You are on page 1of 172

EXCELLENCE COMMUNICATION HUMAS

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM


IMPLEMENTASI APLIKASI JAKI “JAKARTA KINI”

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:
Wulan Puspita Sari
NIM 11170510000061

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/ 2021 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
EXCELLENCE COMMUNICATION HUMAS
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM
IMPLEMENTASI APLIKASI JAKI “JAKARTA KINI”

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:
Wulan Puspita Sari
NIM
11170510000061

Pembimbing

Ade Rina Farida, M.Si.


NIP 197705132007012018

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/ 2021 M
1
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Wulan Puspita Sari
NIM 11170510000061

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul


“EXCELLENCE COMMUNICATION HUMAS PEMERINTAH
PROVINSI DKI JAKARTA DALAM IMPLEMENTASI
APLIKASI JAKI “JAKARTA KINI”” adalah benar merupakan
karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam
penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan
karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi.
Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini
sebagaian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang
lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 16 Februari 2021

Wulan Puspita Sari


NIM 11170510000061

2
ABSTRAK

Wulan Puspita Sari, 11170510000061


Excellence Communication Humas Pemerintah Provinsi Dki
Jakarta Dalam Implementasi Aplikasi Jaki “Jakarta Kini”

Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi


informasi pengembangan sebagai solusi permasalahan dalam
menerapkan konsep kota yang berbasis digital (e-city).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berinovasi terlibat dalam
membangun smart city dengan menciptakan sebuah super
aplikasi pelayanan resmi pemerintah berbasis online yang diberi
nama sesuai dengan nama Kota DKI Jakarta, yaitu JAKI “Jakarta
Kini”. Konsep Jakarta smart city yang mengacu kepada
pemanfaatan teknologi internet dalam mewujudkan kota dan
masyarakat Jakarta yang lebih pintar serta sadar akan tugasnya
sebagai warga kota. Dapat dikatakan, masyarakat juga harus
terlibat langsung dengan cara berpartisipasi dalam pengelolaan,
penyelenggaraan kota, dan menjadi pengguna kota yang aktif.
Dilihat dari peran dan fungsi antara Humas dan Jakarta
Smart City sebagai pengelola, Humas di Pemprov DKI Jakarta
dapat bekerjasama dan jalan beriringan. Dalam implementasi
sebuah program pemerintah yang dirancang untuk masyarakat
haruslah dengan pola komunikasi yang baik untuk menciptakan
komunikasi yang baik guna untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam penelitian ini, terdapat masalah yang diangkat oleh
penulis. Adalah, bagaimana excellence communication kegiatan
komunikasi dan publikasi aplikasi JAKI “Jakarta Kini” oleh
Humas Pemprov DKI Jakarta.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori
Excellence Communicationyang terdiri dari tiga aspek (sphere,
knowledge core, shared expectations). Grunig memberikan
pemaparan mengenai kriteria yang seharusnya menciptakan
keberhasilan organisasi atau organisasi yang Excellence melalui
penerapan Humas yang baik.

3
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu menggambarkan dan memberikan pemaparan
serta penjelasan mengenai yang diteliti berdasarkan wawancara
mendalam serta analisis yang diperoleh dalam penelitian aktivitas
Humas Pemprov DKI Jakarta dalam mengkomunikasikan aplikasi
JAKI “Jakarta Kini”.
Berdasarkan data yang ditemukan, peneliti menemukan
beberapa temuan salah satunya ialah proses komunikasi yang
dilakukan Humas Pemprov DKI Jakarta dalam menyebarluaskan
terkait program pemerintah Jakarta Smart City dalam aplikasi
JAKI “Jakarta Kini”. Kemudian, dilihat dari jumlah pengguna
yang menggunakan secara aktif aplikasi JAKI “Jakarta Kini”
belum sesuai target terlihat dari jumlah penduduk masyarakat
DKI Jakarta, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa proses
komunikasi yang digunakan selama ini dapat dinilai excellence
tetapi tidak seimbang.
Kata kunci: Humas, Aplikasi JAKI “Jakarta Kini”,
Komunikasi, Excellence.

4
LEMBAR
Skripsi berjudul “Excellence Communication Humas
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Dalam Implementasi
Aplikasi JAKI “Jakarta Kini””. Disusun oleh Wulan Puspita
Sari 11170510000061 telah diujikan dalam sidang Munaqosah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus pada tanggal 23
Februari 2021 dihadapan dewan penguji. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 23 Februari 2021
SIDANG MUNAQOSAH
Ketua merangkap anggota Sekretaris merangkap anggota

Dr. Armawati Arbi, M.Si Dr. H. Edi Amin, S. Ag., M.A


NIP. 196502071991031002 NIP. 197609082009011010

Anggota
Penguji 1 Penguji II

Dr . H . M. Yakub, M.A Pia Khoirotun Nisa, M.I.Kom


NIP. 196210181993031002 NIDN. 2124118501

Dosen Pembimbing

Ade Rina Farida, M.Si.


NIP 197705132007012018

5
KATA

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, rasa syukur patut penulis


ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, shalawat beserta salam semoga selalu dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari jaman jahiliyyah menuju jaman kepintaran.
Begitu banyak kesan dan manfaat yang dirasakan oleh
penulis saat menyelesaikan skrpsi ini, yang berjudul “Excellence
Communication Humas Pemerintah Provinsi Dki Jakarta
Dalam Implementasi Aplikasi Jaki “Jakarta Kini””. Penulis
berharap skripsi akan berguna tak hanya bagi penulis akan tetapi
juga bagi khalayak umum.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada pihak-pihak berikut yang telah senantiasa membimbing,
mengarahkan, serta memotivasi penulis untuk menyelesaikan
penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,


Suparto, M. Ed, Ph.D, Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Dr.
Siti Napsiyah, S. Ag. Wakil Dekan II Bidang Adminitrasi
Umum, Dr. Sihabbudin Noor, M. Ag. dan Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan, Drs. Cecep Castrawijaya, MA.
2. Dr. Armawati Arbi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam dan Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A selaku
Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

6
3. Fita faturrokhmah, M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Ade Rina Farida, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Penelitian
Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses
pengerjaan skripsi serta memberikan bantuan pikiran dalam
memberikan penulis inspirasi. Berkat adanya beliau, penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang selama kurang lebih empat tahun ini memberikan ilmu
dan pengetahuannya kepada penulis selama penulis
mengikuti kegiatan perkuliahan.
6. Seluruh Staff dan Karyawan Perpustakaan Utama Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu dalam peminjaman buku-buku yang digunakan
sebagai referensi penulis serta memberikan pelayanan yang
baik kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini selesai.
7. Ibu Rika selaku Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart City,
Syali Gestanon selaku Staf Ahli Humas Pemprov DKI
Jakarta dan Dr. Ir. Endroyono DEA selaku Pakar Jakarta
Smart City serta Dosen Fakultas Teknologi Elektro dan
Informatika Cerdas ITS. Pihak yang telah disebutkan
merupakan para narasumber yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan informasi seputar Humas Pemerintah

7
Provinsi DKI Jakarta dan Jakarta Smart City sebagai
pengelola aplikasi JAKI “Jakarta Kini” kepada penulis.
8. Orang tua tercinta, yaitu Bapak Syaripudin dan Ibu Sutriati
yang selalu memberikan dukungan lahir dan batin kepada
penulis demi keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis juga berterimaksih kepada kakakdan adik tercinta,
yaitu Putri, Hadi, Abrar memberikan semangat penulis.
9. Sahabat, Rizal, Irun, Tyas, Radadan Dhiva teman
seperjuangan yang selalu memberikan semangat, teman
untuk berbagi pengetahuan, diskusi, dan selalu berusaha
mendorong penulis untuk menyelesaikan penelitian ini
dengan baik.
10. Teman-teman seperjuangan skripsi KPI 2017 khususnya KPI
A, terimakasih atas kebersamaannya dan terimakasih telah
selalu memberikan warna di kehidupan perkuliahan penulis.
Terimakasih juga telah selalu mendukung serta selalu
memberikan informasi kepada penulis hingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dan seluruh pihak
yang tak bisa penulis sebutkan datu persatu, dan tanpa
mengurangi rasa hormat penulis ucapkan banyak
terimakasih.

