Professional Documents
Culture Documents
Restiayuh Patandianan
Max F. J Mantik
Firginia Manoppo
Arthur E Mongan
Abstract: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus
and transmitted by Aedes mosquitoes. DHF affects children tend to further increase the
morbidity and mortality that needed more attention, both clinical symptoms and laboratory
results. In laboratory hemoglobin levels and platelet counts normal weight changes
corresponding degree of illness. This research was an analytic retrospective with a cross-
sectional. Data sources were secondary data from medical records at BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Samples were obtained 56 patients who met the inclusion criteria DHF of the
total population sample of 137 patients. The results of the data obtained is then processed into
statistical data using parametric test (Pearson test) for found the relationship between
hemoglobin levels with platelet counts with = 0,05. It was found that there was no relationship
between hemoglobin levels with platelet counts (p=0,097). Conclusion In this study there was
no significant correlation between hemoglobin levels with platelet counts in DHF.
Keywords: dengue hemorrhagic fever, hemoglobin levels, platelet counts.
Abstrak: Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. DBD yang menyerang anak-anak cenderung lebih
meningkatkan morbiditas dan mortalitas sehingga diperlukan perhatian lebih, baik pada gejala
klinis maupun hasil laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium kadar hemoglobin dan jumlah
trombosit biasa mengalami perubahan. Penelitian ini bersifat analitik retrospektif dengan
pendekatan cross sectional. Sumber data merupakan data sekunder dari rekam medik
Depertemen Ilmu Kesehatan Anak di BLU RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado. Sampel
penilitian diperoleh 56 pasien DBD yang memenuhi kriteria inklusi dari total populasi sampel
137 pasien. Hasil penelitian diuji menggunakan uji parametrik (Uji Pearson), untuk mengetahui
hubungan kadar hemoglobin dengan jumlah trombosit dengan = 0,05. Uji Pearson
menunjukkan tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan jumlah trombosit (p=0,097).
Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan jumlah trombosit.
Kata Kunci: demam berdarah dengue, hemoglobin, trombosit
868
Patandianan, Mantik, Manoppo, Mongan; Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Jumlah... 869
kurang dari 5 tahun. Data di Sulawesi Utara, berlangsung selama 2-7 hari, terdapat
dari 15 kabupaten/kota, jumlah kabupaten/ menifestasi perdarahan (petekie, epistaksis,
kota yang terinfeksi DBD sebanyak 9 hematemesis dan melena), hepatomegali dan
kabupaten/kota (60%) pada tahun 2008, 11 syok. Kriteria laboratorium yaitu trombosito-
kabupaten kota (73,33%) tahun 2009, 12 penia (<100.000/mm3) dan hemokonsentrasi
kabupaten kota (80%) tahun 2010, dan 8 (Ht meningkat >20%).1,9,10
kabupaten/kota (53,33%) tahun 2011.5 Demam berdarah dengue yang menye-
Berbagai teori untuk menjelaskan rang anak-anak cenderung lebih meningkat-
Patogenesis terjadinya DBD, hingga saat kan morbiditas dan mortalitas sehingga
ini masih diperdebatkan. Teori yang banyak diperlukan perhatian lebih, baik pada gejala
dianut adalah hipotesis infeksi sekunder klinis maupun hasil laboratorium. Sampai
(seconday heterologous infection theory) saat ini masih sering ditemukan pasien DBD
ata teori antibody dependent enhancement yang pada permulaan tidak berat secara
(ADE). Hipotesis infeksi sekunder menya- klinis dan laboratorium, tetapi dalam
takan bahwa seseorang yang terinfeksi perjalanan penyakitnya mengalami syok dan
kedua kalinya dengan virus dengue yang pada kasus berakhir dengan kematian.
