You are on page 1of 6

ISSN 2087-0725

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN LEUKOSIT DENGAN


KEJADIAN FEBRIS (DEMAM) PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN
Retno Twistiandayani*), Hesty Rumia Wintari
*)
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gresik

ABSTRACT
Febris or fever is an important health problem, because the condition of body
temperature above 38 ° C then should be aware of the symptoms of a particular
disease. Febris can be said of an illness but not all febrile is a disease, but febris
is an immune process that is against bacteria or viruses. Febris can also trigger a
decrease in hemoglobin levels due to the high fever conditions that will occur is
the increase in metabolic rate. The metabolic rate increases by 10% for every 1 °
C rise in body temperature and increases three to five times during shivering and
will increase the need for oxygen, fluid, and calorin. Therefore, if the body
temperature increases then the more fluid and oxygen needed. The linkage of
leukocyte levels to determine whether the occurrence of febrile due to invection.
The leukocyte examination can not state that a person is infected, so it can be
stated that someone is infected if an LED examination (Blood Sugar Rate) is
performed. This study to determine the relationship of hemoglobin and leukocyte
levels with febrile events in children aged 6-12 years. The research method used
secondary data with data type ratios and intervals, which were collected
retrospectively by using Pearson correlation test. The population used was all
patients with febrile who collected as much as 40. This study was conducted on 17
April to 10 May 2017. The sample used was taken randomly as much as 22. From
these results can be concluded that there is a relationship between hemoglobin
with febrile events and also there is a relationship of leukocytes with febrile
events.
Keywords: Febris, Hemoglobin, Leukocyt

PENDAHULUAN
Demam adalah kenaikan suhu oleh agen mikrobiologi yang dapat
tubuh yang ditengahi oleh kenaikan dikenali dan menghilang sesudah
titik – ambang regulasi panas masa pendek (Wahab, 2012).
hipotalamus. Dandapat terjadi bila Namun, sebagian besar demam pada
berbagai proses infeksi dan non anak merupakan akibat dari
infeksi berinteraksi dengan perubahan pada pusat panas
mekanisme pertahanan hospes. Pada (termoregulasi) di hipotalamus.
kebanyakan anak demam disebabkan Penyakit – penyakit yang ditandai

