You are on page 1of 11

Ahli Teknik Jembatan Madya Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli Teknik

Jembatan Madya adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan ketentuan SMM, SMK3L, dan Peraturan Perundang-undangan Jalan


dan Jembatan, serta Peraturan tentang Jasa Konstruksi
2. Melakukan koordinasi di tempat kerja
3. Melakukan perhitungan analisis hidrologi, geoteknik untuk menentukan jenis dan
tipe jembataan
4. Melakkukan perhitungan perencanaan bangunan atas, pondasi jembatan, oprit
jembatan, bangunan pelengkap, dan bangunan pengaman jembatan
5. Memeriksa gambar perencanaan, pondasi, jalan pendekat, bangunan pelengkap
dan pengaman jembatan serta gambar detail perencanaan
6. Menyusun spesifikasi teknis jembatan
7. Menentukan metoda pelaksanaan konstruksi pondasi dan bangunan jembatan
8. Menentukan peralatan konstruksi sesuai metoda konstruksi
9. Melakukan persiapan pelaksanaan konstruksi jembatan
10. Melaksanakan pembangunan pondasi, bangunan atas, dan bangunan pelengkap
jembatan
11. Melakukan pengendalian mutu, dimensi, kuantitas, dan waktu pelaksanaan
konstruksi
12. Melakukan uji mutu jembatan dan perlengkapannya
13. Membuat laporan pekerjaan
1. Pekerjaan struktur jembatan yang terdiri dari :

 Penyediaan balok jembatan / girder jembatan.


 Galian Struktur Abutment jembatan
 Pembuatan pondasi jembatan (pondasi dalam misalnya menggunakan tiang
pancang, bored pile, pondasi sumuran dll.)
 Pembuatan abutmen jembatan
 Pemasangan balok girder diatas abutment dan pilar dengan terlebih dahulu
dipasang elastomeric bearing.
 Dilanjutkan dengan pemasangan diafragma tepi dan diafragma tengah diantara
balok-balok girder yang sudah terpasang.
 Pemasangan plat deck yang berfungsi subagai begisting (bawah) lantai jembatan.
 Pemasangan besi tulangan untuk lantai jembatan dan juga pemasangan pipa
drainasi jembatan serta pemasangan pipa utilitas.
 Pengecoran Lantai jembatan menggunakan beton ready mix.
 Pembuatan plat injak jembatan, plat injak jembatan dibuat dengan terlebih dahulu
dipasang lantai kerja dibawahnya.

2. Pekerjaan Oprit Jembatan terdiri antara lain

 Pembuatan talud jalan menggunakan konstruksi beton bertulang atau pasangan


batu kali
 Pada talud jalan harus dipasang suling-suling untuk mengalirkan air.
 Pemasangan kolom pengaman talud jalan
 Penghamparan dan pemadatan timbunan pilihan / sirtu
 Penghamparan dan pemadatan Lapis pondasi Agregat Klas B
 Penghamparan dan pemadatan Lapis Pondasi Agregat Klas A.
 Pekerjaan Aspal yang terdiri dari penyemprotan Lapis Pengikat Aspal cair (Prime
Coat), dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Pondasi AC-Base,
selanjutnya dipasang lapis diatasnya yang terdiri dari Laston Lapis Antara (AC –
BC) dan Laston Lapis Aus (AC-WC).

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Jembatan


Ada beberapa tahapan dalam metode pekerjaan pondasi jembatan diantaranya:

A.Pekerjaan Pondasi Caisson

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Caisson secara umum dibuat dari beton bertulang
atau beton pracetak. Pondasi caisson yang biasa dipakai pada pekerjaan jembatan di
Indonesia ialah dari silinder beton bertulang berdiameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan
400 cm. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengurangan dinding caisson yang dicor
pada tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak. Pengurangan
dilaksanakan dengan mengeruk dikit demi sedikit di bawah dasarnya. Berat beton pada
caisson memberinya style vertikal untuk menangani gesekan (friction) di antara tanah
dengan beton, dan dengan begitu caisson bisa turun.

Keakuratan pematokan pada caisson penting karena lokasi yang dipakai oleh caisson
besar sekali. Karena kekeliruan pematokan, bersama dengan kemiringan yang terjadi di
saat caisson di turunkan, bisa mengakibatkan caisson itu ada di luar wilayah kepala
jembatan atau pilar. Ini sebagai tambahan pekerjaan untuk membesarkan kapala jembatan
atau pilar, dan akan melanjutkan beban vertikal dari bangunan atas ke bangunan bawah
secara eksentris.

Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah membentang dari caisson harus
ditetapkan dan dioffset sepanjang jarak tertentu untuk pastikan jika titik - titik rujukan itu
tidak terusik di saat pembangunan caisson.

Tipe pondasi caisson yang dipakai pada pembangunan jembatan cibereum ialah tipe
pondasi caisson silinder (Circular Caisson) berdiameter 350 cm dan kedalaman yang
bervariatif.

