You are on page 1of 7

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan

Volume 3 No. 3, September 2014 Halaman 196-202

KEWIRAUSAHAAN PETANI DALAM PENGELOLAAN BISNIS MIKRO


DI PEDESAAN
Dumasari

Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Email: dumasarilumongga@yahoo.com

ABSTRACT

This article aims to examine some of the determinants of entrepreneurial farmers


and functions in the management of rural micro businesses. Some determinant factors of
entrepreneurial farmers can be internal and external. Determinant factors also have the
effect of enabling and inhibiting. Entrepreneurship of farmers have some strategic functions in
development that encourage micro businesses in rural areas.

Keywords : entrepreneurship, farmers, micro businesses and rural

PENDAHULUAN
Berbagai bentuk upaya peningkatan ide-ide dan inovasi teknologi pertanian.
pendapatan rumahtangga petani di wilayah Tingkat produktivitas, kreativitas kerja, posisi
pedesaan merupakan salah satu tujuan pokok tawar dan kemampuan kewirausahaan yang
dalam dinamika pembangunan nasional yang dimiliki petani dalam mengelola bisnis kreatif
berkelanjutan. Hal menjadi suatu yang penting juga tergolong rendah.
diperhatikan karena mengingat tekanan Semangat dan kemampuan petani yang
ancaman kemiskinan pada masyarakat petani relatif lemah dalam kewirausahaan menjadi
di pedesaan masih relatif tinggi. salah satu faktor sosial ekonomi yang
Persoalan kemiskinan pada petani bukan menghambat pengembangan potensi diri
hanya dikarenakan tekanan dominan dari dalam mengelola bisnis mikro produktif di
faktor ekonomi sehubungan dengan pedesaan. Pengelolaan usahatani lamban
keterbatasan modal produksi. Akan tetapi, hingga sulit memperoleh pendapatan yang
faktor lain yang justru lebih berpengaruh ialah layak. Kondisi tersebut dapat ditemukan pada
kualitas sumberdaya manusia petani yang petani pembudidaya tanaman pangan dan
rendah. Hal tersebut dibuktikan dari hasil sayuran di Desa Sikapat yang cenderung
penelitian Dumasari, et all., (2007) didukung mempunyai semangat dan kemampuan
Dumasari dan Watemin (2010) yang kewirausahaan lemah (Dumasari dan
menunjukkan bahwa selain tingkat Sulistyani, 2002).
pendidikan formal petani yang relatif rendah Pengambilan keputusan dalam proses
(rata-rata sekolah dasar) ternyata tingkat adopsi ragam teknologi untuk kepentingan
partisipasi dalam berbagai kegiatan efisiensi bisnis mikro juga ditentukan oleh
pendidikan tak formal juga minim. Jarang kemampuan petani dalam penerapan prinsip
sekali petani terutama yang termasuk kategori kewirausahaan. Hasil penelitian Bayu dan
miskin (buruh tani) turut aktif dalam ragam Ery (2012) pada Kelompok Petani P3A Mitra
kegiatan penyuluhan, pelatihan dan Cai di Kecamatan Jatitujuah, Kabupaten
demonstrasi cara mengenai sederet informasi, Majalengka, Jawa Barat ternyata
196
Dumasari