Jurnal Sains Vol.7 No.14 (2017) 37


ISSN 2087-0725

dengan adanya demam dapat oksigen 20%. Akibat keadaan


menyerang system tubuh. Selain itu tersebut, reaksi oksidasi berlangsung
demam berperan dalam lebih cepat sehingga oksigen lebih
meningkatkan perkembangan cepat habis (Dasmayanti, et all.
imunitas spesifik dan nonspesifik 2015).Oksigen dalam jaringan yang
dalam membantu pemulihan atau kurang dapat menyebabkan terjadi
pertahanan terhadap infeksi (Sodikin, keadaan hipoksia. Anemia yang
2012). ditunjukkan dengan kadar
Menurut Yale Acute Illness hemoglobin yang rendah
Observation Scale atau Rochester menyebabkan kemampuan sel darah
Criteria, yang menilai adakah infeksi merah pengikat oksigen menurun.
yang menyebabkan kegawatan. Oksigen dibutuhkan dalam proses
Pemeriksaan darah (leukosit dan transport aktif ion Na-K yang
hitung jenis) dapat merupakan berguna untuk menstabilkan
petunjuk untuk perlunya perawatan membran sel saraf (Dasmayanti, et
dan pemberian antibiotik empirik all. 2015). Namun produksi panas
(Ismoedijanto, 2000). Di pada demam meningkatkan
PUSKESMAS MENGANTI pemakaian oksigen, produksi
GRESIK, ditemukan data bahwa karbondioksida dan curah jantung.
yang mengalami febris pada tiga Dengan demikian, demam dapat
bulan terakhir sebanyak 55 % orang memperjelek insufisiensi jantung
dari seluruh penderita febris pada penderita penyakit jantung atau
(demam) dengan penurunan kadar anemia kronis (misal sel sabit).
Hb sebesar 11 orang dan di dapatkan Untuk mengetahui penyakit anemia
6 orang juga mengalami penurunan kronis memerlukan hasil kadar Hb
kadar Leukosit. Hemoglobin dengan untuk memastikannya (Wahab,
jumlah rendah juga mengalami 2012).Leukosit berasal dari bahasa
kekurangan zat besi atau anemia. yunani yaitu Leukos yang berarti
Menurut (FAO/WHO, 1992) putih dan kytos yang berarti sel.
kekurangan zat besi adalah masalah Leukosit merupakan unit yang aktif
gizi yang paling umum diseluruh dan sistem pertahanan tubuh. Fungsi
dunia diperkirakan 2,15 miliar orang leukosit adalah sebagai pertahanan
menderita anemia karena kekurangan tubuh untuk melawan benda asing
zat besi. Hemoglobin merupakan yang masuk ke dalam tubuh
protein dan pigmen merah yang (Jendradjaja 2011, di dalam Guyton,
terdapat dalam sel darah merah. 2008).
Yang berfungsi mengangkut oksigen Berdasarkan uraian diatas
dari paru dan dalam peredaran darah penulis tertarik untuk melakukan
untuk dibawa ke jaringan penelitian tentang Hubungan Kadar
(Desmawati, 2013). Kenaikan suhu Hb dan Leukosit dengan kejadian
tubuh berpengaruh pada kanal ion Febris (demam) pada anak usia 6-12
dan metabolisme seluler serta tahun.
produksi adenosine triphosphate
(ATP). Setiap kenaikan suhu tubuh
1°C akan meningkatkan metabolisme
basal 10%-15% dan kebutuhan

Jurnal Sains Vol.7 No.14 (2017) 38


ISSN 2087-0725

BAHAN DAN METODE Masukkan sampel No sesuai dengan


Alat no. Tabung kemudian tekan Enter.
Thermometer Digital, Kapas, Letakkan sampel yang telah
Torniquet, Spuit, Tabung, dihomogenisasi pada sampel probe
danHematologi Analyzer Sysmex kemudian tekan tombol Start Switch.
KX-21 Lakukan langkah diatas untuk
sampel berikutnya. Hasil dapat
Bahan dilihat dilayar atau Print.
Sampel Darah, Dilluent Cellpack,
Stromatolyzer, dan Alkohol 70%.
Teknik sampling yang akan
HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam penelitian ini
adalah secara stratified random Hasil Persentase Pemeriksaan
sampling, yaitu pengambilan sampel Kadar Hemoglobin dengan
yang menggunakan lebih dari satu kejadian Febris (demam)
teknik yakni berstrata proposi dan
acak (Notoadmojo, 2012). Dimana
pengambilan sampel ini dilakukan Hemoglobin
secara stratified random sampling 0% 0%
berdasarkan usia di Puskesmas 55%
45%
Menganti, Gresik. 12 Rendah
10
orang
orang Normal
Prosedur
Langkah-langkah
mengoprasikan alat sebagai berikut : Tabel 1 Tabel hasil uji Korelasi
Nyalakan UPS dan Instrumen KX- Pearson
21. Tunggu beberapa saat hingga Hemoglobin Febris
Instrument Ready. Pastikan status Mean 11.082 38.391
Ready, klik select. Minimum 10.2 37.6
Pilih 2 : Quality Control kemudian
Maxsimum 12.2 39.2
Enter. Tekan sampel No. Dan
Std. .6045 .4471
masukkan no. File QC: 1 untuk level
Deviasi
LOW, tekan enter. Pilih 1 : QC
Sig 0.041
Analyze dan Layar Control Analysis
akan terampil. Homogenkan Eight-
Check dengan baik dan benar. Hasil Persentase pemeriksaan
Letakkan Eight-Check pada leukosit dengan Kejadian febris
sampel probe kemudian tekan tombol (demam).
start Switch. Tarik Eight-Check
setelah mendengan bunyi beep 2 kali.
Hasil QC terampil di layar. Tekan 1:
OK untuk menyimpan/ 2 : NG untuk
menolak/ 3 : Print.
Lakukan langkah 3-8 untuk QC
level 2 (normal) dan level 3 (High).
Jurnal Sains Vol.7 No.14 (2017) 39
ISSN 2087-0725

