You are on page 1of 23

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

“ PENCEMARAN DARAT”
Dosen Pengampu:

Drs.Hafni Indrianti,M.Si

Di Susun Oleh:

KELOMPOK 8

1. Arfito Nugroho (420313015)


2. Niki Arih Ersada Br Sembiring (4203131047)
3. Setia Lara (4203131020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Pencemaran Darat”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Lingkungan.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Drs. Hafni
Indriati,M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Lingkungan yang telah
membimbing penyusun dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada orang tua dan juga pihak-pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun senantiasa penyusun harapkan sebagai bahan perbaikan untuk
kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kitasemua.

Medan, Maret 2022


Penyusun,

KELOMPOK 8

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II : KAJIAN TEORI ............................................................................................... 2
A. Pengertian Tanah .................................................................................................... 2
B. Sifat-sifat Tanah...................................................................................................... 2
C. Pengertian Pencemaran Darat (Tanah)..................................................................... 7
D. Penyebab Pencemaran Darat (Tanah) ...................................................................... 8
E. Zat Kimia Sebagai Bahan Pencemaran Darat (Tanah) .............................................. 9
F. Dampak Pencemaran Darat (Tanah) ........................................................................ 14
G. Pengendalian Kerusakan Tanah .............................................................................. 15
H. Sampah Dan Pengolahannya ................................................................................... 15
BAB III : PENUTUP ...................................................................................................... 19
A. Kesimpulan............................................................................................................. 19
B. Saran....................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran atau Polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada
keadaan yang lebih buruk. Lebih luasnya, pencemaran adalah proses yang menyebabkan
tanah, air, udara atau bagian lain dari lingkungan menjadi kotor dan tidak aman atau layak
untuk digunakan.Hal ini dapat dikarenakan adanya kontaminasi ke dalam lingkungan alam,
tetapi kontaminan tidak selalu yang berwujud. Hal-hal yang sederhana seperti cahaya, suara,
dan suhu dapat dianggap sebagai pencemaran ketika dimasukkan secara artifisial ke dalam
suatu lingkungan. Pencemaran tanah atau darat merupakan penurunan kualitas tanah akibat
masuknya ke dalam polutan ke lingkungan tanah, berupa zat kimia, debu, panas, suara, radiasi,
dan mikroorganisme.Penyebab terjadinya pencemaran tanah terbagi menjadi 3 golongan yaitu:
Limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan manusia. Umumnya, limbah
domestik berupa sampah basah atau organik yang mudah diurai.Limbah industri, yaitu limbah
padat berupa lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan, seperti sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, dan lain-lain.Limbah pertanian,
biasanya berasal dari pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang digunakan oleh
petani untuk memberantas hama tanaman. Limbah pertanian ini juga merupakan jenis
pencemaran lingkungan.

B. Identifikasi masalah
1. Apa yang dimaksud pencemaran tanah?
2. Kandungan apa saja yang terdapat pada tanah
3. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan pencemaran tanah
4. Bagaimana mengatasi pencemaran tanah
C. Tujuan
1. Mengetahui arti pencemaran tanah
2. Mempelajari kandungan yang ada dalam tanah
3. Memahami faktor yang menyebabkan pencemaran tanah
4. Mengetahui cara mengatasi pencemaran tanah.

1
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Tanah
Kata tanah (soil) berasal dari bahasa Prancis kuno yang merupakan turunan dari bahas latin
yaitu solum yang berarti lantai atau dasar. Henry D. Foth (1994) memberikan pengertian tanah
berarti bagian permukaan terpisah dari bumi dan bulan sebagaimana dibedakan dari batuan
yang padat. Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam
horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara dan
merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Prof. Dr. Ir. H. Sarwono Hardjowigeno, M.Sc,
2003).

