You are on page 1of 17

SISTEM HANKAMNAS DAN HARKAMRATA MELALUI PEMBANGUNAN

KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

Hankamnas dan Hankamrata adalah dua istilah terkait pertahanan dan keamanan suatu negara
untuk menghadapi berbagai tantangan baik yang berasal dari dalam maupun luar negara
tersebut.

Hankamnas atau pertahanan keamanan nasional merupakan sebuah istilah yang merujuk pada
upaya pertahanan dan keamanan yang dilakukan pemerintah suatu negara untuk menghadapi
berbagai ancaman yang berasal dari dalam negeri, dengan melibatkan seluruh elemen
masyarakat.

Sementara itu, hankamrata atau pertahanan keamanan rakyat semesta adalah sebuah upaya
yang didorong oleh masyarakat sebuah negara untuk mempertahankan negaranya dari
berbagai ancaman baik dari luar maupun dalam negeri dengan melibatkan seluruh aspek
termasuk sumber daya alam.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 salah satunya
mengangkat isu kedaulatan pangan dalam pembangunan sektor unggulan. Yang dimaksud
kedaulatan pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan
pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi
masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya local.

Persoalan pangan bagi bangsa indonesia, dan juga bangsa-bangsa lainnya di dunia ini adalah
merupakan persoalan yang sangat mendasar, dan sangat menentukan nasib dari suatu bangsa.
Ketergantungan pangan dapat berarti terbelenggunya kemerdekaan bangsa dan rakyat
terhadap suatu kelompok, baik negara lain maupun kekuatan–kekuatan ekonomi lainnya. La
Via Campesina (organisasi perjuangan petani internasional) sebagai organisasi payung
Serikat Petani Indonesia (SPI) di tingkat Internasional telah memperkenalkan konsep
kedaulatan pangan (Food Sovereignty) bagi umat manusia di dunia ini pada World Food
Summit (WFS) yang dilaksanakan pada bulan November 1996 di Roma, Italia.
Kedaulatan Pangan adalah konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal. Kedaulatan
pangan merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai
secara budaya, diproduksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Artinya, kedaulatan pangan sangat menjunjung tinggi prinsip diversifikasi
pangan sesuai dengan budaya lokal yang ada. Kedaulatan pangan juga merupakan
pemenuhan hak manusia untuk menentukan sistem pertanian dan pangannya sendiri yang
lebih menekankan pada pertanian berbasiskan keluarga—yang berdasarkan pada prinsip
solidaritas.
Kedaulatan pangan adalah hak setiap bangsa dan setiap rakyat untuk memproduksi pangan
secara mandiri dan hak untuk menetapkan sistem pertanian, peternakan, dan perikanan tanpa
adanya subordinasi dari kekuatan pasar internasional. Terdapat tujuh prasyarat utama untuk
menegakkan kedaulatan pangan, antara lain adalah:

1. Pembaruan Agraria;
2. Adanya hak akses rakyat terhadap pangan;
3. Penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan;
4. Pangan untuk pangan dan tidak sekadar komoditas yang diperdagangkan;
5. Pembatasan penguasaan pangan oleh korporasi;
6. Melarang penggunaan pangan sebagai senjata;
7. Pemberian akses ke petani kecil untuk perumusan kebijakan pertanian.

