You are on page 1of 2

NAMA : FARISHA SAHARANI PAPAZIAN PUTRI

KELAS : XI – FARMASI
TUGAS : RESUME

ANALISIS SEDIAAN KOSMETIK PELEMBAB BIBIR (BUNGA ROSELA)

 Pelembab bibir digunakan untuk menambah kelembaban bibir, cocok untuk orang yang
tinggal di daerah tropis, cuaca ekstrim.
 Bunga rosela satu keluarga dengan bunga sepatu, tetapi bentuk fisiknya tidak sama.
Bunga rosela fisiknya sama seperti bunga mawar.
 Bunga rosela bagian yang dipakai adalah kelopaknya, nah itu bisa kita seduh pake air
dengan suhu sekitar 68 derajat celcius, nanti dia akan larut.
 Apabila bunga rosela sudah larut, nanti airnya bisa kita cek menggunakan ph meter, pasti
phnya kurang dari 7. Kalo kita cobain, rasanya asam. Jadi, air seduhan bunga rosela tidak
disarankan untuk orang-orang penderita gangguan lambung, misalnya dia tetep mau
cobain minimal tubuhnya diisi dulu dengan nasi.
 Bunga rosela mengandung asam organik, selain asam organik dia juga mengandung
senyawa flavanoid. Senyawa flavanoid merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan
tanaman dalam jumlah yang sedikit, kalau metabolit primer jumlahnya banyak.
 Tanaman yang metabolitnya sedikit karna memberikan warna pada tumbuhan,
perlindungannya terhadap predator menjauhkan dari serangga.
 Yang mengandung senyawa metabolit sekunder kebanyakan terdapat didalam buah-
buahan dan sayur-sayuran.
 Larutan akan lebih besar apabila dilarutkan dengan semipolar (contohnya, etanol),
prosesnya hanya dengan cara direndam saja.
 Pemeriksaan mutu fisik sediaan yakni uji homogenitas, stabilitas selama penyimpanan 28
hari pada suhu kamar, iritasi pada kulit, titik lebur, pH.
Analisis Rhodamin B Mengunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

 Bahan yang digunakan: saos sambal, rhodamin B, benang wol, aquadest, etanol 70%,
amonia 2%, asam asetat 10%. Isobutanol, etil asetat.
 Proses ekstraksi zat perwarna:
1. Masukkan amonia yang telah diencerkan kedalam erlenmeyer sebanyak 20 ml
2. Kemudian, masukkan 10 g sampel saus kedalam, erlenmeyer ditutup
menggunakan alumunium foil dan ditunggu selama 1 jam.
3. Setelah menggu 1 jam, saring filtrat menggunakan kertas saring, kalo udah
panasin diatas hotplate.
4. Selanjutnya, proses residu dari penguapan dilarutkan dalam 10 ml air yang
mengandung asam yang terdiri dari larutan asam yang dibuat dengan
pencampuran 10 ml air dan 5 ml asam asetat 10%.
5. Siapkan benang wol dengan panjang 15 cm, masukkan kedalam larutan asam lalu
didihkan diatas hotplate.
6. Kalo udah, cuci benang wol dengan air.
7. Kemudian, masukkan benang wol yang sudah dicuci ke dalam larutan basa
amonia 10 ml, lalu didihkan diatas hotplate
 Dalam proses tersebut benang wol akan melepaskan pewarna dan akan masuk kedalam
larutan basa. Larutan basa tersebut dapat digunakan sebagai sampel pada analisis KLT.
 Analisis Rhidomin B:
1. Siapkan plat berukuran 10 x 5 cm, kemudian dipanaskan menggunakan oven
selama 30 menit (suhu 100 derajat celcius)
2. Sampel ditotolkan ke plat KLT dengan menggunakan pipa kapiler dengan jarak
1,5 cm dibagian bawah.
3. Plat KLT yang mengandung cuplikan, dimasukkan kedalam chamber terlebih
dahulu yang tekah dijenuhkan fasegerak yang berupa n butanol, etil asetat, dan
ammonia. Biarkan hingga lempeng terelusi sempurna, kemudian keringkan.
4. Kalo udah, amati warna secara visual dibawah sinar UV.
 Jika terdapat warna kuning atau orange maka terdapat kandungan rhodamin.

You might also like