Menurut Glinka seperti dikutip oleh Rahmat Sutanto, 2005 bahwa tanah adalah tubuh alam
yang bebas memiliki ciri morfologi tertentu sebagai hasil interaksi antara iklim, organisme,
bahan induk, relief dan waktu. Tanah adalah campuran dari beberapa komponen seperti
mineral, senyawa organik, senyawa anorganik dan air (Sitomorang, 2017). Dari beberapa
pengertian diatas, dapatlah diartikan bahwa tanah adalah bagian permukaan bumi yang
merupakan media bagi mahluk hidup beraktivitas diatasnya.

B. Sifat-Sifat Tanah
Sifat-Sifat Tanah yaitu :

 Sifat fisik tanah merupakan sifat tanah yang dilihat dari tektur, struktur, konsistensi tanah,
warna tanah, suhu tanah. Berikut ini penjelasan sifat fisik tanah :
1. Tekstur Tanah

Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan
atau kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu dan
tanah liat.Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran
lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock fragment) atau
bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus (< 2mm) disebut
fraksi tanah halus (fine earth fraction) dan dapat dibedakan menjadi: Pasir : 2 mm – 50 ,
Debu : 50 - 2, Liat : kurang dari 2.

2
2. Struktur Tanah

Struktur tanah adalah penyusunan antar partikel tanah primer (bahan mineral) dan bahan
organik serta oksida, membentuk agregat sekunder. Struktur tanah merupakan gumpalan
kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan
liat. Terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan
lain-lain.

3. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah, atau daya adhesi
butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan
air tanah (basah, lembab, kering).

4. Warna Tanah

Warna merupakan salah satu ciri tanah yang jelas dan paling menonjol sehingga mudah
terlihat dan lebih sering digunakan dalam memberikan gambaran tanah dari pada ciri tanah
lain. Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan
warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik.

5. Suhu Tanah

Suhu tanah juga menentukan kualitas tanah tersebut. Suhu tanah merupakan salah satu sifat
fisik tanah yang mempengaruhi proses-proses yang terjadi didalam tanah seperti pelapukan,
penguraian bahan tanah, reaksi-reaksi kimia dan lain-lain dan dapat mempengaruhi langsung
pada pertumbuhan tanaman melalui percobaan kelembaban tanah, aerasi, aktivitas mikroba,
ketersediaan unsur hara tanaman, dan lain-lain.

 Sifat Kimia tanah menggambarkan karakteristik bahan kimia tanah dalam lingkungannya
yang sangat penting untuk memprediksi fungsi tanah dari sudut pandang kelarutan dan
ketersediaan unsur dalam tanah. Berikut ini penjelasan sifat kimia tanah:
1. Drajat Keasaman (pH)

Dalam tanah terjadi reaksi yang menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen di

3
dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di
dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH - , yang jumlahnya berbanding
terbalik dengan banyaknya H+, pada tanah-tanah asam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada
OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH - lebih banyak daripada H+ . Bila kandungan
H+ sama dengan OH- , maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7.

Fungsi pH tanah antara lain adalah:

 Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, pada umumnya unsur
hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH tersebut
kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air
 Menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada tanah-tanah masam banyak
ditemukan ion-ion A1
 Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.

2. C-Organik

Kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak
kurang dari 2 persen, agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan
waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan
bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun.

3. P (Fosfor)

Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-mineral
di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6-7. Di dalam
tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organik dan fosfor anorganik.

4. Kalium (K)

Kalium merupakan unsur hara diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Beberapa tipe
tanah mempunyai kandungan kalium yang melimpah. Kalium dalam tanah ditemukan dalam
mineral-mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion adsorpsi pada kation
tertukar dan cepat tersedia untuk diserap tanaman. Tanah-tanah organik mengandung sedikit
Kalium.

