Professional Documents
Culture Documents
RKPK Kabupaten Aceh Selatan
RKPK Kabupaten Aceh Selatan
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
RKPK Aceh Selatan Tahun 2018 merupakan penjabaran Tahun ke-5 (kelima) dari
pelaksanaan RPJM Kabupaten Aceh Selatan periode 2013-2018, yang memuat sasaran,
arah kebijakan dan strategi pembangunan. Penyusunan RKPK merupakan upaya dalam
menjaga kesinambungan pembangunan terencana dan sistematis yang dilaksanakan oleh
masing-masing maupun seluruh komponen masyarakat Kabupaten Aceh Selatan dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif dan
akuntabel dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
secara berkelanjutan.
Penyusunan RKPK Tahun 2018 dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
holistic-tematik, integrative dan spasial serta kebijakan anggaran belanja berdasarkan
money follow program dengan cara memastikan hanya program-program yang benar-
benar bermanfaat yang dialokasikan dan bukan sekedar karena tugas fungsi Satuan Kerja
Perangkat Kabupaten yang bersangkutan. Hal ini mengisyaratkan bahwa pencapaian
prioritas pembangunan daerah memerlukan adanya koordinasi dari seluruh pemangku
kepentingan, melalui pengintegrasian prioritas daerah/program prioritas/kegiatan prioritas
yang dilaksaksanakan berbasis kewilayahan.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), maka RKPK 2018 memuat prioritas
pembangunan, rancangan ekonomi makro, program-program SKPK, Lintas Kabupaten dan
Lintas Willayah serta kerangka kelembagaan, kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
yang bersifat indikatif.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
I-1
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK)
ACEH SELATAN TAHUN 2018
I-2
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK)
ACEH SELATAN TAHUN 2018
Kabupaten (RKPK) Aceh Selatan Tahun 2018 yang merupakan penjabaran Rencana
Pembangunan Jangka Menengah untuk dijadikan pedoman dan acuan bagi Satuan Kerja
Perangka Kabupaten (SKPK) dalam menyusun rencana kerja (renja), semua program dan
kegiatan yang direncanakan oleh SKPK harus sejalan dengan arah kebijakan dan prioritas
pembangunan yang digariskan pada RKPK.
Selain itu Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK) Aceh Selatan disusun
dengan memperhatikan prioritas pembangunan Nasional sebagaimana tertuang dalam
agenda nawacita dan prioritas pembangunan Aceh, sehingga RKPK Aceh Selatan Tahun
2018 memiliki hubungan atau kaitan erat dengan rencana kerja pemerintah pusat dan
rencana kerja pemerintah Propinsi Aceh Tahun 2018 dalam suatu sistem perencanaan
nasional untuk mencapai sasaran pembangunan Nasional.
Dalam kaitan terhadap dokumen penganggaran, RKPK sebagai dokumen
perencanaan dijadikan instrumen penjamin keterkaitan proses perencanaan dan
penganggaran, dimana penyusunan APBK yang merupakan dokumen anggaran harus
mempedomani Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK) Aceh Selatan Tahun 2018,
hubungan RKPK Aceh Selatan dengan dokumen perencanaan lainnya dan dokumen
penganggaran lebih rinci dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 1.1
Hubungan RKP Kabupaten Aceh Selatan dengan
Dokumen Perencanaan Lainnya
Pemerintah
Diacu
Pusat
Diperhatikan
Dijabarkan
RPJP Pedoman RPJM
Nasional Nasional RKP RAPBN APBN
Pedoman
Diacu
Pedoman Dijabarkan
RPJP Kab. Pedoman RAPBD Kab. APBD Kab.
Kab. Aceh Selatan
Pedoman
Pedoman Pedoma
Renstra Renja – n RKA – Rincian APBD
SKPD SKPD SKPD Kab.Aceh
Selatan
UU SPPN UU KN
I-3
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK)
ACEH SELATAN TAHUN 2018
I-4
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK)
ACEH SELATAN TAHUN 2018
RKPK Aceh Selatan Tahun 2018 disusun sesuai dengan amanat Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, dengan maksud agar Pemerintah Kabupaten Aceh
Selatan memiliki dokumen perencanaan untuk 1 (Satu) Tahun sebagai penjabaran lebih
lanjut RPJMK dengan memperhatikan berbagai dimensi pembangunan yang sedang
berkembang baik ditingkat pusat maupun propinsi guna memantapkan pencapaian
sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Selain itu penyusunan dokumen RKPK
Tahun 2018 dimaksudkan untuk menjembatani proses antara perencanaan dan
penganggaran sehingga proses penganggaran dapat dilaksanakan secara efektif, efisien
dan tepat sasaran.
Sedangkan tujuan penyusunan RKPK Aceh Selatan Tahun 2018 adalah:
I-5
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK)
ACEH SELATANTAHUN 2018
BAB II
EVALUASIPELAKSANAAN RKPK TAHUN LALU
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Kabupaten Aceh Selatan merupakan daerah pesisir yang terletak di wilayah pantai
barat–selatan denganposisi 020 23’ 24” – 030 44’ 24” LU dan960 57’ 36” – 970 56’ 24” BT.
Luas Kabupaten Aceh Selatan mencapai 4.173,82 Km2 atau417.382,50 Ha, dengan batas-
batas wilayah adalah:
- Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Gayo Lues;
- Sebelah Selatan berbatas dengan Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil;
- sebelah Barat berbatas dengan Samudra Hindia; dan
- Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Aceh Tenggara.
Tabel.II-1
Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Aceh Selatan
Gambar. II-1
Peta Administrasi Kabupaten Aceh Selatan
Letak Aceh Selatan yang berada pada jalur lintasan transportasipantai barat-
selatan, menjadikan daerah ini sebagai sentral penghubung kabupaten-kabupaten pantai
barat selatan dengan Ibukota Provinsi Aceh maupun wilayah Sumatera Utara. Sesuai
dengan potensi dan kedudukan wilayah Kabupaten Aceh Selatan tersebut,
tentunyamemiliki arti penting yang strategis, baik dari sisi ekonomi, politik, sosial dan
budaya serta stabilitas ketertiban dan keamanan.
2.1.2. Topografi.
Gambar : II-2
Peta Ketinggian dari Permukaan Laut WilayahKab. AcehSelatan
wilayahKec. Trumon dan Trumon Timur yang berada dalam kawasan suaka margasatwa
rawa Trumon. Adapun jenis tanah podsolik merah kuning menyebar dari utara sampai ke
selatan Kabupaten Aceh Selatan. Sebagian besar wilayah penyebaran podsolik merah
kuning merupakan morfologi lahan yang berbukit dan bergunung-gunung. Penyebaran
jenis tanah podsolik merah kuning terbesar diseluruh kecamatan kecuali Kec. Bakongan.
2.1.3. Geologi
Secara geologis wilayah Kabupaten Aceh Selatan memiliki struktur yang rumit,
mempunyai struktur lipatan, patahan (sesar) yang merupakan bagian sistem patahan
sumatera. Akibat dari struktur geologi seperti ini, maka Kabupaten Aceh Selatan kaya
dengan potensi bahan tambang mineral logam dan mineral bukan logam serta batuan.
Namun disisi lain Kabupaten Aceh Selatan memiliki potensi yang relatif besar untuk
terkena bencana alam geologi seperti banjir, tanah longsor dan gempa tektonik.
Gambar : II-3
Peta Geologi Kabupaten Aceh Selatan
untuk usaha pertambangan sarat dengan kerusakan lingkungan bila tidak dikelola
dengan cara praktek pertambangan yang baik (good minning practice), dimana sektor
pertambangan ini satu sisi memberi kontribusi nyata berupa peningkatan PAD Kabupaten
Aceh Selatan, di sisi lain menimbulkan kerusakan lingkungan, terutama penambangan
yang dilakukan tanpa izin (PETI).
Tabel.II-3
Potensi Bahan Tambang Kabupaten Aceh Selatan
Bahan Tambang
N0 Kecamatan Mineral Logam Mineral Non Batuan
Logam
1. Labuhanhaji Barat Emas Primer Sirtu Sungai
2. Labuhanhaji Emas Primer Sirtu Sungai
3. Labuhanhaji Timur Emas Primer Marmer, Sirtu
Emas Primer
4. Meukek Batu Gamping,Tanah Lempung
Biji Besi
Emas Primer, Galena, Bijih Batu Granit, Tanah Lempung,
5. Sawang
Besi Sirtu Sungai
Batu Granit, Tanah Lempung
6. Samadua Emas Primer
Sirtu Sungai
Batu Gamping, Tanah Urug
7. Tapaktuan Emas Primer
Pasir Kuarsa, Sirtu Sungai
8. Pasie Raja Emas Primer, Biji Besi Batu Gamping
9. Kluet Utara Emas Primer Sirtu Sungai, Tanah Lempung
10. Kluet Tengah Emas Primer, Biji Besi Batu Kapur, Kuarsit, Sirtu Granit
11. Kluet Timur - Batu Sabak,Sirtu Sungai
12. Kluet Selatan - Tanah Lempung, SirtuSungai
13. Bakongan Mangan Andesit, Basal, Sirtu Sungai
14. Bakongan Timur Biji Besi Batu Gamping, Sirtu Sungai
15. Trumon Biji Besi Mikrodiorit, Tanah Lempung
16. Trumon Timur Biji Besi Batu Gamping, Sirtu Sungai
Sumber : Dinas Pertambangan, Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Aceh Selatan 2015.
2.1.4. Hidrologi
Wilayah Sungai (WS) yang terdapat di Kabupaten Aceh Selatan merupakan
wilayah sungai lintas kabupaten yang terdiri dari wilayah sungai krueng baroe–kluet dan
wilayah aliran sungai alas–singkil. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya
air di kabupaten ini meliputi aspek konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber
daya air dan pengendalian daya rusak air secara terpadu (integrated) dengan
memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
krueng Aceh Selatan, meliputi:
a. Wilayah Sungai Krueng Baroe–Kluet, terdiri atas:
1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Bakongan seluas 25.320 Ha, meliputi:
1. Kecamatan Bakongan seluas 4.142 Ha;
2. Kecamatan Bakongan Timur seluas 961 Ha;
3. Kecamatan Kluet Timur seluas 846 Ha;
4. Kecamatan Kota Bahagia seluas 19.327 Ha; dan
5. Kecamatan Trumon Tengah seluas 44 Ha.
2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Kluet seluas 163.551 Ha, meliputi:
2.1.5.Klimatologi.
Curah hujan di Kabupaten Aceh Selatan tergolong tinggi rata–rata berkisar
antara 2000–3500 mm/tahun dan curah hujan tertinggi mencapai >3500mm/tahun atau
seluas 52,43% dari luas wilayah Kabupaten Aceh Selatan dan hampir jatuh disetiap
kecamatan kecuali Kecamatan Trumon. Akibat tingginya curah hujan berdampak positif
pada ketersediaan air yang berlimpah dan dapat dikelola sebagai sumber air irigasi
sehingga memenuhi kebutuhan distribusi untuk pertanian tanaman pangan. Sedangkan
curah hujan terendah 2000-2500 mm/tahun disebagian kecil Kecamatan Trumon Tengah,
Trumon, Labuhanhaji, Labuhanhaji Timur, Labuhanhaji Barat dan disebagian lagi
Kecamatan Bakongan Timur, Kluet Tengah dan Meukek, untuk lebih rinci sebaran curah
hujan dapat dilihat pada peta berikut:
Gambar.II–4
Peta Sebaran Curan HujanKab. Aceh Selatan.
Tabel. II-4
Penempatan Wilayah Pengembangan
WP (Wilayah
No Pusat Kegiatan Jenis Pengembangan
Pengembangan)
1. WP I. PKLp Labuhanhaji - Pusat pengembangan perikanan tangkap.
- Pusat pengembangan tanaman pangan (padi dan kacang
tanah)
- Pusat pengembangan industri pengolahan hasil pertanian
dan perikanan tangkap
- Pusat perdagangan.
3. WP III. PKLp Kota Fajar - Pusat pengembangan perikanan darat (mina politan).
- Pusat pengembangan tanaman pangan (padi dan jagung)
- Pusat pengembangan industri pengolahan hasil pertanian.
- Pusat pengembangan industri pertambangnan
- Pusat perdagangan.
4. WP IV. PKLp Bakongan - Pusat pengembangan perikanan tangkap dan hasil laut
lainnya
- Pusat pengembangan taman perkebunan (kelapa sawit dan
cacao).
- Pusat pengembangan hutan tanaman industri (jabon,
mahoni)
- Pusat pengembangan industri pengolahan hasil perikanan
tangkap serta perkebunan dan kehutanan.
Adapun penetapan ini berdasarkan potensi dan luas daerah penyanggga untuk
pengembangan wilayah tersebut, dimana daerah basis yang merupakan sentra produksi
suatu komoditas akan memiliki potensi untuk dimanfaatkan secara lebih maksimal berupa
pengembangan lebih lanjut demi peningkatan pendapatan masyarakat setempat.
Tentunya penetapan zona–zona pembangunan ini harus diikuti dengan penyediaan
fasilitas berupa sarana dan prasana pendukung guna percepatan dan efisiensi dalam
rangka peningkatan nilai tambah (added Value) suatu komoditas yang dikembangkan
oleh masyarakat setempat. Disamping itu perlu pembinaan dan pelatihan dalam rangka
peningkatan kualitas SDM para pelaku usaha, agar komoditas yang dihasilkan memiliki
daya saing berupa keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif (competitive and
comparative advantages).
Gambar.II-5
Peta Potensi pengembangan wilayahKab. Aceh Selatan
Tabel. II–5
Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Aceh Selatan
2. Abrasi dan Gelombang 1. Kecamatan Labuhanhaji meliputi Gampong Padang Baru, Tengah Baru, Pawoh,
Pasang Apha, Pasar Lama, Manggis Harapan, dan Padang Bakau;
2. Kecamatan Labuhanhaji Timur meliputi Gampong Sawang Indah, Keumumu
Hilir dan Paya Peulumat;
3. KecamatanLabuhanhaji Barat meliputi Gampong Pulo Ie, Blang Poroh dan Kuta
Iboh;
4. Kecamatan Meukek meliputi Gampong Arung Tunggai, Keude Meukek, Kuta
Baro, Tanjung Harapan, Labuhan Tarok I dan Labuhan Tarok II;
5. Kecamatan Sawang meliputi Gampong Sawang Ba’u, Ujung Padang, Sawang I,
Sawang II, Ujung Karang, dan Lhok Pawoh;
6. Kecamatan Samadua meliputi Gampong Batee Tunggai, Kuta Blang, Gunung
Cut, Alur Pinang, Jilatang, Baru, Tampang, Luardan Ujung Tanah;
7. Kecamatan Tapaktuan meliputi Gampong Gunung Kerambil, Air Berudang, Lhok
Keutapang, Hilir, Padang, Pasar, Lhok Bengkuang, Lhok Bengkuang Timur, Batu
Itam, Panjupian, Lhok Rukam, dan Air Pinang;
8. Kecamatan Bakongan meliputi Gampong Padang Brahan, Ujung Mangki, Darul
Ihsan dan Gampong Baro;
9. Kecamatan Bakongan Timur meliputi Gampong Ujong Pulo Cut, Ujong Pulo
RayeukSeubadeh, Sawah Tingkem dan Seuleukat;
10. Kecamatan Trumon meliputi Gampong Kuta Baro, Keude Trumon, Ie Muedama,
Teupin Tinggi, Kuta Padang dan Raket;
11. Kecamatan Kluet Selatan meliputi Gampong Pasie Meurapat, Keude Kandang,
Suaq Bakong, Ujung Padang dan Pasi Lembang;
12. Kecamatan Kluet Utara meliputi Gampong Pasie Kuala Asahan, Pasie Kuala Ba’u,
Suaq Geuringgeng dan Keude Padang;
13. Kecamatan Pasie Raja meliputi Gampong Ujong Batee, Mata Ie, Ladang Tuha,
Pante Raja, Seuneubok, Teupin Gajah, Kampung Baru dan Pasie Rasian;
3. Gempa Kawasan rawan gempa bumi tektonik tinggi menyebar di seluruh kecamatan dalam
wilayah Kabupaten Aceh Selatan.
4. Gerakan Tanah Tinggi Kawasan rawan gerakan tanah tinggi menyebar di seluruh kecamatan dalam wilayah
Kabupaten Aceh Selatan.
Gambar.II-6
Wilayah Rawan Bencana Banjir di Kab. Aceh Selatan
2.1.8 Demografi
Tabel. II-6
Perkembangan Penduduk Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2012 – 2016
1. 2012 208.002
2. 2013 210.071
3. 2014 220.971
4. 2015 224.897
5. 2016 228.603
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Aceh Selatan 2016,BPS Kab. Aceh Selatan,
2016
Tabel. II-7
Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Menurut Kelompok Umur
Tahun 2016
Penduduk Kab. Aceh Selatan pada Tahun 2016 lebih didominasi oleh penduduk
laki-laki. Penduduk laki–laki lebih banyak sebesar 1.595 jiwa atau 0,69 % dari
pendudukperempuan. Kelompok umur < 15 tahun dan >65 tahun dikatagorikan kedalam
kelompok umur non produktif berjumlah 69.060 atau 30,08 % sedangkan kelompok
umur >15 tahun s.d 64 tahun dikatagorikan kelompok umur produktif berjumlah 160.505
jiwa atau 69,92 %. Berdasarkan tabel di atas, perlu penanganan program–program di
bidang Pendidikan, Kesehatan, Pemberdayaan ekonomi, Pemberdayaan perempuan dan
Perlindungan Anak, Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Tabel. II-8
Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh SelatanMenurut Kecamatan
Tahun 2016
Dari table diatas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk yang terbanyak adalah
Kec. Kluet Utara danTapaktuan. Namun bila dilihat dari kepadatan penduduk per luas
wilayah Kec. Kluet Utara adalah yang terpadat. Sementara penduduk terjarang adalah
Kec. Trumon dan Kluet Tengah.Selanjutnya bila dilihat dari perkembangan penduduk
Kab. Aceh Selatan berdasarkan jenis kelamin, maka selama priode 2012–2016 proporsi
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.
Tabel. II-9
PerkembanganSex Ratio Penduduk Kab. Aceh SelatanTahun 2012–2016
Perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
maupun Harga Konstan (ADHK) selama periode 2012–2016 menunjukkan peningkatan
yang relatif cukup baik, dimana masing-masing PDRB ADHB adalah pada Tahun 2012
sebesar Rp.3.331.253.880,00,Tahun 2013sebesar Rp.3.647.140.680,00, Tahun
2014sebesar Rp. 3.942.066.410,00,Tahun 2015sebesar Rp. 4.255.930.360,00 dan Tahun
2016 sebesar Rp. 4.611.745.920,00*.
Tabel. II-11
Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015
NO INDIKATOR 2015
Meningkatnya jumlah PDRB ADHB dan ADHK pertahun, berimplikasi pula terhadap
kondisi perekonomian Kabupaten Aceh Selatan, yang ditunjukkan dengan laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) daerah dan Pendapatan per kapita. LPE Kabupaten Aceh
Selatan selama periode 2012–2016 mengalami pertumbuhan yang positif walaupun
pertumbuhan tersebut tidak terlalu signifikan. Perekonomian Kabupaten Aceh Selatan
padaTahun 2012 tumbuh sebesar 5,48 %, Tahun 2013 sebesar 5,32 % dan pada Tahun
2014 s.d 2016 terjadi penurunan dari 4,49 % menjadi 3,97* %. Bagi pemerintah
Kabupaten Aceh Selatan untuk menjaga konsistensi pertumbuhan perekonomian daerah
maka fokus pembangunan pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan
prioritas yang harus tetap dilakukan, karena merupakan leading sector perekonomian
daerah dan didukung oleh sektor lainnya.
Tahun 2017 sebesar Rp 2,5 juta. Angka ini naik Rp 381.500 dibanding tahun 2016 yang
jumlahnya Rp 2.118.500.
Grafik. II-1
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
LPE
6
5.48
5.32
5
4.49
4.25
4 3.97
3
LPE
0
2012 2013 2014 2015 2016
Grafik. II-2
Laju Inflasi Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012-2016
Laju Inflasi
7
6 6.18
5.33
5
4
3.59 3.57
3 Laju Inflasi
2.75
2
0
2012 2013 2014 2015 2016
a. Pendidikan
Tabel.II-12
Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2012–2016
Kabupaten Aceh Selatan
No Uraian Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1. Rata Lama Sekolah 7,56 7,59 7,60 7,79 8,02
Sumber : BPS Aceh Selatan 2016
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat
pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 Tahun
atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya yang sedang sekolah di tingkat pendidikan
tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu.
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Aceh Selatan selama
periode 2012–2016rata–rata menunjukkan adanya peningkatan, walaupun mengalami
penurunan pada Tahun 2015 dan 2016. Untuk APK SD/MI adalah sebesar 109,96%pada
Tahun 2012menurun menjadi 102,80%pada Tahun 2013, sebesar 102,80%pada Tahun
2013 dan meningkat menjadi 107,64% pada Tahun 2014dan menurun menjadi 105,22%
pada tahun 2015 serta menurun lagi menjadi 104,96% pada tahun 2016.
Untuk tingkat SLTP/MTs APK tersebut masing-masing sebesar 94,55% pada
Tahun 2012 menurun sebesar 75,44%pada Tahun 2013, Meningkat sebesar 92,52%
pada Tahun 2014 dan menjadi 92,62% pada Tahun 2015 serta92,87% pada tahun 2016.
Selanjutnya untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA capaian APKnya adalah
sebesar 74,22%pada Tahun 2012, sebesar 74,86%pada Tahun 2013, sebesar 76,70%
pada Tahun 2014 dan meningkat menjadi 77,52% pada Tahun 2015 serta 77,88% pada
tahun 2016.
Jika dibandingkan dengan target capaian dalam RPJMK, realisasi pada Tahun
2016 untuk tingkat SD/MI dan SMA/SMK/MA melampaui target RPJM, sedangkan untuk
tingkat SLTP/MTs masih dibawah angka target sebesar 1,87%. Hal ini menunjukan
bahwasannya pada tingkat SLTP/MTs perlu upaya untuk meningkatkan minat siswa
menamatkan pendidikannya.
Tabel.II-14
Anggka Partisipasi Kasar (APK) SD/Mi, SLTP/MTs/ SMA,SMK,MA
Grafik. II-3
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)Tahun 2012-2016
KabupatenAceh Selatan
120
109.96 107.64
102.8 105.22 104.96
100 94.55 92.52 92.62 92.87
20
0
2012 2013 2014 2015 2016
Tabel.II-15
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/Mi, SLTP/MTs/ SMA,SMK,MA
Tahun 2012-2016
Grafik. II-4
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)KabupatenAceh Selatan
Tahun 2012-2016
120
20
0
2012 2013 2014 2015 2016
Tabel.II-16
Angka Pendidikan Yang di tamatkan SD/Mi, SLTP/MTs/ SMA,SMK,MA,PT
Tahun 2012-2016
Tabel. II-17
Jumlah Komite Sekolah Yang terbina Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
b. Kesehatan.
b.1. Usia Harapan Hidup (UHH)
Tabel.II-19
Perkembangan Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012–2016
Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi
menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan
antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan
(standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan
standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang.
Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk.
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk
terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut
umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO. WHO (1999)
mengelompokkan wilayah yaitu kecamatan untuk kabupaten/kota dan kabupaten/kota
untuk provinsi berdasarkan prevalensi balita kekurangan gizi ke dalam 4 kelompok dari
seluruh jumlah balita, yaitu:
a. rendah = di bawah 10 %
b. sedang = 10-19 %
c. tinggi = 20-29 %
d. sangat tinggi = 30 %
Tabel. II-20
Prevalensi Balita Kekurangan Gizi Tahun 2012-2016
Kabupaten Aceh Selatan
Perkembangan Prevalensi balita gizi buruk yang ditangani selama priode Tahun
2012–2016 menujukkan angka yang fluktuatif yaitu dari 7 balita pada Tahun 2012,
meningkat menjadi 38 balita pada Tahun 2013, menurun menjadi 24 balita pada Tahun
2014, menjadi 15 balita pada Tahun 2015 dan meningkat kembalimenjadi 21 pada Tahun
2016. Namun semua kasus balita Gizi Buruk tersebut persentasenya termasuk dalam
katagori rendah sesuai indikator WHO dan sudah ditangani oleh Pemda Kabupaten Aceh
Selatan.
Penanganan ini juga seharusnya tidaklah terfokus pada pasca ditemukannya balita
gizi buruk, namun penanganan ini dilakukan jauh sebelum terjadinya gizi buruk
(preventive), dengan memperhatikan jumlah dan kualitas asupan gizi yang ideal bagi si
calon ibu sehingga kekurangan gizi bayi dapat kita minimalisir. Untuk itu pemerintah
daerah terutama dinas terkait dan tokoh-tokoh masyarakat perlunya melakukan
sosialisasi berupa pemberian pemahaman akan pentingnya memperhatikan asupan gizi
yang cukup bagi ibu-ibu untuk mendapatkan kelahiran bayi-bayi yang sehat.
Tabel.II-21
Rasio Penduduk yang Bekerja di Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1. Bukan Angkatan Kerja 56.238 57.829 56.005 65.022 -
2. Angkatan Kerja 90.675 92.015 98.112 92.151 -
3. Bekerja 84.138 84.696 88.799 82.931 -
4 Rasio Penduduk Yang Bekerja 0,93 0,92 0,91 0,90
Sumber: BPS Kab. Aceh Selatan
Grafik. II-5
Perkembangan Bidang Ketenagakerjaan Kab.Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
120,000
98,112
100,000 90,675 92,015 92,151
84,696 88,799 82,931
84,138
80,000
65,022
57,829 Bukan Angkatan Kerja
56,238 56,005
60,000
Angkatan Kerja
40,000 Bekerja
20,000
-
2012 2013 2014 2015 2016
Pemerintahan Kabupaten Aceh Selatan dapat berjalan dengan lancar. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. II-22
Angka Kriminalitas Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012-2016
Tabel. II-23
Perkembangan Klub Olah raga dan grup keseniandi Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
Rasio grup kesenian /10.000 penduduk 3,27 3,24 3,80 6,27 3,01
Rasio klub olah raga /10.000 penduduk 14,94 16,28 15,66 15,38 15,07
APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia
sekolah. Selama lima tahun terakhir perkembangan APSbaik untuk pendidikan dasar dan
menengah menunjukkan perkembanganyang relatif meningkat dan menurun pertahu.
Tabel. II-24
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Grafik. II-6
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)Tahun 2012–2016
Kabupaten Aceh Selatan
1,200.00
1,000.00 1,028.00
973.43 948.60 978.70 961.45 971.41
800.00 760.50 749.28 762.57
751.21 771.59
754.10 673.23 682.60 775.22 APS SD/MI
600.00
APS SMP/MTs
400.00 APS SMA/SMK/MA
200.00
-
2012 2013 2014 2015 2016
Tabel. II-25
Ketersediaan Sekolah Dan Penduduk Usia Sekolahdi Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Jenjang pendidikan SD/MI rasio gedung sekolah dengan penduduk usia sekolah
adalah sebesar 87,58 Tahun 2012, artinya rata-rata satu gedung sekolah dapat
menampung 1 : 114penduduk usia sekolah SD/MI atau 234 gedung
sekolahper26.718penduduk usia sekolah SD/MI. Pada Tahun 2016 rasio tersebut menjadi
97,37 artinya setiap satu gedung sekolah dapat menampung 1 : 103penduduk usia
sekolah SD/MI atau 252 gedung sekolahper25.882 penduduk usia sekolah SD/MI.
Untuk jenjang pendidikan SMP/MTs rasio gedung sekolah dengan penduduk usia
sekolah adalah sebesar 51,59padaTahun 2012, artinya rata-rata satu gedung sekolah
dapat menampung 1 : 194penduduk usia sekolah SMP/MTsatau72 gedung
sekolahper13.762penduduk usia sekolah SMP/MTs. Pada Tahun 2016 rasio tersebut
menjadi 67,90 artinya setiap satu gedung sekolah dapat menampung 1 : 147penduduk
usia sekolah SMP/MTsatau 86 gedung sekolah per12.665 penduduk usia sekolah
SMP/MTs.Sedangkan jenjang pendidikan SMA/SMK rasio gedung sekolah dengan
penduduk usia sekolah adalah sebesar 27,11 pada Tahun 2012, artinya rata-rata satu
gedung sekolah dapat menampung 1 : 369penduduk usia sekolah SMA/SMK atau 47
gedung sekolahper17.336penduduk usia sekolah SMA/SMK. Pada Tahun 2016 rasio
tersebut menjadi 64,17 artinya setiap satu gedung sekolah dapat menampung 1 :
156penduduk usia sekolah SMA/SMKatau 74 gedung sekolahper11.532 penduduk usia
sekolah SMA/SMK.
Tabel. II-26
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasardi Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Dari table diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata rasio tingkat SD/MI
dari Tahun 2012-2016 adalah sama (1 : 7), untuk tingkat SMP/MTs (1 : 9 dan 1 : 10)
sedangkan tingkat SMA/SMK (1 : 12 dan 1 : 9). Dengan demikian rata-rata rasio dari
tingkat SD/MI s.d Tingkat SMA/SMK masih dibawah standar Nasional artinya terjadi
kelebihan guru.
Persoalan yang mendesak saat ini adalah masih rendahnya mutu pendidikan
dimana hal ini disebabkan oleh rendahnya kompetensi guru. Rasio kecukupan guru
sudah memadai bahkan melebihi bila dibandingkan dengan standar Nasional, hanya saja
pemerataan guru terutama guru-guru untuk daerah terpencil/terisolir masih kekurangan
guru. Hal ini dikarenakan guru-guru lebih senang ditugaskan di daerah perkotaan yang
memiliki sarana publik yang memadai. Ini tentunya bertolak belakang dengan rona
kehidupan pedesaan yang minim fasilitas publik baik segi jumlah maupun kualitas.
Sehingga dalam mengakses kebutuhan kehidupan hariannya terasa sulit, lambat dan
lama, namun permasalahan ini sudah dilakukan beberapa langkah kebijakan berupa
adanya kompensasi bagi guru-guru yang bertugas di daerah terpencil/terisolir diberikan
insentif lebih berupa penambahan honor atau gaji dari gaji pokok.
