You are on page 1of 10

Prosiding Seminar Nasional Anggrek 2012

Makalah Utama 1

Prospek Pengembangan Usaha Anggrek


Berbasis Sumberdaya Lokal

Novianto
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perhimpunan Anggrek Indonesia
(PAI) Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540

ABSTRAK. Anggrek merupakan komoditas tanaman hias penting di Indonesia. Permintaan


produk tanaman ini dari tahun ke tahun terus meningkat. Tanaman ini dimanfaatakn tidak hanya
tanaman pot dan bunga potong, kini juga dimanfaatkan sebagai decorative plant yang
dipasarkan dalam bentuk tanaman rental, plant arrangement, wedding decoration dan juga
sebagai komponen landscape modern. Meski bisnis anggrek terus meningkat dan meluas ke
berbagai daerah, namun ketersediaan bibit bermutu masih rendah. Dampaknya impor benih
terus mengalir ke Indonesia. Agribisnis tanaman ini juga masih terkendala akibat belum
diterapkannya pengelolaan rantai pasok (Supply Chain Managemant, SCM) pada semua level
usaha. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut pola kemitraan pada seluruh level dan pelaku
usaha baik dalam penyediaan varietas unggul baru dan bibit bermutu; dukungan pemerintah
dalam integrasi usaha, penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan, penyediaan
infrastruktur, modal usaha, serta aturan yang kondusif sangat diperlukan.

Kata-kata kunci: Anggrek, bibit, bisnis, infrastruktur, kemitraan, pengelolaan rantai pasok

ABSTRACT. Novianto (20120 Orchid Agribusiness Development Prospect Based on Local


Resources. Orchid is important ornamental plant commodity in Indonesia. Market demand of
the plant increases continually from year to year. The plant is not only utilized for pot plant and
cut flower, recently the plant is used as decorative plants marketed in rent plants, plant
arrangement, weeding decoration and modern landscape. Although the orchid business incease
continually and developed in wide areas, the availability of qualified-seedlings was stil low and
let to orchid seedling impor continuing come to Indonesia. The orchid agribusiness is also faced
by un-applied supplay chain management to all level of the business. To overcome the
limitation, collaboration and cooperation pattern in all business levels and stakeholders both in
supplying new superior variaties and qualified seed production; government support in bisnis
integration, sustainability research and development, infrastructure, busniness modal and
condusive regulation are needed.

Keywords: Orchid, seedling, business, infrastructure, collaboration, supply chain management.

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi Nasional tak hanya dapat dilihat dari besarnya angka
pendapatan per kapita yang dirilis oleh pemerintah tiap tahunnya, namun secara kasat
mata telah termanifestasikan oleh gaya dan kemajuan hidup masyarakat Indonesia yang
makin konsumtif dan selektif. Gaya dan kemajuan hidup tersebut antara lain
diindikasikan dengan banyaknya mobil dan motor baru di jalanan, bertambahnya mall