Pembahasan hitung jenis leukosit merupakan


Dari hasil pemeriksaan salah satu parameter laboratorium
hubungan kadar hemoglobin dengan yang paling dasar untuk
kejadian febris (demam) pada anak membedakan antara inveksi dan
usia 6-12 tahun didapatkan sebagaian virus. Akibat peningkatan temperatur
besar memiliki hasil penurunan suhu tubuh secara abnormal (Nurarif
kadar hemoglobin sebanyak 12 & hardhi, 2013) yang sering
responden (55%), dan sebanyak 10 menyerang pada anak.
responden (45%) mengalami hasil Hal tersebut juga merupakan
kadar hemoglobin normal. Menurut salah satu gejala klinik utama yang
Pedoman Interpretasi data klinik, menunjukkan bahwa seseorang
2011 penurunan kadar hemoglobin sedang menderita sakit
dapat terjadi akibat beberapa faktor (Tjokroprawiro, 1989). Demam
penyakit seperti anemia (terutama terjadi karena adanya kenaikan set
anemia karena kekurangan zat besi), point di hipotalamus akibat infeksi
sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, atau ketidakseimbangan antara
peningkatan asupan cair. produksi dan pengeluaran panas
Dapat dijelaskan bahwa (Jevon, 2010). Demam paling sering
demam merupakan peningkatan sekitar 50% disebabkan oleh
temperatur suhu tubuh secara penyakit infeksi (Ismoedjianto,2000;
abnormal (Nurarif & hardhi, 2013). Potter & Perry, 2005). Namun
Dikatakan abnormal apabila suhu > pemeriksaan leukosit tidak begitu
37.5°C-38°C (Widago, 2012). spesifik untuk menentukan adanya
Terdapat komplikasi dari febris yaitu inveksi. Pada penurunan leukosit
akan terjadinya kejang (Susilowati, dapat terjadi akibat infeksi virus
2012 didalam Erland, 2007). misalnnya influenza, hepatitis dan
Meningkatnya suhu tubuh juga dapat campak (Atmadja, 2016). Mikroba
memicu penurunan kadar yang berasal dari luar tubuh bersifat
hemoglobin pada saat kondisi pirogen eksogen yang merangsang
demam tinggi, maka laju metabolik sel makrofag, leukosit, dan sel lain
akan meningkat. Laju metabolik untuk membentuk pirogen endogen
meningkat 10% untuk setiap sehingga mengakibatkan demam
kenaikan suhu tubuh 1°C dan (Widago, 2012). Faktor yang
meningkat tiga sampai lima kali menyebabkan leukosit tinggi
selama menggigil sehingga akan diantaranya terjadi infeksi bakteri
meningkatkan kebutuhan oksigen, dan jamur, stres, radang (inflamasi),
cairan dan kalori trauma, keganasan, TBC atau
(Ismoedjianto,2000; Potter & Perry, penyakit sum-sum tulang, demam,
2005). Namun juga terdapat hasil ISPA, batuk, flu, Fungiditis.
pemeriksaan hubungan leukosit Termasuk dapat juga bisa disebabkan
dengan kejadian febris (demam) karena stres, alergi, atau reaksi
pada anak usia 6-12 tahun terhadap beberapa obat yang
didapatkan bahwa semua responden digunakan untuk meningkatkan
mengalami peningkatan kadar produksi sel. Leukosit tinggi
leukosit. Menurut Atmadja, 2016 merupakan sebuah sinyal dari adanya
perhitungan jumlah leukosit dan
Jurnal Sains Vol.7 No.14 (2017) 40
ISSN 2087-0725

