Professional Documents
Culture Documents
2 Mei 2014
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of several infectious diseases that became the world
foremost health problems of developing countries. By relying on WHOs laboratory criteria,
thrombocytopenia and leakage of plasma with hemoconcentration are indicators of the severity of the
DHF. But some cases do not meet the clinical criteria of WHO and the symptoms are not typical in
most of cases. To find out the possibility of shifting the laboratory criteria of DHF, authors interested
to conduct research assess relationship between platelet count and hematocrite with the degree of
DHF.
The research was carried out using the method of cross sectional analysis. Simple random
sampling is used to get 94 samples. The number of people who research 94 samples retrieved from
medical record in RSU Anutapura Palu accordance with the inclusion and exclusion criteria.
Relationship between platelets count and the clinical degree of DHF analysis by Spearman
correlation. Spearman correlation values (r) of -0.529 its mean that correlation is negative with
moderate strength correlation (0,400 - 0,599). And the relationship between hematocrite count and the
clinical degree of DHF analysis by Spearman correlation values (r) of 0.345 its mean that correlation
is positive with weak correlation (0.20 - 0.399).
There is a significant association between platelet counts and hematocrite with degrees of DHF
although weak to moderate strength relationship.
Keywords: Dengue Haemorrhagic Fever, Trombocyt, Hematocrit, DHF Degrees, Adult Patient
26 Vera Diana Towidjojo & Nensy Tandungan, Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014
ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan satu dari beberapa penyakit menular
yang menjadi masalah kesehatan di dunia terutama negara berkembang. Dengan mengandalkan kriteria
laboratorium WHO maka jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia) dan kebocoran plasma
yang ditandai dengan hemokonsentrasi merupakan indikator keparahan penyakit DBD. Namun
beberapa kasus tidak memenuhi kriteria klinis WHO, gejalanya tidak khas pada sebagian besar
kasus, disamping hasilnya yang variatif terutama pada awal penyakit. Untuk mengetahui
kemungkinan perubahan pola manifestasi laboratorium DBD tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan kadar trombosit dan hematokrit terhadap derajat DBD.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode cross sectional analisys. Jumlah sampel
penelitian 94 orang yang diperoleh dari data rekam medis di RSU Anutapura Palu, menggunakan
teknik randomisasi sederhana (simple randomized) sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Hubungan kadar trombosit dengan derajat DBD secara statistik bermakna (p<0,05). Derajat
hubungan yang diuji dengan Spearman didapatkan hubungan terbalik berderajat sedang (r = -0,529).
Hubungan kadar hematokrit dengan derajat DBD secara statistik bermakna (p<0,05). Derajat
hubungan yang diuji dengan Spearman didapatkan hubungan searah berderajat lemah (r = 0,345).
Ada hubungan yang bermakna antara kadar trombosit dan hematokrit dengan derajat keparahan
DBD walaupun kekuatan hubungan lemah-sedang.
Kata kunci : Demam Berdarah Dengue, Trombosit, Hematokrit, Derajat DBD, Pasien Dewasa
27 Vera Diana Towidjojo & Nensy Tandungan, Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014
28 Vera Diana Towidjojo & Nensy Tandungan, Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014
program komputer. Besar serta pola hubungan Tabel 2. Distribusi kasus DBD berdasarkan
dianalisis menggunakan uji korelasi jenis kelamin pada pasien DBD
Spearman. di RSU Anutapura Palu
C. HASIL
Total 94 sampel didapatkan rerata umur
20 tahun dengan umur terendah 20 tahun dan
tertinggi 40 tahun. Berikut adalah tabel
distribusi kasus DBD berdasarkan umur pada
pasien DBD di RSU Anutapura Palu :
Tabel 1. distribusi kasus DBD berdasarkan
umur pada derajat DBD, laki-laki lebih banyak
pasien DBD di RSU Anutapura Palu menderita DBD daripada perempuan.
masuk dalam DBD derajat I dan secara umum kadar trombosit tertinggi didapatkan pada
prevalensi DBD tertinggi dijumpai pada DBD derajat I sebesar 95.917 35.912
46 orang (48,9%). Pada tabel I ini juga tampak sedangkan yang paling rendah pada derajat III
pada kelompok umur yang lebih tua. 10.00-58.000. Pada pasien DBD derajat I, II,
III didapatkan rata rata (mean) nilai
trombosit masing-masing 95.917/mm,
33.567/mm, dan 14.273/mm. Dari tabel ini
29 Vera Diana Towidjojo & Nensy Tandungan, Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014
juga dapat dilihat bahwa semakin tinggi Dari hasil analisis statistik hubungan
derajat DBD semakin menurun pula kadar antara kadar trombosit dengan derajat DBD,
trombosit. didapatkan adanya korelasi antara kadar
Tabel 4. Distribusi kasus DBD berdasarkan tombosit dan derajat DBD yang bermakna
Kadar Hematokrit dan derajat DBD pada secara statistik (p<0,05). Nilai korelasi
pasien DBD di RSU Anutapura Palu Spearman (r) didapatkan sebesar -0,529,
dengan korelasi derajat sedang (0,400-0,599).
