You are on page 1of 23

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Ruang Rawat : Intensif Wanita
Tanggal Pengkajian : 20 Agustus 2019
Tanggal dirawat : 19 Agustus 2019
No. R.M. : 00-67-xx
Jam : 13.00 WITA

1. Identitas Klien
Nama : Ny. St
Umur : 37 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Informasi : Suami (Tn.T)
Alamat : Jl. A. Yani Ds. Damis

2. Alasan Masuk
Klien ± 7 hari yang lalu sulit tidur dan suka keluyuran, klien
sering tiba-tiba menangis dan berteriak keras mengatakan bahwa
ada yang akan membunuhnya dan ada yang menyuruhnya mengakhiri
hidup. Klien juga sering berlarian dan mengatakan dajjal
meneriakinya dan ingin membunuhnya karna hari sudah akan
kiamat. Klien juga sering menangis karna merasa anaknya
diculik.

Keluhan Utama Masuk RSJ


Klien sejak 2007 sudah mengalami perubahan perilaku , ± 1
bulan ini klien sering melamun , berbicara , berteriak, dan
tertawa sendiri, klien sering menolak tidak mau disuruh minum
obat yang diberikan. klien ± 7 hari ini bicara melantur, sulit
tidur dan keluyuran klien terlihat lusuh dan tidak terawat.

Keluhan Saat Dikaji


Pada tanggal 20 Agustus 2019 saat dikaji klien terlihat usuh,
baju klien terbalik dan klien merasa ketakutan karna mendengar
bisikan ada orang yang igin membunuhnya, klien juga mengatakan
sangat ketakutan karna ini sudah kiamat klien merasa diteriaki
dajjal yang akan membunuhnya karna hari sudah kiamat, klien
merasa sangat frustasi terlebih lagi ia merasa anaknya
diculik. klien juga terlihat mengamuk dan memecahkan beberapa
jendela yang ada diruangan
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi)

3. Faktor Predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasalalu, klien sudah
3x masuk RSJ SL sejak 2007 dan pada tahun 2007 klien pernah
menceburkan dirinya kesumur karna ingin mengakhiri hidupnya,
klien juga meresahkan warga karna sering keluyuran dan
berteriak. Pengobatan sebelumnya selalu berhasil namun klien
saat dirumah tidak rutin minum obat sehingga mengalami
gangguan lagi. Klien pernah mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan klien pernah mengalami tindakan kriminal di
rampok , anak klien hampir diculik dan klien hampir diperkosa
sejak saat itu klien mengalami gangguan kejiwaan klien sering
berteriak, menangis dan berbicara sendiri . Anggota keluarga
klien tidak ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa.

4. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg, Nadi : 96x/menit, Suhu : 36,5 ̊c
RR : 20x/menit, TB : 155 cm , BB : 73 Kg
Keluhan Fisik : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
5. Psikososial
a. Genogram

klien
Keterangan :

: Laki-laki (meninggal)

: perempuan (meninggal)

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien (perempuan)

Jelaskan : Klien merupakan anak terakhir dari tiga bersauda ,


orang tua klien sudah meninggal. Klien saat ini
sudah menikah dan mempunyai tiga orang anak, satu
anak perempuan dan dua orang anak laki-laki. Saat
ini klien tinggal dirumah dengan suami dan tiga
orang anaknya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

b. Konsep Diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan dirinya sangat menyukai bagian tubuhnya
yaitu rambutnya yang hitam dan panjang
2) Identitas diri
Klien mengatakan namanya St. Beragama islam dan jenis
kelaminnya perempuan
3) Peran
Saat dirumah klien berperan sebagai ibu rumah tangga yang
mengurus tiga orang anaknya
4) Ideal diri
Klien mengatakan ingin merawat anak-anaknya dengan baik
5) Harga diri
Klien mengatakan tidak apa kalau dia sakit tidak ada yang
peduli biarkan mati saja karna sudah dekat kiamat
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti
Klien mengatakan suami dan anaknya adalah orang yang
sangat berarti
2) Peran serta dalam kelompok/masyarakat
Saat diRSJ SL klien senang berteman dan mengajak klien
yang lain untuk menyanyi bersamanya. Klien juga senang
mengajak klien yang lain mengobrol walaupun obrolannya
sering tidak nyambung.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengalami hambatan dalam hubungan dengan orang lain
karena klien berbicara melantur dan tidak nyambung klien
juga sering tiba-tiba berteriak dan menangis tanpa sebab
saat diajak bicara
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam, saat ditanya klien juga mengingat
hal yang sama bahwa klien beragama islam.
2) Kegiatan Ibadah
Klien masih mau diajak berdo’a dan melantunkan ayat suci
al-qur’an, klien masih ingat kewajibannya untuk sholat
lima waktu namun klien lupa bagaimana cara melakukannya.