Untuk itu kita harapkan bersama adanya sosialisasi dan koordinasi yang
menyeluruh sehingga program ini dapat diketahui dan dimanfaatkan para stakeholder
yang berkompeten di dunia pendidikan pada saat sekarang ini.
2.3.1.1 Kesehatan
2.3.1.2.1 Rasio Pos Pelayanan Terpadu (posyandu)Per Satuan Balita
Posyandu merupakan suatu wahana komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana, oleh dan untuk masyarakat dengan
dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas Kesehatan dan KB yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah:
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan
dan nifas).
2. Membudayakan NKKBS(Norma keluarga kecil bahagia sejahtera)
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak-anak sejak usia dini,
merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang meliputi
peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman,
pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan
kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak. Pengalaman
empirik dibeberapa tempat menunjukan, bahwa strategi pelayanan kesehatan dasar
masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak seperti itu, dapat dilakukan pada posyandu.
karena posyandu merupakan wadah peranserta masyarakat untuk menyampaikan dan
Tabel. II-28
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustudi Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Tabel. II-29
Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah PendudukKab. Aceh Selatan
Tahun2012–2016
Tabel.II-32
Kondisi Sarana dan Prasarana PersampahanKab. Aceh Selatan
Tahun 2016
masyarakat tentang penanganan dan bahaya sampah sehingga adanya kesadaran yang
tinggi bagi masyarakat dalam hal penanganan sampah. Pemerintah daerah juga harus
memberikan perhatian khusus, ketika masyarakat sudah memiiliki kesadaran akan
penanganan sampah yang baik tentunya diikuti dengan penyedian fasilitas sampah yang
memadai baik dari jumlah maupun kemudahan aksesibilitasnya.
Persentase rumah tanggaberakses air minum (air bersih) adalah proporsi jumlah
rumah tanggayang mendapatkan akses air minum terhadap jumlah rumah tangga
keseluruhan. Akses air bersih meliputi air minum yang berasal dari air mineral, air
leding/PAM, pompa air, sumur, atau mata air yang terlindung dalam jumlah yang cukup
sesuai standar kebutuhan minimal.
Menurut KementerianKesehatan syarat-syarat air minum adalah tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari
sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar
oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya, walaupun bakteri dapat
dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam,
tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk yang mendapat akses air minum
(air bersih) di Kabupaten Aceh Selatan, dapat dilihat bahwa persentasenya sudah
memadai yaitu 11,76persen namun masih banyak juga rumah tangga yang belum
terlayani yaitu berkisar 88,24 persen.
Tabel. II-33
Proporsi Jumlah Rumah Tanggayang Mendapatkan
Akses Air MinumKab. Aceh Selatan
Tahun2012–2016
Kabupaten Aceh Selatan sebagai salah satu kabupaten dibagian pesisir selatan
propinsi Aceh, saat ini dilintasi oleh jalan nasional sepanjang 171,67 Km, jalan provinsi
76,67 Km dan jalan Kabupaten sepanjang 667,16 serta jalan desa (lokal) sepanjang
141,70 Km.
Berdasarkan kondisinya perkembangan jaringan jalan di Kabupaten Aceh
Selatan selama priode 2012–2016 menunjukkan adanya peningkatan dengan total
panjang jalan 946,55 Km pada Tahun 2012 menjadi 955,81 Km pada Tahun 2016. Jalan
dalam kondisi baik meningkat dari 245,16Km pada Tahun 2012 menjadi 271,28Km pada
Tahun 2016 atau terjadi peningkatan sepanjang 26,12Km.
Dengan demikian terdapat kondisi jalan yang rusak baik itu rusak sedang maupun
berat denga total 701,39 Km pada Tahun 2012 meningkat menjadi 724,53 Km pada
Tahun 2016. Jika kita lihat antara kondisi jalan yang baik dengan kondisi jalan yang
rusak, rusak sedang dan berat pada Tahun 2016 lebih dominan banyak total panajang
jalan yang rusak, rusak sedang dan berat. Diharapkan kepada pemerintah dapat
memperhatikan kondisi jalan yang rusak, rusak sedang dan berat dan merenovasi jalan
tersebut guna kelancaran perekomian masyarakat Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel II-34
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Grafik. II-7
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan
Priode 2012–2016
339.91
350.00 311.45 321.00 318.37
304.14
300.00 261.08 271.28
245.16 252.74 255.86
250.00 210.45 216.96 221.38 223.86 215.42 Kondisi Baik
186.80 183.30 178.88 178.06
200.00 169.20 Kondisi Rusak Sedang
150.00 Kondisi Rusak Ringan
100.00 Kondisi Rusak Berat
50.00
-
2012 2013 2014 2015 2016
adalah jaringan irigasi tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran
pembuang, books tersier, books kuarter serta bangunan pelengkapnya. Selama priode
2012–2016perkembangan jaringan irigasi di Kabupaten Aceh Selatan menunjukkan
adanya peningkatan.
Tabel. II-35
Jaringan IrigasiKabupaten Aceh Selatan
Tahun2012–2016
Tabel. II-36
Rasio Tempat Ibadah Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Kinerja dari aspek pelayan umum pada urusan penataan ruang dapat dilihat dari
beberapa indikator antara lain ruang terbuka hijau yang ada di Kabupaten Aceh Selatan
serta banyaknya bangunan yang ber IMB. Ruang terbuka hijau adalah area
memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam. Ruang terbuka hijau kota merupakan kawasan perlindunganyangditetapkan
dengan kriteria:
a. Lahandengan luas paling sedikit 2.500 (dua ribu lima ratus) meter persegi;
b. Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan
dan jalur; dan
c. Didominasi komunitas tumbuhan.
Selanjutnya izin mendirikan bangunan (IMB) adalah perizinan yang diberikan oleh
Pemerintah kabupaten/kota kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru,
mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai
dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.Kinerja
pembangunan pelayanan urusan penataan ruang dapat dilihat dari luas ruang terbuka
hijau serta bangunan yang ber IMB.
Sampai dengan Tahun 2016 jumlah ruang terbuka hijau tercatat seluas 1,9072 ha.
Jumlah tersebut diharapkan akan terus meningkat ditahun-tahun mendatang seiring
dengan ditingkatkannya penataan kota dan penegakan perda mengenai IMB. Hal ini
penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat guna mematuhi regulasi tentang
pendirian bangunan. Namun demikian upaya meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap kepatuhan pada regulasi tataruang dan bangunan tersebut perlu diibarengi
dengan pelayanan perizinan yang lebih baik.
Tabel. II-37
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Penataan Ruang
Tahun 2012–2016
No Indikator Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Luas ruang terbuka hijau
1. 1,9072 1,9072 1,9072 1,9072 1,9072
(Ha)
2. Luas wilayah ber HPL/HGB HGB 1.402 - HGB 855 - HGB 42.234
2.3.1.5 Perhubungan.
Sektor perhubungan merupakan salah satu sektor yang sangat urgen dalam
mengembangkan ekonomi dan pembangunan daerah. Di Kabupaten Aceh Selatan, sektor
ini terdiri dari subsektor angkutan darat, laut, sungai, danau dan udara serta subsektor
komunikasi.Mengingat begitu pentingnya peranan sektor pengangkutan dan transportasi
ini dalam mengembangkan perekonomian daerah, juga telah direspon oleh Pemerintah
Daerah melalui berbagai program dan kegiatan prioritas pembangunan sarana dan
prasarana perhubungan tersebut.
Kedudukan wilayah Kabupaten Aceh Selatan dalam peta Provinsi Aceh memiliki
arti penting dan strategis dilihat dari akses transportasi/perhubungan bagi beberapa
kabupaten lainnya di Pesisir Barat Aceh untuk menuju pusat pasar utama pulau
Sumatera yaitu Medan. Disisi lain sebagai pintu masuk utama bagi Kabupaten Simeulu,
memberi peluang pula kepada pengusaha Aceh Selatan untuk menjadi pemasok berbagai
kebutuhan barang dan jasa ke Kabupaten Simeulu.Kondisi tersebut di atas tidak terlepas
dari tersedianya sarana dan prasarana transportasi darat, laut dan udara yang sudah ada
walaupun belum cukup memadai.
Pemerintah Daerah juga menyadari beberapa permasalahan disektor perhubungan
yang harus mendapat penanganan yang serius seperti masih kurangnya sarana
transportasi ke daerah pedalaman dan terpecil, serta penanganan beberapa ruas jalan
negara dan jalan propinsi yang melintasi Kabupaten Aceh Selatan.Sampai dengan Tahun
2016, kinerja pembangunan pada aspek pelayanan urusan perhubungan di Kabupaten
Aceh Selatan menunjukkan adanya peningkatan yang dilihat dari beberapa indikator
antara lain; jumlah arus penumpang angkutan umum, fasilitas pelabuhan, terminal dan
bandara.
Jumlah arus penumpang angkutan umum mengalami peningkatan dari 5.230
orang Tahun 2012 menjadi 43.686 orang pada Tahun 2016.
Peningkatan jumlah arus penumpang angkutan umum tersebut mengindikasikan
juga berkembangnya perekonomian daerah, dimana peningkatan kegiatan ekonomi akan
meningkatkan pula mobilitas penduduk baik antar kecamatan antar kabupaten maupun
antar provinsi.
Tabel II-38
Jumlah Arus Penumpang Angkutan UmumKab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
TAHUN
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Jumlah Penumpang per Tahun 5.230 6.100 33.836 36.365 43.686
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel. II - 39
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal BisKab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Tabel. II-40
Daftar Perusahaan Angkutan Umum yang Melayani Trayek Pengangkutan
Kab. Aceh Selatan Tahun 2012–2016
Surat
Nama/alamat Jumlah Jumlah
No Keputusan Trayek yang dilayani PP
perusahaan kendaraan Rit
Izin trayek
1. CV.Labuhan Raya No.551.21/255/ 1.Krueng baru-labuhanhaji-meukek.PP 3 8
Transport Tahun 2006 tgl 2.Meukek-sawang-Tapaktuan.PP 3 8
1 desember 3.Tapaktuan-samadua.PP 10 8
2008 4.Tapaktuan-Batu Itam.PP 5 8
5.Tapaktuan-labuhanhaji.PP 3 8
6.Tapaktuan-Terbangan-Kotafajar.PP 6 8
7.Tapaktuan-Bakongan.PP 2 8
8.Tapaktuan-Trumon-Tpl.Batas Asel.PP 3 8
9.Labuhanhaji-Tapaktuan-TPl.Batas Asel.PP 3 8
Surat
Nama/alamat Jumlah Jumlah
No Keputusan Trayek yang dilayani PP
perusahaan kendaraan Rit
Izin trayek
CV. Mustika
7. Tapaktuan – Medan 9 8
Mandiri
CV. Bintang
9. Tapaktuan – Banda Aceh 9 8
Lestari
Surat
Nama/alamat Jumlah Jumlah
No Keputusan Trayek yang dilayani PP
perusahaan kendaraan Rit
Izin trayek
CV. Mutiara
11. Tapaktuan – Medan 9 8
Selatan
Selanjutnya kinerja urusan perhubungan juga dilihat dari uji kir angkutan umum
yang dilakukan. Hal ini penting untuk mengetahui kondisi angkutan yang ada secara
keseluruhan, apakah angkutan tersebut masih laik jalan atau tidak.
Uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum baik yang
diimpor, maupun yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan dioperasikan di
jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Pengujian dimaksud meliputi:
a. Uji tipe yaitu pengujian fisik untuk pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan yang
dilakukan terhadap landasan kendaraan bermotor dan kendaraan bermotor dalam
keadaan lengkap dan penelitian rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor
yang dilakukan terhadap rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta
tempelan dan kendaraan bermotor yang dimodifikasi tipenya.
b. Uji berkala yaitu diwajibkan untuk mobil penumpang umum, mobil bus, mobil
barang, kereta gandengan dan kereta tempelan yang dioperasikan di jalan, meliputi
pemeriksaan dan pengujian fisik kendaraan bermotor dan pengesahan hasil uji.
Perkembangan uji kir angkutan umum yang dilaksanakan oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Aceh Selatan menunjukkan bahwa kendaraan penumpang dan
barang yang ada di Aceh Selatan telah dilakukan uji kir.
Tabel. II - 41
Jumlah Uji Kir Angkutan di Kab. Aceh Selatan
Tahun2012–2016
Angkutan Umum
No Tahun Mobil penumpang umum Mobil bus Mobil barang
Jmlh Jmlh KIR % Jmlh Jmlh KIR % Jmlh Jmlh KIR %
(1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7) (8=7/6) (9) (10) (11=10/9)
Tabel II-42
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perencanaan Pembangunan
di Kab. Aceh SelatanTahun 2012–2016
TAHUN
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg
1 telah ditetapkan dgn PERDA Ada/ tidak
Ada Ada Ada Ada Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD
2 yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Ada Ada Ada Ada Ada
Ada/ tidak
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD
3 yg telah ditetapkan dgn PERKADA Ada/ tidak
Ada Ada Ada Ada Ada
2.3.1.6 Perumahan.
Tabel II-43
Rasio rumah layak huni per Jumlah PendudukKab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Tabel. II-44
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik
di Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Penanaman modal dibedakan berupa penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan
penanaman modal asing (PMA). Penanaman modal dalam negeri (PMDN) adalah
penggunaan modal dalam negeri bagi usaha-usaha yang mendorong pembangunan
ekonomi pada umumnya. Penanaman modal asing (PMA) merupakan penanaman modal
asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan perundang -
undang di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung
resiko dari penanaman modal tersebut. Pertimbangan Investor adalah menghitung ICOR
(Incremental Capital of Output Ratio) atau perkiraan perbandingan modal yang
ditanamkan dengan perkiraan biaya produksi dan harga produksi yang akan dipasarkan.
Semakin banyak jumlah investor maka akan semakin menggambarkan ketersediaan
pelayanan penunjang yang dimiliki daerah berupa ketertarikan investor untuk
meningkatkan investasinya di daerah. Selanjutnya jumlah nilai investasi investor
PMDN/PMA dihitung dengan menjumlahkan realisasi nilai proyek investasi berupa PMDN
dan nilai proyek investasi PMA yang telah disetujui oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM).
Sejauh ini realisasi penanaman modal berskala nasional dikabupaten hanya
terfokus pada sektor pertambangan, itu pun baru sebatas kegiatan eksplorasi. Pada hal
potensi daerah masih cukup banyak dan menjanjikan untuk digarap lebih lanjut seperti
disektor pertanian, kelautan dan perikanan, industri pengolahan, sektor kehutanan dan
perkebunan serta sektor pariwisata,perhubungan dan lain-lain.Kinerja pembangunan
pada aspek pelayanan umum dalam bidang penanaman modal dapat dilihat dari jumlah
investor berskala nasional (PMDN/PMA) yang menanamkan modalnya serta jumlah nilai
investasi PMDN/PMA) di Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel.II-45
Jumlah Investor PMDN/PMA Kabupaten Aceh Selatan
Tahun2012-2016
Grafik. II-8
Perkembangan Koperasidi Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
2016 4,411
2,701
2015 2,625
2,701 Jumlah Usaha
Mikro dan kecil
2014 1,292 Jumlah UKM non
3,850
BPR/LKM
2013 1,007
3,655
2012 976
3,432
mengembalikan koperasi sebagai soko guru perekonomian masyarakat yang tidak hanya
aktif namun juga benar-benar sehat sehingga mampu menjaga pertumbuhan ekonomi
terutama dari pengembangan usaha mikro dan kecil.
Grafik. II-9
Perkembangan Usaha Kecil dan Menengahdi Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
5,000
4,500 4,411
4,000
3,500 3,432
3,000
2,701 UKM non
2,500
2,000 BPR/LKM
usaha mikro
1,500
dan kecil
1,000 976
500
-
2012 2016
2.3.1.10 Kependudukan
Tabel. II-47
Aspek Pelayanan Umum Dalam Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
Tahun 2012–2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1 Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk 0.60 0.63 0.66 0.78 0.85
Penduduk wajib KTP 165.618 162.508 166.793 168.511 164.175
2. Rasio bayi berakte kelahiran 0.76 0.80 0.86 0.66 0.63
Bayi berakte kelahiran 1.229 1.207 1.318 1.361 1.394
Jumlah bayi < 1 tahun 1.626 1.518 1.524 2.053 2.211
3. Rasio Pasangan berakte nikah 0.27 0.27 0.28 0.31 0.34
Pasangan berakte nikah 11.545 11.693 12.607 14.245 15.886
Jumlah pasangan nikah 43.182 43.359 44.339 45.738 46.863
4 Jumlah penduduk ber KTP 98.971 102.665 109.668 130.809 140.293
5. Rasio penduduk berakte
kelahiran/kepemilikan akte kelahiran per 226 309 347 367 401
1000 penduduk
6. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
sudah/belum
Sumber : Disdukcapil Aceh Selatan
Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki E-KTP dan Akte Kelahiran
menunjukkan juga semakin sadarnya masyarakat tentang pentingnya identitas diri.
Namun pengurusan pembuatan KTP dan akte kelahiran masih memerlukan waktu yang
relatif lama dan persyaratan yang memberatkan akan mengeluarkan tambahan biaya
bagi penduduk di luar Kota Tapaktuan. Oleh sebab itu, Disdukcapil perlu menerapkan
pelayanan prima tanpa memberatkan masyarakat.
2.3.1.11 Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.Tenaga kerja (man power) adalah
penduduk dalam usia kerja (dalam literatur 15-65tahun). Tenaga kerja adalah jumlah
seluruh penduduk dalam usia kerja dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang
dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau
berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.
Berdasarkan publikasi ILO (International Labour Organization), penduduk dapat
dikelompokkan menjadi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja dikatakan
juga sebagai penduduk usia kerja, yaitu penduduk usia 15 tahun atau lebih, seiring
dengan program wajib belajar 9 tahun.
Selanjutnya, tenaga kerja dibedakan menjadi: angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja (penduduk yang sebagian besar kegiatannya adalah bersekolah, mengurus rumah
tangga, atau kegiatan lainnya selain bekerja).
Angkatan kerja merupakan bagian penduduk yang sedang bekerja dan siap masuk
pasar kerja, atau dapat dikatakan sebagai pekerja dan merupakan potensi penduduk
yang akan masuk pasar kerja. Sedangkan, bukan angkatan kerja adalah bagian dari
tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari kerja.
Gambar. II-7
Klasifikasi Penduduk Berdasar Ketenagakerjaan
Kab. Aceh Selatan
Penduduk
Bukan tenaga
Tenaga kerja
kerja
Bukan angkatan
Angkatan kerja
kerja
Tidak
Bekerja bekerja/sedang
mencari kerja
Tabel. II-48
Perkembangan TPAK dan TPT Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1. Bukan Angkatan Kerja 56.238 57.829 56.005 79154 -
2. Angkatan Kerja 90.675 92.015 98.112 92.151 -
3. Bekerja 84.138 84.696 88.799 82.931 -
Sumber: BPS Kab. Aceh Selatan
Dari data tersebut diatas, data pada Tahun 2016 tidak dapat diinput karena
tahun tersebut belum memperoleh data dari BPS Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel. II-49
Persentase Perkembangan TPAK dan TPT Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
70
60 63.66
61.72 61.41
58.63
50
40
Tingkat partisipasi
angkatan kerja
30
Tingkat
20
pengangguran
9.49 10.01 terbuka
7.21 7.95
10
0
2012 2013 2014 2015
Dari jumlah penduduk yang bekerja tersebut, maka penduduk yang bekerja di
sektor pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan merupakan sektor ekonomi
yang paling dominan yaitu menyerap sebanyak 42.174orang pada Tahun 2012 dan
sebanyak 38.925 orang pada Tahun 2015. Diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan
sebanyak 19.737 orang pada Tahun 2012 dan sebanyak 15.985 orang pada Tahun
2015serta sektor perdagangan, rumah makan,dan jasa akomodasiyang menyerap
sebanyak 7.751 orang pada Tahun 2012 dan sebanyak 10.537 orang pada Tahun 2015.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Tabel. II-50
Jumlah Penduduk yang Bekerja diKab. Aceh Selatan
Tahun2012–2015
Tahun
No Sektor Ekonomi
2012 2013 2014 2015
Tabel. II-51
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Ketahanan Pangan
Tahun 2012-2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Ketersediaan pangan utama 191.280 182.910 193.133 196.564 187.480
(kg/1.000 pdduk)
2. Regulasi Ketahanan Pangan Ada Tidak ada Tidak Ada Tidak Ada Ada
Sumber: BKPPP Kabupaten Aceh Selatan
2016
NO Uraian 2012 2013 2014 2015
3 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon IV 123 124 207 229 200
Tabel. II-53
Rasio KDRT Kab. Aceh SelatanTahun 2012–2016
Selama priode Tahun 2012–2016 kasus KDRT menunjukkan adanya kondisi yang
fluktuatif (penurunan dan peningkatan) yaitu dari 19kasus pada Tahun 2012 menjadi 62
kasus pada Tahun 2016 dengan rasio masing-masing sebesar 0,0399 pada Tahun 2012
menjadi 0,9233 pada Tahun 2016. Kedepan terjadinya kasus KDRT ini perlu terus
diantisipasi dengan mengintensifkan penyuluhan yang melibatkan lembaga P2TP2A.
Tabel. II-54
Grafik. II-13
Perkembangan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kab.Aceh Selatan Tahun 2012–2016
40,000 37,217
35,508 34,888 36,449
35,000 33,240
35,791
30,000 30,514
28,647
25,000 Jumlah akseptor KB
26,856 26,330 26,867
20,000 Jumlah Peserta KB Aktif
15,000
Keluarga Prasejahtera dan
Sejahtera I
10,000
5,000
- - - - -
2012 2013 2014 2015 2016
Demikian pula dengan keberadaan media masa seperti surat kabar dan penyiaran
radio/TV yang merupakanwahanakomunikasi masa, juga memberi kontribusi dalam
menyelenggarakan Pemerintahan Daerah.
Tabel. II-57
Perkembangan Jumlah Surat Kabar, Penyiaran Radio dan Website
di Kab. Aceh Selatan Tahun 2016
No Tahun
2012 2016
1. Jumlah jenis surat kabar terbitan nasional 17 17
Disamping itu terdapat juga website milik Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, hal
ini untuk menunjang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sehingga masyarakat dapat
dengan mudah mengakses program dan kegiatan pembanguan yang dilaksakan oleh
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.Harapan kedepan perlu ditingkatkannya kualitas
komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat termasuk didalamnya adalah
upaya pencitraan positif Kabupaten Aceh Selatan.
2.3.1.17. Pertanahan.
Tabel. II-58
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pertanahan
Tahun 2012–2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Persentase luas lahan bersertifikat 2,16 2,73 2,87 5,60 3,00
perluas wilayah Kabupaten
Sumber : BPN Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel.II-59
Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 PendudukKab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
3. Rasio jumlah Linmas per 10.000 penduduk 70,43 103,11 100,52 106,09 10,93
Sumber Satpol PP dan Dukcapil
Kondisi LSM yang terdaftar pada saat Tahun 2012 berjumlah 49 LSM, terjadi
penurunan mulai Tahun 2013 sampai dengan 2016 berjumlah 46 LSM, LSM yang tidak
aktif pada Tahun 2012 berjumlah 36 LSM, pada Tahun 2013 terjadi penurunan 26 LSM,
Tahun 2014 adanya peningkatan berjumlah 38 LSM dan pada Tahun 2015 sampai 2016
terjadi penurunan dengan jumlah 20 LSM. Jumlah LSM aktif dari Tahun 2012 terjadi
peningkatan sampai Tahun 2016 dari 13 LSM menjadi 26 LSM.
Tabel.II-60
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Keamanandan
Ketertiban MasyarakatTahun 2012–2016
NO Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1. Jumlah LSM terdaftar 49 42 41 41 46
2. Jumlah LSM tidak aktif 36 26 38 20 20
3. Jumlah LSM aktif (1-2) 13 17 3 21 26
Sumber : KesbangPol Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel.II-61
Jumlah Pembinaan Lembaga Swadaya Masyarakat/
Organisasi Masyarakat Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Jumlah Pembinaan Terhadap LSM Ormas dan OKP - - - - 1
2. Jumlah Pembinaan Politik Daerah - - - - -
Sumber : Badan Satuan Bangsa dan Politik
Tabel.II-62
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Otonomi Daerah,Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Sistem Informasi Pelayanan Perijinan dan Ada Ada Ada Ada Ada
Administrasi Pemerintah (ada/tidak)
2. Penegakan PERDA Jumlah Penyelesaian
Penegakan PERDA/Jumlah Pelanggaran 100 100 100 100 100
PERDA per Bulan
3. Jumlah Polisi Pamong Praja 62
4. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 2,69 2,57 2,57 3,4 2,71
5. Cakupan Patroli Petugas Satpol PP 100 100 100 150 100
Pemantauan dan Penyelesaian Pelanggaran
K3 (ketertiban, keamanan, keindahan) dalam
24 jam
6. Jumlah Pos Siskamling
7. Rasio Pos Siskamling per jumlah gampong 1,27 1,32 1,35 1,35 Satpolpp
8. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran (%) 0,002 0,002 0,002 0,002 0,004
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
9. Tingkat Waktu Tanggap(respon time rate)
15 15 15 15
Daerah Layanan Wilayah Manajemen 15 Menit
menit menit Menit Menit
Kebakaran (WMK)
10. Jumlah Mobil Kebakaran 5 5 6 6 9
11. Sistem Informasi Manajemen Pemda Ada Ada Ada Ada Ada
(ada/tidak ada)
12. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat/ ada 80,75 83 76,75 80 80,82
atau tidaknya survey IKM
13. Angka Kemiskinan 16,30 15,94 28,4 29,61 30,68
14. Pertumbuhan Ekonomi 4,66 5,48 5,32 4,49 BPS
Sumber :Setda, BPBD, Satpol PP dan WH, BPMPTS, BPS Kabupaten Aceh Selatan
2.3.1.20. Sosial
Tabel.II-63
Aspek Pelayanan Umum Dalam Bidang Sosial
Tahun 2012–2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti
jompo dan panti rehabilitasi
-Jumlah Panti Asuhan 10 9 8 8 8
-Panti Jompo 1 1 1 1 1
2. PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%) 10,40 29,56 30,25 28,10 28,10
2.3.1.21. Kebudayaan
Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang
memiliki keragaman budaya dari berbagai etnis penduduk yang mendiaminya
sepertiAceh sebesar 60 persen, aneuk jamee dan kluet serta etnis lainnya sebesar 40
persen.Namun sampai saat ini potensi tersebut relatif belum dapat dikembangkan secara
maksimal sehingga belum mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap
perekonomian daerah.
Tantangan kedepan diperlukan kegiatan yang bisa mensinergikan antara potensi
keragaman budaya tersebut dengan keberadaan Kabupaten Aceh Selatan sebagai salah
satu tempat tujuan wisata. Momentum Kabupaten Aceh Selatan sebagai jalur
perdagangan dan daerah transit harus dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
berbagai kegiatan ekonomi kreatif berbasis seni dan keragaman budaya tersebut. Selain
itu perbaikan dan penyempurnaan di bidang sarana penyelenggaraan kesenian juga
diperlukan dalam mendukung bentuk promosi dimaksud. Sedangkan pelestarian benda
maupun bangunan cagar budaya dilakukan agar lebih bisa menonjolkan ciri dan
Landmark Kabupaten Aceh Selatan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Terkait pengembangan aspek pelayanan umum dibidang budaya tersebut, Kabupaten
Aceh Selatan juga tercatat pernah menjadi juara umum pada Pekan Kebudayaan Aceh
ke-IV Tahun 2004 yang lalu.
