You are on page 1of 11

Dosen Pengampuh : Asri Dwi Novianti, S.Kep, Ns, M.

Kep

LAPORAN

KANKER ENDOMETRIUM

Disusun oleh :

Kelompok 6

Nama : Wa Ode Anida ( P202001065)

Nur Aulia (P202001112)

Rispayati (P202001069)

Kelas : B2 – Keperawatan

STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MADALA WALUYA

KENDARI

2022
BAB 1

KONSEP MEDIS

A. Definsi Kanker Endometrium

Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada endometrium, lapisan


paling dalam dari dinding uterus, dimana sel-sel endometrium tumbuh secara tidak
terkontrol, menginvasi dan merusak jaringan di sekitarnya.

Kanker endometrium merupakan kasus malignansi ginekologi tertinggi dimana


terdapat 319.605 kasus baru di seluruh dunia pada tahun 2012.1 Di Indonesia sendiri
WHO pernah mencatat bahwa kanker endometrium merupakan kanker peringkat ke
enam terbanyak yang diderita perempuan di Indonesia dengan insidens 6.745 pada tahun
2012.

Kanker endometrium adalah salah satu jenis kanker pada organ reproduksi
wanita yang sering terjadi. Berdasarkan data WHO pada tahun 2020, ada lebih dari 7.000
kasus kanker endometrium di Indonesia, dengan 2.000 di antaranya mengalami
kematian.

B. Etiologi dan faktor kanker endometrium

Etiologi kanker endometrium belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat


beberapa faktor risiko yang berhubungan.

Faktor risiko utama adalah ketidakseimbangan hormon estrogen. Kadar estrogen


yang tinggi dalam sirkulasi dan kadar progesteron yang rendah menyebabkan efek
mitogenik dari estrogen tidak diimbangi dengan efek inhibisi dari progesteron.2,4 Faktor
risiko lainnya adalah nuliparitas, akibat siklus menstruasi yang anovulatoir, obesitas,
wanita dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 25 kg/m2 risiko terkena kanker
endometriumnya meningkat dua kali lipat, dan menjadi 3 kali lipat pada wanita dengan
IMT lebih dari 30 kg/m2 . 4,5,6 Diabetes mellitus Tipe-2 dan hipertensi juga
meningkatkan risiko kanker endometrium. Seringkali dua faktor risiko ini dianggap
berhubungan dengan kanker endometrium secara sekunder, yaitu akibat obesitas yang
melatar belakanginya, akan tetapi terdapat data yang menunjukkan kedua faktor risiko ini
ternyata secara independen mempengaruhinya.

C. Patofisiologi Kanker Endometrium

Patofisiologi dari kanker endometrium merupakan adanya modifikasi struktural dan


perubahan sel-sel khusus dalam menanggapi fluktuasi estrogen dan progesteron selama
siklus menstruasi. Eksposur estrogen yang berlangsung lama menyebabkan hiperplasia
endometrium, yang meningkatkan kemungkinan perkembangan hiperplasia atipikal dan
akhirnya kanker endometrium tipe-1. Proses dasar molekuler ini masih belum diketahui.
Dari sudut pandang molekuler, kanker endometrium menyerupai fase proliferatif dari
endometrium.
Nyeri merupakan keluhan yang paling banyak dirasakan oleh penderita endo-
metriosis; walaupun demikian patofisiologi nyeri belum jelas dipahami. Heterogenitas
dari proses penyakit ini menyebabkan kesulitan memastikan etiologi nyeri yang
sebenarnya. Terdapat teori yang menge-mukakan bahwa jenis lesi yang berbeda
akan menyebabkan timbulnya rasa nyeri dengan cara yang berbeda.

D. Manifestasi Klinis Pada Kanker Endometrium

Membutuhkan diagnosis medis Tanda utama berupa perdarahan vagina abnormal,


seperti perdarahan setelah menopause atau perdarahan di antara masa menstruasi. Gejala
lain mungkin termasuk nyeri panggul dan nyeri saat berhubungan seks, tetapi sebagian
wanita tidak mengalami gejala sama sekali. Lebih dari 80% kanker endometrium
terdiagnosis setelah menopause, dengan insiden tertinggi pada usia di atas 50 tahun.1
Mayoritas keluhan pasien adalah perdarahan post-menopause, namun 20-25% terjadi
pada wanita pre-menopause, di mana sekitar 5% terdiagnosis pada usia di bawah 40
tahun.2 Dalam perjalanan penyakitnya, keluhan pasien muncul sangat awal sehinggga
sebagian besar kasus kanker endometrium terdiagnosis pada stadium dini, dengan
prognosis yang baik. Namun, beberapa tipe histologis kanker endometrium berkaitan
dengan prognosis yang buruk, dan angka harapan hidup selama 5 tahun untuk kanker
stadium lanjut sangat rendah. Dengan manifestasi klinis yang cendrung lebih awal,
sangat diperlukankewaspadaan Spesialis Obstetri dan Ginekologi dalam penanganan
kanker endometrium yang sebagian besar bisa ditangani. Di sisi lain, pada kanker
endometrium stadium lanjut memerlukan penanganan komprehensif yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas pasien,dimana sebelum kita melakukan diagnosa terhadap pasien penderita
endometrium, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu identitas si pasien itu
sendiri contohnya seperti nama,umur,usia,pekerjaan, keluhan si pasien,dll.

