You are on page 1of 25

LAPORAN PENDAHULUAN

SAP PENYULUHAN PEMBERIAN


MAKAN PADA BALITA DI KELURAHAN PORIS
GAGA RW 02

STASE KOMUNITAS DAN KELUARGA

Disusun Oleh :

Nurbaiti Rahmadani
2114901026

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


2021
PENYULUHAN TENTANG PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DI WILAYAH RW
02 PORIS GAGA

Pokok bahasan : Pemberian Makan Pada Balita


Sub-pokok bahasan : Penjelasan Tentang Pengertian Balita, Makanan Yang Dibutuhkan
Balita, Faktor yang mempengaruhi pemberian makan pada balita, Serta,
Penanganan Anak Agar Mau Makan
Sasaran : Masyarakat RW 02 Kelurahan Poris Gaga Yang Mempunyai
Balita
Tempat : Mushola RT/RW 01/02 Kelurahan Poris Gaga
Kota Tangerang
Waktu : Senin, 03 Januari 2022
Jam : 10.00 s.d Selesai

Latar Belakang
Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi

atau anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes,

2006).

Pemberian Makanan Tambahan adalah program intervensi bagi balita yang

menderita kurang gizi dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan status gizi anak serta

untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar tercapainya status gizi dan kondisi gizi

yang baik sesuai dengan umur anak tersebut (Kemenkes RI,2011).

Pengetahuan ibu tentang balita di wilayah kelurahan Poris Gaga terutama di RW 02


data lokakarya mini menunjukkan bahwa Pengetahuan ibu tentang pemberian makan pada
balita kurang baik. Hasil survey menunjukkan pengetahuan yang kurang tentang Pengetahuan
ibu tentang balita sebanyak 37,8%, yang artinya masih banyak warga yang belum
memahami pentingnya Pemberian makan pada balita. Dan dari hasil wawancara dengan
masyrakat di RW 02 mengatakan masih masih kurang faham tentang makanan apa saja
yang dibutuhkan balita, jenis jenis makanan apa saja yang dapat dimakan oleh balita.
Berkaitan uraian latar belakang diatas maka penulis memiliki kepentingan untuk
melakukan kegiatan pemberian penyuluhan tentang pemberian makan pada balita di
masyarakat RW 02.

II. Diagnosa keperawatan komunitas


Defisit Kesehatan komunitas di RW 02

III. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang pemberian makan pada balita, diharapkan
masyarakat di RW 02 yang memiliki balita memahami tentang pentingnya pemberian
makan yang tepat pada Balita dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan Balita di
daerah RW 02 kelurahan Poris Gaga

IV. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan tentang pemberian makan pada balita, warga diharapkan
mampu:
a. Masyarakat mampu menyebutkan rentang usia balita

b. Masyarakat mampu menyebutkan jenis-jenis pemberian makanan

tambahan.

c. Masyarakat mampu menyebutkan waktu pemberian pemberian makanan

tambahan.

d. Cara mengatasi anak tidak mau makan

V. Materi (Terlampir)

a. Pengertian balita
b. Jenis- jenis makanan
c. Waktu Pemberian makan
VI. Metode
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya jawab
- Pretest- post test
VII. Media
- ppt
- liflate
VIII. Kegiatan Belajar-mengajar
No Waktu Kegiatan Respon Ny.A

1. 5 menit Pembukaan:
- Menjawab salam
- Mengucapkan salam - Menyepakati
- Mengingatkan kontrak waktu - kontrak
- Menjelaskan tujuan dan pokok bahasan - Mendengarkan
yang akan disampaikan
- prolog mendekati target penyuluhan
- Pengadaan pre test

15 menit Pelaksanaan:
- Mendengarkan
- Menjelaskan Pengertian Balita dan memahami
- Menjelaskan Jenis- jenis makanan - Mendengarkan
dan memahami
yang dibutuhkan balita - Mendengarkan
- Menjelaskan Waktu Pemberian dan memahami
- Mendengarkan
makan dan memahami
- Cara mengatasi anak tidak mau
makan
5 menit Diskusi: - Aktif bertanya
- Menjawab
- Diskusi tanya jawab pertanyaan post-
- Melakukan Post-Test tes dengan benar
- - Menutup acara mengucap salam - Menjawab salam