berbeda, maka akan terjadi reaksi dari anti- Berbagai aspek mengenai infeksi virus
bodi heterolog yang telah ada sebelumnya. dengue telah diteliti untuk mengetahui
Ikatan virus antibodi mengaktivasi faktor-faktor yang berperan menimbulkan
makrofag dan akan bereplikasi di dalam berat ringannya infeksi virus dengue, dari
makrofag. Sedangkan teori ADE menyata- parameter sederhana (pemeriksaan klinis
kan bahwa adanya antibodi yang timbul dan pemeriksaan laboratorium rutin) hingga
justru bersifat mempercepat replikasi virus pemeriksaan laboratorium yang canggih.
pada monosit atau makrofag.1,6,7 Pada pemeriksaan laboratorium rutin, peme-
Pada pemeriksaan sumsum tulang riksaan yang akan diperiksa antara lain:
penderita DBD pada awal masa demam, hemoglobin, eritrosit, hematokrit, leukosit
terdapat hipoplasi sumsum tulang dengan dan trombosit.
hambatan dari semua sistem hemopoesis, Mayetti (2010)6 melaporkan dari total
terutama megakariosit. Setelah itu pada 295 kasus, dengan hasil kadar hemoglobin
hari kelima sampai kedelapan perjalanan >14 g/dL sebanyak 104 kasus sedangkan
penyakit, terjadi peningkatan cepat eritro- kadar hemoglobin 14 g/dL sebanyak 155
poesis dan megakariosit muda. Pada masa kasus. Kadar hemoglobin yang menjadi
konvalesensi sumsum tulang menjadi parameter laboratorium dengan kejadian
hiperseluler yang terutama diisi oleh proses syok, paling banyak terjadi pada kadar
eritropoesis dan trombopoesis dengan hemoglobin >14 g/dL sebanyak 68 kasus
pembentukan eritrosit dan trombosit yang sedangkan kadar hemoglobin 14 g/dL
sangat aktif. Mekanisme penekanan sum- sebanyak 51 kasus dari 119 kasus yang
sum tulang pada infeksi virus dijelaskan mengalami syok. Pada penelitian jumlah
sebagai akibat dari proses penekanan trombosit Mayetti mendapatkan dari total
virus secara langsung, ataupun karena 295 kasus jumlah trombosit 50.000/mm3
mekanisme tidak langsung melalui produksi terdapat sebanyak 91 kasus sedangkan
sitokin-sitokin proinflamasi yang menekan jumlah trombosit >50.000/mm3 sebanyak
sumsum tulang.7,8 168 kasus. Dimana kejadian syok banyak
Hingga kini diagnosis DBD masih terjadi pada jumlah trombosit >50.000/mm3
berdasarkan patokan WHO tahun 1997 yang sebanyak 60 kasus sedangkan jumlah
terdiri dari 4 kriteria klinis dan 2 kriteria trombosit 50.000/mm3 sebanyak 59 kasus
laboratorik dengan syarat bila kriteria dari total sampel 259 kasus. Raihan dkk11
laboratorik terdapat 1 hasil yang positif melaporkan kejadian syok banyak terjadi
ditambah minimal 2 kriteria klinis. Kriteria pada jumlah trombosit >50.000/mm3 yaitu
klinis yaitu demam tinggi mendadak sebanyak 62 kasus sedangkan jumlah
870 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 868-872
trombosit 50.000/mm3 terdapat 41 kasus rata rata 81.410 mm3. Pasien DBD yang
dari 113 kasus sampel yang mengalami berjenis kelamin perempuan lebih banyak
syok. Beberapa penelitian yang penulis per- yaitu terdapat 31 pasien, sedangkan pasien
oleh hanya menghubungkan hasil labora- DBD yang berjenis kelamin laki-laki
torium dengan derajat beratnya DBD hingga terdapat 25 pasien, walaupun demikian,
syok. Sedangkan untuk menghubungkan jenis kelamin tidak memiliki hubungan
kadar hemoglobin dengan jumlah trombosit dengan derajat beratnya penyakit.