B.Pekerjaan Pile Cap

Pekerjaan Pile Cap ialah konstruksi bangunan yang direncanakan untuk mengikat dan
mempersatukan beberapa pondasi. Pile cap berperan untuk salurkan dan membagikan
beban - beban dari susunan bangunan yang terterima oleh kolom ke pondasi. Di mana
beban - beban dari susunan bangunan yang terterima oleh kolom dilanjutkan ke pile cap.
Disamping itu jika terjadi eksentrisitas bisa ditangani dengan mempertebal dimensi pile
cap, hingga beban tetap menyebar secara rata ke pondasi dibawahnya sesuai daya bantu
yang dijinkan.

Bagian-Bagian Pondasi Jembatan

1.Pondasi langsung
Pondasi langsung ialah pondasi langsung berdiri pada tanah yang keras tanpa lewat
mediator tiang atau sumuran. Pondasi langsung biasanya berbentuk pondasi pelat di
tempat atau pondasi pelat menerus. Dasar pondasi biasanya tidak.terlampau dalam,
hingga peluang terkikis / scour besar sekali, karena itu pondasi langsung harus penuhi
syarat-syarat.

Syarat Pondasi Langsung :

 Kedalaman lap. Simpatisan ( tanah keras) max 4 m dari permukaan tanah


 Lap-Tanah simpatisan terlepas dari dampak penggerusan
 Dasar pondasi masuk ke lap simpatisan ( 1,00-1,50 m)
 Pondasi dangkal yang memberikan dukungan kepala jembatan harus ditaruh di
dalam kelandaian tebing sungai untuk memiara daya bantu.
 Bila pondasi harus terpaksa berdiri pada susunan batu yang tidak mungkin untuk
dikeduk, karena itu harus ditegaskan jika batu tersebutcukup besar dan sanggup
meredam pondasi. dan di antara pondasi dengan susunan batu dibawahnya harus
terpasang penahan geser.

2.Pondasi Dangkal

Pondasi dangkal ialah pondasi yang kedalaman maksimalmya 5 m di permukaan tanah.


Pondasi ini berbentuk pondasi telapak dan pondasi sumuran dangkal. Pondasi dangkal ini
cuman memercayakan daya bantu tanah dasar sebagai kekuatannya.dalam meredam
beban kepala jembatan dan pilar.

3.Pondasi Telapak 

Pondasi telapak ialah pondasi dangkal yang pelat pondasinya langsung terkait dengan
tanah simpatisannya. Pondasi ini biasanya dibikin dengan kedalaman tidak lebih dari 5
mtr., dengan perbedaan di antara dalam dan lebar pondasi tidak lebih dari 1.

Pondasi telapak bisa dibikin persegi atau bundar. Daya bantu tanah dasar pondasi (qa)
harus semakin besar atau sama dengan tegangan maksimal tanah karena beban (q max),
sedang qa = q ultimate (qu) dipisah dengan angka keamanan. Besarnya angka keamanan
1,5 sampai 3.

Demikianlah pembahasan tentang Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Jembatan


semoga dapat membantu dan bermanfaat.
5 Prinsip Pemilihan Konstruksi Jembatan
 Konstruksi Sederhana (bisa dikerjakan masyarakat) bos
 Harga Murah (manfaatkan material lokal)
 Kuat & Tahan Lama (mampu menerima beban lalin)
 Perawatan Mudah & Murah (bisa dilakukan masy)
 Stabil & Mampu Menahan Gerusan Air
Hal  Hal Yang Harus Diperhitungkan Dalam
Pembuatan Pondasi
 Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban
hidup, mati serta beban-beban lain dan beban- beban yang
diakibatkan gaya-gaya eksternal
 Jenis tanah dan daya dukung tanah
 Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat
 Alat dan tenaga kerja yang tersedia
 Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan
 Waktu dan biaya pekerjaan
Pemilihan Letak Jembatan
1. Pilih Bentang Terpendek
2. Hindari Lokasi Belokan Sungai
3. Hindari Tinggi Abutment yang Tinggi
Bangunan Pelengkap Jembatan
1. Sayap Jembatan
Fungsi : Menahan tebing sungai dan pangkal jembatan
2. Krib
Fungsi : Mengarahkan & mengurangi hantaman air pada sayap & pangkal
jembatan yang terletak di belokan sungai.

3. Oprit
Fungsi : Jalan masuk ke Jembatan & Tanjakan maksimum 12%

Jenis Konstruksi & Batasan Jembatan yang “Biasa” atau“Disarankan” di PPK :

 Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban


hidup, mati serta beban-beban lain dan beban- beban yang
diakibatkan gaya-gaya eksternal
 Jenis tanah dan daya dukung tanah
 Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat
 Alat dan tenaga kerja yang tersedia
 Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan
 Waktu dan biaya pekerjaan
Catatan : Jembatan dengan jenis konstruksi khusus & panjang bentang diluar
keempat jenis diatas, perlu persetujuan dari KMT.

