gynecol. 2020;135(6):e237–60.
9. Brown MA, Magee LA, Kenny LC, Karumanchi SA, Mccarthy FP, Saito S, et al. The hypertensive disorders
of pregnancy : ISSHP classi fi cation , diagnosis & management recommendations for international practice.
Elsevier. 2018;5(2):1–14.
10. Wilkerson RG, Ogunbodede AC. Hypertensive Disorders of Pregnancy. Emerg Med Clin North Am.
2019;37(2):301–16.
11. Pasaribu IC. Efektivitas Penggunaan Metformin Terhadap Ekspresi sFlt-1 Dan sEng Pada Tikus Coba
Preeklampsia. J Ilmu Kedokt Univ Sumatera Utara. 2021;12(3):31,40-7,52.
12. Setyawan JFD, Wiryanthini IAD, Tianing NW. Gambaran Kadar Protein Urine pada Ibu Hamil Preeklampsia
dan Eklampsia di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2017. J Med Udayana. 2019;8(12):1–5.
13. Sumampouw CM, Tendean HMM, Wagey FW. Gambaran Preeklampsia Berat Dan Eklampsia Ditinjau Dari
Faktor Risiko di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado. JMR. 2019;1(3):1–5.
14. Lubis MP. Peran Prediktor Placental Growth Factor, Soluble Endoglin, Soluble-Fms-Like Tyrosine Kinase-1
Dan Takikdiastolik Arteri Uterina Untuk Memprediksi Kejadian Preeklampsia Awitan Dini. J Ilmu Kedokt Univ
Sumatera Utara. 2019;7(1):1–159.
15. Dewie A, Pont A V, Purwanti A. Hubungan Umur Kehamilan Dan Obesitas Ibu Hamil Dengan Kejadian
Preeklampsia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Kota Luwuk. JKM. 2020;10(4):21–7.

