You are on page 1of 14

TUGAS KELOMPOK

ETNOMEDIKA KEBIDANAN
“PERAWATAN DAN PENGOBATAN PADA BAYI DAN BALITA”

Dosen Pembimbing : Febry Mutiariami Dahlan, S.ST.,M.Keb

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Siti Aisyah (215401446110)


Dosma Sari T (215401446116)
Nisa Amaliah (215401446117)
Evi Pipit Nila S (215401446114)
Puji Ariyanti (215401446122)

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS NASIONAL


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “Etnomedika Kebidanan Perawatan dan Pengobatan Pada
Bayi dan Balita” dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya yang senantiasa
selalu di muliakan oleh Allah SWT. Dalam penyusunan makalah ini penulis
mengalami berbagai hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak akhirnya laporan makalah dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya
partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan
keikhlasan penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Jakarta, 12 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................4
2.1 Pengertian Jamu/Obat Tradisional.................................................................4
2.2 Pengertian Bayi dan Balita..............................................................................5
2.3 Pengobatan Tradisional pada Bayi dan Balita...............................................6
BAB III PEMBUATAN RAMUAN OBAT....................................................................8
3.1 Tanaman Herbal untuk Perawatan dan Pengobatan pada Bayi dan Balita 8
1. Jahe...............................................................................................................8
2. Kencur..........................................................................................................8
3. Jeruk Nipis...................................................................................................9
4. Madu.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat herbal telah diterima secara luas di Negara berkembang dan di negara
maju. Herbal merupakan tanaman obat yang tumbuh dan dibudidayakan di
Indonesia. Herbal asli di Indonesia telah digunakan sejak dapat dahulu
sebagai beberapa upaya. Pemanfaatan tanaman herbal dimaksudkan untuk
upaya promotif, preventif, kuratif, rahabilitatif, dan paliatif. Obat herbal juga
merupakan obat tradisional jika digunakan secara turun temurun (Menkes,
2015). Penggunaan obat herbal tradisional dinilai lebih aman daripada
penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional
memiliki efek samping yang relative lebih sedikit daripada obat modern
(Sumayyah, 2017). Masyarakat Indonesia terutama Jawa sampai sekarang
masih memanfaatkan obat herbal trsdisional karena diyakini membantu
kesulitan kesehatan terutama bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan. Hal
itu terjadi karena alam edesaan masih mudah untuk mendapatkan banyak
bahan tanaman yang berkhasiat sebagai obat (Mulyani, 2015).
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat
peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa
bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali
(Departemen Kesehatan, 2009). Usia perkembangan bayi terbagi 2 yaitu,
neonatus sejak lahir sampai usia 28 hari dan bayi dari usia 29 hari sampai 12
bulan ( WHO, 2013). Sedangkan menurut Rusli ( 2013 ) bayi adalah anak
usia 0 sampai 12 bulan. Setiap bayi mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan dalam masa hidupnya. Bayi adalah individu yang lemah dan
memerlukan proses adaptasi. Bayi harus dapat melakukan 4 penyesuaian agar
dapat tetap hidup yaitu penyesuaian perubahan suhu, menghisap dan menelan,
bernafas dan pembuangan kotoran. Kesulitan penyesuaian atau adaptasi akan
menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan, keterlambatan
perkembangan bahkan bisa sampai meniggal dunia (Mansur, 2009).

1
Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan
rentang usia dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan
perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga
sebagai usia prasekolah. Balita adalah masa anak mulai berjalan dan
merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1
sampai 5 tahun. Masa ini merupakan masa yang penting terhadap
perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual. Perkembangan dan
pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang,
karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan. Balita merupakan
kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap penyakit. Pada kelompok
tersebut membutuhkan pertahanan tubuh yang tinggi dan gizi yang memadai
sebagai pendukung pertumbuhan dan perkembangan (Mitayani, 2010).
Penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali per
tahun artinya seorang balita rata-rata mendapatkan serangan batuk pilek
sebanyak 3-6 kali setahun. Batuk dan pilek merupakan gejala Infeksi Saluran
Pernafasan Atas (ISPA) pada anak usia di bawah 5 tahun. Batuk secara
refleks dapat menjadi faktor protektif menjaga saluran pernafasan dari
obstruksi zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Hidung ditutupi oleh
jaringan halus yang disebut mukosa danmenghasilkan lendir untuk
melindungi hidung. Apabila jaringan ini teriritasi maka akan membengkak
dan menghasilkan banyak lendir yang menyumbat hidung (Marhamah, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