IX. Perorganisasian
a. Leader : Nurbaiti Rahmadani
b. Pemateri : Defi Rahayu
c. Mc : Annisa Oktavia
d. Notulen : Siti Maisarah
e. Observer : Desti Sumiasti
f. Fasilitator : Citra Wahyuni, Abdul Rahman, Edwardo
g. Peralatan : Rizky Okki, Puspasari
h. Dokumentasi : Zulijah Umami
i. Konsumsi : Anggraini
Seting Temapat

Keterangan
: penyaji

:mahasiswa

: warga

: observer

X. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi skekunder:
 Masyarakat datang di tempat diskusi
 Pemnyelenggaraan dilaksanakan di Mushola Al- Hidayah berjalan dengan lancer
 Pengorganisasian penyelenggaraan diskusi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi proses
 Masyarakat mengikuti penyuluhan dengan penuh semangat dan koperatif
 60% datang ke acara penyuluhan
 Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan
 Masyarakat tidak meninggalkan tempat sebelum selesai
3. Evaluasi Hasil
 Masyarakat mampu mengulang Kembali makanan yang di butuhkan balita
 Masyarakat mampu mengulangi penyebab anak tidak mau maka
MATERI PENYULUHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA

A. Pengertian Balita

Anak dibawah lima tahun atau sering disingkat sebagai balita merupakan salah satu
periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari 2-5 tahun, atau biasa
digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan, periode ini biasa sering disebut juga
usia prasekolah.

B. Pengertian Pemberian Makanan

Anak merupakan kelompok yang paling rentan mengalami masalah gizi, terutama

masalah kekurangan gizi seperti kurus, pendek, dan gizi kurang. Kurang gizi pada

anak juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan kecerdasan anak, serta juga

menyebabkan rendahnya produktivitas anak.Status gizi balita dapat mempengaruhi

beberapa aspek. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang gizi membawa

dampak negatif pada balita, seperti mengganggu pertumbuhan fisik maupun mental,

yang dapat menghambat prestasi belajar. Dampak lainnya yang ditimbulkan yaitu

penurunan daya tahan, menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita, serta

meningkatkan angka kesakitan, kecacatan, hingga angka kematian pada balita.

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2016, sekitar 45%

kematian pada anak balita di dunia berhubungan dengan gizi kurang dan sekitar 17

juta anak balita sangat kurus serta 52 juta anak balita kurus. Kurangnya asupan anak

merupakan salah satu penyebab kurang gizi.Makanan atau minuman yang

mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi atau anak berusia 6-24 bulan untuk

memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006).

C. Jenis-Jenis Pemberian Makanan Tambahan

Makin bertambahnya usia anak makin bertambah pula kebutuhan makanannya,


secara kuantitas maupun kualitas. Untuk memenuhi kebutuhannya tidak cukup dari
susu saja. Di samping itu anak mulai diperkenalkan pola makanan dewasa secara
bertahap dan anak mulai menjalani masa penyapihan. Jenis makanan tambahan yang
diperkenalkan pada balita adalah hidangan yangbervariasi dengan menu seimbang
(Adibin, 2018). Karakteristik Produk:
a. Bentuk : biskuit yang pada permukaan atasnya tercantum tulisan “MT Balita”
b. Tekstur/Konsistensi : renyah, bila dicampur dengan cairan menjadi lembut.
c. Berat : berat rata-rata 10 gram/keping.
d. Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
e. Rasa : Manis.
f. Mutu dan keamanan : produk makanan tambahan balita memenuhi persyaratan mutu
dan keamanan sesuai untuk bayi dan anak balita.
g. Masa kedaluwarsa : waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan
Kemasan :
a. Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat 40 gr).
b. Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan
sekunder (berat 840 gr).
c. Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan tersier
(Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan , 2020)
Makanan tambahan yang baik adalah makanan yang kaya energi, protein dan
mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin C dan fosfat), bersih
dan aman, tidak ada bahan kimia yang berbahaya atau toksin, tidak ada potongan tulang
atau bagian yang keras yang membuat bayi tersedak, tidak terlalu panas, tidak pedas
atau asin, mudah dimakan bayi, disukai bayi, mudah disiapkan dan harga terjangkau
(Rosidah, 2004).
D. Waktu Pemberian Makanan

