You are on page 1of 10

HUBUNGAN ANTARA GRAVIDA DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD

RADEN MATTAHER JAMBI


TAHUN 2016-2018
Nurfitri Novriyanti*, Herlambang**, Amelia Dwi Fitri**
*Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
**Dosen Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
Email : Novriyanti_nurfitri@yahoo.com *

ABSTRACT
Introduction : One of the three most known causes of maternal death in Indonesia is called
preeclampsia. According to Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) or Indonesia
Demographic and Health Surveys, Maternal mortality rates in Indonesia for the period 2008
to 2012 were 359 deaths per 100,000 live births. Preeclampsia is hypertension that occurs
after 20 weeks of pregnancy accompanied by proteinuria. Gravida pregnant women in the
primigravida category are at greater risk of multigravida preeclampsia. This study aims to
determine the relationship between the gravida and the occurence of preeclampsia.
Method : This study was analytical research which used case control method. the
understanding of sample was using non probability sampling technique, namely purposive
sample. This study was conducted at RSUD Raden Mattaher Jambi. Data was taken from
the medical record of Raden Mattaher Hospital in Jambi.
Result : The outcome of this study showed that gravida pregnant women with primigravida
category had a risk of 2,250 times greater occurence of preeclampsia than primigravida
pregnant women who did not experience preeclampsia. After analysis through the chi square
test, it was obtained p-value = 0.036 (p <0.05). It could be concluded that there is a
significant relationship between the gravida and the incidence of preeclampsia.
Keywords : preeclampsia, gravida.

ABSTRAK
Latar Belakang : Tiga penyebab klasik kematian ibu yang paling dikenal di Indonesia salah
satunya ialah preeklamsia. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia untuk periode 2008 sampai dengan 2012 ialah
359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul
setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara gravida dengan kejadian preeklampsia.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan metode case
control. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampel. Penelitian ini
dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi. Data diambil dari rekam medis RSUD Raden
Mattaher Jambi.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan ibu hamil gravida dengan kategori primigravida
berisiko 2,250 kali lebih besar mengalami preeklampsia dibandingkan ibu hamil primigravida
yang tidak mengalami preeklampsia. Setelah dilakukan analisis melalui uji chi square
diperoleh p-value = 0,036 (p<0,05), dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara gravida dengan kejadian preekalmpsia.

Kata Kunci: Preeklampsia, gravida.