1. Dari latar belakang tersebut diatas, maka didapatkan beberapa rumusan
masalah antara lain, sebagai berikut apa itu perawatan dan pengobatan
tradisional pada bayi dan balita?
2. Bagaimana pengobatan tradisional pada bayi dan balita?
3. Bagaimanakah manfaat pengobatan tradisional pada bayi dan balita?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai didalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian dari bayi dan balita.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengobatan tradisional padabayi dan balita.
3. Untuk mengetahui manfaat pengobatan tradisonal pada bayi dan balita.
4. Untuk mengetahui kesimpulan dari pengobatan tradisioanal pada bayi dan
balita.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Jamu/Obat Tradisional


Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus
dilestarikan dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan
sekaligus untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Obat tradisional ini
tentunya sudah diuji bertahun-tahun bahkan berabad-abad sesuai dengan
perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia, (Notoatmodjo, 2007).
Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah
diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan.
Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
(Biofarmaka IPB, 2013). Dalam melakukan pengobatan tradisional digunakan
obat tradisional, menurut Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia No 006
tentang industi dan obat tradisional menyatakan bahwa obat tradisional hanya
dapat dibuat oleh industry dan usaha dibidang obat tradisional. Yang
meliputi:
a) IOT (Industri Obat Tradisional) adalah industry yang membuat semua
bentuk sediaan obattradisional.
b) IEBA (Industri Ekstrak Bahan Alam) yaitu industry yang khusus
membuat sediaan dalam bentuk ekstrak sebagai produkakhir.
c) UKOT (Usaha Kecil Obat Tradisional) yaitu usaha yang membuat semua
bentuk sediaan tablet danefervesen.
d) UMOT (Usaha Mikro Obat Tradisional) yaitu usaha yang hanya membuat
sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar,
danrajangan.
e) Usaha jamu racikan yaitu usaha yang dilakukan oleh depot-depot jamu
atau sejenisnya yang dimiliki perorangan dengan melakukan

4
pencampuran sediaan jadi dan atau sediaan segar obat tradisional untuk
dijajakan langsung kepadakonsumen.
f) Usaha jamu gendong yaitu usaha yang dilakukan oleh perorangan dengan
menggunakan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan yang dibuat
segar dan dapat dijajakan langsung kepada konsumen.

2.2 Pengertian Bayi dan Balita


Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan halus, apakah bayi itu
akan terus tumbuh dan berkembang dengan sehat, sangat bergantung pada
proses kelahiran dan perawatannya. Tidak saja cara perawatannya, namun
pola pemberian makan juga sangat mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan bayi (Depkes RI, 2009). Bayi dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu bayi cukup bulan, bayi premature, dan bayi dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR) (Hayati, 2009). Bayi (Usia 0-11 bulan) merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada
usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus
periode kritis (Goi, 2010).
Balita adalah anak yang berumur di bawah lima tahun, tidak termasuk bayi
karena bayi mempunyai karakter makan yang khusus (Irianto, 2009).
Peraturan Menteri Kesehatan mendefinisikan anak balita adalah anak umur 12
sampai dengan 59 bulan. Pada umur tersebut anak berada pada periode
tumbuh kembang manusia yang disebut dengan the golden age. Berdasarkan
beberapa penelitian menyebutkan bahwa the golden age terdapat pada masa
konsepsi, yaitu sejak manusia masih dalam rahim ibu hingga beberapa tahun
pertama kelahirannya yang diistilahkan dengan usia dini. Setelah anak
berumur 24 bulan, tidak ada lagi pertambahan sel-sel neuron baru seperti
yang terjadi pada umur sebelumnya, tetapi pematangannya masih berlangsung
sampai anak berusia empat atau lima tahun (Uce, 2017).

5
2.3 Pengobatan Tradisional pada Bayi dan Balita
Obat herbal telah diterima secara luas di Negara berkembang dan di negara
maju. Herbal merupakan tanaman obat yang tumbuh dan dibudidayakan di
Indonesia. Herbal asli di Indonesia telah digunakan sejak dapat dahulu
sebagai beberapa upaya. Pemanfaatan tanaman herbal dimaksudkan untuk
upaya promotif, preventif, kuratif, rahabilitatif, dan paliatif. Obat herbal juga
merupakan obat tradisional jika digunakan secara turun temurun (Menkes,
2015). Penggunaan obat herbal tradisional dinilai lebih aman dari pada
penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional
memiliki efek samping yang relative lebih sedikit daripada obat modern
(Sumayyah, 2017). Jenis tanaman herbal yang dimanfaatkan untuk perawatan
dan pengobatan pada bayi dan balita sebagai pereda batuk pilek yaitu jahe,
jeruk nipis, madu, dan kencur.
1) Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) digunakan untuk melegakan napas,
meredakan batuk dan pilek. Jahe memiliki kandungan antivirus yang
ampuh melawan batuk dan pilek pada balita (Arisandi, 2011).
2) Kencur
Kencur (Kaemprefia galanga L.) dapat dimanfaatkan untuk
menyembuhkan batuk, peluruh dahak atau pembersih tenggorokan,
menghilangkan lender yang menyumbat hidung, dan menghangatkan
badan. Berkhasiat juga untuk mneghilangkan gas dari perut dan
menangkal radikal bebas (Hidayat, 2015).
3) Jeruk Nipis
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) buahnya berkhasiat untuk
menyembuhkan penyakit batuk, flu ringan. Jeruk atau lemon memiliki
kandungan senyawa yang meningkatkan system kekebalan tubuh
dalam melawan sakit dan radikal bebas di dalam tubuh. Perasan jeruk
lemon dengan madu merupakan obat herbal untuk meredakan batuk

