You are on page 1of 3

Identifikasi Resiko Peningkatan Jalan Dessa Kecamatan Palangga dan Kecamatan Baito

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Potensi Bahaya :
Kecelakaan dan gangguan kesehatan tenaga kerja akibat mobilisasi, penyimpanan peralatan dan
bahan atau material kurang memenuhi syarat (Tingkat Resiko Sedang)

3.1 Pekerjaan timbunan Pilihan (Bahu Jalan dan Badan Jalan)


1 Pemadatan
Pekerjaan Pemadatan pada Pekerjaan Timbunan mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga
kerja yaitu:
1) Kecelakaan akibat pengaturan lalu lintas kurang baik;
2) Kecelakaan akibat operasional alat berat ditempat lokasi pemadatan;
3) Kecelakaan akibat metode penimbunan pada jalan tanjakan. (Tingkat Resiko Sedang)
2 Penyiraman
Pekerjaan Penyiraman pada Pekerjaan Timbunan mempunyai potensi bahaya terhadap
tenagakerja yaitu:
Gangguan kesehatan akibat debu yang timbul saat penyiraman.

3.2 Pekerjaan penyiapan badan jalan

1. Pemadatan
Pekerjaan Pemadatan pada Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan mempunyai potensi bahaya
terhadap tenaga kerja yaitu:
1) Kecelakaan akibat operasional alat berat ditempat lokasi pemadatan.

2. Penyiraman
Pekerjaan Penyiraman pada Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan mempunyai potensi bahaya
terhadap tenaga kerja yaitu:
Gangguan kesehatan akibat debu yang timbul saat penyiraman.

5.1 Pekerjaan lapis pondasi kelas A


Pengukuran dan pematokan
Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan pada Pekerjaan Lapis Pondasi Kelas A mempunyai potensi
bahaya terhadap tenaga kerja yaitu:
1) Kecelakaan karena tertabrak oleh kendaraan yang melintas. (Tingkat Resiko Sedang)

1. Penghamparan
Pekerjaan Penghamparan pada Pekerjaan Lapis Pondasi Kelas A mempunyai potensi bahaya
terhadap tenagakerja yaitu:
1) Terjadi iritasi padakulit dan paru-paru akibat debu agregat yang kering;
2) Terjadi kecelakaan pada saat dump truck menurunkan agregat; (Tingkat Resiko Sedang)
3) Terluka oleh mesin penghampar (Grader) karena pengoperasian tidak benar;
4) Terjadi kecelakaan akibat tertabrak lalulintas kendaraan.

2. Pemadatan
Pekerjaan Pemadatan pada Pekerjaan Lapis Pondasi Kelas A mempunyai potensi bahaya terhadap
tenaga kerja yaitu:
1) Terjadi iritasi padakulit dan paru-paru oleh debu pada pemadatan yang kering;
2) Terjadi gangguan lalulintas kendaraan;
3) Terluka akibat pengoperasian mesin pemadat (vibratory roller) tidak benar.

3. Penyiraman
Pekerjaan Penyiraman pada Pekerjaan Lapis Pondasi Kelas A mempunyai potensi bahaya
terhadap tenaga kerja yaitu :
1) Terjadi kecelakaan dalam pengoperasian alat penyiram(Water Tanker);
2) Kecelakaan tertabrak lalulintas kendaraan.

6.1 Pekerjaan Laston lapis antara (AC-BC)


1. Pengukuran dan Pematokan
Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan pada Pekerjaan Aspal (AC- BC) mempunyai potensi
bahaya terhadap tenaga kerja yaitu:
1) Kecelakaan atau tertabrak oleh kendaraan yang melintas.
2. Penghamparan
Pekerjaan Penghamparan pada Pekerjaan Lapis Pengikat Aspal (AC-BC) mempunyai potensi
bahaya terhadap tenaga kerja yaitu:
1) Terluka oleh percikan aspal panas; (Tingkat Resiko Sedang)
2) Terluka oleh mesin penghampar aspal(Finisher);
4) Terluka oleh DumpTruck sewaktu menuangkan Aspal(AC-BC) kedalam Finisher;
5) Kecelakaan atau tertabrak oleh kendaraan yang melintas.

3. Pemadatan
Pekerjaan Pemadatan pada Pekerjaan Lapis Aspal (AC-BC) mempunyai potensi bahaya
terhadap tenaga kerja yaitu :
1) Terluka oleh mesin pemadat aspal (Tandem Roller dan Pneumatic Tire Roller),
2) Terjadi gangguan lalulintas.

