You are on page 1of 11

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN KESEHATAN KLIEN KONSEP


DAN TEORI BELAJAR MENGAJAR

DI SUSUN OLEH:

XAVERIUS MARKUS KAAT 21212043


PUPUT S 21212005
CLARA SARAH AP 21212020
MARIA MANGAR 21212013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR


T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan hadirat Tuhan Yanan Yang Mahg Maha Esa
yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul Promosi Kesehatan : Pendidikan/edukasi Kesehatan Klien
dalam Praktik Keperawata dan Teori Belajar-Mengajar serta Domainnya
”.”.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan. penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.Tiada gading
yang tak retak, begitu pula lah kami dalam penyusunan makalah ini yang masih
jauh dari kesi kesempurnaan. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang
membangun untuk dapat lebih baik kedepannya nanti. Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat kepada kami selaku mahasiswa/i.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Fungsi ........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................
A. Definisi Pendidikan/Edukasi Pasien/Klien ................................................
B. Domain Pisikomotor...................................................................................
C. Pengertian Konsep......................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Edukasi..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara maju dapat diukur dengan berbagai indikator. Salah satu
indicator yang dapat digunakan adalah tingkat kesehatan. Tingkat kesehatan
yang baik mengindikasikan bahwa negara tersebut memiliki tingkat
kesejahteraan dantingkat pendidikan yang baik.Pendidikan merupakan
aspek utama yang harus dikembangkan untuk mencapai segala indikator
kemajuan suatu negara. Pendidikan meliputiaktivitas belajar dan
mengajar. Segala macam ilmu ditransfer melalui prosespendidikan. Sistem
pendidikan juga dikenal dalam dunia kesehatan. fungsipendidikan dalam
bidang kesehatan adalah untuk pencegahan,mempertahankan dan
meningkatkan kualitas kesehatan.Fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan
dengan baik jika direalisasikan. Salahsatu tindakan konkretnya adalah
melalui promosikesehatan. segala bentuk promosi kesehatan dapat
dilakukan oleh semua profesi bidang kesehatan,termasuk perawat untuk
mengantarkan masyarakat pada standar kesehatan yang tinggi.

B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan/edukasi pasien?
2.Bagaimanakah pendidikan pasien/ klien sebagai salah satu
dimensicaring perawat?
3.Bagaimanakah peran pendidikan/ edukasi pasien dalam
pelayanankesehatan?
4.Bagaimanakah hubungan pendidikan/ edukasi klien
dandischarge planning?
5.Bagaimanakah proses pengintegrasian pendidikan kesehatan ke
dalampraktik keperawatan?6.Bagaimanakah model proses pendidikan
kesehatan klien?

C. fungsi Pendidikan
dalam bidang Kesehatan adalah untuk pencegahanmempertahankan
dan meningkatkan kualitas kesehatan. Fungsi-fungsi tersebut dapat
berjalan dengan baik jika direalisasikan. Salah satu tindakan konkretnya
adalah melalui promosi kesehatan. segala bentuk promosi kesehatan
dapat dilakukan oleh semua profesi bidang kesehatan, termasuk perawat
untuk mengantarkan masyarakat pada standar kesehatan yang
tinggi.Tujuan:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan/edukasi pasien
2. Memahami bagaimana pendidikan pasien/ klien sebagai salah satu dimensi

craingkeperawatan
3. Mengerti peran pendidikan/ edukasi pasien dalam pelayanan Kesehatan
4. Mengetahui hubungan pendidikan/ edukasi klien dan discharge planning

5. Memahami bagaimana proses pengintegrasian pendidikan kesehatan ke


dalam
praktikkeperawatan
6.Mengetahui model proses pendidikan kesehatan klien
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar dan mengajar

8. Memahami teori dan konsep belajar dan mengajar


9. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam domain belajar

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan/Edukasi Pasien/Klien Craven and Himle (1996)


