You are on page 1of 8

e-J.

Agrotekbis 4 (6) : 719 - 724, Desember 2016 ISSN : 2338-3011

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA


INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO
KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

Feasibility and Income Analysis on Patchouli Oil Industry at Lumburatombo Village


Lumbutarombo of Donggala District-SouthBanawa

Anggriyani Ridwan Taha1), Max Nur Alam2)

1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
Staf Dosen Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
2)

E-mail : Anggriyani992@gmail.com, E-mail : Max.nuralam.@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to determine the feasibility and income on Patchouli Oil Industry at the
Village Lumbutarombo Donggala District of South Banawa. This research was conducted in the
village of Lumbutarombo in September 2015. The determination of the respondents in this research
was intentionally (purposive), selected respondents were higher rank staff and employees of
Patchouli Oil Industry. The data used in this study derived from primary data and secondary data.
The analysis was done for income and feasibility of this industry. The results showed that income
per month patchouli oil industry was 15,950,375 IDR and the Patchouli Industry is feasible with
1.18 as R/C value.

Key Words: Feasibility, Income, and Patchouli Oil Industry.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha Industri Minyak
Nilam di Desa Lumbutarombo Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala. Penelitian ini
dilaksanakan di Desa Lumbutarombo pada bulan September 2015. Penentuan responden dalam
penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), responden yang dipilih yaitu pimpinan dan
karyawan Industri Minyak Nilam. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data
primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan adalah Analisis Pendapatan dan Kelayakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usaha Industri Minyak Nilam per Bulan sebesar
Rp 15.950.375 dan usaha industri minyak nilam layak diusahakan dengan nilai R/C sebesar 1,18.

Kata Kunci : Kelayakan, pendapatan, dan Industri Minyak Nilam.

PENDAHULUAN baik nasional maupun daerah. Bahkan


pada era globalisasi, sektor pertanian
Indonesia adalah negara agraris telah membuktikan kuatnya daya
dengan sumber daya alam yang sangat sanggah menopang perekonomian
berlimpah yang mampu mendukung nasional, sehingga diharapkan dapat
perekonomian negara. Oleh karena itu, berperan di garis depan dalam mengatasi
negara kita tidak bisa terlepas dari sektor krisis ekonomi (Husodo 2004, dalam
pertanian yang menjadi roda pengasil Umikalsum, 2013).
sebagian besar penduduk indonesia. Sektor agroindustri dewasa ini
Sektor pertanian memegang peran strategis memiliki peran yang lebih besar dalam
dalam pembangunan perekonomian meningkatkan output, nilai tambah dan
719
penyerapan tenaga kerja dibandingkan negeri. pemasaran minyak atsiri Indonesia
sektor pertanian primer meskipun tidak pada masa yang akan datang akan mampu
menunjukkan perbedaan yang begitu memberikan peran yang nyata dalam
besar. Industrialisasi pertanian, melalui pembangunan nasional, seandainya ditangani
pengembangan sektor agroindustri, dapat secara seksama (Lutony dan Rahmayati,
dipandang sebagai transisi yang paling 2002).
tepat dalam menjembatani proses Tanaman yang menghasilkan
transformasi ekonomi di Indonesia. Peran minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-
sektor pertanian dalam PDB dengan 200 spesies tanaman, antara lain yang
demikian tidak dilihat dari produk primer masuk dalam famili Pinaceae, Labrate,
yang dihasilkan saja, melainkan harus Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan
dikaitkan dengan industri pengolahan Umbelliferaceae. Minyak ini dapat
dan pemasaran yang diciptakan dan bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu
perannya dalam menarik dan mendorong daun, bunga, buah, biji, batang, kulit, dan
pembangunan khususnya di perdesaan. akar. Untuk tanaman nilam, minyak
Bersama-sama dengan sektor pertanian atsirinya banyak diambil dari daunnya
primer, sektor agroindustri akan dapat (Sudaryani dan Sugiharti, 2004).
dijadikan sebagai sumber pendapatan Berdasarkan hasil survey, industri
sebagian besar penduduk Indonesia dan minyak nilam adalah satu-satunya industri
mengurangi kemiskinan. Hal ini minyak nilam yang ada di Kabupaten
menunjukkan bahwa keterkaitan antara Donggala dan masih tergolong Industri
industri pengolahan dengan sektor pertanian yang berskala rumah tangga sehingga
primer tanaman perkebunan lebih erat memiliki beberapa kendala yang
dibandingkan dengan sektor pertanian mempengaruhi pendapatan, seperti proses
primer lainnya (Sari, 2010). produksi menggunakan teknologi yang
Pengolahan minyak atsiri di masih sederhana, sehingga hasil yang
Indonesia memang masih pada tingkat dicapai belum sesuai dengan harapan.
hulu, hanya menggunakan cara tradisional. Tingkat pendapatan minyak nilam
Keadaan seperti ini jelas mengakibatkan pada industri minyak nilam diperoleh
posisi Indonesia kalah bersaing dengan dengan cara penerimaan dikurangi dengan
negara produsen lain yang dapat memberi total biaya yang dikeluarkan dalam
jaminan terhadap jumlah produksi dengan proses produksi minyak nilam. Sedangkan
mutu yang konsisten (Lutony dan untuk tingkat kelayakan industri minyak
Rahmayati, 2002). Hal ini sejalan dengan nilam diperoleh dengan cara membagi total
pendapatRusli (2006) dalam Unteawati et penerimaan dengan total biaya.
al., (2012) kondisi agroindustri minyak Tujuan dari penelitian ini adalah :
nilam di Indonesia saat ini secara umum 1. Mengetahui pendapatan usaha Industri
belum menunjukkan kinerja yang prima, Minyak Nilam di Desa Lumbutarombo
masalah utama yang dihadapi adalah Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten
tidak stabilnya produksi maupun kualitas, Donggala.
hal ini disebabkan oleh sebagian besar 2. Mengetahui kelayakan Industri Minyak
usaha produksi dilakukan secara sangat Nilam Di Desa Lumbutarombo
sederhana baik dalam hal pemilihan lokasi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten
tanam, budidaya, varietas yang ada, maupun Donggala.
pengolahan hasilnya.
Upaya pengembangan produksi METODE PENELITIAN
minyak atsiri memang masih harus dipacu
sebab komoditas ini memiliki peluang yang Penelitian ini dilaksanakan pada
cukup potensial, tidak hanya di pasar luar Industri Minyak Nilam yang bertempat di
Desa Lumbutarombo Kecamatan Banawa

