You are on page 1of 10

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No.

1 Januari 2017

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DAN HEMATOKRIT DENGAN


DERAJAT BERATNYA PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK DI
RSU. ANUTAPURA PERIODE JANUARI 2014-MARET 2015

Tri Setyawati*, Sakinatul Qulub**, Gina Andyka Hutasoit***, Rosdiana Lumula****

* Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako


** Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
*** Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
*** Bagian Skills Laboratory, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

ABSTRACT

Background: Dengue hemorrhagic fever is a disease cause by dengue virus that can infect
and cause death for children. Severity of dengue fever is determined based on clinical
criteria and laboratories. The decline in the number of leukocytes and the increased number
of hematocrit can be a marker of severity for dengue fever.
Objective: This study aimed to determine the relationship between leukocyte cand
hematocrit count with the severity of dengue disease in pediatric patients at Anutapura
public hospital from January 2014-March 2015.
Methods: This research used cross-sectional study. The sampling technique used is total
sampling. The samples used in the study amounted to 83 patients according to the
inclusion and exclusion criteria. The instruments used in this research were the medical
records of pediatric patients with dengue fever. The relationship between leukocyte and
hematocrit count with the severity of dengue fever disease in pediatric patients were
analyzed using Spearman correlation test.
Results: Spearman correlation test showed there was no correlation between the number of
leukocytes with the severity of dengue fever in pediatric patients (p = 0.775) directed to
positive correlation and the weak strength of the relationship (r = 0.032). While the
correlation between the amount of hematocrit with the severity of dengue fever had no
correlation (p = 0.052) directed to positive correlation and weak strength of the relationship
(r = 0.214).
Conclusions: There was no relationship between leukocyte and hematocrit count with the
severity of dengue disease in pediatric patients at Anutapura public hospital from January
2014-March 2015.

Keywords: dengue degree of severity, Number of leukocytes, Number of Hematocrit

39 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DAN HEMATOKRIT DENGAN


DERAJAT BERATNYA PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK DI
RSU. ANUTAPURA PERIODE JANUARI 2014-MARET 2015

Tri Setyawati*, Sakinatul Qulub**, Gina Andyka Hutasoit***, Rosdiana Lumula****

* Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako


** Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
*** Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
*** Bagian Skills Laboratory, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

ABSTRAK

Latar Belakang: Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang dapat menginfeksi serta menimbulkan kematian bagi anak. Klasifikasi derajat
beratnya penyakit DBD menjadi acuan yang dalam melakukan tatalaksana. Penurunan
jumlah leukosit serta peningkatan jumlah hematokrit dapat menjadi penanda derajat
beratnya penyakit demam berdarah dengue.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah leukosit dan
hematokrit dengan derajat beratnya penyakit DBD pada pasien anak di RSU. Anutapura
periode Januari 2014-Maret 2015.
Metode Penelitian: Penelitan ini menggunakan metode penelitian cross-sectional. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian berjumlah 83 pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi serta eksklusi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitan adalah data rekam medik dari pasien anak
penderita demam berdarah dengue. Hubungan antara jumlah leukosit dan hematokrit
dengan derajat beratnya penyakit demam berdarah dengue pada pasien anak dianalisis
dengan menggunakan uji korelasi Spearman.
Hasil Penelitian: Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan
antara jumlah leukosit dengan derajat beratnya penyakit demam berdarah dengue pada
pasien anak (p=0.775) arah korelasi positif serta kekuatan hubungannya lemah (r=0,032).
Sedangkan korelasi antara jumlah hematokrit dengan derajat beratnya penyakit demam
berdarah dengue tidak terdapat hubungan (p=0,052) dengan arah korelasi positif dan
kekuatan hubungan lemah (r=0,214).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara jumlah leukosit dan hematokrit dengan
derajat beratnya penyakit DBD pada pasien anak di RSU. Anutapura periode Januari 2014-
Maret 2015.