Ada beberapa jenis konstruksi yaitu :

1. Jembatan Gelagar Besi Lantai Kayu

Kelebihan :

 Harga Murah (jika ada kayu di desa setempat)


 Konstruksi Sederhana
 Kekuatan Gelagar (besi) Terjamin
 Perawatan Mudah & Murah
 5.Gelagar Besi Awet (jika terlindung dari karat)
Kekurangan :
 Kayu Lantai Sering Lapuk (apalagi kualitas kayu rendah)
 Kenyamanan Lalu Lintas Kurang
2.  Jembatan Beton Bertulang
Kelebihan :

 Awet (tidak mengenal istilah lapuk seperti kayu)


 “Relatif” Tidak Perlu Perawatan
 Nyaman bagi Lalu Lintas
 Harga murah jika dikaitkan dengan umur pakai/manfaat yang
panjang krn kualitas baik
Kekurangan :
 Harga Mahal jika kualitas jelek shg umur pakai pendek
 Konstruksi Lebih Rumit
 Perlu Pengawasan Ketat untuk Menjamin Kualitas Beton
 Pondasi Perlu Lebih Kuat (beban konstruksi lebih berat)
 Lebih Sulit dalam Perbaikan, jika ada kerusakan
 Kesalahan dalam “pengecoran” Sulit Diperbaiki
3. Jembatan Gantung

Kelebihan :

 Bentang Cukup Panjang


 Harga Murah
 Konstruksi Sederhana
 Pelaksanaan Mudah
 Kabel Baja “Awet”
 Tidak Ada Pekerjaan “Pondasi di Air atau Pilar”
Kekurangan :

 Kayu Lantai Mudah Lapuk (apalagi jika kualitas kayu rendah)


 Hanya bisa untuk Kend Roda 2 (untuk bisa kend roda 4 harus ada
perhitungan yang rumit)
 Kurang Nyaman (kondisi yang bergoyang)
4. Jembatan Gelagar & Lantai Kayu

Kelebihan :

 Harga Murah (apalagi jika ada kayu di desa setempat)


 Konstruksi Sederhana
 Pelaksanaan Mudah
 Pemeliharaan Cukup Mudah
Kekurangan :
 Kayu Kurang Awet atau Mudah Lapuk (apalagi jika kualitas kayu
rendah)
 Sedikit Kurang Nyaman bagi Lalin

Pondasi Jembatan
3 Jenis Pondasi Jembatan yang “Biasa” atau “Disarankan” di PPK :

1. Pondasi Langsung

 Bahan pasangan batu kali atau beton bertulang


 Cocok untuk jenis tanah yang sedang hingga keras
2. Pondasi Pancang Sederhana

 Bahan tiang dari beton bertulang atau kayu


 Cocok untuk jenis tanah yang lunak
3. Pondasi Sumuran

 Bahan dari adukan beton


 Cocok untuk jenis tanah berpasir dimana tanah keras agak dalam
Penjangkaran Tanah (Ground Anchor)
Metode pemboran ini dilakukan di dalam tanah pondasi yang baik terdiri dari
lapisan berpasir, lapisan kerikil, lapisan berbutir halus ataupun batuan yang lapuk,
serta suatu bagian yang menahan gaya tarik seperti campuran semen dengan
kabel baja atau semen dengan batang baja dimasukkan ke dalam lubang hasil
pemboran tersebut, kemudian disertai suatu gaya tarik setelahnya untuk
memperkuat konstruksinya.

1. Tipe Jangkar
 Penjengkaran dengan tahanan geser
 Penjangkaran dengan plat pemikul
 Penjangkaran gabungan
2. Metode Penjangkaran
 Metode penjangkaran dengan grouting
 Metode penjangkaran dengan lubang bertekanan (jangkar PS)
 Metode penjangkaran dengan penekanan (jangkar baji)
 Metode penjangkaran plat
 Metode jangkar UAC
3. Metode Penjangkaran Prategang Pratekan dengan Grouting
 3 Bagian Penting Penjangka- Anchorage- Free stressing (unbonded)
length- Bond length
 Grouting
 Material Tendon
 Spacers & Centralizers

Toleransi
1. Denah
 Abutmen atau pilar (diukur dari garis perletakan) 2.0 cm
 Baut angker bila telah digrouting 0.5 cm
2. Posisi akhir pusat ke pusat perletakan
 Panjang bentang 1.0 cm
 Jarak melintang dari perletakan – perletakan 0.5 cm pada tiap
abutmet atau pilar
3. Elevasi Permukaan
 Permukaan abutment atau pilar + 2.0 cm
 Permukaan atas balok landasan balok + 0.5 cm
4. Penahan Horizontal
 Titik pusat perletakan sampai ke permukaan dinding 0 + 0.5 cm
5. Perletakan
 Elevasi / Permukaan + 0.5 cm
 Lokasi 2.0 cm

You might also like