4
5. Natrium (Na)

Natrium merupakan unsur penyusun lithosfer yaitu 2,75% yang berperan penting dalam
menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan tanaman terutama di daerah kering dan
agak kering yang berdekatan dengan pantai, karena tingginya kadar Na di laut, suatu tanah
disebut tanah alkali jika KTK atau muatan negatif koloid-koloidnya dijenuhi oleh ≥ 15% Na,
yang mencerminkan unsur ini merupakan komponen dominan dari garam-garam larut yang
ada. Pada tanah-tanah ini, mineral sumber utamanya adalah halit (NaCl). Kelompok tanah
alkalin ini disebut tanah halomorfik, yang umumnya terbentuk di daerah pesisir pantai iklim
kering dan berdrainase buruk. Sebagaimana unsur mikro, Na juga bersifat toksik bagi
tanaman jika terdapat dalam tanah dalam jumlah yang sedikit berlebihan.

6. N-Total

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 % bobot
tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein. Nitrogen dalam tanah berasal
dari :

 Bahan Organik Tanah


 Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara
 Pupuk
 Air Hujan Sumber primer N berasal dari atmosfer dan lainnya berasal dari aktifitas
didalam tanah sebagai sumber sekunder.
7. Kalsium (Ca)

Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti Magnesium dan
Belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap tanaman, diambil jasad renik,
terikat oleh kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembali sebagai endapan-endapan
sekunder dan tercuci (Leiwakabessy 1988). Adapun manfaat dari kalsium adalah
mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang dan membantu
keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim.

8. Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan beberapa unsur
hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna yang khas pada

5
daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya merupakan akibat dari
kekurangan magnesium.
9. Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan
kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi
mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah
atau tanah-tanah berpasir. Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan
ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh:

 Reaksi tanah
 Tekstur atau jumlah liat
 Jenis mineral liat
 Bahan organik dan,
 Pengapuran serta pemupukan.
10. Kejenuhan Basa (KB)

Kejenuhan basa dan pH terdapat hubungan yang positif. Kejenuhan basa adalah
perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang
dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan
kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Akan tetapi hubungan tersebut dapat
dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation-kation yang diserap. Tanah dengan
kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang
berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion H + yang diserap pada
permukaan koloid.

 Sifat biologi tanah sangat berperan pula dalam menentukan kualitas tanah. Berikut ini
beberapa sifat biologi tanah :
1. Total Mikroorganisme Tanah

Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah total mikroorganisme yang


terdapat didalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa
mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme,
populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup

6
ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi
lain yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada tanah tersebut.

2. Jumlah Fungi Tanah

Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga mereka
menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari bahan organik. Fungi dibedakan
dalam tiga golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti
penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini maka dekomposisi bahan organik dalam
suasana masam tidak akan terjadi.

3. Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P)

Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang
jumlahnya berkisar 103 – 106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim
Phosphatase maupun asam-asam organik yang dapat melarutkan fosfat tanah maupun
sumber fosfat yang diberikan (Santosa et.al.1999 dalam Mardiana 2006). Fungsi bakteri
tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan bahan organik, memegang monopoli dalam
reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat.

4. Cacing Tanah

Menurut Hanafiah, Kemas Ali, dkk, 2005 Cacing Tanah merupakan makrofauna tanah yang
berperan penting sebagai penyelaras dan keberlangsungan ekosistem yang sehat, baik bagi
biota tanah lainnya maupun bagi hewan dan manusia. Secara umum peran cacing tanah telah
terbukti sebagai bioamelioran (jasad hayati penyubur dan penyehat) tanah terutama melalui
kemampuannya dalam memperbaiki sifat-sifat tanah, seperti ketersediaan hara, dekomposisi
bahan organik, pelapukan mineral, struktur, aerasi, formasi agregat drainase, dan lain-lain
sehingga mampu meningkatkan produktivitas tanah.

C. Pengertian Pencemaran Darat (Tanah)

Pencemaran Darat identik dikenal dengan Pencemaran Tanah. Pencemaran tanah adalah
keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam

7
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut
dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah
dan udara di atasnya.

D. Penyebab Pencemaran Darat (Tanah)

Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.

1. Limbah domestik

Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari daerah:
pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta, dan wisata, bisa berupa limbah padat dan cair.

 Limbah padat berbentuk sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman,
bekas botol plastik air mineral, dsb.
 Limbah cair berbentuk; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah dan bisa membunuh mikroorganisme di dalam tanah.
2. Limbah industri

Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah: pabrik,
Manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair.

 Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
 Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa
pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak,
khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam.
3. Limbah pertanian

Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisa-sisa pupuk
sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama
tanaman, misalnya DDT (Dichloro Diphenyl Trichlorethane). Dua sifat buruk yang
menyebabkan DDT sangat berbahaya terhadap lingkungan hidup adalah:

8
 Sifat apolar DDT

Tak larut dalam air tapi sangat larut dalam lemak. Makin larut suatu insektisida dalam lemak
(semakin lipofilik) semakin tinggi sifat apolarnya. Hal ini merupakan salah satu faktor
penyebab DDT sangat mudah menembus kulit.

 Sifat DDT yang sangat stabil dan persisten.

Sukar terurai sehingga cenderung bertahan dalam lingkungan hidup, masuk ke rantai
makanan (foodchain) melalui bahan lemak jaringan mahluk hidup. Itu sebabnya DDT
bersifat bioakumulatif dan biomagnifikatif. Karena sifatnya yang stabil dan persisten, DDT
bertahan sangat lama di dalam tanah bahkan DDT dapat terikat dengan bahan organik dalam
partikel tanah. Dalam ilmu lingkungan, DDT termasuk dalam urutan ke 3 dari polutan
organik yang persisten (Persistent Organic Pollutants, POP), yang memiliki sifat-sifat
berikut:

a. Tak terdegradasi melalui fotolisis, biologis maupun secara kimia,


b. Berhalogen (biasanya klor),
c. Daya larut dalam air sangat rendah,
d. Sangat larut dalam lemak,
e. Semivolatile,
f. Di udara dapat dipindahkan oleh angin melalui jarak jauh,
g. Bioakumulatif.

E. Zat Kimia Sebagai Bahan Pencemaran Darat (Tanah)

 Pencemar Organik

Ada sekitar 12 bahan pencemar organik yang presistent yang disadari atau tidak akrab
dengan kehidupan sehari-hari, yaitu:

a. Aldrin, berupa pestisida yang dipakai untuk membunuh rayap, belalang, cacing serta hama
serangga lainnya.
b. Chlordane yakni pestisida yang dipakai secara luas untuk mengendalikan rayap dan
serangga dengan spektrum luas terutama dibidang pertanian.

9
c. DDT yakni pestisida yang paling terkenal karna banyak dipakai untuk melindungi
masyarakat dan hewan penyebab penyakit malaria dan penyakit lainnya.
d. Dieldrin, berupa pestisida yang dipakai untuk mengendalikan rayap dan hama tekstil. Tapi
juga kerap dipakai untuk mengendalikan serangga penyebab penyakit dan untuk pertanian.
e. Endrin yakni pestisida untuk serangga yang disemprotkan pada daun tanaman werti kapas
dan butir padi. Racun ini juga dipakai untuk membunuh tikus dan hewan pengerat lainnya.
f. Heptachlor yakni pestisida yang dipakai untuk membunuh serangga tanah, rayap, serangga
kapas, belalang, hama tanaman lainnya, nyamuk penyebab malaria.
g. Mirex, yakni pestisida membunuh serangga terutama jenis semut, rayap. Tapi juga dipakai
untuk bahan pemadam api.
h. Toxphene, atau disebut juga “camphechlor” adalah pestisida yang dipakai untuk melindungi
tanaman kapas, padi, buah, kacang dan sayuran dan serangga hama kutu dan tungau.
i. HCB (Hexachlorbenzene), yakni bahan pembasmi jamur yang mempengaruhi makanan hasil
pertanian, bahan ini juga merupakan hasil samping dari produksi bahan kimia tertentu dan
dari proses yang menghasilkan dioxin dan furans.
j. PCB (Polychlorinated Biphenyl) dalam industri bahan ini dipakai sebagai penyangga panas
seperti pada travo, bahan tambahan pada cat, kertas karbon, penutup (sealants) dan plastic.
k. Dioxin, yakni bahan kimia yang dihasilkan tanpa sengaja pada pembakaran yang tidak
sempurna, dalam proses pembuatan pestisida atau bahan kimia lain seperti pada industri
kertas, plastik, bubur kayu, bahan pemutih, senyawa ini juga dihasilkan pula dari asap,
mobil, tembakau, kayu dan sebagainya.
l. Furans, bahan kimia yang dihasilkan tanpa sengaja dan proses yang sama dengan
mengeluarkan fioksin. Bahan ini ditemukan dalam campuran PCB yang diperdagangkan.
 Pencemar Anorganik