Kata kunci : Derajat Beratnya DBD, Jumlah Leukosit, Jumlah Hematokrit

40 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017

PENDAHULUAN hingga leukositosis sedang. Pada 50%


Demam berdarah dengue (DBD) kasus DBD ringan dapat ditemukan
merupakan penyakit yang disebabkan oleh lekopenia pada demam antara hari ke-1
virus dengue. Sampai saat ini, sampai hari ke-3. 6
1
penyebarannya paling banyak di dunia. Beberapa tahapan derajat beratnya
Pada tahun 2013, Incidence Rate DBD di penyakit DBD, yaitu derajat I dengan
Sulawesi Tengah tertinggi adalah di Kota tanda terdapat demam disertai gejala tidak
Palu (223,76) per 100.000 penduduk, khas dan uji torniket + (positif); derajat II
disusul dengan Kabupaten Morowali terapdat perdarahan spontan di kulit;
(83,50) per 100.000 penduduk kemudian derajat III yang ditandai nadi cepat dan
Kabupaten Toli-Toli (78,53) per 100.000 lemah serta penurunan tekanan nadi (<20
penduduk. Umumnya menyerang pada mmHg), sianosis di sekitar mulut, akral
kelompok umur 4-10 tahun. Namun kini, dingin, kulit lembab dan pasien tampak
paparan pada kelompok umur yang lebih gelisah; serta derajat IV ditandai dengan
tua semakin meningkat. 2,3 syok berat (profound shock) yaitu nadi
Penyakit demam berdarah dengue tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak
memiliki manifestasi klinis demam tinggi terukur.5
selama 2-7 hari, nyeri otot, nyeri sendi Survei dengan menggunakan data
dan ruam kulit. Pada pemeriksaan fisik Rekam Medik RSU. Anutapura
didapatkan uji tourniquet positif. 4 Jumlah menunjukkan bahwa pada Tahun 2013
trombosit ≤100 x /L, hematokrit dan 2014, penyakit demam berdarah
meningkat sebesar 20% dari nilai normal termasuk dari 10 penyakit yang diderita
serta perubahan jumlah leukosit. 5 anak di ruangan perawatan anak juga
Peningkatan kadar hematokrit melebihi ditemukan hasil yang variatif terkait
20% batas normal akibat terjadinya jumlah leukosit dan hematokrit dengan
kebocoran plasma.1 Jumlah leukosit pada derajat bertanya penyakit DBD pada
penderita DBD dapat mengalami pasien anak di RSU. Anutapura.7
perubahan mulai dari leukopenia ringan

41 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017

Berdasarkan hal tersebut peneliti dilakukan yaitu dengan mengumpulkan


ingin mengetahui kemungkinan data jumlah leukosit dan hematokrit pada
pergeseran manifestasi laboratorium DBD pemeriksaan darah lengkap pertama
khususnya pada jumlah leukosit dan hingga ketiga kali. Skala pengukuran yang
hematokrit. Oleh karena itu, peneliti digunakan pada jumlah leukosit dan
tertarik untuk mengetahui hubungan hematokrit adalah skala numeric.
antara jumlah leukosit dan hematokrit Derajat beratnya demam berdarah
dengan derajat beratnya penyakit demam dengue merupakan bentuk
berdarah dengue pada pasien anak di pengklasifikasian dari manifestasi serta
Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. temuan abnormalitas hasil laboratorium
pada penyakit demam berdarah dengue.
METODE Cara pengukuran yang dilakukan dalam
Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu mengklasifikasikasikan
penelitian kuantitatif dengan metode derajat beratnya demam berdarah dengue
penelitian berupa cross-sectional. serta usia dengan merujuk pada resume
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah akhir rekam medis. Skala pengukuran
Sakit Umum Anutapura, Palu, Sulawesi yang digunakan pada derajat beratnya
Tengah. Sampel dalam penelitian ini penyakit DBD adalah skala ordinal.
adalah pasien anak (berusia 0-14 tahun) Analsisis statistik dengan
yang sesuai dengan kriteria inklusi dan menggunakan Uji korelasi Spearman
eksklusi. Teknik pengambilan sampel untuk mengetahui hubungan antara jumlah
dalam penelitian adalah total sampling. leukosit dan hematokrit dengan derajat
Jumlah sampel yang digunakan dalam beratnya penyakit DBD pada pasie anak di
penelitian berjumlah 83 orang. Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.
Instrumen dalam penelitian ini adalah
data rekam medik dari pasien anak METODE
penderita demam berdarah dengue yang di Penelitian ini menggunakan desain
rawat inap di Rumah Sakit Umum penelitian observasional analitik
Anutapura Palu. Cara pengukuran yang kuantitatif dengan pendekatan cross-
42 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017