Ciputat, 16 Februari 2021

Wulan Puspita Sari

8
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.............................1


LEMBAR PERNYATAAN.........................................................2
ABSTRAK....................................................................................3
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................5
KATA PENGANTAR.................................................................6
DAFTAR ISI................................................................................9
DAFTAR GAMBAR.................................................................11
BAB I..........................................................................................13
PENDAHULUAN......................................................................13
A. Latar Belakang Masalah..................................................13
B. Identifikasi Masalah.........................................................25
C. Batasan Masalah..............................................................26
D. Rumusan Masalah............................................................26
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................26
F. Tinjauan Kajian Terdahulu..............................................27
G. Metode Penelitian............................................................29
H. Sistematika Penulisan......................................................36
BAB II.........................................................................................39
KAJIAN PUSTAKA..................................................................39
A. Landasan Teori................................................................39
B. Kerangka Berpikir............................................................77
BAB III.......................................................................................78
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN......................78
A. Gambaran Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.......78

9
B. Gambaran Umum Bagian Dinas Komunikasi, Informatika
dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta........................88
BAB IV......................................................................................103
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN..................................103
A. Proses Komunikasi Aplikasi JAKI “Jakarta Kini” oleh
Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta..............................103
B. Excellence Communication Humas Pemerintah Provinsi
DKI dalam Implementasi Aplikasi JAKI “Jakarta Kini”.......120
BAB V.......................................................................................126
PEMBAHASAN.......................................................................126
A. Excellence Communication Humas Pemerintah Provinsi
DKI dalam Implementasi Aplikasi JAKI “Jakarta Kini”.......126
BAB VI......................................................................................139
PENUTUP................................................................................139
A. Kesimpulan....................................................................139
B. Saran..............................................................................140
C. Implikasi........................................................................142
DAFTAR PUSTAKA..............................................................144
LAMPIRAN.............................................................................152

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tiga Komponen (sphere) dasar keberhasilan


excellence communication...........................................................31
Gambar 3.1 Lambang Daerah Pemerintahan DKI Jakarta.........72
Gambar 3.2 Geografis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta..........77
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi, Innformatika
dan Statistik................................................................................86

Gambar 4.1 Tampilan aplikasi JAKI.........................................100


Gambar 4.2 Fitur JAKI.............................................................100
Gambar 4.3 Pemberitaan aplikasi JAKI di website jakarta.go.id
Pemprov DKI
Jakarta........................................................................................103
Gambar 4.4 Pemberitaan aplikasi JAKI di website
beritajakarta.id Pemprov DKI
Jakarta.......................................................................................103
Gambar 4.5 pemberitaan aplikasi JAKI di Twitter
@PemprovDKIJakarta...............................................................104
Gambar 4.6 pemberitaan aplikasi JAKI di Twitter
@jsclounge...............................................................................104
Gambar 4.7 pemberitaan aplikasi JAKI di Instagram
@dkijakarta...............................................................................105
Gambar 4.8 pemberitaan aplikasi JAKI di instagram
@beritajakarta...........................................................................105
Gambar 4.9 Aplikasi JAKI di google play store.......................107

1
Gambar 5.2 Sosialisasi aplikasi JAKI di instagram
@jsclounge................................................................................110
Gambar 5.3 Sosialisasi aplikasi JAKI melalui Seminar
Digital........................................................................................129

1
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang Masalah


Komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin
“communication” istilah ini bersumber dari perkataan
“communis” yang berarti sama disini maksudnya sama makna
sama arti. Dalam artian komunikasi dapat berlangsung apabila
terdapat kesamaan makna sama arti pesan yang disampaikan
komunikator dan diterima komunikan.1 Pada dasarnya
komunikasi merupakan aktivitas dasar bagi manusia. Dengan
berkomunikasi melakukan sesuatu hubungan, karena manusia
adalah makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri-sendiri
melainkan satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan
individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan
dengan berkomunikasi. Dengan komunikasi, manusia
mencoba pula manusia melaksanakan kewajibannya. 2Manusia
tidak bisa melakukan integrasi tanpa komunikasi dengan
berkomunikasi manusia dapat berinteraksi dan saling bertukar
informasi.

1
Onong Effendy Uchana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) hlm.3
2
Toto Tasmora, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaga Media Pratama,

1
1997). Cet ke-2, hlm.6

1
1

Berkomunikasi merupakan kebutuhan setiap manusia


dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, bahkan
hampir tidak mungkin jika ada seseorang yang dapat
menjalani hidupnya tanpa berkomunikasi dengan orang lain.
Sebab tanpa berkomunikasi manusia tidak akan bisa
menjalankan fungsinya sebagai pembawa amanah dari Allah
di muka bumi (khalifah).

Komunikasi yang baik dalam Islam adalah proses


penyampaian atau tukar menukar informasi dan pesan-pesan
ke Islaman dengan menggunakan prinsip-prinsip dan kaedah
komunikasi dalam Islam. Dalam Al-Qur’an dan Hadis
ditemukan panduan agar komunikasi berjalan dengan baik
dan efektif. Selain Al-Quran dan Hadis dengan ilmu-ilmu
pendukung untuk memahaminya, melalui beberapa kitab-
kitab para ulama baik yang lama maupun kontemporer
banyak yang bisa dijadikan bahan baku yang dapat diolah
untuk membangun Komunikasi yang baik dalam Islam.

Komunikasi juga berperan dalam berlangsungnya sebuah


organisasi. Tanpa adanya komunikasi maka akan sulit untuk
mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal. Untuk
mencapai tujuan sebuah organisasi yang baik secara
maksimal dibutuhkan metode komunikasi yang baik dan
benar agar terciptakan komunikasi yang efektif dan efesien.
1

Humas (Public Relations) adalah proses membangun


relasi, kepercayaan, dan kerja sama antara individu dengan
individu dan organisasi dengan publiknya melalui strategi
atau program komunikasi yang dialogis dan partisipatif. 1 Inti
tugas Humas adalah sinkronisasi antara informasi dari
organisasi atau perusahaan dengan reaksi dan tanggapan
publik sehingga mencapai suasana akrab, saling mengerti dan
muncul suasana yang menyenangkan dalam interaksi
organisasi atau perusahaan dengan publik.2

Setiap instansi pemerintahan, pasti memiliki bagian


humas yang merupakan suatu keharusan fungsional dalam
rangka penyebaran tentang aktivitas instansi tersebut baik ke
dalam maupun ke luar yaitu kepada masyarakat umumnya.
Humas merupakan suatu alat untuk memperlancar jalannya
interaksi serta penyebaran informasi melalui pers, radio,
televisi dan media lainnya.3 Humas pemerintahan bertugas
memberikan informasi dan penjelasan kepada publik
mengenai kebijakan dan langkah yang diambil oleh
pemerintah serta mengusahakan timbulnya hubungan yang
harmonis antara lembaga dengan publik.

1
Rachmat Kriyantono, Public Relations, issue & Crisis Management:
Pendekatan Critical Public Relation, Etnografi Kritis &Kualitatif, (Jakarta:
Kencana, 2015) hlm.2
2
Kustadi Suhandang, Public Relation Perusahaan, (Bandung: Nuansa
2004), hlm.73
3
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2002), hlm.63
1

Sebagai komunikator instansi pemerintahan, Humas


pemerintahan harus melakukan perubahan yang lebih baik
terhadap komunikasi dan penerapan perannya di
pemerintahan. Humas pemerintahan sudah seharusnya
menerapkan Excellence Communication. Excellence
Communication merupakan sebuah konsep yang diperoleh
dari studi yang dilakukan pada tahun 1990-1991 oleh James
Grunig beserta timnya mengenai aspek ideal peran Humas
didalam organisai. Excellence Communication adalah aspek
yang dapat membantu organisai untuk menjadi lebih efektif
dan memperoleh kemudahan dalam mencapai tujuannya. Hal
ini dikarenakan, organisasi yang telah menjalankan
Excellence Communication telah memiliki hubungan baik
dengan publiknya, internal dan eksternal sehingga
aktivitasnya dapat bejalan lancar tanpa ada hambatan.4

Excellence Communication berasal dari Excellence Study


yaitu studi yang dilakukan oleh Grunig bersama rekan-
rekannya satu tim yang terdiri dari David Dozer, Larissa
Grunig, William Ehling, Fred Repper, dan John White. Studi
Kehumasan ini disponsori oleh International Association Of
Business Communiciators (IABC). Excellence Study
menghasilkan Excellence Theory yang merupakan teori yang
membahas mengenai fungsi dan peran ideal Humas yang

