You are on page 1of 14

BERBAGAI KELOMPOK SOSIAL MASYARAKAT

Disusun oleh:

Kelompok 1
S1 Keperawatan PPNI Demak

1. Mochamad Chanafi
2. Munjarotun
3. Hanik Rosicha
4. Mutoharo
5. Wahyu Bambang Winarso
6. Karni

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulisan makalah “Berbagai Kelompok Sosial Masyarakat”
dapat kami selesaikan.
Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah
SAW, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya
hingga akhir zaman.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, terutama
kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran
dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Dan kami menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon keterbukaan dalam pemberian
saran dan kritik agar lebih baik lagi untuk ke depannya.

Kudus, April 2022

Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kelompok sosial (social group) merupakan suatu kelompok yang
anggotanya mempunyai kesadaran sebagai bagian dari kelompok serta
saling berhubungan satu dengan yang lain dan sebagai faktor pengikatuntuk
menambah eratnya hubungan antara anggota, berstruktur, berkaidah dan
mempunyai pola perilaku tertentu.Multikultural dalam masyarakat terjadi
karena banyaknya perbedaan yang ada di masyarakat itu sendiri.
Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan kemajemukan dalam
masyarakat.Untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan
keduakeinginan tersebut, manusia menggunakan pikiran, perasaan
dankehendaknya. Agar dapat diterima manusia lain disekelilingnya,manusia
berusaha menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan kebiasaanmasyarakat
dimanapun ia berada. Sementara itu, dalam menghadapialam sekitarnya
manusia juga harus makan agar badannya tetap sehat.Untuk itu, manusia
dapat mengambil makanan sebagai hasil dari alamsekitarnya dengan
menggunakan akalnya. Semua itu menimbulkankelompok sosial (social
group) di dalam kehidupan manusia karenamanusia tidak mungkin hidup
sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan masyarakat?
2. Apa saja golongan kelompok dalam masyarakat?
3. Apa kriteria penentuan tipe masyarakat?
4. Apa perbedaan masyarakat tradisional dan modern?
5. Apa perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Dapat menjadi pemahaman bagi mahasiswa mengenai berbagai
kelompok sosial masyarakat
2. Dapat menjadi pemahaman bagi mahasiswa mengenai
a. Pengertian masyarakat
b. Penggolongan kelompok dalam masyarakat
c. Kriteria penentuan tipe masyarakat
d. Perbedaan masyarakat tradisional dan modern
e. Perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Masyarakat
Banyak deskripsi yang dituliskan oleh para pakar mengenai
pengertian masyarakat. Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang
berasal dari kata Latin socius, berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri
berasal dari akar kata Arab syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia saling “bergaul”, atau dengan
istilah ilmiah, saling “berinteraksi” (Koentjaraningrat, 2015: 116). Menurut
Phil Astrid S. Susanto (2012: 6), masyarakat atau society merupakan
manusia sebagai satuan sosial dan suatu keteraturan yang ditemukan
secara berulangulang, sedangkan menurut Dannerius Sinaga (2016: 143)
Masyarakat merupakan orang yang menempati suatu wilayah baik
langsung maupun tidak langsung saling berhubungan sebagai usaha
pemenuhan kebutuhan, terkait sebagai satuan sosial melalui perasaan
solidaritas karena latar belakang sejarah, politik ataupun kebudayaan yang
sama.

B. Penggolongan Kelompok Dalam Masyarakat


1. Masyarakat modern
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sudah tidak
terikat pada adat-istiadat. Adat-istiadat yang menghambat kemajuan
segera ditinggalkan untuk mengadopsi nila-nilai baru yang secara
rasional diyakini membawa kemajuan, sehingga mudah menerima ide-
ide baru (Dannerius Sinaga, 2016: 156).
Berdasar pada pandangan hukum, Amiruddin (2018: 205),
menjelaskan bahwa dalam masyarakat modern mempunyai solidaritas
sosial organis. Menurut OK. Chairuddin (2013: 116), solidaritas organis
didasarkan atas spesialisasi. Solidaritas ini muncul karena rasa saling
ketergantungan secara fungsional antara yang satu dengan yang lain
dalam satu kelompok masyarakat. Spesialisasi dan perbedaan
fungsional yang seperti diungkapkan tersebut memang kerap dijumpai
pada masyarakat modern.
Selain adanya solidaritas organis, Amiruddin (2018: 206) juga
menjelaskan bahwa hukum yang terdapat dalam masyarakat modern
merupakan hukum restruktif yaitu hukum berfungsi untuk
mengembalikan keadaan seperti semula dan untuk membentuk kembali
hubungan yang sukar atau kacau kearah atau menjadi normal. Jadi
masyarakat modern merupakan yang sudah tidak terpaku pada adat-
istiadat dan cenderung mempunyai solidaritas organis karena mereka
saling membutuhkan serta hukum yang ada bersifat restruktif.

