Professional Documents
Culture Documents
Isi Laporan Bab 1234
Isi Laporan Bab 1234
PENDAHULUAN
1
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta
kebudayaan. Peraturan pemerintah No.39 tahun 1992 tentang peran serta
masyarakat pendidikan nasional . keputusan menteri No 0490/1993 tentang
kurikulum SMK yang berisi bahwa “ Dalam melaksanakan pendidikan
dilaksanakan melalui dua jalur yaitu pendidikan didalam sekolah dan
pendidikan diluar sekolah”. Didalam lampiran keputusan KEMENDIKBUD
tentang kurikulum 1994 SMKTA yaitu dalam dokumen landasan, program
dan pembangunan kurikulum 1994 SMKTA, disebutkan bahwa peningkatan
mutu dan relevasi pendidikan menengah kejuruan diarahkan untuk
mengembangkan suatu sistem yang utuh dan mantap sehingga terdapat
kesinambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Tindak pidana memiliki syarat syarat tertentu yang harus dipenuhi. Pada
umumnya syarat syarat tersebut dikenal dengan unsur unsur tindak pidana.
Seseorang dapat dikenakan pidana apabila perbuatan yang dilakukannya
memenuhi syarat syarat tindak pidana atau strabaarfreit, kualitas si pelaku, dan
kausalitas.
Mengenai unsur unsur tindak pidana atau strabaarfreit terdapat unsur unsur tindak
pidana yang dilihat dari alirannya, yaitu aliran monistis dan aliran dualistis.
Pandangan monistis adalah suatu pandangan yang melihat keseluruhan syarat
untuk adanya pidana itu kesemuanya merupakan sifat dari perbuatan. Pandangan
dualistis memisahkan antara perbuatan pidana dan pertanggung jawaban pidana.
Apabila menurut pandangan monistis dalam pengertian tindak pidana sudah
tercakup didalamnya baik unsur perbuatan maupun unsur orangnya, dalam
pandangan dualistis dalam tindak pidana hanya mencakup perbuatannya saja,
sedangkan pertanggungjawaban pidana tidak menjadi unsur tindak pidana
pandangan ini menyatakan bahwa untuk adanya pidana tidak cukup hanya apabila
telah terjadi perbuatan pidana, tetapi dipersyaratkan juga adanya kesalahan atau
pertanggungjawaban pidana.hukum pidana terbagi menjadi beberapa macam,
3
yaitu hukum pidana materil dan hukum pidana formil: hukum pidana hukum dan
hukum pidana khusus; hukum pidana tertulis dan hukum pidana tidak tertulis dan
hukum nasional dan hukun pidana internasional Teguh Prasetyo bahwa istilah
hukum pidana khusus sekarang diganti dengan hukum tindak pidana khusus,
namum prinsipnya tidak ada perbedaan antara kedua istilah tersebut. Istilah
“pidana khusus” dapat diartikan sebagai perbuatan pidana yang ditentukan dalam
perundangan tertentu diluar KUHP Rochmat Soemirto, mendefinisikan tindak
pidana khusus sebagai tindak pidana yang diatur tersendiri dalam undang undang
khusus, yang memberikan peraturan khusus tentang tata cara penyidikannya,
tuntutannya, pemeriksaannya, maupun sanksinya yang menyimpang dari
ketentuan yang dimuat dalam KUHP
4
d. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga baik di dalam
negeri maupun di luar negeri di kejaksaan negeri ;
e. Pemantauan,analisis,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di
bidang tindak pidana khusus di kejaksaan negeri.
a. Subseksi penyidikan;
b. Subseksi penuntutan;
c. Subseksi upaya hukum luar biasa dan eksekusi.
SUB PENUNTUTAN
5
tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana
penmcucian uang, serta tindak pidana kepabeanan,cukai, dan tindak pidana
pencucian uang di wilayah hukum kejaksaan negeri.
Subseksi upaya hukum luar biasa dan eksekusi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, dan administrasi,penyiapan pelaksanaan dan
pengendalian, pemberian biaya teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan
saran, koordinasi dan kerjasama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan efaluasi, serta penyusunan laporan pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat, utusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi dalam
peganganan dalam tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang,
tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana
kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang di wilayah hukum
kejaksaan negeri.
6
A. Logo kantor kejaksaan negeri kotamobagu
7
tertentu di kerajaan. Istilah istilah ini berasal dari bahasa kuno,yakni dari kata-kata
yang sama dalam bahasa sansekerta.
Kejaksaan negeri kotamobagu Di resmikan pada tanggal 17 maret 1976 oleh ibu
irawana bratakusumah. Karya adhyaksa dharma karini cabang kotamobagu
pimpinan ibu napitupulu diresmikan tanggal 26 agustus 1975.
Di Bidang Pidana:
8
1. Melakukan penuntutan
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat
4. Melakukan penyidikan terhadap pindak pidana tertentu berdasarkan undang
undang
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan uang dalam
pelaksanaannya dikoordinasi dengan penyidik
9
BAB III
10
SIMKARI-2, di persiapkan suatu dokumentasi standar operasi prosedur (SOP)
aplikasi dan administrasi sistem yang berguna sebagai bahan referensi bagi para
pengguna aplikasi yang sekaligus para administrator sistem dalam
mengoperasikan server aplikasi SIMKARI-2, serta komponen-komponen lainya,
termasuk infrastruktur, operasional data center dan penanganan user.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
BAB IV
A. Kesimpulan
1. Prakerin merupakan salah satu materi yang di berikan kepada siswa,
khususnya program keahlian yang ada di sekolah kejuruan yang di
terapkan kenyataan dan langsung di praktekan.
2. Penulis mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
sebelumnya tidak di dapatkan di sekolah.
B. Saran
Setelah melakukan praktik kerja lapangan (PRL), untuk menjunjung visi
dan misi sekolah menengah kejuruan (SMK), maka harapan saya untuk
kedepannya supaya pihak siswa sebelum prakerin dan kurikulum yang
akan di jalani dan di hadapi sewaktu siswa turun prakerin, sekolah perlu
menekankan budaya kerja berlaku pada instansi pemerintah maupun
swasta agar para siswa cenderung lebih muda beradaptasi.
Dengan adanya kesiapan tersebut siswa semakin memahami praktik kerja
industri agar kedepannya siswa tidak dapat menemukan hambatan selama
melakukan prakerin.
21