Professional Documents
Culture Documents
Masalah Aktivitas
telah diterima dan disahkan dalam praktik klinik mata kuliah Keperawatan
Dasar Di Ruang Unit Stroke pada tanggal 1 April 2022
Mengetahui,
NIP.919830626201901201
LEMBAR KONSULTASI
Nim : P17240201020
NIM : P17240201020
KEMENTRIAN KESEHATAN
Website : http:/www.poltekkes-malang.ac.id
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
NIM : P17240201020_____________
I. DEFINISI KHASUS
Aktivitas merupakan suatu keadaan bergerak bebas dimana
manusia memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah
satu tanda aktivitas seseorang dikatakan baik apabila mampu melakukan
aktivitas secara mandiri seperti berdiri, berjalan, dan bekerja. Kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persyarafan dan
muskuloskeletal ( Heriana, 2014). Seseorang dikatakan dapat memenuhi
kebutuhan beraktivitas dengan baik jika ia mampu melakukan mobilisasi
dan mampu memenuhi aktivitas daily live (ADL) nya secara mandiri tanpa
bantuan atau ketergantungan dengan orang lain.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan aktivitas
yaitu :
1. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas
seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan
sehari-hari. Olah ragawan biasanya memiliki gaya hidup atau
kebiasaan yang sehat, mulai dari nutrisi yang tercukupi, latihan fisik
yang baik sampai kebutuhan tidur yang teratur. Namun, ada juga olah
ragawan yang tetap mengkonsumsi kopi hingga merokok. Berbagai
gaya hidup ini akan berdampak pada perilaku dan kebiasaan dari
masing-masing olah ragawan itu sendiri.
2. Proses penyakit
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas
seseorang karena dapat mempengaruhi sistem tubuh. Contohnya, orang
yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan
dalam ekstremitas bagian bawah.
3. Kebudayaan
Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan. Contoh, orang yang memiliki kebudayaan berjalan jauh
kemampuan berjalannya lebih kuat daripada, orang yang memiliki
kebudayaan tidak pernah berjalan jauh.
4. Tingkat energi
Energi merupakan sumber untuk melakukan aktivitas. Energi yang
cukup dapat mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas yang
baik. Tidak terkecuali seorang atlet, seorang atlet memerlukan energi
yang baik untuk menjaga kesegaran tubuhnya agar tetap prima.
Kesegaran yang prima diimbangi dengan keterampilan teknik dan
taktik yang baik merupakan faktor pendorong atlet untuk memperoleh
prestasi (Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga, 1999
dalam Iswahyudi 2007) .
5. Usia
Terdapat perbedaan kemampuan aktivitas pada usia yang berbeda.
Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak
sejalan dengan perkembangan usia. Usia dewasa akan lebih baik pada
kemampuan fungsi alat gerak dari pada orang pada usia lanjut.
II. PATOFISIOLOGI
A. SKEMA
Aktivitas
Perubahan sistem
Penurunan otot
Defisit perawatan integumen kulit
diri
Perubahan sistem Kontriksi pembuluh darah
muskuloskeletal
Sel kulit mati
Gangguan mobilitas
fisik Dekubitus
III. ETIOLOGI
Penyebab gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas menurut PPNI (2017),
adalah :
1. Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2. Tirah baring
3. Imobilitas
4. Kelemahan
5. Kerusakan integritas struktur tulang
6. Perubahan metabolisme
7. Ketidakbugaran fisik
8. Penurunan kendali otot
9. Penurunan massa otot
10. Penurunan kekuatan otot
11. Keterlambatan perkembangan
12. Kekakuan sendi
13. Kontraktur
14. Malnutrisi
15. Gangguan musculoskeletal
16. Gangguan neuromuskuler
17. Indeks massa tubuh di atas persentil ke-75 sesuai usia
18. Efek agen farmakologis
19. Program pembatasan gerak
20. Nyeri
21. Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik
22. Kecemasan
23. Gangguan kognitif
24. Keengganan melakukan pergerakan
25. Gangguan sensori persepsi
V. PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas pasien
Identitas pasien meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, no. register, tanggal MRS, dan diagnosa
medis.
2. Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan
masalah aktivitas adalah mengeluh lelah, frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat, merasa lemas, gambar EKG menunjukan
iskemia, sianosis.(PPNI, 2017), pasien tidak mampu menggereakkan
ekstremitas.
3. Riwayat penyakit sekarang meliputi alasan pasien yang menyebabkan
terjadi keluhan atau gangguan seperti : adanya nyeri, kelemahan otot,
kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah terganggunya
mobilitas dan imobilitas dan lamanya terjadi gangguan.