Di tingkat nasional perjuangan kedaulatan pangan pun mulai semakin masif. Pendidikan di
tingkat organisasi tani menjadi hal yang signifikan untuk memperkuat perjuangan kedaulatan
pangan ini. Hal ini penting untuk memperkuat tekanan rakyat dalam perubahan kebijakan
pangan dan pertanian di tingkat nasional hingga daerah.
Dalam realisasinya, kedaulatan pangan akan tercapai apabila petani sebagai penghasil pangan
memiliki, menguasai dan mengkontrol alat-alat produksi pangan seperti tanah, air, benih dan
teknologi serta berbagai kebijakan yang mendukungnya dalam bingkai pelaksanaan
pembaruan agraria. Hal ini perlu disertai dengan melaksanakan pertanian rakyat yang
berkelanjutan bukan saja untuk memperbaiki kualitas tanah, lingkungan dan produksi yang
aman bagi kesehatan manusia. Program tersebut hendaknya dijalankan dengan sungguh-
sungguh sembagai upaya untuk melepas ketergantungan terhadap perusahaan-perusahaan
transnasional penghasil input pertanian.
Gerakan kedaulatan pangan mulai meluas di Indonesia terutama sejak tahun 2002. Karena
meskipun krisis pangan belum terjadi, namun tanda-tanda kegagalan konsep ketahanan
pangan yang dijalankan FAO sudah mulai terlihat. Karena itu berbagai inisiatif sudah
dilakukan gerakan rakyat  di Indonesia seperti membangun koalisi penegakan kedaulatan
pangan. Pergerakan ini mendapat respons positif dari kalangan partai, dengan adanya aksi di
ruang parlemen untuk penolakan atas impor beras di Indonesia. Kemudian berbagai seminar
juga dilakukan oleh kalangan partai untuk memahami sebab-sebab terjadinya ketergantungan
pangan, seperti yang dilakukan oleh PDI-P pada tahun 2006 di Bali.
Di tingkat parlemen, ketergantungan pangan dan tak sanggupnya Indonesia menghasilkan
produksi pangan dalam negeridijawab oleh DPR dengan keluarnya UU No. 41 Tahun 2009
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan untuk mencegah konversi lahan
pertanian ke non pangan. Krisis pangan tahun 2008 menyadarkan banyak kalangan bahwa
untuk memperkecil ketergantungan pangan di Indonesia, harus lebih luas lagi upaya yang
harus dilakukan.Tidak cukup hanya sekedar mencegah konversi lahan, tapi harus lebih luas
lagi, mengatur soal perdagangan pangan.
Atas desakan dari gerakan rakyat, diantaranya pada 24 Februari 2011, SPI bersama sejumlah
organisasi tani lainnya, organisasi sosial lain, LSM, hingga para akademisi menggagas
suatu Petisi Kedaulatan Pangan Rakyat Indonesia. Petisi Kedaulatan Pangan ini bertujuan
untuk memperkuat dan memperluas desakan kepada pemerintah untuk mengubah sistem
pangan dan pertanian yang ada saat ini demi melindungi dan memenuhi kebutuhan pangan
rakyat Indonesia.
Kebangkitan perjuangan kedaulatan pangan ini juga mulai terlihat dengan adanya respons  di
tingkat legislasi dengan perubahan UU Pangan No. 7/1996 guna menjamin penghormatan,
perlindungan dan pemenuhan hak atas pangan kepada setiap warga negara. Sejumlah
organisasi terkait yang berkompeten – diantaranya SPI, Indonesia Human Right Commission
for Social Justice (IHCS), Solidaritas Perempuan (SP), Bina Desa dan Koalisi Rakyat untuk
Kedaulatan Pangan (KRKP) – jugatelah menyampaikan naskah akademik untuk perubahan
Undang-undang tersebut. Langka ini melahirkan UU Pangan No. 18 tahun 2012 yang berisi
tentang prinsip-prinsip kedaulatan pangan. Kemudian untuk memperkuat posisi hak asasi 
petani petani sebagai kekuatan utama untuk memproduksi pangan,  SPI dan gerakan sipil
lainnya melalui proses panjang sejak tahun 2000, akhirnya  berhasil mendorong parlemen
untuk mengeluarkan UU N0. 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. 
Tidak berhenti gerakan rakyat di Indonesia juga melakukan upaya pengaturan kembali atau
mencabut undang-undang sektoral yang saling bertabrakan dan tidak menguntungkan rakyat
dan negara Indonesia, seperti UU Perkebunan No.18/2004, UU Pengelolaan Sumber Daya
Air No.7/2004, UU Kehutanan No. 19/2004, dan  UU Penanaman Modal No. 25/2007.
Kedaulatan pangan saat ini telah memasuki era baru, setelah Jokowi-JK – Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia 2014-2019) – memasukkan kedaulatan pangan ke dalam satu
diantara sembilan cita-cita politik yang harus dilaksanakannya. Karena itulah rakyat tani yang
merupakan pihak pengusul dan menjadi kelompok terbesar pendukung pemenangan Jokowi-
JK dalam kampanye pemilihan presiden-wakil presiden, harus turut memastikan bahwa janji
pelaksanaan kedaulatan pangan tersebut benar-benar bisa diwujudkan.
Publikasi SPI lainnya tentang kedaulatan pangan:

 Pandangan dan Sikap SPI tentang kedaulatan pangan


 Kedaulatan pangan, jalan keluar krisis pangan Indonesia
 Visi Kedaulatan Pangan Indonesia, 2014 -2024

A. KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dimana suatu bangsa, yg berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dlm
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan & tantangan, baik yg
datang dr luar maupun dr dlm negeri, yg langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dlm mengejar
tujuan nasional Indonesia (Suradinata, 2005:47)
B. KEADAAN DAN MASALAH

Strategi nasional bangsa Indonesia yang mengutamakan pembangunan nasional untuk


peningkatan kesejahteraan rakyat, meru- pakan kepentingan nasional yang utama.Oleh
karena itu segenap upaya nasional, baik ke dalam maupun ke luar harus
menunjang.suksesnya pembangunan nasional. Sehubungan dengan itu, upaya pertahanan
dan keamanan nasional berkewajiban mendukung usaha pembangunan itu dengan
menjamin terpeliharanya suasana dan kondisi masyarakat yang damai, aman, tenteram,
tertib dan dinamis.
Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses perubahanmasyarakat dari suatu
keadaan tertentu menuju suatu keadaan baru yang lebih baik dan lebih maju. Dan setiap
perubahan akan selalu menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan, sehingga akibat-
akibat yang ditimbulkan oleh gangguan keseimbangan yang lahir dari proses perubahan ini
akan merupakan suatu perubahan keadaan yang harus dihadapi dan diatasi secara terus
menerus.