720
Selatan Kabupaten Donggala. Penentuan TC = Total Cost(Total biaya).
lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
dengan pertimbangan bahwa Industri
Minyak Nilam merupakan satu-satunya
industri penghasil produk minyak nilam
yang ada di Desa Lumbutarombo.
Penelitian dilaksanakan pada Bulan
September 2015.
Penentuan responden dalam
penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive), dan dilakukan dengan
wawancara langsung kepada pimpinan dan
karyawan Industri Minyak Nilam.
Responden yang diambil dalam penelitian
ini adalah 1 pimpinan dan 5 karyawan
dibagian produksi. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan agar data yang diperoleh dari
pimpinan dan karyawan merupakan data riil
dari perusahaan sehingga hasil yang
diperoleh cukup akurat dan representatif
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
dalam penelitian ini.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini bersumber dari data primer
dan data sekunder. Data primer dilakukan
dengan cara observasi dan wawancara
langsung kepada pimpinan dan karyawan
industri minyak nilamdengan menggunakan
daftar pertanyaan (Questionare), dan data
sekunder diperoleh dari berbagai instansi-
instansi terkait dan informasi dari berbagai
literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan dua
analisis data yaitu analisis pendapatan
dan analisis kelayakan, yang secara
berturut-turut diuraikan sebagai berikut.
Analisis Pendapatan. Yantu dan Rauf
(2012) dalam Ilham, (2013) menyatakan
bahwa pendapatan ialah uang yang diterima
dan diberikan kepada subjek ekonomi
berdasarkan prestasi-prestasi yang
diserahkan sebagai balas jasa dari
penyerahan prestasi tersebut untuk
mempertahankan hidupnya. Pendapatan
usaha dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
π = TR - TC
keterangan :
π = Pendapatan
TR = Total Revenue(Total penerimaan)
721
Analisis Kelayakan. usaha serupa di daerah tersebut sehingga
Kelayakan suatu usaha dapat layak untuk dijadikan sebagai suatu usaha.
dihitung dengan Usaha tersebut merupakan salah satu
menggunakan analisis agroindustri yang mengelola komoditi
Revenue Cost Ratio (R/C- pertanian yaitu pemanfaatan limbah daun
Ratio). R/C-ratio adalah cengkeh nilam. Daun nilam kering kemudian
adalah singkatan dari Revenue disuling dengan menggunakan teknik
Cost Ratio atau dikenal penyulingan uap dan air dan menggunakan
dengan perbandingan (nisbah) teknologi sederhana yang menghasilkan
antara Total Revenue (TR) produk minyak atsiri daun nilam. Usaha
dan Total Cost (TC). industri minyak nilam ini memiliki 6 orang
Kelayakan usaha dihitung karyawan yang masing-masing memiliki
dengan rumus Soekartawi tugas dan fungsi yang berbeda-beda,
(2002) sebagai berikut : perusahaan