2. Masyarakat tradisional
Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang masih
terikat dengan kebiasaan atau adat-istiadat yang telah turun-temurun.
Keterikatan tersebut menjadikan masyarakat mudah curiga terhadap hal
baru yang menuntut sikap rasional, sehingga sikap masyarakat
tradisional kurang kritis (Dannerius Sinaga, 2016: 152). Menurut
Rentelu, Pollis dan Shcaw yang dikutip dalam (P. J Bouman. 2015: 53)
masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang statis tidak ada
perubahan dan dinamika yang timbul dalam kehidupan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat
tradisional merupakan masyarakat yang melangsungkan kehidupannya
berdasar pada patokan kebiasaan adat-istiadat yang ada di dalam
lingkungannya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya,
sehingga kehidupan masyarakat tradisional cenderung statis.
Menurut P. J Bouman (2015: 54-58) hal yang membedakan
masyarakat tradisional dengan masyarakat modern adalah
ketergantungan masyarakat terhadap lingkungan alam sekitarnya.
Faktor ketergantungan masyarakat tradisional terhadap alam ditandai
dengan proses penyesuaian terhadap lingkungan alam. Oleh karena itu
masyarakat tradisional mempunyai karakteristik tertentu yang menjadi
ciri pembeda dari masyarakat modern. Adapun karakteristik pada
masyarakat tradisional diantaranya:
a. Orientasi terhadap nilai kepercayaan kebiasaan dan hukum alam
tercermin dalam pola berpikirnya
b. Kegiatan ekonomi masyarakat bertumpu pada sektor agraris
c. Fasilitas pendidikan dan tingkat pendidikan rendah
d. Cenderung tergolong dalam masyarakat agraris dan pada
kehidupannya tergantung pada alam sekitar
e. Ikatan kekeluargaan dan solidaritas masih kuat
f. Pola hubungan sosial berdasar kekeluargaan, akrab dan saling
mengenal
g. Kepadatan penduduk rata-rata perkilo meter masih kecil
h. Pemimpin cenderung ditentukan oleh kualitas pribadi individu dan
faktor keturunan (Dannerius Sinaga, 2016: 156).

Berbeda dengan karakteristik yang diungkapkan oleh Dannerius


sinaga, Selo Soemardjan (2013: 62-68) mencirikan masyarakat
tradisional berdasarkan pandangan sosiologis. Berikut karakteristiknya:
a. Masyarakat yang cenderung homogen
b. Adanya rasa kekeluargaan, kesetiakawanan dan rasa percaya yang
kuat antar para warga
c. Sistem sosial yang masih diwarnai dengan kesadaran kepentingan
kolektif
d. Pranata adat yang efektif untuk menghidupkan disiplin social
e. Shame culture (budaya malu) sebagai pengawas sosial langsung
dari lingkungan sosial manusia, rasa malu menganggu jiwa jika ada
orang lain yang mengetahui penyimpangan sistem nilai dalam adat-
istiadat.

