Professional Documents
Culture Documents
Risk Calculation
The least risk is the bonds sold by the government. While the highest risk is the shares sold by
the company. There is a risk calculation model that is most often used, especially in investment,
namely the standard deviation and variance. To complete this calculation to be more
comprehensive, especially if a problem arises such as the spread of the expected return is very
large, then additional calculations are used using the coefficient of variation or relative risk.
• The standard deviation or standard deviation is an estimate of the probability of the difference
between the real return and the expected return.
In statistics, variance is an absorption measure of the probability spread. This is the square of the
standard deviation. For example, if the standard deviation is 20, then the variance is 400.
The difference between revenues, costs and profits against the planned amount. The variance is
calculated at the responsibility center, analysis. And unfavorable variants, are investigated for
possible improvements.
Return Calculation
In everyday language, return is the rate of profit. Suppose we buy a stock at a price of Rp 1,000,
then one year later we sell it at a price of Rp 1,200. The company paid a dividend of Rp 100 in
that year. What is the level of profit or return on the investment?
To calculate this risk we use the standard deviation with the following steps:
The next step is to calculate the standard deviation (risk) of the return, which is estimated by:
From the example above we can calculate the Risk of Company A & Company B;
A Company Risk
B Company Risk
From the above calculation, we know that Company A has an expected return of 18% with a
fairly high risk of 12%, while Company B has an expected return of 11% and a low risk of 3%.
So which one should we choose?
Coefficient of Variation
The coefficient of variation is useful in deciding the choice of investments between those with
high returns and those with low risk. The coefficient of variation shows the magnitude of the risk
of each return.
Judging from the comparison between risk and return between the two companies, we should
choose Company B.
Most investors tend to avoid risk, this also affects the price of investment instruments and the
desired rate of return.
The riskier an investment, the lower the price and the higher the desired rate of return.
Source :
Unipma, Galuh Yugo. (November 15, 2017). Bab 8 return dan risiko. Retreived March
12, 2022 from https://galuhyugounipma.blogspot.com/2017/11/bab-8-return-dan-risiko.html
Penilaianbisnisku.wordpress.com. Risiko dan Return (Pengembalian). Retreived March
12, 2022 from https://penilaianbisnisku.wordpress.com/risiko-return-pengembalian/
INDONESIAN VERSION
Perhitungan Risiko
Risiko yang paling kecil itu adalah obligasi (bond) yang dijual oleh pemerintah. Sedangkan
risiko yang paling tinggi adalah saham yang dijual oleh perusahaan. Ada model perhitungan
risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi
dan varian. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih komprehensif, terutama jika timbul
suatu persoalan seperti penyebaran return yang diharapkan sangat besar, maka dipergunakan
perhitungan tambahan dengan menggunakan coefficient of variation atau risiko relatif.
• Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan return nyata
dari return yang diharapkan.
• Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah :
Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini
merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya 20, maka variannya
adalah 400.
Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan. Varian dihitung
pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang tidak menguntungkan,
diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan.
Perhitungan Return
Dalam bahasa sehari-hari, return adalah tingkat keuntungan. Misalkan kita membeli saham
dengan harga Rp 1.000, kemudian satu tahun mendatang kita jual dengan harga Rp 1.200.
Perusahaan membayar dividen sebesar Rp 100 pada tahun tersebut. Berapa tingkat keuntungan
atau return investasi tersebut?
Periode tersebut bisa harian, bulanan, atau tahunan. Dalam contoh diatas, periode tersebut adalah
tahunan. Dengan demikian, pada contoh diatas, kita bisa mengatakan, investor memperoleh
keuntungan sebesar 30% per tahun.
Untuk menghitung risiko ini kita menggunakan standar deviasi dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Perhitungan return berdasar data historis dengan merata-ratakan data yang ada.
Langkah berikutnya adalah menghitung standar deviasi (risiko) dari return, yang diestimasikan
dengan:
Dari contoh diatas kita bisa hitung risiko dari perusahaan A & perusahaan B;
Dari perhitungan diatas kita ketahui bahwa perusahaan A memiliki expected return sebesar 18%
dengan risiko cukup tinggi sebesar 12%, sedangkan perusahaan B memiliki expected return
sebesar 11% dan risiko yang rendah sebesar 3%. Lalu mana yang sebaiknya kita pilih?
Koefisen Variasi
Koefisien variasi berguna dalam memutuskan pemilihan investasi antara yang memiliki return
yang tinggi dengan yang memiliki risiko rendah. Koefisien variasi menunjukkan besarnya risiko
dari setiap pengembalian.
Dilihat dari perbandingan antara risiko dan pengembalian antara kedua perusahaan, maka
sebaiknya kita memilih perusahaan B.
Kebanyakan investor cenderung menghindari risiko, hal ini turut mempengaruhi harga
instrument investasi dan tingkat pengembalian yang diinginkan.
Semakin berisiko suatu investasi, maka harganya semakin rendah serta tingkat pengembalian
yang diinginkan semakin tinggi.
Hal penting yang harus diperhatikan adalah dalam pasar yang didominasi oleh investor yang
menghindari risiko, instrument investasi yang memiliki risiko yang tinggi harus memiliki tingkat
pengembalian yang lebih tinggi daripada instrument investasi berrisiko lebih rendah. Jika hal ini
belum terjadi maka mekanisme jual-beli di pasar akan memaksa hal tersebut terjadi.