a =
𝑇𝐶
Keterangan :
a = Total Revenue Cost Ratio
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
TC = Total biaya (Total Cost).
a = 1 : Maka usaha tidak
untung dan tidak rugi
atau impas
a < 1 : Menunjukkan bahwa
usaha tersebut tidak
layak untuk
diusahakan
a > 1 : Berarti usaha tersebut
layak untuk di
usahakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah Bedirinya Industri.


Usaha penyulingan minyak
daun nilam yang terletak di
Desa Lumbu Tarombo
Kecamatan Banawa Selatan
Kabupaten Donggala adalah
usaha milik Bapak Agus
Susilo Hadi yang didirikan
pada Tahun 2005.Usaha
tersebut didirikan dengan
pertimbangan bahwa di
daerah tersebut tersedia
bahan baku karena dekat
dengan perkebunan nilam
sehingga dapat mengurangi
biaya pengangkutan bahan
baku dan belum terdapat
722
mampu memproduksi minyak nilam sekitar penjumlahan antara biaya tetap dengan
400 kg dalam 1 bulan dengan tenaga dan biaya variabel.
teknologi yang sederhana.
Biaya Tetap. Biaya tetap merupakan biaya
Proses Produksi Minyak Nilam. Proses yang dikeluarkan produsen usaha minyak
produksi merupakan suatu kegiatan nilam yang jumlahnya tetap dan tidak
mengolah bahan baku menjadi barang dipengaruhi tingkat produksi. Hal ini
setengah jadi atau menjadi barang jadi yang menunjukan bahwa berapapun jumlah
sudah siap untuk dipasarkan. Kegiatan output yang dihasilkan besarnya biaya tetap
produksi dalam satu usaha merupakan tidak berubah. Berdasarkan itu maka jelas
tahapan yang sangat penting guna biaya tetap suatu usaha berbeda dengan
menghasilkan produk yang berkualitas, usaha lainnya, yang juga berlaku pada
untuk menghasilkan produk yang usaha produksi minyak nilam yang menjadi
berkualitas dibutuhkan keterampilan dan objek dalam penelitian ini. Faktor-faktor
penggunaan teknologi yang tepat. Fasilitas yang menjadi biaya tetap antara lain Pajak
produksi yang digunakan dalam proses kendaraan, PBB, Penyusutan alat, Listrik
produksi minyak daun nilam berupa ketel dan Telfon. Lebih jelasnya tentang biaya
suling, tungku dan kondensor. Proses tetap yang dikeluarkan Usaha Industri
produksi minyak nilam dimulai dengan Minyak Nilam dapat dilihat pada Tabel 1.
proses penyediaan bahan baku utama Tabel 1 menunjukkan bahwa biaya
adalah daun nilam kering yang dibeli dari tetap produksi minyak nilam pada Industri
petani/masyarakat sekitar. Sebelum proses Minyak Nilam, Tahun 2015 terdiri atas
produksi dimulai, penyediaan bahan baku biaya pajak kendaraan per bulan sebesar
sebanyak 600 kg, karena dalam satu kali Rp. 91.666 dan dalam satu tahun biaya
proses produksi hanya mampu memuat pajak kendaraan mobil sebesar Rp.
bahan baku sebanyak 600 kg, setelah 1.100.000 biaya pajak bumi bangunan yaitu
ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam sebesar Rp. 4.16 atau Rp. 5000 per tahun,
ketel suling/ketel uap selama 8/10 jam. adapun biaya penyusutan peralatan per
Setelah satu jam proses penyulingan bulan sebesar Rp. 1.457.955 dan biaya
berlangsung, barulah keluar uap yang per tahun sebesar Rp. 17.49.564 dan biaya
bercampur dengan minyak yang dialirkan listrik dan telepon per Bulan sebesar
melalui kolam pendingin agar minyak yang Rp. 500.000,00.pertahun 6.000.000. Biaya
bercampur dengan air keluar tidak dalam tetap produksi minyak nilam pada Industri
bentuk uap panas, melainkan uap yang Minyak Nilam yang harus dikeluarkan
sudah dingin. Tahap selanjutnya adalah dalam satu Bulan sebesar Rp. 2.049.625
pemisahan air dengan minyak yang atau per Tahun Rp. 24.600.46.
sudah keluar melalui pipa yang dialirkan
melalui kolam pendingin. Minyak yang Tabel 1. Biaya Tetap Produksi Usaha Industri
sudah dipisahkan dengan air kemudian Minyak Nilam, Tahun 2015
ditampung dalam drum yang berisi dalam Jenis
1 drum sebanyak 125 kg dan kemudian
siap dipasarkan. Nilai Nilai
No Biaya
(Rp/Bulan) (Rp/Tahun)
Biaya Produksi Usaha Minyak Nilam. Tetap
Biaya merupakan pengorbanan sumber 1. Pajak Mobil 91.666 1.100.000
ekonomi yang dapat diukur dalam satuan 2. PBB 41.666,66 500.000
uang yang telah terjadi atau secara potensial 3. Biaya
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Penyusutan 1.457.955 17.49.564
Biaya produksi secara umum merupakan 4. Listrik dan
total semua biaya yang digunakan dari telepon 500.000 6.000.000
persiapan produksi sampai pada pemasaran Jumlah 2.049.625 24.600.46
keripik ubi. Total biaya merupakan Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.