PENDAHULUAN yang paling penting sebagai tanda dari
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan pre-eklampsia adalah proteinuria,
salah satu indikator untuk melihat hipertensi, dan edema.4
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI Menurut WHO, UNFPA dan
juga merupakan jumlah kematian ibu UNICEF, preeklampsia-eklampsia
selama masa kehamilan, persalinan dan merupakan penyebab utama masalah di
nifas yang disebabkan oleh kehamilan, negara berkembang. Setiap tahun,
persalinan, dan nifas atau pengelolaannya diperkirakan 50.000 kematian ibu di
tetapi bukan karena sebab-sebab lain seluruh dunia.5 Sebuah penelitian
seperti kecelakaan, terjatuh, dll di setiap memperkirakan bahwa insiden
100.000 kelahiran hidup.1 preeklampsia di dunia berkisar antara
Lima penyebab kematian ibu 2% – 10%, di Amerika Utara dan Eropa
terbesar yaitu perdarahan, Hipertensi sebesar 5 – 7 kasus per 10.000
Dalam Kehamilan (HDK), infeksi, partus kelahiran, di Afrika Utara, Mesir,
lama/macet, dan abortus. Pada tingkat Tanzania dan Ethiopia berkisar antara
nasional, capaian indikator penanganan 1,8% – 7,1%.6 Angka kejadian
komplikasi kebidanan sebesar 79,13%. preeklampsia atau eklampsia di negara
Gambaran capaian antar provinsi berkembang 300 kali lebih banyak jika
menunjukkan Jawa Tengah memiliki dibandingkan dengan negara maju.
persentase tertinggi sebesar 118,55%, Preeklampsia terjadi pada 8% kehamilan
dan cakupan terendah terdapat di di Amerika Serikat dan merupakan
Provinsi Papua sebesar 12,75%. penyebab kedua tersering kematian
Sedangkan di Provinsi Jambi sendiri maternal pada usia kehamilan di atas 20
sebesar 77,63%.1 minggu.7 Penelitian lain juga menemukan
Preeklampsia adalah hipertensi kejadian preeklampsia di Indonesia
yang timbul setelah 20 minggu berkisar antara 3% – 10% dan
kehamilan disertai dengan proteinuria.2 menyumbang 39,5% kematian
Semakin berat hipertensi atau maternal.6
proteinuria, semakin pasti diagnosis Berdasarkan data rekam medik
preeklampsia, dan semakin mungkin RSUD Raden Mattaher Jambi, dalam 4
terjadi kompilkasi yang merugikan.3 tahun terakhir banyak dijumpai kasus
Preeklampsia merupakan gangguan preeklampsia ringan dan preeklampsia
kehamilan akut yang dapat terjadi saat berat. Dimana pada tahun 2015 didapati
ante, intra, bahkan postpartum. kasus preeklampsia ringan dan
Gambaran klinik dari masing-masing preeklampsia berat sebanyak 51 kasus,
individual berbeda. Manifestasi klinik pada tahun 2016 terdapat 49 kasus,
pada tahun 2017 terdapat 49 kasus, dan
pada tahun 2018 terdapat 61 kasus. METODE PENELITIAN
Dalam 4 tahun terakhir tersebut didapati Jenis penelitian ini adalah
peningkatan dan penurunan angka penelitian analitik dengan menggunakan
kejadian pada kasus preeklampsia metode case control. Jenis penelitian
ringan dan preeklampsia berat, hal ini tersebut dipilih dengan tujuan yaitu untuk
disebabkan karena perubahan sistem mengetahui hubungan antara gravida
penerimaan pasien di RSUD Raden dengan kejadian preeklampsia. Penelitian
Mattaher Jambi seperti Jaminan ini dilakukan di Bagian Rekam Medik dan
Kesehatan Nasional (JKN), namun bagian Ruang Kebidanan RSUD Raden
kasus preeklampsia ringan dan Mattaher Jambi.
preeklampsia berat ini masih cukup
Populasi penelitian ini adalah
banyak ditemukan di RSUD Raden
wanita hamil yang terdiagnosis
Mattaher Jambi.
preeklampsia dan wanita hamil yang tidak
Gravida merupakan salah satu
terdiagnosis preeklampsia. Sampel
faktor resiko dari preeklampsia. Gravida
dihitung dengan menggunakan rumus
adalah jumlah kehamilan yang dialami
lemeshow dan didapatkan jumlah sampel
wanita. Secara internasional,
60 untuk kelompok kasus dan sampel 60
preeklampsia lebih sering terjadi pada
untuk kelompok kontrol. Kelompok kasus
primigravida yaitu sebesar 7-8%,
pada penelitian ini adalah seluruh wanita
sedangkan pada multigravida sekitar
hamil yang terdiagnosis preeklampsia dan
5,5-8%.7 Primigravida mempunyai resiko
untuk kelompok kontrol pada penelitian ini
yang lebih besar untuk mengalami
adalah seluruh wanita hamil yang tidak
preeklampsia karena pada primigravida
terdiagnosis preeklampsia.
mekanisme imunologik dalam
pembentukan blocking antibody Pengambilam sampel dilakukan
terhadap antigen plasenta oleh HLA-G dengan mengumpulkan catatan medik dari

(human leukocyte antigen G) belum pasien preeklampsia yang dirawat inap di


sempurna dibandingkan dengan RSUD Raden Mattaher Jambi. Sampel
multigravida.8 Oleh karena itu, peneliti yang diambil sebagai subjek penelitian

tertarik untuk melakukan penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan

mengenai Hubungan Antara Gravida eksklusi. Dengan cara pemilihan sampel

dengan Kejadian Preeklampsia di RSUD yaitu non probability sampling yakni

Raden Mattaher Jambi. meggunakan purposive sampel.