Hal ini menunjukkan bahwa semakin berat
derajat DBD maka akan semakin rendah kadar
trombosit walaupun korelasi ini dalam derajat
sedang.
Tabel 6 . Hasil analisis statistik korelasi
Spearman Nilai Hematokrit
Dari tabel 4, didapatkan hasil bahwa dengan Derajat DBD
kadar hematokrit yang paling tinggi pada
Kadar Hematokrit Derajat DBD
pasien DBD derajat III sebesar 49 4,67
Koefisien korelasi 0,345
dengan rentang 43,4 - 55,8 %, sedangkan
Sig. (2-Tailed) p: 0,000
kadar hematokrit terendah pada pasien DBD
derajat I sebesar 41 4,74 dengan rentang
Dari hasil analisis statistik hubungan
27,5 55,8%. Pada pasien DBD derajat I, II,
antara kadar hematokrit dengan derajat DBD
III didapatkan rerata (mean) nilai hematokrit
yang diperoleh, didapatkan adanya korelasi
masing-masing, 41% , 45%, dan 49%.
antara kadar hematokrit dan derajat DBD yang
Hubungan Antara Kadar Trombosit dan bermakna secara statistik (p<0,05). Nilai
Hematokrit dengan Derajat DBD korelasi Spearman (r) didapatkan sebesar
0,345, dengan korelasi derajat lemah (0,200-
Tabel 5. Hasil analisis statistik korelasi 0,399). Hal ini menunjukkan bahwa semakin
Spearman Nilai Trombosit berat derajat DBD maka akan semakin tinggi
dengan Derajat DBD kadar trombosit walaupun korelasi ini dalam
Kadar Trombosit Derajat DBD derajat lemah.
30 Vera Diana Towidjojo & Nensy Tandungan, Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014
31 Vera Diana Towidjojo & Nensy Tandungan, Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014
untuk menghentikan perdarahan. Pada infeksi Ihsan di Surakarta dengan hasil yang
virus dengue, gangguan yang ditumbulkan berlawanan. Dalam hasil penelitiannya
virus ini antara lain terjadinya percampuran diungkapkan bahwa kadar hematokrit dan
antibodi dengan berbagai senyawa dalam trombosit tidak dapat dijadikan sebagai faktor
darah, yang kemudian akan terbentuk prediktor derajat klinis DBD karena dalam
anaphylatoxin yaitu semacam protein yang penelitiannya didapati pasien yang telah
merusak dinding pembuluh darah sehingga dikonfirmasi mengalami infeksi dengue,
menimbulkan kebocoran plasma pasien mengalami syok tetapi tidak terjadi
(hemokonsentrasi) menyebabkan penderita trombositopenia maupun hemokonsentrasi, hal
DBD mengalami perdarahan interna atau itu tidak sesuai dengan kriteria laboratorium
perdarahan dalam tubuh dan biasanya terjadi yang diajukan oleh WHO untuk diagnosis
di saluran cerna. Dan apabila jumlah trombosit DBD.
pada penderita DBD mengalami penurunan Adanya perbedaan dari beberapa hasil
(trombositopenia) maka mengindikasikan penelitian yang telah didapat, dapat
penderita memasuki fase kritis yang terkait disebabkan oleh berbagai macam faktor antara
dengan derajat keparahan DBD lain sosiodemografi (jenis kelamin, umur,
Hemokonsentasi atau peningkatan pendidikan, pekerjaan, dan mobilitas),
hematokrit menunjukkan atau mengambarkan lingkungan (kelembaban, musim, curah hujan,
adanya perembesan plasma keruang dan temperature), status gizi pasien, dan
ekstravaskuler sehingga nilai hematokrit kecepatan pengiriman atau datangnya pasien
menjadi penting untuk patokan pemberian kerumah sakit
cairan intravena. Jika penderita tidak E. KESIMPULAN DAN SARAN
mendapatkan cairan yang cukup, penderita Berdasarkan tujuan penelitian yaitu
akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengetahui hubungan antara kadar trombosit
mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan dan hematokrit dengan derajat keparahan DBD
bisa mengalami renjatan bahkan kematian di RSU Anutapura Palu , maka kesimpulan
Hasil penelitian serupa diperoleh oleh yang didapat adalah terdapat hubungan yang
Keumala Ade di Medan dan Margaret di bermakna antara kadar trombosit dan
Semarang dalam penelitiannya yang hematokrit dengan derajat keparahan DBD di
mengungkapkan bahwa diduga nilai trombosit RSU Anutapura Palu.
dan hematokrit dengan derajat DBD memiliki Antara kadar trombosit dengan derajat
hubungan yang bermakna meskipun DBD diperoleh arah negatif, artinya semakin
hubungannya lemah-sedang. Namun berbeda tinggi derajat DBD semakin rendah kadar
dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh trombosit dengan kekuatan korelasi sedang.
32 Vera Diana Towidjojo & Nensy Tandungan, Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014
33 Vera Diana Towidjojo & Nensy Tandungan, Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014
34 Vera Diana Towidjojo & Nensy Tandungan, Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014
35 Vera Diana Towidjojo & Nensy Tandungan, Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit ...