You are on page 1of 48

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

DOKUMENTASI KEBIDANAN
“Aplikasi Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada
Kegawatdaruratan Neonatal “

Disusun Oleh Kelompok 4 :


1. Sri Hermayati P00340421022
2. Titin Verayensi P00340421023
3. Veronica Maharani P00340421024
4. Wahyu Atika Anggraini P00340421025
5. Wulan Dari Arpan P00340421026
6. Yuni Dwi Astuti P00340421027

Dosen Pembimbing : Kurniyati, SST, M. Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI D4 ALIH JENJANG
KEBIDANAN CURUP
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahkan
rahmat serta karunianya sehingga kita masih di beri kesempatan untuk menyelesikan tugas
makalah ini mengenai “Aplikasi Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Kegawatdaruratan
Neonatal “.
Dalam penulisan makalah ini, kami tulis berdasarkan sistem EYD yang benar, dan
juga menggunakan kata yang mudah dipahami oleh pembaca, dan juga menggunakan kata-
kata yang mudah di pahami oleh pembaca, agar pembaca tahu mengenai Lingkup Komplikasi
Kebidanan. Kami juga mohon kritik dan saran dari dosen pembimbing dan pembaca, agar
kami dalam pembuatan makalah kedepannya lebih baik lagi, karena kami sadar masih banyak
sekali kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih atas perhatiannya
semoga bermanfaat.

Curup, September 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi .........................................................................................................................ii
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
Bab II Tinjaun Teori.....................................................................................................5
Bab III Penutup
A. Kesimpulan......................................................................................................44
B. Saran................................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 45

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kegawatdaruratan obstetri dan neonatal merupakan suatu kondisi

yang dapat mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi selama

kehamilan, ketika kelahiran bahkan saat hamil. Sangat banyak sekali

penyakit serta gangguan selama kehamilan yang bisa mengancam

keselamatan ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Kegawatan tersebut

harus segera ditangani, karena jika lambat dalam menangani akan

menyebabkan kematian pada ibu dan bayi baru lahir (Walyani &

Purwoastuti, 2015).

Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditunjukkan untuk

mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan

berkualitas serta untuk mempertahankan angka kematian anak. Upaya

pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam

kandungan, dilahirkan, dan sampai berusia delapan belas tahun. Upaya

kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka

kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak

yakni angka kematian neonatal (AKN), angka kematian bayi (AKB), dan

angka kematian balita (AKABA).

Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatus (0-

28 hari) menjadi sangat penting karena kematian neonatal memberi

konstribusi terhadap 59 persen kematian bayi. Berdasarkan hasil survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKN pada tahun

1
2012 sebesar 19 persen per 1.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan

Indonesia, 2015)

Penyebab masih tingginya AKB di Indonesia disebabkan oleh

BBLR 29 persen, asfiksia 27 persen, tetanus neonaturum 10 persen,

masalah pemberian makanan 10 persen, gangguan hematologi 6 persen,

infeksi 5 persen, dan lain-lain 13 persen. Di Indonesia kematian bayi baru

lahir masih sangat tinggi penyebab terbesarnya adalah disebabkan oleh

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Depkes, RI, 2010).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) menyumbang 42,5-56 persen

kematian perinatal. Risiko kematian BBLR 2 kali lebih besar dari pada

kematian bayi cukup bulan, serta BBLR menyumbang 5-9 kali risiko

kematian dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dengan berat badan

lahir normal.

BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan saat lahir kurang

dari 2500 gram. BBLR dibedakan dalam 3 kategori yaitu BBLR karena

Neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan (NKB-SMK) adalah bayi

prematur dengan berat badan lahir yang sesuai dengan masa kehamilan.

Neonataus kurang bulan - kecil masa kehamilan (NKB-KMK) adalah bayi

prematur dengan berat badan lahir kurang dari normal menurut masa

kehamilan, dan neonatus cukup bulan - kecil untuk masa kehamilan (NCB-

KMK) adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan lahir kurang

dari normal (Maryunani Anik, 2013).

Kejadian BBLR dipengaruhi oleh faktor langsung dan penyebab

2
tidak langsung. Penyebab langsung yang berhubungan dengan faktor

maternal (pre-eklamsia, eklamsia, penyakit vaskuler hipertensi kronis,

malnutrisi, dan infeksi (saluran kemih). Faktor janin (gawat janin,

kehamilan kembar, eritroblastosis, dan hydrop non imun). Faktor plasenta

(plasenta previa, solusio plasenta) serta faktor predisposisi seperti status

ekonomi yang rendah, usia ibu yang mudah, ibu yang pendek, anak

pertama dan multi paritas, serta usia yang tua (Maryunani Anik, 2013)

Berdasarkan data yang didapat dari hasil Riskesdas tahun 2013

angka prevalensi Bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia terdapat 10

persen bayi mengalami BBLR. Di Provinsi Bengkulu sendiri pada tahun

2015 sebanyak 387 atau 1,5 persen bayi mengalami BBLR. (Profil

Kesehatan Bengkulu, 2015). Berdasarkan data yang di dapat dari Dinas

Kesehatan Rejang Lebong pada tahun 2016 AKB di Rejang Lebong

sebanyak 3,7% bayi disebabkan oleh BBLR (Dinas Kesehatan Rejang

Lebong 2016).

Sedangkan di RSUD Curup pada tahun 2016 angka kejadian BBLR

sebanyak 25,2%. Di BPM “E” Wilayah kerja Puskesmas Curup pada tahun

2016 ditemukan sebanyak 12 bayi lahir hidup mengalami BBLR. 7 bayi

lahir hidup mengalami BBLR NCB-KMK dan 5 bayi lahir hidup karena

BBLR NKB-SMK.

Karena masih tingginya AKB yang disebabkan oleh BBLR inilah

maka bidan terutama Bidan di desa, bidan praktik, bidan yang bertugas di

fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta (seperti rumah bersalin,

3
klinik bersalin, Rumah Sakit Ibu dan Anak dan RS lainnya) sebagai ujung

tombak pelayanan yang mungkin menjumpai kasus BBLR harus memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam penatalaksanaan BBLR berdasarkan

evidence based dan sesuai dengan tugas dan wewenang bidan.

Dalam penatalaksanaan BBLR untuk mengurangi risiko dan

komplikasi BBLR maka diperlukan penanganan berkualitas yang

dilakukan bidan dengan kemampuan yang komprehensif sehingga

diharapkan dapat menurunkan angka kematian BBLR dan kualitas hidup

bayi BBLR (Maryunani Anik, 2013).