6. Status Mental
a. Penampilan
Klien menggunakan seragam RSJ Sambang Lihum dengan terbalik,
pakaian klien terlihat kotor karna banyak noda makanan,
pengunaan pakaian klien tidak sesuai
b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan keras dan cepat
c. Aktivitas motorik
Klien terlihat tegang dan gelisah , klien menghabiskan
waktunya dengan mondar-mandir
d. Alam perasaan
Klien merasa sedih dan sangat khawatir karna merasa anak
perempuannya hilang diculik klien juga merasa sangat
ketakutan daan gelisah karna ada yang ingin membunuhunya
klien juga merasa sudah putus asa karna hari sudah mau
kiamat namun klien mengatakan dosa klien masih sangat banyak
klien mengatakan ia belum sempat bertobat dan sekarang ia
tidak tau caranya bertobat.
e. Afek
Labil, klien bisa tampak sangat senang dan menyanyi
sepanjang hari namun klien juga bisa terlihat sedih dan
menangis sepanjang hari klien juga bisa mengamuk tiba-tiba
karna takut ada yang ingin membunuhnya
f. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif saat wawancara klien mengingat dengan baik
nama perawat yang berbicara dengannya namun klien kadang
berbicara melantur diluar topik yang dibicarakan. Saat
wawancara emosi klien sangat labil.
g. Persepsi
Pendengaran, Klien mengatakan mendengar suara ada yang ingin
membunuhnya dan mendengar suara anaknya minta tolong.
h. Proses pikir
Sirkumtansial, pembicaraan yang berbelit-belit namun tetap
sampai pada tujuan pembicaraan
i. Isi pikir
Waham :
curiga, klien mnecurigai semua orang karena merasa ada yang
ingin membunuhnya dan ingin mencederainya

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran

j. Tingkat kesadaran
Klien tampak bingung, klien kebingungan karna memikirkan
dimana anaknya, kesadaran klien compos mentis, namun klien
tidak mengetahui tanggal dan waktu.
Masalah keperawatan : Disorientasi waktu
k. Memori
Konfabulasi, klien memiliki ingatan yang sebenarnya tidak
terjadi
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi klien mudah beralih dan klien tidak mampu
berhitunga. Saat diberi contoh 2+2 klien tidak bisa menjawab
m. Kemampuan penilaian
klien mampu menentukan pilihan saan diberi dua pilihan
seperti “ibu memilih warna biru atau warna merah” klien
mengatakan memilih warna merah karna klien menyukai warna
merah

7. Kebutuhan persiapan pulang


a) Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan :
Klien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, tapi untuk
penyediaan masih dibantu orang lain
b) Kehidupan sehari-hari
Perawatan sendiri : klien mandi 1x sehari dengan mandiri
klien makan 3x sehari dengan madiri 1 porsi makanan selalu
habis dimakan oleh klien. Klien berpakain dengan rapi dan
mandiri.
c) Waktu tidur klien 5-6 jam/hari
d) Kemampuan klien baik
e) Klien memiliki sistem pendukung seperti RSJ Sambang Lihum
sebagai tempat untuk mempercepat penyembuhan klien, untuk
biaya klien ditanggung BPJS.

