Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 4 Aplikasi Kegawatdaruratan Neontal
Kelompok 4 Aplikasi Kegawatdaruratan Neontal
DOKUMENTASI KEBIDANAN
“Aplikasi Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada
Kegawatdaruratan Neonatal “
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi .........................................................................................................................ii
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
Bab II Tinjaun Teori.....................................................................................................5
Bab III Penutup
A. Kesimpulan......................................................................................................44
B. Saran................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 45
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dapat mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi selama
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi baru lahir (Walyani &
Purwoastuti, 2015).
yakni angka kematian neonatal (AKN), angka kematian bayi (AKB), dan
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKN pada tahun
1
2012 sebesar 19 persen per 1.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan
Indonesia, 2015)
kematian perinatal. Risiko kematian BBLR 2 kali lebih besar dari pada
kematian bayi cukup bulan, serta BBLR menyumbang 5-9 kali risiko
lahir normal.
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan saat lahir kurang
dari 2500 gram. BBLR dibedakan dalam 3 kategori yaitu BBLR karena
prematur dengan berat badan lahir yang sesuai dengan masa kehamilan.
prematur dengan berat badan lahir kurang dari normal menurut masa
kehamilan, dan neonatus cukup bulan - kecil untuk masa kehamilan (NCB-
KMK) adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan lahir kurang
2
tidak langsung. Penyebab langsung yang berhubungan dengan faktor
ekonomi yang rendah, usia ibu yang mudah, ibu yang pendek, anak
pertama dan multi paritas, serta usia yang tua (Maryunani Anik, 2013)
2015 sebanyak 387 atau 1,5 persen bayi mengalami BBLR. (Profil
Lebong 2016).
sebanyak 25,2%. Di BPM “E” Wilayah kerja Puskesmas Curup pada tahun
lahir hidup mengalami BBLR NCB-KMK dan 5 bayi lahir hidup karena
BBLR NKB-SMK.
maka bidan terutama Bidan di desa, bidan praktik, bidan yang bertugas di
3
klinik bersalin, Rumah Sakit Ibu dan Anak dan RS lainnya) sebagai ujung
B. Rumusan Masalah
Kegawatdaruratan Neonatal ?
C. Tujuan Masalah
Kegawatdaruratan Neonatal ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Varney
sebagai berikut:
5
diagnosis yang spesifik dapat ditemukan berdasarkan interpretasi yang
benar terhadap data dasar. Selain itu, sudah terfikirkan rencana yang
segera.
6
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana
a. S = DATA SUBYEKTI
data, terutama data yang diperoleh dari anamnesis. Data subyektif ini
7
diagnosis. Data subyektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang
akan disusun. Pada pasie yang bisu, dibagian data dibelakang huruf “S”,
diberi tanda huruf “O” atau “X”. tanda ini akan menjelaskan bahwa
b. O = DATA OBYEKTIF
terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari
diagnostik lain. Catatan medik atau informasi dari keluarga atau orang
lain dapat dimasukkan dalam data obyektif ini. Data ini akan memberikan
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut
bidan untuk melakukan analysis data yang dinamis tersebut dalam rangka
8
Analysis atau assassment merupakan pendokumentasian
rujukan klien.
d. P = PLANNING
ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil
mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.
kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain,
9
B. Aplikasi Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Kegawatdaruratan Neonatal
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Bayi
Umur : 0 hari
Panjang badan : 44 cm
b. Orang tua
Biodata ibu
Nama : Ny “W”
Umur : 23 tahun
Suku/bangsa : Rejang
Agama : Islam
10
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Biodata ayah
Nama : Tn “E”
Umur : 26 tahun
Suku/bangsa : Rejang
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
2. Anamnesa
a. Keluhan utama
11
HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya (Hepatitis,
PENOLONG MATI
1) HPHT : 08-01-2021
2) TP : 15-10-2021
5) Keluhan
HB : 8 gr%
Masalah : Ada
12
HB : 9 gr%
Masalah : Ada
6) ANC
4) Lama persalinan :
Kala I
a) Lama : 7 jam
Kala II
a) Lama : 30 menit
Kala III
13
c) Tindakan : Tidak Ada
d) Penolong : Bidan
e) Apgar Score
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. Antropometri :
BB : 2300 gram
PB : 44 cm
LK : 31 cm
LD : 33 cm
d. TTV :
Pernafasan : 40 x/mnt
Suhu : 360c
14
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Tebal
Bentuk : Normal
UUB : Besar
b. Muka
Bentuk : Simetris
c. Mata
Bentuk : Simetris
d. Telinga
Bentuk : Simetris
e. Hidung
Bentuk : Simetris
15
Pernafasan cuping hidung : Tidak Ada
f. Mulut
Kelainan : Tidak
g. Leher
h. Dada
Bentuk : Simetris
Pernafasan : Teratur
i. Abdomen
Bentuk : Silinders
j. Kulit
Warna : Kemerahan
Lanugo : Sedikit
16
Verniks kaseosa : Sedikit
k. Genetalia Perempuan
m. Tulang Belakang
n. Ekstremitas
1. Atas
Pergerakan : Kuat
Akral : Hangat
2. Bawah
Pergerakan : Kuat
17
Akral : Hangat
3. Pemeriksaan Reflek
A. Diagnosa
Dasar
1. Subjektif
18
- Keluarga cemas, dan takut akan keadaan bayinya
2. Objektif
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentris
TTV :
Pernafasan : 40 x/mnt
Suhu : 360C
Antropometri :
BB : 2300 gram
PB : 44 cm
LD : 31cm
LK : 33 cm
b. Pemeriksaan fisik
1) Kulit
Warna : Kemerahan
Lanugo : Sedikit
2) Genetalia
Perempuan
19
Lubang uretra : Ada
3) Ekstremitas
a) Atas
Pergerakan : Kuat
Akral : Hangat
b) Bawah
Pergerakan : Kuat
Akral : Hangat
c. Pemeriksaan Reflek
B. Masalah
1. Keluarga cemas
2. Termoregulasi
20
3. Gangguan pembekuan darah
C. Kebutuhan
masalah
5. Nutrisi adekuat
1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Infeksi
4. Perdarahan intrakranial
5. Ikterus
21
V. INTERVENSI
22
BBLR adalah
hipotermi, tidak
dapat menyusu,
kejang, mengantuk
atau tidak sadar,
nafas cepat,
merintih, retraksi
dinding dada
bawah dan sianosis
5. Anjurkan pijat bayi sentral.
5. Penelitian yang
dilakukan oleh
prof. T. Field dan
Scafidi bahwa bayi
BBLR jika dipijat
dengan lembut
selama 15 menit
setiap hari selama
10 hari akan
menyerap makanan
lebih mudah dan
berat badannya
akan bertambah
dibanding dengan
bayi yang tidak
dipijat selain itu
bayi akan
mendapat
ketenangan dari
sentuhan yang
diberikan,
bermanfaat bagi
perkembangan dan
pertumbuhan serta
dapat mengatasi
stres.
M M1 Tujuan : cemas teratasi 1. Jelaskan pada 1. Dengan
Kriteria : keluarga tentang mengetahui
- Cemas keluarga kondisi bayinya saat kondisi bayinya
pada bayinya pada saat ini
ini serta beri suport
teratasi diharapkan
- Keluarga terlihat mental pada keluarga dapat
lebih tenang keluarga mengurangi rasa
cemas yang
23
dirasakan. Serta
dengan
dilakukannya
suport mental
keluarga lebih
tenang karena
merasa lebih
diperhatikan dan
keluarga akan
lebih koopratif
dalam asuhan yang
akan diberikan
M M2 Tujuan : 1. Kehangatan bayi
Bayi sehat dan tidak 1. Jaga keadaan bayi diharapkan bayi
terjadi masalah tetap hangat dengan BBLR tidak
lain pada BBLR cara mengeringkan mengalami
Kriteria : bayi memakaikan hipotermi yang
- Keadaan umum dapat disebabkan
bedong topi dan
baik karena kehilangan
- TTV dalam batas selimut. panas melalui
normal konveksi.
Nadi : 120-160
x/mnt
Pernafasan : 40-
60 x/mnt 2. Dengan tahu
Suhu 36,5-37,5 C 2. Jelaskan
0
manfaat manfaat skin to
- Warna kulit skin contact ibu
skin to skin contact
perifer tidak akan melakukan
pada ibu dan skin to skin contact
sianosis
Lakukan skin to skin
contact antara ibu
dan bayi
24
dapat mengurangi
terjadi masalah
pada bayi BBLR.
M M3 Tujuan: 1. Vitamin K
Tindakanpreventif 1. Injeksi vitamin K diharapkan dapat
pemberian Vit. K diberikan pada 1-2 mencegah
di lakukan jam setelah bayi terjadinya ganguan
Kriteria: lahir pembekuan darah
- TTV dalam batas yang disebabkan
normal karena kekurangan
- Nadi: 120-160 atau defisiensi
x/mnt vitamin K yang
- Pernafasan: 40- dapat
60 x/mnt menyebabkan
- Suhu 36,5-37,50C perdarahan yang
- Refrek moro (+) dapat
- Tonus otot kuat menyebabkan
- Tanda perdarahan mortalitas.
tidak ditemukan
- Menetek dengan
baik
- Tidak pucat dan
sianosis
- Tangisan bayi
tidak melengking
- Tidak kejang
- Konjungtiva
ananemis
25
untuk menghindari
pelekatan pada
payudara yang
tidak baik yang
akan berakibat
pada pengeluaran
ASI yang tidak
efektif dan
menimbulkan
trauma serta akan
membantu reflek
hisap dan menelan.
M MP Tujuan : tidak terjadi 1. Jaga kehangatan 1. Menjaga
1 hipotermi bayi dengan kehangatan bayi,
Kriteria : memakaikan topi, diharapkan bayi
- Suhu 36,5-37,5 C 0
baju dan dibedong tidak mengalami
- Tidak ada stres serta mengganti kain hipotermi karena
dingin yang basah dengan peroses kehilangan
- Pergerakan bayi kain yang kering panas akibat
aktif penguapan kain
- Mukosa bibir yang basa
tidak pucat (evaporasi)
- Kulit tidak dingin
- Tidak terjadi 2. Lakukan skin to skin 2. Skin to skin contact
kesulitan makan contact lanjutan dapat membantu
- Ibu dapat mempertahankan
melakukan tehnik suhu tubuh normal
KMC pada bayi,
mempertahankan
detak jantung,
pernafasan dan
tekanan darah
normal serta
meperkuat ikatan
batin ibu dan anak
yang diharapkan
dapat mengurangi
terjadi masalah
pada bayi BBLR.
3. Anjurkan kepada ibu
untuk melakukan 3. Teknik KMC
teknik KMC (kangaroo mother
(kangoroo mother care) dapat
care) mencegah
hipotermi karena
sentuhan dari kulit
26
ke kulit di
harapkan ibu dapat
merawat bayi
BBLR dirumah
dan dapat
mempertahankan
suhu tubuh bayi
serta dapat
4. Letakkan bayi menjalin tali kasih
didalam inkubator saying ibu dan bayi
dengan suhu 340C
bila terjadi 4. Bayi di letakkan
penurunan suhu < dalam inkubator
36 C
0 dengan suhu 340C
tersebut
diharapkan dapat
mempertahankan
suhu lingkungan
yang termonetral
karena suhu
inkubator tersebut
sesuai dengan
kebutuhan berat
5. Lakukan rujukan badan bayi yang
apabila setelah <2500 gram
menghangatkan bayi
selama 1 jam tidak 5. Rujukan
ada kenaikan suhu, diharapkan bayi
bayi tidak dapat dapat mendapatkan
minum dan terdapat perawatan lebih
gangguan nafas serta lanjut dan
latargis mendapatkan
terapi sesuai
dengan kebutuhan
27
kebiruan ASI sedini mungkin mungkindan
- Tidak terjadi dan pemberian dilakukan setiap 3
kesulitan makan nutrisi ASI dapat jam sekali
- Warna kulit dilakukan setiap 3 diharpkan
perifer tidak jam sekali kebutuhan nutrisi
sianosis pada bayi dapat
- Tidak ditemukan terpenuhi sehingga
kejang tidak terjadi
- Ekstermitas tidak hipoglikemia.
