Professional Documents
Culture Documents
Ahli Teknik Jembatan Madya Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli Teknik Jembatan Madya Adalah Sebagai Berikut
Ahli Teknik Jembatan Madya Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli Teknik Jembatan Madya Adalah Sebagai Berikut
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Caisson secara umum dibuat dari beton bertulang
atau beton pracetak. Pondasi caisson yang biasa dipakai pada pekerjaan jembatan di
Indonesia ialah dari silinder beton bertulang berdiameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan
400 cm. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengurangan dinding caisson yang dicor
pada tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak. Pengurangan
dilaksanakan dengan mengeruk dikit demi sedikit di bawah dasarnya. Berat beton pada
caisson memberinya style vertikal untuk menangani gesekan (friction) di antara tanah
dengan beton, dan dengan begitu caisson bisa turun.
Keakuratan pematokan pada caisson penting karena lokasi yang dipakai oleh caisson
besar sekali. Karena kekeliruan pematokan, bersama dengan kemiringan yang terjadi di
saat caisson di turunkan, bisa mengakibatkan caisson itu ada di luar wilayah kepala
jembatan atau pilar. Ini sebagai tambahan pekerjaan untuk membesarkan kapala jembatan
atau pilar, dan akan melanjutkan beban vertikal dari bangunan atas ke bangunan bawah
secara eksentris.
Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah membentang dari caisson harus
ditetapkan dan dioffset sepanjang jarak tertentu untuk pastikan jika titik - titik rujukan itu
tidak terusik di saat pembangunan caisson.
Tipe pondasi caisson yang dipakai pada pembangunan jembatan cibereum ialah tipe
pondasi caisson silinder (Circular Caisson) berdiameter 350 cm dan kedalaman yang
bervariatif.
Pekerjaan Pile Cap ialah konstruksi bangunan yang direncanakan untuk mengikat dan
mempersatukan beberapa pondasi. Pile cap berperan untuk salurkan dan membagikan
beban - beban dari susunan bangunan yang terterima oleh kolom ke pondasi. Di mana
beban - beban dari susunan bangunan yang terterima oleh kolom dilanjutkan ke pile cap.
Disamping itu jika terjadi eksentrisitas bisa ditangani dengan mempertebal dimensi pile
cap, hingga beban tetap menyebar secara rata ke pondasi dibawahnya sesuai daya bantu
yang dijinkan.
1.Pondasi langsung
Pondasi langsung ialah pondasi langsung berdiri pada tanah yang keras tanpa lewat
mediator tiang atau sumuran. Pondasi langsung biasanya berbentuk pondasi pelat di
tempat atau pondasi pelat menerus. Dasar pondasi biasanya tidak.terlampau dalam,
hingga peluang terkikis / scour besar sekali, karena itu pondasi langsung harus penuhi
syarat-syarat.
2.Pondasi Dangkal
3.Pondasi Telapak
Pondasi telapak ialah pondasi dangkal yang pelat pondasinya langsung terkait dengan
tanah simpatisannya. Pondasi ini biasanya dibikin dengan kedalaman tidak lebih dari 5
mtr., dengan perbedaan di antara dalam dan lebar pondasi tidak lebih dari 1.
Pondasi telapak bisa dibikin persegi atau bundar. Daya bantu tanah dasar pondasi (qa)
harus semakin besar atau sama dengan tegangan maksimal tanah karena beban (q max),
sedang qa = q ultimate (qu) dipisah dengan angka keamanan. Besarnya angka keamanan
1,5 sampai 3.
3. Oprit
Fungsi : Jalan masuk ke Jembatan & Tanjakan maksimum 12%
Kelebihan :
Kelebihan :
Kelebihan :
Pondasi Jembatan
3 Jenis Pondasi Jembatan yang “Biasa” atau “Disarankan” di PPK :
1. Pondasi Langsung
1. Tipe Jangkar
Penjengkaran dengan tahanan geser
Penjangkaran dengan plat pemikul
Penjangkaran gabungan
2. Metode Penjangkaran
Metode penjangkaran dengan grouting
Metode penjangkaran dengan lubang bertekanan (jangkar PS)
Metode penjangkaran dengan penekanan (jangkar baji)
Metode penjangkaran plat
Metode jangkar UAC
3. Metode Penjangkaran Prategang Pratekan dengan Grouting
3 Bagian Penting Penjangka- Anchorage- Free stressing (unbonded)
length- Bond length
Grouting
Material Tendon
Spacers & Centralizers
Toleransi
1. Denah
Abutmen atau pilar (diukur dari garis perletakan) 2.0 cm
Baut angker bila telah digrouting 0.5 cm
2. Posisi akhir pusat ke pusat perletakan
Panjang bentang 1.0 cm
Jarak melintang dari perletakan – perletakan 0.5 cm pada tiap
abutmet atau pilar
3. Elevasi Permukaan
Permukaan abutment atau pilar + 2.0 cm
Permukaan atas balok landasan balok + 0.5 cm
4. Penahan Horizontal
Titik pusat perletakan sampai ke permukaan dinding 0 + 0.5 cm
5. Perletakan
Elevasi / Permukaan + 0.5 cm
Lokasi 2.0 cm