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana Aplikasi Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada

Kegawatdaruratan Neonatal ?

C. Tujuan Masalah

Untuk mengetahui Aplikasi Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada

Kegawatdaruratan Neonatal ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN

1. Pendokumentasian Manajemen Kebidanan Dengan Tujuh Langkah

Varney

Menurut Varney H (Sudarti dan Fauziah, 2010:30-42) bahwa dalam

melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan

berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial

kebidanan. Selain itu diperlukan pula kemampuan kolaborasi atau kerja

sama. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan

kebidanan selanjutnya, langkah-langkah dalam proses manajemen adalah

sebagai berikut:

a. Langkah pertama : Pengkajian data dasar

Langkah ini dilakukan dengan melakukan pengkajian melalui

proses pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan pasien secara lengkap seperti riwayat kesehatan, pemeriksaan

fisik sesuai dengan kebutuhan, peninjauan catatan terbaru atau catatan

sebelumnya, data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil

study. Semua data dikumpulkan dari semua sumber yang

berhubungan dengan kondisi pasien.

b. Langkah kedua : Interpretasi data dasar

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar

terhadap diagnosis atau masalah kebutuhan pasien. Masalah atau

5
diagnosis yang spesifik dapat ditemukan berdasarkan interpretasi yang

benar terhadap data dasar. Selain itu, sudah terfikirkan rencana yang

dibutuhkan terhadap masalah

c. Langkah ketiga : Identifikasi diagnosis atau masalah potensial

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau

diagnosis masalah yang lain berdasarkan beberapa masalah dan

diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini memerlukan

antisipasi yang cukup dan apabila memungkinkan dilakukan proses

pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien membutuhkan tindakan

segera.

d. Langkah keempat : Identifikasi dan penetapan kebutuhan yang

memerlukan penangan segera

Tahap ini dilakuakan oleh bidan dengan melakukan identifikasi

dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan kebutuhan

ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi,

kolaborasi, dan melakukan rujukan.

e. Langkah kelima : Perencanaan asuhan secara menyeluruh

Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan

perencanaan menyeluruh terhadap masalh dan diagnosis yang ada.

Dalam proses perencanaan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan

identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar perencanaan secara

menyeluruh dapat berhasil.

f. Langkah keenam : Pelaksanaan perencanaan

6
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana

sebelumnya, baik terhadap masalh pasien ataupun diagnosis yang

ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri

maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.

g. Langkah ketujuh : Evaluasi

Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebianan yakni

dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan

yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang

dilakukan terus menerus untuk meningkatkan pelayanana secara

komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi ataupun

kebutukan klien. Evaluasi juga sebagai upaya memberi penilaian

terhadap manajemen kebidanan ataupun suatu kegiatan yang sedang

dijalankan. Asuhan kebidanan perlu dievaluasi untuk meningkatkan

asuhan yang akan diberikan berikutnya. Disamping itu dapat pula

dipakai sebagai rujukan dalam memberikan laporan yang tepat.

2. Pendokumentasian Manajemen Kebidanan Dengan Metode SOAP

a. S = DATA SUBYEKTI

Data subyektif (S), merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney langkah pertama adalah pengkajian

data, terutama data yang diperoleh dari anamnesis. Data subyektif ini

berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien

mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan

langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan

7
diagnosis. Data subyektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang

akan disusun. Pada pasie yang bisu, dibagian data dibelakang huruf “S”,

diberi tanda huruf “O” atau “X”. tanda ini akan menjelaskan bahwa

pasien adalah penderita tuna wicara.

b. O = DATA OBYEKTIF

Data obyektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney pertama adalah pengkajian data,

terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari

pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan

diagnostik lain. Catatan medik atau informasi dari keluarga atau orang

lain dapat dimasukkan dalam data obyektif ini. Data ini akan memberikan

bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan diagnosis.

c. A = ANALYSIS ATAU ASSESSMENT

Analysis atau assessment (A), merupakan pendokumentasian hasil

analysis dan interpetasi (kesimpulan) dari data subyektif dan obyektif.

Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan. Karena keadaan pasien

yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan

informasi baru dalam data subyektif maupun data obyektif maka

pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut

bidan untuk melakukan analysis data yang dinamis tersebut dalam rangka

mengikuti perkembangan pasien. Analisis yang tepat dan akurat akan

menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien, sehingga dapat

diambil keputusan atau tindakan yang tepat.

8
Analysis atau assassment merupakan pendokumentasian

manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah kedua, kedua dan

keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini diagnosis atau masalah

kebidanan, diagnosis atau masalah potensial serta perlunya

mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut

kewenangan bidan, meliputi tindakan mandiri, kolaborasi dan tindakan

rujukan klien.

d. P = PLANNING

Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat

ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil

analisi atau interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk

mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa

mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.

Tindakan yang dilakukan harus mampu membantu pasien mencapai

kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain,

antara lain dokter.

9
B. Aplikasi Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Kegawatdaruratan Neonatal

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN NEONTAL


PADA BY NY “W” UMUR 2 JAM DENGAN
BERAT BAYI LAHIR RENDAH

Tanggal pengkajian : 01 September 2021


Jam pengkajian : 12:00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Sakit Curup
NO. Register : RM 123
I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

a. Bayi

Nama : By.Ny “W”

Umur : 0 hari

Tanggal lahir : 01 September 2021

Jenis kelamin : Perempuan

Berat Badan : 2300 gram

Panjang badan : 44 cm

b. Orang tua

Biodata ibu

Nama : Ny “W”

Umur : 23 tahun

Suku/bangsa : Rejang

Agama : Islam

10
Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Alamat : Kepala Siring

Biodata ayah

Nama : Tn “E”

Umur : 26 tahun

Suku/bangsa : Rejang

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tani

Alamat : Kepala Siring

2. Anamnesa

a. Keluhan utama

- Keluarga cemas, dan takut akan keadaan bayinya

- Bayi 0 jam, lahir dengan berat badan 2300 gram

b. Riwayat kesehatan ibu

1) Riwayat kesehatan sekarang : ibu tidak sedang mengalami

penyakit jantung, hipertensi, gangguan pernafasan (asma),

HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya (Hepatitis,

Malaria, dan lain-lain).

2) Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu tidak sedang mengalami

penyakit jantung, hipertensi, gangguan pernafasan (asma),

11
HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya (Hepatitis,

Malaria, dan lain-lain).