Selanjutnya Pengembangan seni dan budaya tersebut juga tidak terlepas dari
keberadaan sanggar-sanggar (grup) kesenian yang ada di Kabupaten Aceh Selatan. Jenis
kegiatan yang dikembangkan oleh sanggar-sanggar kesenian tersebut juga terbagi pada
jenis kegiatan tradisional (TR) dan Kreasi Baru (KB). Berikut gambaran nama-nama
sanggar seni yang ada dalam Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel.II-64
Nama-nama Sanggar Seni yang ada dalam
Kab. Aceh Selatan
Jenis kegiatan
No Kecamatan Nama sanggar Alamat
Tradisional Kreasi Baru
1. Labuhan Timur Nifo Jaya TR KB Kemumu Timur
Paramuktan Gunung Rotan TR KB -
Tabel.II-65
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kebudayaan
Tahun 2012–2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Penyelenggaraan festival seni 1 - 1 1 1
dan budaya (jumlah event)
2. Sarana penyelenggaraan seni 1 - 1 1 1
dan budaya
3. Jumlah Sanggar 47 47 47 47 47
4. Persentase jumlah Sanggar 38,30 38,30 38,30 38,30 38,30
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Selatan
Kinerja penyelenggaraan urusan pemuda dan olahraga dapat dilihat dari beberapa
indikator meliputi:
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Jumlah organisasi pemuda 273 42 60 58 58
2. Jumlah organisasi olahraga 311 32 50 50 61
3. Jumlah kegiatan kepemudaan 64 12 16 20 27
4. Jumlah kegiatan olahraga 1 14 20 30 40
5. Gelanggang/Balai remaja (selain Milik Swasta) - - - - 3
6. Lapangan olahraga (unit) 328 280 301 301 310
7. Rasio lapangan olahraga per 1.000 penduduk 1,58 1,33 1,36 1,34 1,36
Kinerja pelayanan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa dapat diukur dan
dilihat dari beberapa indikator antara lain:
Tabel.II-67
Kelompok Binaan PKK Kab. Aceh Selatan
Tahun2016
Tahun 2016
NO Kecamatan JumlahKelompok Rata-rata Jumlah
JumlahPKK
Binaan PKK
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
Tabel.II-68
Jumlah LSM Aktif Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
2.3.1.24. Statistik
Tabel.II-69
Aspek Pelayanan Umum Dalam Bidang Statistik
Tahun 2012–2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Buku ”kabupaten dalam angka” Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada
2. Buku ”PDRB kabupaten”Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada -
3. Buku Indikator Ekonomi Daerah - - - Ada -
Sumber : BPS kabupaten Aceh Selatan
2.3.1.25. Kearsipan
Tabel.II-70
Aspek Pelayanan Umum Dalam Bidang Kearsipan
Tahun 2012–2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Pengelolaan arsip secara baku (%) 97,87 97,87 98,50 98,50 98.50
2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan Tidak ada 25 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah dan Arsip Kabupaten Aceh Selatan
2.3.1.26 Perpustakaan
2.3.1.26.1 Jumlah perpustakaan
Tabel.II-71
Jumlah Perpustakaan Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Tabel. II-72
Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012–2016
%
NO Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Kenaikan
Jumlah pengunjung perpustakaan
1. 3.972 5.780 6.246 5.416 7.695 42,08
milik Pemerintah Daerah (pemda)
Jumlah pengunjung perpustakaan
2. 230 250 - - -
milik non pemda
Total pengunjung Perpustakaan
3. 4.202 6.030 6.246 5.416 7.695 42,08
(1+2)
Sumber : Perpustakaan dan Arsipda
Tabel. II-73
Perkembangan Produksi dan Produktivitas Pertanian
Tanaman Pangan UtamaKab. Aceh Selatan
Tahun 2012–2016
4. Kacang Tanah
- - Luas Tanam (Ha) 571 170 310 330 262
- - Luas Panen (Ha) 547 156 274 234 360
- - Produksi (Ton) 1.008,96 295,31 497,10 1,41 632,30
1,81 0,33
- - Produktivitas (Ton/Ha) 1,84 1,9 1,76
7. Kacang Kedelai
- - Luas Tanam (Ha) 106 64 67 1257 11
- - Luas Panen (Ha) 126 50 74 815 206
- - Produksi (Ton) 226,50 90,37 107,50 1047,95 247,20
Produktivitas (Ton/Ha 1,80 1,80 1,28 1,42
1,45
Pertanian merupakan sektor yang dominan dan memegang peran penting dalam
perekonomian Kabupaten Aceh Selatan. Namun, akhir-akhir ini kontribusinya terhadap
PDRB mengalami penurunan baik kontribusi sector pertanian, peternakan dan jasa
pertanian dari 26,20 % pada Tahun 2012 menjadi 25,76% pada Tahun 2015, maupun
kontribusi sub sektor kehutanan dan penebangan kayu dari 0,60 % pada Tahun 2012
menjadi 0,53% pada Tahun 2015, sedangkan sub sektor perikanan mengalami
peningkatan dari 6,48 % pada Tahun 2012 menjadi 6,51% pada Tahun 2015. Untuk
diketahui sementara data Tahun 2016 belum dikeluarkan oleh BPS Aceh Selatan. Hal ini
terlihat hampir setiap hari komoditi pangan tersebut terutama beras di inport dari luar
Kabupaten Aceh Selatan.Dengan demikian memberikan indikasi harga beras mahal dan
tidak diimbangi oleh tingkat pendapatan masyarakat yang masih rendah,oleh sebab itu
perlu adanya penanganan serius dari pemerintah daerah.
Tabel. II-74
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pertanian
Tahun 2012–2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Kontribusi sektor pertanian, Kehutanan dan 26,20 26,11 25,70 25,76
Perikanaan terhadap PDRB
2. Kontribusi sub sektor pertanian,peternakan dan jasa 19,11 19,07 18,69 18,71
pertanian terhadap PDRB
3. Kontribusi sub sektor kehutanan dan penebangan 0,60 0,58 0,56 0,53
kayu terhadap PDRB
4. Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB 6,48 6,46 6,46 6,51
5. Jumlah Kelompok petani 852 1.035 1.580
6. Cakupan bina kelompok petani 100 100 100
Hal ini dikarenakan juga hasil pertanian/palawija mudah didapat (produk asli)
Kabupaten Aceh Selatan seperti tomat, cabe, sayur-sayuran, dan terong, serta kacang-
kacangan yang kalah bersaing harga dari daerah provinsi Sumatra Utara (Medan),
sehingga perlu ditanamkan rasa memiliki/mencintai produk-produk dari hasil industri dan
pertanian Kabupaten Aceh Selatan agar perekonomian petani Kabupaten Aceh Selatan
lebih sejahtera.
Tabel. II-75
Luas Areal Komoditi Perkebunan Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)
NO Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1 Karet 1.094 1.219 1.239 1.239 1.157 262 271 292 258,00 262
2 Kopi 1.444 1.441 1.465 1.470 1.470 357 312 321 343,00 346
3 Kelapa 7.464 7.908 14.797 8.471 9.270 34.414 46.520 50.850 53.698,00 16.215
Sawit
4 Kakao 1.332 1.332 1.503 1566 2.005 153 169 209 343,00 428
5 Tebu 38 30 24 22 38 5 3 3 4,68 13
6 Kelapa 7.023 7.072 7.233 7.196 7.056 2.948 2.916 2.949 3.284,00 3.884
Dalam
7 Pala 14.891 14.974 15.810 15.821 15.821 5.192 5.567 6.510 6.614,00 5.747
8 Nilam 408 398 214 174 293 24 24 20 20,70 65
9 Pinang 1.534 1.532 1.629 15.821 2.060 365 375 425 487,00 407
10 Cengkeh 1.189 1.187 1.187 1.187 1.187 9 7 6 372 386
11 Kemiri 429 424 346 351 414 69 68 43 51 80
12 Cassiavera 157 148 129 129 121 13 12 11 12,15 19
13 Kapok/randu 159 23
14 Sagu 243 155
Sumber : Dinas Kehutanan dan perkebunan Kabupaten Aceh Selatan.
Pertambangan migas dan penggalian non migas terhadap PDRB dalam empat
tahun ini rata-rata pertahun terjadi penurunan dari 5,00 % menjadi 4,38%, industri
pengolahan migas dan non migas juga terjadi penurunan dari 3,67% menjadi 3,47%,
sedangkan pengadaan listrik dan gas dalam empat tahun ini PDRB tetap pada angka
0,08%.
Kebutuhan energi listrik di Aceh Selatan setiap tahun terus meningkat, sementara
pasokan cenderung tidak bertambah. Kondisi ini dalam jangka panjang akan
menimbulkan masalah kelangkaan energi. Untuk itu, perlu adanya perencanaan energi
yang komprehensif baik untuk energi listrik yang dihasilkan secara konvensional maupun
energi baru antara lain dengan melakukanSurvey Awal (FS) terhadap PLTMH dan PLTA
danmenyusun Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) Kabupaten Aceh
Selatan.
Selanjutnya untuk Sumberdaya Mineral, maka sektor pertambangan merupakan
salah satu sektor yang sangat potensial di Kabupaten Aceh Selatan, mengingat bahan
tambang dan mineral tersedia dalam jumlah relatif banyak dan tersebar mulai dari
Kecamatan Labuhanhaji Barat sampai Kecamatan Trumon Timur. Potensi bahan tambang
dan mineral tersebut antara lain mineral logam, dan batuan seperti emas primer (Au),
bijih besi (Fe), mangan (Mn), batu granit, sirtu, tanah urug, batu gamping, marmar,
andesit dan pasir kuarsa. Sementara untuk mineral non logam belum ditemukan
cadangannya di Kabupaten Aceh Selatan.
Sampai saat sekarang hanya baru diketahui potensi bahan galian tersebut secara
umum, untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan memerlukan penyelidikan
(eksplorasi) secara detil untuk mengetahui cadangan terukurnya. Khusus untuk bahan
tambang batuan (galian C) lebih banyak dimanfaatkan untuk material konstruksi
perumahan, jalan dan jembatan dan konstruksi lainnya.Melihat begitu potensialnya
sektor pertambangan di Kabupaten Aceh Selatan menyebabkan banyak diminati oleh
calon investor yang ingin menanamkan modalnya disektor tersebut.
Beberapa masalah terkait bidang pertambangan saat ini yang memerlukan
penanganan kedepan antara lain belum maksimalnya implementasi regulasi tentang
pertambangan sehingga terjadinya ketidak pastian hukum di bidang pertambangan, baik
menyangkut tarif sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun proses
penerbitan izinnya.
Tabel. II-77
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2012-2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Pertambangan Migas dan Penggalian 5,00 5,09 5,10 4,38 -
non migas terhadap PDRB
2. Industri pengolahan Migas dan non 3,67 3,51 3,56 3,47 -
migas terhadap PDRB
3. Pengadaan listrik dan Gas terhadap 0,08
0,08 0,08 0,08 -
PDRB
Sumber : Produk Dosmetik Regional Bruto, BPS Kabupaten Aceh Selatan
Kabupaten Aceh Selatan memiliki wilayah laut yang cukup luas dengan potensi
sumber daya ikan yang beragam seperti ikan tuna, cakalang, tenggiri, udang dan ikan
karang. Ikan tuna dan cakalang sangat potensial untuk dikembangkan demikian juga
ikan karang terutama untuk memenuhi kebutuhan ekspor sehingga dapat meningkatkan
pendapatan daerah dan menambah devisa bagi negara.Potensi perikanan tangkap
mencapai 60.000 ton pertahun. Namun usaha perikanan tangkap tersebut pada
umumnya masih menggunakan alat, teknik dan armada yang relatif sederhana, sehingga
hasil yang diperoleh juga belum optimal. Kondisi ini membuka peluang bagi investor
untuk menanamkan modalnya melalui modernisasi peralatan, teknologi dan armada
penangkapan ikan.Perkembangan produksi perikanan Kabupaten Aceh Selatan selama
Tahun 2012 sampai Tahun 2016 menunjukkan perkembangan yang meningkat. Produksi
perikanan tersebut berasal dari hasil perikanan tangkap (perikanan laut dan perairan
umum), serta dari kegiatan budidaya. Total produksi perikanan Kabupaten Aceh Selatan
untuk Tahun 2016 mencapai 29.901,85Ton.
Tabel. II-78
Perikanan Laut di Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Produksi Perikanan Laut (ton)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Trumon 282 336,00 408,9 222,48 278.1
2 Trumon Tengah - - - - -
3 Trumon Timur - - - - -
4 Bakongan 1.077,60 2.018,00 2.266,71 3.504,16 4.380,2
5 Kota Bahagia - - - - -
6 Bakongan Timur 753,85 579,99 669,36 690,96 863.7
7 Kluet Selatan 121,92 109,29 138,90 172,40 215,5
8 Kluet Timur - - - - -
9 Kluet Utara 207,26 243,84 272,40 189,84 237.3
10 Kluet Tengah - - - - -
11 Pasie Raja 171,25 184,32 221,88 525,60 657
12 Tapaktuan 1.998,76 1.567,20 3.113,94 896,64 1.120.8
13 Samadua 224,40 191,20 216,23 261,56 326.95
14 Sawang 4.799,29 3.403,40 5.950,80 8.835,36 11.044.2
15 Meukek 1.298,60 1.632,24 3.658,17 5.143,68 6.429.6
16 Labuhanhaji 1.145,40 1.954,32 2.852,94 2.769,60 3.462
17 Labuhanhaji Timur 132,00 120,48 131,38 75,60 94,5
18 Labuhanhaji Barat 196,80 196,56 473,19 633,60 792
TOTA L 12.154,14 12.536,84 20.374,77 23.921,48 29.901,85
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Selatan
Untuk perikanan budidaya, terdiri dari budidaya ikan air tawar di kolam dan
budidaya ikan air payau (tambak). Luas areal budidaya perikanan di Kabupaten Aceh
Selatan sampai dengan Tahun 2016 mencapai areal seluas 285,75 hektar dengan
produksi sebesar 243,4 ton.
Tabel. II-79
Perkembangan Perikanan Budidaya Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Produksi Perikanan Budidaya (ton)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Trumon 8,32 1,13 1,20 1,70 8,77
2 Trumon Tengah 7,46 1,98 2,00 4,10 0,28
3 Trumon Timur 4,48 1,90 - 2,80 033
4 Bakongan 9,54 0,98 0,90 4,80 066
5 Kota Bahagia 1,70 0,70 0,70 0,60 21,88
6 Bakongan Timur 4,76 1,98 2,00 1,89 1,18
7 Kluet Selatan 18,93 2,49 10,50 10,26 35,00
8 Kluet Timur 22,74 7,02 4,60 15,32 7,92
9 Kluet Utara 17,27 6,24 14,30 19,72 12,37
Tabel. II-80
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Aceh selatan Tahun 2012-2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Produksi perikanan 12.488,09 12.690,23 20.458,33 23.921,48 30.238,53
2. Persentase pencapaian 102,03 102,33 163,33 189,10 236,68
produksi perikanan
3. Konsumsi ikan 34/Kg/Jiwa/th 36/Kg/Jiwa/th 42/Kg/Jiwa/th 42/Kg/Jiwa/th 53,11/kg/jiwa/th
4. Persentase Pencapaian 100 100 100 100 100
konsumsi ikan
5. Jumlah Kelompok Nelayan 155 97 79 102 107
6. Cakupan bina kelompok - 104 79 33 35
nelayan
7. Kontribusi Sub Sektor 215.804,5 235.715,4 254.572,7 277.147,0 -
terhadap PDRB
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikananan Kab. Aceh Selatan/BPS Aceh selatan Tahun 2016
2.3.2.5 Pariwisata.
Pariwisata merupakan sektor strategis dalam pembangunan di Kabupaten Aceh
Selatan dengan didukung letak geografisnya yang terdiri dari pantai dan pengunungan.
Disepanjang pantai terdapat beberapa lokasi wisata menakjubkan yang terdiri dari teluk
yang indah dengan pasir putih dan bersih. Selain itu, lautnya yang memiliki berbagai
macam jenis ikan hias dan terumbu karang dapat dijadikan objek wisata baharí.
Hutannya yang relatif masih perawan dengan TNGL dan kebun pala masyarakat juga
dapat dijadikan sebagai objek eco turism.
Aceh Selatan juga memiliki sejumlah situs sejarah, kesenian, budaya dan adat
istiadat tradisional yang layak dijual. Wisatawan juga akan disuguhi beragam makanan
bercitarasa khas daerah.
Tabel. II-81
Tempat Wisata dalam Kab. Aceh Selatan
Kecamatan Jarak Dari Ibukota Jarak Dari Ibukota
NO
Nama-nama Tempat Wisata Kecamatan Kabupaten
1 Labuhanhaji Barat
1. Sungai Kreung Baru 2,5 Km 53,5 Km
2. Kuburan Syahid 3 Km 54 Km
3. Gua Batu Sicanang 3 Km 57 Km
2 Labuhanhaji
1. Makam Abuya Syech H. Muda Waly Al-Khalidy 5 Km 47 Km
2. Suluk Pesantren Darussalam 5 Km 47 Km
3. Goa Kelongsong 2 Km 47 Km
4. Sungai Pagar Gantung 4 Km 47 Km
5. Pantai Ujung 3 Km 47 Km
6. Kitab Al-Quran Kampung Dalam 1 Km 47 Km
7. Pelabuhan Penyeberangan antar Pulau 0,5 Km 47 Km
8. Kolam Air Sejuk 0,5 Km 47 Km
9. Pantai Gosong/Gosong Gila 1 Km 48 Km
10. Goa Panjang 1,5 Km 48,5 Km
3 Labuhanhaji Timur
1. Pantai Batu Meletus 2 Km 45 Km
2. Sungai Batu Berhujan 5 Km 48 Km
3. Pantai Sawang Biduk Buruk/Sawang Indah 2 Km 45 Km
4. Pantai Batu Bermenung 1,5 Km 44,5 Km
5. Makam Tgk. Keuramat Peulumat 2,5 Km 45,5 Km
4 Meukek
1. Pantai Lhok Aman 7 Km 35 Km
2. Pantai Lhok Bengkuang 2 Km 35 Km
3. Air Terjun Ceuraceu 4 Km 35 Km
5 Sawang
1. Pantai Pasi Tuan Hilang 1 Km 22 Km
2. Air Terjun Tuwi Lhok 5 Km 22 Km
3. Pulau Ujung Serudung 6 Km 22 Km
4. Sungai Trieng Meuduro 6 Km 22 Km
5. Air Terjun Air Dingin 7 Km 22 Km
6 Samadua
1. Batu Berlayar 3 Km 10 Km
2. Sungai Sekabu 5 Km 10 Km
3. Sungai Lubuk Layu 5 Km 10 Km
4. Pantai Pasir Putih 6 Km 10 Km
5. Batu Sumbang 7 Km 10 Km
7 Tapaktuan
1. Gunung Lampu 0,5 Km 0,5 Km
2. Makam, Tapak, Tongkat, Topi Tuan Tapa 1 Km 1 Km
3. Pantai Lhok Rukam 11 Km 11 Km
4. Air Terjun Tingkat Tujuh 7 Km 7 Km
5. Pantai Batu Merah 2 Km 2 Km
6. Pantai Rindu Alam 2 Km 2 Km
7. Gua Kalam 3 Km 3 Km
8. Panorama Hatta 10 Km 10 Km
9. Pasir Setumpuk Lhok Rukam 7 Km 7 Km
10. Kolam Renang Aroya 1 Km 1 Km
11. Mesjid Tuo 0,5 Km 0,5 Km
12. Bunker Jepang Kelurahan Hilir 0,5 Km 0,5 Km
13. Bevak Belanda Panton Luas 5 Km 5 Km
14. Lubuk Simerah 1 Km 1 Km
15. Pemandian Alam Pajupian 10 Km 10 Km
8 Pasie Raja
Batee Goa Panton Bili 3 Km 15 Km
Pasie Ladang Tuha 1 Km 15 Km
Pucok Krueng 3 Km 15 Km
Pantai Pasir Rasian Lancang 6 Km 15 Km
9 Kluet Utara
1. Makam Abuya Syech H. Jailani Musa 0,5 Km 28,5 Km
2. Pesantren Darul Rahmah 0,5 Km 28,5 Km
3. Pesantren Simpang Tiga 2 Km 29 Km
4. Pantai Darussa’dah 0,5 Km 28,5 Km
5. Kubah/Makam 5 Km 33 Km
6. Mesjid Tua/Kuta Pulo Kambeng 3 Km 31 Km
7. Pantai Kuala Ba’u 5 Km 33 Km
Tabel. II-82
PerkembangnanJumlah Hotel dan Penginapan di Kab. Aceh Selatan
Tahun2012-2016
Sampai saat ini pada Tahun 2016 terdapat hotel katagori melati sebanyak 15unit
dengan jumlah kamar tersedia mencapai 224 kamar menurun dari Tahun 2015hotel
katagori melati sebanyak 19unit dengan jumlah kamar tersedia mencapai 259 kamar.
Restoran dan rumah makan juga menunjukan perkembangan yang cukup baik di
Kabupaten Aceh Selatan. Jumlah rumah makan menurun menjadi 23 unit dari
Tahun2016 dari 29 unit pada Tahun 2012. Namum demikian warkop/cafe menunjukkan
adanya penurunandari 59 unit pada Tahun 2012 menjadi 17 unit pada Tahun 2016.
Tabel. II-83
Jumlah Rumah Makan di Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1 Restoran 2 2 1 3 3
2 Rumah Makan 70 81 46 29 23
3 Cafe/warkop 59 31 68 17 17
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel.II-84
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pariwisata
Tahun 2012-2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Jumlah Kunjungan Wisata 324.800 1.689 1.942 3000 85.519
Sumber : Dinas Pariwista Kabupaten Aceh Selatan.
2.3.2.6 Perdagangan
Secara umum selama kurun waktu limatahun terakhir jumlah usaha perdagangan
yang ada di Kabupaten Aceh Selatan juga mengalami perubahan yang fluktuatif seiring
dengan kondisi perekonomian daerah dan nasional yang juga berkembang secara
fluktuatif. Jenis usaha perdagangan yang berkembang di Kabupaten Aceh Selatan adalah
jenis usaha menengah dan kecil. Pemerintah Daerah juga berupaya untuk
mengembangkan sektor perdagangan tersebut yang disinergiskan dengan
pengembangan sektor pertanian. Dengan berkembangnya sektor perdagangan tersebut
diharapkan terjadinya ekspansi (perluasan) kegiatan ekonomi, dan ini harus didukung
pula dengan regulasi dibidang perizinan yang dilaksanakan dengan sistem One Stop
Service (Pelayanan satu pintu) oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT)
Kabupaten Aceh Selatan. Sektor Perdagangan juga memberikan kontribusi yang relatif
besar terhadap PDRB Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel. II-85
Perkembangan Sektor Perdagangan Berdasarkan
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang diberikan
Tahun 2012-2016
Tabel. II-86
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perdagangana
Tahun 2012-2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Kontribusi sektor Perdagangan thd PDRB 13,36% 13,90% 14,16% 14,49%
2. Jumlah kelompok pedagang/usaha 1.391 9.444 9.450 9.450
informal dan formal
3. Cakupan bina kelompok pedagang/usaha 100 100 100 100
informal
Sumber : Produk Dosmetik Regional Bruto, BPS Kabupaten Aceh Selatan
2.3.2.7 Perindustrian.
Tabel. II-87
Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja pada Sektor Industri
Kab. Aceh SelatanTahun 2013-2016
Perkembangan
No Jenis Industri
2013 2014 2015 2016
A Industri Formal
1 Jumlah Unit Usaha 301 Unit 160 Unit 327 Unit 434 Unit
2 Tenaga Kerja 2.501 Orang 649 Orang 1.265 Orang 1.608 Orang
3 Nilai Investasi Rp.28.356.010.000,- Rp 9.767.500.000,- Rp.20.301.000,- Rp. 23,082,752,000
4 Nilai Produksi Rp.109.969.140.719,- Rp 37.298.140.719,- Rp.98.299.525,- Rp.121,956,890,000
5 Nilai BB/BP Rp.82.504.257.954,- Rp 82.504.525.000,- Rp.47.697.765,-
B Industri NonFormal
1 Jumlah Unit Usaha 601 Unit 1.273 Unit 1.111 Unit 1,356 Unit
2 Tenaga Kerja 1.404 Orang 3.656 Orang 2.730 Orang 3,204 Orang
3 Nilai Investasi Rp.11.586.482.000,- Rp.40.576.397.000,- Rp.30.090.810,- Rp.100,598,312,000
4 Nilai Produksi Rp.70.881.229.000,- Rp.222.282.499.000,- Rp.120.845.024,- Rp.134,035,924,000
5 Nilai BB/BP Rp.34.879.578.000,- Rp- Rp.76.261.853,-
Sumber : Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel. II-88
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perindustrian
Tahun 2012-2016
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 3,79 4,71 3,79 3,51
2. Pertumbuhan sektor Industri dalam PDRB 6,05 3,82 6,05 4,15
3. jumlah kelompok pengrajin 984 979 984 984
4. Cakupan bina kelompok pengrajin 100 100 25 27
2.3.2.8 Transmigrasi.
Tabel . II-89
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Transmigrasi
Tahun 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13
1 UPT-ISEUNEBOK 88/89 300 1.720 2000 161 1.070 2013 125 150 2006
PUSAKA
2 UPT-II PADANG 90/91 300 1.294 2000 266 1.137 2013 32 460 2005
HARAPN
3 UPT-III CUT 91/92 250 981 2000 45 82 2013 127 682 2005
BAYU
4 UPT-IV LHOK 91/92 200 755 2000 180 688 2013 109 485 2006
RAYA
5 UPT- V 92/93 300 1.238 2000 251 1.025 2013 100 400 2007
SEUNEBOK JAYA
6 TSDP KEUDE 91/92 150 565 2000 150 565 2013 100 400 2009,2010,2011
TRUMON
7 TSDP SIGLENG 91/92 150 568 2000 150 568 2015 100 400
8 TSDP TITI 91/92 150 543 2000 150 543
POBIN
9 TSDP ALUE 93/94 100 393 2000 100 393
BUJOK
10 TSDP UJONG 95/96 180 608 2000 172 573
TANOH
11 TSDP PANTON 96/97 120 375 2000 110 332
BILI
JUMLAH - 2.200 9.040 1.735 6.976 693 3.327
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Daya saing adalah suatu kemampuan daerah dalam menghasilkan barang dan
jasa. Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi
daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing
(competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan
ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai
tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.Daya saing merupakan kemampuan
sebuah daerah untuk menghasilkan barang dan jasa untuk mencapai peningkatan
kualitas hidup masyarakat. Daya saing daerah di Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat
dari aspek kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim
berinvestasi dan sumber daya manusia.
Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah
bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku
ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan
multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah.Kemampuan ekonomi daerah dalam
memicu daya saing daerah dapat dilihat pada beberapa tolok ukur, sebagai berikut:
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita merupakan salah satu indikator
yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan
tingkat pengeluaran rumah tangga penduduk Kabupaten. Semakin besar rasio atau
angka konsumsi RT semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dapat diketahui dengan menghitung
angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per
kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan
makanan per jumlah penduduk. Makanan mencakup seluruh jenis makanan, termasuk
makanan jadi, minuman, tembakau dan sirih. Bukan makanan mencakup perumahan,
sandang, biaya kesehatan, sekolah dan sebagainya.
Secara umum kemampuan daya beli (pengeluaran perkapita rill) masyarakat
Kabupaten Aceh Selatan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2008
pengeluaran perkapita rill masyarakat adalah Rp.600.213,- kemudian meningkat menjadi
Rp.604.590,- pada Tahun 2009, meningkat lagi menjadi Rp.606.470,- pada Tahun 2010
dan sebesar Rp.610.560 pada Tahun 2011. Walaupun mengalami peningkatan namun
pengeluaran perkapita rill masyarakat Kabupaten Aceh Selatan relatif masih dibawah
pengeluaran perkapita rill masyarakat Provinsi Aceh secara keseluruhan. Pada Tahun
2014 daya beli masyarakat di Kabupaten Aceh Selatan adalah sebesar Rp.700.343,-.
dalam mendorong ekonomi daerah per sektor. Produktivitas Total Daerah dapat diketahui
dengan menghitung produktivitas daerah per sektor (17 sektor) yang merupakan jumlah
PDRB dari setiap sektor dibagi dengan jumlah angkatan kerja dalam sektor yang
bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan distribusi
pendapatan yang adil dan merata. Sebab, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan
banyak membawa tingkat kesejahteran masyarakat manakala pertumbuhan tersebut
hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat sedangkan masyarakat lain tidak
menikmati. Kemampuan ekonomi juga dapat dilihat dari Kontribusi pada masing-masing
sektor lapangan usaha PDRB Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel. II-90
Produktivitas Total Daerah Tahun 2015
Tahun 2015 (Rp)
PDRB ADHB Tenaga Produktivitas Total
Uraian Kerja Daerah
Sektor : (RP. Jutaan) (Orang) PDRB
1.Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, 1.096.162,4 38.925 25,76
Perburuan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 186.308,2 3.256 4,38
3. Industri 147.486,2 2.923 3,47
4. Listrik, Gas dan Air minum 3.222,0 0 0,08
5. Konstruksi 671.685,1 8.234 15,78
6. Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa 621.785,0 10.537 14,61
Akomodasi
7. Transpotasi, Pergudangan dan Komunikasi 248.721,4 2.055 10,86
8. Lumbung Keuangan, Real estate, Usaha 272.798,6 1.016 6,41
Persewaan dan JasaPerusahaan
9. Jasa kemasyarakatan, sosial dan 773.830,1 15.985 18,18
Perorangan
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan
Tabel di atas dapat diketahui bahwa produktivitas total daerah Kabupaten Aceh
Selatan didominasi oleh sektorpertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan
perikanan dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 38.925orang kemudian diikuti oleh
sektorjasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan yang dapat menyerap tenaga kerja
sebanyak 15.985 orang. Untuk meningkatkan daya saing daerah, maka fokus
pembangunan tetap diarahkan pada pembangunan sektor pertanian secara keseluruhan
dengan membangun berbagai infrastrukturnya dan mengintensifkan lahan yang ada.
Bagi investor masih terbuka peluang untuk berinvestasi disektor tersebut termasuk
membangun dan mengembangkan industri pengolahannya.
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang berguna untuk
mengukur tingkat kesejahteraan petani dengan mengukur kemampuan tukar produk
(komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan
petani baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga. Jika
NTP lebih besar dari 100 maka periode tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan
periode Tahun dasar, sebaliknya jika NTP lebih kecil dari 100 berarti terjadi penurunan
daya beli petani.Nilai Tukar Petani dapat dihitung dengan membandingkan faktor
produksi dengan produk, yaitu perbandingan antara indeks yang diterima (It) petani dan
yang dibayar (Ib) petani.
Tabel. II-91
Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam
hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas ekonomi
daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah. Pembangunan infrastruktur akan
meningkatkan mobilitas manusia dan barang antar daerah dan antar Kabupaten/Kota,
yang meliputi fasilitas transportasi (jalan, jembatan, pelabuhan), fasilitas kelistrikan,
fasilitas komunikasi, fasilitas pendidikan, dan fasilitas air bersih. Tersedianya infrastruktur
yang memadai merupakan nilai tambah bagi perwujudan pembangunan di Kabupaten
Aceh Selatan.
2.4.2.1 Perhubungan.
Tabel. II-92
Rasio Panjang Jalan Per Jumlah KendaraanKab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Tabel. II-93
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum
Kab. Aceh SelatanTahun 2012-2016
%
NO Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan
Tabel. II-94
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum
Kab. Aceh SelatanTahun 2012-2016
Kabupaten Aceh Selatan selain merupakan ibu kota Tapaktuan, juga merupakan
jalur perlintasan dari wilayah barat (Aceh Barat, Nagan Raya dan Abdya) menuju
wilayah Selatan Aceh hingga ke Sumatera Utara atau sebaliknya sehingga Kabupaten
Aceh Selatan merupakan penopang jalur distribusi perekonomian wilayah pantai barat
selatan Provinsi Aceh. Kondisi infrastruktur merupakan unsur penting yang perlu
mendapatkan perhatian agar dapat berfungsi dengan optimal dalam mendukung
aksesibilitas Kabupaten Aceh Selatan. Daya saing lainnya di bidang sarana prasarana
perhubungan adalah dimilikinya pelabuhan udara/laut, terminal bus yang mampu
menghubungkan antar Kota antar Provinsi.