7. Struktur
7.1 Pekerjaan beton
7.1.1 Pengukuran dan pematokan

Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan pada Pekerjaan Beton mempunyai potensi bahaya terhadap
tenaga kerja yaitu :
1) Terjadi kecelakaan atau terluka oleh alat atau perlengkapan ukur akibat metode pelaksanaan
pekerjaan tidak dilakukan dengan benar, (Tingkat Resiko Sedang)
2) Terjadi gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai
perlengkapan kerja yang sesuai dengan syarat,
3) Terjadi kecelakaan atau tertabrak kendaraan pada saat melakukan pengukuran di jalan raya.

7.1.2 Penyiapan

Pekerjaan Penyiapan pada Pekerjaan Beton mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1) Gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan kerja yang
sesuai dengan syarat,
2) Gangguan paru-paru akibat debu dari material di gudang/tempat penyimpanan,
3) Terjadi bahaya kebakaran dari gudang/material,
4) Terjadi bahaya akibat concrete mixer,
5) Terjadi kecelakaan akibat pemasangan rambu-rambu lalu lintas sementara untuk pengamanan kurang
memadai dan tidak memenuhi syarat.

7.1.3 Pemasangan bekisting

Pekerjaan Pemasangan Bekisting pada Pekerjaan Beton mempunyai potensi bahaya terhadap
tenaga kerja yaitu :
1) Bahaya kecelakaan pada pemasangan bekisting pada tanah galian meliputi : tertimpa
tanah galian, tertimbun tanah galian, tertimpa benda jatuh dan terpeleset jatuh,
2) Kecelakaan akibat runtuhnya sisi galian akibat pembebanan,
3) Terjadi kecelakaan atau luka oleh karena paku-paku yang menonjol keluar, tertimpa/tergencet
kayu/bekisting.

7.1.4 Penulangan

Pekerjaan Penulangan pada Pekerjaan Beton mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1) Terluka akibat pelaksanaan penulangan tidak dilakukan oleh tenaga yang
berpengalaman dan ahli dibidangnya, seperti : tertimpa besi tulangan, terkena kawat
tulangan, dan lain-lain, (Tingkat Resiko Sedang)
2) Tertimpa benda jatuh seperti bekisting, besi tulangan dan peralatan kerja lainnya,

7.1.5 Pengecoran

Pekerjaan Pengecoran pada Pekerjaan Beton mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1) Gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan
kerja yang sesuai dengan syarat, (Tingkat Resiko Sedang)
2) Kecelakaan akibat concrete mixer (kena rantai, roda pemutar dll), (Tingkat Resiko Sedang)
3) Tertimpa pengaduk beton ketika alat tersebut sedang diangkat,
4) Terjatuh dari tempat pengecoran,
5) Terluka akibat membersihkan tabung pengaduk beton,
6) Terluka akibat terkena percikan beton pada saat menuangkan beton dari pengaduk beton,
7) Terjadi gangguan pada mata dan pendengaran akibat getaran vibrator dan debu pada saat
mencampur semen, agregat dan air,
8) Terluka akibat arus pendek atau tersengat aliran listrik ketika menggunakan vibrator
listrik,
9) Kecelakaan akibat penyalur uetori ke alat vibrator,
10) Luka akibat penggunaan vibrator,
11) Gangguan kesehatan oleh debu akibat pencampuran beton,
12) Kecelakaan akibat robohnya cor beton,
13) Terjadi kecelakaan akibat proses penumpahan adukan beton, pengadukan beton, alat penggetar
dan water tanker,
14) Terjadi kecelakaan atas orang luar yang masuk kedalam areal pekerjaan,
15) Terjadi kecelakaan kerja ketika bekerja pada kedaan gelap atau malam hari akibat
penerangan tidak cukup,
16) Kecelakaan akibat lantai kerja sementara roboh.

7.2.(1) Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar


Pekerjaan Pemasangan pada Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar untuk Selokan dan
Saluran Air mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1) Luka terkena mortar dan batu jatuh,
2) Luka terkena pecahan batu,
3) Kecelakaan akibat penempatan stok material terutama batu yang tidak tepat (Tingkat Resiko
Sedang)

Andoolo, Maret 2022

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Bidang Bina Marga Dinas PU dan Tata Ruang
Kabupaten Konawe Selatan

SAPRIADI MUSTAMIR, ST
NIP. 19790407 200604 1 010

You might also like