Ciri-ciri masyarakat tradisional berdasarkan pandangan sosial


berbeda dengan ciri masyarakat berdasarkan pandangan hukum.
Karakteristik masyarakat tradisional berdasarkan hukum dapat dilihat
pada pendapat yang dikemukakan oleh Amiruddin (2010: 205), bahwa
masyarakat tradisional cenderung mempunyai solidaritas sosial
mekanis. Solidaritas mekanis merupakan solidaritas yang muncul atas
kesamaan (keserupaan), konsensus dan dapatnya saling dipertukarkan
antara individu yang satu dengan individu yang lain berada dalam
kelompok itu. Tidak ada kekhususan pada masing-masing individu (OK.
Chairuddin, 2013: 115).
Berbeda dengan pendapat Selo Soemardjan (2013: 186) disiplin
hukum masyarakat tradisional terhadap hukum negara lemah. Akan
tetapi disiplin terhadap hukum adat cukup kuat. Sosial control dan
disiplin hukum adat akan digunakan oleh masyarakat untuk mengatur
ketertiban tata hidup sosialnya.
Dari penjelasan tersebut, dapat dimaknai keseragaman
masyarakat sering di jumpai pada masyarakat tradisional lebih patuh
terhadap hukum adat daripada negara atau hukum nasional. Dalam
masyarakat tradisional hukum yang ada bersifat represif. Hukum dengan
sanksi represif memperoleh pernyataan hukumnya yang utama dalam
kejahatan dan hukuman. Pelanggaran peraturan-peraturan sosial berarti
kejahatan dan menimbulkan hukuman (Amiruddin, 2016: 204)

C. Kriteria Penentuan Tipe Masyarakat


1. Masyarakat Modern
a. Heterogen
Dengan kondisi masyarakat yang lebih terbuka dengan segala hal
yang baru menyebabkan segala sesuatu menjadi lebih heterogen
atau beragam dan juga mata pencaharian masyarakat lebih
beragam dan tidak lagi tergantung pada kondisi alam.

b. Penggunaan Teknologi Tinggi


Masyarakat modern, kepercayaan mereka terhadap teknologi
sangat besar. Hampir semua aktiviats yang dilakukan
menggunakan teknologi modern dan serba cepat. Masyarakat
modern umumnya berpandangan bahwa menjaga, memelihara, dan
melaksanakan nilai-nilai merupakan satu upaya agar keharmonisan
kehidupan tetap terjalin.

c. Mobilitas Tinggi
Peristiwa perpindahan dan perubahan masyarakat modern yang
tinggi. Pikiran yang semakin terbuka, menjadikan mereka selalu
ingin mencari sesuatu yang baru. Teknologi transportasi dan
komunikasi yang semakin canggih memudahkan seseorang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan waktu yang
singkat.
d. Individualistis
Masyarakat modern kebanyakan bersifat individualistis. Maksudnya
mereka menempatkan segala sesuatu tidak lagi mengutamakan
kepentingan kelompok.

e. Objektif
Masyarakat moder dapat mempertimbangkan segala seuatu
dengan lebih objektif. Membuat keputusan dengan berbagai
pertimbangan. Tidak lagi hanya melestarikan nilai-nilai luhur.

2. Masyrakat Tradisional

a. Mayarakat Bersifat Homogen (Serba Sama)

Dalam satu wilayah, Hampir semua golongan dalam masyarakat ini


memiliki mata pencaharian, keturunan, dan tradisi yang sama.
Apabila terjadi Sesuatu yang berbeda itu akan dianggap merusak
tatanan kehidupan dan nilai-nilai leluhur.

b. Penggunaan Teknologi Rendah

Umumnya, Masyarakat tradisional menutup diri terhadap semua


perubahan dan budaya asing, ini menjadikan penggunaan teknologi
dalam kehidupan sehari-hari juga sangat rendah. Contoh misalnya
masih mengunakan kerbau untuk membajak sawah di banding
menggunakan traktor,Meskipun hasilnya lebih cepat dan hemat
tenaga.

c. Jumlah Anggota Masyarakat Sedikit

Masyarakat tradisional umumnya berada di daerah tertentu dengan


wilayah yang terbatas. Oleh karena itu masyarakat ini jumlahnya
tidak teralu banyak. Namun, dengan jumlah yang sedikit
menyebabkan mereka saling mengenal satu sama lain, hubungan
dan interaksi dalam masyarakat sangat tinggi, rasa persaudaraan
atau kebersamaan yang melahirkan semangat saling membantu,
dan kasih sayang lebih dominan.

d. Mobilitas / Pergerakannya Rendah

Sesuai dengan sifat masyarakat yang tertutup. masyarakat ini


enggan keluar dari daerah/ wilayahnya. Mereka beranggapan
tempat yang paling aman dan nyaman adalah daerah atau
masyarakat mereka sendiri. Mobilitas masyarakat yang masuk
dalam daerah mereka terbatas

e. Statis

Masyarakat satis, Itu artinya cenderung tidak ada pergerakan ke


arah yang lebih maju. Meskipiun ada, pergerakan tersebut akan
berjalan sangat lambat.