1
Prosiding Seminar Nasional Anggrek 2012

dan pusat perbelanjaan modern, pertumbuhan nasabah kredit kepemilikan


perumahan/apartemen (KPR) di bank-bank nasional, atau penuh sesaknya villa dan
hotel di tempat-tempat rekreasi di kawasan pegunungan atau pantai pada saat weekend
atau liburan tiba. Para ekonom berkesimpulan bahwa perekonomian Nasional berada
dalam satu masa dimana masyarakat, yang 60% dari 240 juta penduduk adalah usia
produktif, mengalami peningkatan penghasilan yang diikuti dengan peningkatan daya
beli yang signifikan.
Ditengah pertumbuhan ekonomi dan maraknya lalu lintas transaksi perdagangan
Nasional saat ini, anggrek hadir dan menempatkan diri pada posisi yang makin
terhormat dalam daftar belanja kaum menengah. Peningkatan ekonomi dan
kesejahteraan Nasional membuat kebutuhan akan kepuasan estetika menjadi bagian dari
gaya hidup sehari-hari, dan anggrek, menjadi salah satu primadona pemenuhan
kebutuhan ini. Hal ini menyebabkan permintaan anggrek yang terus meningkat.
Akibatnya peningkatan kapasitas dan kualitas produksi oleh produsen anggrek juga
perlu terus ditingkatkan.
Pasar anggrek yang dominan berada di kota-kota besar di pulau Jawa dan Bali,
kini berkembang ke kota-kota lain di luar Jawa. Pameran anggrek yang secara periodik
digelar di Medan, Pontianak, Banjarmasin, Makassar dan banyak kota lain di luar Jawa,
membentuk komunitas-komunitas baru pasar anggrek di luar Jawa. Sentra produksi
anggrek yang hanya ada di kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi
(Jabodetabek), Jawa Timur dan Bali kini juga dituntut mampu memasok kebutuhan
anggrek dikomunitas-komunitas baru tersebut. Kondisi ini menuntut tidak hanya
penambahan kapasitas produksi, namun juga luas areal produksi yang diikuti dengan
penerapan system prosuksi yang efektif dan efisien. Jika hal tersebut tidak terpenuhi
maka beban yang harus dipikul produsen untuk memenuhi permintaan pasar akan terasa
semakin berat.
Patut dicatat, bahwa tuntutan pasar dan konsumen saat ini lebih kritis dan selektif
dalam memilih anggrek. Kualitas dan kontinuitas pasokan menjadi kata kunci
keberhasilan dalam memenangkan kompetisi dan merebut simpati pasar dan konsumen.
Kondisi ini menuntut setiap produsen anggrek selalu dapat menghasilkan, menyediakan
dan memasok anggrek dengan kualitas yang terbaik dan diminati konsumen dan pasar.
Dampaknya produsen yang mampu memenuhi tuntutan pasar dan konsumen akan
memenangkan kompetisi, sementara yang tidak mampu memenuhi standar kualitas
yang diinginkan pasar akan tersingkir dari persaingan dan akan tergantikan dengan
kebun-kebun anggrek skala industri yang lebih kuat dari sisi sumber daya dan
permodalan. Harus disadari bahwa telah terjadi pergeseran konsep agribisnis anggrek
dari sekedar hobi mengkoleksi anggrek menuju industri dengan segmen pasar yang
lebih luas, dimana keseragaman, kualitas dan kontinuitas suplai menjadi modal dasar
keberhasilannya.

2
Prosiding Seminar Nasional Anggrek 2012

Diversifikasi pemenfaatan anggrek kini semakin luas dengan semakin


bervariasinya produk yang dapat diterima pasar. Jika pada awalnya anggrek hanya
dijual dalam bentuk tanaman pot dan bunga potong, kini anggrek dimanfaatkan sebagai
decorative plant yang dipasarkan dalam bentuk tanaman rental, plant arrangement,
wedding decoration dan juga sebagai komponen landscape modern.
Diantara banyak jenis anggrek, Phalaenopsis dan Dendrobium menempati posisi
teratas dalam urutan tren pasar anggrek saat ini. Permintaan tertinggi akan varian
Phalaenopsis masih didominasi tipe klasik standar yaitu warna putih lidah kuning, putih
lidah merah, ungu dan merah dengan tangkai panjang yang memiliki minimal 9 kuntum
bunga. Sementara minat akan Dendrobium lebih bervariasi pada warna yang kontras
dengan bentuk bunga bulat dan bintang. Bentuk bunga keriting (curly type) kurang
diminati oleh pasar dalam negeri, tetapi sangat diminati oleh pasar luar negeri
khususnya Jepang.
Ditengah euforia bisnis anggrek, lemahnya penyediaan benih bermutu menjadi
kendala serius yang dihadapi oleh pelaku bisnis tanaman ini. Tersedianya benih
bermutu prima, seragam dalam pertumbuhan dan pembungaan merupakan salah satu
factor penentu keberhasilan agribisnis anggrek. Dengan tersedianya benih tersebut
dengan kontinuitas suplai yang berkesinambungan memudahkan pelaku usaha anggrek
dalam menentukan batas keuntungan yang ingin dicapai. Benih tersebut umumnya
dihasilkan melalui perbanyakan klonal menggunakan teknologi kultur jaringan. Bibit
klonal umumnya disuplai dari negara-negara maju produsen anggrek, sementara
produsen benih anggrek local belum mampu menyediakannya baik dalam jumlah
maupun jenisnya. Kondisi ini menyebabkan impor benih anggrek yang dari tahun ke
tahun jumlah terus meningkat. Nilai impor akan semakin besar lagi bila pertumbuhan
pasar anggrek yang terus meningkat tidak diiringi dengan peningkatan kompetensi
produsen benih anggrek nasional. Manajemen rantai pasok (Supply Chain
Management) yang pernah disosialisasikan oleh pemerintah beberapa tahun yang lalu
sebenarnya bisa menjadi solusi dari permasalahan ini, namun pada kenyataannya masih
pada tataran wacana.