Makanan diberikan mulai usia anak enam bulan, karena pada usia ini otot dan
syaraf di dalam mulut anak sudah cukup berkembang untuk mengunyah, menggigit,
menelan makanan dengan baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu kedalam
mulutnya dan suka terhadap rasa yang baru. Dan factor – factor yang dapat
mempengaruhi pemberian makanan meliputi, tingkat pengetahuan orang tua, sosial,
ekonomi dan budaya keluarga (Rohmani, 2010).
Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita adalah untuk
memenuhi kecukupan gizi agar mencapai berat badan sesuai umur. Ketentuan
Pemberian :

E. Apa Saja Makanan Yang Harus Di Waspadai Pada Anak??

Makanan yang harus di waspadai ada 3 macam, yaitu: Pewarna makanan, pemanis, dan
pengawet

F. Manfaat dan Tujuan Pemberian Makanan Balita

Makanan tambahan ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat

gizi anak, penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima makanan


tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga selain

untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi (Suhardjo, 1999).

Tujuan pemberian makanan tambahan adalah untuk mencapai

pertumbuhan perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya kekurangan

gizi, mencegah risiko malnutrisi, defisiensi mikronutrien (zat besi, zink,

kalsium, vitamin A, Vitamin C dan folat), anak mendapat makanan ekstra yang

dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan energi dengan nutrien, memelihara

kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan bila sakit, membantu

perkembangan jasmani, rohani, psikomotor, mendidik kebiasaan yang baik

tentang makanan dan memperkenalkan bermacam-macam bahan makanan yang

sesuai dengan keadaan fisiologis anak (Husaini, 2001).

G. CARA PEMBERIAN MAKANAN PADA BALITA


 Beri makanan yang mudah dikunyah dan ditelan
 Berikan pada anak saat benar benar lapar
 Berikan dalam suasana menyenangkan
 Makanan baru→ kenalkan secara bertahap→ perhatikan respon

H. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN


 Usia
 Berat badan
 Diagnosa dari penyakit (keadaan anak)
 Keadaan mulut
 Kebiasaan makan
 Waktu yang tepat pada saat pemberian makan

I. MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI OLEH BALITA


 Makanan yang terlalu berminyak
 Penggunaan garam
 Aneka jajanan pingir jalan yang belum terjamin kebersihannya
 Telur dan kerang
 Kacang- kacangan

J. KIAT MENGATASI ANAK SULIT MAKAN


• Hindari pemberian makanan atau minuman yang manis

• Berikan makanan tepat waktu

• Ciptakan suasana senang saat makan

• Kenalkan berbagai makanan secara perlahan

• Berikan pujian bila anak melakukan hal yang menyenangkan pada saat makan

• Bila anak sudah mampu berkomunikasi berikan pengertian tentang gunanya makan
Daftar pustaka

Depkes RI. (2006). Pemberian Makanan Pendampng ASI lokal. Jakarta.

Ikatan Dokter Anak lndonesia (2007) Pokok-pokok Pikiran Ikatan Dokter

Anak Indonesia. Jakarta: Penerbit IDAI.

Pudjiadi. (2008). Ilmu gizi pada Anak. Fakultas Kedokteran UI.

Jakarta Rosidah, R. (2008). Pemberian Makanan Tambahan.

Jakarta : EGC. Suhardjo. (1999). Pemberian Makanan Pada Bayi

dan Anak. Yogyakarta.


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA

Pengkajian

Hasil Winshield Survey

Dari hasil wawancara dilingkungan RW 02 sebagian warga mengatakan masih


bingung makanan apa saja yang harus di berikan kepada balita, dan cara mengatasi anak
susah mkana,

Hasil Angket

Hasil dari penyebaran angket yang dilakukan pada tanggal 12 dan 13 Desember
2020 didapatkan data sebagai berikut warga RW.02 Kelurahan Poris Gaga memiliki
riwayat penyakit dalam 6 bulan terakhir paling tinggi adalah penyakit hipertensi. Akan
tetapi masih ada warga RW 02 Kelurahan Poris gaga yang pengetahuan tentang
balitanya kurang baik. dengan presentase sebesar 37,8%, Dengan data tersebut sudah
cukup baik dalam tingkat pengetahuan, ibu tentang balita namun masih terdapat
persentase kurang baik sehingga perlu adanya pendidikan kesehatan tentang Balita
untuk peningkatan kesehatan.

