You are on page 1of 8

5.

Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa keperawatan NOC NIC


1. Nyeri berhungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
cedera fisik. 2. Observasi reaksi non verbal dari
1 x 20 jam pasien tidak mengalami nyeri.
Kriteria hasil : ketidaknyamanan.
a. Mampu mengontrol nyeri. 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menemukan dukungan.
menggunakan manajemen nyeri. 4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
c. Mampu mengenali nyeri. Menyatakan rasa nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan
aman setelah nyeri berkurang. kebisingan.
d. Tanda vital dalam rentang normal. 5. Kaji kultur budaya yang mempengaruhi respon
e. Tidak mengalami gangguan tidur. nyeri.
6. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
7. Gunakan teknik komunikasi teraupetik untuk
mengetahui pengalaman nyeri.
8. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menetukan
intervensi.
9. Ajarkan teknik non farmokologi : nafas dalam,
relaksasi, distraksi, kompres hangat / dingin.
10. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
11. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang, dan
antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.
12. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik.
2.
Ketidak seimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan 1 x 20 jam ketidak seimbangan nutrisi 2. Kaji intake dan output klien
tubuh berhubungan dengan faktor teratasi. 3. Tingkatkan intake makan melalui :
biologis. Sajikan makanan dalam kondisi hangat.
Kriteria Hasil :
Selingi makan dengan minum.
- Albumim serum.
Berikan makan tapi sering.
- Pre albumim serum.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
- Hematokrit.Hemoglobin.
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
- Total iron binding capacity.
pasien.
- Jumlah limfosit.
5. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
serat untuk mengandung konstipasi.
6. Kaji tanda – tanda vital klien.
7. Berikan makanan sering tapi sedikit pada klien.
8. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah.
9. Monitor lingkungan selama makan.
10. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan.
11. Berikan semangat dan pujian positif untuk
mendorong kepatuhan.
12. Monitor turgor kulit.
13. Monitor mual dan muntah.
14. Informasikan pada klien dan keluraga
tentang manfaat nutrisi.
15. Anjurkan banyak minum.
3 Gangguan mobilitas fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitoring vital sign sebelum dan sesudah
berhubungan dengan nyeri.
1 x 20 jam gangguan mobilitas fisik teratasi. latihan dan lihat respon pasien saat latihan.
Kriteria hasil : 2. Koreksi tingkat kemampuan mobilisasi.
- Klien meningkat dalam aktifitas fisik. 3. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
- Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas. rencana ambulansi sesuai.
- Memverbalisasikan perasaan dalam 4. Bantu klien dalam perubahan gerak.
meningkatakan kekuatan dan kemampuan 5. Observasi / kaji terus kemampuan gerak motorik,
berpindah. dan keseimbangan.
- Memperagakan penggunaan alat bantu. 6. Ajarkan pasien tenaga kesehatan lain tentang
teknik ambulansi.
7. Anjurkan keluarga klien untuk melatih dan
memberi motivasi.
8. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi.
9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapi
untuk pemasangan konset).
10. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLS
secara mandiri.
11. Berikan alat bantu jika diperlukan.
6. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF

1 10 Februari Dx 1 1. Melakukan pengkajian nyeri secara S :

2022 komprehensif. - Klien mengatakan nyeri di daerah pinggang


2. Mengobservasi reaksi non verbal dari dan nyeri pinggang yang dirasakan
ketidak nyamanan. menjalar ke punggung.
3. Kaji kultur budaya yang mempengaruhi - Klien mengatakan nyeri pada saat
respon nyeri. bergerak.
4. Gunakan teknik komunikasi teraupetik O :
untuk mengetahui pengalaman nyeri. - Klien tampak meringis kesakitan.

Memberikan analgetik untuk - Skala nyeri 6.

mengurangi nyeri klien. - Klien tampak saat klien duduk nyeri terasa
berat.
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi di lanjutkan :
1. Melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif
2. Mengobservasi reaksi non verbal dari
ketidak nyamanan.
3. Kaji kultur budaya yang mempengaruhi
respon nyeri.
4. Gunakan teknik komunikasi teraupetik
untuk mengetahui pengalaman nyeri.
5. Memberikan analgetik untuk mengurangi
nyeri klien.

2 10 Februari Dx 2 1. Menganjurkan keluarga untuk S:

2022 memberikan makanan sering tapi 1. Klien mengatakan +3 minggu


sedikit pada klien. sebelumnya tidak ada makan
2. Meningkatkan intake makan melalui : 2. Klien mengatakan susah untuk
- Menyajikan makanan dalam kondisi menelan
hangat. 3. Keluarga klien mengatakan sudah
- Menyelingi makan dengan minum. diberikan nasi 1 porsi tidak habis
- Memberikan makan tapi hanya habis 4 sendok.
- sering. O:
3. Mengkaji intake dan output klien 4. Klien tampak nafsu makan berkurang.
4. Mengkaji tanda – tanda vital klien. 5. Klien tampak susah untuk menelan.
5. Memberikan semangat dan 6. Lidah kotor.
pujian positif untuk mendorong TTV.
kepatuhan. P : 22 x/i

BB : 50 kg.
: A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi lanjut :
1. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan makanan sering tapi sedikit
pada klien.
2. Meningkatkan intake makan melalui :

Menyajikan makanan dalam kondisi


hangat.

Menyelingi makan dengan minum.

Memberikan makan tapi sering.


3. Mengkaji intake dan output klien.
4. Mengkaji tanda – tanda vital klien.
5. Memberikan semangat dan pujian positif
untuk mendorong kepatuhan

10 Februari Dx 3 1. Mengkoreksi tingkat kemampuan S :

2022 mobilisasi. - Klien mengatakan di bantu keluarga untuk


2. Membantu klien dalam perubahan gerak. melakukan aktivitas.
3. Mengobservasi/kaji terus - Klien mengatakan nyeri bertambah berat saat
kemampuan gerak motorik, dan beraktivitas.
keseimbangan. O:
4. Menganjurkan keluarga klien untuk - Klien tampakdibantu keluarga untuk
melatih dan memberi motivasi. beraktivitas.
5. Mengkolaborasi dengan tim kesehatan - TTV.
lain (farmasi dan dokter) P : 22x/i
Skala nyeri 6.
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan
1. Mengkoreksi tingkat kemampuan
mobilisasi.
2. Membantu klien dalam perubahan
gerak.
3. Mengobservasi/kaji terus kemampuan
gerak motorik, dan keseimbangan.
4. Menganjurkan keluarga klien untuk
melatih dan memberi motivasi.
5. Mengkolaborasi dengan tim kesehatan
lain (farmasi dan dokter)

You might also like