sianosis
3. Lakukan perujukan 3. Rujukan
apabila terdapat
diharapkan bayi
tanda cianosis,
apatis, kejang dan dapat mendapatkan
apnea intermiten terapi terapi lebih
lanjut untuk
meningkatkan
kadar glukosa
darah dengan
pemberian terapi
D5%.
28
Tujuan : bayi tidak 1. Lakukan perawatan 1. Perawatan bayi
MP mengalami infeksi bayi dengan dengan prinsip
3 Kriteria : menjaga prinsip bersih dan steril
- tidak ada tanda bersih. dapat mengurangi
infeksi dolor, risiko terjadinya
kalor, tumor, infeksi.
rubor, dan
fungsio leasa.
- Suhu: 36,5- 2. Lakukan perawatan 2. Perawatan tali
37,5 C0 tali pusat pusat diharapkan
- Tali pusat tidak menggunakan ASI dapat mencegah
berbau dan basah dan kassa steril terjadinya infeksi
- Tidak ditemukan dengan mengoles
bintik merah tali pusat dengan
pada kulit menggunakan ASI
dan membungkus
tali pusat
menggunakan
kassa kering.
3. Lakukan rujukan
jika terdapat tanda 3. Dengan dilakukan
infeksi lebih lanjut. rujukan diharapkan
bayi mendapatkan
terapi antibiotik.
29
apabila terdapat mendapatkan
tanda apnea, pengobatan lebih
tangisan bernada lanjut.
tinggi dan tajam
serta kejang
MMP5 Tujuan: bayi tidak 1. Terapi sinar 1. Jemur selama
mengalami ikterus matahari setengah jam
Kriteria: dengan posisi yang
- Sclera, puncuk berbeda lakukan
hidung, mulut, antara jam 07.00-
dada, dan 09.00 membantu
ekstermitas tidak mempercepat
berwarna kuning peroses penguraian
- Tidak terjadi bilirubun pada bayi
latergi (polimerisasi
- Reflek hisap kuat bilirubin)
- Tidak ditemukan
kejang. 2. Pemberian ASI
sedini mungkin 2. Pemberian ASI
sedini mungkin
pada neonatus
dapat mengurangi
terjadinya ikterus
fisiologis pada
neonatus, karena
dengan pemberian
ASI sedini
mungkin dapat
membantu
mekanisme
pemecahan
bilirubin melalui
siklus
enterohepatik
dibawa ke hati,
usus dan ginjal
kemudian
dikeluarkan berupa
bilirubin dalam
urine dan fases.
30
VI. IMPLEMENTAS
6. Telah dilakukan
31
6. Melakukan pemantauan TTV
pemantauan TTV dalam 2 jam
pertama dengan
hasil:
a. T : 360C
b. R : 40 x/mnt
c. N : 150 x/mnt
d. Reflek rooting:
(+) lemah
e. Reflek sucking:
(+) lemah
f. Reflek moro :
(+)
g. Apgar skor :
10
8. Tehnik kanggoro
8. Mengajarkan ibu mother care (KMC)
untuk melakukan telah diajarkan tetapi
tehnik kanggoro ibu masih takut
mother care (KMC) melakukannya
untuk tetap menjaga dirumah.
kehangatan bayi dan
mempererat ikatan
kasih sayang ibu
dan anaknya.