SUMBER DAYA LOKAL DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Kesuksesan Thailand menjadi Negara penting produsen anggrek juga dicapai


melalui perjuangan yang keras dan penuh tantangan. Dengan total luas lahan 4.000
hektar dan managemen yang baik kini Thailand menjadi salah satu negara pengekspor
anggrek terbesar di Asia Tenggara. Selanjutnya akselerasi pertumbuhan luasan produksi
anggrek Malaysia di Johor Bahru dari 150 hektar di awal tahun 2000 hingga mencapai
550 hektar di tahun 2012 juga merupakan hasil perjuangan yang tidak ringan. Sukses
negara-negara itu diraih melalui sinergi yang harmonis dan masif diantara pelaku

3
Prosiding Seminar Nasional Anggrek 2012

agribisnis anggrek dalam menerapkan Supply Chain Management (SCM) yang mereka
miliki.
SCM merupakan suatu rangkaian proses produksi yang saling berinteraksi satu
sama lain, yang terdiri dari beberapa segmen dimana satu pelaku bertanggungjawab
pada satu segmen tertentu. Dalam konteks produksi hingga pemasaran anggrek, pelaku
yang terlibat dalam SCM antara lain :
1. Breeder/Penyilang Anggrek
2. Penangkar.
3. Tissue Culture Lab.
4. Grower I (dari botol sampai seedling/medium)
5. Grower II (dari seedling sampai berbunga)
6. Trader
7. Market
Ketersediaan pelaku dalam SCM diatas, seluruhnya telah dimiliki oleh sumber
daya lokal Indonesia namun yang terjadi adalah para pelaku cenderung bekerja sendiri-
sendiri dan bersifat parsial, belum terjalin kemitraan yang sinergis dengan pelaku lain.
Tingkat kompetensi dari masing-masing pelaku juga sangat bervariasi. Kondisi ini
makin menambah sulitnya penerapan SCM di Indonesia.
Breeder atau pemulia anggrek berperan menciptakan variteas unggul baru dengan
memanfaatkan kekayaan sumber genetik yang telah ada. Pengetahuan dan pengalaman
breeder sangat berperan dalam proses pencarian varietas unggul baru yang akan
dihasilkan Seorang breeder kawakan dari Singapura, yang juga mantan Presiden dari
Orchid Society of South East Asia (OSSEA), Syed Yusof Alsagoff, mengkategorikan
breeder dalam beberapa kelompok sebagai berikut:
1. Polinator
Merupakan breeder pemula yang hanya menguasai teknik persilangan anggrek
tanpa didukung dengan pengetahuan yang mumpuni tentang sifat-sifat indukan,
sehingga arah persilangan yang akan dihasilkannya tidak jelas.
2. Smart Breeder
Breeder yang membuat silangan anggrek semata-mata untuk memenuhi tren pasar
saat tertentu. Hasil breeding semata-mata mengarah ke permintaan pasar tanpa
memperhatikan arah hasil silangan. Kelompok ini terdiri dari kelompok bermodal
besar dan kecil. yang bermodal besar mampu membeli induk tanaman dengan
harga tinggi sedang yang bermodal kecil hanya menggunakan induk seadanya.
3. Good Breeder
Breeder yang memiliki idealisme, pengetahuan dan ketekunan dalam mempelajari
sifat-sifat indukan anggrek dan hasil turunannya, sehingga mampu memprediksi