dalam Suliha (2002)
mendefinisikan bahwa pendidikan atau edukasi merupakan penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau
instruksi dengan tujuan untuk mengangkat fakta dan kondisi nyata dengan cara
memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self-direction), aktif dalam
memberikan informasi atau ide baru. Pendidikan dapat menyebabkan perubahan
kemampuan intelektual dan memperbaiki keterampilan seseorang dalam
menggunakan dan mengevaluasi informasi. Sementara itu, Wingroot (2005)
menyesuaikan edukasi dengan bidang kesehatan sehingga ia mengatakan bahwa
edukasi kesehatan dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatur
kesehatan mereka hingga mengubah perilaku klien dengan tujuan agar klien
dapat mempertahankan atau memperbaiki kesehatannya. Dalam usaha
pendidikan/edukasi pasien, perawat harus menyertakan nilai-nilai psikososial,
spiritual, dan budaya yang dimiliki pasien serta keinginan untuk berpartisipasi
aktif. Pendidikan atau edukasi untuk klien dapat dibagi menjadi dua yaitu:
(a).Pendidikan pasien klinis merupakan proses belajar-mengajar yang terencana,
sistematis, dan logis yang dapat digunakan dalam segala situasi klinis.
Pendidikan pasien klinis pada umumnya berlangsung secara berkesinambungan.
(b).Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar-mengajar yang lebih
berkonsentrasi pada promosi kesehatan.

B.Domain psikomotor
Pembelajaran psikomotorik melibatkan penguasaan ketrampilan yang
memerlukan integrasi antara aktivitas mental dan muskular, seperti kemampuan
berjalan atau menggunakan peralatan makan (Potter & Perry, 2005).
Psikomotorik domain (Simpson, 1972) mencakup gerakan fisik, koordinasi, dan
penggunaan keterampilan area motorik. Domain ini memiliki hierarki sebagai
berikut :
1. Urutan pertama persepsi yaitu Kemampuan untuk menggunakan isyarat
sensoris untuk memandu aktivitas motorik. Contoh : memperkirakan dimana
bola akan mendarat setelah dilemparkan dan pindah ke lokasi menangkap bola.
2. Urutan kedua adalah pengaturan yaitu kesiapan untuk bertindak. Mencakup
pengaturan mental, fisik, dan emosional. Contoh: tahu dan bertindak atas urutan
langkah dalam proses manufaktur/produksi, menunjukkan keinginan untuk
mempelajari proses baru (motivasi).
3. Urutan ketiga adalah respon terkendali tahap awal dalam mempelajari
keterampilan yang kompleks yang mencakup peniruan, trial dan error. Contoh :
merespon sinyal-tangan dari instruktur saat belajar mengoperasikan forklift.

4. Urutan keempat mekanisme adalah respon belajar telah menjadi kebiasaan


dan gerakan dapat dilakukan dengan sedikit keyakinan dan kemampuan. Contoh
: mengendarai mobil pribadi.
5. Urutan kelima adalah respon jelas yang rumit adalah kinerja terampil dari
tindakan motorik yang melibatkan pola gerakan yang kompleks tanpa ragu dan
otomatis. Contoh : menampilkan kompetensi saat bermain piano.
6. Urutan keenam adalah adaptasi adalah keterampilan yang dikembangkan
dengan baik dan individu dapat memodifikasi pola pergerakan sesuai
persyaratan tertentu. Contoh : memodifikasi instruksi untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik.
7. Urutan ketujuh atau terakhir adalah originasi yaitu membuat pola gerakan
baru agar sesuai dengan situasi atau masalah tertentu. Contoh: mengembangkan
program pelatihan baru dan komprehensi
C. Pengertian Konsep
Mengajar konsep mengajar ialah ide atau pengertian yang berhubungan
dengan mengajar. Konsep tersebut dapat dipandang dari tiga dimensi, yaitu
1. Konsep mengajar sebagai mitos dibangun atas dasar keyakinan awal, namun
dalam perkembangannya tidak senantiasa sejalan dan seirama dengan semangat
yang dibangun oleh mitos mengajar yang bersangkutan. Cole dan Chan (1994)
mengklasifikasikan sejumlah mitos mengajar, yaitu mengajar sangat tergantung
pada derajat personalia orang yang mengajarnya, penerapan kontrol perilaku
siswa, pada dasarnya merupakan ikhtiar kegiatan belajar mengenai sejumlah
keterampilan.
2. Konsep mengajar sebagai subsistem/sistem artinya aktivitas mengajar
merupakan subsistem dari sistem pendidikan dan mengajar tidak bisa
dilepaskan dari sistem pengajaran (instructional system) ataupun sistem belajar
(learning system). Sebagai subsistem pengajaran, mengajar sangat bergantung
pada unsur lain dalam pendidikan, seperti manajemen pendidikan. Sebagai
sistem, mengajar mempunyai komponen-komponen seperti pengajar, peserta
ajar, fasilitas, dan lain-lain.