3) Riwayat kesehatan keluarga : keluarga tidak ada yang

mengalami penyakit jantung, hipertensi, gangguan

pernafasan (asma), HIV/AIDS, dan penyakit menular

lainnya (Hepatitis, Malaria, dan lain-lain).

c. Riwayat kehamilan yang lalu

Kehamilan PERSALINAN BAYI KET

UK ANC TT TGL TMPT JENIS PENULIT JK HIDUP/

PENOLONG MATI

40 MGGU 6X 5X 5-12- BIDAN SPONTAN TIDAK LAKI- HIDUP

2015 ADA LAKI

d. Riwayat Kehamilan Sekarang

1) HPHT : 08-01-2021

2) TP : 15-10-2021

3) Siklus haid : 28 hari

4) Usia kehamilan : 34 Minggu

5) Keluhan

TM I : Mual, muntah, sering BAK.

Masalah : Tidak ada

TM II : Keputihan dan anemia

HB : 8 gr%
Masalah : Ada

TM III : Sering BAK dan anemia

12
HB : 9 gr%

Masalah : Ada

6) ANC

Ibu mengatakan periksa hamil sebanyak 2 kali di bidan.

e. Riwayat Persalinan Sekarang

1) Tempat bersalin : Rumah Sakit Curup

2) Jenis persalinan : Spontan

3) Umur kehamilan : 34 Minggu

4) Lama persalinan :

Kala I

a) Lama : 7 jam

b) Fase laten : 4 jam

Fase aktif : 3 jam

c) Komplikasi : Tidak Ada

d) Tindakan : Tidak Ada

Kala II

a) Lama : 30 menit

b) Komplikasi : Tidak Ada

c) Tindakan : Tidak Ada

Kala III

a) Lama :10 menit

b) Masalah : Tidak Ada

13
c) Tindakan : Tidak Ada

d) Penolong : Bidan

e) Apgar Score

No Kriteria 1 mnt 5 mnt 10 mnt 20 mnt


1 Warna kulit 2 2 2 2
2 Denyut jantung 2 2 2 2
3 Reaksi 1 1 2 2
4 Tonus otot 1 2 2 2
5 Usaha nafas 2 2 2 2
Jumlah 8 9 10 10

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Antropometri :

BB : 2300 gram

PB : 44 cm

LK : 31 cm

LD : 33 cm

d. TTV :

Nadi : 150 x/mnt

Pernafasan : 40 x/mnt

Suhu : 360c

14
2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Rambut : Tebal

Bentuk : Normal

UUB : Besar

Caput Succedenum : Tidak Ada

Chebal Hematoma : Tidak Ada

b. Muka

Bentuk : Simetris

Warna : Tidak Pucat

c. Mata

Bentuk : Simetris

Sklera : Tidak Ikterik

Konjungtiva : Tidak Anemis

Kelainan : Tidak Ada

d. Telinga

Bentuk : Simetris

Daun telinga : Teraba tulang rawan

Pengeluaran abnormal : Tidak Ada

Kelainan : Tidak Ada

e. Hidung

Bentuk : Simetris

15
Pernafasan cuping hidung : Tidak Ada

Pengeluaran abnormal : Tidak Ada

f. Mulut

Mukosa bibir : Lembab

Kelainan : Tidak

g. Leher

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak Ada

Pembesaran kelenjar parotis : Tidak Ada

Pembesaran vena jugularis : Tidak Ada

Meningokel : Tidak Ada

h. Dada

Bentuk : Simetris

Pernafasan : Teratur

Retraksi dinding dada : Tidak Ada

i. Abdomen

Bentuk : Silinders

Pembesaran hepar : Tidak Ada

Tali pusat : Ada

Keadaan tali pusat : Basah dan terbuka

Pendarahan tali pusat : Tidak Ada

j. Kulit

Warna : Kemerahan

Lanugo : Sedikit

16
Verniks kaseosa : Sedikit

k. Genetalia Perempuan

Keadaan : Labia minora tertutup labia mayora

Lubang uretra : Ada

Lubang vagina : Ada

Kelainan : Tidak Ada

l. Anus dan Rektum

Pengeluaran meconium : Ada

Kelainan : Tidak Ada

m. Tulang Belakang

Scoliosis : Tidak Ada

Spina Bifida : Tidak Ada

n. Ekstremitas

1. Atas

Warna kulit perifer : Tidak Sianosis

Pergerakan : Kuat

Akral : Hangat

Kuku : Melewati ujung jari

Kelainan : Tidak Ada

2. Bawah

Warna kulit perifer : Tidak Sianosis

Pergerakan : Kuat

17
Akral : Hangat

Kuku : Melewati ujung jari

Garis telapak kaki : >1/3 bagian

Kelainan : Tidak Ada

3. Pemeriksaan Reflek

Refleks moro : (+)

Refleks glabella : (+)

Refleks mencari (rooting) : (+) lemah

Refleks hisap : (+) lemah

Refleks tonik neck : (+)

Reflek neck reghting : (+)

Reflek melihat : (+)

Reflek mendengar : (+)

Reflek ekstruksi : (+)

Refleks palmar graps : (+)

Refleks babinski : (+)

II. INTERPRETASI DATA DASAR

A. Diagnosa

By. Ny W umur 2 jam dengan BBLR

Dasar

1. Subjektif

18
- Keluarga cemas, dan takut akan keadaan bayinya

- Bayi 0 jam lahir dengan berat badan 2300 gram.

2. Objektif

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentris

TTV :

Nadi : 150 x/mnt

Pernafasan : 40 x/mnt

Suhu : 360C

Antropometri :

BB : 2300 gram

PB : 44 cm

LD : 31cm

LK : 33 cm

b. Pemeriksaan fisik

1) Kulit

Warna : Kemerahan

Lanugo : Sedikit

Verniks kaseosa : Sedikit

2) Genetalia

Perempuan

Keadaan : Labia minora tertutup labia mayora

19
Lubang uretra : Ada

Lubang vagina : Ada

Kelainan : Tidak Ada

3) Ekstremitas

a) Atas

Warna kulit perifer : Tidak Sianosis

Pergerakan : Kuat

Kuku : Melewati ujung jari

Akral : Hangat

Kelainan : Tidak Ada

b) Bawah

Warna kulit perifer : Tidak Sianosis

Pergerakan : Kuat

Kuku : Melewati ujung jari

Garis telapak kaki : >1/3 bagian

Akral : Hangat

Kelainan : Tidak Ada

c. Pemeriksaan Reflek

1) Reflek rooting : (+) lemah

2) Reflek sucking : (+) lemah

B. Masalah

1. Keluarga cemas

2. Termoregulasi

20
3. Gangguan pembekuan darah

4. Reflek rooting dan sucking lemah

C. Kebutuhan

1. Informasikan kondisi bayi saat ini dan mekanisme pemecahan

masalah

2. Skin to skin contact

3. Latih reflek rooting dan sucking

4. Perawatan bayi BBLR

5. Nutrisi adekuat

6. Personal hygine dan penkes personal hygine

7. Penkes tanda bahaya BBLR

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL

1. Hipotermi

2. Hipoglikemia

3. Infeksi

4. Perdarahan intrakranial

5. Ikterus

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian terapi obat.