J. E. Gurning, dkk. Excellence Public Relations and Effective


4

Organization: A Study of Communication Management in Three Countries


(Jakarta: Rosda Karya, Terjemahan; Lawrence Erlbaum, 2002). hlm. 34
1

harus dilaksanakan di dalam lembaga atau organisasi. Inti dari


Excellence Theory yang membahas mengenai fungsi dan teori
peran Humas yang ideal adalah Excellence Communication.
Excellence Communication memberikan pemaparan
mengenai kriteria yang seharusnya menciptakan keberhasilan
organisasi atau organisasi yang Excellence melalui penerapan
Humas yang baik.5

Excellence Communication terdiri dari tiga aspek


(sphere), yaitu knowledge core (dasar pengetahuan), shared
expectations (budaya yang patisipatif di dalam organisasi).
Knowledge core merupakan dasar pengetahuan yang harus
dimiliki oleh komunikator mengenai peran manajerial atau
menjalankan manejemen strategi oprasional dan bentuk
komunikasi yang ideal di dalam komunikasi yang asimetris,
simetris (asymmetrical, symmetrical communications).6 Pada
komunikasi dua arah asimetris, humas melakukan persuasi
dalam mempengaruhi publik untuk mendukung organisasi
dan bertindak sesuai keinginan organisasi. Sedangkan dalam
komunikasi dua arah simetris, humas dituntut untuk
melakukan negosiasi dengan pimpinan organisasi atau koalisi
dominan untuk mempertimbangkan masukan dari humas
mengenai kebijakan. Jadi, dalam mencapai komunikasi dua

5
J. E. Gurning, dkk. Excellence Public Relations and Effective
Organization: A Study of Communication Management in Three Countries
(Jakarta: Rosda Karya, Terjemahan; Lawrence Erlbaum, 2002). hlm. 12
6
J.E. Gurning. Excellence in Public Relations and Communication
Management (Jakarta: Rosda Karya, Terjemahan, 1992), hlm. 23
1

arah tersebut, humas memainkan peran penting sebagai


mediator antara organisasi dengan publiknya. Dengan adanya
komunikasi dua arah asimetris dan simetris maka telah
terbentuk hubungan yang baik antara organisasi dengan
publik dan itu dapat mendukung orgnisasi dalam mencapai
tujuannya.

Humas sebagai perantara atau penyambung lidah antara


masyarakat dan pemerintah haruslah memiliki sifat yang adil
dan terbuka dan mampu menjadi mediator pada setiap
masukan dari masyarakat kepada atasan. Setiap masukan dari
masyarakat sebelum disampaikan kepada atasan hendaknya
ditampung, dipelajari, dan diamati sebelum diteruskan kepada
atasan. Sebagaimana fungsi humas yaitu menciptakan
keserasian antara masyarakat dan pemerintah maka, Humas
harus melayani segala laporan-laporan dan masukan-masukan
yang diterima serta tidak menutup-nutupi segala informasi
baik dari intern (lembaga pemerintah) maupun ekstern
(masyarakat).7

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi


merupakan suatu yang harus ada dan diikuti oleh masyarakat
modern saat ini. Keinginan dan kenyamanan untuk hidup
lebih mudah dan sehat menjadi suatu impian masyarakat.
Namun dengan banyaknya penduduk, bentukan kota dan

7
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2002), hlm. 95
1

tingkat kepadatan yang tinggi menjadi suatu hambatan untuk


mencapai kualitas hidup tersebut. Pengembangannya
dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Perkembangan teknologi dan komunikasi informasi harus
diakui memberikan paradigma baru yang mengubah
keseluruhan cara pandang manusia tentang berbagai masalah
dan persoalan yang ada di muka bumi ini. 8 Untuk menjawab
permasalahan tersebut maka muncul berbagai metode dan
strategi untuk mencapai hal tersebut, salah satu metode
tersebut adalah konsep perencanaan kota cerdas atau biasa
disebut Smart City.

Smart City merupakan keseluruhan sendi kehidupan


perkotaan yang efektif, efesien dan sesuai dengan daya
dukung kotanya. Konsep Smart City lebih ditekankan pada
perencanaan dan visi pengembangan kota, perencanaan dan
pengembangan tersebut memiliki smart growth atau
bagaimana sebuah kota menangani pertumbuhan
penduduknya. Kemudian terdapat smart services atau
berbagai layanan manajemen perkotaan yang efesien dan
efektif, murah, serta on-demand. Kota pintar juga harus bisa

8
Hidajanto Djamal, Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran
Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, (Jakarta: Prenada Media,
2011) hlm. 37
2

menjadikan masyarakatnya semakin pintar dan sadar akan


tugasnya sebagai warga kota.9

“Smart city, hanyalah sebuah istilah dan framework yang


dapat dijadikan acuan pengembangan sebuah kota, agar
dibangun lebih terarah, dan dipercepat dengan pemanfaatan
TIK. Hingga saat ini, pengembangan smart-city masih cukup
stagnan, dengan tingkat perbaikan yang masih naik-turun.”10

Aplikasi JAKI “Jakarta Kini” merupakan sebuah


perwujudan dari konsep Jakarta Smart City yang mengacu
kepada pemanfaatan teknologi internet dalam mewujudkan
kota Jakarta yang lebih pintar. Aplikasi ini merupakan
aplikasi yang berbasiskan teknologi internet. Dengan adanya
aplikasi JAKI “Jakarta Kini” terwujudkan kota pintar yang
efisien dan efektif untuk mentransformasikan Jakarta menjadi
kota metropolitan yang tidak hanya cerdas tetapi juga lebih
baik. Aplikasi JAKI diproyeksikan menjadi aplikasi pusat
informasi resmi untuk masyarakat Jakarta.

Istilah JAKI atau singkatan dari “Jakarta Kini” merupakan


salah satu aplikasi yang diluncurkan Pemerintah Provinsi DKI
untuk memudahkan hidup semua orang yang lahir, tumbuh,

9
https://amp.kompas.com/properti/read/2018/11/13/190000721/smart-
city-bukan-cuma-soalteknologi-informasi(diakses pada: 2 Agustus 2020 pukul
18.26)
10
Hasil wawancara dengan narasumber Dr.Ir. Endroyono, DEA selaku
dosen Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS sebagai Pakar
Jakarta Smart City pada Selasa, 01 Januari 2021, Pukul 12.01 WIB via online
melalui WhatsApp messageger
2

dan menetap serta yang berkontribusi dalam memajukan


perekonomian ibu kota. Dalam penerapannya, JAKI
mengedepankan nilai yang terdapat dalam JAKI yakni: dalam
genggaman, integrasi, berorientasi masyarakat dan satu untuk
semua layanan. Dalam genggaman yakni semangat
menghadirkan layanan dalam genggaman, JAKI didesain
ramah gawai agar dapat diakses oleh siapa pun, di mana pun,
dan kapanpun. Integrasi menjadi nilai utama dalam JAKI
untuk dapat mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas
pelayanan masyarakat. Dengan berorientasi masyarakat,
aplikasi ini memang dipergunakan untuk membantu
menemukan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap
warga yang melakukan segala aktivitasnya di Jakarta.

JAKI “Jakarta Kini” merupakan suatu aplikasi berbasis


teknologi yang merupakan perwujudan dari konsep Jakarta
Smart City. Di dalam JAKI ”Jakarta Kini” memuat berbagai
fitur-fitur yang tersedia pada aplikasi resmi Pemerintah
Provinsi DKI seperti JakWarta, JakLapor, JakRespons,
JakPangan, JakSurvei, JakISPU, JakSiaga, JakCollabs,
JakApps, JakCorona, Pindai QR, JakCLM, JakSekolahmu.11

Adanya diciptakan aplikasi JAKI “Jakarta Kini” sebagai


perwujudan dari konsep Jakarta Smart City tidak terlepas dari
peran Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bertugas

https://jaki.jakarta.go.id/about(diakses pada: 2 Agustus 2020 pukul


11

20.15 WIB)
2

dalam mengomunikasikan dan mempublikasikan kebijakan


pemerintah tersebut kepada masyarakat melalui media humas.
Dengan adanya konsep JAKI “Jakarta Kini” tersebut
membantu untuk kamu dalam menemukan kebutuhan sehari-
hari di Jakarta, serta pemerintah secara tidak langsung
mengajak masyarakat untuk lebih dapat melek teknologi agar
tercapai hidup yang lebih mudah dan efisien dalam
memperoleh informasi yang tepat.