9. Ibu mengatakan
9. Memeri ASI yang akan memberikan
adekuat kepada bayi ASI paling lama 3
dan mengajarkan jam sekali.
32
ibu untuk tetap
memberi ASI walau
bayi tidur dengan
cara
membangunkan
bayi setiap 1 jam
sekali. 10. Ibu dapat
mengulangi 9 dari 9
10. Menjelaskan tanda
tanda bahaya bayi
bahaya bayi BBLR
BBLR.
yaitu apabila bayi
tidak mau menyusu,
kejang, mengantuk
atau tidak sadar,
nafas cepat,
merintih, retraksi
dinding dada bawah
dan sianosis sentral.
Bila terdapat tanda
tersebut segera
bawa bayi ke bidan/
dokter.
VII. EVALUASI
Hari/ Tanggal/
No EVALUASI
Jam
Dx Rabu/ S:
01 September Keluarga mengatakan tidak cemas lagi
2021/
15:00 WIB O:
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentris
TTV :
Nadi : 150 x/mnt
Pernafasan : 40 x/mnt
Suhu : 360C
2. Pemeriksaan fisik
a. Antropometri :
BB : 2300 gram
PB : 44 cm
LK : 31 cm
33
LD : 33 cm
b. Kulit
Warna : Kemerahan
Lanugo : Sedikit
Verniks kaseosa : Sedikit
c. Genetalia
Keadaan :Labia minora tertutup
labia mayora
Lubang uretra : Ada
Lubang vagina : Ada
Kelainan : Tidak Ada
d. Ekstremitas
1) Atas
Warna kulit perifer : Tidak Sianosis
Pergerakan : Kuat
Kuku : Melewati ujung jari
Akral : Hangat
Kelainan : Tidak Ada
2) Bawah
Warna kulit perifer: Tidak Sianosis
Pergerakan : Kuat
Kuku : Melewati ujung jari
Garis telapak kaki : >1/3 bagian
Akral : Hangat
Kelainan : Tidak Ada
e. Pemeriksaan Reflek
Reflek rooting : (+) lemah
Reflek sucking : (+) lemah
Reflek moro : (+)
P: Intervensi dilanjutkan
- Melatih reflek Rooting dan Sucking
- Penekanan untuk melakukan kangguru
mother care
- Pemberian ASI yang adekuat
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-2
34
Kamis/
02
September Catatan Perkembangan paraf
2021/
07:30 WIB
S: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi tidak rewel
- Bayi malas menyusu
- Bayi sudah BAB 1 kali dan BAK sebanyak 5
kali
- Ibu menyusui bayinya setiap 3 jam sekali
lamanya 5 menit
- Bayi tidur terus
- Ibu mengatakan kakak bayi tidak menerima
kehadiran adiknya
- Ibu tidak tahu jika bayinya BAK
O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
- N : 142 kali/menit
- R : 42 kali/menit
- T : 36,50C
4. Berat Badan : 2300 gram
5. Reflek rooting : (+) lemah
6. Reflek sucking : (+) lemah
7. Reflek moro : (+)
8. Warna kulit : tidak ikterus
9. Tali pusat : Tidak kemerahan, tidak bau,
dan tidak berair.
P: Intervensi dilanjutkan
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
Respon: Bayi telah di timbang dan hasilnya BB
bayi 2300 gram
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Respon: telah dilakukan pemeriksaan TTV
dengan hasil T: 36,50, P: 142 x/mnt, R: 42
x/mnt.
3. Membersihkan badan bayi dengan
menggunakan baby oil.
Respon: Badan bayi telah dibersihkan dengan
baby oil
35
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan
menggunakan ASI dan kassa steril.
Respon: Tali pusat telah dilakukan perawatan
tidak ditemukan tanda infeksi seperti warna
kemerakan, berbau busuk, dan berair
5. Melatih reflek Rooting dengan menyentuh pipi
bayi sehingga bayi menoleh kearah benda yang
menyentuh pipi atau dengan cara bayi dilatih
untuk menghisap dengan membiarkan bayi
menghisap jari atau kulit ibunya.
