Professional Documents
Culture Documents
Aliefa Nur Hayati - P17230183038 - Vertigo
Aliefa Nur Hayati - P17230183038 - Vertigo
VERTIGO
Disusun oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MALANG
PRODI DIII KEPERAWATAN BLITAR
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Konsep dasar
a. Pengertian
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu
gejala, penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak
memutar atau bergerak naik turun karena gangguan pada sistem
keseimbangan. (Arsyad Soepardi Efiaty dan Nurbaiti, 2002).
b. Etiologi
1. Otologi 24-61% kasus
a) Benigna Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
b) Meniere Desease
c) Parese N VIII Uni/bilateral
d) Otitis Media
2. Neurologik 23-30% kasus
a) Gangguan serebrovaskuler batang otak/ serebelum
b) Ataksia karena neuropati
c) Gangguan visus
d) Gangguan serebelum
e) Gangguan sirkulasi LCS
f) Multiple sclerosis
g) Vertigo servikal
3. Interna kurang lebih 33% karena gangguan kardiovaskuler
a) Tekanan darah naik turun
b) Aritmia kordis
c) Penyakit coroner
d) Infeksi
e) < glikemia
f) Intoksikasi Obat: Nifedipin, Benzodiazepin, Xanax
4. Psikiatrik > 50% kasus
a) Depresi
b) Fobia
c) Ansietas
d) Psikosomatis
5. Fisiologik
a) Melihat turun dari ketinggian
c. Klasifikasi
Klasifikasi vertigo berdasarkan kejadiannya:
1) Vertigo spontan
- Timbul tanpa stimulasi dari luar, melainkan dari penyakit itu
sendiri, contohnya kenaikan tekanan endolimfe pada
penyakit Meniere
2) Vertigo posisi
- Perubahan posisi kepala, debris bergerak, stimulasi kupula
pada kanalis semisirkularis
- Kelainan servikal
3) Vertigo kalori
- Timbul saat pemeriksaan kalor
d. Patofisiologi
e. Tanda dan gejala
- Perasaan berputar
- Mual
- Muntah
- rasa kepala berat
- nafsu makan turun
- lelah
- lidah pucat dengan selaput putih lengket
- nadi lemah
- puyeng (dizziness)
- nyeri kepala
- penglihatan kabur
- tinnitus
- mulut pahit
- mata merah
- mudah tersinggung
- gelisah
- lidah merah dengan selaput tipis
f. Pemeriksaan penunjang
Meliputi uji tes keberadaan bakteri melalui laboratorium, sedangkan untuk
pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus
vertigo antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan mata
- Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
- Pemeriksaan neurologi
- Pemeriksaan otologik
- Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan khusus
- ENG
- Audiometri dan BAEP
- Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
- Radiologik dan Imaging
- EEG, EMG
g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti :
a) Anti kolinergik
- Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
- Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
b) Simpatomimetika
- Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
c) Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
- Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah :
Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.
Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk
terapi bedah. Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri
dari :
a) Terapi kausal
b) Terapi simtomatik
c) Terapi rehabilitatif
Penatalaksanaan Keperawatan
a Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan
berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
b Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan
subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya
neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir
pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau
jari yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring
dengan kedua mata ditutup.
c Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan
terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi
mental disertai fiksasi visual yang kuat.
d Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk
mencegah dehidrasi.
e Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer
akut yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama
atau kedua. Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan
berikutnya. Sisi penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang
meyakinkan pasien bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar
gangguan vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter
harus menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk beradaptasi akan
membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
f Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda.
Latihan ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat
untuk gangguan vestibular akut.
II. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
- Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan membaca,
insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang
hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
- Sirkulasi
Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah tampak
kemerahan
- Integritas Ego
Faktor faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan ketidakmampuan,
keputusasaan, ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan
selama sakit kepala, mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
- Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol,
anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain),
mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan
- Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru
terjadi, trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan visual, sensitif
terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia, kelemahan
progresif/paralysis satu sisi tempore, perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah
terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan refleks tendon dalam, papiledema.
- Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan
otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada
daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku
tak terarah seperti menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang,
frigiditas vokal.
- Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan,
parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
- Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan
penyakit
- Penyuluhan/ Pembelajaran
Riwayat hIpertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan
alkohol/obat lain termasuk kafein, kontrasepsi oral hormon, menopause.
b. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (D.0077)
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
risiko jatuh b.d gangguan keseimbangan
c. Rencana asuhan keperawatan
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan tingkat nyeri
menurun dengan kriteria hasil :
- keluhan nyeri 4 (cukup menurun)
- meringis 3 (sedang)
- Gelisah 3 (sedang) (L.08066)
Intervensi Rasional
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta : Prima Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
FORMAT PENGKAJIAN DATA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
BIODATA
Nama : Tn. K
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 60 tahun
Status Perkawinan : kawin
Pekerjaan : petani
Agama : islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Jeblog
B. POLA ELIMINASI :
1. BAB : padat, tidak berdarah, feses berwarna kuning
2. BAK : berwarna kuning
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak ada
4. Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut : -
C. POLA MAKAN DAN MINUM :
1. Jumlah dan jenis makanan : nasi, lauk, sayur dan buah (1 – 2 sendok)
2. Waktu Pemberian Makan : 3 x 1 hari
3. Jumlah dan Jenis Cairan : air mineral +- 400cc/ hari
4. Waktu Pemberian Cairan : setiap saat
5. Pantangan : tidak ada
6. Masalah Makan dan Minum :
a. Kesulitan mengunyah : tidak mengalami kesulitan mengunyah
b. Kesulitan menelan : px tidak mengalami kesulitan menelan
c. Mual dan Muntah : klien mengalami mual dan muntah
d. Tidak dapat makan sendiri : bantuan minimal orang terdekat
6. Upaya mengatasi masalah : diberi makanan kesukaan klien
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komuniasi : hubungan Px dengan perawat baik dan Px dapat
berkomunikasi dengan Px lain dengan baik
C. Rekreasi :
Hobby : menanam tanaman
Penggunaan waktu senggang : bertani, istirahat di rumah
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah : px beragama islam dan sebelum sakit Px selalu
beribadah setelah sakit px hanya bisa berdoa demi kesembuhannya
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : px yakin akan sembuh dari penyakitnya
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : px yakin akan sembuh dari penyakitnya
PEMERIKSAAN FISIK :
A. Kesan Umum / Keadaan Umum : lemah
1. Kesadaran (kualitatif) : composmentis
2. Kondisi secara umum : px terbaring lemah diatas tempat tidur
3. Pengkajian Nyeri :
P : nyeri pada kepala sampai berputar-putar
Q: nyeri berputar-putar seperti dipukul
R: kepala
S: 8
T: nyeri muncul saat klien beraktivitas
B. Tanda Vital
Suhu Tubuh : 36°C Nadi : 64x/ menit
Tekanan darah : 130/80 mmHg Respirasi : 26x / menit
Tinggi badan : 157cm Berat Badan : 56 kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : simetris
Ubun-ubun : baik
Kulit kepala : bersih
b. Rambut : hitam, pendek, cepak, dan lurus
Penyebaran dan keadaan rambut : merata
Bau : tidak berbau
Warna : hitam da nada uban
c. Wajah : bentuk wajah simetris, tidak ada oedema
Warna kulit : sawo matang
Struktur Wajah : normal
2. M a t a
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan :
Simetris kanan kiri
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
baik
c. Konjunctiva dan sclera :
tidak anemis dan tidak ikterik
d. P u p I l :
isokhor
e. Kornea dan Iris :
normal
f. Ketajaman Penglihatan / Virus : *)
pandangan kabur
g. Tekanan Bola Mata : *)
Normal
3. H I d u n g
a. Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi :
normal.
b. Lubang Hidung :
normal
c. Cuping Hidung :
Adanya cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk Telinga : simetris kanan kiri
Ukuran Telinga : sedang
Ketegangan telinga : telinga tidak tegang
b. Lubang Telinga : terdapat lubang telinga
c. Ketajaman pendengaran :
.fungsi pendengaran baik
6. L e h e r :
a. Posisi Trakhea : normal.
b. Tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
c. Suara : normal.
d. Kelenjar Lymphe : normal.
e. Vena Jugularis : normal.
f. Denyut Nadi Coratis : teraba.
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vokal Fremitus )
.kanan kiri sama
b. Perkusi :
.sonor
c. Auskultasi
- Suara nafas : vesikuler
- Suara Ucapan :baik
- Suara Tambahan : tidak ada suara nafas tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulpasi : tidak ada pembesaran
- Ictus Cordis : teraba di ICS IV dan V
b. Perkusi :
- Batas-batas Jantung : perkusi pekak
c. Aukultasi
- Bunyi Jantung I : tunggal
- Bunyi Jantung II : tunggal
- Bising/murmur : tidak ada
- Frekuensi Denyut Jantung : 64x/ menit
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : simetris
- Benjolan/massa : tidak ada benjolan massa
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 12x/ menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : ada nyeri tekan
J. Pemeriksaan Neorologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS 4-5-6
2. Tanda-tanda rangsangan Otak ( Meningeal Sign ) : normal
3. Fungsi Motorik :normal
4. Fungsi Sensorik :normal
5. Refleks :
a) Refleks Fisiologis : normal
a) Refleks Patologis : normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Rontgen :
……………………………………………………………………………
3. ECG :
……………………………………………………………………………
4. USG :
……………………………………………………………………………
5. Lain – lain :
……………………………………………………………………………
Mahasiswa,
Keterangan: skor 14: berisiko terjadi luka dekubitus , skor <12: resiko tinggi
4 3 2 1
Urutan
Kondisi Baik Sedang Buruk Sangat
fisik buruk
Kondisi Sadar Apatis Bingung Stupor
mental (orientasi (letargik, (disorientasi (disorientasi
terhadap pelupa, waktu, total, tidak
waktu, mengantuk, tempat, berespon
tempat, dan pasif, tak tidak dapat terhadap
orang. bertenaga, beristirahat, nama,
Berespon depresi, agresif, perintah
terhadap mampu cemas) sederhana
semua mematuhi atau
stimulus perintah stimulus
dan sederhana) verbal)
mengerti
penjelasan)
Aktivitas Dapat Berjalan Terbatas di Terbatas di
berpindah dengan kursi tempat
(mampu bantuan (ambulasi tidur
berjalan (mampu hanya di (terbatas di
tanpa ambulasi kursi, tempat tidur
bantuan, dengan memerlukan selama 24
mampu bantuan bantuan jam sehari)
bangkit dari orang lain) untuk
tempat tidur ambulasi di
tanpa atas kursi
bantuan, atau
mampu ambulasi
ambulasi terbatas di
secara, kursi roda)
mandiri)
MASALAH MASALAH
NO. DIAGNOSIS KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI
Tgl Paraf Tgl Paraf
1. Nyeri akut b.d agen pencedera
fisik
5. Libatkan keluarga dalam aktivitas 5. Dukungan keluarga sangat berarti bagi klien
Edukasi Edukasi
6. Ajarkan cara melakukan aktivitas fisik 6. Klien dapat mmelakukan aktivitas secara
yang dipilih mandiri di rumah
7. Anjurkan keluarga untuk memberikan 7. Agar klien termotivasi untuk beraktivitas
penguatan positif atas partisipasi dalam fisik
aktivitas