6
pilek secara efektif. Jika balita suka dengan rasanya makan berikan
potongan jeruk untuk dihisap (Redaksi Agromedia, 2010).

4) Madu
Madu adalah salah satu obat batuk pilek alami yang cukup ampuh
untuk meredakan gejala batuk dan flu. Kandungan antimikrobanya
membantu melawan virus penyebab flu, rasa manis pada madu
membantu produk saliva yang bisa mengencerkan lender sehingga
mudah untuk dikeluarkan (Redaksi Agromedia, 2010).

7
BAB III
PEMBUATAN RAMUAN OBAT

3.1 Tanaman Herbal untuk Perawatan dan Pengobatan pada Bayi dan
Balita
1. Jahe
a) Bahan-bahan
- Jahe
- Air jeruk nipis
- Madu
b) Cara membuat:
- Mencuci rimpang jahe terlebih dahulu, kemudian memarutnya
- Tambahkan air jeruk nipis dan madu kedalam parutan jahe
tersebut
- Remas-remas campuran bahan tersebut, peras dan saring
- Gunakan air ramuan untuk berkumur dengan frekuensi 3x
sehari
c) Khasiat:
- Untuk mengatasi mual

2. Kencur
a) Bahan-bahan
- 1 ibu jari kencur
b) Cara membuat:
- Satu rimpang kunyit diparut lalu diambil sarinya kemudian
direbus dengan gula jawa satu sendok yang sudah dipotong-
potong dan setengah butir asam jawa.
c) Khasiat:
- Mengobati radang lambung
- Obat batuk alami dll

8
3. Jeruk Nipis
a) Bahan-bahan
- Jeruk nipis sesuai selera
- Madu
- Air hangat
b) Cara membuat:
- Peras sebagian atau setengah jeruk nipis berukuran besar, bisa
disesuaikan dengan selera
- Campurkan perasan jeruk nipis ke dalam the atau air hangat
sebanyak 100ml
- Setelah tercampur tuangkan 2 sendok makan madu
kedalamnya, lalu aduk hingga larut
- Minum selagi hangat untuk merasakan khasiatnya pada
tenggorokan Anda. Untuk memperoleh manfaat yang lebih
maksimal Anda sebaiknya rutin meminumnya 1-2 kali sehari
selama gejala batuk berlangsung.
c) Khasiat:
- Obat batuk

4. Madu
a) Bahan-bahan
- Madu
- Segelas air hangat
- Lemon
- Kayu manis
b) Cara membuat:
- Campur 1 sendok teh madu ke dalam segelas air hangat

9
- Tambahkan perasan lemon dan sejumput kayu manis
- Mintalah sikecil untuk mengkonsumsi sebanyak 3x dalam
sehari
c) Khasiat:
- Meredakan gejala asma dan meningkatkan kekebalan tubuh

10
DAFTAR PUSTAKA

Arisandi Y., Andriani Y. 2011. Khasiat Berbagai Tanaman untuk Pengobatan


Berisi 158 Jenis Tanaman Obat. Jakarta: Eskamedia.
Hidayat, R.S., Napitupulu, R.M. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: AgriFlo.
Menkes RI. 2016. Formularium Nomor 6 Tahun 2016. Jakarta : Kemenkes
Mitayani. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Tim. Penyakit. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Mulyani, Hesti, dkk. 2015. Pengobatan Tradisional Jawa pada
Manuskripmanuskrip Jawa Mangkunegara, Kasunanan Surakarta, dan
Museum Radyapustaka. Yogyakarta: UNY.
Redaksi Agromedia. 2010. 273 Ramuan Tradisional
Sumayyah S., Salsabila N. 2017. Obat Tradisional : Antara Khasiat dan Efek
Sampingnya. Jakarta : Majalah Farmasetika Vol. 2 No. 5.

iii

You might also like