Respon: Bayi belum menghisap dengan kuat
6. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
bedong, topi, dan selimut
Respon: Bayi telah dibedong, dipakaikan topi
serta kaos kaki
7. Menjelaskan pada ibu kebutuhan ASI pada
bayi BBLR 10 ml/jam sehingga hendaknya ibu
menyusui anaknya tiap jam
Respon: Ibu akan memberi ASI paling lama 2
jam sekali
8. Mengajarkan ibu untuk menyendawakan bayi
setelah bayi menyusu
Respon: Ibu sudah dapat menyendawakan
bayinya.
9. Menjelaskan manfaat KMC serta mengajarkan
ibu tehnik KMC
Respon: Ibu mengatakan akan melakukan
teknik KMC.
10. Menjelaskan cari mengatasi sibling revally
Respon: Dari 14 cara yang diajarkan ibu dapat
mengulangi 5 cara mengatasi sibling revally.
11. Menjelaskan pada ibu mekanisme kehilangan
panas tubuh bayi melalui radiasi, konduksi,
evaporasi, dan konveksi
Respon: Ibu mengatakan akan sesering
mungkin mengganti popok yang basa dan tidak
akan menidurkan bayinya menempel didinding.
12. Menjemur bayi selama 15 menit untuk
mencegah terjadinya ikterus.
Respon: Bayi telah dijemur selama 15 menit
dari jam 07:30-07:45
13. Menjelaskan manfaat pijat bayi
Respon: Ibu mengetahui manfaat pijat bayi
yang akan dilakukan pada bayinya.
14. Mengajarkan ibu melakukan pijat bayi dengan
langsung mempraktikkan cara melakukan pijat
36
bayi pada bayinya.
Respon: Ibu masih takut melakukan pemijatan
pada bayinya.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-3
Jumat/
03
September Catatan Perkembangan paraf
2021/
07:30 WIB
S: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi tidak rewel
- Bayi mulai mau menyusu menyusu
- Bayi sudah BAB 2 kali dan BAK sebanyak 5
kali
- Ibu menyusui bayinya setiap 2 jam sekali
lamanya 7 menit
- Bayi tidur terus
- Ibu mengatakan kakak bayi masih tidak
menerima kehadiran adiknya
O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
- N : 146 kali/menit
- R : 45 kali/menit
- T : 36,40C
4. Berat Badan : 2300 gram
5. PB : 44 Cm
6. Reflek rooting : (+) lemah
7. Reflek sucking : (+) lemah
8. Reflek moro : (+)
9. Warna kulit : tidak ikterus
10. Tali pusat : Tidak kemerahan, tidak bau,
dan tidak berair.
P: Intervensi dilanjutkan
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
Respon: Bayi telah di timbang dan hasilnya BB
bayi 2300 gram
37
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Respon: telah dilakukan pemeriksaan TTV
dengan hasil T: 36,40, P: 146 x/mnt, R: 45
x/mnt.
3. Membersihkan badan bayi dengan
menggunakan baby oil.
Respon: Badan bayi telah dibersihkan dengan
baby oil
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan
menggunakan ASI dan kassa steril.
Respon: Tali pusat telah dilakukan perawatan
tidak ditemukan tanda infeksi seperti warna
kemerakan, berbau busuk, dan berair
5. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
bedong, topi, dan selimut
Respon: Bayi telah dibedong, dipakaikan topi
serta kaos kaki
6. Melatih reflek Rooting dengan menyentuh pipi
bayi sehingga bayi menoleh kearah benda yang
menyentuh pipi atau dengan cara bayi dilatih
untuk menghisap dengan membiarkan bayi
menghisap jari atau kulit ibunya.