21
V. INTERVENSI

N NO TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI RASIONALISASI

DX Tujuan: bayi sehat dan 1. Pantau nadi, 1. Umengantisipasi


tidak terjadi pernafasan dan suhu tindakan segera
masalah pada bayi Tubuh bayi apabila ada
Kriteria: kegawat daruratan
- Nadi: 120-160
x/mnt
- Pernafasan: 40- 2. Ajarkan keluarga 2. Cara perawatan
60 x/mnt bayi BBLR
cara perawatan bayi
- Suhu 36,5-37,5 C 0 diharapkan ibu
BBLR dapat melakukan
- Peningkatan BB
10-30 gr/hari perawatan bayinya
- Reflek hisap dengan benar
membaik untuk mencegah
- Tidak terjadi terjadi masalah
kesulitan makan pada bayi
- Menyusu kuat
- Ibu mengerti dan 3. Jelaskan tentang
mampu 3. Personal hygine
personal hygine
mengulangi pada bayi BBLR
pada bayi BBLR diharapkan dapat
penkes yang telah
disampaikan oleh mencegah
bidan terjadinya infeksi
pada bayi BBLR.
4. Jelaskan tanda 4. Tanda bahaya pada
bahaya bayi dengan BBLR diharapkan
BBLR keluarga dapat
mencegah
terjadinya masalah
pada BBLR dan
apabila terjadi
masalah pada
BBLR keluarga
dapat segera
membawa bayinya
ketenaga kesehatan
terdekat. Adapun
tanda bahaya yang
dapat terjadi pada

22
BBLR adalah
hipotermi, tidak
dapat menyusu,
kejang, mengantuk
atau tidak sadar,
nafas cepat,
merintih, retraksi
dinding dada
bawah dan sianosis
5. Anjurkan pijat bayi sentral.

5. Penelitian yang
dilakukan oleh
prof. T. Field dan
Scafidi bahwa bayi
BBLR jika dipijat
dengan lembut
selama 15 menit
setiap hari selama
10 hari akan
menyerap makanan
lebih mudah dan
berat badannya
akan bertambah
dibanding dengan
bayi yang tidak
dipijat selain itu
bayi akan
mendapat
ketenangan dari
sentuhan yang
diberikan,
bermanfaat bagi
perkembangan dan
pertumbuhan serta
dapat mengatasi
stres.
M M1 Tujuan : cemas teratasi 1. Jelaskan pada 1. Dengan
Kriteria : keluarga tentang mengetahui
- Cemas keluarga kondisi bayinya saat kondisi bayinya
pada bayinya pada saat ini
ini serta beri suport
teratasi diharapkan
- Keluarga terlihat mental pada keluarga dapat
lebih tenang keluarga mengurangi rasa
cemas yang

23
dirasakan. Serta
dengan
dilakukannya
suport mental
keluarga lebih
tenang karena
merasa lebih
diperhatikan dan
keluarga akan
lebih koopratif
dalam asuhan yang
akan diberikan
M M2 Tujuan : 1. Kehangatan bayi
Bayi sehat dan tidak 1. Jaga keadaan bayi diharapkan bayi
terjadi masalah tetap hangat dengan BBLR tidak
lain pada BBLR cara mengeringkan mengalami
Kriteria : bayi memakaikan hipotermi yang
- Keadaan umum dapat disebabkan
bedong topi dan
baik karena kehilangan
- TTV dalam batas selimut. panas melalui
normal konveksi.
Nadi : 120-160
x/mnt
Pernafasan : 40-
60 x/mnt 2. Dengan tahu
Suhu 36,5-37,5 C 2. Jelaskan
0
manfaat manfaat skin to
- Warna kulit skin contact ibu
skin to skin contact
perifer tidak akan melakukan
pada ibu dan skin to skin contact
sianosis
Lakukan skin to skin
contact antara ibu
dan bayi

3. Skin to skin contact


3. Lakukan skin to skin
dapat membantu
contact mempertahankan
suhu tubuh normal
pada bayi,
mempertahankan
detak jantung,
pernafasan dan
tekanan darah
normal serta
meperkuat ikatan
batin ibu dan anak
yang diharapkan

24
dapat mengurangi
terjadi masalah
pada bayi BBLR.
M M3 Tujuan: 1. Vitamin K
Tindakanpreventif 1. Injeksi vitamin K diharapkan dapat
pemberian Vit. K diberikan pada 1-2 mencegah
di lakukan jam setelah bayi terjadinya ganguan
Kriteria: lahir pembekuan darah
- TTV dalam batas yang disebabkan
normal karena kekurangan
- Nadi: 120-160 atau defisiensi
x/mnt vitamin K yang
- Pernafasan: 40- dapat
60 x/mnt menyebabkan
- Suhu 36,5-37,50C perdarahan yang
- Refrek moro (+) dapat
- Tonus otot kuat menyebabkan
- Tanda perdarahan mortalitas.
tidak ditemukan
- Menetek dengan
baik
- Tidak pucat dan
sianosis
- Tangisan bayi
tidak melengking
- Tidak kejang
- Konjungtiva
ananemis

M M4 Tujuan: reflek rooting 1. Latih reflek hisap 1. Bayi dapat


dan sucking dengan menyentuh menghisap dapat
menjadi kuat. pipi bayi sehingga mencegah
Kriteria: bayi menoleh kearah terjadinya
- Reflek hisap benda yang kesulitan makan
membaik menyentuh pipi atau sehingga
- Tidak terjadi dengan cara bayi kebutuhan nutrisi
kesulitan makan dilatih untuk pada bayi
- Menyusu kuat menghisap dengan terpenuhi.
membiarkan bayi
menghisap jari atau
kulit ibunya.