infeksi atau penyakit dalam tubuh 1. Terdapat persentase hasil


(Turrohmah, 2016). kadar hemoglobin rendah
Menurut Nurcahyo, 2016 sebanyak (55%) 12
penurunan kadar hemoglobin responden dengan rata-rata
disebabkan karena beberapa jenis pemeriksaan kadar
penyakit kronis yang disebabkan hemoglobin 11.082
oleh infeksi virus, infeksi bakteri, 2. Terdapat persentase hasil
maupun infeksi karena leukosit meningkat sebanyak
mikroorganisme lainnya seperti (100%) yanag artinya semua
demam, gagal ginjal, autoimune dan responden mengalami
penyakit lainnya dapat menjadi peningkatan dengan rata-rata
penyebab menurunnya penurunan pemeriksaan leukosit
kadar hemoglobin dalam darah. Hal 1.34727.
ini dikarenakan penyakit tersebut 3. Ada hubungan kadar
membuat tubuh kesulitan untuk Hemoglobin dan Leukosit
memproduksi sel-sel darah merah. dengan kejadian Febris
Dari penelitian ini didapatkan (demam) pada anak usia 6-
hasil yang berhubungan pada kadar 12 tahun.
hemoglobin dan leukosit terhadap
febris (demam). Dari hasil analisa
statistik dengan menggunakan uji DAFTAR PUSTAKA
korelasi terhadap 22 penderita yang
diambil secara acak diperoleh hasil Atmadja, A.S., dkk. 2016.
rata-rata kadar hemoglobin sebanyak Pemeriksan Laboratorium
11.082 kadar rata-rata leukosit untuk Membedakan Infeksi
sebanyak 1.34727 dan febris bakteri dan Infeksi Virus.
(demam) sebanyak 38.391 serta Jakarta: CDK-241vol.43 no.
diperoleh nilai P pada hemoglobin 6.
yaitu P=0.041 (<0,05) dimana Ha Bherman, Kliegman & Arvin. 2012.
diterima dan Ho ditolak jika P>0,05. Nelson Ilmu Kesehatan
Sedangkan diperoleh nilai P pada Anak. Vol-2. Ed ke-15.
kadar leukosit yaitu P= 0.025 (<0,05) Diterjemah Oleh: Samik
dimana Ha diterima dan Ho ditolak Wahab. Jakarta: Buku
jika P>0,05. Jadi, Ho ditolak dan Hi Kedokteran EGC.
diterima sehingga di dapatkan hasil Dasmayanti, Y., dkk. 2015.
dari uji korelasi ada hubungan kadar Hubungan Kadar
hemoglobin dan leukosit terhadap Hemoglobin dengan Kejang
febris (demam). Demam pada Anak usia
Balita. Aceh: Sri Pediatri
vol. 16. No. 5.
KESIMPULAN Guyton A.C., dan Hall, J.E. 2008.
Buku Ajar Fisiologi
Dari penelitian yang telah dilakukan Kedokteran. Ed ke-11
didapatkan hasil : Tengadi AK. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Jurnal Sains Vol.7 No.14 (2017) 41


ISSN 2087-0725

Ismoedjianto. 2000. Demam Pada


Anak. Surabaya: Sari
Pediatri vol.2, No. 2:103-
108.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka cipta.
Nurarif, A.H., dan Kusuma Hardhi.
2013. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan
Siagnosa Medis & Nanda.
Yogyakarta: MediAction.
Nurcahyo, N.S. 2016. Penyebab
Hemoglobin rendah dan
Cara Mengatasinya,
Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2005.
Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep,
Proses Dan Praktik. Edisi 4.
Volume 1. Jakarta:EGC.
Sodikin. 2012. Prinsip Perawatan
Demam Pada Anak,
Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Tjendradjaja, T.M. 2011. “Leukosit
sebagai salah satu
parameter kesehatan
rusatimor (Cervus
timorensis) di usaha
penangkaran Rusa Timor
Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus”.
Fakultas Kedokteran
Hewan. Institut Pertanian.
Bogor .
Turrohmah, S. 2016. Bahaya akibat
Leukosit Tinggi, Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Jurnal Sains Vol.7 No.14 (2017) 42

You might also like