Professional Documents
Culture Documents
1 Januari 2017
ABSTRACT
Background: Dengue hemorrhagic fever is a disease cause by dengue virus that can infect
and cause death for children. Severity of dengue fever is determined based on clinical
criteria and laboratories. The decline in the number of leukocytes and the increased number
of hematocrit can be a marker of severity for dengue fever.
Objective: This study aimed to determine the relationship between leukocyte cand
hematocrit count with the severity of dengue disease in pediatric patients at Anutapura
public hospital from January 2014-March 2015.
Methods: This research used cross-sectional study. The sampling technique used is total
sampling. The samples used in the study amounted to 83 patients according to the
inclusion and exclusion criteria. The instruments used in this research were the medical
records of pediatric patients with dengue fever. The relationship between leukocyte and
hematocrit count with the severity of dengue fever disease in pediatric patients were
analyzed using Spearman correlation test.
Results: Spearman correlation test showed there was no correlation between the number of
leukocytes with the severity of dengue fever in pediatric patients (p = 0.775) directed to
positive correlation and the weak strength of the relationship (r = 0.032). While the
correlation between the amount of hematocrit with the severity of dengue fever had no
correlation (p = 0.052) directed to positive correlation and weak strength of the relationship
(r = 0.214).
Conclusions: There was no relationship between leukocyte and hematocrit count with the
severity of dengue disease in pediatric patients at Anutapura public hospital from January
2014-March 2015.
39 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang dapat menginfeksi serta menimbulkan kematian bagi anak. Klasifikasi derajat
beratnya penyakit DBD menjadi acuan yang dalam melakukan tatalaksana. Penurunan
jumlah leukosit serta peningkatan jumlah hematokrit dapat menjadi penanda derajat
beratnya penyakit demam berdarah dengue.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah leukosit dan
hematokrit dengan derajat beratnya penyakit DBD pada pasien anak di RSU. Anutapura
periode Januari 2014-Maret 2015.
Metode Penelitian: Penelitan ini menggunakan metode penelitian cross-sectional. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian berjumlah 83 pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi serta eksklusi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitan adalah data rekam medik dari pasien anak
penderita demam berdarah dengue. Hubungan antara jumlah leukosit dan hematokrit
dengan derajat beratnya penyakit demam berdarah dengue pada pasien anak dianalisis
dengan menggunakan uji korelasi Spearman.
Hasil Penelitian: Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan
antara jumlah leukosit dengan derajat beratnya penyakit demam berdarah dengue pada
pasien anak (p=0.775) arah korelasi positif serta kekuatan hubungannya lemah (r=0,032).
Sedangkan korelasi antara jumlah hematokrit dengan derajat beratnya penyakit demam
berdarah dengue tidak terdapat hubungan (p=0,052) dengan arah korelasi positif dan
kekuatan hubungan lemah (r=0,214).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara jumlah leukosit dan hematokrit dengan
derajat beratnya penyakit DBD pada pasien anak di RSU. Anutapura periode Januari 2014-
Maret 2015.
40 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017
41 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017
sectional. Penelitian ini dilaksanakan di beratnya penyakit DBD pada pasie anak di
Rumah Sakit Umum Anutapura, Palu, Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.
Sulawesi Tengah. Sampel dalam
HASIL
penelitian ini adalah pasien anak (berusia
Distribusi karakteristik subjek
0-14 tahun) dengan teknik pengambilan
berdasarkan usia, didapatkan persentase
sampel dalam penelitian adalah total
pasien yang dengan usia kurang dari 1
sampling. Jumlah sampel yang digunakan
tahun 5%, anak berusia 1 tahun 7%, anak
dalam penelitian berjumlah 83 orang.