HASIL usia terbanyak adalah primigravida yaitu
sebanyak 33 orang (55,0%).
A. Analisis Univariat
Tabel 3. Distribusi sampel penelitian
Tabel 1. Angka kejadian preeklampsia di
berdasarkan usia
RSUD Raden Mattaher Jambi
Kasus Kontrol
Frekuensi Persen Usia
No Tahun (tahun) (f) (%) (f) (%)
(f) (%)
1 2016 19 31,7
< 20
2 3,3 3 5,0
2 2017 19 31,7 (remaja)
20-35
3 2018 22 36,7 (dewasa 49 81.7 44 73.3
Total 60 100 awal)
> 35
(dewasa 9 15 13 21.7
Berdasarkan tabel 1 diketahui akhir)
Total 60 100,0 60 100,0
bahwa angka kejadian Preeklampsia pada
tahun 2016 yaitu sebanyak 19 kasus Berdasarkan tabel 3 diketahui
(31,7%), tahun 2017 yaitu sebanyak 19 bahwa distribusi usia pada kelompok
kasus (31,7%), dan tahun 2018 yaitu kasus terbanyak adalah usia 20-35 tahun
sebanyak 22 kasus (36,7%). yaitu sebanyak 49 orang (81,7%). Sama
halnya pada kelompok kontrol diketahui
Tabel 2. Distribusi sampel penelitian bahwa usia terbanyak adalah usia 20-35
berdasarkan gravida tahun yaitu sebanyak 44 orang (73,3%).
Kasus Kontrol

Gravida Tabel 4. Distribusi sampel penelitian


(f) (%) (f) (%)
berdasarkan pekerjaan
Kasus Kontrol
Primigravida 44 73,3 33 55,0
Pekerjaan
(f) (%) (f) (%)
Multigravida 16 26,7 27 45,0

Total 60 100,0 60 100,0 IRT 49 81,7 49 81,7


Petani 3 5,0 5 8,3
Buruh 0 0 1 1,7
Berdasarkan tabel 2 diketahui Wiraswasta 6 10,0 3 5,0
bahwa distribusi gravida pada kelompok PNS 2 3,3 2 3,3
Total 60 100 60 100
kasus terbanyak adalah primigravida yaitu
sebanyak 44 orang (73,3%). Sama halnya
Berdasarkan tabel 4 diketahui
pada kelompok kontrol diketahui bahwa
bahwa distribusi pekerjaan pada kelompok
kasus terbanyak adalah Ibu rumah tangga
(IRT) yaitu sebanyak 49 orang (81,7%).
Pervaginam 15 25,0 50 83,3
Sama halnya dengan distribusi pekerjaan
Abdominal 45 75,0 10 16,7
pada kelompok kontrol terbanyak adalah
ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 49 Total 60 100,0 60 100,0
orang (81,7%).
Tabel 5. Distribusi sampel penelitian Berdasarkan tabel 6 diketahui
berdasarkan riwayat hipertensi bahwa pada kelompok kasus jenis
sebelumnya persalinan terbanyak yaitu pada
abdominal sebanyak 45 orang (75,0%),
Kasus Kontrol
Sedangkan pada kelompok kontrol jenis
Riwayat
Hipertensi persalinan terbanyak yaitu pada
Sebelumnya (f) (%) (f) (%)
pervaginam 50 orang (83,3%).

Ya 12 20,0 4 6,7 Tabel 7. Distribusi sampel penelitian


berdasarkan jenis usia gestasi
Tidak 48 80,0 56 93,3

Kasus Kontrol
Total 60 100,0 60 100,0
Usia
Gestasi (f) (%) (f) (%)
Berdasarkan Tabel 5 didapatkan
bahwa distribusi riwayat hipertensi Preterm 8 13,3 9 15,0
sebelumnya pada kelompok kasus adalah Aterm 52 86,7 51 85,0
sebagian besar pasien tidak memiliki Postterm 0 0 0 0
riwayat hipertensi sebelumnya yaitu Total 60 100,0 60 100,0
sebanyak 48 orang (80,0%), sedangkan
kelompok kontrol sebagian besar pasien Berdasarkan tabel 7 diketahui
tidak memiliki riwayat hipertensi bahwa distribusi usia gestasi pada
sebelumnya yaitu sebanyak 56 orang kelompok kasus terbanyak adalah usia
(93,3%). gestasi aterm yaitu sebanyak 52 orang
(86,7%). Sedangkan distribusi usia gestasi
Tabel 6. Distribusi sampel penelitian pada kelompok kontrol terbanyak adalah
berdasarkan jenis persalinan usia gestasi aterm yaitu sebanyak 51
orang (85,0%).
Kasus Kontrol
Jenis
Tabel 8. Distribusi sampel penelitian
Persalinan (f) (%) (f) (%)
berdasarkan APGAR score bayi

APGAR Kasus Kontrol


Score
(f) (%) (f) (%) Berdasarkan tabel 9 diketahui
bahwa pada kelompok kasus berat badan
Asfiksia bayi lahir terbanyak yaitu Bayi Berat Lahir
0 0 0 0
Berat
Normal (BBLN) sebanyak 55 bayi (91,7%).
Asfiksia
10 16,7 9 15,0 Sedangkan pada kelompok kontrol berat
Ringan
badan bayi lahir terbanyak yaitu Bayi
Normal 50 83,3 51 85,0
Berat Lahir Normal (BBLN) sebanyak 50
Total 60 100,0 60 100,0 bayi (83,3%).