D. Perbedaan Masyarakat Tradisional dan Modern


Terdapat perbedaan yang sangat jelas terhadap Mayarakat
Tradisional dengan Masyarat modern, yakni diantaranya :

1. Daerah tempat tinggal atau wilayah yang didiami


Berdasarkan wilayah, Masyarakat modern tinggal secara menetap pada
suatu wilayah. Sementara masyarakat tradisional dapat tinggal secara
berpindah-pindah sesuai dengan persediaan sandang & pangan,
biasanya berada di desa atau di pedalaman.

2. Rumah tempat tinggal


Rumah masyarakat modern cenderung lebih bervariasi sesuai dengan
selera mereka. Sementara masyarakat tradisional cenderung sama dan
bahan yang digunakan pun sama misalnya memakai geribik atau papan.

3. Peralatan yang digunakan


Peralatan yang dipakai oleh masyarakat modern merupakan alat yang
sudah canggih dan biasanya dibuat orang lain. Sementara peralatan
yang digunakan oleh masyarakat tradisional masih sangat sederhana
dan biasanya hasil buatan sendiri.
4. Bahasa
Masyarakat modern mengunakan bahasa yang cenderung bervariasi
dapat berupa bahasa suku, bahasa resmi dan bahasa internasional.
Sementara masyarakat tradisional cenderung menggunakan bahasa
suku.

5. Kepercayaan / Keyakinan
Kepercayaan/keyakinan yang dianut oleh masyarakat modern berbagai
macam kepercayaan, Agama sebagai kepercayaan pun bermacam-
macam. Sementara masyarakat tradisional kepercayaan bersifat sama
satu dengan yang lainnya

6. Pakaian
Pakaian yang dgunakan masyarakat modern mengikuti perkembangan
yang dipakai secara umum. Sementara masyarakat tradisional memakai
pakaian yang apa adanya bahkan daun atau kulit kayu jadi bahan
pakaian.

7. Makanan/konsumsi
Adapun Makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat modern bervariasi
mulai dari makanan tradisional hingga makanan modern (instan).
Sementara masyarakat tradisional makanan yang dikonsumsi bersifat
monoton.

E. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan


Masyarakat perkotaan dan pedesaan memiliki beberapa perbedaan
dalam berbagai hal diantaranya :
1. Jumlah penduduk di desa lebih sedikit daripada di kota.
2. Masyarakat pedesaan bersifat homogen sedangkan masyarakat
perkotaan bersifat heterogen.
3. Mata pencarian masyarakat perkotaan lebih berfariasi dibandingkan
mata pencarian masyarakat pedesaan yang cenderung seragam, yang
menjadi dasar urbanisasi.
4. Corak kehidupan sosial masyarakat pedesaan jauh lebih berwarna
dibandingkan masyarakat perkotaan.
5. Mobilitas masyarakat perkotaan jauh lebih tinggi daripada masyarakat
pedesaan.
6. Masyarakat pedesaan jauh lebih bisa berinteraksi dengan lingkungan

sekitar di bandingkan masyarakat perkotaan.


BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Masyarakat merupakan orang yang menempati suatu wilayah baik
langsung maupun tidak langsung saling berhubungan sebagai usaha
pemenuhan kebutuhan, terkait sebagai satuan sosial melalui perasaan
solidaritas karena latar belakang sejarah, politik ataupun kebudayaan yang
sama, kelompok masyarakat di golongan menjadi 4 golongan yaitu
masyarakat modern, masyarakat tradisional, masyaarakat desa, dan
masyarakat perkotaan. Masyarakat dibedakan berdasarkan jumlah
penduduk, sifat masyarakat, mata pencarian, corak probilitas social,
mobilitas masyarakat, dan interaksi dengan lingkungan.
B. Saran
1. Untuk Penulis
Diharapkan dapat menambah beberapa sumber refrensi lain untuk
teori kelompok sosial dalam masyarakat baik itu dari buku maupun jurnal
yang terbaru.
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambahkan sumber refrensi mengenai
kelompok sosial dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 2015.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: RinekaCipta.

Sinaga, Dannerius.Sosiologi dan Antropologi.Klaten: PT Intan Pariwara. 2016.

You might also like