Mini Riset - Analisa Wacana - Rizky Wahyudi

You might also like

You are on page 1of 8

Nama : Rizky Wahyudi

NIM : 3193121012
Kelas : Reg C 2019

Analisa Wacana Perang Asia Timur Raya dan Hubungannya dengan


Kemerdekaan Indonesia Pada Tahun 1932

Analis Teori Foucalt

Kekuasaan kerap diperbincangkan dalam wacana politik atau sosiologi


politik. Dalam konteks ini, kekuasaan dipahami sebagai kualitas, kapasitas atau
modal untuk mencapai tujuan tertentu dari pemiliknya. Foucault tidak menolak cara
pandang semacam ini, tapi hal itu tidak cukup untuk memahami praktik
penundukan yang tak kasat mata. Pandangan yang lebih kritis tentang kekuasaan
muncul dalam kajian budaya. Konsep Gramsci tentang hegemoni sering digunakan
untuk membongkar kemapanan budaya dalam proses dominasi yang terselubung.
Dalam penjelasan yang lebih canggih, kekuasaan bekerja melampaui cara- cara
hegemonik, yang mana hal ini dikonsepsikan Foucault sebagai governmentality.
Tulisan ini membahas konsep inti dalam pemikiran Foucault tentang kekuasaan.
Dalam tulisan ini diuraikan pula perdebatan tentang relasi dominasi dan relasi
kekuasaan yang sering dipahami secara tumpang-tindih dalam kajian politik atau
sosiologi politik.
Karya-karya Foucault menunjukkan bahwa persoalan kekuasaan telah
menjadi pokok perhatiannya sepanjang karier intelektualnya. Foucault selama ini
dikenal sebagai seorang filsuf, juga sebagai sejarawan. Namun, pemikirannya
memiliki pengaruh yang luas terhadap ilmu-ilmu sosial lainnya termasuk
antropologi dan sosiologi. Foucault tidak mengkaji sejarah untuk mengetahui
bagaimana riwayat hidup orang-orang besar atau siapa yang berkuasa pada suatu
jaman tertentu, melainkan kajian sejarah yang dilakukannya adalah sejarah tentang
masa kini (history of the present).
Memahami sejarah masa kini adalah untuk mengetahui apa yang terjadi kini
(what is today?), yakni bagaimana kekuasaan beroperasi. Sedangkan penyelidikan
sejarah masa lalu dilakukan untuk mencari retakan suatu zaman (discontinuity)
sebagai usaha untuk menemukan rezim pengetahuan (episteme) apa yang berkuasa
pada masa tertentu (archeology of knowledge), dan bagaimana beroperasinya
kekuasaan (geneology of power) itu kini. Kekuasaan dalam pandangan Foucault
tidak dipahami secara negatif seperti dalam perspektif Marxian, melainkan
produktif dan reproduktif. Ia tidak terpusat, tetapi menyebar (omnipresent) dan
mengalir dinormalisasikan dalam praktik pendisiplinan.
Konsep kekuasaan Foucault memiliki pengertian yang berbeda dari konsep-
konsep kekuasaan yang mewarnai perspektif politik dari sudut pandang Marxian
atau Weberian. Kekuasaan bagi Foucault tidak dipahami dalam suatu hubungan
kepemilikan sebagai properti, perolehan, atau hak istimewa yang dapat digenggam
oleh sekelompok kecil masyarakat dan yang dapat terancam punah. Kekuasaan juga
tidak dipahami beroperasi secara negatif melalui tindakan represif, koersif, dan
menekan dari suatu institusi pemilik kekuasaan, termasuk negara. Kekuasaan bukan
merupakan fungsi dominasi dari suatu kelas yang didasarkan pada penguasaan atas
ekonomi atau manipulasi ideologi (Marx), juga bukan dimiliki berkat suatu
kharisma (Weber). Kekuasaan tidak dipandang secara negatif, melainkan positif
dan produktif. Kekuasaan bukan merupakan institusi atau stuktur, bukan kekuatan
yang dimiliki, tetapi kekuasaan merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut
situasi strategis kompleks dalam masyarakat. Kekuasaan menurut Foucault mesti
dipandang sebagai relasi- relasi yang beragam dan tersebar seperti jaringan, yang
mempunyai ruang lingkup strategis.
Kekuasaan, menurut Foucault, tidak dipahami dalam konteks pemilikan
oleh suatu kelompok institusional sebagai suatu mekanisme yang memastikan
ketundukan warga negara terhadap negara. Kekuasaan juga bukan mekanisme
dominasi sebagai bentuk kekuasaan terhadap yang lain dalam relasi yang
mendominasi dengan yang didominasi atau yang powerful dengan powerless.
Kekuasaan bukan seperti halnya bentuk kedaulatan suatu negara atau institusi
hukum yang mengandaikan dominasi atau penguasaan secara eksternal terhadap
individu atau kelompok.
Sejarah Koran Sinar Deli
Sinar Deli merupakan sebuah surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit
di Medan, Sumatra Utara. Surat kabar ini terbit pertama kali pada 1 Mei 1933. Surat
kabar ini didirikan oleh Mohamammad Djamil pada 1929. Sinar Deli bisa disebut
