You are on page 1of 29

Pengaspalan Jalan Desa

Kecamatan Palangga dan Kecamatan Baito


DAFTAR KUANTITAS
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
1.8. (1) Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
3.2.(2) Timbunan pilihan Badan Jalan
3.2.(2) Timbunan Pilihan (Bahu Jalan)
3.3. Penyiapan Badan Jalan

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
6.1.(1) Lapis Resap Pengikat – Aspal Emulsi
6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC)

DIVISI 7. STRUKTUR
7.1.(7a) Beton Struktur Fc’20 MPa
7.3.(1) Baja Tulangan Polos BjTP 280
7.9.(1) Pasangan Batu
DIVISI I. UMUM
1.2 Mobilisasi
Mulai dilaksanakan pada minggu pertama waktu pelaksanaan pekerjaan pengaspalan
ruas jalan. Jadwal Pelaksanaan Mobilisasi sesuai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan.
Jadwal tahapan mobilisasi peralatan utama dan personil diajukan permohonan kepada
Direksi pekerjaan. Penyediaan dan pemeliharaan base camp, termasuk kantor lapangan,
tempat tiggal, bengkel, gudang, ruang laboratorium beserta alat uji yang diperlukan.
Sedangkan Demobilisasi setelah seluruh pekerjaan telah rampung.
Untuk penyediaan alat Asphalt Mixing Plant (AMP) harus berada di wilayah daratan
Sulawesi tenggara yang mencakup Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe,
Kabupaten Konawe Utara dan kota Kendari

Mobilisasi Alat untuk Pelaksanaan Pekerjaan :

No. Jenis Kapasitas Jumlah


1 Asphalt Mixing Plant 60 Ton/Jam 1 Unit
2 Stone Crusher 1 Unit
3 Asphalt Finisher 1 Unit
4 Asphalt sprayer 1 Unit
5 Excavator 1 Unit
Mobilisasi Alat untuk Pelaksanaan Pekerjaan :

No. Jenis Kapasitas Jumlah


6 Dump truck 3.5 Ton 5 Unit
7 Generator Set 1 Unit
8 Motor Grader > 100 Hp 1 Unit
9 Wheel Loader 1.0 – 1.6 m3
10 Tandem Roller 6-8 Ton 1 Unit
11 Pneumatic Tire Roller 1 Unit
12 Vibratory Roller 5-8 Ton 1 Unit
13 Compressor 4000-6500 L/M 1 Unit
14 Watertank 3000-4500 L 2 Unit
15 Theodolit 1 Unit
16 Concrete Mixer 0.3-0.6 m3 2 Unit
16 Dump truck 6-8 Ton 2 Unit
Mobilisasi Alat untuk Pelaksanaan Pekerjaan :

No. Jenis Kapasitas Jumlah


17 Concrete Vibrator 5.5 HP 1 Unit
18 Peralatan Tukang Batu 1 set
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Penyedia jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian resiko dan
pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) yang telah
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Penyedia wajib melengkapi SMKK
dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan
pekerjaan.
Penyedia jasa wajib mempresentasikan SMKK pada rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk disahkan dan ditandatangani
oleh Wakil Pengguna Jasa.

1.8.1 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

Manajemen & Keselamatan Lalu Lintas, dilaksanakan terutama pada


saat pekerjaan fisik untuk mencegah terjadinnya kecelakaan lalu lntas
maupun kecelakaan kerja serta menghindari ganguan lalu lintas
(Macet). Khusus untuk pekerjaan Overlay penggunaan jalan sebagai
area kerja maksimal 1/2-1/4 dari jalan yang digunakan oleh lalu lintas
(kendaraan).
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL)
berdasarkan tahapan dan metoda pelaksanaan pekerjaan dan semua
pengaturan atau rekayasa lalu lintas yang disediakan dan dipasang
harus sesuai ukuran, lokasi penempatan dan reflektifitas (daya pantul),
visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan penggunaan yang
sebagaimana mestinya sesuai kondisi kerja khusus. RMKL meliputi
pengendalian seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam kondisi
sedemikian sehingga arus lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan
seluruh pekerja dan pengguna jalan terlindungi.

Pengajuan RMKL berdasarkan analisa arus lalu lintas tingkat makro dan
mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. Penyusunan
RMKL dilakukan oleh Tenaga Ahli Keselamatan Jalan dan disampaikan
pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (PCM).