Pencemar anorganik terutama logam berat cenderung berada di dalam tanah dalam waktu yang
lama, meskipun status kimianya kemungkinan berubah menurut waktu.

a. Garam-garam
Garam-garam dalam tanah dapat terdisolasi menjadi kation dan anion. Seacra alamiah,
larutan tanah dan air tanah mengandung garam-garam, sebagai contoh adalah ion Ca2+ ,
Na+ , K+ , Cl-, SO42- , HCO3 - , CO32- yang merupakan ion-ion utama dalam tanah. Dalam

10
kondisi tertentu terutama akibat aktivitas manusia, konsentrasi garam tersebut dalam tanah
akan berlebihan dan mengganggu ekosistem. Untuk anion seperti sulfur dan khlorida
mempunyai potensi sebagai pencemar, sedangkan untuk kation, sodium dan magnesium
juga mempunyai potensi yang sama.
b. Senyawa nitrat dan posfat

Nitrogen dan fosfor merupakan unsur penting bagi tumbuhan maupun mahluk hidup,
karna merupakan komponen selnya, dan sering disebut sebagai nutrient bagi tumbuhan.
Keadaan nitrogen dan fosfor dalam jumlah sedikit, terutama fosfat dalam perairan terbuka
sudah cukup untuk menunjang kehidupan tumbuhan seperti alga. Dalam hal ini nitrogen
dan fosfat dalam air tanah dapat menjadi sumber pencemar penyebab terjadinya
eutrifikasi.

c. Logam Berat

Konsentrasi alamiah logam berat yang terkandung di dalam tanah adalah tergantung pada
jenis tanah dan reaksi kimia yang terjadi di dalam tanah. Logam berat seperti timbal,
kadmium, timah dan merkuri termasuk polutan yang paling banyak masuk ke dalam tanah
oleh aktivitas manusia. Terutama logam berat dalam tanah dan air tanah patut mendapat
perhatian yang serius paling tidak karena tiga hal berikut:

1) Sifat racun logam dan potensi karsinogeniknya

2) Mobilitas logam dalam tanah bisa dengan cepat berubah, dari yang tadinya dalam
bentuk logamnya menjadi bentuk terlarut dalam spesies yang dengan mudah bisa
berubah.

3) Logam mempunya sifat konservatif dan cenderung kumulatif dalam tubuh manusia

Logam berat, seringkali didefinisikan sebagai logam yang dalam deret berkala unsur-
unsur terletak antara Sc (scandium, nomor atom 21) dengan Po (polonium, nomor atom
84). Walaupun demikian, alumunium (nomor atom 13) dan metalloid seperti arsen dan
selenium juga seringkali dimasukkan dalam kategori logam berat (Schnoor, 1996)

11
d. Air raksa (Merkuri)

Kegiatan manusia yang mungkin menyebabkan tersebarnya Hg dalam tanah adalah


pertanian, industri, dan pertambangan. Dalam pertanian, Hg sering digunakan sebagai
komponen dalam pestisida atau biosida. Selain itu, Hg juga dapat berasal dari udara akibat
pembakaran bahan bakar fosil, produk elektrik, sebagai katalis dalam industri khlorine
dan NaOH, pertambangan Hg dan pengecorannya, serta pertambangan emas. Air raksa
bersifat racun, terutama menyerang susunan saraf pusat, penurunan daya ingat, penurunan
kemampuan gerak, dan menyebabkan kerusakan pada janin juga telah dideteksi. Contoh
keracunan Hg pada manusia adalah penyakit minamata, yang terjadi di jepang.