3. Konsep mengajar sebagai substansi keilmuan merupakan salah satu cara


untuk menyampaikan ilmu (informasi yang bermanfaat) kepada orang lain.
a). Teori mengajar Secara umum, ada empat aliran pendidikan (Sukmadinata,
1997 Keempat aliran itu antara lain;
1. Pada teori pendidikan klasik pendidik berperan sangat dominan menentukan
isi, metode, dan evaluasi. Sedangkan klien berperan secara pasif. Contoh pada
penyuluhan kesehatan dalam jumlah yang besar, promotor cenderung
mendominasi. Teori mengajar pendidikan pribadi lebih menekankan bahwa
pendidik harus memahami peserta didik. Contoh : bimbingan konseling.
2. Teori mengajar teknologi pendidikan berarti bahwa pengembangan
pendidikan dengan memanfaatkan teknologi. Contoh : pemutaran video pada
penyuluhan kesehatan.
3. Teori mengajar interaksional yaitu ada hubungan dua pihak atau lebih
sehingga terjadi interaksi. Contoh : seminar kesehatan interaktif. Teori mengajar
membedakan yaitu pendidik mengajarkan dua fakta atau konsep yang berbeda.
Contoh : perbedaan mencuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer.
4. Teori Mengajar Kognitif mengajarkan klien untuk dapat mengingat,
menerima dan memahami informasi pembelajaran. Contoh : pada promosi
kesehatan, pendidik akan mengajarkan peserta didik untuk mengingat,
menerima dan memahami materi kesehatan yang akan diberikan.
Teori ini lebih mementingkan sistem informasi dari pada proses. Sistem
informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh organisasi agar dapat beroperasi secara benar dan
menguntungkan (Teguh Wahyono, 2010). Tokoh yang mengembangkan teori
sibernetik adalah Landa yang berpendapat bahwa ada dua macam proses
berpikir, algoritmik (proses berpikir linier, konvergen, dan lurus menuju ke satu
target tertentu), dan heuristik (cara berpikir divergen, menuju ke beberapa target
sekaligus), dan Pask dan Scott yang mengemukakan cara berpikir menyeluruh
dan sebagian (Nursalam dan Ferry Efendi, 2008).
b). Domain Belajar
1. Domain Belajar Kognitif Pembelajaran kognitif meliputi semua perilaku
intelektual (Potter dan Perry, 2005). Bloom (1956) menglasifikasikan perilaku
kognitif dalam urutan hierarki. Urutan pertama dalam hierarki adalah
pengetahuan. Dengan menggunakan pengetahuan seseorang akan mendapatkan
fakta atau informasi baru dan dapat diingat kembali. Sebagai contoh, klien
belajar tentang obatobatan yang diberikan dan dapat menjelaskan tujuan dan
kemungkinan efek

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan atau edukasi dapat disimpulkan sebagai penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui proses belajar atau instruksi
dengan tujuan untuk mengangkat fakta dan kondisi nyata dengan cara memberi
dorongan terhadap pengarahan diri (self-direction), aktif dalam memberikan
informasi atau ide baru. Edukas i kesehatan untuk klien merupakan edukasi
kesehatayang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada klien. Secara
lebih lengkap, Wingroot (2005) mengatakan bahwa edukasi kesehatan dapat
meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatur kesehatan mereka .

B.Edukasi
tak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Belajar, menurut
Kozier (2010) merupakan berubahnya kemampuan seseorang yang terus
berlanjut dalam suatu waktu sementara mengajar dapat disimpulkan sebagai
suatu kegiatan yang bertujuan untuk menularkan ilmu pengetahuan yang
dimiliki kepada orang yang belajar sehingga dapat menumbuhkan sikap kritis
dari para pelajar hingga mengubah sikap pelajar dan juga agar dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.

DAFTAR PUSTAKA

-Nursalam, Fery, Efendi. (2007). PendidikanDalamKeperawatan.


Jakarta: SalembaMedika

-Alberto, P. & Troutman, A.c. (2009). Applied behavioral analysis for


teacher 6th ed. Upper Saddler River: Merill Prentice Hall

-Bandono, A. (2011). Perdebatan sekitar teori belajar dalam praktek


pembelajaran. Jurnal.
Bastable, Susan B.. (2002). Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip
Pengajaran dan Pemebelajaran. Jakarta: EGC.

-Budiningsih, A, C. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Penerbit Rinika Cipta

You might also like