menunjukkan bahwa sikap kewirausahaan memotivasi penetapan tujuan pembahasan


dan kompetensi petani merupakan salah satu artikel ini untuk mengkaji berbagai faktor
faktor terpenting yang menentukan penerapan penentu kewirausahaan petani dan fungsinya
teknologi padi organik. Petani yang belum bagi proses pengembangan ragam jenis
dan kurang mempunyai jiwa kewirausahaan bisnis mikro di pedesaan
senantiasa kesulitan mengelola dan
mengembangkan diversifikasi usaha secara RAGAM FAKTOR PENENTU
produktif ditengah potensi sumberdaya lokal KEWIRAUSAHAAN PETANI
yang melimpah di sekeliling lingkungan
mukimnya. Untuk itu, tak dapat dielakkan Kewirausahaan merupakan bagian dari
sesungguhnya kewirausahaan memang realisasi perilaku produktif, kreatif dan inovatif
mempunyai fungsi penting sebagai motor yang dimiliki seseorang termasuk petani.
penggerak petani dalam mengembangkan Dengan kewirausahaan, seseorang atau
ragam jenis usaha bisnis pertanian secara sekelompok orang termasuk petani dapat
produktif dan kreatif. melakukan proses penciptaan keadaan yang
Kewirausahaan termasuk salah satu baru secara kreatif dan produktif dimana hasil
kebutuhan strategis bagi petani dalam berbeda dengan yang lama sehingga
mengelola usaha bisnis mikro berbasis potensial meningkatkan nilai tambah. Ropke
sumberdaya lokal di pedesaan. Intervensi (2004) mengemukakan tiga fungsi
efek globalisasi yang memasuki ranah kewirausahaan yakni: pertama fungsi rutin
kawasan kehidupan masyarakat petani di untuk pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki
pedesaan menuntut optimalisasi fungsi dengan penerapan prinsip manajemen, kedua
kewirausahaan yang diharapkan mampu fungsi arbitrase untuk pemanfaatan peluang
mengarahkan perilaku berorientasi pada dengan berani mengambil risiko dan ketiga
better farming, better business dan better fungsi inovatif untuk pengadaan beragam
living. Berdasarkan hasil penelitian Dumasari, inovasi bagi pengembangan usaha yang
et all., (2013) diketahui bahwa kewirausahaan dikelola. Dengan demikian, makna
mampu mendorong produktivitas dan kewirausahaan merupakan refleksi nyata dari
kreativitas kerja petani pengrajin souvenir sikap, kognitif dan psikomotorik seseorang
kreatif olahan limbah kelapa di beberapa dalam memanfaatkan berbagai peluang
wilayah pedesaan Baturaden dan Purbalingga sekaligus kesempatan untuk memperoleh
Wetan. Tidak jauh berbeda, hasil penelitian sesuatu yang berguna secara ekonomis bagi
lain yang dilakukan oleh Pujiati dan Dumasari diri beserta lingkungannya. Pengembangan
(2012) di pedesaan Kabupaten Banyumas kewirausahaan dibutuhkan bagi ragam upaya
menunjukkan kekuatan pengaruh dari pemberdayaan petani. Pernyataan tersebut
kewirausahaan potensial mendorong petani sesuai hasil penelitian Ratnawati (2009) dan
pengrajin bisnis kreatif pangan olahan Dumasari, et all., (2007). Kedua hasil
singkong mampu memanfaatkan peluang penelitian tersebut saling menguatkan fakta
pasar hingga aneka jenis produk yang sosial bahwa upaya pemberdayaan
dihasilkan selalu disesuaikan dengan trend, perempuan termasuk wanita tani miskin di
variasi, cita rasa dan ekspektasi selera pedesaan dapat dilakukan melalui diversifikasi
konsumen. Oleh karena itu, produktivitas, usaha produktif kreatif. Kelancaran proses
kreativitas, orientasi bisnis dan posisi tawar diversifikasi usaha ini dapat tercapai melalui
tidak dapat terlepaskan dari semangat dan pengembangan perilaku kewirausahaan
kemampuan kewirausahaan seorang petani dengan penggunaan pendekatan kelompok.
karena mengingat posisi strategisnya sebagai Pada prinsipnya setiap petani memiliki
pengelola usahatani. potensi diri untuk mengembangkan semangat
Mengingat pentingnya permasalahan dan kemampuan kewirausahaan. Hanya saja
kewirausahaan yang diuraikan di atas hal ini perlu didukung pihak internal
197
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 3,September 2014

(kesadaran, kemauan dan kompetensi kontradiktif karena di satu sisi bisa berfungsi
pribadi) bersama pihak internal (keluarga, sebagai pendukung; sementara di sisi lain
lingkungan sosial, investor, pemerintah, tokoh justru menjadi penghambat bagi
masyarakat, mitra kerja bisnis, konsumen, pengembangan kewirausahaan petani di
pedagang dan lainnya). Dukungan yang pedesaan. Meredith (2005) menjelaskan
kuat dari pihak internal dan eksternal bahwa beberapa faktor penentu yang
berfungsi mendorong keberanian petani berharga dalam mempertahankan jiwa
mengembangkan kewirausahaan saat sekaligus kemampuan kewirausahaan adalah
mengelola berbagai jenis bisnis mikro di sikap positif, tekad, pengalaman, ketekunan
bidang pertanian dan non pertanian. dan kerja keras. Beberapa faktor yang
Berbagai faktor yang terkait dengan eksistensi dikemukakan Meredith tersebut cenderung
peran keberadaan pihak internal dan bersifat internal. Fungsinya ialah menjadi
eksternal turut menentukan kekuatan prasyarat bagi seseorang yang
sekaligus orientasi kewirausahaan petani. mengembangkan kewirausahaan. Adapun
Ragam faktor penentu tersebut faktor internal penentu lain tercantum pada
mempunyai kemampuan pengaruh yang Gambar 1.