e. Cadmium

Cd berada pada larutan tanah dalam bentuk ion ataupun dalam senyawa kompleks
dengan zat organik. Kadmium merupakan logam yang sangat beracun bagi manusia.
Selain diduga karsinogenik, logam ini dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan,
ginjal, dan kerusakan tulang.

f. Chromium

Selain bersifat karsinogenik khromium sangat beracun dan korosif serta iritan terhadap
kulit dan selaput lendir. Pada keracunan paparan yang bersifat kronis, kromium dapat
menyebabkan kanker paru, sedangkan pada paparan yang bersifat akut logam ini
menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan bersifat iritan terhadap selaput
lendir.

g. Timbal (Lead)

Secara umum, keberadaan Pb dalam tanah di kontrol oleh komposisi tanah, mineralogi
tanah, kandungan zat organik dam pH. Timbal mempunyai efek racun pada susunan
syaraf pusat, terutama pada kanak-kanak (balita). Pada orang dewasa, efek yang
ditimbulkan oleh timbal antara lain menyebabkan tekanan darah tinggi, penurunan
hemoglobin, pusing, dam pada dosis tingi dapat menyebabkan encelopati (sulifan dan
krieger, 1992).

12
h. Arsenikum (Arsenic)

Keracunan akut yang ditimbulkan oleh arsenikum antara lain kehilangan darah, luka
dalam perut dan gangguan pernafasan (wet, 1997). Dalam jangak panjang, Arsen bersifak
karsinogenik seperti halnya dengan air raksa (Hg), aktivitas mikrobiologi dapat merubah
As menjadi senyawa methyl arsen. Senyawa organik As yang terlarut dapat diserap oleh
Fe (OH)3 yang banyak terdapat dalam tanah.

 Pencemar Radioaktif

Material radioaktif merupakan material yang memancarkan sinar radioaktif, yaitu partikel α,
partikel β dan sunar γ. Pencemaran tanah oleh limbah radioaktif umumnya disebabkan oleh
limbah dan aktivitas pertambangan bahan radioaktif, limbah tumpahan atau kebocoran tempat
penyimpanan limbah radioaktif yang biasanya dikubur dalam tanah, misalnya berasal dari
PLTN, reaktor nuklir dan Rumah sakit serta Laboratorium yang mengunakan bahan radioaktif.
Pencemaran tanah dan air tanah oleh limbah nuklir atau limbah radioaktif banyak terjadi di
negara maju dan yang menggunakan energi nuklir. Paparan (eksposure) radioaktif
menyebabkan kerusakan pada sel yang mengakibatkan kematian atau perubahan genetis.
Selain jenis dan energi radiasi, umur radioaktif akan menurun intensitasnya sesuai dengan
perjalanan waktu. Hampir semua radionuklida mempunyai waktu paruh yang sangat lama, hal
ini berarti pencemar radioaktif akan mempunyai potensi membahayakan manusia dan
lingkungannya dalam kurun waktu yang sangat lama.

 Pencemar Mikrobiologis

Tanah secara alamiah terkandung mikroorganisme di dalamnya. Variasi jenis dan jumlahnya
sangat beragam, hal ini dikarenakan tanah merupakan lingkungan hidup bagi mikroorganisme
seperti bakteri, virus, jamur, protozoa dan nematoda. Keberadaan mikroorganisme dalam
tanah tersebut banyak yang bersifat patogen baik terhadap manusia maupun mahluk hidup
lainnya. Konsentrasi berlebihan dari mikroorganisme biasanya merupakan akibat kontaminasi.
Bakteri bersama jamur merupakan mikroorganisme yang terpenting dalam transformasi zat
pencemar dalam tanah. Penyebab pencemaran mikroorganisme pada tanah adalah air buangan
domestik, tangki septik, pipa riol (sewer) atau efluent pengolahan limbah yang tidak

13
sempurna. Sedangkan mikroorganisme patogen berasal ekskresi manusia atau mahluk hidup
lainnya yang menderita atau membawa penyakit (carrier).