2. Mengajarkan cara 2. Posisi yang


pengaturan posisi nyaman dan
dalam menyusui dan mempertahankann
pelekatan yang baik ya ketika menyusui

25
untuk menghindari
pelekatan pada
payudara yang
tidak baik yang
akan berakibat
pada pengeluaran
ASI yang tidak
efektif dan
menimbulkan
trauma serta akan
membantu reflek
hisap dan menelan.
M MP Tujuan : tidak terjadi 1. Jaga kehangatan 1. Menjaga
1 hipotermi bayi dengan kehangatan bayi,
Kriteria : memakaikan topi, diharapkan bayi
- Suhu 36,5-37,5 C 0
baju dan dibedong tidak mengalami
- Tidak ada stres serta mengganti kain hipotermi karena
dingin yang basah dengan peroses kehilangan
- Pergerakan bayi kain yang kering panas akibat
aktif penguapan kain
- Mukosa bibir yang basa
tidak pucat (evaporasi)
- Kulit tidak dingin
- Tidak terjadi 2. Lakukan skin to skin 2. Skin to skin contact
kesulitan makan contact lanjutan dapat membantu
- Ibu dapat mempertahankan
melakukan tehnik suhu tubuh normal
KMC pada bayi,
mempertahankan
detak jantung,
pernafasan dan
tekanan darah
normal serta
meperkuat ikatan
batin ibu dan anak
yang diharapkan
dapat mengurangi
terjadi masalah
pada bayi BBLR.
3. Anjurkan kepada ibu
untuk melakukan 3. Teknik KMC
teknik KMC (kangaroo mother
(kangoroo mother care) dapat
care) mencegah
hipotermi karena
sentuhan dari kulit

26
ke kulit di
harapkan ibu dapat
merawat bayi
BBLR dirumah
dan dapat
mempertahankan
suhu tubuh bayi
serta dapat
4. Letakkan bayi menjalin tali kasih
didalam inkubator saying ibu dan bayi
dengan suhu 340C
bila terjadi 4. Bayi di letakkan
penurunan suhu < dalam inkubator
36 C
0 dengan suhu 340C
tersebut
diharapkan dapat
mempertahankan
suhu lingkungan
yang termonetral
karena suhu
inkubator tersebut
sesuai dengan
kebutuhan berat
5. Lakukan rujukan badan bayi yang
apabila setelah <2500 gram
menghangatkan bayi
selama 1 jam tidak 5. Rujukan
ada kenaikan suhu, diharapkan bayi
bayi tidak dapat dapat mendapatkan
minum dan terdapat perawatan lebih
gangguan nafas serta lanjut dan
latargis mendapatkan
terapi sesuai
dengan kebutuhan

M Tujuan : tidak terjadi 1. Pertahankan suhu 1. Kehangatan bayi


MP hipoglikemia tubuh bayi dengan diharapkan bayi
2 Kriteria: membungkus bayi BBLR tidak
- Nadi: 120-160 dengan kain hangat mengalami
x/mnt serta jauhkan bayi hipotermi yang
- Pernafasan: 40- dari hal-hal yang dapat
60 x/mnt dapat menyerap menyebabkan
- Suhu 36,5-37,50C panas. hipoglikemia.
- Pergerakan bayi
aktif
- Bibir tidak 2. Lakukan pemberian 2. ASI sedini

27
kebiruan ASI sedini mungkin mungkindan
- Tidak terjadi dan pemberian dilakukan setiap 3
kesulitan makan nutrisi ASI dapat jam sekali
- Warna kulit dilakukan setiap 3 diharpkan
perifer tidak jam sekali kebutuhan nutrisi
sianosis pada bayi dapat
- Tidak ditemukan terpenuhi sehingga
kejang tidak terjadi
- Ekstermitas tidak hipoglikemia.
sianosis
3. Lakukan perujukan 3. Rujukan
apabila terdapat
diharapkan bayi
tanda cianosis,
apatis, kejang dan dapat mendapatkan
apnea intermiten terapi terapi lebih
lanjut untuk
meningkatkan
kadar glukosa
darah dengan
pemberian terapi
D5%.

28
Tujuan : bayi tidak 1. Lakukan perawatan 1. Perawatan bayi
MP mengalami infeksi bayi dengan dengan prinsip
3 Kriteria : menjaga prinsip bersih dan steril
- tidak ada tanda bersih. dapat mengurangi
infeksi dolor, risiko terjadinya
kalor, tumor, infeksi.
rubor, dan
fungsio leasa.
- Suhu: 36,5- 2. Lakukan perawatan 2. Perawatan tali
37,5 C0 tali pusat pusat diharapkan
- Tali pusat tidak menggunakan ASI dapat mencegah
berbau dan basah dan kassa steril terjadinya infeksi
- Tidak ditemukan dengan mengoles
bintik merah tali pusat dengan
pada kulit menggunakan ASI
dan membungkus
tali pusat
menggunakan
kassa kering.

3. Lakukan rujukan
jika terdapat tanda 3. Dengan dilakukan
infeksi lebih lanjut. rujukan diharapkan
bayi mendapatkan
terapi antibiotik.

MP4 Tujuan: bayi tidak 1. Lakukan injeksi 1. Vitamin K dapat


mengalami perdarahan vitamin K mencegah
Kriteria: terjadinya ganguan
- Tonus otot kuat pembekuan darah
- Menetek dengan yang dapat
baik disebabkan karena
- Tidak muntah kekurangan atau
- Tidak pucat dan defisiensi vitamin
sianosis K yang dapat
- Tidak kejang menyebabkan
- Konjungtiva perdarahan yang
ananemis dapat
- Tidak anemia menyebabkan
mortalitas.
2. Dengan dilakukan
rujukan diharapkan
2. Lakukan rujukan bayi dapat

29
apabila terdapat mendapatkan
tanda apnea, pengobatan lebih
tangisan bernada lanjut.
tinggi dan tajam
serta kejang
MMP5 Tujuan: bayi tidak 1. Terapi sinar 1. Jemur selama
mengalami ikterus matahari setengah jam
Kriteria: dengan posisi yang
- Sclera, puncuk berbeda lakukan
hidung, mulut, antara jam 07.00-
dada, dan 09.00 membantu
ekstermitas tidak mempercepat
berwarna kuning peroses penguraian
- Tidak terjadi bilirubun pada bayi
latergi (polimerisasi
- Reflek hisap kuat bilirubin)
- Tidak ditemukan
kejang. 2. Pemberian ASI
sedini mungkin 2. Pemberian ASI
sedini mungkin
pada neonatus
dapat mengurangi
terjadinya ikterus
fisiologis pada
neonatus, karena
dengan pemberian
ASI sedini
mungkin dapat
membantu
mekanisme
pemecahan
bilirubin melalui
siklus
enterohepatik
dibawa ke hati,
usus dan ginjal
kemudian
dikeluarkan berupa
bilirubin dalam
urine dan fases.

