Professional Documents
Culture Documents
Revisi Tugas Mata Kuliah Farmakologi 3
Revisi Tugas Mata Kuliah Farmakologi 3
“ METILDOPA “
KELOMPOK III
1. ABELIA DJAFA
2. NI KOMANG OKTAVIANI
3. NUR FAZRIA TANGAHU
4. PUTRI USWATUN H. DAHLAN
5. SEFIANA INDRIANI
6. SITI SYAFARILYA A.KAMOYO
7. SRI RAHAYU SAYEDI
8. TETI MUSA
T.A 2022/2023
”METILDOPA”
1. Pengertian Metildopa
Metildopa adalah obat untuk menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Jika tekanan darah terkendali, risiko terjadinya
komplikasi akibat hipertensi, seperti stroke, serangan jantung, dan
gangguan ginjal dapat diturunkan. Kategori B. Metildopa bekerja dengan
melemaskan otot pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir lebih
lancar. Saat darah mengalir dengan lancar, tekanan darah secara berangsur
akan menurun.
(Rsu & Maria, 2020) Methyldopa merupakan obat antihipertensi
golongan agonis a2-adrenergik sebagai first line pengobatan pada
hipertensi kronis dan juga obat ini aman di gunakan dan tidak memiliki
efek samping yang negative pada hemodialisis uteroplasenta. Methyldopa
merupakan pusat reseptor 2- agonis adrenergic di mana mekanismenya
menghambat vasokontriksi melalui mekanisme sentral dengan mengurangi
pelepasan katekolamin.
2. Kegunaan Metildopa
Metildopa adalah obat yang berguna dalam pengobatan hipertensi
oleh seorang spesialis. Metildopa adalah suatu antihipertensi yang efektif,
yang jika diberikan bersama dengan diuretik merupakan terapi lini pertama
untuk pengobatan hipertensi sedang dan berat sebelum ditemukannya ß-
bloker. Namun, metildopa sering menyebabkan pasien merasa tertekan dan
umumnya merasa kurang tenaga fisik dan mental. Karena itu, saat ini
metildopa merupakan suatu obat cadangan. Berikan dosis permulaan 250
mg 3 kali sehari per oral, dan dapat ditingkatkan sampai maksimum 3
gram per hari. Dosis harus dikurangi pada gagal ginjal.
2) Farmakodinamik Metildopa
Farmakodinamik metildopa merangsang dipusat reseptor
adrenergik-alfa. menyebabkan penurunan keluaran simpatis ini
menyebabkan berkurangnya tahanan vaskular parifer sehingga
tekanan darah menurun. Obat ini menembus sawar plasenta, dan
sebagian kecil memasuki air susu pada ibu yang menyusui.
Metildopa merupakan produk yang dalam ssp menggantikan
kedudukan DOPA dalam sistem ketekolamin dengan hasil akhir a-
metilnorefrin. Di duga efek antihipertensinya lebih di sebabkan karena
stimulasi reseptor a-2 disentral sehingga mengurangi sinyal simpatis
ke perifer. Methyldopa menurunkan resistensi vascular tanpa banyak
mempengaruhi frekuensi dan curah jantung.
Tapi pada pasien usia lanjut, dialatasi vena, penurunan beban
halu dan penurunan frekuensi jantung dapat menyebabkan curah
jantung menurun. Efek maksimal tercapai 6-8 jam setelah pemberian
oral. Walaupun penurunan tekanan darah waktu berdiri lebih besar di
banding waktu berbaring, hipotensi ortostatik lebih jarang terjadi di
bandingkan denan pemberian obat yang bekerja di perifer atau
ganglion otonom.
Aliran darah ginjal dan fungsi ginjal tidak di pengaruhi oleh
methyldopa. Pada pemakaian jangka panjang sering terjadi resistensi
air sehingga efek antihipertensinya makin berkurang. Hal ini di sebut
toleransi semu (pseudo tolerance ) dan dapat di atasi dengan
pemberian deuretik 9 (rianto 2013).