masih belum banyak penelitian yang Kadar hemoglobin dilihat dari nilai
tersedia. rata-rata jumlahnya masih dalam batas
normal yaitu 13,21 g/dL. Pasien yang
termasuk dalam kategori normal (12,0-16,0
METODOLOGI PENELITIAN
g/dL) terdapat 46 pasien, yang merupakan
Penelitian ini merupakan penelitian jumlah tertinggi dari 56 pasien. Penelitian
analitik retrospektif dengan pendekatan oleh Mayetti (2010)6 pada fase tanpa syok,
cross sectional. Sumber data merupakan nilai hemoglobin rata-rata 14 g/dL terdapat
data sekunder dari data rekam medik 104 pasien dari total sampel 259. Jika
Depertemen Ilmu Kesehatan Anak di BLU dibandingkan penelitian ini dengan
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. penelitian yang Mayetti lakukan ada
Sampel penilitian diperoleh 56 pasien DBD persamaan yaitu pada fase awal atau fase
yang memenuhi kriteria inklusi dari total tanpa syok kadar hemoglobin pada hari-hari
populasi sampel 137 pasien. Hasil penelitian pertama biasanya normal atau sedikit
diuji menggunakan uji parametrik (Uji menurun. Tetapi, kemudian kadarnya akan
Pearson), untuk mengetahui hubungan naik mengikuti peningkatan hemokonsen-
kadar hemoglobin dengan jumlah trombosit trasi dan merupakan kelainan hematologi
dengan = 0,05. Uji Pearson menunjukkan paling awal yang ditemukan pada DBD.7
tidak ada hubungan antara kadar hemo- Walaupun demikian, pada penelitian ini
globin dengan jumlah trombosit (p=0,097). terdapat 2 pasien yang memiliki kadar
hemoglobin meningkat (>16,0 g/dL), hal
HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN tersebut bisa dijelaskan oleh teori kebocoran
plasma akibat peningkatan permeabilitas
Berdasarkan data-data yang diperoleh, vaskuler yang merupakan manifestasi klinis
pasien DBD yang memiliki kadar DBD/SSD, akan tetapi patofisiologi ini
hemoglobin <12,0 g/dL berjumlah 8 orang belum sepenuhnya dimengerti. Kebocoran
(14,3%) termasuk kategori menurun. Pasien protein dan masuknya cairan ke dalam
DBD yang memiliki kadar hemoglobin ruangan ekstravaskuler mengakibatkan
12,0-16,0 g/dL berjumlah 46 orang (82,1%) hemokonsentrasi (peningkatan hemoglobin
yang termasuk kategori normal. Pasien DBD dan peningkatan hematokrit).
yang memiliki kadar hemoglobin >16,0 Trombositopenia merupakan salah satu
g/dL berjumlah 2 orang (3,6%) yang ter- kriteria laboratorium yang dapat menunjang
masuk dalam kategori meningkat, jadi jum- diagnosis DBD. Awal pasien masuk rumah
lah pasien terbanyak yaitu mereka yang me- sakit biasanya nilai jumlah trombosit normal
miliki kadar hemoglobin normal. Distribusi kemudian menurun dan semakin menurun
kadar hemoglobin rata-rata 13,21 g/dL. sesuai dengan berat penyakit dan terjadinya
Untuk pasien DBD yang memiliki perdarahan. Dari data tabel distribusi jumlah
jumlah trombosit <150.000/mm3 berjumlah trombosit diperoleh nilai rata-rata jumlah
50 orang (89,3%) yang termasuk kategori trombosit adalah 81.410/mm3, yang berarti
menurun. Pasien DBD yang memiliki jumlah trombosit sudah menurun
jumlah trombosit 150.000-450.000/mm3 (<150,000/mm3). Pasien yang termasuk
berjumlah 6 orang (82,1%) yang termasuk dalam kategori jumlah trombosit menurun
kategori normal. Distribusi jumlah trombosit (150.000-450.000/mm3) terdapat 50 pasien
Patandianan, Mantik, Manoppo, Mongan; Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Jumlah... 871