30
VI. IMPLEMENTAS

Hari/ Tgl Implementasi Respon Paraf


Rabu / 1. Menjelaskan kepada 1. Keluarga
01September keluarga tentang mengetahui kondisi
2021 kondisi bayinya saat bayinya dan tidak
14:00 WIB ini bayi perempuan cemas serta takut
lahir dengan BB lagi.
2300 gram/ BBLR
serta kondisinya
saat ini normal.

2. Menjaga 2. Bayi telah di


kehangatan bayi keringkan,
dengan dipakaikan bedong,
mengeringkan bayi, topi, dan kaos kaki.
memakaikan
bedong topi dan
kaos kaki.
3. Skin to skin contact
3. Melakukan skin to
telah dilakukan
skin contact antara
selama 1 jam.
ibu dan bayi
4. Vitamin K telah
4. Melakukan
disuntikkan secara
penyuntikan vitamin
intra muskuler di
K sebanyak 1 mg.
paha kiri.

5. Melatih reflek 5. Reflek rooting dan


Rooting dengan sucking telah dlatih
menyentuh pipi bayi namun bayi belum
sehingga bayi dapat menghisap
menoleh kearah dengan kuat.
benda yang
menyentuh pipi atau
dengan cara bayi
dilatih untuk
menghisap dengan
membiarkan bayi
menghisap jari atau
kulit ibunya.

6. Telah dilakukan

31
6. Melakukan pemantauan TTV
pemantauan TTV dalam 2 jam
pertama dengan
hasil:
a. T : 360C
b. R : 40 x/mnt
c. N : 150 x/mnt
d. Reflek rooting:
(+) lemah
e. Reflek sucking:
(+) lemah
f. Reflek moro :
(+)
g. Apgar skor :
10

7. Mengajarkan ibu 7. Ibu akan merawat


dan keluarga cara bayinya sesuai
perawatan bayi dengan apa yang
BBLR dengan tidak telah dijelaskan
memandikan bayi
atau bayi hanya di
lap dengan
menggunakan baby
oil kemudian
memberikan minyak
telon di area
ekstermitas atas dan
bawah, serta
menjaga tali pusat
tetap kering dan
bersih.

8. Tehnik kanggoro
8. Mengajarkan ibu mother care (KMC)
untuk melakukan telah diajarkan tetapi
tehnik kanggoro ibu masih takut
mother care (KMC) melakukannya
untuk tetap menjaga dirumah.
kehangatan bayi dan
mempererat ikatan
kasih sayang ibu
dan anaknya.
9. Ibu mengatakan
9. Memeri ASI yang akan memberikan
adekuat kepada bayi ASI paling lama 3
dan mengajarkan jam sekali.

32
ibu untuk tetap
memberi ASI walau
bayi tidur dengan
cara
membangunkan
bayi setiap 1 jam
sekali. 10. Ibu dapat
mengulangi 9 dari 9
10. Menjelaskan tanda
tanda bahaya bayi
bahaya bayi BBLR
BBLR.
yaitu apabila bayi
tidak mau menyusu,
kejang, mengantuk
atau tidak sadar,
nafas cepat,
merintih, retraksi
dinding dada bawah
dan sianosis sentral.
Bila terdapat tanda
tersebut segera
bawa bayi ke bidan/
dokter.

VII. EVALUASI

Hari/ Tanggal/
No EVALUASI
Jam
Dx Rabu/ S:
01 September Keluarga mengatakan tidak cemas lagi
2021/
15:00 WIB O:
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentris
TTV :
Nadi : 150 x/mnt
Pernafasan : 40 x/mnt
Suhu : 360C

2. Pemeriksaan fisik
a. Antropometri :
BB : 2300 gram
PB : 44 cm
LK : 31 cm

33
LD : 33 cm
b. Kulit
Warna : Kemerahan
Lanugo : Sedikit
Verniks kaseosa : Sedikit
c. Genetalia
Keadaan :Labia minora tertutup
labia mayora
Lubang uretra : Ada
Lubang vagina : Ada
Kelainan : Tidak Ada
d. Ekstremitas
1) Atas
Warna kulit perifer : Tidak Sianosis
Pergerakan : Kuat
Kuku : Melewati ujung jari
Akral : Hangat
Kelainan : Tidak Ada
2) Bawah
Warna kulit perifer: Tidak Sianosis
Pergerakan : Kuat
Kuku : Melewati ujung jari
Garis telapak kaki : >1/3 bagian
Akral : Hangat
Kelainan : Tidak Ada
e. Pemeriksaan Reflek
Reflek rooting : (+) lemah
Reflek sucking : (+) lemah
Reflek moro : (+)

A: Tujuan tercapai sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
- Melatih reflek Rooting dan Sucking
- Penekanan untuk melakukan kangguru
mother care
- Pemberian ASI yang adekuat

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-2

34
Kamis/
02
September Catatan Perkembangan paraf
2021/
07:30 WIB
S: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi tidak rewel
- Bayi malas menyusu
- Bayi sudah BAB 1 kali dan BAK sebanyak 5
kali
- Ibu menyusui bayinya setiap 3 jam sekali
lamanya 5 menit
- Bayi tidur terus
- Ibu mengatakan kakak bayi tidak menerima
kehadiran adiknya
- Ibu tidak tahu jika bayinya BAK

O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
- N : 142 kali/menit
- R : 42 kali/menit
- T : 36,50C
4. Berat Badan : 2300 gram
5. Reflek rooting : (+) lemah
6. Reflek sucking : (+) lemah
7. Reflek moro : (+)
8. Warna kulit : tidak ikterus
9. Tali pusat : Tidak kemerahan, tidak bau,
dan tidak berair.