4
Prosiding Seminar Nasional Anggrek 2012

arah hasil silangannya. Mereka biasanya terspesialisasi pada breeding jenis


anggrek tertentu (specific line breeding).
Kategori Good Breeder masih sangat langka dimiliki oleh Indonesia, namun
demikian munculnya breeder-breeder muda diharapkan dapat berkembang dan
bertumbuh mengarah sebagai Good Breeder. Pengetahuan akan sifat tertentu dari
indukan anggrek tidak banyak tersedia dalam referensi-referensi ilmiah, akan tetapi
lebih banyak dipelajari secara otodidak oleh para breeder. Hal ini yang menyebabkan
lambannya pertumbuhan jumlah breeder padahal sisi lain kebutuhan pasar akan varian
anggrek baru yang bermutu terus meningkat.
Breeder Indonesia memiliki kesempatan lebih baik dibanding dengan breeder luar
negeri dalam hal ketersediaan dan keanekaragaman sumber daya genetik. Banyak hasil
breeding Nasional yang mendapatkan apresiasi di tingkat nasional, regional Asia dan
internasional khususnya dari jenis Dendrobium. Namun kenyataanya anggrek-anggrek
unggul tersebut hanya terhenti sebagai koleksi orang-orang tertentu dan belum mampu
diperbanyak secara masal untuk pemenuhan kebutuhan pasar baik local maupun
internasional. Pasar lebih mengenal anggrek Dendrobium Burana Jade atau Dendrobium
Sonia, padahal kita mempunyai Dendrobium Indonesia Raya atau Dendrobium Bali
Moon yang kualitasnya tidak kalah bagus dengan anggrek impor. Beberapa pengusaha
anggrek asal Singapura, Malaysia dan Thailand kerap kali berkunjung ke breeder di
Jawa Timur untuk membeli tanaman terbaik hasil silangan dalam negeri dengan harga
yang fantastis, lalu mereka bawa anggrek tersebut untuk dikembangkan di negara
mereka. Dan fakta mengatakan bahwa anggrek yang diproduksi masal di negeri jiran
tersebut beberapa diantaranya merupakan hasil dari breeder Indonesia.
Permasalahan pengembangan anggrek Nasional memang cukup pelik, melibatkan
banyak pelaku, mulai pemerintah, pelaku usaha, peneliti, pedagang, floris dan
sebagainya. Namun hambatan utama dalam pengembangan anggrek Nasional berujung
pada kelemahan dihulu proses produksi anggrek, yakni penyediaan benih anggrek
bermutu yang mengacu pada preferensi pasar. Program yang terintegrasi dalam
pengembangan industri perbenihan anggrek merupakan hal penting yang harus
dilakukan dan segera diwujudkan.

SOLUSI

Kegagalan dalam memproduksi masal anggrek silangan dalam negeri secara


klonal diakibatkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Penguasaan teknologi perbanyakan klonal di kalangan pelaku usaha masih sangat
lemah, hanya sebagian kecil pelaku usaha yang mampu melakukannya dengan
kapasitas produksi yang masih sangat rendah dibandingkan dengan kebutuhan
pasar.

5
Prosiding Seminar Nasional Anggrek 2012

2. Untuk mencapai kompetensi sebagai produsen bibit klonal yang handal, investasi
yang diperlukan sangat tinggi baik dalam pengadaan sarana prasarana, sumber
daya manusia, maupun waktu.
3. Volume produksi benih anggrek klonal yang masih kecil dengan biaya
operasional yang tinggi menyebabkan harga benih klonal dalam negeri lebih
mahal dibandingkan benih impor.
Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas dengan
menggunakan sumberdaya lokal adalah dengan peningkatan kapasitas pelaku usaha
melalui pelatihan perbanyakan klonal anggrek dan menjalin kemitraan pelaku usaha
dengan institusi kompeten. Breeder selama ini cenderung bekerja sendiri dalam
menyeleksi dan memperbanyak hasil silangannya, sehingga fokus bekerjanya terpecah
mulai pendalaman pengetahuan tanaman induk, persilangan, penyiapan media kultur in
vitro hingga tahap-tahap selanjutnya. Pemberdayaan institusi yang memiliki
kompetensi dalam perbanyakan klonal seperti Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi),
yang dapat mendukung hasil kerja para breeder selama ini belum banyak di optimalkan.
Sarana prasarana laboratorium dan ketersedian sumberdaya manusia yang dimiliki
Balithi merupakan modal yang cukup untuk memulai langkah awal pembenahan
kelemahan Indonesia dalam penyediaan benih anggrek klonal bermutu.
Tahun 2011 langkah rintisan kemitraan tersebut telah dimulai antara Balithi
dengan kelompok penangkar anggrek dari kota Batu, Jawa Timur yang tergabung dalam
Penggerak Membangun Desa (PMD) Anggrek Kota Batu. Sepuluh anggrek
Dendrobium hasil seleksi silangan terbaik dari beberapa breeder yang ada di Jawa
Timur yang diminati pasar diserahkan ke Balithi, untuk selanjutnya diproses di
laboratorium kultur jaringan Balithi hingga tahap pembentukan protocorm like bodies
(plb). Plb yang telah terbentuk di Balithi akan dikirim kembali ke laboratorium PMD
Anggrek kota Batu untuk selanjutnya akan digunakan sebagai kultur starter untuk
perbanyakan hingga menghasilkan plantlet berkualitas sesuai kebutuhan. Anggrek-
anggrek yang dikirim ke Balithi sebelumnya telah diperkenalkan dan mendapatkan
komitmen pembelian oleh petani anggrek di Jawa Timur dan Bali yang selama ini
mengimpor benih anggrek klonal dari Thailand. Diharapkan langkah ini akan menjadi
awal peningkatan kemampuan penyediaan benih anggrek Nasional yang bermutu
dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
Langkah tersebut masih terbuka lebar untuk dikembangkan dengan institusi lain
seperti lembaga penelitian yang ada di perguruan tinggi di Indonesia. Banyak hasil
penelitian perguruan tinggi yang telah menghabiskan banyak biaya akan tetapi hasilnya
kurang bermanfaat bagi masyarakat. Sudah saatnya penelitian di perguruan tinggi juga
diarahkan untuk pemecahan masalah (problem solving) dan inovasi teknologi yang
dapat diimplementasikan langsung oleh pelaku usaha.
Pola kemitraan antar pelaku usaha anggrek juga perlu terus dikembangkan.
Kemitraan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemajuan peranggrekan Nasional