Kondisi fisik bumi Indonesia serta letak geografisnya di dunia mengandung faktor-faktor
penentu strategis yang relatif permanen.Garis-garis pantainya yang panjang, laut
teritorial beserta selat-selatnya, dan wilayah udaranya menjadi jalur pelayaran dan
penerbangan internasional.Wilayah perbatasan yang belum berkembang, mewujudkan
suatu pola permasalahan tersendiri.Perkembangan sosial-ekonomi dan kepadatan
penduduk yang sangat tinggi di daerah-daerah tertentu, mengandung pula permasalahan
yang relatif permanen.Semua itu memerlukan perhatian dari segi pertahanan dan
keamanan nasional.

Sebagai suatu bangsa yang berada dalam lingkungan dunia yang luas, perjuangan
mewujudkan masyarakat yang adil danmakmur dapat mengakibatkan kepentingan
bangsa Indonesia dihadapkan kepada kepentingan bangsa lain. Dalam keadaan
demikian, bangsa Indonesia yang cinta damai mengutamakan penyelesaian masalah
melalui perundingan dan diplomasi. Tetapi, karena tidak ada jaminan bahwa bangsa
lain tidak akan menggunakan perang sebagai cara penyelesaian, maka bangsa Indo -
nesia harus menjalankan upaya untuk membela dirinya terhadap berbagai bentuk
perang yang mungkin dilancarkan terhadapnya oleh bangsa lain.

Walaupun perang umum dapat diharapkan tidak akan terjadi dalam jangka waktu lima
tahun yang akan datang, namun perang terbatas tetap merupakan ancaman yang sukar
untuk dapat dicegah, sedang kegiatan subversi senantiasa akan merupakan bahaya laten
yang akan memanfaatkan setiap keadaan dalam negeri bangsa-bangsa yang sedang
berkembang. Oleh karena itu upaya pertahanan dan keamanan haruslah dapat
mewujudkan kemampuan untuk dapat menghadapi dan menanggulangi ancaman perang
terbatas, dan mencegah serta mengatasi kegiatan subversi dalam berbagai bentuknya.
Dalam pengkajian masalah pertahanan dan keamanan nasional diketemukan banyak
ketidak-pastian. Ketidak pastian masa depan menuntut tersedianya jaminan dalam berbagai
bentuk. Pertama, perkembangan keadaan yang dapat melahirkan ancaman harus dapat
diketahui segera.Suatu kemampuan intelijen harus dimiliki agar dapat mewujudkan
jaminan tersedianya waktu peringatan yang maksimum.Kedua, persiapan pertahanan
dan keamanan nasional tidak dapat ditunda sampai munculnya suatu ancaman secara
pasti.Perkembangan-perkembangan yang mendadak menuntut tersedianya kekuatan siap
yang cukup, yang jika perlu dalam waktu yang singkat masih dapat diperbesar lagi
dengan mengaktifkan kekuatan cadangan.Ketiga, berbagai peristiwa dalam berbagai
bentuk dapat timbul kemudian. Pengkajian harus senantiasa dilakukan terhadap
peristiwa-peristiwa yang belum terjadi, tetapi dapat merupakan bentuk peristiwa yang
dapat saja timbul di masa depan. Kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia perlu
diamankan terhadap ancaman perang dan segala bentuk gang guan keamanan.
Kepentingan nasional yang demikian tinggi nilainya, harus dijamin kelangsungannya oleh
Bangsa Indonesia sendiri dan tidak boleh disandarkan kepada kekuatan bangsa lain. Kete-
tapan bangsa Indonesia untuk tidak mengikatkan diri dalam suatu persekutuan atau
pakta pertahanan, memperkuat keharusan untuk selalu bersandar pada kemampuan
sendiri. Di samping itu, kepentingan Indonesia terhadap perdamaian dunia, khususnya
keamanan di kawasan Asia Tenggara, mewajibkan bangsa Indonesia untuk turut serta
dalam upaya internasional maupun regional untuk memelihara keamanan dan perdamaian.
Beban kewajiban ini dapat berupa suatu kekuatan pemelihara perdamai an, sebagai salah
satu sahamnya dalam kerjasama internasional.Sebagai suatu bangsa yang cinta damai,
Indonesia lebih mengutamakan penyelesaian pertentangan melalui jalan kebijaksanaan
politik dari pada jalan militer. Meskipun demikian dalam keada-an tertentu,
kemampuan Hankamnas yang berdiri di belakangnya, sexing berguna untuk
mendukung kebijaksanaan politik. Olehkarena itu bagi Indonesia adalah penting
untuk menampakkan dirinya sebagai suatu negara yang menangani setiap per -
masalahan Hankamnas secara bersungguh-sungguh serta untuk menunjukkan bahwa
kekuatan yang dimilikinya mempunyai kemampuan yang harus diperhitungkan.