sectional. Penelitian ini dilaksanakan di beratnya penyakit DBD pada pasie anak di
Rumah Sakit Umum Anutapura, Palu, Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.
Sulawesi Tengah. Sampel dalam
HASIL
penelitian ini adalah pasien anak (berusia
Distribusi karakteristik subjek
0-14 tahun) dengan teknik pengambilan
berdasarkan usia, didapatkan persentase
sampel dalam penelitian adalah total
pasien yang dengan usia kurang dari 1
sampling. Jumlah sampel yang digunakan
tahun 5%, anak berusia 1 tahun 7%, anak
dalam penelitian berjumlah 83 orang.
berusia 2 tahun 10%, anak berusia 3 tahun
Instrumen dalam penelitian ini adalah
7%, anak berusia 4 tahun 9%, anak
data rekam medik dari pasien anak
berusia 5 tahun 6%, anak berusia 6 tahun
penderita demam berdarah dengue yang di
5%, anak berusia 7 tahun 3%, anak
rawat inap di Rumah Sakit Umum
berusia 8 tahun 7%, anak berusia 9 tahun
Anutapura Palu. Cara pengukuran yang
4%, anak berusia 10 tahun 5%, anak
dilakukan yaitu dengan mengumpulkan
berusia 11 tahun 4%, anak berusia 12
data jumlah leukosit dan hematokrit pada
tahun 5%, anak berusia 13 tahun % dan
pemeriksaan darah lengkap pertama
persentase anak berusia 14 tahun 1%. Dari
hingga ketiga kali.
hasil tersebut dapat diketahui bahwa usia
Derajat beratnya demam berdarah
terbanyak penderita DBD berada pada
dengue dilakukandengan melakukan
usia 2 tahun.
klasifikasikasi derajat beratnya demam
Analisis data univariat yang diperoleh
berdarah dengue. Usia pasien merujuk
berdasarkan data rekam medik berupa
pada resume akhir rekam medis. Skala
perbandingan dari jumlah leukosit pada
pengukuran yang digunakan pada derajat
pasien demam berdarah dengue anak
beratnya penyakit DBD adalah skala
dapat dilihat pada gambar 1.
ordinal.
Analsisis statistik dengan
menggunakan Uji korelasi Spearman
untuk mengetahui hubungan antara jumlah
leukosit dan hematokrit dengan derajat
43 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017

Berdasarkan dari tersebut, diperoleh hematokrit diatas normal (>47%) berjumlah


bahwa nilai rata-rata leukosit pada pasien 4 pasien. Dari gambar, dapat diketahui
anak yang menderita demam berdarah bahwa pasien memiliki jumlah hematokrit
dengue dengan jumlah <4x109/L berjumlah terbanyak pada jumlah hematokrit 35-47%.
32 pasien, nilai rata-rata leukosit pasien Ketetapan nilai normal jumlah hematokrit di
demam berdarah dengue anak dengan Rumah Sakit Umum Anutapura pada pasien
jumlah 4-10x109/L berjumlah 38 pasien, perempuan sendiri yaitu 35-47%.
dan pasien dengan rata-rata jumlah leukosit Kemudian, nilai rata-rata jumlah
diatas nilai normal >10x109/L berjumlah 18 hematokrit pada pasien demam berdarah
pasien. Dari gambar dapat diketahui bahwa dengue berjenis kelamin laki-laki dapat
pasien terbanyak menderita DBD memiliki dilihat pada gambar 3.
jumlah leukosit normal yaitu 4-10x109/L.
Nilai rata-rata jumlah hematokrit pada
pasien demam berdarah dengue anak
dengan jenis kelamin perempuan dapat
dilihat pada gambar 2.