6
Prosiding Seminar Nasional Anggrek 2012

mengingat pada setiap segmen pelaku usaha memiliki keunggulan dan keterbatasannya
masing-masing. Luas lahan, ketersediaan sumberdaya dan permodalan yang terbatas
akan lebih berdaya dan berhasil guna jika itu dikelola dalam kemitraan dalam bentuk
kelompok-kelompok tani. Dalam pola kemitraan yang sehat, tiap petani memilih
segmen agribisnis dan mengambil peran tertentu sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Setiap segmen usaha terdapat pelaku usaha kompeten yang bertanggung-jawab
dari segmen perbenihan, pembesaran/pendewasaan, pembungaan hingga pemasaran dan
penanganan diversifikasi usaha. Komitmen, kompetensi, kerja keras dan dapat
dipercaya diperlukan dalam membangun pola kemitraan yang sehat dalam agribisnis
anggrek di Indonesia. Meski membangun pola kemitraan yang sehat bukan langkah
yang mudah, namun keberhasilan Malaysia dan Thailand dalam industri anggreknya
seperti saat ini juga bermula dengan sistem ini.

DUKUNGAN PEMERINTAH

Dukungan pemerintah terhadap kemajuan pengembangan anggrek di Malaysia,


Singapura dan Thailand dirasakan sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha.
Pemerintah Malaysia menyiapkan lahan-lahan tidak produktif bekas pertambangan di
kawasan Johor Bahru, lalu menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan seperti jalan,
listrik dan air. Commercial Orchid Grower Association of Malaysia (COGAM),
ditunjuk pemerintah untuk mengelola lokasi tersebut dengan bantuan hibah maupun
kredit lunak untuk petani dari bank pemerintah. Petani didanai oleh pemerintah untuk
membangun green house dengan cara petani diwajibkan membangun terlebih dahulu,
dan pemerintah akan mengganti biaya pembangunan dengan plafon yang telah
ditetapkan ketika bangunan green house telah selesai. Dengan metode ini kemungkinan
penyelewengan dana bantuan akan lebih kecil terjadi. Diluar dukungan tersebut,
pemerintah Malaysia juga menciptakan iklim yang sangat kondusif untuk perdagangan
anggrek. Aturan perdagangan yang ada memudahkan mereka untuk menjangkau pasar
ekspor yang lebih luas, hingga saat ini produk anggrek bunga potong Malaysia memiliki
market share tertinggi di China serta telah menjangkau beberapa negara Eropa.
Dukungan dalam bentuk berbeda datang dari pemerintah Singapura. Sadar bahwa
ketersediaan lahan merupakan faktor pembatas, mereka membangun pola kemitraan
dengan Malaysia dan Thailand yang mereka sebut dengan istilah joint investment.
Beberapa breeder dari Singapura menanam hasil silangannya di Malaysia untuk
diseleksi dan kemudian hasil seleksi tersebut akan diperbanyak secara klonal di
Thailand. Tanaman hasil perbanyakan di Thailand tersebut akan dibudidayakan di
Singapura dan Malaysia. Produk yang mereka hasilkan dipromosikan dan dipasarkan
secara bersama-sama dengan pembagian keuntungan yang fair. Pemerintah Singapura
melalui National Park (N-Park) dan Singapura Tourism Board tiap 2 tahun sekali
menggelar pameran international Singapura Orchid Show yang merupakan bagian dari
Singapura Garden Festival untuk mempromosikan anggrek mereka dan biasanya