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Dan layanan Pemeliharaan Jalan


dilaksanakan dengan struktur Personil K3 secara terpisah dengan
Struktur Pelaksana Jalan. RMKL membagi zona pekerjaan menjadi
Zona Peringatan Dini, Zona Pemandu Transisi, Zona Kerja, dan Zona
Terminasi. Bilamana pekerjaan belum selesai, dan jalan atau lajur
dibuka untuk lalu lintas umum, wajib dipasang marka sementara, dan
rambu sementara atau perlengkapan jalan lainnya yang dibutuhkan
untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.
Implementasi pekerjaan manajemen dan keselamatan lalu lintas adalah
penerapan seluruh RMKL yang telah diperintahkan Direksi Pekerjaan
dan diterapkan secara baik di saat pekerjaan dilaksanakan. Pekerja
paling sedikit berusia 18 tahun, menggunakan baju atau rompi yang
reflektif, sepatu boot dan helm kerja setiap saat selama jam kerja di
dalam daerah kerja. Pelaksanaan rekayasa dan pengaturan lalu lintas
perlu berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan/atau Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan setempat.

Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau
sistem reflektif yang disetujui Direksi Pekerjaan. Sistem penerangan
darus ditempatkan dan dioperasikan sedemikian agar sorot cahaya
tidak silau atau mengganggu pengguna jalan pada lokasi tersebut.

Bahan dan Peralatan :


Rambu-Rambu Batas Kecepatan,
• Rambu Perintah Mengikuti Lajur,
• Rambu Pengarah Tikungan,
• Rambu Peringatan Pekerjaan di Jalan,
• Alat pengaman pemakai jalan sementara, terdiri atas :
1. Pita penggaduh (rumble strip), dan
2. Traffic Cones
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan wajib menyediakan alat
dan petugas keselamatan dan Kesehatan kerja antara lain menyiapkan :
• Pembuatan Prosedur dan Instruksi Kerja
• Topi pelindung (Safety helmet)
• Pelindung pernafasan dan mulut
• Sarung tangan (Safety gloves)
• Sepatu keselamatan (Safety shoes)
• Rompi keselamatan (Safety vest)
• Papan K3
• Petugas K3
• Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka, Perban, Dll)
• Bendera
Penggunaan Rambu Lalu lintas & Rambu Keselamatan Kerja (K3)
disesuaikan dengan kebutuhan
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEO SINTETIK
3.2.(2a) Timbunan Pilihan Badan Jalan

3.2.(2a) Timbunan Pilihan Bahu Jalan

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri


dari bahan galian tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari
maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi
pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji
sesuai dan memiliki CBR yang dipersyaratkan untuk bahu jalan.

Cara Pelaksanaan :
a. Material timbunan diambil dari Quarry yang telah disetujui oleh pihak
direksi. Diangkut oleh dump truck dan dibawa ke lokasi penghamparan
dengan metode penghamparan yang merata dan simetris.
b. Tanah Timbunan Pilihan dihampar oleh Motor Grader/Bulldozer per
lapisan dan dipadatkan dengan menggunakan alat Vibrator Roller.
c. Ukuran serta ketinggian disesuaikan dengan gambar kerja dan disetujui
oleh pihak direksi.
d. Untuk memaksimalkan kepadatan timbunan pilihan dilakukan
penyiraman menggunakan water tank dan di padatkan kembali sampai
diperoleh kepadatan yang di syaratkan dan disetujui oleh pihak direksi.
Penghamparan Material Timbunan

Pemadatan Material Timbunan

Tiimbunan harus diukur dalam jumlah meter kubik bahan dalam kondisi
padat yang disyaratkan. Volume yang diukur harus berdasarkan gambar
penampang melintang profil tanah asli yang disetujui.
✓ Alat yang digunakan :
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Tandem
4. Water Tank Truck
5. Alat Bantu

✓ Volume Pekerjaan Timbunan Pilihan untuk Bahu Jalan = 1.725,36 M3


✓ Volume Pekerjaan Timbunan Pilihan untuk Badan Jalan = 500,00 M3
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan
Penyiapan Badan Jalan meliputi pekerjaan Penyiapan, Pembersihan, dan
pemadatan permukaan pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai
dengan yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk
direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.

Tahapan Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan :

a. Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu


pekerjaan seperti semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material
lainnya.
b. Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat
maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai
Gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
c. Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibrator
roller atau menggunakan Combination Vibrator Roller pada daerah
pelebaran yg tidak terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan
vibrator roller.

Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas,
maka setiap pekerjaan berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-
rambu yang dibutuhkan dari 2 arah jalan yang berlawanan
Perataan/Pembersihan badan jalan Pemadatan badan jalan

Metode Kerja Penyiapan Badan Jalan

✓ Alat yang digunakan :


1. Motorgrader
2. Vibrator Roller
3. Alat Bantu

✓ Volume Pekerjaan PenyiapanBadanJalan = 35.838,00 M2


DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN
BETON SEMEN

5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A


• Pekerjaan Penimbunan Agregat Klas A ini dilaksanakan setelah lapisan di
bawahnya telah benar-benar padat dan rata.
• Bahan Penimbunan Agregat Klas A merupakan campuran Abu batu dan
batu pecah sesuai dengan perbandingan dalam DMF dan JMF yang
disetujui Direksi Pekerjaan.
• Material Abu batu dan batu pecah yang memenuhi persyaratan dicampur
pada lokasi pencampuran dengan menggunakan Wheel Loader.
• Pelaksanaan penebaran material agregat Kelas A dimulai sepanjang garis
tengah lapisan pada satu bagian tertinggi dari lapisan dengan kemiringan
satu jurusan.
• Penghamparan Agregat Kelas A dilakukan dengan menggunakan Motor
grader, setelah rata kemudian dilakukan pemadatan dengan Vibratory
Roller kapasitas 8 ton. Lapisan Agregat kelas A mempunyai ketebalan
15 cm setelah dipadatkan.
• Penggilasan dilakukan minimal 6 lintasan dengan kepadatan sesuai yang
disyaratkan dalam spesifikasi serta penyiraman dilakukan dengan water
tank truck.
✓ Alat yang digunakan :
1. Wheel Loader
2. Dump Truck
3. Motor Greder
4. Tandem Roller
5. Water Tank Truck
6. Alat Bantu.

✓ Volume Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A = 5.428,08 M3


DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
6.1.(1) Lapis Resap Pengikat – Aspal Emulsi

Pencampuran (Mixing) Material


Aspal dan kerosen dicampur sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Teknis,
terutama pada takarannya. Sebelum dicampur, aspal dipanaskan untuk
memudahkan proses pencampuran. Atau dapat juga Aspal dicampur dengan
menggunakan emulsi dengan perbandingan sesuai dalam spesifikasi.

Penyemprotan Material
1. Cleaning Badan Jalan dari debu atau
bahan organik sebelum pelaksanaan
penyemprotan dengan menggunakan Air
Compressor.
2. Bahan asphalt emulsi sesuai yang
disyaratkan dimasukkan ke d al am
Asphalt Sprayer.
3. Dilakukan penyemprotan secara
merata pada permukaan lapis perkerasan.
4. Hasil penyemprotan dibiarkan beberapa
saat sampai benar-benar kering, meresap
dan mengikat.
Metode Pelaksanaan Lapis Resap Pengikat –Aspal Cair/Emulsi

✓ Alat yang digunakan :


1. Asphalt Distributor
2. Air Compressor

✓ Volume Pekerjaan Lapis Resap Pengikat = 27.731,20 Liter


6.3.(6.a) Laston Lapis antara AC-BC

Campuran beraspal panas dengan Aspal beton Lapis AC-BC adalah campuran
panas antara Agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang prosentase
bitumennya disesuaikan dengan peruntukannya yang dicampur diunit
pencampuran Asphalt (AMP), kemudian dengan angkutan Dump truck dihampar
dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu, dengan ketebalan
6 cm untuk AC-BC atau sesuai gambar rencana / petunjuk direksi.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua


usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujuian material
dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan
pemadatan campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang
tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi Teknik, mulai dari pengusulan
DMF hingga persetujuan JMF.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :

1. Proses pencampuran di AMP dimulai dari Wheel Loader memuat dari


Stock pile ke Cold Bin, kemudian melaui conveyor masuk ke Dryer dan
selanjutnya menuju ke hot bin. Dari hot bin kemudian ditimbang
kemudian di campur diunit pencampuran asphalt dengan komposisi yang
telah disetujui. Selanjutnya dump truck membawa campuran asphalt
panas kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan
Asphalt Finisher, kemudian pemadatan awal oleh Tandem Roller,
pemadatan utama oleh Tire Roller dan pemadatan akhir kembali dengan
Tandem Roller . lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan
yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang disyaratkan selama
proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang
optimum. Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan
tepid an sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas
mengatur lalu lintas yang lewat.