Kepentingan-kepentingan nasional lainnya menuntut dijalankannya politik bebas dan


aktif oleh Negara Republik Indonesia, yang diabdikan kepada kepentingan
nasional.Politik bebas dan aktif juga bertujuan turut serta dalam usaha mencapai dan
memelihara perdamaian dunia, khususnya di kawasan Asia Tengga-ra yang sangat
besar pengaruhnya terhadap segenap upaya pembangunan nasional.
Sebagai suatu negara yang belum dapat menghasilkan sendiri segala keperluannya,
Indonesia, berkepentingan untuk dapat melangsungkan hubungan ekonomi dengan
negara-negara lain di dunia.Suasana aman dan damai di seluruh dunia akan
memungkinkan Indonesia memasarkan hasil-hasil produksinya ke segenap penjuru dunia,
dan sebaliknya memperoleh segenap keperluan yang belum dapat dihasilkan sendiri dari
negara yang dapat menyediakannya. Sehubungan dengan kepentingan itu, bangsa Indo-
nesia merasa wajib untuk turut serta dalam setiap usaha mewu judkan dan memelihara
perdamaian dunia.
Mengingat bentuk dan letak geografis Indonesia sebagai suatu wilayah lautan dengan
pulau-pulau di dalamnya serta segala sifat dan corak khasnya, maka implementasi nyata
dari Wawasan Nusantara menjadi kepentingan Hankamnas, di satu pihak untuk dapat
menjamin keutuhan wilayah nasional dan melindungi sumber-sumber kekayaan alam
beserta eksploitasinya, serta di lain pihak untuk menunjukkan kemampuan Hankamnas
dalam menegakkan hak dan kedaulatan Negara Republik Indonesia. Suatu hal yang sangat
panting yang terkandung dalam Wawasan Nusantara adalah posisi yang diambil oleh
Bangsa Indonesia dalam mengartikan tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan politik,
kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi dan kesatuan wilayah Hankamnas.
Hankamnas pada hakekatnya merupakan hasil upaya total yang mengintegrasikan
segenap potensi dan kekuatan politik, ekonomi, sosial-budaya dan militer bagi
kepentingan nasional Setiap manusia Indonesia segara perorangan akhirnya akan meru-
pakan subyek maupun obyek yang utama, sehingga karenanya harus dibekali dan
diperkuat untuk dapat menjalankan peranannya baik sebagai pelaku maupun sebagai
benteng keamanan nasional. Dengan ideologi Pancasila dan nilai-nilai nasional lain nya
sebagai bekal yang tangguh, serta dilengkapi dengan pengetahuan dan ketrampilan,
diharapkan spontanitas dan militansi segenap rakyat Indonesia dapat dikerahkan dalam
menghadapi setiap ancaman dan gangguan yang dapat membahayakan keamanan dan
kelangsungan, hidup bangsa, tanpa mengenal menyerah.

C. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH


Pokok-pokok kebijaksanaan dalam Repelita III berlandaskan pada :

Pertama : KEPENTINGAN HANKAMNAS adalah mengamankan jalannya


Pembangunan Nasional.

Kedua : TUJUAN HANKAMNAS adalah menjamin keamanan dalam negeri dan turut
serta memelihara perdamaian dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Ketiga : KEBIJAKSANAAN HANKAMNAS adalah mencegah dan menangkal


gangguan terhadap keamanan dalam negeri; menangkal perang dalam berbagai
bentuk dan perwujudannya yang mungkin ditujukan terhadap Negara Republik
Indonesia, termasuk perang terbatas; dan apabila penangkalan tidak berhasil,
mengatasi gangguan terhadap keamanan dalam negeri, menghalauatau
menghancurkan musuh dengan mendasarkan pada kemampuan sendiri.

Keempat: STRATEGI yang ditempuh .adalah membangun kemampuan pertahanan dan


keamanan rakyat semesta, dan meniadakan kerawanannya dengan membangun
ABRI dengan kekuatan siap yang kecil dan cadangan yang cukup, serta Polri
yang mampu membina keamanan dan ketertiban masyarakat.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam pembangunan Hankamnas berpedoman pula pada
prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Prinsip ekonomi dan efisiensi.