7
Prosiding Seminar Nasional Anggrek 2012

dihadiri oleh puluhan negara peserta. Tiap delegasi negara peserta yang hadir
mendapatkan subsidi tiket dan akomodasi selama di Singapura yang dibiayai oleh 2
institusi pemerintah Singapura diatas. Kontak bisnis yang berlangsung selama pameran
terbukti mampu meningkatkan volume ekspor anggrek Singapura, sehingga iklim usaha
anggrek di Singapura terbentuk demikian kondusif.
Melihat peran pemerintah negara tetangga (Singapura, Malaysia dan Thailand)
dalam pengembangan anggreknya, kondisi yang sama sesungguhnya juga diharapkan
oleh pelaku usaha anggrek di Indonesia. Meski peran yang diberikan belum sebesar
negara tetangga, perhatian pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pertanian
diharapkan makin berdampak positif terhadap pelaku usaha anggrek. Beberapa
dukungan yang diperlukan oleh pelaku usaha anggrek Indonesia adalah

Peran Integrasi
Peran pemerintah dalam mengintegrasikan dan mensinergikan semua pelaku
usaha anggrek, sumber dana dan daya Nasional untuk pengembangan anggrek sangat
diharapkan. Proses integrasi sentra perbenihan anggrek di Jawa Timur dengan sentra
produksi anggrek di Kalimantan Timur yang dirintis sejak 2008 telah mulai
menunjukkan hasil di penghujung 2011. Diharapkan pola integrasi tersebut juga dapat
diperluas ke daerah-daerah lain. Selanjutnya kegiatan Pekan Flori Flora Nasional
(PF2N) yang diprakarsai pemerintah dan berlangsung tiap tahun di berbagai kota di
Indonesia juga memberikan kesempatan promosi dan interaksi yang produktif diantara
pelaku usaha. Diharapkan skope nya makin dipertajam dan jumlah pesertanya makin
diperluas, terlebih dapat menjadi ajang pertemuan pelaku usaha dalam dengan luar
negeri yang akan berdampak positif bagi promosi produk unggulan Indonesia ke pelaku
usaha luar negeri.

Dukungan Riset
Riset yang dilakukan oleh lembaga riset pemerintah seperti Balithi atau lembaga
riset perguruan tinggi harus mendapatkan dukungan pendanaan dari pemerintah dan
berbasis pada pemecahan permasalahan yang muncul di lapang. Di Belanda misalnya,
meski secara institusional tak lagi memiliki Departemen Pertanian karena melebur ke
Departemen Perdagangan, namun penelitian pertanian yang dilakukan oleh Wageningen
University dan HAS den Bosch University mendapatkan dukungan pendanaan penuh
dari pemerintah dan hasil-hasil risetnya sangat dinanti-nanti oleh pelaku usaha.

Peraturan yang Masuk Akal


Sangat disayangkan bahwa masih banyak aturan yang berlaku di Indonesia yang
pada pelaksanaannya justru lebih banyak menghambat agribisnis anggrek, bahkan
banyak aturan yang terasa janggal atau tidak mauk akal. Misal aturan perdagangan
anggrek dimana Kementrian Kehutanan masih merasa memiliki wewenang dalam
pengawasan peredarannya meski jelas-jelas anggrek yang diperdagangkan adalah