Berdasarkan penelitian pada 20 November 2020 Humas


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Jakarta Smart City
dengan masyarakat pengguna aplikasi JAKI “Jakarta Kini”
yang ada di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Humas dan Jakarta
Smart City dapat memahami keluh kesah. Pengguna aplikasi
JAKI “Jakarta Kini” dilihat belum mencapai angka yang
diharapkan. Dari jumlah penduduk DKI Jakarta yang lebih
dari 10 juta penduduk, dengan jumlah penduduk usia
produktif yang berkisar kurang lebih 7,5 juta penduduk, dan
hanya 500.000 ribu lebih downloader yang telah
mendownload aplikasi tersebut. Terlihat dari kurang
optimalnya kinerja yang dilakukan Humas Pemprov DKI
Jakarta dalam mengkomunikasikan aplikasi JAKI “Jakarta
Kini” dan jumlah pengguna aplikasi tersebut, dapat kita
ketahui efek atau hasil positif dari pembuatan aplikasi JAKI
“Jakarta Kini” yaitu berdampak bahwa semakin baiknya
kinerja pelayanan pemerintah, mudahnya proses pertukaran
2

informasi dari masyarakat kepada pemerintah ataupun


sebaliknya, aplikasi JAKI “Jakarta Kini” merupakan salah
satu kebanggan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
meraih penghargaan-penghargaan dan sebagai salah satu
bentuk sosialisasi kepada dunia luar khususnya warga DKI
Jakarta agar mereka melihat usaha yang telah dilakukan
Pemerintah Provinsi DKI.

Membangun Humas bertujuan untuk membangun


akuntabilitas. Apabila pemerintahnya sudah akuntable,
masyarakatnya juga tergerak menjadi bagian dari pemerintah
dalam membangun kotanya. Humas berperan untuk
memberikan masukan kepada pimpinan atau atasan,
mengomunikasikan kebijakan sementara untuk diseminasi
atau penyebarluasan informasi menjadi pekerjaan
diskominfotik. Seperti yang dirasakan masyarakat, dan
memberikan masukan kepada masyarakat tentang maksud dan
tujuan pembangunan dan pengembangan, agar masyarakat
tidak merasa asing. Humas menjadi mediator yang mampu
menserasikan antara apa yang diharapkan dan apa yang
diwujudkan, mempertemukan kepentingan bersama lembaga
atau instansi dan khalayak. Mengingat tujuan dan fungsi
Humas adalah menciptakan keharmonisan antara
instansi/lembaga dengan khalayak (masyarakat) maka
keharmonisan tersebut akan menciptakan pula iklim yang
2

terus menerus positif dalam pengertian kreatif, produktif,


progresif anatara kedua belah pihak.12

Pada kasus di atas seperti surat An Nisa ayat 58 yang


membahas tentang kewajiban memberikan amanat kepada
yang berhak.

‫ ْم‬Nُ‫وا حك ْمت‬ ‫ه ۙا‬ ‫ا َْْل ٰم ٰن ت‬ ‫َ يأْ ْ ا‬ ‫۞ اِن‬


ِٰ‫ل ل‬
‫ا‬Nَ‫ذ‬ ‫َؤدُّوا‬ ‫ٰ ُمر م ن‬
‫ ت ه‬Nَ‫ٰى ا‬ ّ
‫ك‬
‫ل‬
‫ال‬
َّٰ‫ل‬ ‫ م ْ دل ن ِع ِ ظ ۗ ِان‬N‫ب ْي ال َّنا س ن حك‬
‫ا‬ ‫ما ع ك ب ٖه‬ َّٰ ‫ل‬ ‫ ت ْوا ل‬N‫ن ا‬
‫ْم‬ ‫ا ن‬ ‫ب‬
‫ي‬ ‫ا‬
٨٥ - ‫كان ِ ب ص را‬
‫م ۢا ْي‬
‫ْي‬
‫س‬

Artinya: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan


amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu
menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu kamu
menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baiknya
yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha
Mendengar, Maha melihat”.13
Ayat di atas membahas mengenai dasar-dasar
pemerintahan, Artinya Humas sebagai sarana menjembatani
2
antara pemerintah dan masyarakat harus bekerja dengan baik
salah satunya mempublikasikan kegiatan-kegiatan kepada
masyarakat, serta membina hubungan harmonis dengan

12
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2002) hlm. 101
13
https://quran.kemenag.go.id/sura/4(diakses pada: 2 Agustus 2020
pukul 20.15 WIB)
2

masyarakat melalui aspirasi, saran maupun kritikan untuk


membangun pemerintahan yang lebih baik.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan peneliti tertarik
untuk meneliti lebih lanjut bagaimana Excellence
Communication Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
dalam implementasi aplikasi JAKI “Jakarta Kini”. Di
samping banyaknya permasalahan tumpang tindih peran dan
fungsi antara Humas dan Kominfotik di instansi dan lembaga
lainnya. Hal yang menjadi fokus perhatian peneliti adalah
program JAKI “Jakarta Kini” merupakan aplikasi besutan
Jakarta Smart City, unit pengelola di bawah Dinas
Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemprov DKI Jakarta
yang dinilai peneliti sangat unik dan menarik. Yang kemudian
diangkat dengan judul EXCELLENCE COMMUNICATION
HUMAS PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
DALAM IMPLEMENTASI APLIKASI JAKI
“JAKARTA KINI”.

B. Identifikasi Masalah
Permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan yaitu
Excellence Communication Humas Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta dalam Implementasi JAKI “Jakarta Kini”.
2

C. Batasan Masalah
Agar penulisan ini lebih terfokus pada satu permasalahan
maka penulis membatasi penelitian ini pada Excellence
Communication Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
dalam Implementasi JAKI “Jakarta Kini”.

D. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari penelitian ini sebagai
berikut :

Bagaimana Excellence Communication Humas Pemerintah


Provinsi DKI Jakarta dalam Implementasi JAKI “Jakarta
Kini”?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian.
Untuk mengetahui Excellence Communication Humas
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam Implementasi
JAKI “Jakarta Kini”.
2. Manfaat Penelitian.
Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat
memberikan manfaat secara:
a. Manfaat Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam bidang ilmu komunikasi
khususnya bidang yang berkaitan dengan humas.
2

Adapun kegiatan penelitian ini menjadi


kesempatan berharga bagi penulis untuk
mengeksplorasi pelajaran yang telah diajarkan
oleh kampus, kemudian dibuat dalam sebuah
tulisan ilmiah. Dan menambah wawasan untuk
mempelajari keilmuan, khususnya mengenai
kajian ilmu dalam bidang pengembangan
pelayanan publik yang dilakukan oleh Humas
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui aplikasi
berbasis internet JAKI “Jakarta Kini”.
b. Manfaat Akademis.
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan kontribusi dan manfaat dalam
perkembangan kajian humas bagi mahasiswa UIN
Jakarta khususnya Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang kemudian direalisasikan pada
kehidupan nyata.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu


Beberapa penelusuran dan telaah terhadap berbagai hasil
kajian yang terkait dengan hal yang berkaitan dengan
penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
2

1. Bella Putri Dwi Anggraeni menemukan peranan Humas


OMBUDSMAN Republik Indonesia dalam
mensosialisasikan layanan aspirasi pengaduan praktek
mal administras. Persamaan dengan penelitian ini adalah
membahas bagaimana peran humas dalam suatu
organisasi baik dalam pemerintah. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah teori Excellence Communication
humas pemprov DKI Jakarta dalam implementasi aplikasi
JAKI “Jakarta Kini” dan metedologi.14
2. Mochammad Kahfi menemukan peran Biro Humas MPR
RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa tahun
2014 dan kegiatan Humas MPR RI dalam
mensosialisasikan program. Persamaan dengan penelitian
ini adalah membahas Humas pada instansi pemerintahan
dan membahas peran humas pemerintahan dalam
mengomunikasikan program atau kebijakan pemerintah.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah teori Excellence
Communication humas pemprov DKI Jakarta dalam

14
Bella Putri Dwi Anggraeni, “Peranan Hubungan Masyarakat
(HUMAS) OMBUDSMAN Republik Indonesia Dalam Mensosialisasikan
Layanan Aspirasi Pengaduan Praktek Mal Administrasi”, (Skripsi S1,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2018).
2

implementasi aplikasi JAKI “Jakarta Kini” dan


metedologi.15
3. Merry Arizona menemukan humas di Bank Tabungan
Negara telah menerapkan prinsip-prinsip Excellence
Communication yang dikembangkan oleh James Gruning
di dalam Excellence Theory. Persamaan dengan penelitian
ini adalah analisanya memilih objek Excellence
Communication Humas. Perbedaan dengan penelitian ini
adalah metedologi Excellence Communication humas
pemprov DKI Jakarta dalam implementasi aplikasi JAKI
“Jakarta Kini”.16

G. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami


kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam
sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma
menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan
masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan

15
Mochammad Kahfi, “Peranan Hubungan Masyarakat (HUMAS)
MPR RI dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014”, (Skripsi
S1, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2018).
16
Merry Arizona, “Penerapan Excellence Communication dalam
Divisi Hubungan Masyarakat Lembaga Perbankan di Indonesia studi kasus
pada Bank Tabungan Negara Periode 2008-2011)”, (Skripsi S1, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2012).
3

kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu


melakukan pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang
panjang.17

Paradigma yang digunakan oleh peneliti adalah paradigma


konstruktivis. Paradigma konstruktivis, yaitu paradigma yang
hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan
pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas
atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial
sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful
action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap
pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan
memelihara atau mengelola dunia sosial mereka.18 Peneliti
menggunakan paradigma konstruktivis untuk mengetahui
Excellence Communication Humas Pemerintahh Provinsi
DKI Jakarta dalam implementasi aplikasi JAKI “Jakarta
Kini”.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah


pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Krik
dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara

17
Deddy Mulyana, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.9
18
Dedy N. Hidayat, Paradigma dan Metedologi Penelitian Sosial
Empirik Klasik, (Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Indonesia, 2003), hlm. 3
3

fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia


dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-
orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.19

Maka pada penelitian ini, peneliti akan mengamati yang


berhubungan dengan Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
dan aplikasi JAKI “Jakarta Kini” melalui teknik pengumpulan
data wawancara, dokumentasi dan observasi langsung pada
aktifitas Humas yang terkait dengan Excellence
Communication Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
dalam implementasi aplikasi JAKI “Jakarta Kini”.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi


kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti
fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada
kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan berbagai
sumber data.20

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Humas Pemerintah


Provinsi DKI Jakarta selaku unit yang mengomunikasikan
atau mempublikasikan kebijakan dan program pembangunan.
Sedangkan objek penelitiannya adalah Excellence

19
Dr. Lexy J. Moeloeng, M. A. Metode Penelitian Kualitatif, hlm.3
Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd, Metode Penelitian Kualitatif: Teori
20

dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm.121


3

Communication Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta


dalam implementasi aplikasi JAKI “Jakarta Kini”.

5. Waktu dan Tempat Penelitian.

Peneliti meneliti langsung ke Humas Pemerintah Provinsi


DKI Jakarta yang terletak Jl. Medan Merdeka Sel. No.8-9 dan
waktu penelitian pada 2 November 2020 - 15 Januari 2021.

6. Teknik Pengumpulan Data


a. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar


informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan
wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan
situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa
ditemukan melalui observasi.21

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara


mendalam (In Depth Interview) kepada narasumber kunci
atau key person dengan menggunakan atau tanpa interview
guide. Wawancara ini berbentuk tanya jawab yang diajukan
kepada narasumber yang terkait dan relevan dengan topik
penelitian yaitu Kepala Satuan Pelaksana Tugas Komunikasi

Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


21

R & D, (Bandung: Alfa Beta, 2009), hlm. 317-318


3

Jakarta Smart City aplikasi JAKI “Jakarta Kini” Ibu Rika,


Pakar Jakarta Smart City serta Dosen di Fakultas Teknologi
Elektro dan Informatika Cerdas ITS Bapak Dr. Ir. Endroyono
DEA dan Syali Gestanon selaku Staf Ahli Humas Pemerintah
Provinsi DKI Jakartasehingga peneliti bisa mendapatkan data
yang akurat dan mendalam.

b. Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang


digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data
penelitian ini dapat diamati peneliti. Dalam arti bahwa data
tersebut dapat dihimpun peneliti melalui panca indera.

Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan


langsung terhadap pola komunikasi Humas Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dalam mengomunikasikan atau
mempublikasikan aplikasi JAKI “Jakarta Kini” kepada
masyarakat DKI Jakarta.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara


mengalir atau mengambil data-data catatan, dokumentasi,
adminitrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam
hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen
3

atau arsip-arsip dari perusahaan yang diteliti berupa hasil


wawancara dan foto kegiatan lembaga pemerintah tersebut.22

7. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman mengemukakan tiga tahapan yang


harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian
kualitatif, yaitu reduksi data, paparan data dan penarikan
kesimpulan.23 Berikut penjelasannya :
a. Reduksi Data
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari
tema dan polanya.24
b. Paparan Data
Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun
dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengembilan tindakan.25
c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan disajikan dalam bentuk deskriptif dengan
berpedoman pada kajian peneliti.

22
Nasution, Metedologi Research Penelitian Ilmi, (Jakarta: Bumi
Aksara 2003), hlm.143
23
Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd, Metode Penelitian Kualitatif: Teori
dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm.210
24
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Penerbit Alfabeta,
2007), hlm. 92
25
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael, Analisis Data
Kualitatif: Buku Sumber Tantangan Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press),
hlm.17
3

8. Keabsahan Data
Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang
objektif. Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian
kualitatif sangat penting. Melalui keabsahan data kredibilitas
(kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai. Dalam
penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan
dengan teknik triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbandingan terhadap data itu.26

Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan


triangulasi dengan sumber. Menurut Patton, triangulasi
dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.27

Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada


penelitian ini yaitu membandingkan keadaan dan prespektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang
seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau
tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

26
Dr. Lexy J. Moeloeng, M. A. Metode Penelitian Kualitatif, hlm.330
27
Dr. Lexy J. Moeloeng, M. A. Metode Penelitian Kualitatif, hlm.29
3

H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini,
penulis secara sistematis membagi dalam enam bab yang
terdiri dari beberapa sub bab. Tekhnik penulisan ini sesuai
dengan keputusan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
nomor: 507 tahun 2017 tentang pedoman penulisan karya
ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang,


identifikasi, batasan dan rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, metode penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisikan pembahasan tentang teori


exellence dan public relation, komunikasi,
Komunikasi yang baik dalam Islam, pembahasan
humas yakni pengertian, fungsi, tujuan, ruang
lingkup, prinsip pokok, proses pelaksanaan tugas,
tugas dan sasaran humas, pembahasan humas
pemerintahan yakni pengertian, fungsi humas
pemerintah, implementasi, JAKI “Jakarta Kini”
dan kerangka berpikir.
3

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang gambaran umum


kota DKI Jakarta yakni sejarah, visi dan misi,
lambang daerah, kedudukan, kondisi, alamat,
geografis dan gambaran umum bagian Dinas
Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta yakni struktur profil, struktur
organisasi, visi dan misi, tugas dan fungsi.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil temuan


analisis data yang terjadi selama penelitian
melakukan observasi, wawancara dan
dokumentasi di Dinas Komunikasi, Informatika
dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
Jakarta Smart City pengelola aplikasi JAKI
“Jakarta Kini” yakni Proses Komunikasi Aplikasi
JAKI “Jakarta Kini” oleh Humas Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, Excellence Communication
Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
implementasi aplikasi JAKI “Jakarta Kini”.
BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang,


teori dari penelitian Excellence Communication
3

Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam


implementasi aplikasi JAKI “Jakarta Kini” serta
Jakarta Smart City sebagai pengelola aplikasi
JAKI “Jakarta Kini”.

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini berisikan kesimpulan mengenai


Excellence Communication Humas Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dalam implementasi aplikasi
JAKI “Jakarta Kini”, implikasi dan saran untuk
peneliti.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Teori Excellence dan Public Relations

Berkaitan dengan kinerja humas khususnya dalam


menjalankan fungsinya sebagai komunikator di suatu
organisasi, suatu studi mengenai peran humas yang ideal
telah dijalankan oleh James Grunig, Lauri Grunig dan
David Dozier. Studi yang dinamai studi excellence ini
meliputi survei yang dilakukan pada 321 organisasi di
Canada, Inggris dan Amerika pada tahun 1990–1991.1
Tahap ke dua penelitian dilakukan pada tahun 1994
terhadap 24 organisasi yang terlibat pada survei pertama.
Hasil dari studi ini melahirkan sebuah teori yaitu
Excellence Theory.

Teori Excellence adalah terminology digunakan untuk


menggambarkan pengetahuan teoritis dan penemuan oleh
The International Association of Business Communicators
(IABC).