8. Mekanisme Koping
a. Adaptif
1) Klien berbicara dengan orang lain, klien mau meceritakan
apa yang ia alami
2) Klien tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri ketika
sedang ada masalah dirumah
3) Teknik relaksasi, klien mampu menari nafas dalam
4) Aktivitas kontruktif, klien tidak bekerja
5) Olahraga, klien saat berada di RSJ Sambang Lihum diajak
senam setiap pagi dan klien mengikuti dengan baik.
b. Maladaptif
Klien tidak pernah mengkonsumsi alkohol, klien tidak bekerja
berlebihan, klien tidak mencederai diri sendiri dan orang
lain, klien tidak menghindari pembicaraan namun klien
beberapa kali menghancurkan barang-barang seperti jendela
dan pintu. Klien sering tidak mau mandi kalau tidak disuruh
terlebih dahulu oleh perawat. Klien sering memasang baju
dengan terbalik.

9. Masalah psikososial dan lingkungan


a. Klien tidak memiliki masalah dengan dukungan kelompok
ataupun orang lain, klien mampu berteman dengan siapa saja
b. Klien sering berteriak dan keluyuran disekitar tempat
tinggalnya dan mengganggu warga sekita yang sedang
istirahat. Saat di RSJ SL klien juga sering menyanyi dengan
keras sehingga sering mengganggu klien yang lainnya yang
sedang beristirahat. Klien juga sering mengamuk tidak jelas
dan menghancurkan barang-barang yang ada disekitar klien

10. Pengetahuan kurang tentang


Klien mengatakan tidak tau tentang penyebab ia ada diRSJ
sambang lihum , klien mengatakan tidak tau tentang pengobatak
yang diminum
Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan tentang kesehatan

11. Aspek Medis


Diagnosa : F20.5

Terapi Medik : 1. Clozapin 25mg 3x1


2. Thirexipenidyl 2m 3x1
3. Clobatam 10mg 2x1

12. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori(Halusinasi)
2. Gangguan Resiko Perilaku Kekerasan
3. Defisit perawatan diri

B. Analisa data
Tabel 3.1 Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan
1. Data Subjektif : Gangguan persepsi sensori
- Klien mengatakan (Halusinasi)
mendengar ada yang
berteriak ingin
mebunuhnya
- Klien mengatakan
mendengar anaknya
minta tolong dan
berteriak
- klien juga
mengatakan sangat
ketakutan karna ini
sudah kiamat klien
merasa diteriaki
dajjal yang akan
membunuhnya karna
hari sudah kiamat.
Data objektif :
- klien kooperatif
- klien tampak gelisah
- klien tampak
berbicara sendiri
- klien tampak
menangis dan
berteriak tanpa
sebab
- klien tampak marah-
marah sendiri
2 Data Subjektif: Resiko perilaku kekesarasan
- klien mengatakan
sangat marah karna
tidak ada yang ingin
menolongnya keluar
dari RSJ Sambang
lihum untuk mencari
anaknya
Data Objektif :
- klien berbicara
keras , sedikit
kacau
- klien cepat
tersinggung
- emosi klien sangat
labil
- klien terlihat
memecahkan jendela
dan merusak pintu
yang ada dengan
alasan ini keluar
dari ruangan untuk
mecari anaknya
3 Data Subjektif : Defisit perawatan diri
- klien mengatakan
merasa malas untuk
beraktivitas
- klien mengatakan
tidak ingin
rambutnya basah
- klien mengatakan
tidak suka pakai
sabun
- klien mengatakan
pakaiannya sudah
terpasang dengan
benar
Data Objektif :
- klien terlihat kotor
- rambut klien
terlihat acak-acakan
- dan dan pakaian
klien terlihat kotor
dan lusuh
- kulit klien kusam
dan kotor

C. Daftar Diagnosa
1. Gangguan persepsi sensori (Halusinasi)
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Defisit perawatan diri
D. Internvesi Keperawatan
Tabel 3.2 intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Tindakan