Berdasarkan tabel 8 diketahui


bahwa pada kelompok kasus Apgar score B. Analisis Bivariat

terbanyak yaitu normal sebanyak 50 bayi Tabel 10. Hubungan antara gravida
(83,7%). Sedangkan pada kelompok dengan kejadian preeklampsia
kontrol Apgar score terbanyak yaitu
Kejadian Preeklampsia
normal 51 bayi (85,0%). P
Tidak
Preeklampsia
Preeklampsia OR
Gravida (95%
Tabel 9. Distribusi sampel penelitian CI)
(f) (%) (f) (%) Value
berdasarkan berat badan bayi lahir

Primigravida 44 73,3 33 55,0 2,250


Kasus Kontrol 0,036
Berat 1,046-
Multigravida 16 26,7 27 45,0
Badan 4,838
Bayi Total 60 50 60 50
Lahir (f) (%) (f) (%)

Dari hasil uji statistik Chi Square


Bayi
Berat diperoleh p-value = 0,036 (p<0,005), yang
Lahir 5 8,3 5 8,3 menunjukkan terdapat hubungan yang
Rendah
(BBLR) bermakna antara gravida dengan kejadian
preeklampsia.
Bayi
Berat
Lahir 55 91,7 50 83,3 PEMBAHASAN
Normal Berdasarkan data rekam medik
(BBLN)
RSUD Raden Mattaher Jambi, dalam 3
Bayi tahun terakhir tersebut didapati
Berat
Lahir 0 0 5 8,3 peningkatan dan penurunan angka
Lebih kejadian pada kasus preeklampsia ringan
(BBLL)
dan preeklampsia berat, hal ini
Total 60 100,0 60 100,0 disebabkan karena perubahan sistem
penerimaan pasien di RSUD Raden penelitian ini berbeda dengan teori yang
Mattaher Jambi seperti Jaminan ada, hal ini mungkin terjadi karena
Kesehatan Nasional (JKN), namun kasus meningkatnya kesadaran masyarakat
preeklampsia ringan dan preeklmpsia tentang bahaya kehamilan pada umur
berat ini masih cukup banyak ditemukan di ekstrim. Banyaknya preeklampsia yang
RSUD Raden Mattaher Jambi. terjadi pada rentang usia sehat
Gravida merupakan salah satu dikarenakan proses kehamilan dan
faktor resiko dari preeklampsia. Gravida persalinan paling banyak terjadi pada usia
adalah jumlah kehamilan yang dialami produktif 20-35 tahun.
wanita. Secara internasional, Sebagian besar pasien pada kasus
preeklampsia lebih sering terjadi pada ini adalah ibu rumah tangga (tidak
primigravida yaitu sebesar 7-8%, berpenghasilan), sehingga pendapatan
sedangkan pada multigravida sekitar 5,5- keluarga hanya bertumpu pada suami.
8%.7 Primigravida mempunyai resiko yang Padahal perempuan yang bekerja
lebih besar untuk mengalami (mempunyai penghasilan) memberikan
preeklampsia karena pada primigravida kontribusi yang cukup besar pada
mekanisme imunologik dalam kesejahteraan keluarga karena
pembentukan blocking antibody terhadap perempuan cenderung memanfaatkan
antigen plasenta oleh HLA-G (human penghasilan mereka untuk membeli
leukocyte antigen G) belum sempurna makanan tambahan, perawatan
dibandingkan dengan multigravida.9 kesehatan, peralatan sekolah, dan
pakaian untuk anak-anaknya. Kurangnya
Menurut teori, usia maternal yang
pendapatan keluarga ini menyebabkan
memiliki risiko lebih tinggi untuk
berkurangnya alokasi dana untuk
mengalami preeklampsia-eklampsia
pembelian makanan sehari-hari, sehingga
adalah kelompok usia <20 tahun dan >35
mengurangi jumlah dan kualitas makanan
tahun. Usia kehamilan <20 tahun memiliki
ibu perhari yang berdampak pada
keadaan alat reproduksi belum siap untuk
penurunan status gizi. Kekurangan
menerima kehamilan sehingga
tersebut akan meningkatkan risiko
meningkatkan terjadinya keracunan
kesakitan pada ibu dan bayi baru lahir.10
kehamilan dalam bentuk preeklampsia
dan usia ibu >35 tahun berisiko untuk Preeklampsia pada kehamilan