4. Riwayat penyakit terdahulu yang mungkin terjadi pada pasien dengan
masalah aktivitas adalah adanya riwayat hipertensi, DM, penyakit
jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kotrasepsi, oral yang lama,
penggunaan obat-obatan anti koagulasi, aspirin, vasodilator, obat-obat
adiktif dan kegemukan.
5. Riwayat penyakit keluarga yang biasa terjadi pada pasien dengan
masalah aktivitas adalah ada riwayat keluarga yang menderita
hipertensi, DM, atau adanya riwayat stroke atau generasi terdahulu yang
mana penyakit tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya masalah
aktivitas pada penderita.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Mengalami merasa lemas, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas,
kelemahan anggota gerak badan.
b. Pengkajian Tingkat Kesadaran
Pada klien lanjut usia kesadaran klien stroke biasanya berkisar pada
tingkat latergi, stupor dan koma.
c. Pengkajian Fungsi serebral
Pengkajian ini meliputi status mental, fungsi intelektual kemampuan
bahasa, lobus frontal dan hemisfer.
d. Pengkajin Saraf cranial
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.
e. Pengkajian sistem motorik
1) Hampir selalu menjadi kelumpuhan atau kelemahan pada salah
satu sisi tubuh.
2) Pengkajiannya meliputi : tangan dan kaki bagian kiri dan kanan
dinilai apakah ada / tidaknya kelemahan, kekuatan dan spasme.
Untuk mengetahui kekuatan dan kemampuan fungsi motorik
perlu diperiksa tentang kemampuan otot dan perlu dilakukan
pemeriksaan derajat kekuatan otot yang dibuat ke dalam enam
derajat (0-5). Derajat ini menunjukan kekuatan otot tersebut
dapat dilihat pada table dibawah ini.
Derajat
Kekuatan Keterangan
Otot
Derajat 5 Kekuatan normal dimana seluruh gerakan dapat
dilakukan otot dengan tahanan maksimal dari
proses yang dilakukan berulang-ulang tanpa
menimbulkan kelelahan
Derajat 4 Dapat melakukan Range of Motion (ROM)
secara penuh dan dapat melawan tahanan ringan
Derajat 3 Dapat melakukan ROM secara penuh dengan
melawan gaya berat (gravitasi) tetapi tidak dapat
melawan tahanan
Derajat 2 Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat
melakukan ROM secara penuh
Derajat 1 Kontraksi otot minimal terasa/teraba pada otot
bersangkutan tanpa menimbulkan gerakan
Derajat 0 Tidak ada kontraksi otot sama sekali
f. Pengkajian reflek
Pada fase akur refleks fisiologis yang lumpuh akan menghilang
setelah beberapa hari reflek fisiologis muncul kembali didahului
refleks patologis.
g. Pengkajian sistem sensori
Dapat terjadi hemihipertensi (Fitriani, 2015).
Keterangan :
Diagnosis ini dispesifikasikan menjadi salah satu atau lebih dari :
2) Mandi
3) Berpakaian
4) Makan
X. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk treatment yang dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan
penilaian klinis untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan (SIKI, 2018).
1 Hambatan mobiitas fisik b.d Tujuan : setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi (l.05173)
penurunan kekuatan otot keperawatan ...x 24 jam diharapkan Observasi
kemampuan gerak fisik dari tiap
(D.0054)
ekstremitas meningkat, dengan 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
kriteria hasil : (L.05042) lainnya
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
1. Pergerakan ekstremitas mobilisasi
meningkat 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
2. Kekuatan otot meningkat sebelum memulai mobilisasi
3. Rentang gerak (ROM) 4. Monitor kondisi umum selama melakukan
meningkat mobilisasi
4. Kekakuan sendi menurun
5. Kelemahan fisik menurun Terapeutik
Edukasi
2 Intoleransi aktivitas b.d Tujuan : setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi (I. 05178)
kelemahan (D.0056) keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
diharapkan toleran aktivitas meningkat, 1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang
dengan mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Kriteria hasil : (L.05047) 3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
1. Kemudahan dalam melakukan aktivitas
3 Kerusakan integritas kulit b.d Tujuan : setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
penurunan mobilitas (D.0129) keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
diharapkan pasien tidak mengalami 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas
kerusakan pada integritas kulitnya, kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan
dengan status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu
lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
Kriteria hasil :
Terapeutik
1. Tidak ada luka dekubitus
2. Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
2. Perfusi jaringan meningkat
3. Lakukan pemijatan pada area penonjolan
3. Tidak adanya jaringan parut tulang, jika perlu
4. Suhu kulit membaik 4. Bersihkan perineal dengan air hangat terutama
selama periode diare
5. Tekstur membaik
5. Gunakan produk berbahan petrolium atau
minyak pada kulit kering
6. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitif
7. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
kulit kering
Edukasi
Edukasi