A: Tujuan tercapai sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
Respon: Bayi telah di timbang dan hasilnya BB
bayi 2300 gram
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Respon: telah dilakukan pemeriksaan TTV
dengan hasil T: 36,50, P: 142 x/mnt, R: 42
x/mnt.
3. Membersihkan badan bayi dengan
menggunakan baby oil.
Respon: Badan bayi telah dibersihkan dengan
baby oil

35
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan
menggunakan ASI dan kassa steril.
Respon: Tali pusat telah dilakukan perawatan
tidak ditemukan tanda infeksi seperti warna
kemerakan, berbau busuk, dan berair
5. Melatih reflek Rooting dengan menyentuh pipi
bayi sehingga bayi menoleh kearah benda yang
menyentuh pipi atau dengan cara bayi dilatih
untuk menghisap dengan membiarkan bayi
menghisap jari atau kulit ibunya.
Respon: Bayi belum menghisap dengan kuat
6. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
bedong, topi, dan selimut
Respon: Bayi telah dibedong, dipakaikan topi
serta kaos kaki
7. Menjelaskan pada ibu kebutuhan ASI pada
bayi BBLR 10 ml/jam sehingga hendaknya ibu
menyusui anaknya tiap jam
Respon: Ibu akan memberi ASI paling lama 2
jam sekali
8. Mengajarkan ibu untuk menyendawakan bayi
setelah bayi menyusu
Respon: Ibu sudah dapat menyendawakan
bayinya.
9. Menjelaskan manfaat KMC serta mengajarkan
ibu tehnik KMC
Respon: Ibu mengatakan akan melakukan
teknik KMC.
10. Menjelaskan cari mengatasi sibling revally
Respon: Dari 14 cara yang diajarkan ibu dapat
mengulangi 5 cara mengatasi sibling revally.
11. Menjelaskan pada ibu mekanisme kehilangan
panas tubuh bayi melalui radiasi, konduksi,
evaporasi, dan konveksi
Respon: Ibu mengatakan akan sesering
mungkin mengganti popok yang basa dan tidak
akan menidurkan bayinya menempel didinding.
12. Menjemur bayi selama 15 menit untuk
mencegah terjadinya ikterus.
Respon: Bayi telah dijemur selama 15 menit
dari jam 07:30-07:45
13. Menjelaskan manfaat pijat bayi
Respon: Ibu mengetahui manfaat pijat bayi
yang akan dilakukan pada bayinya.
14. Mengajarkan ibu melakukan pijat bayi dengan
langsung mempraktikkan cara melakukan pijat

36
bayi pada bayinya.
Respon: Ibu masih takut melakukan pemijatan
pada bayinya.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-3
Jumat/
03
September Catatan Perkembangan paraf
2021/
07:30 WIB
S: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi tidak rewel
- Bayi mulai mau menyusu menyusu
- Bayi sudah BAB 2 kali dan BAK sebanyak 5
kali
- Ibu menyusui bayinya setiap 2 jam sekali
lamanya 7 menit
- Bayi tidur terus
- Ibu mengatakan kakak bayi masih tidak
menerima kehadiran adiknya

O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
- N : 146 kali/menit
- R : 45 kali/menit
- T : 36,40C
4. Berat Badan : 2300 gram
5. PB : 44 Cm
6. Reflek rooting : (+) lemah
7. Reflek sucking : (+) lemah
8. Reflek moro : (+)
9. Warna kulit : tidak ikterus
10. Tali pusat : Tidak kemerahan, tidak bau,
dan tidak berair.

A: Tujuan tercapai sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
Respon: Bayi telah di timbang dan hasilnya BB
bayi 2300 gram

37
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Respon: telah dilakukan pemeriksaan TTV
dengan hasil T: 36,40, P: 146 x/mnt, R: 45
x/mnt.
3. Membersihkan badan bayi dengan
menggunakan baby oil.
Respon: Badan bayi telah dibersihkan dengan
baby oil
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan
menggunakan ASI dan kassa steril.
Respon: Tali pusat telah dilakukan perawatan
tidak ditemukan tanda infeksi seperti warna
kemerakan, berbau busuk, dan berair
5. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
bedong, topi, dan selimut
Respon: Bayi telah dibedong, dipakaikan topi
serta kaos kaki
6. Melatih reflek Rooting dengan menyentuh pipi
bayi sehingga bayi menoleh kearah benda yang
menyentuh pipi atau dengan cara bayi dilatih
untuk menghisap dengan membiarkan bayi
menghisap jari atau kulit ibunya.
Respon: Bayi belum menyusu dengan kuat
7. Menjelaskan pada ibu kebutuhan ASI pada
bayi BBLR 10 ml/jam sehingga hendaknya ibu
menyusui anaknya tiap jam
Respon: Ibu akan memberi ASI paling lama 2
jam sekali
8. Menjelaskan manfaat KMC serta mengajarkan
ibu tehnik KMC
Respon: Ibu mengatakan akan melakukan
teknik KMC.
9. Menjelaskan kembali cari mengatasi sibling
revally
Respon: Dari 14 cara yang diajarkan ibu dapat
mengulangi 9 cara mengatasi sibling revally.
10. Menjemur bayi selama 15 menit untuk
mencegah terjadinya ikterus.
Respon: Bayi telah dijemur selama 15 menit
dari jam 07:30-07:45
11. Mengjelaskan manfaat pijat bayi
Respon: Ibu sudah mengetahui manfaat pijat
bayi bagi bayi BBLR
12. Mengajarkan tehnik pijat bayi pada ibu
Respon: Ibu sudah mulai bisa melakukan
pemijatan pada bayinya dan akan melakukan

38
pijat bayi pada anaknya setiap hari
13. Melakukan pemijatan pada bayi Ny. W
Respon: Bayi telah dilakukan pemijatan

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-4
Sabtu/
04
September Catatan Perkembangan
2021/
07:30 WIB
S: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi tidak rewel
- Bayi mulai mau menyusu menyusu
- Bayi sudah BAB 3 kali dan BAK sebanyak 7
kali
- Ibu menyusui bayinya setiap 1 jam sekali
lamanya 8 menit
- Bayi menangis jika lapar
- Ibu mengatakan kakak bayi menerima
kehadiran adiknya

O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
- N : 144 kali/menit
- R : 45 kali/menit
- T : 36,70C
4. Berat Badan : 2400 gram
5. PB : 44 Cm
6. Reflek rooting : (+) kuat
7. Reflek sucking : (+) kuat
8. Reflek moro : (+)
9. Warna kulit : tidak ikterus
10. Tali pusat : Tidak kemerahan, tidak bau,
dan tidak berair.