Respon: Bayi belum menyusu dengan kuat
7. Menjelaskan pada ibu kebutuhan ASI pada
bayi BBLR 10 ml/jam sehingga hendaknya ibu
menyusui anaknya tiap jam
Respon: Ibu akan memberi ASI paling lama 2
jam sekali
8. Menjelaskan manfaat KMC serta mengajarkan
ibu tehnik KMC
Respon: Ibu mengatakan akan melakukan
teknik KMC.
9. Menjelaskan kembali cari mengatasi sibling
revally
Respon: Dari 14 cara yang diajarkan ibu dapat
mengulangi 9 cara mengatasi sibling revally.
10. Menjemur bayi selama 15 menit untuk
mencegah terjadinya ikterus.
Respon: Bayi telah dijemur selama 15 menit
dari jam 07:30-07:45
11. Mengjelaskan manfaat pijat bayi
Respon: Ibu sudah mengetahui manfaat pijat
bayi bagi bayi BBLR
12. Mengajarkan tehnik pijat bayi pada ibu
Respon: Ibu sudah mulai bisa melakukan
pemijatan pada bayinya dan akan melakukan
38
pijat bayi pada anaknya setiap hari
13. Melakukan pemijatan pada bayi Ny. W
Respon: Bayi telah dilakukan pemijatan
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-4
Sabtu/
04
September Catatan Perkembangan
2021/
07:30 WIB
S: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi tidak rewel
- Bayi mulai mau menyusu menyusu
- Bayi sudah BAB 3 kali dan BAK sebanyak 7
kali
- Ibu menyusui bayinya setiap 1 jam sekali
lamanya 8 menit
- Bayi menangis jika lapar
- Ibu mengatakan kakak bayi menerima
kehadiran adiknya
O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
- N : 144 kali/menit
- R : 45 kali/menit
- T : 36,70C
4. Berat Badan : 2400 gram
5. PB : 44 Cm
6. Reflek rooting : (+) kuat
7. Reflek sucking : (+) kuat
8. Reflek moro : (+)
9. Warna kulit : tidak ikterus
10. Tali pusat : Tidak kemerahan, tidak bau,
dan tidak berair.
P: Intervensi dilanjutkan
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
Respon: Bayi telah di timbang dan hasilnya BB
bayi 2400 gram
39
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Respon: telah dilakukan pemeriksaan TTV
dengan hasil T: 36,70, P: 144 x/mnt, R: 45
x/mnt.
3. Membersihkan badan bayi dengan
menggunakan baby oil.
Respon: Badan bayi telah dibersihkan dengan
baby oil
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan
menggunakan ASI dan kassa steril.
Respon: Tali pusat telah dilakukan perawatan
tidak ditemukan tanda infeksi seperti warna
kemerakan, berbau busuk, dan berair
5. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
bedong, topi, dan selimut
Respon: Bayi telah dibedong, dipakaikan topi
serta kaos kaki
6. Menjelaskan pada ibu kebutuhan ASI pada
bayi BBLR 10 ml/jam sehingga hendaknya ibu
menyusui anaknya tiap jam
Respon: Ibu sudah memberikan ASI 1 jam
sekali
7. Menjelaskan kembali cari mengatasi sibling
revally
Respon: Dari 14 cara yang diajarkan ibu dapat
mengulangi 11 cara mengatasi sibling revall
dan ibu sudah mencoba teknik yang di telah
diajarkan.
8. Menjemur bayi selama 15 menit untuk
mencegah terjadinya ikterus.