Pembangunan pertahanan dan keamanan nasional secara keseluruhan harus


dikaitkan dengan pembangunan dalam bidang kesejahteraan sedemikian rupa
sehingga merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.Setiap investasi
harus menunjukkan kemanfaatan yang nyata dalam hubungannya dengan
pencapaian tujuan atau sasaran, serta harus memiliki waktu kegunaan yang cukup
panjang.Suatu kegunaan tambahan hendaknya diusahakan apabila mungkin.
Meskipun pertahanan dan keamanan nasional merupakan suatu upaya yang tidak
bisa diabaikan, prioritas pembangunan nasional akan harus diletakkan pada
pembangunan bidang kesejahteraan, sehingga alokasi sumber daya nasional juga
akan harus mengutamakan yang terakhir ini. Upaya pertahanan dan keamanan
harus menyesuaikan segenap rencanarencananya dengan sumber yang disediakan
untuknya, dan kemampuan kemampuan harus dibangun dengan menetapkan
sasaran-sasaran yang harus dicapai secara bertahap Prinsip ekonomi perlu
diterapkan sebaik mungkin dalam usaha pertahanan dan keamanan; di samping itu
efektivitas untuk menghadapi keadaan darurat harus tetap terjamin.Dalam keadaan
aman dan damai dipelihara kekuatan pertahanan dan keamanan yang relatif kecil
tetapi efisien, yang dalam keadaan darurat harus dapat dikembangkan dengan cepat.
Keperluan akankemampuan pengembangan kekuatan ini menghendaki agar
dirumuskan suatu sistem cadangan, yang mencakup kekuatan lapangan beserta
segenap unsur, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukungnya.

2. Mencukupi kebutuhan sendiri


Dalam rangka modernisasi penyelenggaraan pertahanan dan keamanan nasional
hendaklah digunakan perlengkapan yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan teknologi
bangsa Indonesia.Hasil produksi dalam negeri harus diutamakan. Keharusan untuk
mengurangi ketergantungan pada luar negeri menuntut dibangunnya industri pertahanan
dan keamanan nasional ataupun industri umum yang dapat digunakan untuk itu, setidak-
tidaknya untuk memproduksi perlengkapan dan bekal yang paling vital. Suatu penelitian
nasional perlu dilaksanakan untuk membuat inventarisasi kemampuan industri dalam
negeri guna mendukung penyelenggaraan pertahanan dan keamanan dan
direncanakan cara-cara pemanfaatannya dalam keadaan darurat.Pemeliharaan dan
perawatan mempunyai peranan yang sangat panting dalam menjamin kesiapan
peralatan yang jugamenentukan tingkat kemampuan pertahanan dan keamanan. Oleh
karena itu kemampuan pemeliharaan yang tinggi meliputi keahlian, bahan-bahan dan
alat-alat pemeliharaan, perlu mendapat perhatian.Keterbatasan jumlah peralatan yang
dimiliki agar diimbangi dengan kemampuan pemeliharaan yang tinggi.
3. Dislokasi kekuatan
Kekuatan-kekuatan lapangan menurut sifat dan tugas khasnya masing-masing, harus
direncanakan menempati posisi strategis yang memungkinkan dilakukannya reaksi
yang cepat terhadap ancaman yang datang. Daerah-daerah perbatasan, alur-alur
pelayaran dan selat-selat yang penting, perlu dinilai tingkat kemungkinan menjadi
arah pendekat potensiil bagi berbagai bentuk ancaman, untuk kemudian digunakan
sebagai dasar penentu dislokasi kekuatan atau pangkalan yang sesuai .Perhatian yang
lebih besar harus diberikan kepada kekuatan pemukul, yang perlu memperoleh
latihan-latihan terus-menerus dengan dukungan fasilitas yang sebaik mungkin. Da-
erah-daerah latihan yang cukup luas di luar Jawa yang sekaligus dijadikan
pangkalan bagi satuan-satuan, perlu memperoleh prioritas yang tinggi dalam
pembangunan pertahanan dan keamanan nasional.
4. Perundang-undangan
Hak, kewajiban dan kehormatan turut serta dalam pembelaan negara dari setiap
warganegara Indonesia, harus dilaksanakan dalam bentuk keadilan dan pemerataan
menjalankan tugas pertahanan dan keamanan. Peranan rakyat sebagai
sasaran maupun pelaku dalam perang total, menghendaki pembinaan mental dengan
mendapatkan prioritas yang tinggi. Ideologi Pancasila dan nilai-nilai bangsa
harus tertanam dengan teguh dalam alam pikiran, sehingga mewujudkan suatu
ketahanan mental yang tangguh. Keahlian dan ketrampilan melakukan pekerjaan harus
dibina agar setiap orang dapat menjalankan Berbagai hal dalam penyelenggaraan
pertahanan dan keamanan, karena menyangkut kepentingan berbagai pihak dan rakyat
banyak, harus diatur melalui undang-undang atau peraturan pemerintah. Undang-
undang Pokok Pertahanan dan Keamanan Nasional yang menetapkan aturan-aturan
pokok yang dilandasi oleh falsafah bangsa, Undang-Undang Dasar 1945 dan Doktrin
Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta, perlu segera diwujudkan.

5. Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Teknologi


Penelitian dan pengembangan yang tertuju pada perwujudan perlengkapan,
umumnya memerlukan dana, daya dan waktu yang sangat banyak. Penghematan
dalam bidang ini dapat dicapai melalui kerjasama yang erat dengan lembaga lain di
luar ABRI. Hendak-nya selalu dicegah kegiatan-kegiatan yang bersifat duplikasi;
pengalihan pengetahuan dan teknologi dari luar negeri melalui berbagai cara dapat
dimanfaatkan untuk mempercepat penguasaan dan usaha pengembangan.Keberhasilan
tugas pertahanan dan keamanan nasional banyak tergantung pada dukungan yang
diberikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, upaya pertahanan
dan keamanan nasional harus dapat memanfaatkan hasil perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

6. Kekaryaan
Hubungan timbal balik yang sangat erat antara bidang keamanan dan kesejahteraan
nasional, menghendaki agar pembangunan ABRI tidak semata-mata diarahkan kepada
pembentukan kekuatan pertahanan dan keamanan. Pembangunan ABRI hendaknya juga
diarahkan agar memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai kekuatan sosial, yang ber-
sama dengan kekuatan-kekuatan sosial lainnya dapat menanggapi dan mengatasi
permasalahan-permasalahan nasional sebagai suatu kebulatan, sehingga Pembinaan
kemampuan ABRI sebagai kekuatan sosial diarahkan agar ABRI mampu untuk
bersama-sama kekuatan sosial lainnya secara aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan
pembangunan nasional serta meningkatkan peranannya secara aktif dalam
memperkokoh ketahanan nasional.Kekaryaan ABRI yang merupakan penjelmaan jiwa
dan semangat pengabdian ABRI sebagai kekuatan sosial, bersama kekuatan sosial
lainnya memikul tugas dan tanggung jawab perjuangan bangsa dalam mengisi
kemerdekaan dan memperjuangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
7. Menejemen Hankam

Menejemen pertahanan dan keamanan, yang mencakup sumber daya, Angkata


Bersenjata dan Departemen Pertahanan dan Keamanan, haruslah bisa dilaksanakan
secara efektif dan dengan efisiensi yang tinggi.Untuk itu agar selalu diusahakan
pengembangan dan penerapan menejemen yang mutakhir.
8. Pemanfaatan Peluang
Pemanfaatan peluang pada hakekatnya adalah suatuusaha untuk memperkecil atau
meniadakan pertentangan yang sering terjadi antara tuntutan kesejahteraan nasional
dan keamanan nasional. Perencana-perencana pada semua ting-
kat harus selalu waspada untuk mengidentifikasikan setiap peluang yang muncul,
serta siap memanfaatkan semua kesempatan yang bisa menghemat penggunaan
sumber daya, memperkecil kerugian, atau menghasilkan kegunaan tambahan.

Pembangunan pertahanan dan keamanan hendaknya diusahakan agar


memanfaatkan setiap peluang untuk turut serta memecahkan permasalahan-
permasalahan nasional maupun daerah.Setiap rencana pembangunan kekuatan dan
prasarana Hankamnas hendaknya ditinjau kaitannya dengan usaha-usaha
memecahkan masalah-masalah kependudukan, pemukiman, kesempatan kerja,
pengembangan daerah, kelestarian lingkungan,dan sebagaidapat mewujudkan
ketahanan nasional yang utuh.
keamanan hendaknya juga dapat memberikan pandangan dan saran bagaimana upaya
dalam bidang pembangunan kesejahteraan dapat memanfaatkan peluang untuk turut
serta memecahkan permasalahan-permasalahan dalam bidang keamanan nasional,
termasuk pertahanan dan keamanan.Peluang untuk turut serta mengurangi kepadatan
penduduk daerah yang satu, dan menambah di daerah yang lain, harus dimanfaatkan
secara bersungguh-sungguh dalam upaya pertahanan dan keamanan. Pemindahan
satuan-satuan dari Jawa ke pangkalan-pangkalan baru yang permanen di daerah-
daerah yang kurang penduduknya, harus segera dapat dimulai. Pangkalan-pangkalan
baru tersebut agar diusahakan dapat berfungsi sebagai pusat-pusat perkembangan
daerah.Peluang untuk turut serta mendorong usaha perkembangan industri nasional dan
perluasan kesempatan kerja, harus diusahakan secara bersungguh-sungguh dengan
sebanyak mungkin melaksanakan pengadaan periengkapan pertahanan dan keamanan
pada industri di dalam negeri.Permasalahan Hankamnas yang sangat luas dan rumit
yang harus dihadapi ABRI, menyebabkan bahwa sebagai suatu organisasi, ia memiliki
kemampuan menanggapi permasalahan-permasalahan yang luas, baik dalam bidang
keamanan maupun bidang kesejahteraan nasional.