Material / bahan untuk Hot mix AC-BC, dicampur di AMP dengan


menggunakan rujukan DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian
disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin
AMP.
Urutan Pekerjaan untuk Campuran AC-BC :

1. Permukaan Exsisting yang akan diberi campuran AC-BC dibersihkan dgn


Compressor dan dilapisi dengan Prime coat (Untuk existing LPA Kls A),
Campuran dihampar/digelar dengan Asphalt Finisher dengan ketebalan 6
cm untuk AC-BC (atau sesuai gbr renc.& Instruksi direksi).
2. Dilakukan Penggilasan awal (Break down) dengan Tandem Roller
sebanyak 2 lintasan.
3. Penggilasan utama dengan Tyre Roller sesuai dengan jumlah lintasan sesuai
JMF untuk memperoleh kepadatan yang disyaratkan dalan spesifikasi
teknis,
4. Penggilasan Terakhir dgn Tandem Roller. Penggilasan terakhir dapat tidak
dilakukan jika hasil pemadatan oleh Tyre Roller tidak menimbulkan
bekas/jejak roda.
Sketsa Urutan Overlay Hot Mix
Metode Pelaksanaan Laston Lapis Antara (AC-BC)
✓ Peralatan yang digunakan adalah :
1. Asphalt Mixing Plant (AMP)
2. Generatorset (GENSET)
3. Dump Truck (DT)
4. Asphalt Finisher
5. Tandem Roller
6. Pneumatic Tire Roller
7. Water Tank dan alat bantu.

✓ Volume Laston Lapis antara (AC-BC) = 4.825,23 Ton.


DIVISI 7. STRUKTUR

7.1.(7a) Beton mutu rendah fc’ = 20Mpa


Pekerjaan mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang, beton
tanpa tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar Rencana atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

Urutan Kerja :
1. Material dicampur di tempat pencampuran (Batching plant) atau di Truck
Mixer dengan campuran sesuai dengan JMF yang ditentukan terlebih
dahulu.
2. Campuran beton dituang sedemikian rupa untuk kemudian diratakan
dengan peralatan Tukang batu (Perata)
3. Setelah pekerjaan selesai diratakan, maka beton mulai dirawat/dijaga
(masa curing) dari pengaruh temperatur & cuaca dengan melindungi
beton dengan lapisan pelindung selama 1 s/d 2 minggu.

✓ Alat yang digunakan :


1. Concrete Mixer
2. Water Tank Truck
3. Alat Bantu

✓ Volume Pekerjaan Beton Struktur = 3,43 M3


7.3.(1) Baja Tulangan Polos Bj TP 280
Merupakan tulangan untuk beton dan dilakukan dengan manual dengan
dimensi dan ukuran berdasarkan gambar rencana dilakukan di lokasi pekerjaan
dengan spesifikasi yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Urutan Kerja :

1. Sebelum pekerjaan dilakukan di buatkan request dan diserahkan ke


Direksi melalui Konsultan supervisi untuk persetujuan
2. Baja tulangan dipotong dengan alat bending set dan dirangkai sesuai
gambar rencana
3. Baja Tulangan dipasang sehingga beton yang menutupi bagian luar baja
tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau
yang lainnya.

✓ Alat yang digunakan :


1. Bar Cutter dan Bar Bender
2. Alat Bantu

✓ Volume Pekerjaan Baja Tulangan Polos BjTP 280 : 451,06 Kg


7.9.(1) Pasangan Batu

Sesuai dengan rencana yang ada dalam Gambar rencana, letak pasangan batu
dibuat sedemikian rupa untuk pengamanan lereng atau badan jalan terutama
jika ada timbunan/peninggian badan jalan.

Tenaga Kerja : Pekerja,Tukang Batu, Mandor


Pemakaian Bahan : Batu Belah, Semen, Pasir

Prosedur Pelaksanaan :

a. Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan


dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati
titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi
dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang
bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b. Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu
pada lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan
pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan
pengelompokkan batu yang berukuran sama.
c. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka
yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang
terpasang.
d. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau
memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus
disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat
ditangani oleh dua orang.
e. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru
dipasang tidakdiperkenankan.
Perbandingan campuran harus mengikuti DMF dan JMF yang sudah
disetujui. Harus diperhatikan, penggunaan pipa sulingan diameter 2” harus
dilakukan dengan jarak antar pipa adalah paling jauh 2 meter secara zigzag.
✓ Alat yang digunakan :
1. Concrete Mixer
2. Water Tank Truck
3. Alat Bantu
✓ Volume Pekerjaan Pasangan Batu = 50,18 M3.

You might also like