F. Dampak Pencemaran Darat (Tanah)

Pada berbagai bidang dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya adalah:

1. Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk
ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida
dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan
ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada
konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa)
dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat
diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat
menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin
merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat
beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi
mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis
yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.

2. Pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan


kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya
bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah
tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai
makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut
rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-
kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari
efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan

14
rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan
hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme
tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu
menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang
panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan
pencemar tanah utama.

G. Pengendalian Kerusakan Tanah

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan
tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan
teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat
fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan
tanah. Di dalam PP No.150 tahun 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi
biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.

H. Sampah dan Pengolahannya

Definisi sampah menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1) adalah:
“Sampah adalah sisa-sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat.” Dengan kata lain Sampah adalah zat padat atau semi padat yang terbuang atau sudah
tidak berguna lagi baik yang dapat membusuk maupun yang tidak dapat membussuk kecuali
zat padat buangan atau kotoran manusia. Dengan demikian, maka sampah dapat diartikan
sebagai benda yang tidak disenangi yang berbentuk padat sebagai hasil dari aktivitas manusia
yang secara ekonomi tidak mempunyai harga atau tidak mempunyai manfaat.

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang hasil aktifitas
manusia maupun proses alam. Penangangan dan pengelolaan sampah akan semakin kompleks
dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun komposisi sampah. Undang-undang
Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sudah diberlakukan. Setiap rumah tangga
sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan urusan sampahnya dengan alasan sudah
membayar iuran kebersihan.

15
Pengelolaan sampah tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah dengan mengumpulkan,
mengangkut dan membuang sampah ke TPA saja, tetapi harus dilakukan secara tesusun dan
terpadu agar Prinsip-prinsip Pengelolaan Sampah memberikan manfaat secara ekonomi, sehat
bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang
tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.

Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi
dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk energi, kompos, ataupun untuk pupuk. Pengelolaan
sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan
penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan
kembali, dan pendaur ulangan, sedangkan penanganan sampah meliputi pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir. Masalah sampah tidak bisa
diselesaikan hanya oleh Pemerintah. Sudah saatnya sebagai penghasil sampah kita ikut
membantu, bahkan ikut bertanggung jawab minimal mengurus sampahnya sendiri. Jumlah
rumah tangga akan menentukan jumlah sampah yang dihasilkan. Pengelolaan dan
pengangkutan sampah menjadi masalah tersendiri yang masih sulit untuk diatasi. Bila tidak
ditangani dengan baik akan menyebabkan timbunan sampah yang tidak dikehendaki dan pada
akhirnya akan mencemari lingkungan.

Masyarakat memiliki peranan penting dalam pengelolaan sampah rumah tangga, karena
pada hakikatnya sampah dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri. Salah satu yang dapat
dilakukan masyarakat untuk berperan serta mengelola sampah dan melestarikan lingkungan,
adalah meninggalkan pola lama dalam mengelola sampah domestik (rumah tangga) seperti
membuang sampah di sungai dan pembakaran sampah, dengan menerapkan prinsip 4R yakni,
reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang) dan replace
(mengganti) serta melakukan pemisahan sampah organik dan sampah anorganik.

Prinsip-prinsip Pengelolaan Sampah reduce (mengurangi) mempunyai arti bahwa


masyarakat bisa berusaha lebih sedikit dalam memproduksi sampah, setiap berbelanja
membawa plastik sendiri dari rumah, sehingga mengurangi penggunaan plastik. Sedangkan
reuse (menggunakan kembali suatu produk untuk tujuan yang sama), yaitu memanfaatkan
wadah-wadah bekas yang dapat dipakai seperti gallon, botol-botol bekas atau kaleng-kaleng

16
bekas, dan recycle (daur ulang) untuk menerapkan prinsip mendaur ulang, diantaranya bisa
dengan membuat kompos dari sampah organik, pot-pot dari barang bekas plastik-plastik,
ataupun kreatifitas yang lain sehingga sampah-sampah bisa didaur ulang dan bisa
dimanfaatkan kembali. Sementara replace (mengganti) mempunyai arti mengganti bahan-
bahan yang tidak ramah lingkungan dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, tas
kresek diganti dengan keranjang dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan (tas
kresek dan styrofoam) tidak terdegradasi secara alami.

Ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah, diantaranya:

1. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan
on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi
penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di
daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon
dioksida dan air). Selain langkah-langkah di atas terdapat pula teknologi yang digunakan
untuk menangani dampak dari pencemaran tanah yaitu, Fitoromediasi. Fitoremediasi adalah
teknologi pembersihan, penghilangan atau pengurangan polutan berbahaya, seperti logam
berat, pestisida, dan senyawa organik beracun dalam tanah atau air dengan menggunakan
bantuan tanaman (hiperakumulator plant). Terdapat beberapa keunggulan dari karakteristik
tanaman hiperkumulator yaitu, mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm Mn, Zn, Ni;

17
menyerap lebih dari 1.000 ppm untuk Cu dan Se; dan menyarap lebih dari 100 ppm untuk
Cd, Cr, Pb, dan Co.

3. Proses Fitoremediasi
1. Phytoacumulation : tumbuhan menarik zat kontaminan sehingga berakumulasi disekitar
akar tumbuhan
2. Rhizofiltration : proses adsorpsi / pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel
pada akar.
3. Phytostabilization : penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang tidak
mungkin terserap kedalam batang tumbuhan.
4. Rhyzodegradetion : penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba
5. Phytodegradation : penguraian zat kontamin
6. Phytovolatization : transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah
menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya.

4. Keuntungan Fitoremediasi

1. Biaya operasi lebih murah


2. Tanaman juga dapat digunakan bahan bakar.
3. Pencemaran pada tanah bisa berkurang secara alamiah
4. Tanah juga akan mengalami perbaikan akibat adanya aktivitas akar.
5. Tanah menjadi lebih subur kembali.
6. Tanaman yang mampu menyerap unsur bernilai ekonomi seperti emas (au) dan nikel (ni)
bisa digunakan untuk pertambangan.
7. Tanaman hiperakumulator masuk dalam kriteria tanaman dengan syarat tumbuh yang
tidak membutuhkan nutrisi tinggi dan tidak rewel.

Penanganan khusus terhadap limbah domestik yang berjumlah sangat banyak diperlukan
agar tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah
organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Akan sangat baik jika setiap
rumah tangga bisa memisahkan sampah atau limbah atas dua bagian yakni organik dan
anorganik dalam dua wadah berbeda sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada pencemaran tanah ini sangat mengganggu masyarakat dimana pada merusak habitat
dari makhluk hidup terutama jika banyak tanah yang tidak subur yang menyebabkan pohon
atau tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik. Banyak unsur kimia yang terdapat dalam tanah
seperti besi,cadminum,nitrat,fosfor,garam-garam dan lain lainnya dimana memiliki dampak
baik dan buruk bagi kesuburan tumbuhan. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan
tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik
untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan
kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Pencemaran tanah juga dapat
memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul
dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Untuk mengatasi pencemaran tanah yaitu
dengan remediasi,bioremediasi, dan fytoremediasi.

B. SARAN

Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami senantiasa mengharapkan kontribusi konstruktif dari para
pembaca dalam bentuk saran maupun kritik yang konstruktif demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya bagi para pembaca pada umumnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Baehaki. 1993. Insektisida Pengendalian Hama Tanaman. Percetakan ANGKASA, Bandung.

Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112 hal

McArmand Zurhaar. 2008. Pencemaran Tanah http://www.mcarmand.co.cc/2008/08/


pencemaran-tanah.html. diakses 20 Desember 2008.

Wardhana, W.A., 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset Yogyakarta, Jakarta.

20

You might also like