Luas Wilayah Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya yang telah ditetapkan
dalam RTRW Kabupaten Aceh Selatan, dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel. II-95
Rasio Luas Wilayah Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya
Kab. Aceh SelatanTahun 2016
NO Uraian 2016
1. Luas Wilayah Kawasan Lindung 295.581,12
2. Luas Wilayah Kawasan Budidaya 167.051,16
3. Rasio (1/2) 1,77
Sumber: RTRW Aceh Selatan Tahun 2016-2036
Luas wilayah kebanjiran adalah persentase luas wilayah banjir terhadap luas
rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Luas wilayah kebanjiran sampai Tahun
2016 mencapai 0,008persen dari luas wilayah budidaya Kabupaten Aceh Selatan. Kondisi
ini disebabkan beberapa faktor seperti rusaknya hutan dihulu DAS, terjadinya pengalihan
fungsi lahan, dan berkurangnya daerah serapan air serta kurangnya drainase.
Tabel. II-96
Rasio Luas Wilayah Kebanjirandi Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
NO Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1. Luas Wilayah Kebanjiran 305,5 305,5 305,5 322,73 1.382,80
Luas Seluruh Wilayah
2. 167.051,16 167.051,16 167.051,16 167.051,16 167.051,16
Budidaya
3. Rasio (1/2) 0,001 0,001 0,001 0,001 0,008
Sumber: RTRW Aceh Selatan Tahun 2016-2036
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut
fungsinya, bank dibagi menjadi bank umum dan bank perkreditan rakyat.Bank Umum
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Tabel.II-97
Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya di Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Tahun
NO Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1. Konvensional 15 16 16 16 16
2. Syariah 1 1 2 2 3
Jumlah 16 17 18 18 19
Tabel. II-98
Jenis dan Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabangnya
Kabupaten Aceh SelatanTahun 2012-2016
Jumlah
NO Sektor
2012 2013 2014 2015 2016
1. Perusahaan Asuransi
1.1. Konvensional 4 4 4 4 4
1.2. Syariah - - - - -
Jumlah 4 4 4 4 4
Air Bersih(clean Water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Air
Minum(drinking water) air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002).Sumber air bersih dapat dibedakan atas:
1. Air Hujan;
2. Air Sungai dan Danau;
3. Mata Air;
4. Air Sumur Dangkal;
5. Air Sumur Dalam.
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih adalah proporsi
jumlah RT menggunakan air bersih sebagai air minum.
Penyediaan dan pengelolaan air bersih di Kabupaten Aceh Selatan pada saat ini
terbagi ke dalam 2 (dua) sistem, yaitu sistem jaringan perpipaan yang dikelola oleh
PDAM dan sistem non perpipaan yang dikelola secara mandiri oleh penduduk. Untuk
pelayanan dengan sistem perpipaan meliputi hampir seluruh kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Aceh Selatan. Sistem jaringan perpipaan di Kabupaten Aceh Selatan ini
pelayanan dan pengelolaannya dilakukan oleh PDAM dengan cakupan pelayanan 3.199
RT yang ada di Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel. II-99
Bidang Ketersediaan Air Bersih
Tahun 2012-2016
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1 Persentase RT menggunakan air bersih 96,21% 93,99% 5,96% 5,88% 4,76%
- Pemakaian air bersih RT 43.353 43.432
3 - RT berlangganan PDAM 2.800 2.596 3.037 3.051 3.199
- Jumlah RT 49.028 50.039 50.956 51.871 52.726
Sumber BPS dan PDAM
Rasio ketersediaan daya listrik adalah perbandingan daya listrik terpasang terhadap
jumlah kebutuhan.
Tabel. II-100
Prakiraan Kebutuhan Beban Tenaga ListrikKab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Tabel. II-101
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan ListrikKab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Aceh Selatan sampai
dengan Tahun 2016 relatif kondusif bagi berlangsungnya aktivitas masyarakat maupun
kegiatan investasi. Berbagai tindakan kejahatan kriminalitas, yang merugikan dan
mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dapat ditanggulangi dengan sigap
oleh aparatur pemerintah. Situasi tersebut juga didorong oleh pembinaan keamanan dan
ketertiban masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga
keamanan lingkungannya. Kondusifnya kondisi kemanan tersebut dapat dilihat dari
rendahnya angka kriminalitas yang terjadi. Berdasarkan data yang ada menunjukkan
bahwa angka kriminalitas cenderung kondusif dengan rata-rata 10,14 kasus per 10.000
penduduk. Pada umumnya kasus kriminal yang menonjol adalah penganiayaan,
pencurian, penipuan dan narkoba.
Tabel. II-102
Angka Kriminalitas Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Demikian juga jumlah demonstrasi yang terjadi juga relatif rendah dengan rata-
rata 2 kali demonstrasi pertahun. Artinya baik dilihat dari sisi tindak kriminal maupun
demonstrasi yang terjadi, Kabupaten Aceh Selatan cukup kondusif sebagai tempat untuk
berinvestasi. Hal ini tentunya didukung pula dengan adanya kepastian hukum dalam hal
perizinan dan pertanahan, kemudahan dalam pengurusan perizinan, serta kemudahan
dalam perpajakan dan pungutan liar lainnya.
Tabel. II-103
Jumlah Demonstrasi Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
No
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1 Bidang Politik 1 2 1 - -
2 Ekonomi - 1 - 1 -
3 Kasus pemogokan kerja - - - - -
4 Sosial budaya 6 2 1 - 1
Jumlah Demonstrasi/Unjuk 7 4 2 1 -
5
Rasa
Sumber : Polres Aceh Selatan.
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing
investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Daya saing investasi suatu daerah
tidak terjadi dengan serta merta. Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara
terus-menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
kemudahan perizinan.
Kemudahan perizinan adalah proses pengurusan perizinan yang terkait dengan
persoalan investasi relatif sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.Lama
proses perizinan merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu
perizinan (dalam hari), jenis perizinan yang dianalisis antara lain:
1. SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan
2. TDP : Tanda Daftar Perusahaan
3. IUI : Izin Usaha Industri
4. TDI : Tanda Daftar Industri
5. IMB : Izin Mendirikan Bangunan
6. HO : Izin Gangguan
Untuk meningkatkan daya saing daerah dimaksud, pemerintah Kab. Aceh Selatan
telah menerapkan pelayanan perizinan satu pintu (One Stop Services), dalam proses
perizinan melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Kab. Aceh Selatan. Kepastian prosedur, waktu dan keamanan perizinan merupakan
kinerja utama pelayanan investasi, dengan kemudahan perizinan berinvestasi diharapkan
akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel. II-104
Lama Proses Perijinan Kab. Aceh Selatan
Tahun 2012-2016
Lama mengurus Jumlah persyaratan Biaya resmi
NO Uraian
(hari) (dokumen) (rata-rata maks Rph)
1. SIUP 3 hari 3–6 Bebas biaya
Hal yang penting untuk mendapat perhatian adalah perlunya promosi investasi
yang sistematis baik melalui pembuatan profil investasi daerah, maupun membentuk tim
ivestasi daerah, karena tidak adanya SKPD khusus yang menangani bidang investasi ini
di Kabupaten Aceh Selatan.
Jumlah dan macam pajak daerah dan retribusi daerah diukur dengan jumlah dan
macam insentif pajak dan retribusi daerah yang mendukung iklim investasi. Pajak daerah
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan (dalam hal ini perusahaan)
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dan pembangunan daerah (sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku).
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (dalam hal ini perusahaan). Contoh
retribusi daerah yaitu: retribusi sewa tempat di pasar milik pemda, retribusi kebersihan di
pasar milik pemda, retribusi parkir di tepi jalan umum yang disediakan oleh pemda, dan
retribusi sejenis lainnya. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) salah satunya
berasal dari Pos Pajak Daerah.
Perkembangan penerimaan pajak daerah selama Tahun 2012 sampai dengan
2016 menunjukkan adanya peningkatan. Pada Tahun 2012 menjadi Rp. 4.103.895.883,
padaTahun2013sebesarRp.5.357.269.350, padaTahun2014Rp.6.524.765.550, pada
Tahun 2015 menjadi Rp. 10.666.653.724dan meningkat pada Tahun 2016 sebesar
20.040.049.250,02. Upaya penyesuaian terhadap regulasi yang baru mutlak segera
dilakukan agar daya saing di bidang pajak daerah mampu segera diakomodir. Secara
rinci penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh Selatan selama kurun
waktu 2012-2016 dapat dilihat tabel berikut.
Tabel. II-105
Aspek Daya Saing bidang Pengenaan Pajak Daerah
Tahun 2012-2016
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Perkotaan
2 Retribusi daerah 19.129.061.932 21.512.528.194 7.581.548.513 3.470.577.346 3.422.532.343
- Retribusi Jasa Umum 17.962.393.691 16.662.919.156 4.903.240.425 88.986.000 367.532.877
- Retribusi Jasa Usaha 1.068.305.241 4.558.849.038 2.453.438.463 624.772.327 2.771.932.091
- Retribusi Perizian 98.363.000 290.760.000 224.869.625 239.253.075 283.067.375
tertentu
3 Hasil pengelolaan 1.731.949.422 2.459.195.788,68 2.690.273.354 3.920.190.094 4.402.490.841,74
kekayaan daerah
yang dipisahkan
Tabel. II-107
Persentase Lulusan S1/S2/S3 Kab. Aceh Selatan
Tahun 2015-2016
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1 Penduduk < 15 dan > 64 77.751 75.110 69.449 79.154 71.602
Tahun
2 Penduduk 15 – 64 Tahun 130.409 134.961 161.878 145.743 167.011
Jumlah Penduduk 208.002 210.071 231.327 224.897 228.603
Rasio ketergantungan 59,62 55,65 42,90 54,31 42,87
Sumber : Disdukcapil Kabupaten Aceh SelatanTahun 2015-2016
Tabel II-109
Konsistensi Renstra-P – RKPK – APBK
Hasil evaluasi RKPK Aceh Selatan tahun 2016 dilakukan melalui analisa capaian
program dan kegiatan. Evaluasi dilakukan dengan menghitung rerataindikator
program/kegiatan yaitu membandingkan realisasi capaian program/kegiatan baik fisik
maupun keuangan tiap SKPK sampai dengan Desember Tahun 2016 dengan target yang
telah ditetapkan untuk setiap program dan kegiatan pembangunan. Hasil perhitungan
ditetapkan dalam satuan persentase dengan formulasi perhitungan sebagai berikut :
(Rerata Indikator Capaian = Nilai realiasi yang dicapai sampai dengan Triwulan IV tahun
2016/ target Triwulan IV tahun 2016 x 100%).
Dengan mengunakan kurva normal, maka penentuan katagori indeks rerata juga
dibagi menjadi 5 katagori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Nilai dari hasil perhitungan setiap indikator program dan kegiatan selanjutnya juga
menjadi nilai capaian kinerja setiap SKPK yang melaksakan Program dan kegiatan
tersebut.
Adapun kriteria katagori skala penilaian yang digunakan adalah sesuai dengan Surat
Edaran Mendagri Nomor 900/1749/II/Bangda adalah sebagai berikut :
(1) 91% ≤ 100%: Sangat tinggi
(2) 76% ≤ 90% : Tinggi
(3) 66% ≤ 75% : Sedang
(4) 51% ≤ 65% : Rendah
(5) ≤ 50% : Sangat Rendah
Evaluasi RKPK Aceh Selatan per Bidang Urusan Pemerintahan lebih lanjut diuraikan
sebagai berikut:
1. Urusan Pendidikan.
Tabel II-110
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Aceh selatan
Berdasarkan Tabel II-110 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, dapat kita ketahui bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Selatan
disampingmelaksanakan Urusan Wajib dibidang Pendidikan Juga melaksanakan Urusan
Perencanaan Pembangunan dan Urusan Otonomi Daerah dengan melaksanakan program
pembangunan secara keseluruhan sebanyak 12program.
Terlihat peningkatan kearah yang lebih baik dibidang perencanaan, artinya seluruh
kegiatan yang akan dilaksanakan telah direncanakan dengan matang dan tertuang dalam
dokumen Renstra-P, Renja/RKPK Tahun 2016, dan DPA Tahun 2016 ini.
Secara keseluruhan realisasi pelaksanaan program pada SKPK Dinas Pendidikan
sangat tinggi dengan rata-rata persentase sebesar97,10% dengan realisasi
anggaransebesar Rp.53.135.228.381,-.
Jika dibandingkan dengan Tabel 3.38 Capaian Indikator Kinerja Daerah (IKD) Aceh
Selatan terlihat kenaikan angka capaian yang cukup signifikan diantara IKD yang telah
ditetapkan. Namun ada beberapa item yang mengalami penurunan yang sangat
signifikan diantaranya Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah di tingkat
SD/MI dari 1:110 di tahun 2015 menjadi 1:103 di tahun 2016, artinya terjadi penurunan
penduduk usia sekolah yang mengikuti pendidikan dijenjang SD/MI tersebut. Begitu juga
dengan ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah di tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK
yaitu dari 1:158 dan 1:188 di tahun 2015 menurun menjadi 1:147 dan 1:156 di tahun
2016.
Hal lain yang menjadi perhatian dari evaluasi ini adalah banyaknya capaian yang
didapat yang jauh dari target yang telah ditetapkan diantaranya jumlah komite sekolah
yang ditargetkan mencapai 144 komite di tahun 2016 namun cuma ada 8 komite yang
terbentuk. Begitu juga dengan Rasio guru dan murid di tingkat SMA/SMK, penduduk
yang berusia >15 tahun yang melek huruf (tidak buta angka), dan fasilitas pendidikan
berupa gedung sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA mendapati angka capaian
yang sangat jauh dari target yang telah ditentukan dalam RPJMK Aceh Selatan. Mengapa
hal itu bisa terjadi, padahal hampir setiap tahunnya Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan
mensuport/mendukung dalam pencapaian Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Aceh
Selatan.
2. Urusan Kesehatan.
Tabel II-111
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Aceh selatan
Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan
Jaringannya
1.02.1.02.02.29 Program Peningkatan 88.855.000,- 82.332.000,- 92,66% Sangat tinggi
Pelayanan Kesehatan
Anak Balita
1.02.1.02.02.32 Program Peningkatan 79.950.000,- 79.561.000,- 99,51% Sangat tinggi
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak
1.02.1.02.01.33 Program Sumber Daya 909.445.000,- 774.865.203,- 85,20% Tinggi
Kesehatan
1.06 Urusan
Perencanaan
Pembangunan
1.06.1.02.01.21 Program Perencanaan 24.100.000,- 22.487.500,- 93,31% Sangat tinggi
Pembangunan Daerah
1.20 Urusan Otonomi
Daerah
1.20.1.02.01.38 Program Hari-hari - - - -
Besar, Keagamaan
Nasional dan daerah
1.11 Urusan
Pemberdayaan
Perempuan
1.11.1.02.01.15 Program Keserasian 70.230.000,- 68.625.000,- 97,71% Sangat tinggi
Kebijakan Peningkatan
Kualitas Anak dan
Perempuan
Jumlah/rata-rata 89.395.036.694,- 83.780.185.113,- 93,72% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel 3.3 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, Dinas Kesehatan yang berada dalam Urusan Kesehatan melaksanakan 18
program. Dari 18 program tersebut terdapat 1 (dua) program yang hanya direncanakan
dalam Renstra-P dan Renja 2016, 5 (lima) program yang tidak ada dalam Renstra-P yaitu
Program Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Program
Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya, Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
dan Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan, serta 1
(satu) program yang hanya direncanakan dalam RKPK namun tidak terlaksana dalam
DPA Tahun 2016 ini yaitu Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Dinas Kesehatan
sudah sangat tinggiyaitu sebesar93,72% dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.83.780.185.113,-.
Jika dibandingkan dengan Tabel 3.38 Indikator Kinerja Daerah (IKD) dapat dilihat
penurunan angka yang signifikan dalam Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) dari
992 AKHB di Tahun 2015 menjadi 988 AKHB di Tahun 2016, ini bermakna terjadi
peningkatan angka kematian bayi dari tahun 2015 ke tahun 2016. Hal ini juga sesuai
dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang meningkat dari tahun 2015 hanya 10 kasus
menjadi 12 kasus di tahun 2016. Padahal Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan
menganggarkan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak setiap
tahunnya.
Untuk persentase balita gizi buruk sudah jauh lebih baik, dari 0,13% di tahun 2015
menurun menjadi 0,11% di tahun 2016 dan persentase cakupan balita gizi buruk yang
mendapat perawatan telah mencapai 100% setiap tahunnya. Dalam hal ini didukung oleh
Program Peningkatan Gizi Masyarakat dan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Anak Balita yang dianggarkan dalam APBK Kabupaten Aceh Selatan.
IKD lain yang dicapai dan didukung oleh APBK Aceh Selatan adalah Rasio Posyandu
per satuan balita, Rasio Puskesmas, Pustu, Poliklinik per satuan penduduk, Rasio
Puskesmas per satuan penduduk, Rasio Pustu per satuan penduduk, Rasio Poliklinik per
satuan penduduk, Rasio Rumah Sakit per 100.000 penduduk, Rasio Tenaga Kesehatan
per 1.000 penduduk didukung dengan Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya dalam APBK
Tahun 2016. Serta program dan kegiatan lainnya yang mendukung tercapainya IKD Aceh
Selatan.
Tabel II-112
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan Pada BLUD RSUD Dr. H. Yulidin Away
Kabupaten Aceh Selatan
Perencanaan
Pembangunan
1.06.1.02.02.21 Program Perencanaan 11.000.000,- 11.000.000,- 100% Sangat Tinggi
Pembangunan Daerah
1.06.1.02.02.26 Program Peraturan - - - -
Perundang-Undangan
1.20 Urusan Otonomi
Daerah
1.20.1.02.01.35 Program Hari-hari 66.690.000,- 54.102.800,- 81,13% Tinggi
Besar
Jumlah/rata-rata 81.805.348.222,- 79.342.301.572,- 96,99% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-112 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, BLUD RSUYA yang berada dalam Urusan Kesehatan melaksanakan 14
program. Dari program-programtersebut terdapat 1 (satu) program yang hanya
direncanakan dalam Renstra-P namun tidak dilanjutkan dalam RKPK dan DPA Tahun
2016 yaitu Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Masyarakat dan 1 (satu) program
yang hanya direncanakan dalam Renstra-P dan RKPK namun tidak dilanjutkan pada DPA
Tahun 2016 yaitu Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Setelah dilakukan evaluasi terdapat 2 (dua) kesalahan nomor rekening yaitu pada Program
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD RSUD Dr.YA menggunakan nomor
rekening 1.06.1.06.01.15 seharusnya nomor rekening yang sesuai dengan Permendagri No 13
yaitu 1.02.1.02.02.28. Kemudian untuk Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku BLUD
RSUD Dr.YA menggunakan nomor rekening 1.06.1.02.02 seharusnya 1.03.1.02.02.25 yang
berada dibawah urusan Pekerjaan Umum.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK BLUD RSUD Dr. H.
Yulidin Away dikatagorikan sangat tinggi yaitu sebesar96,99% dengan realisasi
anggaran sebesarRp. 79.342.310.572,-.
Tabel II-113
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan Pada Dinas Sumber Daya Air
Kabupaten Aceh Selatan
Berdasarkan Tabel II-113 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Dinas Sumber Daya Airmelaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak
10 (sepuluh) program. Dari 10 program tersebut terdapat 1(satu) program yang hanya
direncanakan dalam Renstra-P namun tidak dilaksanakan dalam RKPK dan APBK Tahun 2016
yaitu Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air
lainnya dan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dan 1 (satu)
program yang hanya ada dalam DPA tahun 2016 (“Penumpang Gelap”) yaitu Program
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Dinas Sumber Daya
Air Kabupaten Aceh Selatan dikatagorikan Sedangyaitu sebesar75,92% dengan
realisasi anggaran hanya sebesarRp. 73.274.474.754,-.
Jika dibandingkan dengan Tabel 3.38 Indikator Kinerja Daerah (IKD) Kabupaten
Aceh Selatan luas wilayah kebanjiran mengalami penurunan dari 400 ha di tahun 2015
menurun menjadi 226 ha di tahun 2016, hal ini didukung oleh Program pengendalian
banjir di APBK Aceh Selatan setiap tahunnya.
Untuk Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya mendukung untuk pencapaian IKD di bidang Pekerjaan
Umum yaitu Persentase drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak
tersumbat, Panjang Jaringan Irigasi, dan Rasio Jaringan Irigasi dalam kondisi baik di
Kabupaten Aceh Selatan yang mengalami peningkatan disetiap tahunnya.
b. Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Kabupaten Aceh Selatan
Tabel II-114
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan Pada Dinas BMCK
Kabupaten Aceh Selatan
1.04 Urusan
Perumahan
1.04.1.03.02.15 Program 15.645.477.792,- 15.616.904.563,- 99,82% Sangat tinggi
Pengembangan
Perumahan
1.03.1.03.02.39 Program Perumahan - - - -
dan Permukiman
Penduduk
1.06 Urusan
Perencanaan
Pembangunan
1.06.1.03.02.21 Program 210.000.000,- 202.093.600,- 96,24% Sangat tinggi
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
1.08 Urusan
Lingkungan
Hidup
1.08.1.03.02.16 Program - - - -
Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan
Lingkungan Hidup
1.20 Urusan Otonomi
Daerah
1.03.1.03.02.35 Program Peringatan 78.250.000,- 77.841.900,- 99,48% Sangat tinggi
Hari-hari Besar
1.20.1.03.01.38 Program - - - -
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana
Keagamaan
Jumlah 200.291.036.939,- 182.381.571.963,- 91,05% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-114 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya(BMCK) Kabupaten Aceh Selatan melaksanakan program
pembangunan secara keseluruhansebanyak 22 program. Dari program-program tersebut
terdapat 4 (empat) program yang hanya direncanakan dalam RPJM/Renstra-P namun tidak
dilaksanakan dalam RKPK dan APBK Tahun 2016, 2 (dua) program yang hanya direncanakan
dalam Renstra-P dan RKPK namum tidak dilanjutkan dalam DPA Tahun 2016 ini, 1 (satu)
program yang hanya direncanakan dalam RKPK dan 1 (satu) Program yang hanya direncanakan
dalam RKPK dan DPA Tahun 2016 ini namun tidak ada dalam Renstra-P.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Dinas BMCK Kabupaten
Aceh Selatan dikatagorikan sangat tinggiyaitu sebesar91,05% dengan realisasi
anggaran sebesar Rp.182.381.571.963,-
Jika disandingkan dengan Tabel 3.38 IKD Kabupaten Aceh Selatan terlihat bahwa
terdapat kenaikan yang signifikan diantaranya Proporsi panjang jaringan jalan dalam
kondisi baik dari 50,54% di tahun 2015 menjadi 61,90% di tahun 2016 sebanding
dengan Panjang jalan kabupaten dari 981,37 Km di tahun 2015 menjadi 995,81 Km di
tahun 2016. Hal ini didukung oleh Program Peningkatan Jalan dan Jembatan, Program
Pembangunan Jalan dan Jembatan dan Program Rehabilitasi Pemeliharaan jalan dan
Jembatan yang dianggarkan setiap tahunnya.
Begitu juga dengan persentase rumah tinggal bersanitasi dan jumlah rumah tangga
pengguna ar bersih mengalami peningkatan setiap tahunnya dan ini didukung oleh
Program Pembangunan drainase dan gorong-gorong dan Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah yang juga dianggarkan setiap tahunnya.
Untuk Rasio rumah layak huni juga mengalami kenaikan setiap tahunnya dan didukung
olehProgram Pengembangan Perumahan dianggarkan setiap tahunnya.
Berdasarkan TabelII-115 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, Bappeda melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 18
(delapan belas) program dengan kategori realisasi sudah sangat tinggi dan realisasi
anggaransebesarRp.3.917.012.103,-.
Terdapat 6 (enam) program yang hanya direncanakan dalamRenstra-P tapi tidak
dianggarkan dalam RKPK dan APBK Bappeda Tahun 2016 dan 1 (satu) program yang hanya
direncanakan dalam RKPK dan DPA Tahun 2016 ini.
Pada Tabel 3.38 Indikator Kinerja Daerah (IKD) terlihat bahwa Bappeda Kabupaten Aceh
Selatan telah memenuhi capaian dari target yang telah ditentukan. Bappeda telah memiliki
Dokumen RPJPD yang telah di Perda kan, dokumen RPJMD yang telah di Perda kan, Dokumen
RKPD yang telah di Perdakan dan Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD di setiap
tahunnya. Begitupula dengan Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH)/ luas wilayah ber HPL/HGB telah
memenuhi capaian sesuai dengan target yang telah ditentukan.
5. UrusanPerhubungan
Tabel II-116
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan Pada Dinas Perhubungan
Informasi dan Komunikasi
Berdasarkan TabelII-116 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016,Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi melaksanakan program pembangunan
sebanyak 15 program. Dari program-program tersebut terdapat 2 (dua) program yang hanya
direncanakan dalam Renstra-P dan RKPK namum program dimaksud tidak dianggarkan dalam
DPA Dinas tersebutdalam tahun anggaran 2016 yaitu Program Pengembangan Data dan Statistik
dan Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Mass Media.
Berdasarkan hasil evaluasi juga masih dijumpai adanya kesalahan dalam pemberian Nomor
Kode Program yaitu untuk Program Pengembangan Data dan Statistik yang diberi nomor
program 1.07.1.07.01.26 seharusnya menggunakan kode akun 1.23dimana kode akun 1.23
menunjukkan Urusan Statistik. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Mass Media
dengan nomor kode program 1.07.1.07.01.22 seharusnya diawali dengan kode program 1.25
yang menunjukkan Urusan Komunikasi dan Informatika yang merupakan Urusan Wajib
Pemerintah Daerah yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi
Kabupaten Aceh Selatan. Oleh karenanya kesalahan dimaksud perlu dilakukan perbaikan pada
dokumen Renstra dan RKPK SKPK tersebut.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Dinas Perhubungan
Informasi dan Komunikasi sudah sangat tinggi yaitu sebesar98,10% dengan realisasi
anggaranmencapai sebesar Rp. 3.849.724.370,-.
Jika hasil evaluasi di atas dibandingkan dengan Tabel 3.38 Indikator Kinerja Daerah
(IKD) Kabupaten Aceh Selatan maka didapati peningkatan capaian dan jauh melebihi
target setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan program-program yang mendukung untuk
mencapai IKD tersebut yang dianggarkan setiap tahunnya dalam APBK Aceh Selatan.
Di bidang perhubungan terlihat beberapa peningkatan capaian setiap tahunnya
dengan angka yang jauh melebihi target seperti jumlah arus penumpang angkutan
umum yang terus meningkat setiap tahunnya dari 33.060 orang di tahun 2015 menjadi
34.236 orang di tahun 2016. Namun hal ini berbanding terbalik dengan jumlah izin trayek
yang semakin menurun setiap tahunnya, jumlah Uji KIR Angkutan Umum dan jumlah
kepemilikan KIR angkutan umum yang jauh dari target yang telah ditetapkan. Kondisi ini
akan berdampak negative bagi penumpang angkutan umum, karena masih banyak
pemilik angkutan umum yang tidak memperhatikan keselamatan pengguna jasa
angkutan umum dengan tidak melakukan uji KIR kendaraannya dan kondisi
kendaraannya sendiri. Hendaknya pihak SKPK terkait melakukan himbauan kepada
seluruh pemilik kendaraan umum di Aceh Selatan agar rutin melakukan Uji KIR
kendaraan demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat pengguna angkutan umum.
Sedangkan di bidang informasi dan komunikasi didapati hasil peningkatan jumlah
jaringan komunikasi yang jauh melebihi target yaitu 7 unit di tahun 2015 menjadi 13 unit
di tahun 2016. Hal ini berdampak pada penambahan jumlah wartel dan warnet dari 18
unit di tahun 2015 menjadi 25 unit di tahun 2016, namun masih jauh dari target yang
telah ditetapkan dan ini terjadi karena masyarakat bisa mengaskes jaringan komunikasi
seperti internet melalui free hot spotyang telah banyak tersedia di taman kota atau café-
café yang telah menjamur di Kabupaten Aceh Selatan dari pada harus ke warnet.
Berdasarkan TabelII-117 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten
Aceh Selatan melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 15 (lima belas)
program. Dari program-program tersebut terdapat 2 (dua) program yang hanya direncanakan
dalam Renstra-P dan 5 (lima) program yang dianggarkan/direncanakan dalam Renstra-P dan
RKPK nya namum program dimaksud tidak dianggarkan dalam APBK SKPK tersebut.
Berdasarkan hasil evaluasi terdapat kesalahan nama program, dimana program
1.08.08.01.17 merupakan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, namun
ditulis Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Air.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Kantor Pengendalian
Dampak Lingkungan Kebersihan dan Pertamanansangat tinggiyaitu sebesar 97,22%
dengan realisasi anggaran sebesarRp.4.027.190.682,-.
Dalam Tabel 3.38 Indikator Kinerja Daerah (IKD) Kabupaten Aceh Selatan terlihat
bahwa masih banyak data capaian dari IKD tersebut yang masih kosong. Ini harus
menjadi perhatian khusus bagi SKPK yang bertanggung jawab terhadap IKD yang telah
ditetapkan dalam hal ini Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan
Pertamanan Kabupaten Aceh Selatan dalam mengisi capaian dari IKD yang telah
diperolehnya ditahun-tahun sebelumnya. Jika SKPK tersebut tidak dapat memberikan
data yang diminta bagaimana proses evaluasi dapat berjalan lancar dan terukur. Dari
table tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan yang sangat signifikan dalam dibidang
lingkungan hidup diantaranya penurunan persentase penduduk berakses air minum di
tahun 2015 berjumlah 60,08% namun di tahun 2016 menurun menjadi 51,98%. Hal ini
terjadi mungkin akibat penurunan kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat
sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan air sumur sendiri untuk dikonsumsi.
Kemudian penurunan cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber
mata air dari 2 titik di tahun 2015 menjadi 0 titik di tahun 2016, hal ini bisa berakibat
fatal bagi keselamatan masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor seperti daerah
pegunungan atau perbukitan. Demikian juga dengan Peresentase cakupan pengawasan
terhadap pelaksanaan AMDAL di tahun 2015 sebesar 3% dan menurun menjadi 0% di
tahun 2016 yang bermakna tidak terjadi pengawasan sama sekali di tahun 2016 ini.