1
Dozier, D., Grunig, J.E., & Grunig, L.A., Manager Guide to
Excellence in Public Relations and Communication Management, (Lawrence
Erlbaum Associates, New Jersey, 1995), hlm. 25

39
4

Excelence theory menjelaskan bagaimana humas


sebagai bagian dari fungsi manajemen dapat
berkonstribusi untuk meningkatkan efektifitas kinerja
organisasi. Menurut Larissa A. Grunig, J. E. Grunig, dan
D. M. Dozier berpendapat bahwa, “premis utama
excelence theory menyatakan bahwa komunikasi memiliki
nilai terhadap sebuah organisasi karena ia membantu
untuk membangun hubungan jangka panjang ang baik
dengan publik-publik strategis”.1

Pengembangan teori excellence oleh Grunig, berawal


dari pengamatannya terhadap petani di Columbia dan
organisasi pertaniannya pada tahun 1960-an. Grunig
menemukan bahwa kegagalan program komunikasi antara
petani dan organisasi saat itu diakibatkan oleh jenis
komunikasi satu arah yang dilakukan oleh organisasi.
Organisasi hanya memberikan informasi tanpa berusaha
untuk mendapat feedback dan jenis komunikasi yang
demikian tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh
petani Columbia. Teori Excellence kemudian hadir
dengan mendefinisikan satu set karakteristik fungsi public
relations untuk menciptakan efektifitas organisasi.

1
Grunig, J., & Grunig L., Public Relations in Strategic Management
andStrategic Management of Public Relations: Theory and Evidence from the
IABC Excellence project [Monograph],(Journalism Studies, 2000), volume 1,
hlm. 307
4

Efektifitas organisasi ini dibentuk melalui peningkatan


kualitas dan penciptaan hubungan jangka panjang.

Teori Excellence memberi pedoman normatif untuk


bagaimana hubungan masyarakat harus dilaksanakan,
ditata, dan digunakan, dan itu menggambarkan faktor-
faktor yang membantu hubungan masyarakat
berkonstribusi pada keseluruhan keunggulan organisasi.
Studi keunggulan juga memberi bukti empiris dan konkrit
untuk mendukung teori, dan ia menjelaskan bagaimana
dan mengapa faktor-faktor tertentu berkonstribusi
terhadap penonjolan hubungan masyarakat. Teori
Excelence menunjukkan bahwa hubungan masyarakat
meningkatkan operasi organisasi melalui pemeliharaan
komuniasi dua arah, berimbang dengan publik pada siapa
organisasi pada akhirnya bergantung.

Excellence theory menjelaskan terdapat tiga


komponen (sphere) yang menjadi dasar bagi keberhasilan
excellence communication. Yaitu knowledge core (Dasar
Pengetahuan), shared expectation (Harapan Bersama) dan
participative culture (Budaya Organisasi yang
Partisipatif), yang digambarkan dalam bentuk lingkaran
terdalam, tengah dan terluar, sebagai berikut:2

2
Dozier, D., Grunig, J.E., & Grunig, L.A., Manager Guide to
Excellence in Public Relations and Communication Management, (Lawrence
Erlbaum Associates, New Jersey, 1995), hlm. 10
4

Knowledge Core

Shared Expectation

Participative Culture

Gambar 2.1 Tiga Komponen (sphere) dasar keberhasilan


excellence communication.

Lingkaran terdalam adalah knowledge core (dasar


pengetahuan) seluruh staf divisi humas. Lingkaran ini
melekat pada lingkaran tengah, yaitu shared expectation.
Lingkaran tengah shared expectation mewakili
sekumpulan harapan bersama. Lingkaran terdalam
(knowledge core), dan lingkaran tengah (shared
expectation) tertanam pada lingkaran terluar yaitu
participative culture (budaya partisipatif).

1) Knowledge Core (Pengetahuan)

Dalam organisasi, Humas atau dapartemen


komunikasi dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan
pengalaman dalam bidang kehumasan. Knowledge core
meliputi dua hal. Pertama, pengetahuan dan keterampilan
yang bersifat teknis, seperti menulis, mengedit, berpidato
dan aktivitas teknis lainnya, yang intinya menyediakan
4

informasi, komunikasi bersifat satu arah. Kedua,


pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat stratejik,
menghadapi media, menyikapi sebuah isu, maupun
bernegosiasi dengan beragam publik, komunikasi bersifat
dua arah asimetrik (two way asymmetric) dan simetrik
(two way symmetric) tergantung kebutuhan dan situasi
yang dihadapi.

2) Shared Expectation (Harapan Bersama)

Dasar pengetahuan dan pengalaman tidak cukup untuk


dapat menciptakan Excellence Communication. Untuk
membuat dasar pengetahuan dan pengalaman serta
membangun program-program communication excellence
baik yang bersifat teknis maupun strategis dapat
digunakan di organisasi, Humas harus menjalin hubungan
dengan koalisi dominan. hal tersebut bertujuan untuk
memenuhi shared expectation yang merupakan harapan
bersama yang diakui komunikator dan koalisi dominan
mengenai komunikasi organisasi.

3) Participative Culture (Budaya Organisasi yang


Partisipatif).

Participative culture adalah lingkaran terluar tempat


melekatnya knowledge core dan shared expectation.
Participative culture mewadahi knowledge core dan
shared expectation. Pengetahuan yang memadai dan
4

adanya harapan bersama yang saling mendukung satu


sama lain tidak akan optimal tanpa adanya budaya
partisipatif dalam organisasi.

Setiap organisasi memiliki sejarahnya sendiri,


pendekatan sendiri untuk membuat keputusan, cara
sendiri untuk memperlakukan karyawan, dan cara sendiri
untuk berhubungan dengan dunia luar. Pada dasarnya
terdapat dua macam budaya organisasi: partisipatif dan
otoriter. Setiap organisasi biasanya memiliki dua budaya
ini, namun salah satu budaya lebih dominan dari budaya
yang lain. Organisasi dengan budaya partisipatif yang
menonjol, akan mendorong para karyawan untuk
bekerjasama dalam tim, serta berbagi nilai dan
pengetahuan. Organisasi dengan budaya partisipatif
terbuka terhadap ide dari luar, dan lebih menyukai inovasi
dan adaptasi daripada tradisi atau dominasi. Oleh karena
itu budaya partisipatif tepat untuk mengimplementasikan
communication excellence. Sementara organisasi dengan
budaya otoriter tertutup terhadap ide dari luar dan
condong pada komunikasi satu arah dari atasan ke
bawahan. Pengambilan keputusan dalam organisasi ini
juga cenderung tersentralisasi pada pimpinan. Oleh karena
itu penerapan communication excellence pada organisasi
seperti ini, sulit dilaksanakan.
4

2. Pengertian Komunikasi

Istilah “komunikasi” berasal dari bahasa Inggris


“Communication” berasal dari bahasa latin
“communicatus” yang berawal dari kata “communico”
yang berarti “berbagai” atau “menjadi milik bersama”.
Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus
bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk
mencapai kebersamaan.3 Komunikasi (Communicare,
Latin) artinya berbicara atau menyampaikan pesan,
informasi, pikiran, dan perasaan yang dilakukan seseorang
kepada yang lain dengan mengharapkan jawaban dan
tanggapan.

Berdasarkan pengertian komunikasi diatas dapat


disimpulkan bahwasannya pengertian komunikasi yang
akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang dibicarakan atau
dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan
dalam suatu percakapan belum tentu menimbulkan
kasamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya
saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh
bahasa itu.4

3
Onong Uchjan Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 9
4
Edy Kurnia, Komunikasi dalam Pusaran Kompetisi, (Jakarta:
Republika, 2010), hlm. 62
4

Setiap manusia membutuhkan komunikasi, karena


komunikasi adalah alat untuk bersosialisasi antara satu
dengan yang lainnya. Komunikasi adalah suatu proses
dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar tehubung dengan
lingkungan dan orang lain.5 Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan melakukan gerakan-gerakan
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu, cara seperti ini
disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.6

Komunikasi merupakan sebuah kata yang melekat.


Berikut ini adalah beberapa definisi komunikasi menurut
para ahli diantaranya:7

1) Bernard Berelson dan Gary A. Steiner. Komunikasi


adalah suatu proses penyampaian informasi,gagasan,
emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan

5
Bernard, Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi Aksara,
2005), hlm. 30
6
Lukiati Kumala, Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses dan Konteks,
(Bandung: Widya Padjajaran, 2009), hlm. 67
7
Rayudaswati Budi, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Makassar:
Kretakupa Print, 2010), Hlm. 8
4

simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-


angka, dan lain-lain.
2) Weaver komunikasi adalah seluruh prosedur melalui
dimana pikiran seseorang dapat mempengaruhi
pikiran orang lain .
3) Harold D Laswell komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yanng menjelaskan
bagaimana cara yang baik untuk mengggambarkan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut: who says what in which channel to whom with
what effect? Atau siapa nmengatakan apa dengan
saluran apa kepada siapa dengan pengaruh
bagaimana?.