Analisa Data

Masalah
No Analisa Data
Keperawatan
Wawancara Defisit
- Warga mengatakan masih kurag faham mengenai pemberian Kesehatan
makan pada balita. komunitas di
- Warga mengatakan kurang terpaparnya pemberian makan apa RW 02
saja yang baik untuk balita

Angket/Data Sekunder
- Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas,.
Pengetahuan yang kurang tentang Pengetahuan ibu tentang
balita sebanyak 37,8%,

Observasi
Masih banyaknya warga yang belum memahami tentang
Pengetahuan ibu mengenai balita di wilayah RW 02.
Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas

Data Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan

Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi

Wawancara D.0110 Defisit L.12106 Prevensi Primer I.1238 Prevensi Primer


Kesehata 3
- Warga mengatakan masih a. Pemeliharaan Indikator 1.Edukasi Kesehatan
n
kurag faham mengenai komunita kesehatan
s di RW Melakukan Tindakan Cukup Sedang - Identifikasi kesiapan
pemberian makan pada balita untuk mengurangi menuru 3 dan kemampuan
02
- Warga mengatakan kurang factor resiko n menerima informasi
2 - Sediakan materi dan
terpaparnya pemberian makan Menerapkan program Cukup Sedang media pendidikan
apa saja yang baik untuk balita perawatann menuru 3 kesehatan
n - Jadwalkan pendidikan
2 kesehatan sesuai
Aktifitas hidup Cukup Sedang kesepakatan
Angket/Data Sekunder sehari-hari efektif menuru 3 - Berikan kesempatan
memenuhi tujuan n untuk bertanya.
- Terjadi masalah kesehatan yang
kesehatan 2
dialami komunitas,. Verbalisasi kesulitan Sedang Cukup
dalam menjalani 3 meningka
Pengetahuan yang kurang
program t2 Prevensi Sekunder
tentang Pengetahuan ibu tentang L.12111 perawatan/pengobata
n I.1238 1. Edukasi proses
balita sebanyak 37,8%, 1
penyakit
Prevensi Sekunder - Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
Observasi a. Tingkat Indikator menerima informasi
pengetahuan
Masih banyaknya warga yang Kemampuam Cukup Sedang
menjelaskan menurun Terapeutik
belum memahami tentang
kemampuam 2 -Sediakan materi dan
Pengetahuan ibu mengenai balita tentang suatu topik media pendidikan
Kemampuan Cukup Sedang kesehatan
di wilayah RW 02.
menggambarkan menurun 3 -Jadwalkan pendidikan
pengalaman 2 kesehatan sesuai
sebelumnya yang kesepakatan
sesuai dengan topik -Berikan kesempatan
Perilaku sesuai Cukup Sedang untuk bertanya
dengan pengetahuan menurun 3
2 Edukasi
Pertanyaan tentang Cukup Sedang -Jelaskan penyebab dan
masalah yang menurun 3 faktor resiko penyakit
dihadapi 4 -Jelaskan proses
Persepsi yang keliru Cukup Sedang patofisiologis penyakit
terhadapap masalah menurun 3 -Jelaskan tanda dan
4 gejala yang
Menjalani Cukup sedang dtimbulkan oleh
pemeriksaan yang menurun 3 penyakit
tidak tepat 4 -Jelaskan kemungkinan
terjadi komplikasi
-Ajarkan cara
meredakan atau
mengatasi gejala yang
dirasakan
-Ajarkan cara
meminimalkan efek
sampig dari
intervensi/pengobatan
-Informasi kan kondisi
pasien saat ini
-Anjurkan melapor jika
merasakan tanda dan
gejala memberat atau
L.12107 tidak biasa