Keperawatan TUM TUK Kriteria Standar
1 Halusinasi Klien tidak lagi -Klien dapat Setelah Klien dapat -Bina hubungan saling
mendengar membina dilakukan menyebutkan percaya
bisikan yang hubungan saling intervensi jenis - lakukan SP I :
tidak nyata dan percaya dengan klien. halusinasinya , 1. Identifikasi
mampu -Klien dapat Klien mampu isi halusinasi, jenis halusinasi
mengontrol mengenali menunjukan waktu dan klien
Halusinasinya halusinasinya tanda percaya frekuensi 2. Identifikasi isi
pada perawat halusinasi , dari halusinasi
respon klien klien
terhadap 3. Identifikasi
halusinasi dan waktu
cara munculnya
menghardik halusinasi klien
halusinasinya 4. Identifikasi
frekuensi
munculnya
halusinasi klien
5. Identifikasi
situasi
munculnya
halusinasi
6. Identifikasi
respon klien
terhadap
halusinasi
7. Ajarkan klien
cara menghardi
halusinasi
8. Anjurkan klien
memasukan
cara
menghardik
halusinasi
dalam jadwal
harian klien
Klien dapat -Klien dapat SP II
mengendalikan mengendalikan 1. Evaluasi jadwal
halusinasinya halusinasinya kegiatan harian
dengan cara drngan cara klien
minum obat minum obat 2. Evaluasi SP I
secara teratur secara teratur 3. Latih klien
-Klien dapat mengandalikan
memasukan halusinasinya
minum obat dengan minum
dalam jadwal obat dan
kegiatan mengggunakan
prinsip 6 benar
4. Anjurkan klien
memasukan
latihan
mengendalikan
halusinasinya
dengan cara
minum obat
secara teratur
dan dimasukan
dalam kegiatan
harian

Klien dapat -Klien dapat mengendalikan


mengendalikan halusinasinya dengan cara bercakap-
halusinasinya cakap
dengan cara -Memasukan dalam jadwal harian
bercakap-cakap SP III
1. Evaluasi jadwal harian klien
2. Latih klien mengendalikan
halusinasinya dengan cara
becakap-cakap dengan orang lain
3. Anjurkan klien memasukan
latihan kedalam jadwal kegiatan
harian
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.3 Implementasi dan Evaluasi keperawatan