terjadinya preeklampsia karena pada usia sebelumnya merupakan prediktor kuat

ini terjadi peningkatan kerusakan endotel dari preeklampsia pada kehamilan

vaskular karena proses penuaan dan berikutnya. Seely dan Solomon

terjadinya obstruksi pada lumen arteriolar menghubungkan perkembangan

oleh aterosis.9 Namun, hasil pada preeklampsia dengan peningkatan


resistensi insulin yang terjadi selama Pada tabel 8 didapatkan hasil
kehamilan pada wanita dengan riwayat Apgar score terbanyak yaitu normal. Hal
preeklampsia, sedangkan penyakit ini terjadi dikarenakan hanya sedikit
tersebut juga telah diusulkan untuk terdapatnya sampel berat bayi lahir
menjadi manifestasi pertama dari sindrom rendah, karena salah satu faktor asfiksia
11
metabolik pada wanita berisiko. neonatrum adalah berat bayi lahir rendah,
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel usia ibu yang berisiko, serta adanya
5, hal ini antara lain kemungkinan hipertensi dalam kehamilan. Oleh karena
disebabkan pada sebaran sampel itu bayi dengan asfiksia neonatrum dapat
penelitian, baik pada kasus maupun dicegah sejak awal kehamilan ibu dengan
kontrol karena kejadian preeklampsia memperbaiki asupan nutrisi pada ibu
lebih banyak ditemukan pada primigravida hamil, kontrol antenatel secara teratur,
dibandingkan dengan multigravida. dan proses persalinan yang aman oleh
Banyaknya angka kejadian pasien petugas kesehatan.12
preeklampsia yang melakukan persalinan
Berdasarkan tinjauan pustaka
caesar, dapat dihubungkan dengan salah
yang telah ditulis, diketahui bahwa
satu tatalaksana dari preeklampsia itu
preeklampsia dapat meningkatkan angka
sendiri, yaitu terminasi kehamilan.
morbiditas dan mortalitas pada bayi.
Terminasi dilakukan dengan melakukan
Komplikasi pada bayi yang berasal dari
induksi persalinan terlebih dahulu, namun
ibu dengan PEB dapat juga diakibatkan
bila induksi tidak berhasil atau terdapat
oleh adanya kelainan invasi trofoblas dari
komplikasi obstetrik maka dilakukan
kedua arteri desidua ibu sehingga akan
persalinan abdominal. Indikasi
menyebabkan penurunan perfusi plasenta
dilakukannya persalinan abdominal adalah
dan iskemia plasenta relatif yang akan
untuk mencegah komplikasi yang lebih
berakibat pada terjadinya asfiksia
buruk lagi terhadap maternal, maka
neonatorum pada bayi.13 Menurut peneliti,
persalinan dipercepat melalui persalinan
BBLR tidak hanya berkaitan dengan
abdominal.3
berkurangnya aliran darah ke janin,
Secara teori artinya penelitian
namun akibat berbagai faktor seperti usia
mengenai karakteristik pasien
ibu, status kesehatan ibu, genetika, serta
preeklampsia berdasarkan usia gestasi ini
hal ini juga bisa disebabkan karena faktor
sesuai dengan apa yang terdapat di
luar lain semisalnya stats gizi ibu dimana
tinjauan pustaka bahwa preeklampsia
bisa diketahui dari indeks massa tubuh
umum terjadi pada kehamilan triwulan
ibu, yang mengakibatkan bayinya cukup
ketiga dan semakin meningkat menjelang
gizi pada masa kehamilannya.14
aterm.3
Dari hasil penelitian didapatkan (86,7%), nilai Apgar Score Bayi yaitu
nilai p-value = 0,036 lebih kecil dari 0,05 normal (83,3%), dan Berat Badan
yang menunjukkan bahwa ada hubungan Bayi Lahir yang paling banyak yaitu
yang bermakna antara gravida kategori Bayi Berat Lahir Normal (91,7%).
primigravida dengan kejadian 3. Terdapat hubungan yang bermakna
preeklampsia. Didapatkan juga nilai OR = antara gravida dengan kejadian
2,250 artinya wanita hamil yang memiliki preeklampsia pada wanita hamil
gravida khususnya kategori primigravida yang berobat ke poli kebidanan dan
