Professional Documents
Culture Documents
YYYYY
YYYYY
DISUSUN OLEH :
AHMAD IRWANTO LIE (2161201210)
ANA NOPRIANA (2161201211)
DELLA PUSPITA (2161201214)
JERRY SUSANTO (2161201221)
MHD KHOIRUDDIN HARAHAP (2161201225)
MONALISA (2161201226)
SITI SALWA KURNIA PUTRI (2161201238)
BS-2-21
DOSEN PEMBIMBING :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang mana telah
memberikan rahmat dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah perekonomian indonesia yang berjudul KERENTANAN TERHADAP
KRISIS EKONOMI. Sebelumnya penulis mengucapkan terimakasih kapada
Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan tugas ini dan telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik.
Riau , 12 maret
2022
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................1
DARTAR ISI......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................5
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dua dekade terakhir ini Indonesia sudah dua kali di terpa krisis
ekonomi besar. Pertama, krisis keuangan Asia yang muncul sekitar pertengahan
tahun 1997 dan mencapai klimaksnya pada pertengahan tahun 1998, dan kedua,
krisis ekonomi global yang terjadi dan mempengaruhi banyak Negara, termasuk
Indonesia, selama periode 20008-2009. Walaupun dampak dari krisis ekonomi
kedua itu terhadap perekonomian Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan dengan
akibat dari krisis keuangan Asia 1997-1998 tersebut, ekonomi Indonesia tetap
mengalami suatu goncangan yang mengakibatkan laju pertumbuhan ekonomi
nasional pada tahun 2009, walaupun tetap positif, tetapi lebih rendah dari yang di
harapkan.
3
3. Penyebab krisis ekonomi
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, krisis ekonomi dapat mengambil beragam bentuk. Saya akan
mencoba membahas lima diantaranya, yakni:
2. Krisis perbankan
3. Gelembung aset
5. Krisis utang
Krisis mata uang dianggap sebagai bagian dari krisis keuangan. Krisis mata
uang terjadi ketika nilai tukar sebuah mata uang terhadap mata uang lainnya
jatuh. Dengan kata lain, itu adalah depresiasi mata uang, hanya saja
berlangsung parah.
6
Krisis mata uang mungkin akibat hiperinflasi. Daya beli mata uang domestik
terhadap barang dan jasa merosot. Orang lagi tidak percaya dengan mata uang
domestik. Mereka menjual mata uang domestik dan menukarnya dengan mata
uang yang lebih stabil seperti dolar AS. Sebagai hasilnya, nilai tukar mata uang
domestik terhadap dolar AS jatuh.
Krisis mata uang mungkin juga terjadi karena aktivitas spekulasi. Spekulan
menyerang mata uang lemah, terutama negara dengan fundamental ekonomi
yang lemah. Target biasanya adalah negara yang:
b. Krisis perbankan
Krisis biasanya berawal dari bank run, yakni ketika penabung tiba-tiba
menarik simpanan mereka dari bank. Kepanikan semacam itu mungkin karena
mereka tidak percaya terhadap daya beli mata uang domestik sebagaimana
selama hiperinflasi. Atau, mereka tidak percaya lagi pada bank karena masalah
insolvent.
Selama hiperinflasi, daya beli mata uang jatuh. Orang lebih suka memegang
uang tunai karena dapat menggunakannya sewaktu-waktu. Itu memicu
penarikan masif simpanan di bank.
c. Gelembung aset
7
Krisis biasanya terjadi ketika gelembung aset tiba-tiba pecah. Aset dapat
mengambil beragam bentuk seperti saham atau real estate. Signifikansi efeknya
tergantung pada seberapa besar uang yang diinvestasikan ke aset-aset tersebut.
Semakin besar uang yang diinvestasikan semakin parah efeknya.
Gelembung aset berlangsung ketika harga aset terus melonjak secara cepat,
jauh melebihi fundamentalnya. Harga sudah tidak lagi masuk akal dan jauh
melebihi nilai wajarnya. Salah satu penyebabnya adalah aktivitas spekulasi.
Krisis ini terjadi ketika suatu negara tidak mampu membayar impor atau
melayani pembayaran utang luar negerinya. Kejatuhan nilai tukar biasanya
akan menyertai krisis.
Salah satu sumber penyebab krisis neraca pembayaran adalah aliran modal
jangka pendek (atau kita sebut sebagai hot money). Investasi asing mengalir ke
perekonomian domestik untuk mengambil keuntungan dari pertumbuhan
ekonomi yang cepat. Orang asing memburu aset-aset seperti saham dan
obligasi.
e. krisis utang
Krisis utang muncul ketika risiko gagal bayar meningkat. Utang melonjak
karena pemerintah menjalankan defisit anggaran yang semakin tinggi dari
tahun ke tahun.
Pada saat yang sama, kemampuan untuk meningkatkan pendapatan pajak
terbatas.
Tingginya utang membuat kemampuan pemerintah untuk membayar bunga dan
pokok jatuh.
Kepercayaan investor terhadap kesinambungan perekonomian domestik
merosot.
Krisis utang Eropa sejak 2010 adalah contohnya. Beberapa negara anggota
zona euro Yunani dan Spanyol tidak dapat membayar kembali utang mereka.
Mereka kemudian terpaksa meminta bantuan pihak ketiga seperti Bank Sentral
Eropa (ECB) dan International Monetary Fund (IMF).
Kreditur tersebut memaksa pemerintah untuk menerapkan kebijakan
penghematan dan disiplin fiskal. Mereka harus mengurangi tingkat defisit
anggarannya melalui kenaikan pajak dan penurunan pengeluaran pemerintah.
11
struktural yang terkandung di dalamnya. Lemahnya struktur sosial-
politik ini merupakan akibat dari penekanan pendekatan keamanan
dengan penciptaan kestabilan sosial-politik secara dipaksakan dalam
era kepemimpinan Orde Baru. Kestabilan ini dicapai melalui cara-
cara represi, menghilangkan semua unsur yang berpotensi menjadi
pesaing dari penguasa dengan cara apapun, bahkan yang melanggar
hak azasi. Kita melihat bahwa selama ini semua organisasi, sosial,
profesi, fungsional, apalagi politik, selalu mengalami ‘pembinaan’
atau ‘digarap’ dengan berbagai cara untuk tidak vokal, tidak
menyuarakan sesuatu yang berbeda dari penguasa. Di dalam
kehidupan politik tidak dikenal oposisis. Semua ini dikatakan tidak
sesuai dengan kepribadian Indonesia. Kestabilan yang tercapai
dengan rekayasa ini merupakan kestabilan semu, dan tidak tahan
lama.
d. Sikap hidup yang ‘lebih besar pasak dari tiang’ serta sikap hidup
yang tertutup dan mendasarkan diri atas ‘tribalism’ (Prof. Arif
Budiman).
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Bustanul dan Didik J. Rachbini. Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik. Jakarta:
Grasindo.
2001
Bappenas. Pendahuluan Laporan Infrastruktur, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana.
Oktober 2002
Djiwandono Soedradjad. Krisis dan Pembaharuan Ekonomi-Moneter. 2000
Erani Yustika Ahmad. Perekonomian Indonesia: Satu Dekade Pascakrisis Ekonomi.
Unibraw.
Februari 2007.
https://cerdasco.com/krisis-ekonomi/
11