Jika dilihat dalam DPA Kantor Pedal-KP tahun 2016 ini terdapat anggaran untuk
mendukung pencapaian IKD di atas yaitu Program Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup yang anggarannya mencapai Rp.88.128.000,- harusnya
banyak kegiatan yang terkait dengan IKD dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Urusan Kependudukan
Tabel II-117
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Aceh Selatan
Berdasarkan Tabel II-117 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Selatan yang
melaksanakan Urusan Kependudukan melaksanakan program pembangunan secara
keseluruhan sebanyak 7(tujuh) program. Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan
program pada SKPK Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sudah sangat tinggiyaitu
sebesar98,18% dengan realisasi anggaran mencapai Rp. 1.661.045.380,-.
Jika dibandingkan dengan Tabel 3.38 IKD Aceh Selatan, program-program di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil hanya ada 1 (satu) program saja yang mendukung
untuk tercapainya IKD tersebut yaitu Program Penataan Administrasi Kependudukan, jadi
wajar saja kalau pencapaian IKD belum sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Namun dinas tersebut terus berusaha untuk memenuhi target dari IKD yang telah
ditetapkan dalam RPJMK Aceh Selatan yaitu rasio penduduk ber KTP per satuan
penduduk, rasio bayi berakte kelahiran, rasio pasangan berakte nikah, rasio penduduk
berakte kelahiran/kepemilikan akte kelahiran per 1.000 penduduk dan penerapan KTP
Nasional berbasis NIK.
1.11 Pemberdayaan
Perempuan
1.12.1.12.01.15 Program Keserasian 178.000.000,- 177.749.500,- 99,86% Sangat tinggi
Kebijakan
Peningkatan Kualitas
Anak dan
Perempuan
1.11.1.12.01.16 Program Penguatan 129.913.000,- 128.005.476,- 98,53% Sangat tinggi
Kelembagaan
Pengarussutamaan
Gender dan Anak
1.12.1.12.01.25 Program 160.000.000,- 154.408.500,- 96,51% Sangat tinggi
Peningkatan Peran
Serta dan
Kesetaraan Gender
dalam
Pembangunan
1.12 Keluarga
Berencana dan
Keluarga
Sejahtera
1.12.1.12.01.01 Program Pelayanan 624.731.022,- 611.142.833,- 97,82% Sangat tinggi
Administrasi
Perkantoran
1.12.1.12.01.02 Program 155.583.600,- 142.124.650,- 91,35% Sangat tinggi
peningkatan sarana
dan prasarana
aparatur
Berdasarkan Tabel II-118dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, BKKP3A Kabupaten Aceh Selatan yang mengampu Urusan Pemberdayaan Perempuan, dan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera melaksanakan program pembangunan secara
keseluruhan sebanyak 13 (tiga belas) program. Dari program-program tersebut terdapat 1 (satu)
program yang hanya direncanakan dalam Renja/RKPK Tahun 2016 dan dilaksanakan dalam DPA
Tahun 2016 namun tidak direncanakan terlebih dahulu dalam Renstra-P yaitu Program
Peningkatan Disiplin Aparatur.
Berdasarkan hasil evaluasi dijumpai adanya kesalahan yang disebabkanSKPK tidak bisa
membedakan mana program Urusan Pemberdayaan Perempuan dengan Urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera yang merupakan urusan wajib pemerintahan yang
dilaksanakan oleh SKPK BKP3A. Kesalahannya dalam pemberian Nomor Kode Program untuk
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan dengan nomor
program 1.12.1.12.01.15 seharusnya mengunggunakan kode program 1.11 yang menunjukkan
Urusan Pemberdayaan Perempuan. Program Keluarga Berencana yang diberi dengan nomor
program 1.12.1.12.01.26 seharusnya 1.12.1.12.01.15. Program Perencanaan Pembangunan
Daerah dengan nomor program 1.06.1.12.01.20 seharusnya 1.06.1.12.01.21. Dan Program
Penyelenggaraan Hari-hari Besar dengan nomor program 1.20.1.12.01.01 seharusnya
1.20.1.12.01.35.
Oleh karenanya kesalahan dimaksud perlu dilakukan perbaikan pada dokumen Renstra-P
dan Renja/RKPK SKPK tersebut.Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK
BKKP3A sudah Sangat Tinggi yaitu sebesar98,63% dengan realisasi anggaran sebesarRp.
4.656.749.659,-
Jika dibandingkan dengan Tabel 3.38 Indikator Kinerja Daerah (IKD) Kabupetan Aceh
Selatan terlihat bahwa terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada Pertisipasi Perempuan di
lembaga swasta dari 0,0009% di tahun 2015 meningkat menjadi 93,81% di tahun 2016, ini
menindikasikan bahwa semakin terlibatnya perempuan dalam segala aspek pembangunan
daerah.
Terlihat juga tingginya angka rasio KRDT yang terjadi di Aceh Selatan jauh lebih tinggi dari
target yang diprediksikan dalam IKD yaitu mencapai 0,0009% jika dibandingkan dengan
targetnya hanya 0,0003%, dan angka kasus penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan
dan anak dari tindakan kekerasan mencapai 21 kasus dari 3,9 kasus yang ditargetkan dalam IKD.
Hal ini menunjukkan peningkatan kasus KDRT di Aceh Selatan yang sangat memprihatinkan dan
perlu mendapat perhatian khusus dari instansi terkait.
Di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera terlihat bahwa terjadi peningkatan
rata-rata jumlah anak perkeluarga, rasio akseptor KB, jumlah peserta KB aktif, dan keluarga
prasejahtera dan keluarga sejahtera jauh dari target yang telah ditetapkan dalam IKD Aceh
Selatan.
9. Urusan Sosial
a. Dinas Sosial Kabupaten Aceh Selatan
Tabel II-119
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kesempatan Kerja
1.14.1.13.01.17 Program 30.000.000,- 29.541.000,- 98,47% Sangat tinggi
Perlindungan dan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan
1.14.1.13.01.18 Program - - - -
Penempatan dan
Perluasan
Kesempatan Kerja
1.20 Urusan Otonomi
Daerah
1.20.1.13.01.28 Program 82.750.000,- 82.651.250,- 99,88% Sangat tinggi
Pelaksanaan Hari-
hari Besar,
Keagamaan Nasional
dan Daerah
2.08 Transmigrasi
2.08.1.13.01.15 Program - - - -
Pengembangan
Wilayah Tranmigrasi
2.08.1.13.01.16 Program - - - -
Transmigrasi Lokal
2.08.1.13.01.17 Program 280.600.000,- 270.825.100,- 96,52% Sangat tinggi
Pembangunan
Kawasan
Transmigrasi (P2KT)
2.08.1.13.01.18 Program - - - -
Pengembangan
Kawasan
Transmigrasi (P2KT)
1.06 Perencanaan
Pembangunan
1.06.1.13.01.15 Program 59.600.000,- 46.466.000,- 77,96% Tinggi
Pengembangan Data
Informasi
1.06.1.13.01.21 Program 8.000.000,- 5.000.000,- 62,50% Rendah
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
1.06.1.13.01.23 Program 31.038.000,- 20.730.000,- 95,79% Sangat tinggi
Perencanaan Sosial
dan Budaya
Jumlah 4.373.104.592,- 4.105.203.203,- 93,87% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-119 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Selatan yang mengampu
Urusan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi melaksanakan program pembangunan secara
keseluruhan sebanyak 23 (dua puluh tiga) program. Dari 23 program tersebut terdapat 8
(delapan) program yang hanya direncanakan dalam Renstra-P.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dikategorikan sudah sangat tinggi yaitu
sebesar93,87%dengan realisasi anggaransebesar Rp. 4.105.203.203,-.
Hasil Capaian IKD Kabupaten Aceh Selatan dalam Tabel 3.38 terihat bahwa terjadi
penurunan pada Sarana social seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
dari 11 unit di tahun 2015 menjadi 9 unit di tahun 2016, peningkatan PMKS yang
memperoleh Bantuan Sosial dari 6% di tahun 2015 menjadi 15% di tahun 2016,
penurunan Tingkat partisipasi angkatan kerja dari 63,86% di tahun 2015 menjadi
58,63% di tahun 2016 dan peningkatan pengangguran terbuka dari 9,99% di tahun 2015
menjadi 10,01% di tahun 2016. Hal-hal tersebut di atas menunjukkan penurunan kondisi
sosial dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Aceh Selatan.
Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi capaian ekonomi Kabupaten Aceh
Selatan melalui pertumbuhan PDRB yang menunjukkan kondisi yang sangat memuaskan
yaitu di tahun 2014 kinerjanya sebesar 100% dari target dan di tahun 2015 meningkat
menjadi 118,71%. Meningkatnya pertumbuhan PDRB ini sejalan dengan meningkatnya
anggaran APBK sebersar 28,62% di tahun 2015. Kondisi ini juga diikuti dengan
menurunnya tingkat inflasi, menurunnya persentase penduduk miskin sebesar 1,38%
dari 29.601 orang menjadi 26.345 orang, dan juga peningkatan PAD.
Pembangunan
Berdasarkan Tabel II-120 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh
Selatan Tahun 2016, Badan Penanggulangan Bencana Daerahdan Pemadam Kebakaran
Kabupaten Aceh Selatan yang mengampu Urusan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 13 (tiga belas)
program. Dari 13 program tersebut terdapat 2 (dua) program yang Kode rekeningnya
masih keliru yaitu menggunankan kode untuk Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
(1.19.1.13.02.3.38) yang seharusnya menggunakan kode rekening Bencana Alam sendiri
yaitu 1.13 yang berada dibawah Urusan Sosial.
Kemudian terdapat 2 (dua) program yang hanya direncanakan dalam Renstra-P, 2
(dua) program yang hanya direncanakan dalam Renstra-P namun tidak dilanjutkan dalam
DPA, 1 (satu) program yang hanya direncanakan dalam Renstra-P dan RKPK dan 1 (satu)
program yang langsung dimasukkan dalam DPA Tahun 2016 namun tidak direncanakan
dalam Renstra-P dan Renja/RKPK Tahun 2016 terlebih dahulu.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK BPBD Aceh Selatan
dikategorikan tinggi yaitu sebesar87,35%dengan realisasi anggaransebesar
Rp.23.528.996.093,-.
Tabel II-121
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Dinas Kebudayaan
Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Aceh Selatan
Berdasarkan Tabel II-121dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah RagaKabupaten Aceh
Selatan melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 20 (dua
puluh)program. Dari 20 program tersebut terdapat 3(tiga) program yang hanya terdapat
dalam Renstra-P dan1 (satu) program yang hanya ada di RKPK dan APBK namun tidak
ada dalam RPJM/Renstra-P.
Tabel II-122
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Kantor Kesatuan Bangsa
Dan Politik Kabupaten Aceh Selatan
1.19.1.19.01.03 Program - - - -
Peningkatan Disiplin
Aparatur
1.19.1.19.01.05 Program - - - -
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
1.19.1.19.01.06 Program - - - -
Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
1.19.1.19.01.15 Program Pembinaan - - - -
Penyiapan Anggota
Linmas
1.19.1.19.01.16 Program 208.078.000,- 160.400.500,- 77,09% Tinggi
Pemeliharaan
Kantrantibmas dan
Pencegahan Tindak
Kriminal
1.19.1.19.01.17 Program Pembinaan 121.990.000,- 121.975.000,- 99,99% Sangat tinggi
Wawasan
Kebangsaan
1.19.1.19.01.19 Program Pembinaan - - - -
Forum Kewaspadaan
Dini Masyarakat
(FKDM) di Daerah
1.19.1.19.01.20 Program - - - -
Peningkatan
Pemberantasan
Penyakit Masyarakat
(PEKAT)
1.19.1.19.01.21 Program Pendidikan 75.000.000,- 74.275.000,- 99,03% Sangat tinggi
Politik Masyarakat
1.20 Urusan Otonomi
Daerah
1.20.1.19.01.28 Program Peringatan 27.000.000,- 27.000.000,- 100% Sangat tinggi
Hari-hari Besar
1.06 Perencanaan
Pembangunan
1.06.1.19.01.21 Program 7.400.000,- 7.400.000,- 100% Sangat tinggi
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Jumlah 780.353.800,- 726.309.931,- 93,07% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-122dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Kantor Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri melaksanakan program pembangunan secara
keseluruhan sebanyak 13(tiga belas) program. Dari 13 program tersebut terdapat 6(enam)
programyangdirencanakan dalam Renstra-P SKPK namun tidak dianggarkan dalam RKPK dan
APBK tahun 2016 ini.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Kantor Kesatuan
Bangsa Politik Kabupaten Aceh Selatandikategorikan sangat tinggiyaitu
sebesar93,07% dengan realisasi anggaran sebesarRp. 726.309.931,-.
Jika dilihat pada Tabel 3.38 Indikator Kinerja Daerah (IKD) Kabupaten Aceh
Selatan terlihat bahwa hasil realisasi IKD jauh dari target yang telah ditetapkan
diantaranya Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP cuma memperoleh 1%
setiap tahunnya dan Kegiatan Pembinaan Politik Daerah yang pernah dilakukan di tahun
2014 namun di tahun 2015 dan 2016 tidak pernah dilaksanakan. Padahal setiap
tahunnya program yang mendukung kegiatan di atas selalu dianggarkan dalam DPA
SKPK bersangkutan diantaranya Program Pendidikan Politik Masyarakat di tahun 2016 ini
dianggarkan sebesar Rp.75.000.000,-. Untuk kedepannya diharapkan Kantor Kesbangpol
mampu memenuhi target dari IKD yang telah ditetapkan tersebut.
Tabel II-123
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Kantor Satpol PP, WH dan PMK
Kabupaten Aceh Selatan
Berdasarkan TabelII-123dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, Wilayatul Hisbah dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP,
WH dan Linmas) Kabupaten Aceh Selatan yang berada pada Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 10(sepuluh)
program. Dari 10 program tersebut terdapat 1(satu) programyang hanya direncanakan dalam
RKPKnamun tidak DPA dilaksanakan dalam APBK Tahun 2016 ini.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Satuan Polisi Pamong
Praja, Wilayatul Hisbah dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP, WH dan Linmas) Kabupaten
Aceh Selatandikategorikan sangat tinggiyaitu sebesar97,39% dengan realisasi
anggaran sebesarRp.2.057.765.157,-.
Dalam Tabel 3.38 IKD Aceh Selatan terlihat bahwa terjadi penurunan angka dalam
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk dari 3,4% di tahun 2015 menjadi
2,8% di tahun 2016, hal ini terjadi akibat pertambahan penduduk namun tidak dibarengi
dengan penambahan jumlah polisi pamong prajanya. Sedangkan jumlah Linmas per
10.000 penduduk juga terus bertambah per tahunnya, namun data 2016 belum kami
dapatkan dari SKPK terkait, demikian juga dengan data jumlah pos siskamling per jumlah
gampong/desa.
TabelII-124
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Setdakab Aceh Selatan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
1.20.1.20.03.16 Program Peningkatan 5.171.208.570,- 5.095.490.029,- 98,54% Sangat tinggi
Pelayanan Kedinasan
Kepala Daerah &
Wakil Kepala Daerah
1.20.1.20.03.17 Program Peningkatan - - - -
& Pengembangan
Pengelolaan
Keuangan Daerah
1.20.1.20.03.20 Program Peningkatan 103.427.200,- 97.627.200,- 94,39% Sangat tinggi
Sistem Pengawasan
Internal &
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan KDH
1.20.1.20.03.26 Program Penataan 904.745.000,- 879.932.500,- 97,26% Sangat tinggi
Peraturan Perundang-
Undangan
1.20.1.20.03.27 Program Penataan 326.120.000,- 326.120.000,- 100% Sangat tinggi
Daerah Otonomi Baru
1.20.1.20.03.28 Program Kemitraan - - - -
Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
1.20.1.20.03.28 Program Pelaksanaan 1740.675.000,- 1.723.965.000,- 99,04% Sangat tinggi
Hari-hari Besar,
Keagamaan Nasional
dan Daerah
1.20.1.20.03.30 Program Pembinaan - - - -
dan Pengembangan
Aparatur
1.20.1.20.03.31 Program 3.960.567.500,- 3.720.440.334,- 93,94% Sangat tinggi
Pengembangan dan
Pembinaan Sumber
Daya Syariat Islam
1.20.1.20.03.33 Program Peningkatan 634.000.000,- 633.074.750,- 99,85% Sangat tinggi
Sumberdaya dan
Peran Ulama
1.20.1.20.03.35 Program Peringatan - - - -
Hari-hari Besar
Nasional
1.20.1.20.03.35 Program 404.925.000,- 404.920.000,- 99,99% Sangat tinggi
Pengembangan IPTEK
1.20.1.20.03.41 Program Peningkatan 67.350.000,- 62.479.000,- 92,77% Sangat tinggi
dan Pemberdayaan
Fakir Miskin
1.20.1.20.03.49 Program Pembinaan - - - -
dan Pengembangan
Aparatur
1.01 Urusan Pendidikan
1.01.1.20.03.23 Program Peningkatan - - - -
dan Pengembangan
Pembangunan
Perguruan Tinggi
1.02 Urusan Kesehatan
1.02.1.20.03.23 Program Standarisasi - - - -
Pelayanan BLUD
Kesehatan
1.06 Urusan
Perencanaan
Pembangunan
1.06.1.20.03.21 Program Perencanaan 71.076.500,- 55.000.000,- 100% Sangat tinggi
Pembangunan Daerah
Informasi dengan
Mass Media
2.03 Energi dan sumber
daya mineral
2.03.1.20.03.15 Program Pembinaan - - - -
Dan Pengawasan
Bidang Pertambangan
2.03.1.20.03.17 Program Pembinaan 7.565.183,204,- 7.562.076.553,- 99,96% Sangat tinggi
dan Pengambangan
Bidang
Ketenagalistrikan
2.06 Urusan
Perdagangan
2.06.1.20.03.19 Program Pembinaan 45.000.000,- 44.100.000,- 98,00% Sangat tinggi
Pedagang Kakilima
dan Asongan
2.06.1.20.03.20 Peningkatan Sistem 149.140.000,- 144.457.500,- 96,86% Sangat tinggi
dan Pengelolaan
Informasi
Perdagangan
Jumlah 40.319.203.852,- 39.450.865.156,- 97,85% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-124 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian melingkupi 12 Dinas, Badan, Kantor, Sekretariat dan
Majelis yang ada di Kabupaten Aceh Selatan.
Untuk Setdakab Aceh Selatan yang melaksanakan program pembangunan secara
keseluruhan sebanyak 38 (tiga puluh delapan) program, dariprogram-program tersebutterdapat
5(lima) program yang hanya direncakana dalam RPJM/Renstra-P namun tidak dianggarkan dalam
RKPK dan APBK Tahun 2016, 2 (dua) program yang hanya direncanakan dalam Renstra-P dan
RKPK, 1 (satu) program yang hanya ada dalam RKPK Tahun 2016, 1(satu) program yang hanya
direncanakan dalam RKPK dan DPA Tahun 2016 dan dan 1 (satu) program yang dianggarkan
dalam DPA APBK Tahun 2016 tanpa direncanakan terlebih dahulu dalam Renstra-P dan RKPK
Tahun 2016 ini.
Berdasarkan hasil evaluasi disarankan untuk Program Kemitraan Pelayanan
Kesehatan dengan nomor program 1.20.1.20.03.28 seharusnya nomor program ini
diawali dengan kode 1.02 yang menunjukkan pelaksanaan Urusan Kesehatan. Untuk itu
Program Pembayaran PremiAsuransi Bupati/Wakil Bupati,lebih cocok dimasuk pada
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan menambah akun baru dengan
nama Kegiatan Penyediaan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bupati/Wakil Bupati.
Demikian juga untuk Program Peningkatan dan Pemberdayaan Fakir Miskinyang
diberi nomor program 1.20.1.20.03.41 dengan kegiatan antara lain peningkatan
pelayanan dan penyaluran raskin, maka program yang lebih cocok untuk kegiatan
tersebut adalah Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil (KAT)
dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dengan kode akun 1.13 yang
menunjukkan pelaksanaan Urusan Sosial yang juga dilaksanakan oleh SKPK Sekretariat
Daerah. Serta Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
dengan nomor program 1.13.1.20.03.16, seharus nomor program tersebut adalah
nomor1.11.1.20.03.16 yang menunjukkan pelaksanaan Urusan Pemberdayaan
Perempuan.
Kemudian untuk Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Setdakab Aceh
Selatan menggunakan nomor rekening 1.09.1.20.03.45 yang berada dibawah Urusan
Pertanahan seharusnya menggunakan rekening 1.21 yang berada dibawah Urusan
Kepegawaian karena kegiatan yang dicakupi adalah Pengembangan Sistem Informasi
Kepegawaian Daerah dan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Tugas dan Fungsi bagi PNS
Daerah.Oleh karenanya kesalahan-kesalahan dimaksud perlu dilakukan perbaikan pada
dokumen Renstra-P, RKPK dan DPA yang akan datang.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Setdakab Aceh Selatan
sudah sangat tinggiyaitu sebesar97,85% dengan realisasi anggaran
sebesarRp.39.450.865.156,-.
Banyak program-program yang dijalankan oleh Setdakab Aceh Selatan mendukung
SKPK lain dalam memenuhi capaian IKD yang telah ditetapkan contohnya Program
Peningkatan dan Pemberdayaan Fakir Miskin bekerjasama dan membantu Dinas Sosial,
Transmigrasi dan Tenaga Kerja dalam mengurangi angka kemiskinan di Aceh Selatan
dengan memberikan bantuan Beras Miskin kepada masyarakat yang kurang mampu. Lalu
Program Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Syariat Islam dan Program
Peningkatan Sumber Daya dan Peran Ulama membantu meningkatkan pencapaian IKD di
Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Selatan dan Kantor Pendidikan dan Pembinaan
DayahKabupaten Aceh Selatan. Sedangkan Program Penyelamatan dan Pelestarian
Dokumen/Arsip Daerah membantu Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah
Kabupaten Aceh Selatan dalam mengelola arsip daerah yang dianggap penting. Demikian
juga dengan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi sangat menentukan
tercapai atau tidaknya jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) dan jumlah nilai
investasi berskala nasional (PMDN/PMA) yang seharusnya dapat bertambah setiap
tahunnya.
Hal ini dilakukan karena kurangnya anggaran di SKPK-SKPK terkait sehingga
dirasa perlu dibantu sehingga pencapaian target Kinerja Daerah dapat dipenuhi dan yang
terpenting masyarakat Aceh Selatan dapat terbantu perekonomiannya menjadi lebih baik.
b. Sekretariat DPRK Aceh Selatan
Tabel II-125
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Sekretariat DPRK Aceh Selatan
Berdasarkan TabelII-125 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016,Sekretariat DPRK Aceh Selatan yang melaksanakan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
melaksanakan programpembangunan secara keseluruhan sebanyak 8(delapan) program.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Sekretariat DPRK
Kabupaten Aceh Selatandikategorikan Sangat tinggiyaitu sebesar97,07% dengan
realisasi anggaran sebesarRp. 9.983.979.113,-.
Pengelolaan
Keuangan Gampong
1.20.1.20.05.23 Program Optimalisasi 140.200.000,- 139.352.200,- 99,40% Sangat tinggi
Pemanfaatan
Teknologi Informasi
1.20.1.20.05.28 Program Pelaksanaan 83.000.000,- 79.970.000,- 96,35% Sangat tinggi
hari-hari Besar
Keagamaan Nasional
dan Daerah
1.24 Urusan Kearsipan
1.24.1.20.05.16 Program 97.900.000,- 96.775.000,- 98,85% Sangat tinggi
Penyelamatan dan
Pelestarian Dokumen/
Arsip Daerah
1.06 Urusan
Perencanaan
Daerah
1.06.1.20.05.21 Program Perencanaan 23.100.000,- 22.198.959,- 96,10% Sangat tinggi
Pembangunan
Daerah
1.09 Urusan Pertanahan
1.09.1.20.05.16 Program Penataan 6.332.100.000,- 5.736.254.470,- 90,59% Tinggi
Penguasaan,
Pemilikan,
Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
JUMLAH 22.443.838.980,- 20.693.440.079,- 92,20% Sangat Tinggi
Berdasarkan Tabel II-126 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh
Selatan Tahun 2016, DPKKD Aceh Selatan yang melaksanakan Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian
dan Persandian melaksanakan programpembangunan secara keseluruhan sebanyak
12(dua belas) program. Dari ke-12 program tersebut terdapat 1 (satu) program yang
hanya direncanakan dalam Renja/RKPK Tahun 2016 dan dilaksanakan dalam DPA Tahun
2016 tapi tidak direncanakan terlebih dahulu dalam Renstra-P yaitu Program Pembinaan
dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Gampong dan 1 (satu) program yang menjadi
“penumpang gelap” yaitu Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/ Arsip
Daerah.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada DPKKD Aceh
Selatandikategorikansangat tinggiyaitu sebesar92,20% dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 20.693.440.079,-.
Indikator yang ditetapkan untuk DPKKD adalah jumlah dan macam pajak dan
retribusi daerah. Jumlah macam pajak daerah didapati hasil yang sama dengan target
yang telah ditentukan setiap tahunnya. Untuk jumlah macam retribusi daerah mengalami
penurunan dari 18 item di tahun 2015 menjadi 17 item di tahun 2016. Item yang
berkurang ini adalah retribusi dibidang komunikasi (tower provider selular). Sedangkan
untuk jumlah bangunan ber IMB per satuan bangunan juga telah memenuhi dari target
yang telah ditetapkan dan bertambah setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel
3.38 IKD Aceh Selatan.
Berdasarkan Tabel II-127 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Inspektorat Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian melaksanakan programpembangunan secara keseluruhan sebanyak 9(sembilan)
program. Dari 9 program tersebut terdapat 2 (dua) program yang hanya direncanakan dalam
RPJM/Renstra-P namun tidak dilanjutkan dalam RKPK dan DPA Tahun 2016 yaitu Program
Peningkatan Disiplin Aparatur dan ProgramPeningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Inspektorat Kabupaten
Aceh Selatandikategorikan sangat tinggiyaitu sebesar94,53% dengan realisasi
anggaran sebesarRp.1.985.214.277,-.
Tabel II-128
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada BKPP Kab. Aceh Selatan
Berdasarkan TabelII-128 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, BKPP Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian melaksanakan programpembangunan secara keseluruhan sebanyak 10(sepuluh)
program. Dari 10 program tersebut terdapat 1 (satu) program yang hanya direncanakan dalam
Renstra-P dan RKPKK namun tidak dilanjutkan ke DPA Tahun 2016 yaitu Program Pembinaan dan
Pengembangan Aparatur dan 1 (satu) program yang langsung dimasukkan dalam DPA Tahun
2016 ini tanpa direncanakan dalam Renstra-P dan RKPK terlebih dahulu.
Yang menjadi pertanyaan kenapa Program Pembinaan Aparatur memiliki banyak nomor
rekening. Dalam Permendagri Nomor 13 sudah dibakukan bahwa program tersebut berada
dibawah Urusan Kepegawaian dengan Nomor Rekening 1.21.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada BKPP Kabupaten Aceh
Selatandikategorikan Sangat tinggiyaitu sebesar99,05% dengan realisasi anggaran
mencapaiRp. 4.335.696.845,-.
Dari Tabel 3.38 IKD Aceh Selatan terlihat bahwa Rasio Kelulusan S1/S2/S3 di
Kabupaten Aceh semakin meningkat setiap tahunnya daei 3,29% di tahun 2015
meningkat menjadi 4,55% di tahun 2016. Ini menunjukkan semakin terbukanya
pemikiran masyarakat Aceh Selatan akan pentingnya pendidikan. Karena pendidikan
yang tinggi bukan hanya untuk mempermudah dalam memperoleh pekerjaan namun
juga untuk kehidupan social ekonomi yang lebih baik.
Demikian juga dengan rasio tingkat ketergantungan (RK) yang semakin menurun
setiap tahunnya, ini menandakan semakin banyaknya penduduk usia produktif yang
mampu mendorong perekonomian daerah. Di tahun 2015 RK mencapai 54,31% artinya
100 orang yang produktif menanggung 54 orang yang non produktif, sedangkan di tahun
2016 menurun menjadi 42,88% artinya 100 orang yang produktif hanya menanggung 43
orang yang non produktif.
1.06 Urusan
Perencanaan
Daerah
1.06.1.20.08.21 Program Perencanaan 11.800.000,- 11.800.000,- 1000% Sangat tinggi
Pembangunan
Daerah
JUMLAH 8.949.644.901,- 8.684.865.029,- 97,04% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-129 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan Urusan Otonomi
Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian
dan Persandian melaksanakan programpembangunan secara keseluruhan sebanyak 12(dua
belas) program. Dari 12 program tersebut terdapat 1 (satu) program yang hanya direncanakan
dalam RKPK.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Dinas Syariat Islam
Kabupaten Aceh Selatandikategorikan Sangat tinggi yaitu sebesar97,04% dengan
realisasi anggaran sebesar Rp. 8.684.865.029,-.
Pada Tabel 3.38 IKD Kabupaten Aceh Selatan terlihat bahwa terjadi peningkatan
yang signifikan pada Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Selatan setiap tahunnya
diantaranya adalah jumlah siswa usia SD, SLTP dan SLTA melalui kegiatan cerdas cermat
Islam bagi generasi muda dan jumlah siswa usia dini/TK dan SD yang mengikuti festival
anak shaleh.
Namun ada beberapa indikator yang mengalami penurunan diantaranya jumlah
aparatur yang mengikuti bimbingan teknis pada berbagai keahlian bidangnya, jumlah
peserta pelatihan remaja, imam mesjid dan tokoh masyarakat, dan jumlah siswa Umul
Qur’an yang mengalami penurunan yang drastis. Hal ini terjadi disebabkan kekurangan
dana dalam pelaksanaan pelatihan-pelatihan tersebut.
Hal yang sangat disayangkan adalah didapatinya angka yang semakin meningkat
dalam jumlah kasus pelanggaran Syariat Islam dari 3 kasus di tahun 2015 menjadi 5
kasus di tahun 2016 yang ditangani oleh Dinas Syariat Islam. Seharusnya dengan
bertambahnya perhatian terhadap upaya peningkatan Syariat Islam yang Kaffah
diharapkan kasus yang melanggar syariat semakin menurun bukan bertambah setiap
tahunnya. Diharapkan ditahun-tahun berikutnya akan semakin berkurang kasus yang
melanggar Perda Syariat Islam di bumi Teuku Cut Ali ini demi mewujudkan Aceh Selatan
yang islami dan berbudaya.
Tabel II-130
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada BPMPTSP Kab. Aceh Selatan
Pembangunan
Daerah
JUMLAH 569.884.011,- 568.822.642,- 99,81% Sangat
tinggi
Berdasarkan Tabel II-130 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, BPMPTSP Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian melaksanakan programpembangunan secara keseluruhan sebanyak 10(sepuluh)
program. Dari 10 program tersebut terdapat 2 (dua) program yang hanya direncanakan dalam
Renstra-P dan RKPK namun tidak dilanjutkan dalam DPA Tahun 2016 dan 1 (satu) program yang
hanya direncanakan dalam RKPK namun tidak dilanjutkan dalam DPA Tahun 2016.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada BPMPTSP Kabupaten
Aceh Selatandikategorikan Sangat Tinggiyaitu sebesar99,81% dengan realisasi
anggaran sebesarRp.568.822.642,-.
Pada Tabel 3.38 Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Aceh Selatan terlihat
BPMPTSP telah mampu memenuhi target indikator yang telah ditetapkan, diantaranya
lama proses pengurusan perizinan yang sesuai dengan target.
Tabel II-131
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Sekretariat KORPRI
Berdasarkan Tabel II-131 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, KORPRI Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian melaksanakan programpembangunan secara keseluruhan sebanyak 8(delapan)
program. Dari program-program tersebut terdapat 1 (satu) program yang hanya direncanakan
dalam Renstra-P namun tidak dilanjutkan dan 1 (satu) program yang hanya direncanakan dalam
Renstra-P dan RKPK namun tidak dilanjutkan dalam DPA 2016
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada KORPRI Kabupaten Aceh
Selatandikategorikan Sangat tinggiyaitu sebesar98,83% dengan realisasi anggaran
sebesarRp. 350.858.273,-.
Tabel II-132
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Sekretariat MPU
Berdasarkan Tabel II-132 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Selatan yang
melaksanakan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian melaksanakan programpembangunan secara
keseluruhan sebanyak 7(tujuh) program. Dari 7 program tersebut terdapat 2 (dua) program yang
hanya direncanakan dalam Renstra-P dan RKPK namun tidak dilanjutkan dalam DPA tahun 2016,
1 (satu) program yang hanya direncanakan dalam RKPK Tahun 2016 dan 1 (satu) program yang
hanya direncanakan dalam RKPK/RKPK dan DPA 2016 namun tidak terdapat dalam
RPJM/Renstra-P.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Sekretariat MPU Kabupaten Aceh
Selatandikategorikan Sangat Tinggiyaitu sebesar98,42% dengan realisasi anggaran
sebesarRp. 815.266.465,-.
Tabel II-133
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Sekretariat MAA
Daerah
1.06.1.20.30.21 Program Perencanaan 3.850.000,- 3.850.000,- 100% Sangat tinggi
Pembangunan Daerah
JUMLAH 302.017.665,- 292.256.775,- 96,77% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-133 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan
Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian melaksanakan programpembangunan secara keseluruhan
sebanyak 12(dua belas) program. Dari 12 program tersebut terdapat 6 (enam) program yang
hanya direncanakan dalam Renstra-P namun tidak dilanjutkan, 1 (satu) program yang hanya
direncanakan dalam RKPK dan 4 (empat) program yang hanya ada di RKPK dan DPA 2016
namun tidak terdapat dalam RPJM/Renstra-P.
Dari hasil evaluasi ini didapati bahwa dokumen Renstra-P yang dibuat oleh SKPK ini
terdapat banyak kesalahan fatal. Banyak program pokok yang biasa digunakan malah tidak
dimasukkan dalam Renstra-P nya. Diharapkan untuk dapat memperbaiki Dokumen Renstra-P
kembali.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Sekretariat MAA Kabupaten Aceh
Selatandikategorikan Sangat Tinggiyaitu sebesar96,77% dengan realisasi anggaran
sebesarRp. 292.256.775,-.
Tabel II-134
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Sekretariat MPD
Aparatur
1.06 Urusan
Perencanaan
Daerah
1.06.1.20.31.21 Program Perencanaan 4.650.000,- 4.650.000,- 100% Sangat tinggi
Pembangunan Daerah
JUMLAH 367.433.090,- 366.697.297,- 99,80% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-135 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Selatan yang
melaksanakan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian melaksanakan programpembangunan secara
keseluruhan sebanyak 9(sembilan) program. Dari 9 program tersebut terdapat 3 (tiga) program
yang hanya direncanakan dalam RKPK dan DPA 2016 namun tidak terdapat dalam Renstra-P dan
2 (dua) program yang hanya direncanakan dalam RKPK Tahun 2016 ini.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Sekretariat MPD Kabupaten Aceh
Selatandikategorikan Sangat tinggiyaitu sebesar99,80% dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.366.697.297,-.
Miskin
1.20.1.20.32.02 Pembangunan/ - - - -
Rehab Rumah Dhuafa
1.20.1.20.32.3.38 Program Penyusunan - - - -
Data Base Muzakki
dan Mustahik
1.06 Urusan
Perencanaan
Daerah
1.06.1.20.32.21 Program Perencanaan 4.200.000,- 3.900.000,- 92,86% Sangat tinggi
Pembangunan
Daerah
JUMLAH 572.290.656,- 494.765.867,- 86,45% Tinggi
Berdasarkan Tabel II-135 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, Baitul Mal Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian melaksanakan programpembangunan secara keseluruhan sebanyak 11 (sebelas)
program. Dari 11 program tersebut terdapat 6 (enam) program yang hanya direncanakan dalam
Renstra-P namun tidak dilanjutkan lagi ke RKPK dan DPA Tahun 2016 ini dan 1 (satu) program
yang hanya direncanakan dalam RKPK dan DPA 2016 namun tidak terdapat dalam RPJM/Renstra-
P.
Berdasarkan hasil evaluasi, disarankan untuk Program Peningkatan dan Pemberdayaan
Fakir Miskin dengan nomor program 1.20.1.20.31.31, yang melaksanakan kegiatan antara lain
peningkatan Kesejahteraan Fakir Miskin , maka program pembangunan yang lebih cocok dan
sesuai dengan Permendagri nomor 13 Tahun 2006 adalah Program Pemberdayaan Fakir Miskin,
Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya,
dengan kode program 1.13 dimana kode program 1.13 menunjukkan pelaksanaan Urusan Sosial
yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh Sekretariat Baitu Mal.
Kemudian untuk program Pembangunan/ Rehab Rumah Dhuafa kode rekening yang digunakan
tidak sesuai dengan Permendagri No 13 Tahun 2006.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Baitul Mal Kabupaten Aceh
Selatandikategorikan Tinggiyaitu sebesar86,45% dengan realisasi anggaran
sebesarRp.494.765.867,-.
Dalam Tabel 3.38 IKD Aceh Selatan terlihat bahwa Baitul Mal Aceh Selatan sukses dalam
pencapaian target dari IKD tersebut. Terlihat bahwa semakin meningkatnya capaian dari tahun
ke tahun. Adapun indikator dari Kantor Baitul Mal Aceh Selatan yaitu Tersalurnya ZIS bagi fakir
miskin (Mustahik) dari 15.047 orang di tahun 2015 meningkat menjadi 16.000 orang di tahun
2016, artinya semakin banyaknya fakir miskin yang dapat dibantu dengan dana ZIS dari
masyarakat Aceh Selatan dan diharapkan dapat memperbaiki atau membantu kaum fakir
tersebut. Kemudian Jumlah pemberi ZIS (Muzakki) di Kabupaten Aceh Selatan juga bertambah
setiap tahunnya dari 1.092 orang di tahun 2015 menjadi 1.374 di tahun 2016, artinya semakin
banyak masyarakat Aceh Selatan yang berekonomi menengah ke atas dan sadar akan kewajiban
dalam berzakat, infak dan sadaqah.
Berdasarkan TabelII-136 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2016, Kantor Pembinaan dan Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Selatan yang
melaksanakan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian melaksanakan programpembangunan secara
keseluruhan sebanyak 15(lima belas) program. Dari 15 program tersebut terdapat 1 (satu)
program yang hanya direncanakan dalam Renstra-P namun tidak dilanjutkan untuk tahun 2016
ini, 2 (dua) program yang hanya direncanakan dalam Renstra-P dan RKPK dan 3 (tiga) program
yang hanya direncanakan dalam RKPK Tahun 2016 ini.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Kantor Pembinaan dan
Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Selatandikategorikan Tinggiyaitu sebesar 86,90% dengan
realisasi anggaran sebesarRp. 2.716.564.392,-.
Dalam Tabel 3.38 IKD Kabupaten Aceh Selatan terlihat bahwa Kantor Pembinaan dan
Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Selatan mampu menunjukkan eksistensinya walaupun kantor
ini masih terbilang baru namun mampu memenuhi target dari IKD yang telah ditetapkan yaitu
meningkatknya fasilitas sarana dan prasarana peribadatan dari 3 unit di tahun 2015 meningkat
menjadi 19 unit di tahun 2016 dan jumlah ini jauh dari target yang telah ditentukan.
Tabel II-137
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluh Pertanian
Kabupaten Aceh Selatan
Berdasarkan Tabel II-137 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Kabupaten Aceh Selatan yang mengampu Urusan
Ketahanan Pangan melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 14
(empat belas) program. Dari program-program tersebut terdapat 1 (satu) program yang hanya
direncanakan dalam Renstra-P dan Renja/RKPK Tahun 2016 yaitu Program Peningkatan Produksi
Peternakan.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluh dikatagorikan sangat tinggi denganpersentase mencapai 97,57%danrealisasi
anggaran sebesar Rp. 3.744.703.230,-.
Dalam Tabel 3.38 IKD Aceh Selatan terlihat bahwa terjadi penurunan yang signifikan dalam
ketersediaan pangan utama (kg/1.000 penduduk) dari 196.564 kg di tahun 2015 menurun
menjadi 191.134 kg di tahun 2016. Hal ini terjadi akibat semakin berkurangnya lahan pertanian
khususnya sawah di Aceh Selatan akibat alih fungsi lahan menjadi perumahan penduduk
sehingga produksi pertanian khususnya pada pangan utama semakin berkurang dari tahun ke
tahun.
Berdasarkan Tabel II-138dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melaksanakan program pembangunan secara
keseluruhan sebanyak 14(empat belas) program. Dari 14 program tersebut terdapat 1 (satu)
program yang hanya direncanakan didalam Renstra-P namun tidak dilaksanakan dalam RKPK dan
APBK, 1 (satu) program yang hanya direncanakan dalam Renstra-P dan RKPK Tahun 2016, dan
1(satu) program yang hanya direncanakan dalam RKPK.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK BPM dikatagorikan
sangat tinggi yaitu sebesar97,01%dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.7.276.141.244.,-.
Dalam Tabel 3.38 IKD Aceh Selatan peningkatan dalam rata-rata jumlah kelompok
binaan LPM dan Persentase desa berstatus swasembada dari tidak ada di tahun 2015
menjadi 1 desa swasembada di tahun 2016.Sedangkan indikator lainnya mengalami
stagnansi/ tetap tidak ada penambahan atau penurunan capaian dari target yang telah
ditetapkan.
Perpustakaan
1.24 Urusan Kearsipan
1.24.1.26.01.15 Program Perbaikan 5.050.000,- 2.550.000,- 50,50% Sangat rendah
Sistem Administrasi
Kearsipan
1.24.1.26.01.16 Program 29.450.000,- 27.010.000,- 91,71% Sangat tinggi
Penyelamatan dan
Pelestarian
Dokumen/Arsip
1.24.1.26.01.17 Program - - - -
Pemeliharaan /Rutin
Berkala Sarana dan
Prasarana Kearsipan
1.24.1.26.01.18 Program - - - -
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Informasi.
1.06 Urusan
Perencanaan
Pembangunan
1.06.1.26.01.22 Program 5.550.000,- 5.550.000,- 100% Sangat tinggi
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
1.20 Urusan Otonomi
Daerah
1.26.1.26.01.25 Program 24.050.000,- 24.050.000,- 100% Sangat tinggi
Penyelenggaraan
Hari-hari Besar
Jumlah 621.602.190,- 565.757.069,- 91,02% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-139 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Aceh Selatan yang mengampu
Urusan Perpustakaan melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 12
(dua belas) program. Dari 12 program tersebut terdapat 2 (dua) program yang hanya
direncanakan dalam Renstra-P dan RKPK namun tidak dilaksanakan dalam APBK Tahun 2016 ini,
2 (dua) program yang hanya ada di RKPK dan APBK namun tidak tercantum dalam Renstra-P,
dan 1 (satu) program yang hanya direncanakan dalam RKPK
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Kantor Perpustakaan
Arsip dan Dokumentasidikategorikan sudah sangat tinggi yaitu sebesar91,02%
dengan realisasi anggaran sudah sebesar Rp.565.757.069,-.
Dalam Tabel 3.38 IKD Aceh Selatan terlihat bahwa pengelolaan arsip secara baku
telah mencapai hasil yang lebih baik dari tahun ke tahun walaupun dengan angka yang
tidak terlalu besar dan sama dengan target. Pencapaian diperoleh karena dukungan dari
Program dalam DPA Tahun 2016 yaitu Program perbaikan system administrasi kearsipan
dan program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip yang dianggarkan setiap
tahunnya. Namun hal yang sangat disayangkan adalah tidak pernah adanya peningkatan
SDM pengelola kearsipan karena kurangnya dana yang dikucurkan ke Kantor
Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Aceh Selatan.
Sedangkan di bidang perpustakaan terlihat meningkatnya jumlah perpustakaan dan
jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun ke tahun, hal ini menunjukkan semakin
bertambahnya minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca. Namun
terlihat bahwa terjadi penurunan yang sangat signifikan dalam indikator koleksi buku
yang tersedia di perpustakaan daerah dari 26.000 unit di tahun 2014 menurun menjadi
22.976 unit di tahun 2015 dan semakin menurun di tahun 2016 menjadi 22.873 unit.
Pengembangan Data/
Informasi
1.06.2.01.01.21 Program Perencanaan 15.060.000,- 15.060.000,- 100% Sangat tinggi
Pembangunan Daerah
1.20 Urusan Otonomi
Daerah
2.01.2.01.01.28 Program Peringatan 57.500.000,- 57.500.000,- 100% Sangat Tinggi
Hari-hari Besar,
Keagamaan Nasional
dan Daerah
Jumlah 18.150.986.087,- 16.695.440.192,- 91,98% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-140 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan Urusan
Pertanian melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 16 (enam belas)
program. Dari 16 program tersebut terdapat 2 (dua) program yang hanya direncanakan dalam
Renstra-P namun tidak dilaksanakan dalam RKPK dan APBK.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Pertanian dan
Peternakan dikatagorikan sangat tinggi yaitu sebesar91,98%dengan realisasi
anggaran sebesarRp. 16.659.440.192,-.
Dari Tabel 3.38 IKD Kabupten Aceh Selatan terlihat peningkatan capaian di bidang
pertanian walaupun dengan hasil yang masih jauh dari target yang telah ditentukan.
Terlihat bahwa terjadi peningkatan pertumbuhan PDRB yang ditandai dengan
peningkatan kontribusi subsector pertanian terhadap PDRB yang positif dimana
kontribusinya terhadap PDRB sebesar 25,70% di tahun 2014 meningkat menjadi 25,74%
di tahun 2015. Diharapkan dengan adanya pertumbuhan yang positif ini dapat
memperbaiki kondisi social dan ekonomi masyarakat di Aceh Selatan menjadi lebih baik.
dan Pengembangan
Hutan
2.01 Urusan Pertanian
2.01.2.02.01.15 Program Peningkatan 276.700.000,- 252.306.000,- 91,18% Sangat tinggi
Kesejahteraan Petani
2.01.2.02.01.16 Program Peningkatan 5.349.379.000,- 5.184.447.500,- 96,92% Sangat tinggi
Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan)
2.01.2.02.01.17 Program Perlindungan 249.050.000,- 243.614.000,- 97,82% Sangat tinggi
dan Konservasi
Sumberdaya Hutan
2.01.2.02.01.19 Program Peningkatan 4.466.958.128,- 4.346.302.400,- 97,30% Sangat tinggi
Produksi
Pertanian/Perkebunan
2.01.2.02.01.20 Program - - - -
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
1.02 Urusan Kesehatan
1.02.2.02.01.21 Program 239.449.628,- 233.357.600,- 97,46% Sangat tinggi
Pengembangan
Lingkungan Sehat
1.06 Urusan Perencanaan
Pembangunan
1.06.2.02.01.16 Program Peningkatan - - - -
dan Pengembangan
Data
Perkebunan/Kehutanan
1.06.2.02.01.21 Program Perencanaan 10.400.000,- 10.400.000,- 100% Sangat tinggi
Pembangunan Daerah
1.20 Urusan Otonomi
Daerah
1.20.2.02.01.35 Program Peringatan 70.000.000,- 66.834.000,- 95,48% Sangat tinggi
Hari-hari Besar
Jumlah 14.009.501.956,- 13.554.806.896,- 96,15% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-141dan formulir evaluasi hasil RKPK Aceh Selatan Tahun 2016,
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Selatan yang mengampu Urusan Kehutanan
melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 17 (tujuh belas) program.
Dari 17 program tersebut terdapat 2 (dua) program yang hanya direncanakan di dalam Renstra-P
namun tidak dilanjutkan dalam RKPK dan APBK Tahun 2016 dan1 (satu) program yang hanya
direncanakan dalam Renstra-P dan RKPK namun tidak dilaksanakan dalam APBK Tahun 2016 ini.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Kehutanan dan
Perkebunan dikatagorikan sangat tinggi yaitu sebesar96,15%dengan realisasi
anggaran sebesarRp. 13.554.806.896,-.
18. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
Tabel II-142
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Dinas Pertambangan
Energi dan Sumber Daya Mineral
Berdasarkan Tabel II-142 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Aceh Selatan yang
mengampu Urusan Energi dan Sumber daya mineral melaksanakan program pembangunan
secara keseluruhan sebanyak 13 (tiga belas) program. Dari 13 program tersebut terdapat 5(lima)
program yang hanya direncanakan dalam Renstra-P namun tidak dilanjutkan dalam RKPK dan
APBK Tahun 2016 ini.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Dinas Pertambangan Energi
dan Sumber Daya Mineraldikatagorikan sangat tinggi yaitu sebesar98,17% dengan realisasi
anggaran sebesarRp. 1.479.246.938,-.
Tabel II-143
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Dinas Kelautan
dan Perikanan
Berdasarkan Tabel II-143 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Selatan yang melaksanakan Urusan
Kelautan dan Perikanan melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 18
(delapan belas) program, terdapat 3 (tiga) program yang hanya direncanakan dalam Renstra-P
namun tidak dilaksanakan dalam RKPK dan APBK Tahun 2016 ini dan 1 (satu) program yang
hanya direncanakan dalam RKPK Tahun 2016 ini.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada Dinas Kelautan dan
Perikanandikatagorikansangat tinggiyaitu sebesar97,53% dengan realisasi anggaran
sebesarRp.28.440.825.812,-.
Dalam Tabel 3.38 IKD Aceh Selatan terlihat bahwa terjadi peningkatan yang sangat
signifikan dalam produksi perikanan tangkap dan capaiannya didapat melebihi dari target yang
telah ditatapkan. Demikian juga dengan produksi perikanan budidaya, konsumsi ikan, cakupan
bina kelompok nelayan dan kontribusi sub sector perikanan terhadap PDRB. Dengan adanya
peningkatan ini diharapkan mampu terus mendongkrak perekonomian masyarakat khususnya
yang berkerja sebagai nelayan menjadi lebih baik dari tahun ke tahunnya. Apalagi jika dilihat dari
luas pantai, Aceh Selatan memiliki luas pantai terpanjang se aceh sehingga sumber daya
kelautannya harusnya juga lebih besar untuk dapat dipergunakan secara terkelola oleh
masyarakat Aceh Selatan.
Tabel II-144
Evaluasi Capaian Program dan Kegiatan pada Dinas Peridustrian
Perdagangan, Koperasi dan UKM
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
2.06.2.07.01.17 Program - - - -
Peningkatan dan
Pengembangan
Ekspor
2.06.2.07.01.18 Program 4.222.574.374,- 4.149.858.774,- 98,28% Sangat tinggi
Peningkatan
Efesiensi
Perdagangan Dalam
Negeri
2.06.2.07.01.19 Program Pembinaan - - - -
Pedagang Kaki Lima
dan Asongan
1.15 Urusan Koperasi
dan Usaha Kecil
Menengah
1.15.2.07.01.15 Program 231.605.393,- 224.400.000,- 96,89% Sangat tinggi
Peningkatan Iklim
Usaha UKM yang
Kondusif
1.15.2.07.01.16 Program 149.001.500,- 148.326.500,- 99,55% Sangat tinggi
Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan
Kompetitif UKM
1.15.2.07.01.17 Program 87.555.000,- 87.503.000,- 99,94% Sangat tinggi
Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil dan
Menengah
1.15.2.07.01.18 Program 68.756.000,- 64.458.000,- 93,75% Sangat tinggi
Peningkatan Kualitas
Kelembagaan
Koperasi
Jumlah 9.056.922.754,- 8.670.306.577,- 95,73% Sangat tinggi
Berdasarkan Tabel II-144 dan formulir evaluasi hasil RKPK Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2016, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Selatan yang
melaksanakan Urusan Perindustrian, Urusan Perdagangan dan Urusan Koperasi Usaha Kecil dan
Menengah melaksanakan program pembangunan secara keseluruhan sebanyak 18 (delapan
belas) program. Dari 18 program tersebut terdapat 2 (dua) program yang hanya direncanakan
dalam Renstra-P namun tidak dilaksanakan dalam RKPK dan APBK tahun 2016 ini, 1 (satu)
program yang hanya ada di Renstra-P dan RKPK namun tidak dilanjutkan dalam DPA Tahun 2016
dan 1 (satu) Program yang hanya ada dalam RKPK dan DPA Tahun 2016 namun tidak ada dalam
Renstra-P.
Secara keseluruhan evaluasi pelaksanaan program pada SKPK Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM dikatagorikan sangat tinggi yaitu
sebesar95,73%dengan realisasi anggaran telah mencapai sebesarRp.8.670.306.577,-
.
Dalam Tabel 3.38 IKD Aceh Selatan terlihat bahwa terjadi peningkatan yang cukup
signifikan dalam pencapaian indikator daerah, ini ditunjukkan dari geliat perekonomian
masyarakat yang semakin membaik setiap tahunnya melalui sector perdagangan dan
perindustrian. Terlihat bahwa kontribusi sector perdagangan dan sector industry
terhadap PDRB setiap tahunnya menunjukkan trend yang positif, artinya pertumbuhan
ekonomi masyarakat juga akan semakin membaik.
Tabel II-145
Hasil Konsistensi Renstra-P – RKPK – APBK
Secara keseluruhan total programdari seluruh SKPK dalam Kabupaten Aceh Selatan
adalah sebanyak505 program. Adapun program yang dilaksanakan dan telah mencapai/
melebihi target berjumlah 364program (72,08%), program dalam RPKP yang
dilaksanakan namun belum mencapai target berjumlah 68 program (13,4%), program
yang ada dalam RPKP namun tidak dilaksanakan berjumlah 17 program (3,4%) dan
program yang dilaksanakan namun tidak ada dalam RKPK berjumlah 3program (0,6%),
dengan rata-rata capaian kinerja dan anggaran dari seluruh program adalah sebesar
28,18%dan dikategorikan Sangat Rendah.
Gambaran hasil evaluasi RKPK secara makro dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar II-7
Evaluasi RKPK Tahun 2016
Program yang
Programyang
dilaksanakan
direncanakan
namun tidak ada 0,6% 3,4% dalam RPJM/
dalamRKPK/RKPK
Renstra-
SKPK2016
Pnamuntidak
IV dilaksanakan
III dalam RKPK/RKPK
SKPK2016.
1. Kuadran 1, berisi program yang ada dalam RKPK tahun 2016 dimana realisasinya sudah
mencapai/melebihi rencana 2016.
2. Kuadran 2, berisi program yang ada dalam RKPK 2016yang masih belum selesai.
3. Kuadran 3, berisi program yang direncanakan dalam RPJM/Renstra-Pnamun tidak
dilaksanakan dalam RKPK 2016.
4. Kuadran 4, berisi program yang tidak direncanakan dalam dalam RKPK/RKPK SKPK tahun
2016 namun program tersebut dilaksanakan.
Dengan berkaca pada kondisi daerah dan evaluasi RKPK tahun lalu, kita dapat
melihat persoalan-persoalan pembangunan yang terjadi di Kabupaten Aceh Selatan
khususnya pada tahun 2016. Persoalan- persoalan ini harus menjadi perhatian
pemerintah terutama dalam merencanakan program kerja selanjutnya. Berikut ini
merupakan persoalan pembangunan daerah Kabupaten Aceh Selatan tahun 2016
berdasarkan urusan pemerintahan daerah.
(3) Kurangnya jumlah guru mata pelajaran tertentu dan belum meratanya
distribusi guru.
(4) Minimnya sarana dan prasarana pendukung pembelajaran.
(5) Terbatasnya kemampuan manajemen dan profesionalisme tenaga pengawas
sekolah termasuk dukungan sarana dan prasarana mobilitas serta belum
maksimalnya kerja sama dengan instansi terkait termasuk komite sekolah.
(6) Rendahnya penghargaan bagi guru dan siswa berprestasi.
(7) Belum berkembangnya proses pembelajaran secara inovatif.
(8) Rendahnya partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam mendukung
program pendidikan.
b) Kesehatan
(1) Rendahnya pemberdayaan Posyandu dan kesadaran masyarakat dalam
memelihara kesehatan.
(2) Kinerja pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, disiplin dan
berkeadilan masih rendah, termasuk rumah sakit karena belum membaiknya
tatakelola sektor kesehatan.
(3) Kurangnya sumber daya tenaga kesehatan yang bermutu dan berakhlak
mulia dan islami.
(4) Rendahnya partisipasi masyarakat termasuk swasta untuk mendukung
program kesehatan.
(5) Rendahnya kapasitas, keahlian dan keterampilan tenaga kesehatan.
e) Sosial.
(1) Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang tidak
tertangani masih tinggi,
(2) Penanganan masalah sosial belum tertangani secara komprehensif dan
terintegrasi.
(3) Minimnya Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Taruna Siaga
Bencana (TAGANA).
(4) Minimnya sarana dan prasarana sosial dan ekonomi dikawasan transmigrasi.
(5) Rentannya kejadian bencana alam (banjir, gelombang pasang, angin puting
beliung, kebakaran dan gempa).
(6) Rendahnya pengetahuan masyarakat, anak sekolah terhadap penanganan
dan penanggulangan bencana.
g) Kebudayaan
(1) Rendahnya kualitas SDM dibidang kebudayaan dan adat istiadat.
(2) Kurangnya pembinaan terhadap kelompok /grup pencinta seni dan budaya
daerah.
(3) Lemahnya pengelolaan terhadap asset peninggalan sejarah.
(4) Kurangnya sarana dan penyelenggaraan festival seni dan budaya.
(5) Lemahnya penegakan hukum adat dan reusam gampong.
(6) Rendahnya peran serta tokoh adat dan budaya dalam pengembangan dan
penataan kota Tapaktuan.
Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian makro ekonomi dan sosial serta pencapaian
sektoral bidang fisik, ekonomi dan sosial, dapat diidentifikasi berbagai masalah pokok
yang dapat menjadi pertimbangan untuk perencanaan pembangunan tahun berikutnya.
Berikut ini merupakan Keterkaitan hasil evaluasi dan isu strategis yang dapat
dirumuskan.
Tabel II-146
Keterkaitan Hasil Evaluasi dan Isu Strategis Kabupaten Aceh Selatan
Setelah mensintesiskan isu strategis ini, kemudian diolah dan dianalisis untuk
menjadi prioritas pembangunan tahun 2018, dengan hasil seperti pada tabel dibawah ini
Tabel II-147
Isu Strategis dan Prioritas Pembangunan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2018
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KERANGKA KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Bab ini memaparkan mengenai arah kebijakan ekonomi daerah dan kebijakan
keuangan daerah berupa proyeksi pendapatan, belanja daerah dan pembiayaan daerah.
Kedua subbab ini saling berkaitan dimana arah kebijakan ekonomi yang bersumber dari
kebijakan ekonomi nasional, provinsi, dan kabupaten yang akan memengaruhi aspek
pendanaan daerah.
Selanjutnya Kerangka pendanaan pembangunan yang dituangkan didalam Rencana
Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK) Aceh Selatan Tahun 2018 memberikan gambaran
kebutuhan anggaran pembangunan yang diperlukan pada Tahun 2018, guna menjawab
dan menyelesaikan permasalahan serta tantangan pembangunan daerah melalui berbagai
kegiatan dan kebijakan pembangunan sesuai dengan prioritas pembangunan.
penduduk dalam satu tahun. Unit–unit produksi tersebut dikelompokkan kedalam 17 (tujuh
belas) lapangan usaha yaitu: (1) Sektor Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan; (2)
Pertambangan dan Penggalian; (3) Industri pengolahan; (4) Pengadaan Listrik dan gas;
(5) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;(6) Bangunan/kontruksi;
(7) Perdagangan Besar dan Eceran,dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;(8) Transportasi
dan Pergudangan; (9) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum;(10) Informasi dan
Komunikasi;(11) Jasa Keuangan dan Asuransi;(12) Real Estat; (13) Jasa perusahaan; (14)
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib;(15) Jasa Pendidikan;
(16) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosialserta (17) Jasa lainnya.
PDRB dapat dihitung berdasarkan harga berlaku (Current price) dan harga konstan
(constant price). Pada umumnya untuk kepentingan berbagai analisa ekonomi secara
makro digunakan PDRB atas dasar harga berlaku dan untuk menghitung laju pertumbuhan
ekonomi digunakan PDRB atas dasar harga konstan.Hasil perhitungan PDRB Kabupaten
Aceh Selatan selama 5 Tahun terakhir baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar
Harga Konstan, menunjukkan adanya peningkatan dari Tahun ke Tahun.