59
JOMS, Volume 2, Nomor 2, 2022 Nurul, dkk. Gambaran Karakteristik…

16. Baiti BN, Cahyanti RD. Kualitas Rujukan Ibu Hamil Dengan Preeklampsia/Eklampsia. Diponegoro Med J.
2018;7(1):81–99.
17. Christensen M, Kronborg CS, Carlsen RK, Eldrup N, Knudsen UB. Early gestational age at preeclampsia
onset is associated with subclinical atherosclerosis 12 years after delivery. Acta Obstet Gynecol Scand.
2017;96(9):1084–92.
18. Astiani NLM. Hubungan Paritas dan Umur dengan Preeklampsia di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota
Kendari Tahun 2016. Kendari. 2017;5(3):93.
19. May F, Muarrofah H, Tri M. Kejadian Preeklampsia (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kabuh, Puskesmas
Peterongan dan Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang). JM. 2017;11(9):5.
20. Ortiz SR, Rodriguez OS, Borbolla-Ramos M, Garcia-Perez KD. Adolescence and Preeclampsia. Intech.
2019;10(7):13.
21. Tyas BD, Lestari P, Ph MDMPHD, Ilham M, Akbar A. Maternal Perinatal Outcomes Related to Advanced
Maternal Age in Preeclampsia Pregnant Women. JFRH. 2019;13(8):191–200.
22. Saito S. Preeclampsia: Basic, Genomic, and Clinical. Singapore: Springer Nature; 2018. p. 4-19.
23. Das S, Das R, Bajracharya R, Baral G, Jabegu B, Odland JØ, et al. Incidence and risk factors of pre-eclampsia
in the paropakar maternity and women’s hospital, Nepal: A retrospective study. Int J Environ Res Public
Health. 2019;16(19):1–8.
24. Zhu D, Chen W, Pan Y, Li T, Cui M, Chen B. The correlation between maternal age, parity, cardiac diastolic
function and occurrence rate of pre-eclampsia. Sci Rep. 2021;11(1):1–9.
25. Zuryati EHK. The Effect Of Parity, Age, Body Mass Index On The Incidence Of The Preeclamsia Study In Dr.
Hikmah. EJ. 2019;6(4):8–18.
26. Hidana R. Hubungan Paritas Dengan Angka Kejadian Preeklamsia. Promotor. 2019;2(3):30–4.
27. Kurniawati D, Septiyono EA, Juliningrum PP, Rahmawati I. Analysis Characteristics of Pregnant Mother With
Preeclampsia in Agronursing Area. J Nurs Pract. 2019;3(1):33–8.
28. Putriana Y, Yenie H. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pre Eklamsia pada Sebuah Rumah
Sakit di Provinsi Lampung. J Ilm Keperawatan Sai Betik. 2019;15(1):31.
29. Utami BS, Utami T, Siwi AS. Hubungan Riwayat Hipertensi dan Status Gizi dengan Kejadian Preeklampsia
Pada Ibu Hamil : Literature Review. JIKM. 2020;3(100):22–8.
30. Aulia D, Graharti R. Hubungan Diabetes Melitus dengan Kejadian Preeklampsia di RSUD DR . H .
Relationship between Diabetes Mellitus with The Incidence of Preeclampsia in RSUD DR . H . Abdul Moeloek
Lampung on The Period. 2019;8:180–6.
31. Mrema D, Lie RT, Østbye T, Mahande MJ, Daltveit AK. The association between pre pregnancy body mass
index and risk of preeclampsia: A registry based study from Tanzania. BMC Pregnancy Childbirth.
2018;18(1):1–8.
32. Lopez-Jaramillo P, Barajas J, Rueda-Quijano SM, Lopez-Lopez C, Felix C. Obesity and Preeclampsia:
Common Pathophysiological Mechanisms. Front Physiol. 2018;9(December):1–10.
33. Widiastuti YP. Indeks Massa Tubuh (IMT), Jarak Kehamilan dan Riwayat Hipertensi Mempengaruhi Kejadian
Preeklampsia. JM. 2019;2(2):6.
34. Kemenkes RI. Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di Era Adaptasi Baru.
2020. 98 p.
35. Ningsih F. Antenatal Care Compliance With Preeklampsia In Public Health Center Of Kayon At Palangka
Raya City. J Surya Med. 2020;6(1):96–100.
36. Ekasari T, Natalia MS. Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan secara Teratur terhadap Kejadian Preeklamsi. JI-
KES. 2019;3(1):24–8.
37. Mukhamil MI. Pelaksanaan Program Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Pekanbaru. BMC Public Health.
2017;4(1):1–11.
38. Hipni R. Hubungan Paritas Dan Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian Preeklampsia Di Rsud Idaman
Banjarbaru. Embrio. 2019;11(1):23–9.
39. Huda LA, Kurniawati D, Juliningrum PP. the Relationship Family Emotional Support With Anxiety of
Preeclampsia Pregnant Mother. J Nurse Sci. 2020;8(2):94–101.
40. Khayati YN, Veftisia V. Hubungan Stress dan Pekerjaan Dengan Preeklampsia di Wilayah Kabupaten
Semarang. Indones J Midwifery. 2018;1(1):7.
41. Damayanti S, Sulistyowati S, Probandari AN. Maternal Characteristics and the Effects of Early and Late-onset
Types of Preeclampsia on Maternal and Perinatal Complications. Indones J Med. 2019;4(4):329–38.
42. Fajri RN. Perbandingan Tingkat Depresi antara Ibu Rumah Tangga dan Wanita Karir di Kelurahan Sukajaya
ecamata Sukarami Palembang. J Balanc. 2020;XII(1):131–41.
43. Spadarella E, Leso V, Fontana L, Giordano A, Iavicoli I. Occupational risk factors and hypertensive disorders
in pregnancy: A systematic review. Int J Environ Res Public Health. 2021;18(16):1–5.

60

You might also like