Berdasarkan defenisi Harold D laswell terdapat lima


proses komunikasi yang saling bergantung satu sama
lainnya. yaitu:

1. Sumber (source) yang juga disebut pengirim (sender),


penyandi (encoder), komunikator (communicator),
pembicara (speaker) dan organinator.
2. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan sumber
kepada penerima.
3. Saluran atau media, yaitu alat atau wahanayang
digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya
kepada komunikannya.
4

4. Penerima (receiver), sering juga disebut dengan tujuan


(destination), komunikan (communicate), penyandi
balik (decoder) atau khalayak (audience).
5. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah
menerima pesan.8

Komunikasi yang telah kita ketahui bahwasannya


ialah komunikasi sangat berperan penting dalam
pencapaian tujuan, maka dari itu di dalam sebuah
organisasi pimpin harus memiliki keahlian dalam
berkomunikasi agar tujuan yang hendak di capai dapat
diraih. Dalam Setiap organisasi mempunyai tujuan
masing-masing tergantung dari jenis organisasinya.
Apabila organisasinya bernafaskan Islam tentu tujuan
yang hendak dicapai adalah menegakkan kalimatullah
dengan melaksanakan dakwah di muka bumi ini. Dan
sebaliknya apabila organisasi pemerintahan atau sebuah
institusi negara maka harus mewujudkan tujuan dari
sebuah negara, yakni mewujudkan masyarakat yang
sejahtera.

3. Komunikasi yang baik dalam Islam

Komunikasi yang baik dalam Islam adalah


menjadikan komunikasi Islam sebagai komunikasi

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta:


8

Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 132


4

alternatif, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai


kemanusiaan yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan
manusia. Kesesuaian nilai-nilai komunikasi dengan
dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi
manfaat terhadap kesejahteraan manusia sejagat.
Komunikasi Islam merupakan proses penyampaian atau
tukar menukar informasi yang menggunakan prinsip dan
kaedah komunikasi dalam Al-Qur’an.

Komunikasi yang baik dalam Islam yaitu komunikasi


Islam lebih fokus pada sistemnya dengan latar belakang
filosofi yang berbeda dengan perspektif komunikasi non
Islam. Dengan kata lain sistem komunikasi Islam di
dasarkan pada Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad
SAW. Sudah tentu filosofi ini menjadi landasan sistem
komunikasi Islam dan mempunyai implikasi-implikasi
tertentu terhadap makna suatu proses komunikasi, model
komunikasi, media massa, jurnalistik, etika, hukum dan
kebijakan media (media law and media policy).9

Dalam kegiatan komunikai yang baik dalam Islam,


komunikator haruslah berpedoman kepada prinsip
komunikasi yang digambarkan dalam Al-Qur’an dan

9
Muis, Komunikasi Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001),
hlm.
5

Hadis. Prinsip komunikasi yang digariskan dalam Al-


Qur’an dan Hadis diantaranya ialah:10

1) Memulai pembicaraan dengan salam.


2) Berbicara dengan lemah lembut.
3) Menggunakan perkataan yang baik.
4) Menyebut hal-hal yang baik tentang diri komunikan.
5) Menggunakan hikmah dan nasehat yang baik.
6) Berlaku adil.
7) Meyesuaikan bahasa dan isi pembicaraan dengan
keadaan komunikan.
8) Berdiskusi dengan cara yang baik.
9) Lebih dahulu mengatakan apa yang dikomunikasikan.
10) Mempertimbangkan pandangan dan fikiran orang lain.
11) Berdo’a kepada Allah ketika melakukan kegiatan
komunikasi yang berat.

Dengan demikian, penulis dapat simpulkan bahwa


komunikasi yang baik dalam Islam yaitu bagaimana
proses penyampaian nilai-nilai Islam dari komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan prinsip-prinsip
komunikasi di dalamnya yang sesuai dengan Al-Quran
dan Hadis yaitu dapat berupa memulai pembicaraan
dengan salam, berbicara dengan lemah lembut,
menggunakan perkataan yang baik, menyebut hal-hal

10
Kholil, Syukur, Komunikasi Islam, (Bandung: Citapustaka Media,
2007), hlm. 8-13.
5

yang baik tentang diri komunikan, menggunakan hikmah


dan nasehat yang baik, berlaku adil, meyesuaikan bahasa,
isi pembicaraan dengan keadaan komunikan, berdiskusi
dengan cara yang baik, lebih dahulu mengatakan apa yang
dikomunikasikan, mempertimbangkan pandangan dan
fikiran orang lain, dan berdo’a kepada Allah ketika
melakukan kegiatan komunikasi yang berat. Dengan
tujuan menyuruh sesama manusia untuk menjalankan
amar ma’ruf nahi munkar.

4. Hubungan Masyarakat (Humas)


1) Definisi Hubungan Masyarakat

Humas menyangkut kepentingan setiap organisasi,


baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun non
komersial keberadaan Hubungan Masyarakat cukup
diperhitungkan keberadaannya. Humas diartikan sebagai
salah satu kegiatan dari Public Relation yang menangani
hubungan antara lembaga dengan masyarakat. Humas
mempunyai ruang lingkup yang terbatas, sedangkan
public relation memiliki ruang lingkup yang luas. Humas
hanya menyampaikan pesan kepada masyarakat,
sedangkan public relation sangat berperan aktif baik
urusan intern maupun ekstern yakni untuk membangun
relasi dengan masyarakat luas. Kesamaan Humas dan
5

Public Relation yaitu sama-sama membangun komunikasi


dua arah antara masyarakat dan lembaga.

Aktivitas Humas sehari-hari adalah menyelenggarakan


komunikasi timbal balik (to way communicatin) antara
perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik yang
bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan
dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu,
kebijakan, kegiatan produksi barang atau pelayanan jasa,
dan sebagainya demi kemajuan perusahaan atau citra
positif bagi lembaga bersangkutan. Jadi, kegiatan humas
tersebut sangat erat hubungannya dengan pembentukan
opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.11

Menurut British Institute of Public Relations (IPR),


humas adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan
saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap
khalayaknya.12

Menurut Frank Jefkins, humas adalah semua bentuk


komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke
luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya

11
Ruslan Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008). Hlm.1
12
Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 2003), Edisi
5,
5

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang


berlandaskan pada saling pengertian. Tidak hanya terbatas
saling pengertian saja, melainkan ada tujuan khusus
meliputi penanggulangan masalah-masalah komunikasi
yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya
mengubah sikap yang negatif menjadi positif.13

Dari defenisi di atas maka dapat disimpulkan Humas


merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan pengertian
guna memperoleh good will, kerjasaman dan kepercayaan
yang pada gilirannya mendapat dukungan dari pihak lain.
Seseorang yang ditugaskan untuk memberikan penjelasan
baik secara internal maupun eksternal dan mampu untuk
menganalisis, menasehati dan mempunyai wawasan yang
luas untuk meningkatkan suatu lembaga kepada
masyarakat umum. Sebagai suatu rangkaian kegiatan yang
diorganisasikan semuanya berlangsung secara
berkesinambungan dan teratur guna menciptakan
pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat
memperkuat kepercayaan publik terhadap suatu organisasi
atau individu. Humas bertanggungjawab memberikan
informasi, meyakinkan, meraih simpati, dan memberikan
ketertarikan kepada masyarakat agar dapat mengerti dan
menerima sebuah situasi.

Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 2003), Edisi


13

ke- 5, hlm.10
5

Adapun ciri-ciri humas itu sendiri:

1. Komunikasi berlangsung dua arah sacara timbal balik.


2. Kegiatan terdiri dari atas penyebaran informasi
penggiatan persuasi dan pengkajian pendapat umum.
3. Tujuan organisasi tempat humas menginduk.
4. Sasaran yang dituju adalah khalayak di dalam
organisasi dan khalayak di luar organisasi.
5. Efek yang diharapakan adalah terbinanya hubungan
yang harmonis antara organisasi dan khalayak.