Berdasarkan data penelitian, diperoleh


bahwa nilai rata- rata jumlah hematokrit
laki-laki dengan jumlah hematokrit
dibawah normal (<42%) yaitu 32 pasien,
sedangkan jumlah hematokrit normal (42-
Gambar 9. Jumlah Hematokrit Perempuan
52%) berjumlah 5 pasien dan tidak
Berdasarkan data penelitian, diperoleh
didapatkan jumlah hematokrit pasien
bahwa nilai rata- rata jumlah hematokrit
diatas normal (>52%). Dari gambar dapat
perempuan dengan jumlah hematokrit
diketahui, pasien dengan jumlah
dibawah normal (<35%) yaitu 19 pasien,
hematokrit terbanyak adalah pasien
sedangkan jumlah hematokrit normal (35-
47%) berjumlah 23 pasien dan jumlah dengan jumlah hematokrit <42%.
Ketetapan nilai normal jumlah hematokrit
44 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017

di Rumah Sakit Umum Anutapura pada


pasien laki-laki sendiri yaitu 42-52%.
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai
Analisis data bivariat dalam penelitian
p pada hubungan jumlah leukosit dan
ini digunakan untuk mengetahui hubungan
derajat berat DBD adalah 0,775 yang
antara jumlah leukosit dan hematokrit
artinya tidak terdapat korelasi antara
terhadap derajat beratnya penyakit demam
jumlah leukosit dengan derajat beratnya
berdarah dengue pada pasien anak di
penyakit DBD pasien anak di RSU.
RSU. Anutapura. Sebelum menentukan uji
Anutapura Periode Januari 2014-Maret
statistik yang akan digunakan, dilakukan
2015. Nilai koefisien korelasi (r)
uji normalitas terlebih dahulu, dalam
Spearman pada analisis data pada
penelitian ini uji normalitas yang
penelitian adalah sebesar 0,032 yang
digunakan adalah uji Kolmorgorov-
berarti korelasinya lemah. Arah korelasi
Smirnov. Kemudian uji statisik yang
yang didapatkan adalah positif yang
digunakan berdasarkan hasil dari uji
memiliki makna semakin tinggi jumlah
normalitas yaitu uji korelasi Spearman.
leukosit seorang penderita DBD maka
Dari hasil perhitungan uji terebut,
semakin tinggi pula derajat beratnya
didapatkan hasil yang tertera pada Tabel
penyakit. Sedangkan pada perhitungan
berikut.
untuk jumlah hematokrit dan derajat berat
Tabel 1. Hubungan antara Jumlah
DBD didapatkan nilai p adalah 0,052 yang
Leukosit dan Hematokrit dengan Derajat
artinya tidak terdapat hubungan antara
Beratnya Penyakit DBD pada Pasien Anak
jumlah hematokrit dengan derajat
di RSU. Anutapura Periode Januari 2014-
beratnya penyakit DBD pada pasien anak
Maret 2015
di RSU. Anutapura Periode Januari 2014-
Maret 2015. Nilai koefisien relasi (r)
Spearman pada analisis data penelitian ini
adalah 0,214 yang berarti korelasinya
lemah. Arah korelasi yang didapatkan
adalah positif yang memiliki makna