Kesadaran
Diri
Kepekaan Semangat
Bisnis

Percaya Diri Kemauan

Faktor
Sikap Internal
Berani Motivasi
Tanggung
Risiko

Orientasi
Keinovatifan Bisnis

Kepribadian Persepsi

Gambar 1. Ragam Faktor Internal Penentu Kewirausahaan Petani


keluarga dan pengalaman kerja seseorang
Deretan faktor internal penentu bagi (Hisrich and Peter, 1992).
kewirausahaan petani yang tertera pada Faktor internal berikutnya yang ikut
Gambar 1 perlu dikelola secara profesional menentukan ialah ketertarikan, minat dan etos
melalui proses sosialisasi berkelanjutan yang kerja. Beberapa faktor tersebut sesuai dengan
menggunakan metode pendidikan tak formal pemikiran Siagian (1999) yang menjelaskan
partisipatif. Hal ini menjadi terasa penting bahwa kewirausahaan ialah suatu kesatuan
ketika disadari pengembangan jiwa dan terpadu dari semangat, nilai, prinsip, sikap,
kemampuan kewirausahaan turut ditentukan kiat, seni dan tindakan nyata yang sangat
oleh latar belakang pendidikan, lingkungan perlu, tepat juga unggul dalam memberikan
pelayanan kepada berbagai pihak. Disamping
ragam faktor internal penentu, terdapat juga
198
Dumasari

beberapa faktor eksternal yang berpotensi penentu kewirausahaan petani dalam


sebagai pendukung dan penghambat. Pada mengelola bisnis kreatif di pedesaan.
Gambar 2 terlihat beberapa faktor eksternal

Dukungan
pihak keluarga
Trend
preference Dukungan
konsumen lingkungan
sosial

Kerjasama
Mitra kerja dengan
produsen
Faktor penyedia input
Eksternal produksi

Kedekatan
dengan
Ketersediaan
sumber modal
pasar produk
produksi

Fasilitas
pelayanan Keberpihakan
teknologi harga produk

Gambar 2. Ragam Faktor Eksternal Penentu Kewirausahaan Petani


kategori wirausaha. Mengacu pada pemikiran
Daya keberpengaruhan setiap faktor Schumpeter (1961) maka seseorang yang
eksternal penentu tergantung pada jalinan dapat disebut sebagai wirausaha mempunyai
interaksi, hubungan sosial, komunikasi antara beberapa ciri yakni: pertama, mampu
petani dengan berbagai pihak terkait. mengidentifikasi pencapaian sasaran dan
Beberapa keadaan lain yang berpotensi tujuan serta mempunyai kepekaan bisnis. Ciri
mewarnai kekuatan pengaruh faktor eksternal yang kedua dimiliki seorang wirausaha adalah
penentu ialah ketersediaan fasilitas pelayanan mampu menanggung risiko keuangan dan
informasi teknologi inovatif, modal produksi, waktu atas segala keputusan serta tindakan
harga dan pasar yang tersedia di lingkungan perilaku untuk kepentingan pengelolaan
desa. Optimalisasari pengaruh faktor usaha bisnis.
eksternal penentu yang mendukung Ciri ketiga mampu melakukan tahapan
pengembangan kewirausahaan petani dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan
pengelolaan bisnis mikro yang produktif dan pelaksanaan. Adapun ciri keempat yakni
kreatif lebih mudah terlaksana melalui mampu bekerja keras untuk mencapai
penguatan kerjasama dan kemitraan berpola keberhasilan usaha dan ciri kelima mampu
mutualisme dengan pendekatan kelompok. menjaga hubungan baik dengan pelanggan,
pedagang, sumber dana dan pihak lainnya.
FUNGSI KEWIRAUSAHAAN PETANI Seorang wirausaha juga perlu memiliki
BAGI PENGELOLAAN BISNIS MIKRO kemampuan melaksanakan evaluasi
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kelayakan usaha bisnis mikro yang dikelola
fungsi kewirausahaan bagi pengelolaan bisnis termasuk analisis untung rugi. Lebih spesifik,
mikro maka terlebih dahulu perlu mengenali Lambing and Kuehl (2006) menguraikan
beberapa ciri petani yang telah termasuk beberapa ciri seorang wirausaha seperti yang
terlihat pada Gambar 3.