berusia 2 tahun 10%, anak berusia 3 tahun
Instrumen dalam penelitian ini adalah
7%, anak berusia 4 tahun 9%, anak
data rekam medik dari pasien anak
berusia 5 tahun 6%, anak berusia 6 tahun
penderita demam berdarah dengue yang di
5%, anak berusia 7 tahun 3%, anak
rawat inap di Rumah Sakit Umum
berusia 8 tahun 7%, anak berusia 9 tahun
Anutapura Palu. Cara pengukuran yang
4%, anak berusia 10 tahun 5%, anak
dilakukan yaitu dengan mengumpulkan
berusia 11 tahun 4%, anak berusia 12
data jumlah leukosit dan hematokrit pada
tahun 5%, anak berusia 13 tahun % dan
pemeriksaan darah lengkap pertama
persentase anak berusia 14 tahun 1%. Dari
hingga ketiga kali.
hasil tersebut dapat diketahui bahwa usia
Derajat beratnya demam berdarah
terbanyak penderita DBD berada pada
dengue dilakukandengan melakukan
usia 2 tahun.
klasifikasikasi derajat beratnya demam
Analisis data univariat yang diperoleh
berdarah dengue. Usia pasien merujuk
berdasarkan data rekam medik berupa
pada resume akhir rekam medis. Skala
perbandingan dari jumlah leukosit pada
pengukuran yang digunakan pada derajat
pasien demam berdarah dengue anak
beratnya penyakit DBD adalah skala
dapat dilihat pada gambar 1.
ordinal.
Analsisis statistik dengan
menggunakan Uji korelasi Spearman
untuk mengetahui hubungan antara jumlah
leukosit dan hematokrit dengan derajat
43 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017
45 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017
semakin tinggi jumlah hematokrit seorang kembali pada 2-3 hari setelah
9,10
penderita DBD maka semakin tinggi pula defervescence (demam turun).
derajat beratnya penyakitnya. Pada saat virus masuk kedalam tubuh,
maka sistem imun dalam hal ini monosit
PEMBAHASAN
dan makrofag berfungsi dalam proses
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan,
fagositosis. Hal ini dapat terjadi karena
untuk hubungan jumlah leukosit dengan
adanya opsonisasi antigen oleh antibodi.8
derajat beratnya DBD pada pasien Anak
Proses ini menyebabkan peningkatan
didapatkan nilai p sebesar 0,775 yang
replikasi virus dan sekresi sitokin oleh
artinya tidak terdapat korelasi antara
makrofag. Sitokin tersebut diantaranya
jumlah leukosit dengan derajat beratnya
ialah TNF-α, IL-1, PAF, IL-6 dan
penyakit DBD pasien anak di RSU.
histamin yang menyebabkan terjadinya
Anutapura Periode Januari 2014-Maret
disfungsi sel endotel pembuluh darah dan
2015 nilai koefisien korelasi (r) adalah
menyebabkan terjadinya kebocoran
sebesar 0,032 yang berarti korelasinya
plasma. Selain itu kompleks antigen
lemah. Namun, penurunan leukosit tetap
antibodi akan mengaktivasi sistem
terjadi pada penderita DBD tersebut.
komplemen (C3 dan C5) yang
Pada penderita DBD dapat terjadi
menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a.
leukopenia ringan sampai leukositosis
Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui
sedang. Leukopenia dapat terjadi pada
aktivasi oleh komplek virus antibodi
hari demam pertama dan ke-3 pada 50%
mengakibatkan peningkatan permeabilitas
kasus DBD ringan. Hal ini sebagian besar
plasma dinding pembuluh darah dan
disebabkan oleh adanya degenerasi sel
perembesan plasma hal ini yang berperan
Polimorfonuklear (PMN) yang matur dan
terjadinya syok.9
pembentukan sel PMN muda. Pada saat
Pada perhitungan untuk jumlah
demam, mulai terjadi pengurangan jumlah
hematokrit dan derajat berat DBD
leukosit dan netrofil disertai limfositosis
didapatkan nilai p adalah 0,052 yang
relatif. Leukopenia mencapai puncaknya
artinya tidak terdapat hubungan antara
sesaat sebelum demam turun dan normal
jumlah hematokrit dengan derajat
46 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017
48 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...