Kemampuan ini hendaknya dimanfaatkan untuk menunjang upaya pembangunan


nasional, dengan turut serta dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan kenegaraan,
meneruskan tradisinya sebagai salah satu kekuatan sosial yang dinamis.Peluang untuk
turut serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, hendaknya selalu
dimanfaatkan oleh ABRI. Kemampuan-kemampuan produktif yang dapat digunakan
untuk menunjang pembangunan kesejahteraan nasional, hendaknya dimanfaatkan
pada setiap kesempatan yang muncul.Operasi Bakti hendaknya dijadikan suatu
tradisi bagi ABRI, di masa damai maupun di masa perang, sebagai perwujudan dari
kemanunggalan ABRI dengan rakyat.

D. POSTUR KEKUATAN PERTAHANAN DAN KEMANAN

Postur kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan, dan gelar
kekuatan.Terdapat empat pendekatan yg digunakan utk membangun postur kekuatan
hankam, yaitu (1) pendekatan ancaman, (2) misi, (3) kewilayahan, dan (4) politik.Dlm
konteks ini perlu ada pem bagian tugas & fungsi yg jelas antara masalah pertahanan dan
kemanan.Pertahanan difokuskan untuk menghadapi ancaman dr luar negeri dan menjadi
tanggung jawab TNI.Keamanan difokuskan untuk menghadapi ancaman dan gang guan dr
dlm negeri dan menjadi tanggung jawab Polri. TNI dpt dilibatkan utk ikut menangani
masalah kemanan apabila diminta atau Polri sudah tdk mampu lagi karena eskalasi ancaman
yg meningkat ke keadaan darurat.

PENGARUH ASPEK PERTAHANAN DAN KEAMANAN

1. Filosofi Pertahanan dan Keamanan

Pertahanan dan Keamanan Indonesia adlh kesemestaan daya upaya seluruh rakyat
Indonesia dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan
hidup bangsa dan NKRI.Pertahanan dan Kemanan NKRI dilaksanakan dengan
menyusun, mengerahkan, dan menggerakkan seluruh potensi nasional scr terintegrasi
& terkoordinasi.Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan scr nasional merupakan
salah satu fungsi utama pemerintah dan NKRI dgn TNI dan Polri sbg
intinya.Tujuannya adalah utk menciptakan keamanan bangsa dan negara dlm rangka
mewujudkan Ketahanan Nasional Indonesi.

2. Postur Kekuatan Pertahanan dan Kemanan.


Postur kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan, dan gelar
kekuatan. Terdapat empat pendekatan yg digunakan utk membangun postur kekuatan
hankam, yaitu (1) pendekatan ancaman, (2) misi, (3) kewilayahan, dan (4)
politik.Dlm konteks ini perlu ada pem bagian tugas & fungsi yg jelas antara masalah
pertahanan dan kemanan.Pertahanan difokuskan untuk menghadapi ancaman dr luar
negeri dan menjadi tanggung jawab TNI.Keamanan difokuskan untuk menghadapi
ancaman dan gang guan dr dlm negeri dan menjadi tanggung jawab Polri. TNI dpt
dilibatkan utk ikut menangani masalah kemanan apabila diminta atau Polri sudah tdk
mampu lagi karena eskalasi ancaman yg meningkat ke keadaan darurat

3. Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan.


Ketahanan Pertahanan dan keamanan yg diinginkan adalah kondisi daya tangkal
bangsa dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan mengandung
kemampuan memeli hara stabilitas Pertahanan dan Keamanan Negara yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta mempertahankan kedaulatan
negara dan menangkal segala bentukancaman.

HANKAMNAS,HANKAMRATA BERBASIS PERTANIAN

INDIKATOR SWAMBADA PANGAN KETAHANAN PANGAN

lingkup Komoditas pangan Rumah tangga dan individu

Sasasaran subsidi impor Manusia

Strategi Peningkatan produksi pangan Peningkatan ketersediaan


pangan, akses pangan, dan
penyerapan pangan

Output Kecukupan pangan oleh Status gizi (penurunan;


produk domestik kelaparan gizi kurang & gizi
buruk)

Outcome Manusia sehat dan produktif


(angka harapan hidup tinggi)