199
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 3,September 2014

• Menyukai kegiatan bisnis


• Pantang menyerah
• Percaya diri
• Mempunyai self determination atau locus of control
• Dapat mengelola risiko
Beberapa • Memandang perubahan sebagai kesempatan
• Toleran terhadap sederet pilihan
Ciri
• Mempunyai inisiatif dan need afor achievement,
Wirausaha • Kreatif
• Perfeksionis
• Berpandangan luas
• Menghargai waktu
• Memiliki motivasi kuat

Gambar 3. Beberapa Ciri Wirausaha (Lambing, et all., 2000)

Berdasarkan uraian berbagai ciri wirausaha bisnis, meningkatkan keberanian


yang telah dijelaskan maka dapat dinyatakan menanggung risiko, memperluas kesempatan
petani yang telah mempunyai jiwa dan meraih keuntungan dan surplus usaha,
semangat kewirausahaan tentu mempunyai memperkuat posisi tawar, meningkatkan
kemampuan dalam memanfaatkan berbagai produktivitas dan kreativitas serta
potensi sumberdaya yang tersedia dalam menguatkan daya saing.
setiap kesempatan dan peluang untuk Pelaksanaan fungsi kewirausahan petani
mengelola bisnis mikro yang berorientasi sewaktu-waktu bisa mengalami hambatan
pada pencapaian keuntungan dan akibat berbagai tekanan, yang bersumber dari
kemanfaatan ekonomis lain. Setelah kendala ekonomi, sosial, budaya dan
memahami beberapa ciri yang melekat pada lingkungan. Hasil penelitian Dumasari dan
figur seorang wirausaha maka diketahui Sulistyani (2002) membuktikan bahwa fungsi
bahwa kewirausahaan mempunyai beberapa kewirausahaan petani mandeg ketika
fungsi penting yang mendukung petani efisien dihadapkan pada beberapa kondisi yang
mengembangkan bisnis mikro di pedesaan. merintangi keberlanjutan usahatani tanaman
Beberapa fungsi kewirausahaan petani bagi pangan. Beberapa faktor penyebab terjadinya
pengelolaan bisnis mikro mencakup: kemandegan fungsi kewirausahaan petani
meningkatkan melek usaha produktif dan tersebut beserta tingkat pengaruhnya terurai
kreatif, mengembangkan naluri dan kepekaan pada Gambar 4.

200
Dumasari

4
Tingkat Pengaruh
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Kegagalan Panen Padi Ketidakberpihakan Harga Biaya Produksi Tinggi Ketidakterjaminan Pasar
Padi pada Responden Saat Produk
Panen Tiba

Kondisi sebagai Faktor Penyebab

Gambar 4. Beberapa Faktor Penyebab Kemandegan Fungsi Kewirausahaan Petani Tanaman


Pangan (Diolah dari Hasil Penelitian Dumasari dan Sulistyani (2002)

Fungsi strategis lain yang penting membutuhkan pengembangan kewirausahaan


diperhatikan adalah meningkatkan yang berbasis sumberdaya lokal.
kemandirian ekonomi, menambah katup Pengembangan kewirausahaan tersebut
pengaman nafkah produktif sebagai alternatif potensial dilakukan melalui kegiatan
sumber perolehan pendapatan, pendidikan tak formal dengan mengandalkan
mengembangkan rasionalitas, menghindari pendekatan kelompok secara partisipatif.
persoalan kerugian dan kebangkrutan serta
memberi nilai tambah pada produk yang DAFTAR PUSTAKA
dihasilkan dari bisnis mikro. Selain itu, masih Dumasari dan Sulistyani Budiningsih. 2002.
ada fungsi strategis selanjutnya yakni yang Pengembangan Kewirausahaan pada Petani
berkenaan dengan peningkatan kelayakan Pembudidaya Padi Sawah di Pedesaan.
ekonomi bisnis mikro dan mempermudah Laporan Hasil Penelitian Skim Dosen Muda.
akses dan keterjangkauan informasi harga DP2M DIKTI. Universitas Muhammadiyah
serta pasar. Purwokerto. Purwokerto.

KESIMPULAN DAN SARAN Dumasari, Watemin dan Sumadi Sudrijat. 2007.