memiliki risiko 2,250 kali lebih besar untuk kandungan RSUD Raden Mattaher
mengalami preeklampsia dibandingkan Jambi (p-value = 0,036) dan nilai
dengan wanita yang tidak mengalami (OR = 2,250).
preeklampsia. Selain itu Hasil ini sesuai
dengan hipotesis pada penelitian ini yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan DAFTAR PUSTAKA
antara gravida dengan kejadian 1. Kementerian Kesehatan Republik
preeklampsia di RSUD Raden Mattaher Indonesia. 2015. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2014. Jakarta :
Jambi.
Kementerian Kesehatan RI.
2. Winkjosastro H. 2007. Ilmu
KESIMPULAN Kebidanan. Edisi Ke- Empat. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian yang Yayasan Bina Pustaka Sarwono
dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai Prawihardjo. Hal 530-550.
berikut: 3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom
1. Angka kejadian Preeklampsia di SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
RSUD Raden Mattaher Jambi 2015. Obstetri Williams Volume 2.
didapatkan pada tahun 2016 yaitu Edisi 23. Jakarta: Penerbit Buku
sebanyak (31,7%), tahun 2017 yaitu Kedokteran EGC.
sebanyak (31,7%), dan mengalami 4. Karima N.M, Machmud R, Yusrawati.
peningkatan pada tahun 2018 2015. Hubungan Faktor Resiko
sebanyak (36,7%). Kejadian Pre-Eklampsia Berat di
2. Karakteristik pasien preeklampsia RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
yaitu primigravida (73%), didapatkan Kesehatan Andalas 4(2).
paling banyak pada usia 20-35 tahun 5. WHO, Priority medicines for mothers
(81,7%), pekerjaan Ibu Rumah and children 2011. (serial online) 2011
Tangga (81,7%), tidak memiliki Mar (diakses 31 Okt 2012); 2(4).
riwayat hipertensi sebelumnya Diunduh dari: URL:
(80,0%), jenis persalinan Abdominal
(75,0%), usia gestasi usia aterm
www.who.int/medicines/publications/A Ibu Hamil dengan Preeklampsia Berat
4prioritymedicines.pdf dan Eklampsia di RSUD Raden
6. Asmana S.K, Syahredi, Hilbertina N. Mattaher Jambi Tahun 2014-2015.
2016. Hubungan Usia dan Paritas Skripsi Sarjana Kedokteran, Fakultas
dengan Kejadian Preeklampsia Berat Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
di Rumah Sakit Achmad Mochtar Universitas Jambi.
Bukittinggi Tahun 2012 – 2013. Jurnal 11. Nwosu Z, Omabe M. 2009. Maternal
Kesehatan Andalas 5(3). and Fetal Consequences of
7. Hertin, Rindawati. 2016. The Preeclampsia. The Internet Journal of
relationship between gravida with the Gynecology and Obstetrics. Volume
incidence of preeclampsia. 4th Asian 13(1):1-10.
Academic Society International 12. Prihatini IJ dkk. 2012. Hubungan
Conference (AASIC). Antara Preeklampsa dengan Kejadian
8. Andriani C, Lipoeto N.I, Utama B.I. BBLR dan Asfiksia Neonatrum di VK
2016. Hubungan Indeks Massa Tubuh IRD RSUD DR. Soetomo Surabaya.
dengan Kejadian Preeklampsia di 13. Khuzaiyah S, Anies, Sri W. 2016.
RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Karakteristik Ibu Hamil Preeklampsia.
Kesehatan Andalas 5(1). Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX,
9. Denantika O, Serudji J, Revilla G. No 2.
2015. Hubungan Status Gravida dan 14. Tintyarza AG. 2013. Hubungan
Usia Ibu Terhadap Kejadian Preeklampsia/Eklampsia dengan
Preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
Padang tahun 2012-2013. Jurnal pada Bayi di RSUD R.A Kartini
Kesehatan Andalas 4(1). Jepara. (naskah publikasi). Universitas
10. Fulendry F.P. 2017. Gambaran Luaran Muhammadiyah Surakarta.
Maternal dan Luaran Perinatal Pada

You might also like