45 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017

semakin tinggi jumlah hematokrit seorang kembali pada 2-3 hari setelah
9,10
penderita DBD maka semakin tinggi pula defervescence (demam turun).
derajat beratnya penyakitnya. Pada saat virus masuk kedalam tubuh,
maka sistem imun dalam hal ini monosit
PEMBAHASAN
dan makrofag berfungsi dalam proses
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan,
fagositosis. Hal ini dapat terjadi karena
untuk hubungan jumlah leukosit dengan
adanya opsonisasi antigen oleh antibodi.8
derajat beratnya DBD pada pasien Anak
Proses ini menyebabkan peningkatan
didapatkan nilai p sebesar 0,775 yang
replikasi virus dan sekresi sitokin oleh
artinya tidak terdapat korelasi antara
makrofag. Sitokin tersebut diantaranya
jumlah leukosit dengan derajat beratnya
ialah TNF-α, IL-1, PAF, IL-6 dan
penyakit DBD pasien anak di RSU.
histamin yang menyebabkan terjadinya
Anutapura Periode Januari 2014-Maret
disfungsi sel endotel pembuluh darah dan
2015 nilai koefisien korelasi (r) adalah
menyebabkan terjadinya kebocoran
sebesar 0,032 yang berarti korelasinya
plasma. Selain itu kompleks antigen
lemah. Namun, penurunan leukosit tetap
antibodi akan mengaktivasi sistem
terjadi pada penderita DBD tersebut.
komplemen (C3 dan C5) yang
Pada penderita DBD dapat terjadi
menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a.
leukopenia ringan sampai leukositosis
Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui
sedang. Leukopenia dapat terjadi pada
aktivasi oleh komplek virus antibodi
hari demam pertama dan ke-3 pada 50%
mengakibatkan peningkatan permeabilitas
kasus DBD ringan. Hal ini sebagian besar
plasma dinding pembuluh darah dan
disebabkan oleh adanya degenerasi sel
perembesan plasma hal ini yang berperan
Polimorfonuklear (PMN) yang matur dan
terjadinya syok.9
pembentukan sel PMN muda. Pada saat
Pada perhitungan untuk jumlah
demam, mulai terjadi pengurangan jumlah
hematokrit dan derajat berat DBD
leukosit dan netrofil disertai limfositosis
didapatkan nilai p adalah 0,052 yang
relatif. Leukopenia mencapai puncaknya
artinya tidak terdapat hubungan antara
sesaat sebelum demam turun dan normal
jumlah hematokrit dengan derajat
46 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017

beratnya penyakit DBD pada pasien anak terjadinya hemokonsentrasi.


di RSU. Anutapura Periode Januari 2014- Hemokonsentrasi merupakan indikator
Maret 2015. Nilai koefisien relasi (r) yang peka akan terjadinya kebocoran
Spearman pada analisis data penelitian ini plasma, sehingga pada pasien DBD perlu
adalah 0,214 yang berarti korelasinya dilakukan pemeriksaan hematokrit secara
lemah. Arah korelasi yang didapatkan berkala. Hemokonsentrasi dengan
adalah positif yang memiliki makna peningkatan hematokrit ≥20%
semakin tinggi jumlah hematokrit seorang menunjukkan peningkatan permeabilitas
penderita DBD maka semakin tinggi pula kapiler dan perembesan plasma.12 Nilai
derajat beratnya penyakitnya. hematokrit biasanya mulai mengalami
Hasil penelitian ini sesuai dengan peningkatan pada hari ke-3, hal ini
penelitian yang dilakukan oleh Jaya diakibatkan karena kebocoran plasma ke
(2008), yang menemukan bahwa tidak ruang ekstravakuler. Kebocoran plasma
terdapat hubungan antara peningkatan akan mengakibatkan terjadinya syok
kadar hematokrit diawal dengan derajat hipovolemik. 11,13
beratnya penyakit DBD. Kadar hematokrit
KESIMPULAN DAN SARAN
awal tidak berhubungan dengan derajat
klinis DBD hal ini dikarenakan faktor Berdasarkan hasil penelitian yang
awal yang lebih mendominasi pada telah diperoleh, dapat disimpulkan tidak
patogenesis sehingga kadar hematokrit terdapat hubungan antara jumlah leukosit
tidak bisa menjadi prediktor dalam dan hematokrit dengan derajat beratnya
penegakkan derajat klinis DBD meskipun penyakit DBD pada pasien anak di RSU.
ketika terjadi SSD kemudian dilakukan Anutapura pada periode Januari 2014-
pengukuran kadar hematokrit puncak, hal Maret 2015. Disarankan bagi Rumah
ini berhubungan, akan tetapi cakupan Sakit untuk turut mengawasi tatalaksana
penelitian tersebut memerlukan penelitian demam berdarah dengue pada pasien anak
lebih lanjut.11 serta menerapkan klasifikasi baru untuk
Peningkatan nilai hematokrit pada derajat beratnya penyakit DBD.
penderita DBD menggambarkan
47 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017