Model Pemberdayaan Wanita Tani Miskin
Kewirausahaan petani merupakan salah melalui Pengembangan Teknologi Modifikasi
satu kebutuhan strategis dalam pengelolaan Produk Limbah Industri Pertanian menjadi
berbagai jenis bisnis mikro di pedesaan. Tourism Souvenir Goods Khas Pariwisata
Beberapa faktor penentu memberi pengaruh Banyumas. Laporan Hasil Penelitian Skim
terhadap pengembangan kewirausahaan Hibah Bersaing Tahap I. DP2M DIKTI.
petani. Ragam faktor penentu tersebut Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
sebagian bersifat internal dan lainnya Purwokerto.
eksternal. Kemampuan dalam mempengaruhi
kewirausahaan petani dari setiap faktor Dumasari dan Watemin. 2010. Pemberdayaan
penentu berbeda. Pada kondisi dan waktu Petani Miskin melalui Pengembangan Usaha
tertentu menjadi faktor pendukung sementara Mikro Tourism Souvenir Goods dari Limbah
pada kondisi dan waktu lain justru sebagai Pertanian dengan Pemanfaatan Teknologi
penghambat. Kewirausahaan petani ternyata Modifikasi Produk Ramah Lingkungan (Tahap
mempunyai beberapa fungsi strategis bagi I). Laporan Hasil Penelitian Skim Hibah
pengelolaan bisnis mikro di pedesaan. Bersaing Tahap I. DP2M DIKTI. Universitas
Upaya pemberdayaan petani melalui Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto.
pengelolaan beragam jenis bisnis mikro
201
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 3,September 2014

Dumasari, Tri Septon Muji Rahayu dan Sulistyani Masyarakat. Universitas Widya Kartika
Budiningsih. 2013. Pengembangan Usaha Mikro Surabaya. Surabaya.
Souvenir Kreatif Olahan Limbah Kelapa
dengan Teknologi Modifikasi Desain Produk Ropke. J., 2004. On Creating Entrepreneurial
sesuai Trend Pasar untuk pemberdayaan Energy in the Ekonomi Rakyat Case
Petani Miskin. Laporan Hasil Penelitian Hibah Indonesian Cooperatives. Artikel Dimuat
Unggulan Perguruan Tinggi. DITLITABMAS dalam Jurnal Ekonomi Kewirausahaan.
DIKTI. Universitas Muhammadiyah Volume III Nomor 2 Juli 2004. Bandung.
Purwokerto. Purwokerto.
Schumpeter, Joseph Alois. 1961. The Theory of
Bayu, Kartib dan Eri Mustari. 2012. Pengaruh Economic Development: an Inquiry into
Sikap Kewirausahaan dan Kompetensi Petani Profits, Capital, Credit, Interest and the
terhadap Penerapan Teknologi Padi Organik Business Cycle. Oxford University Press.
beserta Implikasinya pada Pemanfaatan Potensi New York.
Lokal (Studi Kasus Petani P3A Mitra Cai
Mekarsari, Kecamatang Jatitujuah, Majalengka, Siagian, Salim. 1999, Peranan Kewirausahaan
Jawa Barat. Artikel Dimuat pada Prosiding Pengembangan Koperasi, Jurnal Usahawan No.
Seminar Nasional Improving Performance for 07 TH XXVIII Juli 1999. Lembaga Manajemen.
Improving Environment. Fakultas Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
Universitas Negeri Semarang. Semarang. Jakarta.

Hisrich, R. D., and M. P., Peters. 1992.


Entrepreneurship: Starting Developing and
Managing a New Enterprise. 2nd Edition. Identitas Penulis
Homewood: B.P.I/Irwin. USA. Nama Lengkap: Ir. Dumasari, M.Si
Lambing, Peggy A., and Charles R., Kuehl. 2006. Alamat:
Entrepreneurship. 4th Edition. Prentice Hall. Perumahan Tegal Sari Indah
Inc New Jersey. USA. Jl. Kenanga XVI Blok N 9-10 Purwokerto.
Nomor Telepon/Faks: (0281) 6843375/
Meredith. Geoffrey Grant. Robert E., Nelson and (0281) 6843375
Philip A., Neck. 2005. The Practice of Instansi:
Entrepreneurship. International Labour Faktltas Pertanian.
Office. Genewa. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Pujiati, Utami dan Dumasari. 2012. Alamat Instansi: Kampus UMP Jalan Raya
Pengembangan Bisnis Kreatif Aneka Produk Dukuh Waluh Purwokerto
Singkong dengan Variasi Cita Rasa sesuai Alamat Email/HP:
Ekspektasi Selera Konsumen untuk dumasarilumongga@yahoo.com
Diversifikasi Nafkah Petani di Pedesaan. 085747852243
Laporan Hasil Penelitian Hibah Unggulan
Perguruan Tinggi. DITLITABMAS DIKTI.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Purwokerto.

Ratnawati, Susi. 2011. Pemberdayaan Perempuan


Miskin di Pedesaan melalui Pengembangan
Kewirausahaan. Artikel Dimuat pada Jurnal
Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2 Desember
2011. Lembaga Penelitian dan Pengabdian
202

You might also like