PENGERTIAN KETAHANAN PANGAN

Definisi ketahanan pangan sangat bervariasi, namun umum nya mengacu definisi dari Bank
Dunia (1986) dan Maxwell Frankenberger (1992) yakni, akses semua orang setiap saat pada
pangan yang cukup untuk hidup sehat.
Beberapa definisi Katahanan Pangan
1. UU Pangan No.7 Th 19986; kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan scr cukup, baik dr jumlah maupun
mutunya, aman, merata dan terjangkau.
2. USAID (1992); yakni kondisi ketika semua orang pada setiap saat mempunyai
akses fisik dan ekonomi utk mem peroleh kebutuhan konsumsinya utk hidup sehat
dan produktif.
3. FAO (1997); situasi dimana semua rumah tangga mem- punyai akses baik fisik
maupun ekonomi utk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya,
dimana rumah tangga tdk berisiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut.
4. FIVIMS (2005); kondisi ketika semua orang pd segala waktu secara fisik, sosial dan
ekonomi memiliki akses pada pangan yang cukup, aman bergizi utk pemenuhan
kebutuhan konsumsi dan sesuai dengan seleranya demi kehidupan yang aktif dan
sehat.5. Mercy Corps (2007); keadaan ketika semua orang pada setiap saat
mempunyai akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap kecukupan pangan, aman dan
bergizi untuk kebutuhan gizi sesuai dengan seleranya untuk hidup produktif dan
sehat.

Berdasarkan definisi tersebut dpt ditarik kesimpulan bahwa


ketahanan pangan memiliki 5 unsur yg harus dipenuhi :Berorientasi pada rumah tangga dan
individu.Dimensi waktu setiap saat pangan tersedia dan dapat diakses.Menekankan pada
akses pangan rumah tangga dan individu baik fisik, ekonomi, dan sosial.Berorientasi pada
pemenuhan gizi.Ditujukan untuk hidup sehat dan produktif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kondisi kehidupan nasional merupakan sutau pencerminan Ketahanan Nasional yg
mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.Kondisi
ini harus ada dlm semua aspek kehidupan bermasyarakat, ber bangsa dan bernegara dlm
wadah NKRI yg berlandaskan ideal Pancasila dan Konstitusional UUD 1945, dan landasan
visional wawasan nusantara. Utk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional setiap warga
negara Indonesia perlu Memiliki semangat perjuangan bangsa dlm bentuk perjuangan non
fisik yg disertasi keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu
mengembangkan kekuatan nasional dlm rangka menghadapi segala tantangan, ancaman,
gangguan dan hambatan yg datang dr luar maupun dr dlm utk menjamin identitas, integritas,
kelansungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional.Sadar dan peduli
akan pengaruh-pengaruh yg timbul pd aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan kemanan sehingga setiap warga negara Indonesia dapat mengeliminir pengaruh
tersebut.
Saran
Untuk kedepannya pemerintah indonesia harus memberi kepastian pada pertahanan dan
keamanan di indonesia terutama di sektor pertanian. Hal ini penting untuk memperkuat
tekanan rakyat dalam perubahan kebijakan pangan dan pertanian di tingkat nasional hingga
daerah.Dengan memberi kepastian maka akan terpelihara suasana dan kondisi masyarakat
yang damai,aman,tenteram,tertib, dan dinamis..Karena jika ada ketidakpastian,maka akan
menyebabkan ketergantungan pangan yang berarti terbelenggunya kemerdekaan bangsa dan
rakyat.Kemandirian dan kedaulatan pangan yang baik akan terjadi apa bila masyarakat telah
mendapat kepastian dari pemerintah.Selain itu,pemerintah juga harus memperhatikan nasib
para petani dalam membuat sebuah kebijakan yang berkaitan dengan pangan.Apakah petani
diuntungkan dengan adanya kebijakan tersebut atau sebaliknya agar kemandirian dan
kedaulatan pangan dapat terbangun.

Daftar Pustaka
Supardan, A. (2014). Makalah Hankamnas.
https://supardan103.blogspot.com/2014/02/a.html
Kusnadi, Y. (2018). 5 Filosofi Sistem Hankamnas dan Hankamrata.
https://slideplayer.info/slide/13063529/
Pertahanan Dan Keamanan Nasional (pp. 299–319). (n.d.). Diakses pada 9 Desember 2020
dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.bappenas.go.id/
index.php/download_file/view/8559/1718/
&ved=2ahUKEwiKkozMzrXtAhWXzDgGHTmAAqMQFjABegQIBBAJ&usg=AOvVaw0T
OJTTpMOg9VboRsehjEQi
Universitas Terbuka. (n.d). Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta
(Sishankamrata). Diakses pada 9 Desember 2020 dari
Http://Bahanajar.Ut.Ac.Id/App/Webroot/Epub/Original_files/Extract/1175/EPUB/
Xhtml/Raw/Siygqg.Xhtml.

You might also like