Respon: Bayi telah dijemur selama 15 menit
dari jam 07:30-07:45
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-5
Minggu/
05
September Catatan Perkembangan
2021/
07:30 WIB
S: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi tidak rewel
- Bayi menyusu kuat
- Bayi sudah BAB 3 kali dan BAK sebanyak 7
kali
40
- Ibu menyusui bayinya setiap 1 jam sekali
lamanya 10 menit
- Bayi menangis jika lapar
- Ibu mengatakan kakak bayi sudah mau
mencium dan menggendong adiknya
- Tali pusat telah lepas
O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
- N : 152 kali/menit
- R : 44 kali/menit
- T : 36,50C
4. Berat Badan : 2400 gram
5. PB : 44 Cm
6. Reflek rooting : (+) kuat
7. Reflek sucking : (+) kuat
8. Reflek moro : (+)
9. Warna kulit : tidak ikterus
P: Intervensi dilanjutkan
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
Respon: Bayi telah di timbang dan hasilnya BB
bayi 2400 gram
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Respon: telah dilakukan pemeriksaan TTV
dengan hasil T: 36,50, P: 152 x/mnt, R: 45
x/mnt.
3. Membersihkan badan bayi dengan
menggunakan baby oil.
Respon: Badan bayi telah dibersihkan dengan
baby oil
4. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
bedong, topi, dan selimut
Respon: Bayi telah dibedong, dipakaikan topi
serta kaos kaki
5. Menjemur bayi selama 15 menit untuk
mencegah terjadinya ikterus.
Respon: Bayi telah dijemur selama 15 menit
dari jam 07:30-07:45
41
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-6
Senin/
06
September Catatan Perkembangan
2021
07:30 WIB
S: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi tidak rewel
- Bayi menyusu kuat
- Bayi sudah BAB 3 kali dan BAK sebanyak 7
kali
- Ibu menyusui bayinya setiap 1 jam sekali
lamanya 10 menit
- Sekarang bayi menangis kuat
- Ibu mengatakan kakak bayi sudah mau
mencium dan menggendong adiknya
O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
- N : 148 kali/menit
- R : 44 kali/menit
- T : 360C
4. Berat Badan : 2600 gram
5. PB : 44 Cm
6. Reflek rooting : (+) kuat
7. Reflek sucking : (+) kuat
8. Reflek moro : (+)
9. Warna kulit : tidak ikterus
A: Tujuan tercapai
P: Intervensi dihentikan
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
Respon: Bayi telah di timbang dan hasilnya BB
bayi 2400 gram
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Respon: telah dilakukan pemeriksaan TTV
dengan hasil T: 360, P: 148 x/mnt, R: 44 x/mnt.
3. Membersihkan badan bayi dengan
menggunakan baby oil.
Respon: Badan bayi telah dibersihkan dengan
42
baby oil
4. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
bedong, topi, dan selimut
Respon: Bayi telah dibedong, dipakaikan topi
serta kaos kaki
5. Menjemur bayi selama 15 menit untuk
mencegah terjadinya ikterus.
Respon: Bayi telah dijemur selama 15 menit
dari jam 07:30-07:45
BAB III
PENUTUP
43
A. Kesimpulan
Dalam penatalaksanaan BBLR untuk mengurangi risiko dan
komplikasi BBLR maka diperlukan penanganan berkualitas yang
dilakukan bidan dengan kemampuan yang komprehensif sehingga
diharapkan dapat menurunkan angka kematian BBLR dan kualitas hidup
bayi BBLR Menurut Varney H (Sudarti dan Fauziah, 2010:30-42) bahwa
dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki
kemampuan berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau
masalah potensial kebidanan. Selain itu diperlukan pula kemampuan
kolaborasi atau kerja sama.
B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan
gambaran dan menambah wawasan kita tentang Aplikasi Dokumentasi
Asuhan Kebidanan Pada Kegawatdaruratan Neonatal, lebih jauhnya
penyusun berharap dengan mengetahui Aplikasi Dokumentasi Asuhan
Kebidanan Pada Kegawatdaruratan Neonatal kita semua dapat menyikapi
segala permasalahan yang terjadi sehingga bisa menjaga kesehatan sistem
perkemihan di mulai dari diri sendiri sehingga dapat berdampak positif
bagi kehidupan kita semua
DAFTAR PUSTAKA
44
Indonesia
Marmi, Raharjo., K. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar
Maryunani, A. 2013. Buku Saku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah.
Jakarta: TIM
45