sebagai adik kandung dari surat kabar Pewarta Deli lantaran pendirinya berasal dari
sana. Sinar Deli diterbitkan oleh sebuah perusahaan bernama N.V. Eletrische
Drukkerij & Uitgevers Mij Sinar Deli yang berkantor di Maskestraat 57, Medan.
Surat kabar ini dipimpin oleh seorang hoofdredacteur bernama Ihutan.
Surat kabar ini terbit setiap hari kecuali pada Minggu dan hari-hari besar.
Surat kabar ini memasang tarif berlangganan f4,50 selama tiga bulan berlangganan,
dan f5 selama setahun berlangganan untuk pembaca yang berada di Indonesia.
Sementara bagi para pembaca yang berada di luar Indonesia harus membayar f7
untuk berlangganan tiga bula dan f28 untuk satu tahun. Surat kabar ini sudah cukup
lama ditutup, namun belum ditemukan sumbar yang menjelaskan kapan dan apa
penyebab persisnya surat kabar ini ditutup.
Profil Koran Sinar Deli:
Koran Sinar Deli terbit pertama kali di Kota Medan pada tanggal 4 Maret 1930.
Surat kabar terbit setiap hari, kecuali hari minggu dan hari besar. Pimpinan redaksi
surat kabar ini Bernama Mangaradja Sutan.
Susunan Pengelola Koran : N.V Electrische Drukkerij & Uitgevers Mij
Tagline Koran : Menurut Said (1976), redaktur surat kabar
Sinar Deli tampaknya mengharapkan pemasaran
surat kabar ini dapat menjangkau masyarakat
perkebunan dan perusahaan swasta Barat di
Sumatera Timur. Akan tetapi, tuan-tuan kebun
keberatan apabila aktivitas ekonomi dan kehidupan
mereka dimuat dalam surat kabar Sinar Deli. Dalam
terbitan Sinar Deli bulan Juni 1930 tercantum nama
Toejoeng Mohammad Arif sebagai salah satu
redaktur surat kabar.
Ideologi Koran : anti-Barat dan berpihak kepada kaum buruh/kuli
Deskripsi & Analisis Pemberitaan:
Judul Berita :
Timoer Djaoeh Jang Roesoeh – Apakah Perang Pacific bakal
terdjadi djoega?
Deskripsi :
Koran ini diterbitkan pada hari Kamis, 1 September 1932 dengan
pimpinan redaksi N.V Electrische Drukkerij & Uitgevers Mij. Koran
ini terbit setiap hari kecuali hari Minggu, dan hari besar lainnya.
Nomor koran 203 (lembar pertama).
Koran ini memberitakan tentang kejadian perselisihan antara
Tiongkok dengan Jepang dan hubungannya dengan keselamatan
warga negara Indonesia yang berada di Asia Timur.
Analisis :
Kekuasaan, menurut Foucault, tidak dipahami dalam konteks
pemilikan oleh suatu kelompok institusional sebagai suatu
mekanisme yang memastikan ketundukan warga negara terhadap
negara. Adanya dominasi pihak yang kuat atas pihak yang lemah
adalah contoh kekuasaan yang tidak kasat mata yang dijelaskan oleh
Foucalt.
Koran Sinar Deli memandang bahwa berita dominasi Jepang atas
Tiongkok adalah sesuatu hal yang harus disorot. Karena Jepang
adalah negara dengan kekuatan yang baik, maka mereka bisa
mendominasi negara yang lebih lemah seperti negara Tiongkok.
Sinar Deli mempunyai kepentingan untuk membuat hal semacam ini
ke ranah publik, karena di negeri sendiri pun Jepang juga menaruh
dominasi dan juga sebagai bentuk protes terhadap negara-negara
Barat yang membuat kerusuhan.
Deskripsi & Analisis Pemberitaan:
Judul Berita :
Timoer Djaoeh Katjau Teroes – Keadaan di Sjanghai Telah Aman?
Deskripsi :
Koran ini diterbitkan pada hari Sabtu, 3 September 1932 dengan
pimpinan redaksi N.V Electrische Drukkerij & Uitgevers Mij. Koran
ini terbit setiap hari kecuali hari Minggu, dan hari besar lainnya.
Nomor koran 205 (lembar pertama).
Koran ini memberitakan tentang keadaan di Shanghai setelah
kejadian perselisihan antara Tiongkok dengan Jepang beberapa
waktu lalu. Diceritakan bahwa keadaan disana tidak
mengkhawatirkan dan kemungkinan pertempuran akan terjadi lagi
dengan pasukan Jepang.
Analisis :
Kekuasaan, menurut Foucault, tidak dipahami dalam konteks
pemilikan oleh suatu kelompok institusional sebagai suatu
mekanisme yang memastikan ketundukan warga negara terhadap
negara. Adanya dominasi pihak yang kuat atas pihak yang lemah
adalah contoh kekuasaan yang tidak kasat mata yang dijelaskan oleh
Foucalt.
Koran Sinar Deli memandang bahwa berita dominasi Jepang atas
Tiongkok adalah sesuatu hal yang harus disorot. Karena Jepang
adalah negara dengan kekuatan yang baik, maka mereka bisa
mendominasi negara yang lebih lemah seperti negara Tiongkok.
Sinar Deli mempunyai kepentingan untuk membuat hal semacam ini
ke ranah publik, karena di negeri sendiri pun Jepang juga menaruh
dominasi dan juga sebagai bentuk protes terhadap negara-negara
Barat yang membuat kerusuhan.
PENUTUP