723
Tabel 2. Biaya Variabel Produksi Usaha keseluruhan jumlah biaya produksi yang
Industri Minyak Nilam pada Bulan dikeluarkan, yaitu merupakan penjumlahan
September
dari biaya tetap dan biaya variabel. Total
No Bahan Jumlah Harga Jumlah (Rp) biaya produksi minyak nilam berdasarkan
1. Bahan 600 kg 5000 75.000.000 Tabel 2 dan 3 yang harus dikeluarkan oleh
Baku usaha Industri minyak nilam dalam
2. Drom 2 buah 400,000 800,000 memproduksi minyak nilam setiap bulannya
Bahan sebesar Rp. 84.049.625. Jelasnya terlihat
3. Bahan pada Tabel 3.
Kayu 25 ret 200,000 5.000.000
Bakar Analisis Pendapatan Usaha Industri
4. Biaya Minyak Nilam. Pendapatan atau laba
Tenaga 6 Orang 200,000 1.200.000 merupakan selisih antara penghasilan
Kerja penjualan diatas semua biaya dalam
Total 82.000.000 periode tertentu pendapatan merupakan
hasil yang diperoleh dari selisih antara
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015.
Total penerimaan (TR) dengan total biaya
Tabel 3. Biaya Total Produksi Minyak Nilam produksi (TC). Tinggi rendahnya
pada Usaha Industri Minyak Nilam pendapatan akan sangat di pengaruhi oleh
pada Bulan September 2015 besar kecilnya produksi yang dicapai.
Jumlah pendapatan atau laba sangat
No Jenis Biaya Nilai (Rp/Bulan) tergantung pada jumlah penerimaan dan
besarnya biaya
yang di keluarkan dalam proses produksi.
1. Biaya Tetap 2.049.625 Pendapatan per Bulan produksi minyak
2. Biaya Variabel 82.000.000 nilam pada Industri Minyak Nilam yaitu
Jumlah 84.049.625 sebesar Rp. 15.950.375 per bulan.jelasnya
Sumber : Data Primer Setelah Diolahlah, 2015. terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4 menunjukkan bahwa
Biaya Variabel. Biaya variabel merupakan
pendapatan atau keuntungan diperoleh dari
biaya yang totalnya berubah secara
selisih antara penerimaan total dan biaya
proporsional dengan perubahan total
kegiatan atau volume yang berkaitan total selama Bulan September, Tahun 2015.
dengan biaya variabel tersebut. Biaya Pendapatan atau keuntungan bersih yang
variabel pada produksi usaha industri diperoleh usaha Industri minyak nilam per
minyak nilam, pada tahun 2015 jelasnya Bulan sebesar Rp. 15.950.375. Pendapatan
terlihat pada Tabel 2. ini diperoleh dari selisih antara penerimaan
Tabel 2 menunjukkan bahwa biaya total produksi minyak nilam per Bulan
variabel produksi industri minyak nilam sebesar Rp. 100.000.000 dan dikurangi
pada bulan September Tahun 2015. Biaya dengan total biaya sebesar Rp. 84.049.625.
yang dikeluarkan untuk biaya bahan baku Hal ini berarti usaha industri minyak nilam
sebesar Rp. 75.000.000 selama satu bulan, baik untuk diusahakan
biaya ini digunakan untuk membeli
tanaman nilam yang sudah kering sebanyak Tabel 4. Pendapatan Usaha Industri Minyak
600 kg dengan harga Rp. 5000/kg. Biaya Nilam
Pendapatan
pembelian bahan baku ini merupakan biaya Minyak Nilam No Uraian
variabel terbesar yang dikeluarkan oleh pada Bulan
industri minyak nilam. September,
Biaya Total Produksi Usaha Industri