8
Prosiding Seminar Nasional Anggrek 2012

anggrek hybrid. Meskipun Kementrian Pertanian sudah menyatakan bahwa anggrek


hybrid merupakan komoditi binaan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementrian
Pertanian, namun peraturan yang dipahami dan dipegang oleh Kementrian Kehutanan
tetap membelenggu kebebasan pelaku agribisnis anggrek untuk mengembangkannya.
Paranoid akan kehilangan sumber daya genetik anggrek Nasional mengakibatkan
terbitnya banyak aturan yang justru menghambat perkembangan anggrek Nasional.
Pengurusan yang tidak efisien untuk perijinan penangkaran, peredaran, hingga
pengurusan Surat Angkut Tanaman dan Satwa Liar dalam negeri maupun luar negeri
(SATS-DN dan SATS-LN) yang ada di Kementrian Kehutanan membuat pelaku usaha
resah dan terkadang pesimistis untuk dapat mengembangkan bisnis anggreknya.
Pelaku usaha anggrek Nasional sebenarnya menginginkan agar pejabat pembuat
kebijakan di Indonesia memilki mindset atau pola pikir yang sama dengan pemerintah
negeri jiran, bahwa anggrek merupakan tanaman yang memilki nilai komersial bagi
petaninya dan memilki potensi devisa yang tinggi bagi negara. Musnahnya anggrek di
habitatnya bukan karena eksplorasi pelaku usaha anggrek, tapi lebih banyak disebabkan
oleh maraknya pembalakan hutan yang tak mampu dikontrol oleh pemerintah sendiri.
Ketidakmampuan petugas lapang Kementrian Kehutanan (BKSDA, Polisi Hutan)
dalam mengidentifikasi dan membedakan antara anggrek hybrid dan species, juga
menyebabkan terhambatnya perdagangan anggrek dan memberikan peluang untuk
munculnya pungli. Peningkatan kompetensi petugas lapang dalam identifikasi anggrek
menjadi tanggung-jawab pemerintah. Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) siap memberikan dukungan informasi dan
pembekalan bagi para petugas tersebut.

PENUTUP

Beberapa hal penting dapat dirumuskan terkait pengembangan usaha anggrek


Nasional:
1. Penyediaan benih anggrek berkualitas, sesuai permintaan pasar dan
ketersediaannya yang sinambung perlu mendapat perhatian yang serius dan perlu
segera diatasi agar kemajuan peranggrekan Nasional dapat semakin dirasakan
manfaat dan dampaknya oleh semua pelaku usaha anggrek.
2. Rantai produksi anggrek perlu ditata ulang, khususnya tentang pembagian peran
antar petani sehingga tiap petani lebih terspesialisasi dan profesional dalam satu
segmen produksi anggrek
3. Membangun pola kemitraan yang sehat dengan semua pelaku usaha anggrek perlu
terus ditingkatkan.
4. Dukungan pemerintah dalam menciptakan iklim agribisnis anggrek yang kondusif
dan pembenahan aturan yang kontra produkstif harus terus dilakukan dan
diwujud-nyatakan.

9
Prosiding Seminar Nasional Anggrek 2012

TANYA-JAWAB

Pertanyaan

1. Bpk. Kalvin (DPD PAI Medan)


Dari paparan yang pak Novi sampaikan saya tahu bahwa sudah ada banyak hal yang
dilakukan oleh PAI Malang dalam mengembangkan anggrek Nasional termasuk
pengembangan anggrek hasil persilangan pemuliaan local yang terseleksi, lalu
bagaimana dengan penyediaan bibitnya agar produk tersebut makin banyak dan mudah
ditemukan dipasar?
2. Ibu Agustina (DPD PAI Kalimantan Timur)
Pak Novi, kapan ada waktu untuk berkunjung ke kami yang ada di Kalimantan terutama
untuk melanjutkan kerjasama pengembangan anggrek-anggrek local yang ada di
Kalimantan? Kami ingin ada anggrek ekspo lagi di Kalimantan dan dukungan PAI
Malang sangat kami harapkan

Jawab

1. Memang kami menyadari keterbatasan dan kemampuan kami dalam menyediakan bibit
anggrek berkualitas, karena itu kami berusaha menjalin kerjasama dengan lembaga
yang mampu membantu kami dalam penyediaan bibit, salah satunya dengan Balithi.
Kami sudah mengirimkan 10 tanaman induk terpilih ke Balithi dan sekarang dalam
proses pengembangan. Kami berharap melalui dukungan Balithi dalam penyediaan bibit
anggrek berkualitas, kemajuan peranggrekan di Malang makin maju. Kami juga
menjalin kerjasama dengan pelaku anggrek lainnya yang memiliki kemampuan dalam
menyediakan bibit anggrek yang berkualitas.
2. Iya pak kami akan usahakan dapat berkunjung lagi ke Kalimantan dan mempersiapkan
kegiatan ekspo anggrek yang lebih baik, yang melibatkan banyak pihak. Nanti kita
bicarakan lebih lanjut pak untuk kerjasama PAI Malang dengan PAI Kalimantan.

10

You might also like