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


Gangguan Persepsi Sensori (20 Agustus 2019) S :
(Halusinasi) 1. Membina hubungan saling - Klien mengatakan
percaya namanya Ny.St
2. Mengidentifikasi jenis - Klien mengatakan
halusinasi klien mendengar bisikan yang
3. Mengidentifikasi waktu mengatakan “saya akan
munculnya halusinasi membunuh anda, anda
klien banyak dosa. Anda
4. Mengidentifikasi tidak berhak hidup”
frekuensi munculnya - Klien mengatakan
halusinasi klien sering mendengar
5. Mengidentifikasi situasi bisikan saat sendiri
munculnya halusinasi - Klien mengatakan
6. Mengidentifikasi respon sangat ketakutan dan
klien terhadap gelisah saat bisikan
halusinasi itu ada klien merasa
7. Mengajarkan klien cara dikejar-kejar
menghardik halusinasi - Klien mengatakan mau
-saat klien mendengar melakukan cara untuk
bisikan klien akan menghilangkan
mengatakan “pergi sana halusinasi
kamu tidak nyata” O:
Menganjurkan klien memasukan - Klien menunjukan sikap
cara menghardik halusinasi percaya kepada perawat
dalam jadwal harian - Klien mau berjabat
tangan dengan perawat
- Klien tampak bicara
sendiri
- Klien tampak menoleh
kanan kiri seperti
tidak fokus
- Saat diajarkan
menghardik klien
melakukan dengan baik
- Klien tamoak lebih
tenang saat diajarkan
cara menghardik dan
relaksasi nafas dalam
- TTV :
TD : 100/60 mmHg
N : 96x/menit
R : 20x/menit
T : 36,5 ̊c
A :
- SP I, klien mampu
melakukan melakukan
cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik
P :
- Anjurkan klien
memasukan cara
mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
dalam jadwal kegiatan
harian klien
- Buat kontrak untuk
melanjutkan SP II
- Evaluasia SP I
Gangguan Persepsi Sensori (21 Agustus 2019) S :
(Halusinasi) 1. Mengevaluasi jadwal - Klien mengatakan sudah
kegiatan harian klien mempraktekan terus
2. Mengevaluasi SP I cara menghardik
3. Melatih klien halusinasi saat
mengendalikan mendengar bisikan
halusianasinya dengan - Klien mengatakan ingat
minum obat dan bahwa hari ini akan
menggunakan prinsip 6 membicarakan tentang
benar obat
Menganjurkan klien memasukan - Klien mengatakan masih
latihan mengendalikan tidak hafal dan tidak
halusinasinya dengan cara mengetahui nama obat,
minum obat secara teratur dan jenis obat , fungsi
dimasukan dalam kegiatan obat dan jumlah obat
harian yang diminum setiap
harinya
O :
- Klien terlihat lebih
tenang dari sebelumnya
- Klien masih terlihat
tidak fokus
- Klien masih terlihat
bingung saat ditanya
tentang obat yang
diminumnya
- Klien saat ditanya
mengatakan “tidak tau
obat apa saja yang
diminum”
A :
- SP II, klien belum
hafal obat apa saja
yang dikonsumsi klien
tidak mengetahui nama
obat, jenis dan fungsi
obat yang
dikonsumsinya
P :
- Anjurkan klien
memasukan kejadwal
kegiatan harian klien
- Buat kontrak lanjutan
SP II melatih klien
mengontrol dengan cara
teratur minum obat
dengan prinsip 6 benar
Gangguan Persepsi Sensori (22 Agustus 2019) S :
(Halusinasi) 1. Mengevaluasi jadwal - Klien mengatakan sudah
kegiatan harian klien mempraktekan terus
2. Melatih klien cara menghardik
mengendalikan halusinasi saat
halusianasinya dengan mendengar bisikan
minum obat dan - Klien mengatakan ingat
menggunakan prinsip 6 bahwa hari ini akan
benar membicarakan tentang
3. Menganjurkan klien obat
memasukan latihan - Klien mengatakan masih
mengendalikan tidak hafal dan tidak
halusinasinya dengan mengetahui nama obat,
cara minum obat secara jenis obat , fungsi
teratur dan dimasukan obat dan jumlah obat
dalam kegiatan harian yang diminum setiap
harinya
O :
- Klien terlihat lebih
tenang dari sebelumnya
- Klien masih terlihat
tidak fokus
- Klien masih terlihat
bingung saat ditanya
tentang obat yang
diminumnya
- Klien saat ditanya
mengatakan “tidak tau
obat apa saja yang
diminum”
A :
- SP II, klien belum
hafal obat apa saja
yang dikonsumsi klien
tidak mengetahui nama
obat, jenis dan fungsi
obat yang
dikonsumsinya
P :
- Anjurkan klien
memasukan kejadwal
kegiatan harian klien
- Buat kontrak lanjutan
SP II melatih klien
mengontrol dengan cara
teratur minum obat
dengan prinsip 6 benar
F. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori (Halusinasi)

Pertemuan : Hari pertama

1. Proses keperawatan
a. Kondisi : klien masih terlihat bingung , klien masih
terlihat gelisah sering mondar-mandir dan sesekali berteriak
ketakutan
b. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori (Halusinasi)

TUK : klien mampu membina hubungan saling percaya , klien


mampu mengenali halusinasinya, jenis, isi, waktu, frekuensi,
respon terhadap halusinasi

2. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


a. Orientasi
1) Salam terapeutik
Assalamu’alaikum ibu perkenalkan nama ulun Normia
Agustina mahasiswi Stikes Intan Martapura yang dinas
dirumah sakit sini, ulun biasa dipanggil Mia.
Kalaunya nama ibu siapa , senangnya dipangggil apa bu ?
Oh inggih, ibu St
2) Evaluasi/validasi
“Kayapa bu perasaan pian hari ini”
“Oh jadi pian rasa masih mengantuk kah bu gara-gara
semalam kada terlalu kawa guring, kenapa pian kada kawa
guring semalam bu ?”
“Jadi pian kada kawa guring karna banyak mendengar
bisikan”
“coba pang bu pian kisah kan tentang suara-suara yang
pian dengar tuh”
“jadi pian mendengar suara yang menyambat bahwa pian
handak dibunuh dan suara anak pian minta tolong karna
diculik”
3) Kontrak (Topik,waktu,tempat,tujuan)
“baiklah, kayapa mun kita bepanderan tentang suara atau
bisikan yang selawas ini pian dengar tapi kadeda
wujudnya? Tujuannya supaya pian mengetahui suara-suara
yang kadeda wujudnya tuh biar pian kawa menghardik dan
mengusir menyuruh bejauh suara itu
Dimana ibu handak bepandernya? Kayapa mun diruang sini
aja(ruang intensif 2) ? kira-kira sekitar 10 menit hakun
lah pian ?”
b. Fase Kerja
“kapan pian biasanya mendengar orang yang menyambat handak
membunuh pian lawan yang anak pian minta tolong karna
diculik tadi ?”
“oh jadi pian mendengarnya pas pian lagi sorangan, pas pian
takuni kawanan pian. Kawanan pian kadeda yang mendengarnya
lah”
“berapa kali dalam sehari tuh pian mendengarnya”
“jadi dalam seharituh, kira-kira pian medengar suaranya tuh
4-5kali lah”
“alhamdulillah , bagus banar bu pian hakun mengisahinya
wadah ulun”
“jadi bu apa yang pian rasa akan dan yang pian lakukan mun
suara itu ada”
“pian merasa takutan terus pian gelisah , habis itu pian
kena beteriak”
“jadi pas pian berteriak tuh suaranya hilang lah bu”
“kada hilang lih , nah bu sekarang kayapa mun kita belajar
cara mencegah munculnya suara yang kadeda wujudnya tuh”
“nah disini ada emoat cara sagan mencegah munculnya suara-
suara iyu. Pertama, dengan menghardik atau menyuruh bejauh.
Kedua, minum obat secara teratur dengan prinsip 6 benar.
Ketiga, dengan cara meminta perawat bercakap-cakap dengan
pian , keempat melakukan kegiatan yang sudah terjadwal”
“nah kita mulai dari cara pertama dulu lah”
“caranya kalau suara itu muncu, langsung pian sambat “pergi
aku kada handak mendengar, jangan ganggu aku. Kam tuh kada
nyata”. Nah kaya itu lah diulang-ulang sampai suara itu
kadeda lagi “
“nah sekaranng ulun akan mencontohkan cara menghardik
suarang yang kadeda wujudnya”
“pergi aku kada handak mendengar, jangan ganggu aku. Kam tuh
kada nyata”
“nah sekarang pian cobai”
“nah iya bagus kytu bu, coba lagi bu lah, nah iya pian sudah
bisa alhamdulillah”
“nah supaya pian makin mahir menghardik suara yang kadeda
wujudnya itu. Latihan menghardik nih dimasuk akan dalam
jadwal kegiatan harian pian bu lah. Sehari-hari kena [ian
latihan terus cara menghardik suaranya”

c. Fase Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
“kaya perasaan pian setelah memperagakan latihan
menghardik tadi”
“nah bagus banar bu”
2. Evaluasi Objektif
“coba ibu peragakan lagi cara menghardik suara-suara kaya
waktu kita latihan tadi”
“wah bagus banar bu pian sudah bisa memperagakan cara
menghardik suaranya”
3. Rencana tindak lanjut
“ibu jangan kada ingat sagan latihan menghardik sesuai
dengan jadwal yang kita buat tadi lah. Kalau ada suara
yang kadeda wujudnya pian dengar pian langsung menerapkan
cara menghardik suara-suara kaya yang tadi lah bu”
4. Kontrak yang akan datang (Waktu,Tempat,Tujuan)
“ibu esok kita bepanderan lagi lah tentang cara kedua
sekira mencegah suara-suara yang kadeda wujudnya itu
hilang dengan cara minum obat secara teratur. Kayapa bu
kalaunya kita bepanderan pas 15 menit sebelum makan
siang, diruang makan?”
“inggih bu, mun kaya itu ulun permisi dulu lah bu”
“Assalamu’alaikum”
Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori (Halusinasi)