A: Tujuan tercapai sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
Respon: Bayi telah di timbang dan hasilnya BB
bayi 2400 gram

39
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Respon: telah dilakukan pemeriksaan TTV
dengan hasil T: 36,70, P: 144 x/mnt, R: 45
x/mnt.
3. Membersihkan badan bayi dengan
menggunakan baby oil.
Respon: Badan bayi telah dibersihkan dengan
baby oil
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan
menggunakan ASI dan kassa steril.
Respon: Tali pusat telah dilakukan perawatan
tidak ditemukan tanda infeksi seperti warna
kemerakan, berbau busuk, dan berair
5. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
bedong, topi, dan selimut
Respon: Bayi telah dibedong, dipakaikan topi
serta kaos kaki
6. Menjelaskan pada ibu kebutuhan ASI pada
bayi BBLR 10 ml/jam sehingga hendaknya ibu
menyusui anaknya tiap jam
Respon: Ibu sudah memberikan ASI 1 jam
sekali
7. Menjelaskan kembali cari mengatasi sibling
revally
Respon: Dari 14 cara yang diajarkan ibu dapat
mengulangi 11 cara mengatasi sibling revall
dan ibu sudah mencoba teknik yang di telah
diajarkan.
8. Menjemur bayi selama 15 menit untuk
mencegah terjadinya ikterus.
Respon: Bayi telah dijemur selama 15 menit
dari jam 07:30-07:45

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-5
Minggu/
05
September Catatan Perkembangan
2021/
07:30 WIB
S: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi tidak rewel
- Bayi menyusu kuat
- Bayi sudah BAB 3 kali dan BAK sebanyak 7
kali

40
- Ibu menyusui bayinya setiap 1 jam sekali
lamanya 10 menit
- Bayi menangis jika lapar
- Ibu mengatakan kakak bayi sudah mau
mencium dan menggendong adiknya
- Tali pusat telah lepas

O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
- N : 152 kali/menit
- R : 44 kali/menit
- T : 36,50C
4. Berat Badan : 2400 gram
5. PB : 44 Cm
6. Reflek rooting : (+) kuat
7. Reflek sucking : (+) kuat
8. Reflek moro : (+)
9. Warna kulit : tidak ikterus

A: Tujuan tercapai sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
Respon: Bayi telah di timbang dan hasilnya BB
bayi 2400 gram
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Respon: telah dilakukan pemeriksaan TTV
dengan hasil T: 36,50, P: 152 x/mnt, R: 45
x/mnt.
3. Membersihkan badan bayi dengan
menggunakan baby oil.
Respon: Badan bayi telah dibersihkan dengan
baby oil
4. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
bedong, topi, dan selimut
Respon: Bayi telah dibedong, dipakaikan topi
serta kaos kaki
5. Menjemur bayi selama 15 menit untuk
mencegah terjadinya ikterus.
Respon: Bayi telah dijemur selama 15 menit
dari jam 07:30-07:45

41
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-6
Senin/
06
September Catatan Perkembangan
2021
07:30 WIB
S: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi tidak rewel
- Bayi menyusu kuat
- Bayi sudah BAB 3 kali dan BAK sebanyak 7
kali
- Ibu menyusui bayinya setiap 1 jam sekali
lamanya 10 menit
- Sekarang bayi menangis kuat
- Ibu mengatakan kakak bayi sudah mau
mencium dan menggendong adiknya

O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
- N : 148 kali/menit
- R : 44 kali/menit
- T : 360C
4. Berat Badan : 2600 gram
5. PB : 44 Cm
6. Reflek rooting : (+) kuat
7. Reflek sucking : (+) kuat
8. Reflek moro : (+)
9. Warna kulit : tidak ikterus

A: Tujuan tercapai

P: Intervensi dihentikan
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
Respon: Bayi telah di timbang dan hasilnya BB
bayi 2400 gram
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Respon: telah dilakukan pemeriksaan TTV
dengan hasil T: 360, P: 148 x/mnt, R: 44 x/mnt.
3. Membersihkan badan bayi dengan
menggunakan baby oil.
Respon: Badan bayi telah dibersihkan dengan

42
baby oil
4. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
bedong, topi, dan selimut
Respon: Bayi telah dibedong, dipakaikan topi
serta kaos kaki
5. Menjemur bayi selama 15 menit untuk
mencegah terjadinya ikterus.
Respon: Bayi telah dijemur selama 15 menit
dari jam 07:30-07:45

BAB III
PENUTUP

43
A. Kesimpulan
Dalam penatalaksanaan BBLR untuk mengurangi risiko dan
komplikasi BBLR maka diperlukan penanganan berkualitas yang
dilakukan bidan dengan kemampuan yang komprehensif sehingga
diharapkan dapat menurunkan angka kematian BBLR dan kualitas hidup
bayi BBLR Menurut Varney H (Sudarti dan Fauziah, 2010:30-42) bahwa
dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki
kemampuan berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau
masalah potensial kebidanan. Selain itu diperlukan pula kemampuan
kolaborasi atau kerja sama.

B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan
gambaran dan menambah wawasan kita tentang Aplikasi Dokumentasi
Asuhan Kebidanan Pada Kegawatdaruratan Neonatal, lebih jauhnya
penyusun berharap dengan mengetahui Aplikasi Dokumentasi Asuhan
Kebidanan Pada Kegawatdaruratan Neonatal kita semua dapat menyikapi
segala permasalahan yang terjadi sehingga bisa menjaga kesehatan sistem
perkemihan di mulai dari diri sendiri sehingga dapat berdampak positif
bagi kehidupan kita semua

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Survey Demografi Kesehatan

44
Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Riset Kesehatan Dasar

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Jaringan Nasional Pelatihan


Klinik-Kesehatan Reproduksi

Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2016, Profil Kesehatan Rejang


Lebong

Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong. 2016. Laporan Tahunan


Pengelolaan Program Kesehatan Anak Rejang Lebong. Dinkes
Rejang Lebong.

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2015, Profil Kesehatan Bengkulu


Mahayana, dkk. 2015. Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Berat
Lahir Rendah Di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas Vo. 4 No. 3, 2015. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas.

Marisiantini dan Dewi. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan


Berat Badan Lahir Bayi Di RSUD. Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
Jurnal Media Kesehatan Vol. 8 No. 2, Oktober 2015. Bengkulu:
Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Marmi, Raharjo., K. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Maryunani, A. 2013. Buku Saku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah.
Jakarta: TIM

45

You might also like