1) Anamnesa

a)Data dari klien

b)Data biologis/fisiologis: keluhan utama, riwayat keluhan utama

c) Riwayat kesehatan masa lalu

d)Riwayat kesehatan keluarga

e) Riwayat reproduksi: siklus haid, durasi haid

f) Riwayat obstetric: kehamilan, persalinan, nifas, hamil

g)Data psikologis atau sosiologis: reaksi emosional setelah penyakit diketahui

2) Pemeriksaan fisik

a) Aktivitas istirahat Gejala: Kelemahan/keletihan, perubahan pada pola tidur, adanya


faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, anxietas, keringat malam,
pekerjaan/profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi
b) Integritas ego Gejala: Faktor stress, merokok, alkohol, menunda mencari pengobatan,
menyangkal diagnosis, putus asa 19

3) Eliminasi Gejala: Pada kanker endometrium terdapat tanda haid tidak teratur, perubahan
pola defekasi misal, darah pada feses, nyeri pada saat defekasi, sering berkemih. Tanda:
Perubahan pada bising usus
4) Makanan/cairan Gejala: Kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak),
mual/muntah, perubahan pada penurunan berat badan. Tanda: Perubahan pada kelembaban
atau turgor kulit.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan kanker endometrium
sebagai berikut:

- Ny A, mengeluh mentruasi berlebih


- Ny A, juga mengatakan nyeri panggul dan nyeri saat berhubungan seks

C. Intervensi
Intervensi utama :
Manajemen hipovolemia
Intevensi pendukung :
- Dukungan kepatuhan program pengobatan
- Edukasi dialisis peritoneal
- Edukasi hemodialisis
- Edukasi nutrisi paranteral
- Edukasi pemberian makanan paranteral
- Insersi intavena
- Insersi selang nasogastrik
- Kateterisasi urine
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan adalah tindakan yang diberikan kepada klien yang
berisikan pelaksanaan rencana perawatan, pemenuhan kriteria hasil dari rencana tindakan
keperawatan mandiri dan kolaboratif menurut Tarwoto dan Wartonah (2015).

E. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana
suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu
standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta
bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus :

Ny A, usia 38 tahun, datang ke RS dengan keluhan mentruasi berlebih, Ny A, juga


mengatakan nyeri panggul dan nyeri saat berhubungan seks. Belum di ketahui jelas apa
penyebab yang di alami Ny A.

Jawab :

No. Tanda dan gejala Etiologi Masalah keperawatan

1. DS : Kekurangan hipovolemia
- Ny A, mengeluh intake cairan
mentruasi berlebih
- Ny A, juga
mengatakan nyeri
panggul dan nyeri
saat berhubungan
seks
DO :-

2.
Diagnosa keperawatan

Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan

Diagnosa keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan


Hipovolemia b.d Setelah di lakukan 1. Observasi
kekurangan intake cairan di intervensi selama 1x28 - periksa tanda dan gejala
buktikan dengan : jam, diharapkan hipovolemia( mis.
ekspektasi membaik Frekunesi nadi
DS: meningkat, nadi terabah
- Ny A, mengeluh kriteria hasil : lemah,tekanan darah
mentruasi berlebih menurun, hematokrit
- Ny A, juga - Kekuatan nadi meningkat,haus, lemah )
mengatakan nyeri meningkat - monitor intake dan
panggul dan nyeri - Turgor kulit output cairan
saat berhubungan meningkat
seks - Output urin 2. terapeutik
DO :- meningkat - hitung kebutuhan cairan
- Ortopnea pada pasien
menurun - berikan posisi modifled
- dispnea menurun trendenburg berikan
- paroxsymal asupan cairan oral
nocturnaldyspnea
menurun 3. edukasi
- ederna anasarka - anjurkan memperbanyak
menurun cairan oral
- edema perifer - anjurkan menghindari
menurun posisi mendadak
- frekuensi nadi
membaik 4. kolaborasi
- tekanan darah - kolaborasi pemberian
membaik cairan lV isotonis
- tekanan nadi (mis.NaCl,RL)
- kolaborasi pemberian
membaik cairan hipotonis
- membran mukosa (mis.glukosa 2,5 %,
membaik NaCl 0,4%)
- jugular venous - kolaborasi pemebrian
pressure(JVP) cairan koloid
membaik (mis.albumin,plasmanate
- kadar Hb )
membaik - kolaborasi pemberian
- kadar Ht produk darah
membaik
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. 2012. Endometrial (Uterine) Cancer. Tersedia


di:http://www.cancer.org/acs/groups/cid/doc uments/webcontent/003097-pdf.pdf [diunduh : 13
Oktober 2013]

Viswanathan AM, Petereit DG. Chapter 9: Gyneco-logic Brachtherapy. In: Devlin PM (ed.).
Brachythera-py applications and technique. Philadelphia : Lip-pincott Williams Wilkins; 2007.p. 224-
66.

Cardenes HR, Look K, Michael H, Cerezo L. Chapter 67 : Endometrium. In :Halperin EC, Perez CA,
Brady LW (ed). Perez and Brady’s Principles and Practice of Radiation Oncology. Fifth Edition.
Philadelphia : Lip- pincott Williams & Wilkins;2012.p.1629-49.

World Health Organisation. World Cancer Factsheet. August 2012. Diunduh dari:

http://publications.cancerresearchuk.org/downloads/pr oduct/CS_FS_WORLD_A4.pdf.

Bakkum-Gamez, JN. Current issues in the manage- ment of endometrial cancer. Mayo Clin Proc.
83(1):97-112. Speroff L, Fritz M. Clinical Gyneco-logic Endocrinology and Infertility.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Reid GD. Endometriosis and infertility. e-Report. 2005;1:1-


Choi CH, Chung JY, Chung EJ, Sears JD, Lee JW, Bae DS, Hewitt SM: Prognostic
zignificance of annexin A2 and annexin A4 expression in patients with cervical cancer. BMC
Cancer 16: 448, 2016. doi: 10.1186/s12885-016-2459-y

You might also like