Kekuasaan bukan merupakan fungsi dominasi dari suatu kelas yang


didasarkan pada penguasaan atas ekonomi atau manipulasi ideologi (Marx), juga
bukan dimiliki berkat suatu kharisma (Weber). Kekuasaan tidak dipandang secara
negatif, melainkan positif dan produktif.

Sinar Deli merupakan sebuah surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit
di Medan, Sumatra Utara. Surat kabar ini terbit pertama kali pada 1 Mei 1933. Surat
kabar ini didirikan oleh Mohamammad Djamil pada 1929. Sinar Deli bisa disebut
sebagai adik kandung dari surat kabar Pewarta Deli lantaran pendirinya berasal dari
sana. Sinar Deli diterbitkan oleh sebuah perusahaan bernama N.V. Eletrische
Drukkerij & Uitgevers Mij Sinar Deli yang berkantor di Maskestraat 57, Medan.
Surat kabar ini dipimpin oleh seorang hoofdredacteur bernama Ihutan.

Koran Sinar Deli memandang bahwa berita dominasi Jepang atas Tiongkok
adalah sesuatu hal yang harus disorot. Karena Jepang adalah negara dengan
kekuatan yang baik, maka mereka bisa mendominasi negara yang lebih lemah
seperti negara Tiongkok. Sinar Deli mempunyai kepentingan untuk membuat hal
semacam ini ke ranah publik, karena di negeri sendiri pun Jepang juga menaruh
dominasi dan juga sebagai bentuk protes terhadap negara-negara Barat yang
membuat kerusuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Eriyanto. 2012. Analisis Wacana (Pengantar Analisis Teks Media). Yogyakarta.


Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS)

Ichwan Azhari, J. Anto, Lia Anggia Nst. 2019. Bunga Rampai Pers Sumatera Utara.
Medan. Biro Humas dan Keprotokolan Sekda Prov. Sumatera Utara

You might also like