Prevensi Tersier
Prevensi Tersier
a. Penentuan tujuan
a. Perilaku Indikator bersama
kesehatan Observasi
Penerimaan Cukup Sedang -Indetifikasi tujuan-
terhadap perubahan menurun 3 tujuan yang akan
status kesehatan 2 dicapai
Kemampuan Cukup Sedang -Identifikasi cara
melakukan menurun 3 mencapai tujuan
Tindakan 2 secara konstruktif
pencegahan -Fasilitasi memecah
masalah kesehatan tujuan kompleks
Kemampuan Cukup Sedang menjadi langkah kecil
peningkatan menurun 3 yang mudah dilakukan
kesehatan 2 -Diskusi pengembangan
Pencapaian Cukup Sedang rencana untuk
pengendalian Menuru 3 memenuhi tujuan
kesehatn n -Hitung skor pencapai
L.12110 tujuan
2
-Tetapkan evaluasi
secara periodic untuk
b. Tingkat kepatuhan Indikator menilai kemajuan
Verbalisasi kemauan Cukup Sedang sesuai kemajuan
memenuhi program menurun 3 -Diskusi indicator
perawatan atau 2 prngukuran untuk
pengobatan setiap tujuan
Verbalisasi mengikuti Cukup Sedang (misalnya perilaku)
anjuran menurun 3 -Tetapkan batas waktu
2
komplikasi/masalah menurun 3 yang realistis
kesehatan 2 -Prioritaskan aktifitas
Perilaku mengikuti Cukup Sedang yang dapat membantu
program menurun 3 pencapaian tujuan
perawatan/pengobata 4 Edukasi
n -Anjurkan mengenal
Perilaku menjalankan Sedang Cukup masalah yang dialami
anjuran 3 membaik -Anjurkan
4 pengembangan
Tanda dan gejala Sedang Cukup harapan realistis
penyakit 3 membaik -Anjurkan
4 megidentifikasi nilai
dan system
kepercayaan yang
menentukan tujuan
-
PLAN OF ACTION (POA)

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Masalah Tujuan Rencana Sasara Waktu Tempat Sumber PJ


. Keperawatan Kegiatan n Dana
1. Manajemen Untuk Memberikan Warga 03 Mushola Mahasiswa Kader :
Kesehatan Tidak menambah Pendidikan yang Januari RT/RW Bu Ida
Efektif pengetahua Kesehatan memiliki 2022 01/02
n dan kepada anak balita 10:00 Mahasiswa
merubah Masyarakat WIB :
pandangan tentang Nurbaiti
masyarakat pemberian Rahmadani
mengenai makan pada
pentingnya balita
pemberian
makan pada
balita
Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

No Tanggal Implementasi Evaluasi Analisis Rencana Tindak Lanjut

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

1 03 Januari Melakukan Evaluasi Struktur - Kader mendukung - Anaka- anak merasa bosan Diagnosan
2022 Penyuluhan - Kesiapan SAP kegiatan dan menangis, membuat Keperawatan:
- Kesiapan tempat, media, dan penyuluhan
Pemberian orang tua menjadi tidak
alat hipertensi dengan Defisit Kesehatan
Makan Pada mengumpulkan kondusif sesaat.
- Ketepatan waktu dan tempat komunitas
warga sebanyak
Balita - Pengorganisasian dan struktur
10 warga
kepanitiaan Kriteria hasil:
- Penyebaran undangan - Anggota lain
berperan Setelah dilakukan 1x30
Evaluasi Proses membantu dalam
menit peserta dapat
kegiatan sesuai
- Peserta dapat menjawab saat tugas dan menambah
pre-test struktural
pengetahuan tentang
- Peserta antusias terhadap materi
penyuluhan yang diberikan - Warga yang pemberian makan pada
antusias dalam
- Peserta mengajukan pertanyaan kegiatan
balita
- Peserta dapat menjawab penyuluhan
post- test setelah diberikan Pemberian Makan Rencana Kegiatan:
Pada Balita
materi
- Suasana penyuluhan tertib Lanjutkan Intervensi

- Tidak ada peserta yang


Waktu/tempat
meninggalkan tempat
penyuluhan
Pj: Ibu Ida
- Jumlah yang hadir dalam acara
penyuluhan sebanyak 10 orang
Evaluasi Hasil
- Menanyakan Kembali materi
yang telah disampaikan
kepada peserta penyuluhan :
 Pengertian Balita
 Jenis- jenis makanan yang
dibutuhkan balita
 Waktu Pemberian makan
 Cara mengatasi anak tidak
mau makan
- Peserta penyuluhan 93%
menjawab dengan benar
pengertian Balita
- Peserta penyuluhan 93%
menjawab dengan benar jenis-
jenis makanan yang dimakan
oleh balita
- Peserta penyuluhan 100%
menjawab dengan benar waktu
pemberian makan yang tepat
dan makanan apa saja yang
tidak boleh dimakan oleh balita
- Peserta penyuluhan 100%
menjawab dengan benar
mengatasi balita yang tidak
mau makan
Lampiran

You might also like