Tabel III-1
PDRB Kabupaten Aceh Selatan 2012-2016
ADHB ADHK
No Tahun
(Rp.Juta) (Rp.Juta)
1. 2012 3.331.253,88 3.115.597,57
2. 2013 3.647.140,68 3.281.364,18
3. 2014 3.942.066,41 3.432.178,66
4. 2015 4.255.930,36 3.577.877,65
5. 2016* 4,611,745.92 3,753,605.46
Sumber : Publikasi BPS Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2016.
*) Angka sementara
Kebijakan pemerintah mengurangi subsidi BBM dan secara bertahap menaikan tariff
dasar listrik membawa dampak secara langsung terhadap kenaikan harga produksi dan
harga barang. Fluktuasi harga-harga barang secara umum ditingkat Nasional yang
mencapai kisaran angka 10%diperlukan langkah konkrit. Pemerintah Daerah menjaga
kestabilan pertumbuhan ekonomi terhadap sektor-sektor produktif yang terkena imbas
terhadap kenaikan harga tersebut dengan memperkuat ketahanan ekonomi kecil dan
menengah mempengaruhi kondisi ekonomi regional termasuk Kabupaten Aceh
Selatan.Kondisi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan membaik pada Tahun 2018, maka
yang paling utama adalah melihat sektor mana yang memberikan pertumbuhan ekonomi
tertinggi, hal ini penting guna mengetahui sektor mana saja yang menjadi tuas pengungkit
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Selatan tersebut.
Tabel III.2
Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2011-2015
c. Struktur Ekonomi
Secara faktual, struktur ekonomi Kabupaten Aceh Selatan memang masih bertumpu
pada sektor pertanian dalam menggerakkan roda ekonomi daerah. Namun, sampai saat ini
pembangunan sektor pertanian yang telah dilakukan belum mampu menjadikan sektor
tersebut menjadi sektor yang berbasis pada agrobisnis dan agroindustri. Pemerintah
Daerah sangat menyadari hal tersebut, untuk itu perlu dilakukan revitalisasi pembangunan
pada sektor pertanian melalui perencanaan yang terintegrasi dengan melibatkan SKPK
terkait dalam pelaksaannya, seperti pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan
dan holtikultura yang berbasis agribisnis, pengembangan sentra peternakan dan
pembibitan ternak, pengembangan kawasan minapolitan, pengembangan kawasan
perkebunan, pengembangan kawasan hutan tanam industri serta pengembangan kawasan
industri (KI) pengolahan terpadu yang berbasis pertanian. Selain sektor primer,
pertumbuhan ekonomi daerah juga didorong oleh sektor sekunder yang terdiri dari sektor
bangunan/kontruksi dan industri pengolahan serta sektor tersier.
Sektorpertanian tetap memberi kontribusi sebesar 25,76 persen terhadap PDRB
Kabupaten Aceh Selatan, akan tetapi terus mengalami penurunan dimana kontribusi nya
pada tahun 2011 mencapai sebesar 26,43 persen dan terus turun menjadi sebesar 25,76
persen ditahun 2015.Sementara sektor kontruksi yang memberi kontribusi sebesar 15,78
persendimana sector ini terus mengalami kenaikan dari tahun 2015 sebesar 15,09 persen
ditahun 2011 naik menjadi sebesar 15,78 persen ditahun 2015. Sektor Perdagangan Besar
dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor peranan sebesar 14,61 persen ada tahun
2015, juga meningkat dari peranan tahun 2011 yang sebesar 14,00 persen.
Sementara itu, kategori Pertambangan dan Penggalian yang pada tahun 2011
menempati urutan ke-7 dengan peranan sebesar 3,77 persen, pada tahun 2015
peranannya turun ke peringkat Ke delapan dengan peranan sebesar 3,47 persen.
Secara umum, kondisi srtuktur perekonomian Aceh Selatan tidak jauh berbeda
dalam tahun terakhir . Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tetap mendominasi dengan
peranan sebesar 5,76 persen pada tahun 2015 diikuti oleh Konstruksi dengan peranan
sebesar 15,78 persen, dan Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor
Tabel III.3
BESARAN NILAI KONTRIBUSI TIAP SEKTOR TERHADAP PDRB
KABUPATEN ACEH SELATAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU
TAHUN 2011 - 2015 (Dalam Jutaan Rupiah dan %)
d. PDRB Perkapita
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang bergerak dengan trend positif, maka
PDRB perkapita masyarakat juga mengalami peningkatan yang cukup
signifikan.Perkembangan pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Aceh Selatan,
selama 5 (Lima)Tahun terakhir juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk
Tahun2012income perkapita masyarakat (ADHK) Kabupaten Aceh Selatan adalah sebesar
Rp. 14.653.912,14 meningkat sebesar Rp.15.121.912,03juta pada Tahun 2013, pada
Tahun 2014juta adalah sebesar Rp.15.532.258,35juta dan pada tahun 2015 mencapai
Rp.15.908.961,21 juta serta pada tahun 2016 diperkiran terus meningkat sebesar Rp.
16.350.948,36
Tabel III-4
PDRB Perkapita Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012-2016
e. Investasi Daerah
Penyerapan Investasi merupakan indikator ekonomi makro daerah yang sangat
esensial dalam pembangunan daerah, karenainvestasi menentukan daya dukung
ekonomiuntuk menciptakan kesempatan kerja.Investasi di Kabupaten Aceh Selatan dapat
bersumber dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing
(PMA). Untuk pendanaan Penanaman Modal Dalam Negeri dapat berasal dari modal
swasta, kredit perbankan maupun Pemerintah. Besarnya investasi yang dilakukan sektor
swasta perlu terus didorong pelaksanaanya, mengingat dana yang dimiliki oleh pemerintah
daerah untuk membiayai pembangunan tersebut relatif sangat terbatas. Selama ini
kendala yang ada adalah masih sulitnya sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk
mengakses modal pengembangan usahanya berupa skema keredit perbankan. Pada hal
UMKM merupakan bentuk usaha yang mendukung peningkatan perekonomian daerah dan
pengentasan kemiskinan.
Disisi lain untuk membiayai pembangunan tersebut Pemerintah Daerah juga
melakukan pembiayaan melalui mekanisme pengeluaran Pemerintah (Goverment
Expenditure), berupa belanja dan pembiayaan pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Namun pengeluaran Pemerintah daerah tersebut lebih banyak
terserap untuk keperluan pembiayaan belanja aparatur dibandingkanuntuk keperluan
pembangunan.
Tabel III-5
Realisasi Pengeluaran Pemerintah di Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2012– 2016, target 2017 dan Proyeksi Tahun 2018
Pengeluaran
BelanjaPemerintah Jumlah
Tahun PembiayaanPemerintah
(Rp) (Rp)
(Rp)
2012 10.302.115.609,06 441.357.291.093,00 451,659,406,702.06
2013 3.700.209.072,00 737.659.975.006,00 741,360,184,078.00
2014 12.628.911.219,39 964.025.755.931,00 976,654,667,150.39
2015 6.800.000.000,00 1.124.550.151.005,00 1,131,350,151,005.00
2016 18,697,793,000.00 1,481,286,881,579.00 1,481,286,881,579.00
2017** 6.000.000.000,00 1.471.148.854.222,00 1.477.148.854.222,00
2018*** 6.000.000.000,00 1.345.733.873.812,20 1.351.733.873.812,00
Sumber: BPKD dan RPJM Kab. Aceh Selatan 2013-2018.
** Target Tahun Berjalan
*** Proyeksi
Oleh karena itu arah pembiayaan investasi kedepan, memerlukan sinergisitas antara
Investasi Pemerintah daerah dengan investasi swasta terutama Dunia Usaha untuk
menanganiprogram dan kegiatan yang mendorong; (1) pencapaian pertumbuhan ekonomi
daerah, (2) menciptakan kegiatan yang mampu membuka lapangan kerja baru bagi
masyarakat, (3) menggunakan sumber daya ekonomi daerah yang ada utamanya sektor-
sektor ekonomi yang merupakan potensi daerah Kabupaten Aceh Selatan (sektor
pertanian, industri, perdagangan, pertambangan dan pariwisata) serta (4) dapat memberi
nilai tambah yang besar bagi perekonomian daerah.
f. Inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan
harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli
masyarakat.Laju Inflasi Kabupaten Aceh Selatan selama periode Tahun 2012-2015 juga
menunjukkan tren yang fluktuatif.Hal ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah
yang menaikkan harga BBM dan tariff dasar listri serta ketidakpastian ekonomi global.
Tabel III-6
Inflasi Kabupaten Aceh Selatan 2012-2016
Dan Target dan Proyeksi Tahun 2017-2018
TAHUN INFLASI(%)
2012 2,30
2013 3,95
2014 3,34
2015 3,57
2016* 5,33
2017** 5,09
2018*** 4,85
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan dan RPJKMK Tahun 2013 - 2108.
*angkasementara
**Target capaian Tahun Berjalan
*** Proyeksi Tahun 2018.
Berdasarkan perhitungan BPS, angka inflasi Tahun 2012 tercatat sebesar 2,75
persen, akan tetapi naik pada Tahun 2013sebesar 3,95persen serta menurun lagi pada
Tahun 2014 dan naik lagi pada tahun 2015 sebesar 3,57 persen.Sementara pada Tahun
2016 diperkirakan tingkat inflasi mengalami kenaikan yaitu 5,33 persen. Namun Secara
umum tingkat inflasi di Kabupaten Aceh Selatan selama periode tersebut tetap terkendali
dengan rata-rata sebesar 4,55 persen.
Tabel III-7
Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2011-2015
Berdasarkan data IPM Kabupaten Aceh Selatan dari Tabel diatas diketahui bahwa
angka IPM Kabupaten Aceh Selatan relatif mengalami peningkatan dari Tahun keTahun
walaupun peningkatannya tidak terlalu signifikan yaitu dari 61,69 pada Tahun 2012,
menjadi 64,13 pada Tahun 2016. Capaian IPM Kabupaten Aceh Selatan tersebut memang
belum menggembirakan karena masih di bawah capaian rata-rata nilai IPM Provinsi Aceh.
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan sampai saat ini terus berupaya untuk meningkatkan
capaian IPM tersebut.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih tinggi, stabilitas ekonomi yang
terjaga, serta berbagai program dan kegiatan pembangunan yang diarahkan untuk
Tabel III-8
Target Indikator Makro Ekonomi
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun 2018
1 2 3 4 5 6
1 PDRB ADHK
3.577.877,65 3,753,605.46 3,937,964.17 4,131,377.67
(dlm juta)
2 PDRB ADHB
4.255.930,36 4,611,745.92 4,997,309.31 5,415,107.60
(dlm juta)
3 Laju Pertumbuhan
4,25 3.97 3.82 3.68
ekonomi (%)
4 Tingkat Inflasi 3,57 5,33 5,09 4,85
5 Jumlah penduduk 224.897 228.603 229.508 233.547
6 Laju pertubuhan
1.78 1.65 0.40 1.76
penduduk
7 Tingkat Pengangguran
10,01 5 4 4
Terbuka
Sumber : Pengolahan Data Bappeda Tahun 2017
1. LingkunganInternaldanEksternal
Beberapa faktordapat menyebabkankondisi Perekonomian berubah baik dari
luarmaupundaridalam.Oleh karenaitu,berbagaiasumsi danberbagai faktor
yangmempengaruhiperludiidentifikasikanmelaluilingkungan Ekternal
danlingkunganInternal.
LingkunganEksternaldalamperspektifkedepan masih cukup berat mengingatdayasaing
produkNasionalbelumbegitukuatdipasarglobal,
lebihkhususdayasaingdankemampuaneksporprodukAcehumumnya danKabupaten Aceh
Selatan khususnya relatif rendah,sementaradisisilainkebutuhan akan
impor(sebagaipengurang laju PertumbuhanPDRB)semakinmeningkat.
Selainpengaruhdari lingkunganeksternal,lingkunganinternaltidak kalah
pentingnyauntuk dicermati.Lingkunganinternalinimenjadi pentingkarena ruang
lingkupnyadalam jangkauandankendaliPemerintahDaerahdalamhal ini SKPKyang
terkait, yangpadaakhirnyaakandievaluasiatau dilakukan penilaianseberapa
baikkinerjanya.Denganmenjadikandokumen perencanaan sebagailandasanuntuk
pelaksanaanprogram-programdan penyusunananggaran upayauntuk
melakukanrevitalisasi bidang–bidang pembangunansehinggamenjadilebih
produktif,menciptakanikliminvestasi yang kondusif dansebagainya.
2. Tantangan Pokok
a. Mendorong PembangunanEkonomi yang Inklusif dan berkeadilan dan
pemberdayaanekonomi masyarakat.
Tantanganyang dihadapiadalah berupayamenurunkan penganggurandan
kemiskinan.Denganjumlah angkatankerjaterus bertambah,kualitas
pertumbuhanterusditingkatkan.Menciptakanlapangankerjayang lebih luas
danmengurangi jumlah pendudukmiskin.
b. Mendorong pertumbuhan Ekonomi yangberkelanjutan.
daerah lainnya, Bantuan keuangan dari provinsidan pemerintah daerah lainnya, Dana
Insentif Daerah, serta Dana Desa yang bersumber dari APBN.
Selanjutnya pada Belanja Daerah diproyeksikan terdiri dari: (1) Belanja Tidak
Langsung meliputi belanja pegawai, belanja hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil,
belanja bantuan keuangan, belanja tidak terduga; (2) Belanja Langsung terdiri atas
belanja pegawai, belanja barang jasa dan belanja modal.
Pada struktur Pembiayaan Daerah Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari: (1)
Pembiayaan penerimaan meliputi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya
(SiLPA), Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; (2) Pembiayaan pengeluaran
meliputi Penyertaan modal (investasi) daerah, dan pembentukan dana cadangan.
Adapun target kapasitas keuangan daerah yang telah disusun dan direncanakan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018 dapat dilihat
dalam table sebagai berikut:
TABEL III.9
Catatan Atas Perhitungan Kapasitas Keuda RKPK Tahun 2018
Berdasarkan Proyeksi RPJMK
PROYEKSI RPJMK
No URAIAN
TAHUN 2018 CATATAN
1 Pendapatan Daerah 1,590,722,189,125
akan meningkat dengan optimalisasi
1.1 Pendapat Asli Daerah 132,005,630,709
potensi-potensi yang ada
1.1.1 Pajak Daerah 9,406,469,486
1.1.2 Retribusi Daerah 5,908,665,735
TABEL III.11
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Tidak Langsung Daerah
Kabupaten Aceh Selatan
Rata-rata
2014 2015 2016
No. Uraian Pertumb
(%) (%) (%)
(%)
1. Belanja Pegawai 13.11% 7.55% 4.52% 4.52%
2. Belanja Bunga
3. Belanja Subsidi 75.00% -0.45% 42.56% 42.56%
4. Belanja Hibah -60.45% 18.24% 2.28% 2.28%
5. Belanja Bantuan Sosial 178.07% 36.91% 41.32% 41.32%
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/kota
6. 100.00% 71.57% 71.57%
dan Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan
7. -2.13% 866.38% 75.20% 75.20%
Desa
8. Belanja Tidak Terduga 115.42% -19.87% 8.02% 8.02%
10.16% 30.57% 18.66% 18.66%
Jumlah Belanja Tidak Langsung
Usaha Milik Daerah dan penyertaan modal yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Aceh Selatan. Perluasan pajak dan retribusi daerah tetap dilakukan sebagai sumber utama
Pendapatan Asli Daerah, tetapi akan dilakukan dengan sangat cermat dan melalui
pengkajian mendalam terhadap kemungkinan-kemungkinan berdampak lahirnya ekonomi
biaya tinggi yang dapat menghambat investasi sektor bisnis dan rumah tangga individu.
Adapun arah kebijakan pendapatan daerah meliputi:
a. Merencanakan penerimaan Pendapatan Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan yang memiliki kepastian hukum, dengan perkiraan yang terukur, rasional,
sesuai potensi riil;
b. Meningkatkan koordinasi, konsultasi dan dukungan data dalam rangka optimalisasi
penerimaan dana transfer dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi;
c. Optimalisasi kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, sebagai
upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah;
d. Optimalisasi sumber-sumber PAD melalui pendataan, analisis dan perhitungan;
e. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada wajib pajak;
f. Meningkatkan sistem dan prosedur pemungutan, dan sosialisasi kepada wajib pajak;
g. Meningkatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pemungutan dan penatausahaan
pendapatan daerah;
h. Melaksanakan kajian potensi pendapatan daerah dan melakukan peninjauan kembali
berbagai kebijakan dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah;
i. Meningkatkan dukungan operasional pemungutan pajak dan retribusi, dengan
menyiapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.
Untuk mengetahui kebijakan keuangan daerah perlu dilakukan analisis sumber
pendapatan daerah.Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran proporsi dari setiap
sumber pendapatan daerah yang paling dominan kontribusinya yang dilakukan dengan
cara menghitung persentase dari setiap objek pendapatan daerah dalam satu tahun
anggaran, dibandingkan dengan total realisasi pendapatan daerah pada tahun anggaran
berkenaan, sesuai tabel dibawah ini:
TABEL III.12
Prosentase Sumber Pendapatan Daerah
Kabupaten Aceh Selatan
Tahun
No Uraian 2014 2015 2016
(%) (%) (%)
1 PENDAPATAN
TABEL III.13
Kinerja Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014 s.d 2016
Kinerja Pendapatan
(%)
Uraian
No 2014 2015 2016
(%) (%) (%)
1 PENDAPATAN 99.38 UT 99.51 UT 97.63 UT
1.1. Pendapatan Asli Daerah 106.37 OT 99.68 UT 104.74 OT
1.1.1. Pajak Daerah 107.46 OT 118.80 OT 132.69 OT
1.1.2. Retribusi Daerah 83.20 UT 65.86 UT 104.15 OT
1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan 100.00 E 100.00 E 100.00 E
1.1.4. Lain-Lain PAD yang sah 110.34 OT 99.74 UT 100.65 OT
1.2. Dana Perimbangan 99.24 UT 99.31 UT 95.57 UT
1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 50.97 UT 78.76 UT 84.15 UT
1.2.2. Dana Bagi Hasil SDA 100.00 E
1.2.3. Dana Alokasi Umum 100.00 E 100.00 E 100.00 E
1.2.4. Dana Alokasi Khusus 100.00 E 100.00 E 88.10 UT
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 97.78 UT 99.92 UT 101.24 OT
1.3.1 Hibah 124.91 OT 100.31 OT 100.96 OT
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
1.3.2
Lainnya 68.95 UT 98.47 UT 115.88 OT
1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 100.00 E 100.00 E 100.00 E
Bantuan Keuangan….. dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
1.3.4
Lainnya 100.00 E 100.00 E 100.00 E
Sumber : BPKD Tahun 2017
Dari data-data yang ada dan kemudian dilakukan analisis dilakukan terhadap
pendapatan daerah, maka dapat disajikan proyeksi pendapatan daerah tahun 2018 pada
tabel sebagai berikut :
Tabel III.14
Proyeksi Pendapatan Kabupaten Aceh SelatanTahun2018
Proyeksi Tahun 2018
No Uraian
(Rp)
1 PENDAPATAN 1.373.372.668.950,00
1.1. Pendapatan Asli Daerah 162.125.162.700,00
1.1.1. Pajak Daerah 10.569.754.300,00
1.1.2. Retribusi Daerah 9.243.060.400,00
1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan 5.200.000.000,00
1.1.4. Lain-Lain PAD yang sah 130.514.348.000,00
1.2. Dana Perimbangan 923.247.506.250,00
1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 17.590.977.000,00
1.2.2. Dana Alokasi Umum 649.570.785.000,00
1.2.3. Dana Alokasi Khusus 256.085.744.250,00
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 288.000.000.000,00
1.3.1 Hibah 0
Tabel III.16
Proyeksi Penerimaan Daerah
Kabupaten Aceh Selatan
Proyeksi RPJMD Proyeksi RKPD
Selisih
No Uraian tahun rencana tahun rencana Ket
(Rp)
(Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (6) (7)
1 PENDAPATAN 1,590,722,189,125 1.373.372.668.950,00 217.349.520.175 Berkurang
1.1. Pendapatan Asli Daerah 132,005,630,709 162.125.162.700,00 -30.119.531.991,00 Bertambah
Pajak Daerah 9,406,469,486 10.569.754.300,00 -1.163.284.814,00 Bertambah
Retribusi Daerah 5,908,665,735 9.243.060.400,00 -3.334.394.665,00 Bertambah
Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang 5,290,000,000 5.200.000.000,00
90.000.000.00 Berkurang
Dipisahkan
Lain-Lain PAD yang sah 111.400.495.488 130.514.348.000,00 -19.113.852.512,00 Bertambah
1.2. Dana Perimbangan 1,033,756,429,707 923.247.506.250,00 110.508.923.457.00 Berkurang
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 28,846,300,000 17.590.977.000,00 11.255.323.000.00 Berkurang
Dana Alokasi Umum 750,660,238,416 649.570.785.000,00 101.089.453.416.00 Berkurang
Dana Alokasi Khusus 254,249,891,291 256.085.744.250,00 -1.835.852.959.00 Bertambah
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 424,960,128,709 288.000.000.000,00 136.960.128.709.00 Berkurang
Hibah 11,025,000 11.025.000.00 Berkurang
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
28,304,721,357 28.000.000.000,00 304.721.357.00 Berkurang
Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 233,806,868,661 260.000.000.000,00 -26.193.131.339.00 Bertambah
Bantuan Keuangan….. dari Provinsi atau 162,837,513,691
162.837.513.691.00 Berkurang
Pemerintah Daerah Lainnya
Total Pendapatan (a) 1,590,722,189,125 1.373.372.668.950,00 260.298.867.653.85 Berkurang
2 Penerimaan Pembiayaan
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kek. Daerah yang dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Pengembalian Utang
Penerimaan Piutang
Jumlah (b)
3 Proyeksi Silpa Riil 34.018.506.000 21.310.552.341,05 12.707.953.658.95 Berkurang
Saldo kas neraca daerah
Dikurangi:
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun yang belum terselesaikan
Kegiatan lanjutan
Jumlah (c)
Jumlah Kapasitas Keuangan Daerah (a) + (b) + (c) 1.624.740.695.125.00 1.351.733.873.812.20 273.006.821.312,80 Berkurang
Sumber : Pengoahan Data 2017.
Belanja daerah adalah salah satu komponen pengeluaran Perangkat daerah, yang
digunakan untuk mendanai penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.Belanja daerah
diklasifikasikan berdasarkan organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja yang
penganggarannya didasarkan kepada kemampuan keuangan daerah.
Belanja daerah yang direncanakan tersebut dikelompokkan menjadi belanja tidak
langsung dan belanja langsung.Belanja tidak langsung merupakan belanja yang
dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan
Pemerintah Daerah, sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Daerah.
Sebagai salah satu entitas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka
kebijakan belanja yang didanai dari APBK dipengaruhi pula oleh kebijakan yang berskala
nasional dari pemerintah pusat dan kebijakan yang masuk dalam prioritas pembangunan
Provinsi Aceh.
Arah kebijakan belanja daerah Tahun Anggaran 2018, sebagai berikut:
a. Memenuhi belanja wajib dan mengikat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah
setiap tahunnya baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung;
b. Memenuhi kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan
kepada masyarakat dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifiktas;
c. Mendukung program/kegiatan berdasarkan prioritas pembangunan daerah guna
menyelesaikan permasalahan pokok daerah, dengan mempertimbangkan kemampuan
pendanaan;
d. Mendukung sinergi program dengan kebijakan nasional dan provinsi.
e. Memenuhi kebutuhan belanja yang diwajibkan berdasarkan sumber penerimaannya
(antara lain: DAK, DBHCHT, DBH Pajak Rokok, Dana Kapitasi JKN, BLUD RSUD,
Bantuan Keuangan Provinsi).
f. Melanjutkan dukungan terhadap program Sistem Jaminan Sosial Nasional.
g. Memenuhi kewajiban belanja dana transfer ke desa dalam bentuk bantuan keuangan
maupun dana bagi hasil pajak dan retribusi daerah, berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang Desa.
h. Mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah terkait penataan kewenangan pemerintah, dan penyesuaian
regulasi daerah.
i. Merencanakan alokasi belanja tidak langsung untuk hibah dan belanja bantuan sosial
baik berupa uang maupun barang, belanja bantuan keuangan kepada desa, belanja
tidak terduga, berdasarkan prioritas pembangunan daerah, serta disesuaikan dengan
ketersediaan dana dan pemenuhan prioritas kebutuhan belanja langsung.
j. Merencanakan belanja langsung yang dapat memiliki daya ungkit untuk menggerakkan
perekonomian daerah seperti belanja modal infrastruktur serta belanja barang dan
jasa.
k. Meningkatkan konsistensi tahapan perencanaan dari awal disusunnya prioritas
program dalam RKPK.
l. Meningkatkan kualitas belanja baik dari sisi perencanaan maupun pelaksanaan dengan
menekan belanja:
1) Honorarium kepanitiaan kegiatan, pembentukan Tim yang bersifat kepanitiaan
hanya untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi lintas sektoral, atau
dipersyaratkan oleh perundang-undangan yang berlaku;
2) Sewa gedung dan kendaraan, dengan memanfaatkan aset yang tersedia.
Pelaksanaan kegiatan memperhatikan kemanfaatan dan prioritas kebutuhan, sewa
hanya boleh dilakukan apabila gedung pemerintah daerah dan kendaraan yang
tersedia tidak mampu memenuhi kriteria yang dibutuhkan;
3) Perjalanan dinas ke luar daerah, kegiatan perjalanan dinas luar daerah ditekankan
untuk menghasilkan masukan bagi rumusan kebijakan yang dapat dimanfaatkan
oleh Pemerintah Daerah, dengan tetap membatasi volume dan jumlah peserta;
4) Belanja modal untuk pengadaan peralatan kantor dan perlengkapan gedung
kantor, pengadaan barang modal dimaksud harus memperhatikan rencana
JUMLAH
Tabel III.16
Realisasi dan Proyeksi Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014 s.d Tahun 2018
JUMLAH
JENIS PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
No Realisasi Tahun Realisasi
DAERAH Realisasi 2016 Target 2017 Proyeksi 2018
2014 Tahun2015
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Visi Pembangunan Kabupaten Aceh Selatan pada RPJMK Aceh Selatan Tahun 2013
– 2018 adalah ―Membangun kembali kebesaran Aceh Selatan dengan
terwujudnya masyarakat yang islami, sehat, cerdas, makmur, damai dan
bermartabat”, lebih diarahkan kepada pencapaian 6 misi pembangunan daerah yaitu :
1. Mendorong masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Syariat Islam
secara Khaffah dan memperkuat Kebudayaan Aceh yang berlandaskan agama Islam;
2. Memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan aksesibilitas dan
mutu pendidikan;
4. Membangun dan memperluas infrastruktur dasar daerah sekaligus menata Kota
Tapaktuan sebagai Ibukota Kabupaten Aceh Selatan agar menjadi lebih baik dan
memenuhi standar pariwisata nasional;
5. Mendukung aktivitas kaum perempuan dan mendorong peningkatan peran generasi
muda dalam pembangunan daerah, serta menghidupkan kembali berbagai aktivitas
olah raga untuk meningkatkan prestasi;
6. Memperkuat ekonomi kerakyatan dan meningkatkan produktivitas ekonomi daerah
untuk mewujudkan kemandirian ekonomi lokal.
Dimana ke 6 (enam) misi pembangunan daerah diatas terangkum kedalam 7
(tujuh prioritas) pembangunan Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari :
1. Agama dan syariat islam;
2. Reformasi birokrasi dan pelayanan publik;
3. Ekonomi kerakyatan dan pengelolaan sumber daya alam;
4. Pemberdayaan Perempuan, Pemuda dan Olahraga serta Budaya;
5. Sumber daya manusia yang fokus pada peningkatan mutu pendidikan dan kesehatan;
6. Penanggulangan bencana, infrastruktur dan pengelolaan energi;
7. Penataan Kota Tapaktuan.
Penetapan tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2018
dilakukan dengan berpedoman kepada tujuan dan sasaran pembangunan lima tahunan yang
ditetapkan dalam RPJM Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013 – 2018. Tujuan dan sasaran
pembangunan lima tahunan tersebut merupakan penjabaran dari visi dan misi pembangunan
jangka menengah. Inventarisir terhadap alur visi, misi, tujuan dan sasaran menjadi penting
peranannya dalam penetapan tujuan dan sasaran pembangunan tahunan sebagai upaya
menjaga konsistensi tujuan dan sasaran pembangunan sehingga terwujud sinergi antara
perencanaan pembangunan jangka pendek dengan perencanaan pembangunan jangka
menengah.
Alur hubungan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah yang
telah diinventarisir akan menjadi dasar bagi penetapan strategi dan kebijakan pembangunan
daerah Kabupaten Aceh Selatan tahun 2018. Secara detail hubungan visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013 – 2018 disajikan pada Tabel 4.1
berikut.
Tabel. IV.1
HUBUNGAN VISI/MISI DAN TUJUAN/SASARAN PEMBANGUNAN
Visi : “Membangun kembali kebesaran Aceh Selatan dengan terwujudnya masyarakat yang islami, sehat, cerdas, makmur, damai dan bermartabat”.
No. MISI TUJUAN SASARAN
1. Mendorong masyarakat untuk 7. Meningkatkan syiar 1. Meningkatnya kualitas pelaksanaan Dinul/Syariat Islam secara Khaffah.
meningkatkan kualitas pelaksanaan pelaksanaan Syariat Islam 2. Meningkatnya pemahaman dan penghayatan masyarakat terhadap adat-istiadat dan budaya
Syariat Islam secara kaffah dan secara Khaffah. Aceh yang memiliki keragaman sebagai inspirasi dan motivasi untuk pembangunan dan
memperkuat kebudayaan Aceh yang 8. Melestarikan dan keberagaman nilai budaya dan adat istiadat daerah.
berlandaskan agama Islam; mengembangkan nilai-nilai
budaya dan adat istiadat
2. Memperkuat tata kelola pemerintahan Memperkuat kelembagaan dan 1. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (clean and good
yang baik dan bersih; tata kelola pemerintahan daerah govermance).
yang berkualitas.
2. Meningkatnya pemberdayaan lembaga pengawasan.
7. Meningkatnya kualitas dan kuantitas berkaitan dengan regulasi hukum dan perundang-
undangan daerah.