72
1. Penerimaan Total 100.000.000
2. Biaya Total 84.049.625
(Rp/Bulan) Pendapatan 15.950.375
Tahun 2015. Biaya total merupakan Sumber : Data Primer Setelah Diolahlah, 2015.

72
Analisis Kelayakan Usaha Industri Saran
Minyak Nilam. Berdasarkan data Tabel 4
Pimpinan usha tersebut agar bisa
diketahui bahwa penerimaan usaha industri memperhatikan pekerjanya, terutama
minyak nilam Rp. 100.000.000, Sedangkan dalam bidang penyulingan agar bisa
biaya total yang dikeluarkan oleh usaha memperhatikan pada saat proses tersebut.
industri minyak nilam sebesar Rp. 84.049.625. karna hasil penyulingan tidak sempurna
dengan demikian nilai ratio dari usaha berdampak pada penurunan harga minyak
industri minyak nilam adalah : nilam itu sendiri, dan begitupun sebaliknya
proses penyulinganya sempurna harga pun
𝑇𝑅 ikut stabil. Agar usaha industri minyak
a 𝑇𝐶 perlu menambahakan investasi seperti
100.000.000 peralatan atau perlengkapan lainnya, yang 1
= 84.049.625 dibutuhkan usaha industri agara usaha
makin berkembang dan menambah a
= 1,18 jumlah nilai permintaan produsen, guna
mengurangi pengangguran. Penelitian
Analisis Revenue Cost Ratio selanjutnya dapat melakukan pengembangan
(R/C), yakni perbandingan jumlah yang lebih dalam lagi terhadap usaha
keseluruhan penerimaan dengan jumlah industri ini.
produksi. R/C Ratio adalah analisis yang
digunakan untuk mengetahui apakah usaha DAFTAR PUSTAKA
yang dijalankan tersebut layak atau tidak Ilham. 2013. Analisis Pendapatan dan Kelayakan
maka, dapat digunakan perhitungan dengan Usaha Bawang Goreng pada UMKM
membandingkan total penerimaan dengan Usaha Bersama di Desa Bolupountu Jaya
total biaya. Dengan ketentuan jika nilai Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
e-J. Agrotekbis 1 (3) : 301-306.
a > 1 maka usaha yang dilakukan adalah
layak. NilaiR/C sebesar 1,18 menunjukkan Lutony, T. L dan Rahmayati, Y. 2002. Minyak Atsiri.
bahwa a > 1, maka usaha industri minyak Penebar Swadaya. Jakarta.
nilam di lokasi penelitian memperoleh Sari, 2010. Peranan Agroindustri Pertanian.
keuntungan dan layak untuk dijalankan. Penerbit Lembaga Penerbit Departemen
Teknik Industri. Yogyakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN
Umikalsum. R.A, 2013. Analisis Pendapatan dan
Kelayakan Ekonomi Usaha Tani Padi di
Kesimpulan Daerah Agropolitan Kel. Pulokerto Kec.
Gandus Palembang. J. Ilmiah AgrIBA.
Pendapatan atau keuntungan 3 (1) : 14-21.
sangat tergantung pada jumlah penerimaan
dan besarnya biaya yang dikeluarkan Unteawati B., Noer I., dan Rofiq M. 2012. Analisis
dalam proses produksi. Pendapatan usaha Finansial Usaha Minyak Nilam. J. Ilmiah
ESAI. 6 (3) : 46-54.
industri minyak nilam per Bulan sebesar
Rp. 15.950.375 per Bulan Sudaryani dan Sugiharti, 2004. Cara Menanam
Usaha industri minyak nilam dalam Nilam. http://menarailmu.Blogspot.com.
Diakses pada Tanggal 27 Mei 2015.
memproduksi minyak nilam layak untuk
diusahakan yang diindikasikan nilai a > 1 Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. Universitas
sebesar 1.18. Indonesia Press. Jakarta.

72

You might also like