Pertemuan : Hari Kedua

1. Proses keperawatan
a. Kondisi klien : klien sudah lebih baik, sudah terlihat lebih
tenang
b. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori (Halusinasi)

TUK : klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara minum


obat secara teratur dengan menggunakan prinsip 6 benar

2. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK)


a. Fase Orientasi
1. Salam terpeutik
“Assalamu’alaikum ibu”
2. Evaluasi Validasi
“ibu kayapa habar pian hari ini masihlah ingat lawan ulun”
“nah inggih alhamdulillah pian masih ingat lawan ulun”
“ibu selama kita kada tetamu, kayapa dengan suara yang
kadeda wujudnya tuh yang menyuruh pian bunuh diri dan anak
pian minta tolong karna diculik, masih lah pian mendengar”
“berapa kali dalam seharian semalam pian medengarnya bu”
“pas pian mendengar itu, apa yang pian lakukan?”
“nah bagus banar bu, pas pian mendengar pian langsung
menhardik menyuruh inya bejauh”
“ibu sudah minum obat lah pagi tadi”
“jam berapa pian minum obatnya bu”
3. Kontrak (waktu, tempat, tujuan, topik)
“sesuai janji semalam, hari ini kita bepanderan tentang cara
kedua. Yaitu mengontrol halusinasinya dengan cara minum obat
yang tujuannya supaya pian dapat mengetahui bahwa minum obat
untuk mengontrol halusinasi itu kada boleh putus supaya
suaranya kada terdengar lagi. Kita bepanderannya kada lawas
bu insya Allah 15 menit aja sambil mehadangi makan siang bu
lah”

b. Fase Kerja
“coba ibu sebutkan perbedaan sebelum dan sesudah pian minum
obat, bekurang atau menghilang lah bisikan-bisikan yang ibu
dengar tuh?”
“minum obat itu penting banar bu supaya suara yang ibu dengar
dan mengganggu selama ini kada muncul lagi jadi ibu nyaman ,
tenang “
“nah bu, ini obat yang ibu minum ada berapa macam bu”
“iya ada tiga macam bu lah,nah nama obat yang ibu minum ada
clozapin , ini ibu minum tiga kali sehari, ada thirexipenidyl
ini tiga kali sehari jua ibu minum , ada clobatam kalau yang
ini ibu minumnya dua kali sehari aja. Ibu jangan putus minum
obatnya lah kalaunya ibu mau putus minum obatnya sebaiknya ibu
konsultasi dulu lah lawan dokter”
“misalnya obat ibu habis, ibu kena bisa lagi minta kedokter,
ibu harus terliti lah pas minum obat-obatan unu. Pastikan
obatnya bujur ampun pian, jangan sampai tesalah, pasti akan
jua pian ingat kemasannya dan jam minum obatnya, pian harus
memperhatikan jua berapa jumlah obat sekali pian meminum.”
“nah supaya nyaman , minum obatnya nih pian masuk akan
kejadwal lah sekira pian ingat dan kada tesalah”

c. Fase Terminasi
1. Evaluasi Objektif
“nah kayapa perasaan pian setelah kita bepanderan tentang
cara kedua mengontrol halusinasinya yaitu minum obat secara
teratur”
2. Evaluasi objektif
“coba pian sebutkan apa saja yang harus diperhatikan sebelum
minum obat dan obat apa aja yag pian minum”
“hehe pian masih bingung dan kada telalu ingat kah bu?”
“tapi alhamduliiah pian ingat aja beberapa”
3. Rencana tindak lanjut
“nah karna ibu masih bingung dan kada terlalu ingat kena
kita membahas ini lagi lah bu”
“ibu jangan kada ingat minum obatnya lah”
4. Kontrak yang akan datang (waktu, tempat, tujuan)
“ibu esok kita tetamu lagi lah sagan belajar mencegah
halusinasi ibu tapi esok masih dengan cara minum obat bu
lah, esok kira-kira jam 10 pagi diruang intensif 2 bu lah,
mau aja lah kira-kira pian”
“inggih, bu mun kytu ulun permisi dulu bu lah”
“Assalamu’alaikum”

You might also like