10. Meningkatnya jumlah masyarakat yang membuat/ memiliki dokumen kependudukan dan
pencatatan sipil.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya 1. Meningkatkan kualitas sumber 1. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia dalam pembangunan melalui
manusia melalui peningkatan pendidikan daya manusia peningkatan aksesibilitas dan mutu pendidikan
dan kesehatan masyarakat; 2. Meningkatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas bagi 2. Meningkatnya mutu dan ketersediaan pelayanan kesehatan
masyarakat
4. Membangun dan memperluas 1. Meningkatkan kualitas dan 1. Meningkatnya kualitas dan cakupan infrastruktur terpadu berbasis kawasan/ kewilayahan
infrastruktur dasar daerah sekaligus cakupan infastruktur dasar yang dimulai dari daerah tertinggal
menata Kota Tapaktuan sebagai Ibu daerah. 2. Meningkatnya kepedulian terhadap pengelolaan energi.
Kota Kabupaten Aceh Selatan agar 2. Meningkan ketersediaan 3. Meningkatnya kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana publik di Kota
menjadi lebih baik dan memenuhi sarana dan prasarana Tapaktuan
standar pariwisata nasional; perkotaan yang memadai di
Kota Tapaktuan
5. Mendukung aktivitas kaum perempuan 1. Meningkatkan peran - Meningkatnya peran perempuan dalam pembangunan daerah di segala bidang.
dan mendorong peningkatan peran perempuan dalam - Menurunnya kekerasan terhadap ibu dan anak.
generasi muda dalam pembangunan pembangunan daerah serta - Meningkatnya keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
daerah, serta menghidupkan kembali meningkatkan motivasi dan - Meningkatnya peran generasi muda dalam pembangunan daerah dan olah raga
berbagai aktivitas olah raga untuk kreatifitas perempuan berprestasi.
meningkatkan prestasi 2. Meningkatkan peran pemuda
dalam pembangunan dan
olah raga berprestasi.
6. Memperkuat ekonomi kerakyatan dan 1. Berkembangnya perekonomian daerah sesuai potensi daerah yang didukung dengan
meningkatkan produktivitas ekonomi pengembangan usaha agrobisnis, agroindustri, dan perikanan untuk meningkatkan
daerah untuk mewujudkan kemandirian kesejahteraan masyarakat.
ekonomi local 2. Optimalisasi pengelolaan lahan dan pemanfaatan hutan non kayu.
3. Menurunnya hama penyakit tanaman dan ternak.
4. Adanya perbaikan kualitas lingkungan hidup.
5. Meningkatnya kemandirian ekonomi dan pendapatan masyarakat gampong.
6. Bertambahnya kesempatan kerja
7. Meningkatkan penataan aset dan Investasi di Daerah untuk meningkatkan pendapatan
daerah
Misi 2 :
Memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih;
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
- Program Peningkatan
Sistem Pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan
Pemerintah Daerah
5. Mantapnya 1. Mengefektifkan koordinasi Memperkuat sistem koordinasi yang
proses dan sinkronisasi antar komprenhensif baik subtansi maupun
perencanaan, dinas/badan/kantor melalui tingkat pemerintahan dalam rangka
koordinasi, pelaksanaan program antara menyusun perencanaan pembangunan
penelitian dan lain: daerah dan evaluasi pembangunan.
evaluasi - Program Perencanaan
Pembangunan Wilyah
Strategis dan Cepat
Tumbuh
- Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
- Program Perencanaan
Pembangunan Ekonomi
- Program Perencanaan
Prasarana Wilayah dan
Sumber Daya Alam
- Program Perecanaan
Sosial dan Budaya
- Program Perencanaan
tata Ruang
- Program Pemanfaatan
Ruang
- Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
Rawan Bencana
- Program kerjasama
pembangunan
- Program pengembangan
wilayah perbatasan
2. Memperkuat kapasitas 1. Meningkatkan kapasitas tenaga
perencanaan, penelitian dan perencana dan tenaga evaluasi
evaluasi melalui pelaksanaan pembangunan
program antara lain : 2. Menjadikan hasil penelitian sebagai
- Program Peningkatan rujukan perencanaan pembangunan
Kapasitas Kelembagaan 3. Meningkatkan penelitian dan
Perencanaan pengembangan pembangunan daerah
Pembangunan Daerah 4. Memantapkan sistem database s daerah
- Program Pengembangan dalam rangka mendukung perencanaan
Data/Informasi pembangunan daerah.
pembangunan daerah.
- Program Pengembangan
Data/Informasi/ statistik
daerah
- Program Penataan
Administrasi Kependudukan
Misi 3 :
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan pendidikan
dan kesehatan masyarakat;
- Program Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Pada
BLUD
- Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan
Masyarakat
Misi 4 :
Membangun dan memperluas infrastruktur dasar daerah sekaligus menata Kota
Tapaktuan sebagai Ibu Kota Kabupaten Aceh Selatan agar menjadi lebih baik
dan memenuhi standar pariwisata nasional;
Meningkatkan kualitas
3. Meningkatkan prasarana perhubungan udara, prasarana perhubungan
terutama landasan pacu (perpanjangan), udara
terminal, apron dan lain-lain. melalui pelaksanaan
program antara lain:
Program Pembangunan prasarana dan Fasilitas
Perhubungan.
4. Memantapkan sarana komunikasi/telekomunikasi Menjamin ketersediaan
yang tersedia. melalui pelaksanaan program sarana komunikasi/
antara lain: telekomunikasi.
- Program Pengembangan Komunikasi Informasi
dan Media Masa
- Program Komunikasi dan Massmedia
Misi 5 :
Mendukung aktivitas kaum perempuan dan mendorong peningkatan peran
generasi muda dalam pembangunan daerah, serta menghidupkan kembali
berbagai aktivitas olah raga untuk meningkatkan prestasi
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
1. Meningkatkan peran 1. Meningkatnya peran Memberdayakan dan Meningkatkan dan
perempuan dalam perempuan dalam meningkatkan partisipasi mengembangkan
pembangunan daerah pembangunan perempuan dalam proses potensi kaum
serta meningkatkan daerah di segala pembangunan daerah. melalui perempuan dalam
motivasi dan kreatifitas bidang. pelaksanaan program antara proses pembangunan
perempuan 2. Menurunnya lain: daerah.
kekerasan terhadap - Program keserasian
ibu dan anak. kebijakan peningkatan
kualitas Anak dan
Perempuan
- Program Peningkatan
peran serta dan
kesetaraan jender dalam
pembangunan
- Program Peningkatan
Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan
Memperkuat hubungan 1. Meningkatkan dan
persaudaraan antar warga mengembangkan
masyarakat. melalui kebersamaan serta
pelaksanaan program antara kreatifitas perempuan
lain: di gampong-gampong.
- Program Peningkatan Peran 2. Memberi perlindungan
Perempuan di Pedesaan. terhadap
- Program Penguatan perempuan/ibu dan
kelembagaan anak dari KDRT serta
pengarusutamaan gender kejahatan transaksional
dan anak lainnya
- Program Penguatan
kelembagaan
pengarusutamaan gender
dan anak
- Program pengembangan
bahan informasi tentang
pengasuhan dan pembinaan
Tumbuh Kembang anak.
3. Meningkatnya Meningkatkan kesadaran Pembinaan terhadap
keluarga berencana masyarakat pada keluarga keluarga dan rumah
dan keluarga berencana dan keluaga tangga menjadi
sejahtera. sejahtera melalui pelaksanaan keluarga Sejahtera.
program antara lain:
- Program Keluarga
Berencana
- Program Pelayanan
Kontrasepsi
- Program Bina Keluarga
Sejahtera.
- Program Penyiapan Tenaga
Pendamping Kelompok Bina
Keluarga
- Program pembinaan peran
serta masyarakat dalam
pelayanan KB/KR yang
madiri
- Program Pengembangan
model operasional BKB-
Posyandu-PADU
- Program Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR)
- Program Pengembangan
Pos Daya
- Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur.
Misi 6 :
Memperkuat ekonomi kerakyatan dan meningkatkan produktivitas ekonomi
daerah untuk mewujudkan kemandirian ekonomi lokal;
penerapan teknologi
pertanian/perkebunan.
- Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Peternakan
- Program peningkatan dan
pengembangan data
perkebunan/ Kehutanan.
teknologi industri
Pengelolaan Keuangan
Daerah
- Peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
- Program Pembinaan,
pengawasan, pelatihan
dan penataan perizinan
tertentu
- Program optimalisasi
pemanfaatan teknologi
informasi.
3) Pengembangan KI Bantaeng
4) Dukungan Pengembangan Kawasan Industri
d. Perbaikan iklim investansi dan penciptaan lapangan kerja
1) Pelaksanaan Harmonisasi dan Simplifikasi Peraturan Perizinan
2) Pengembangan Layanan Perizinan Terpadu
3) Percepatan fasilitasi penyelesaian masalah investasi
4) Peningkatan Persaingan Usaha yang Sehat
5) Peningkatan Populasi dan Daya Saing Industri
6) Penguatan pertumbuhan ekonomi kreatif
7) Iklim Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial
8) Pengembangan KeahlianTenaga Kerja
9) Layanan Informasi Pasar Kerja
e. Peningkatan Ekspor barang dan jasa bernilai tambah tinggi
1) Peningkatan Fasilitasi Ekspor
2) Peningkatan Kualitas dan Standar Produk Ekspor
3) PeningkatanEfektivitasPromosidan AksesPasar
4) Pengembangan Jaringan Kemitraan Usaha
5) Pengembangan Ekspor Jasa Bernilai Tambah
5. Ketahanan Energi dengan program prioritas
a. Energi Baru Terbarukan (EBT) dan konservasi energi
1) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Hidro dan Nuklir
2) Pengembangan PLT Panas Bumi
3) Pengembangan Bioenergi
4) Penyempurnaan Feed-In-Tariff, Subsidi dan Kelembagan EBT
5) Implementasi Teknologi Energi Bersih dan EfisienPengembangan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil (Small Grid System)
6) Pengembangan Industri Penunjang EBT dan Konservasi Energi
b. Pemenuhan Energy
1) Pembangunan Pembangkit, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik
c. Reforma Agraria
1) Penguatan Kerangka Regulasi dan Penyelesaian Konflik Agraria
2) Penataan Penguasaan dan Pemilikan Tanah Obyek Reforma Agraria
3) Kepastian Hukum dan Legalisasi atas Tanah Obyek Reforma Agraria
Tabel 4.3
MATRIK PRIORITAS PEMBANGUNAN KABUPATEN ACEH SELATAN
TAHUN 2018
govermance). Aparatur
- Program peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
- Program Pelaksanaan Hari-Hari
Besar Keagamaan Nasional dan
Daerah
- Berorientasi pada
mutu lulusan - Dinas Pendidikan - Program Peningkatan Mutu Pendidik
dan Kebudayaan, dan Tenaga Kependidikan
Dinas Kesehatan
- Meningkatnya - Meningkatkan - Dinas Kesehatan - Program Obat dan Perbekalan
mutu dan mutu dan Kesehatan
ketersediaan jangkauan
pelayanan pelayanan - Dinas Kesehatan, - Program Upaya Kesehatan
kesehatan kesehatan di BLUD RSUD YA Masyarakat
- puskesmas dan
jaringannya. - Dinas Kesehatan - Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
- Program Perbaikan Gizi Masyarakat
- Program Pengembangan Lingkungan
Sehat
- Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
- Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan
- Program Pelayanan Kesehatan
Penduduk Miskin
- Program Pengadaan, Peningkatan
dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/ Puskesmas Pembantu
dan Jaringannya
- Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Anak Balita
- Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lansia
7. Penataan Kota Meningkatnya - Memperluas wilayah - Dinas PERKIM - Program Pengembangan Wilayah
Tapaktuan kuantitas dan kualitas kota dengan konsep Strategis dan Cepat Tumbuh
prasarana dan sarana kota atas dan kota
publik di Kota bawah.
Tapaktuan
Tabel 4.3
Target Pembangunan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2018
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
A. ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
2 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) % 5,35% Bappeda,
Bagian
Perekonomian
Setdakab,
Disdagperinkop dan
UKM,
DPMPTSP, Distan,
Dispan, DKP
3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks 63,40 Bappeda,
Disdikbud,
Dinkes,
Disdagperinkop dan
UKM
4 Prosentase Penduduk Miskin % 9,76% Bappeda,
DPMG, Perkim,
Dinsos,
Disnakertrans,
Disdikbud, Dinkes
5 Prosentase Tingkat Pengangguran Terbuka % 7,95% Bappeda,
(TPT) Disnakertrans,
DPMPTSP,
Dispora,
Disdagperinkop dan
UKM, BP3AK,
DPMG
6 Angka melek huruf % 98,98 Disdikbud
7 Angka rata-rata lama sekolah % 8,58 Disdikbud
8 Angka Partisipasi Kasar (APK)
- SD/MI % 103 Disdikbud
- SLTP/MTs % 95,20 Disdikbud
- SMA/SMK/MA % 76.80 Disdikbud
9 Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT)
SD/MI % 10 Disdikbud
SLTP/MTs % 15,52 Disdikbud
SMA/SMK/MA % 34,22 Disdikbud
Perguruan Tinggi % 8,94 Disdikbud
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
12 Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) 1-AKB 995
Dinkes
13 Angka usia harapan hidup (UHH) tahun 68 Dinkes
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
1.3.2 Gedung Sekolah Pendidikan SMP/MTs Unit 544 Disdikbud
1.3.3 Gedung Sekolah SMA/SMK/MA Unit 402 Disdikbud
1.4 PAUD
1.4.1 Jumlah siswa pada jenjang TK/RA Orang 6000 Disdikbud
2. Kesehatan
2.1 Rasio posyandu per satuan balita - 1 : 50 Dinkes
2.2. Rasio Puskesmas, Pustu, Poliklinik per
satuan penduduk
2.2.1 Rasio Puskesmas per satuan penduduk - 1 : 5.000 Dinkes
2.2.2 Rasio Pustu per satuan penduduk - 1 : 10.000 Dinkes
2.2.3 Rasio Poliklinik per satuan penduduk - 1 : 10.000 Dinkes
2.3 Rasio Rumah Sakit per 100.000 pddk. - 0,916 Dinkes
2.4 Rasio dokter per satuan penduduk - 1 : 1.560 Dinkes
2.5 Rasio tenaga kesehatan per 1.000 - 1 : 250 Dinkes
penduduk
2.6 Cakupan komplikasi kebidanan yang % 80% Dinkes
ditangani
2.7 Cakupan pertolongan persalinan oleh % 90% Dinkes
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
2.8 Cakupan desa/kelurahan UCI % 80% Dinkes
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
2.9 Cakupan balita gizi buruk mendapat % 100% Dinkes
perawatan
2.10 Cakupan penemuan pasien baru TB BTA % 60% Dinkes
positif
2.11 Cakupan penderita penyakit DBD yang % 100% Dinkes
ditangani
2.12 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan % 0,90% Dinkes
pasien mayarakat miskin
2.13 Cakupan kunjungan bayi % 85% Dinkes
2.14 Cakupan Puskesmas % 11.60% Dinkes
2.15 Cakupan Puskesmas Pembantu % 48,38% Dinkes
2.16 Cakupan pelayanan anak balita % 70% Dinkes
2.17 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD % 95% Dinkes
dan setingkat
2.18 Cakupan peserta KB Aktif % 80% Dinkes
2.19 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 % 74% Dinkes
2.20 Cakupan pelayanan ibu nifas % 80% Dinkes
2.21 Cakupan neonatal dengan komplikasi yang % 60% Dinkes
ditangani
2.22 Cakupan Pemberian MP –ASI bagi anak 6- % 100% Dinkes
24 bulan gakin
2.23 AFP Rate per 100.000 penduduk usia < 15 % 2 Dinkes
Tahun
2.24 Cakupan penemuan penderita pneumonia % 85% Dinkes
balita
2.25 Cakupan penderita diare yang ditangani % 100% Dinkes
2.26 Cakupan desa mengalami KLB yang % 100% Dinkes
dilakukan PE < 24 jam
2.27 Cakupan pelayanan kesehatan dasar % 100% Dinkes
masyarakat miskin
2.28 Cakupan desa siaga aktif % 40% Dinkes
2.29 Cakupan pemenuhan obat % 70% Dinkes
2.30 Cakupan rumah sehat % 75% Dinkes
3. Pekerjaan Umum
3.1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam % 80
kondisi baik PUPR
3.2 Rasio Jaringan Irigasi Dalam Kondisi Baik - 2 PUPR
3.3 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk - 0,0015 DSI
3.4 Persentase rumah tinggal bersanitasi % 54 Perkim
3.5 Persentase TPU per Lahan Pemukiman % 2 Perkim
3.6 Panjang jalan Kabupaten (Km) Km 970 PUPR
3.7 Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan % 65
aliran air tidak tersumbat (%). Perkim
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
3.8 Panjang Jaringan irigasi Kabupaten (meter) M 26.029 Perkim
4. Perumahan
4.1 Jumlah Rumah Tangga pengguna air Unit 55.000
bersih Perkim
4.2 Rumah tangga pengguna listrik % 90 PLN
4.4 Rasio rumah layak huni - 0,27 Perkim
5. Penataan Ruang
5.1 Rasio Ruang Terbuka Hijau/luas wilayah % 30
ber HPL/HGB PUPR
5.2 Jumlah bangunan berIMB per satuan Unit 450
Bangunan DPMPTSP
6. Perencanaan Pembangunan Daerah
6.1 Tersedianya dokumen RPJPD Dengan Unit Ada
Perda Bappeda
6.2 Tersedianya dokumen RPJMD Dengan Unit Ada
Perda/Perkada Bappeda
6.3 Tersedianya dokumen RKPD Dengan Unit Ada
Perkada Bappeda
6.4 Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD Unit Ada Bappeda
7. Perhubungan
7.1 Jumlah arus penumpang angkutan umum Orang 9750 Dishub
7.2 Jumlah ijin trayek ijin 10 Dishub
7.3 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Unit 800 Dishub
7.4 Jumlah pelabuhan/ Terminal Unit
7.4.1 Laut Unit 6 Dishub
7.4.2 Udara Unit 1 Dishub
7.4.3 Terminal Bis Unit 5 Dishub
7.5 Jumlah angkutan darat Unit 800 Dishub
7.6 Kepemilikan KIR angkutan umum 650 Dishub
7.7 Lama penguji kelayakan angkutan umum Bulan 6
(KIR)
7.8 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Rp
7.8.1 Biaya Adminitrasi Rp 39000 Dishub
7.9 Jasa Pengujian Rp 27000 Dishub
8. Lingkungan Hidup
8.1 Persentase penanganan sampah (%) % 75 DLH
8.2 Persentase penduduk berakses air minum % 45
(%) Perkim, DLH
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
8.3 Cakupan penghijauan wilayah rawan % 18
longsor dan sumber mata air (titik) Perkim, PUPR
8.4 Cakupan pengawasan terhadap % 8
pelaksanaan amdal (%) DLH
8.5 Tempat pembuangan sampah (TPS) per % 10
satuan penduduk (%) DLH
9 Pertanahan
9.1 Persentase lahan bersertifikat per luas % 1.95
wilayah Kabupaten Kantor Pertanahan
13. Sosial
13.1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti Unit 16
jompo dan panti rehabilitasi Dinsos
13.2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial % 31.2 Dinsos
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
13.3 Penanganan penyandang masalah Orang 7000
kesejahteraan social Dinsos
14. Ketenagakerjaan
14.1 Angka Partisipasi angkatan kerja % 80 Disnakertrans
14.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 80 Disnakertrans
14.3 Tingkat pengangguran terbuka (%) % 4 Disnakertrans
17. Kebudayaan
17.1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya thn 6/th Disdikbud
17.2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Unit 1 Disdikbud
17.3 Benda, situs dan kawasan cagar budaya % 35,5 Disdikbud
yang dilestarikan(Unit)
18. Pemuda dan Olahraga
18.1 Jumlah organisasi pemuda Unit 330 Dispora
18.2 Jumlah organisasi olahraga Unit 23 Dispora
18.3 Jumlah kegiatan kepemudaan keg 100 Dispora
18.4 Jumlah kegiatan olahraga keg 10 Dispora
18.5 Gelanggang / balai remaja (selain milik Unit 1 Dispora
swasta)
18.6 Lapangan olahraga Unit 353 Dispora
Rasio lapangan olah raga per 1.000 pddk - 1,62
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri
19.1 Kegiatan pembinaan terhadap LSM Ormas % 2
dan OKP Kesbangpol
19.2 Kegiatan pembinaan politik daerah % 2 Kesbangpol
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
20. Otonomi Daerah Pemerintahan
Umum, Adminitrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah Kepegawaian dan
Persandian
20.1 Rasio jumlah polisi pamong praja per - 3,1
10000 penduduk Satpol PP dan WH
20.2 Rasio jumlah Linmas per Jumlah 10000 pddk 95
penduduk Satpol PP dan WH
20.3 Rasio Pos Siskamling per jumlah Desa - 1.2 Satpol PP dan WH
20.4 Pertumbuhan ekonomi % 5,8
20.5 Angka Kemiskinan % 10
20.6 Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan Unit Ada
Adminitrasi Pemerintah (Ada/tidak) DPMPTSP
20.7 Penegakan PERDA Jumlah penyelesaian % 3 kali
Penegakan PERDA/ jumlah pelanggaran
PERDA Per Bulan Satpol PP dan WH
20.8 Cakupan Patroli petugas Satpol PP jumlah % 10 kali
patrol petugas Satpol PP pemantauan dan
penyelesaian pelanggaran K3 dalam 24
jam Satpol PP dan WH
20.9 Petugas Perlindungan masyarakat Orang 2300
kabupaten Satpol PP dan WH
20.10 Cakupan pelayanan bencana kebakaran % 100 BPBD
20.11 Tingkat waktu tanggap (response time Jam 20 menit
rate) Jumlah ketepatan waktu tindakan
pemadam kebakaran BPBD
20.12 Sistem informasi manajemen (SIM) Pemda Unit ada Setdakab, BPKD,
Bappeda,
Disdukcapil
20.13 Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat % 3.5
20.14 Jlh Mobil Kebakaran Unit 8 BPBD
21. Ketahanan Pangan
21.1 Regulasi ketahanan pangan (ada/tidak) Ada/tidak ada Dinas Pangan
ada
21.2 Ketersediaan Pangan utama (Kg/1.000 Kg 214.000
Penduduk) Dinas Pangan
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
22.7 Swadaya masyarakat terhadap Program % Baik DPMG
Pemberdayaan masyarakat
23. Statistik
23.1 Buku "Indikator Ekonomi Daerah" Buah ada Bappeda
24. Kearsipan
24.1 Pengelolaan arsip secara baku (%) Berkas 99 Dinas Arsip dan
Perpustakaan
24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan Orang ada Dinas Arsip dan
Perpustakaan
25. Komunikasi dan Informatika
25.1 Jumlah jaringan komunikasi Unit 2 Diskominfo
25.2 Jumlah wartel/warnet Unit 75 Diskominfo
25.3 Jumlah surat kabar nasional/ lokal Unit 5 Diskominfo
25.4 Jumlah penyiaran radio/ tv lokal Unit 8 Diskominfo
25.5 Web site milik pemerintah daerah Domain 1 Diskominfo
25.6 Pameran/expo Unit 2 Diskominfo
26. Perpustakaan
26.1 jumlah perpustakaan Unit 70 Dinas Arsip dan
Perpustakaan
26.2 jumlah pengunjung perpustakaan per Orang 6000 Dinas Arsip dan
tahun (Orang) Perpustakaan
26.3 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan Exemplar 26000 Dinas Arsip dan
daerah Perpustakaan
URUSAN PILIHAN
1. Pertanian
1.1 Produktivitas padi atau bahan pangan Ton/Ha 6,2
utama lokal lainnya per hektar (ton) Distan
1.2 Produktivitas Jagung Kw/Ha 69,34 Distan
1.3 Produktivitas Kacang Tanah Kw/Ha 16,55 Distan
1.4 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB % 45 Distan
1.5 Kontribusi sub sektor tanaman bahan % 14 Distan
makanan terhadap PDRB (%)
1.6 Kontribusi sub sektor perkebunan % 11 Distan
terhadap PDRB (%)
1.7 Kontribusi sub sektor Peternakan terhadap % 11 Distan
PDRB (%)
1.8 Cakupan bina kelompok petani % 100 Distan
2. Kehutanan
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
2.1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha) Ha 585 Distan
2.2 Kontribusi sektor kehutanan Terhadap % Distan
PDRB
4. Pariwisata
4.1 Kunjungan Wisata Orang 523.094 Dinas Pariwisata
6. Perdagangan
6.1 Kontribusi sektor perdagangan thd PDRB % 12 Disdagperinkop dan
(%) UKM
6.2 Cakupan bina Kelompok pedagang Formal/ Kelompok 28 Disdagperinkop dan
informal UKM
7. Perindustrian
7.1 Kontribusi Sektor Industri thd PDRB % 4.35 Disdagperinkop dan
UKM
7.2 Kontribusi industri rumah tangga thd PDRB % 4.35 Disdagperinkop dan
sektor industry UKM
7.3 Cakupan bina Kelompok Pengrajin (unit) Kelompok 45 Disdagperinkop dan
UKM
7.4 Pertumbuhan sektor Industri % 4.5 Disdagperinkop dan
UKM
7.5 Tenaga Kerja Sektor Industri (Orang) Orang 3.100 Disdagperinkop dan
UKM
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
1.1.1 Pengeluaran konsumsi rumah tangga Rp 700.000 Disdagperinkop dan
perkapita (Rp) UKM
1.1.2 Produktivitas total daerah % 5,8 Disdagperinkop dan
UKM
1.2. Pertanian
1.2.1 Nilai Tukar Petani (NTP) NTP 105 Pertanian
2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
2.1 Perhubungan
2.1.1 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan - 15 Perhubungan
2.1.2 Jumlah orang yang terangkut angkutan Orang 9.150
umum Perhubungan
2.1.3 Jumlah barang yang terangkut angkutan
umum
2.1.3.1 Dermaga ton 2.928 Perhubungan
2.1.3.2 Bandara ton 1.717 Perhubungan
2.1.3.3 Terminal ton 4.780 Perhubungan
2.2 Penataan Ruang
2.2.1 Ketaatan terhadap RTRW (%) % 100 PUPR
2.2.2 Luas wilayah produktif Aceh Selatan (Ha) Ha 30000 Pertanian
2.2.3 Luas wilayah kebanjiran (Ha) Ha 300 PUPR
2.3 Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
2.3.1 Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang
2.3.1.1 Jumlah Bank Unit 18
2.3.1.1.1 Konvensional Unit 16
2.3.1.1.2 Syariah Unit 4
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
2.4.1 Persentase RT pengguna air bersih % 97,60 Perkim
2.5 Kumunikasi dan informatika
2.5.1 Persentase RT pengguna Listrik % 90 PLN
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/
SKPD Penaggung
No. Indikator Kinerja Pembangunan Satuan Tahun 2018
Jawab
Daerah
1 2 3 4 5
Jumlah kasus pelanggaran syariat islam Kasus 20 DSI
Jumlah peserta jumlah pelatihan remaja , Orang 614
imam mesjid dan guru Tpa / TPQ DSI
Jumlah peserta jumlah pelatihan remaja , Orang 92
pengurus mesjid dan tokoh masyarakat DSI
Jumlah peserta jumlah pelatihan remaja , Orang 176
pengurus mesjid dan tokoh masyarakat DSI
Jumlah siswa ulumul Qur'an Siswa 90 DSI
1.2 Dayah
Meningkatnya Fasilitas Sarana dan Tahun 40
Prasarana Peribadatan KPP Dayah
Peningkatan Sumberdaya Lingkungan Tahun 1
Pesantren KPP Dayah
1.3 Baitulmal
1.3.1 Tersalurnya ZIS Bagi Fakir Miskin Orang 5.000 Baitul Mal
(Mustahik)
1.3.2 Jumlah Pemberi ZIS (Muzakki) Orang 15.000 Baitul Mal
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
PRIORITAS DAERAH
Pada Tahun 2018, rencana program dan kegiatan prioritas daerah sebagai berikut :
Program indikatif prioritas daerah 1 :
Agama dan syariat islam.
- Program peningkatan kualitas keagamaan pada anak usia dini / setingkat SD, SLTP,
SLTA / Sederajat
- Program Pelaksanaan / Bina Hukum Islam
- Program Kajian, Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Tentang Syariat
Islam
- Program Pembinaan Sumber Daya Manusia
- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Peribadatan
- Program Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Syariat Islam
- Program Pendataan, Pengawasan dan Pengembangan Pesantren dan Balai Pengajian
- Program Peningkatan Sumber Daya dan Peran Ulama
- Program Pembinaan Masyarakat dan Kemaslatan Umat
- Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
- Program Pengembangan Nilai Budaya
- Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana RS/ RSJ/ RS Paru/ RS Mata
BAB VI
PENUTUP
Dokumen RKPK Kabupaten Aceh Selatan tahun 2018 merupakan acuan bagi
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan maupun masyarakat dalam merumuskan prioritas
pembangunan dan sinergi dalam pelaksanaan program pembangunan tahun 2018. Untuk
itu diperlukan langkah-langkah, yaitu:
1. Pemerintah Kabupaten bersama masyarakat termasuk dunia usaha berkewajiban untuk
mendukung dan berpartisipasi dalam menentukan arah pembangunan yang ingin
dicapai dengan sebaik-baiknya;
2. SKPK Aceh Selatan berkewajiban menyusun Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPK
yang menjabarkan prioritas pembangunan, dengan memperhatikan hal berikut:
a. Dokumen RKPK Aceh Selatan tahun 2018 menjadi pedoman bagi setiap SKPK dalam
menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPK Tahun 2018, dalam rangka pencapaian
indikator kinerja SKPK yang akan dicapai.
b. Dalam hubungannya dengan keuangan daerah, keberadaan RKPK Aceh Selatan
merupakan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Kabupaten (RAPBK) tahun anggaran berikutnya, utamanya sebagai pedoman dalam
penyusunan Kebijakan Umum (KUA) APBK serta Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS).
c. Renja-SKPK yang disusun dalam rangka pencapaian indikator kinerja yang telah
disepakati bersama dan pada akhirnya menjadi pedoman dalam penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran SKPK (RKA-SKPK).
T. SAMA INDRA