UCAPAN TERIMAKASIH Kesehatan Rumah Sakit Umum


Anutapura. Palu: Rekam Medik.
Ucapan terimakasih yang sedalam- 8. Nusa, KC., Mantik, MFJ.,
Rampengan, N. 2015. Hubungan
dalamya kepada semua pihak yang telah
Ratio Neutrofil dan Limfosit pada
membantu dalam penelitian dan penulisan Penderita Penyakit Infeksi Virus
naskah publikasi ini. Terutama pihak Dengue. Jurnal e-Clinic; 3 (1), pp.
210-216.
Rumah Sakit Umum Anutapura Palu yang 9. Suhendro., Nainggolan, L., Chen, K.,
telah memberikan kesempatan dan izin Pohan, HT,.. Demam berdarah
dengue. Buku ajar ilmu penyakit
untuk melakukan penelitian ini. dalam. Jilid 3. 4th ed. Jakarta Pusat:
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran
DAFTAR PUSTAKA Universitas Indonesia, 2006..
10. Risniati, Y., Tarigan, LH., Tjitra, E.
1. World Health Organization. 2009. 2011. Leukopenia Sebagai Prediktor
Dengue hemorrhagic fever, Terjadinya Sindrom Syok Dengue
Diagnosis: treatment, prevention and Pada Anak Dengan Demam Berdarah
control. 2nd ed. Geneva : WHO. Dengue di RSPI. Prof. dr. Sulianti
2. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Saroso. Media Litbang Kesehatan.
Tengah. 2013. Profil Kesehatan 21(3) pp. 96-100.
Provinsi Sulawesi Tengah. Palu : 11. Hadinegoro, SRH., Soegijanto, S.,
Surdatin. Wuryadi, S., Suroso, T. 2006.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009. Tatalaksana demam berdarah dengue
Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: di Indonesia. 4th ed. Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Indonesia Direktorat Jenderal
4. Tendean, M. 2009. Demam Berdarah Pemberantasan Penyakit Menular dan
Masalah Dengue di Indonesia. Penyehatan Lingkungan.
Jakarta: FK Ukrida. Jakarta. 12. Jaya, I. 2008. Hubungan Kadar
5. Chandra, A. 2010. Demam Berdarah Hematokrit Awal dengan Derajat
Dengue: Epidemiologi, Patogenesis Klinis DBD. KTI Fakultas
dan Faktor Risiko Penularan. Kedokteran Universitas
Aspirator, 2 (2), pp. 110-119. Muhammadiyah Surakarta.pp.1-46.
6. Guglani, L & Kabra, SK. 2005. T cell 13. Hapsari, MM., Kusumawati, NRD.,
Sareharto, TP. 2010. Update demam
immunopathogenesis of dengue Virus
berdarah dengue pada anak.
Infection. Dengue Bulletin, Vol. 29, Semarang: Bagian Ilmu Kesehatan
pp. 58-69. Anak. Fakultas Kedokteran
7. Profil Kesehatan Rumah Sakit Universitas Diponegoro SMF
Umum Anutapura. 2015. Profil Kesehatan Anak RSUP Dr.Karyadi.

48 Tri Setyawati, dkk., Hubungan antara Jumlah Leukosit dan Hematokrit ...

You might also like