2) Fungsi Hubungan Masyarakat

Humas memiliki fungsi timbal balik, ke luar dan ke


dalam. Ke luar ia harus mengusahakan sikap dan
gambaran masyarakat yang positif terhadap segala
tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Ke
dalam, ia berusaha mengenali, mengidentifikasi hal-hal
yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran negatif
dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau
kebijakan itu dijalankan. Dapat dikatakan, ia berperan
dalam membina hubungan baik antara lembaga atau
organisasinya dengan masyarakat atau dengan media
massa. Fungsi utama Humas adalah mengatur lalu lintas
dan sirkulasi informasi internal eksternal dengan
memberikan informasi serta penjelasan seluas mungkin
kepada publik mengenai kebijakan, program, tindakan
5

suatu organisasi agar dapat dipahami sehingga


memperoleh public support and public acceptance.14

Scott M. Cutlip dan Allen Center dalam bukunya,


Effective Public Relations, menjelasan konsep fungsional
humas sebagai berikut:

a. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat


mewakili dari publik-publik suatu organisasi, sehingga
kebijaksanaan beserta operasionalisasi organisasi
dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam
kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut.
b. Menasihati manajemen mengenai jalan dan cara
menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi
organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh
publik.
c. Merencanakan dan melaksanakan program-program
yang menimbulkan penafsiran menyenangkan
terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi
organisasi.15

14
F. Rachmadi, Public Relation: Teori dan Praktek. Aplikasi dalam
Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1992), hlm.22
15
Prof. Onong Uchjana Effendy, M.A., Hubungan Masyarakat Suatu
Studi Komunikasi, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-7, hlm.
34
5

3) Tujuan Hubungan Masyarakat

Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan


pihak lain yakni public (umum, masyarakat). Tujuan
Humas adalah untuk menciptakan, membina dan
memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga
atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain
pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal
balik.16

4) Ruang Lingkup Hubungan Masyarakat


Hubungan Masyarakat (Humas) dalam menjalankan
tugas dan fungsinya mempunyai ruang lingkup, dimana
ruang lingkup tersebut menjadi acuan penting dalam
setiap kegiatan humas.

Hubungan Masyarakat (Humas) meliputi antara lain:

a. Pengumpulan dan pengolahan data. Mempunyai tugas


mengumpulkan dan mengolah data untuk keperluan
informasi bagi masyarakat dan lembaga serta
informasi umpan balik dari masyarakat.
b. Penerangan. Mempunyai tugas mempersiapkan
pemberian penerangan kepada masyarakat tentang
kebijakan dan pelaksanaan kegiatan lembaga melalui
media massa.
H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan
16
Hubungan
Masyarakat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet ke-5, hlm. 55
5

c. Publikasi. Mempunyai tugas mengurus publikasi


tentang kebijakan dan pelsanaan kegiatan lembaga.17

Menurut Jefkins dalam buku Public Relations Ruang


lingkup pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Membina Hubungan ke dalam (Public Internal) yang


dimaksud dengan publik internal adalah publik yang
menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau
organisasi itu sendiri dan mampu mengidentifikasi
atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran
negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu
dijalankan oleh organisasi.
2) Membina Hubungan Keluar (Public Eksternal) yang
dimaksud dengan publik eksternal adalah publik
umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap
dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga
yang diwakilinya.18

5) Tugas Hubungan Masyarakat

Tugas pokok Humas menurut H.A.W. Widjaja dalam


bukunya yang berjudul “Komunikasi dan hubungan
Masyarakat” antara lain:

17
H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet ke-5, hlm. 57
18
Frank Jefkins, Public Relations Fifth Editions, (Jakarta: Erlangga,
2004), hlm. 20-21
5

a. Pengumpulan dan pengolahan data.


1) Mengumpulkan data untuk keperluan informasi.
2) Mengolah data.
3) Menyajikan data sehingga siap digunakan.
4) Mengarsipkan data sehingga ssewaktu-waktu
dapat digunakan kembali.
5) Melayani kebutuhan data bagi yang memerlukan.
6) Membuat kliping dari seluruh media massa.
b. Penerangan
1) Menyebarkan informasi, dengan jelas:
a) Menyediakan dan mengumpulkan bahan
informasi.
b) Memberikan bahan berita (release) baik yang
tertulis maupun foto.
2) Mengadakan hubungan dengan media massa, yang
berupa:
a) Menyiapkan baik lewat pers maupun
TVRI/RRI yang berbentuk berita, wawancara,
varia pendidikan, dinamika pembangunan,
siaran pedesaan, apresiasi budaya, dan lain-
lain.
b) Mengadakan konperensi pers.
c) Mengatur wawancara langsung antara pejabat
dengan para wartawan.
3) Mengadakan pemberian kehumasan yang berupa:
5

a) Mengadakan temu karya (rapat kerja) dan


mengadakan temu karya para wartawan
dengan para pejabat.
4) Membuat dokumentasi kegiatan lembaga, meliputi
dokumentasi foto, rekaman pidato, film movie,
sambutan, siaran TVRI dalam bentuk video.
5) Menyelenggarakan pameran.
6) Memberikan pelayanan informasi dengan
menyajikan berita-berita dan kliping.
7) Mentranskrip rekaman pidato dan
mengarsipkannya.
8) Mengelbumkan foto-foto kegiatan.
9) Mengikuti kunjungan kerja pejabat/pimpinan.
10) Mengadakan wisata pers (pers tour) ke obyek
yang telah ditentukan.
c. Publikasi
1) Menerbitkan warta harian, mingguan, majalah
bulanan, dan folder (leaflet).
2) Menerbitkan buku kerja.
3) Menerbitkan kalender kerja.
4) Ikut serta menyelenggarakan pameran, antara lain
pameran pembangunan.19

H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan


19

Masyarakat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet ke-5, hlm. 57-59


6

Menurut Cutlip, Center dan Brown dalam bukunya


“Effective Public Relations” tugas Humas mencangkup
sepuluh kategori yaitu:

a. Writing and Editing: membuat newrelease yang


disiarkan dan dicetak, newsletter untuk wartawan dan
stakeholder eksternal, website dan pesan di media
lainnya, laporan tahunan, naskah pidato, brosur, film,
dan slide show, artikel publikasi, iklan institusi, dan
lain-lain.
b. Media Relation and Placement: menghubungi pihak
media, freelance writer, dan publikasi perdagangan
secara intens agar mereka mempublikasikan dan
menyiarkan berita dan feature mengenai organisasi,
merespon permintaan media akan informasi,
mengklarifikasi, isu dan memberikan akses media
kepada sumber yang dapat memiliki otoritas.
c. Research, mencari informasi mengenai opini publik,
kecenderungan, isu yang sedang naik, iklim politik
dan pemerintahan, kelompok kepentingan dan hal-hal
lain yang berhubungan dengan stakehoder organisasi.
d. Management and Adminitration: memogramkan dan
merencanakan kolaborasi dengan manajer lain,
mengetahui kebutuhan-kebutuhan, menentukan
prioritas, mengatur tujuan dan sasaran, membangun
6

strategi dan taktik. Mengadminitasi personal,


keuangan, dan jadwal program.
e. Counseling, memberikan masukan kepada top
management mengenai keadaan sosial, politik dan
regulasi: member konsultasi kepada manajeman
tentang bagaimana mengehindari dan merespon kritik,
dan bekerja sama dengan pembuat keputusan dengan
memberikan masukan mengenai strategi dalam
menjaga atau merespon isu dan krisis.
f. Special Event: menyiapkan dan menyusun konferensi
pers, convention, open house, grand opening,
perayaan ulang tahun, acara amal, kontes, program
penghargaan dan special event lainnya.
g. Speaking: mengajarkan orang-orang dalam berbicara
dan mengatur pembicara yang terisi dalam podium
sebelum pembicara utama muncul.
h. Production: membangun komunikasi dan
menggunakan pengetahuan dan keahlian multimedia,
termasuk seni, fotografi, tipografi tampilan layar
komputer, merekam dan mengubah video dan
mempersiapkan presentasi audiovisual.
i. Training: menyiapkan executive spokeperson untuk
berhubungan dengan media dan membuat kesan
kepada publik. Melatih orang-orang dalam organisasi
untuk meningkatkan kemampuan menulis dan
6

berkomunikasi, membantu mengenalkan perubahan


budaya, kebijakan, struktur dan proses organisasi.
j. Contact: melayani sebagai penghubung dengan media,
komunitas, dan kelompok eksternal dan kelompok
internal lainnya, mendengarkan, menegosiasi,
mengendalikan konflik dan mendapatkan kesepakatan
sebagai mediator antara organisasi dan stakeholder
yang penting, menyusun pertemuan dan sambutan
sebagai tuan rumah kepada para tamu.20

6) Sasaran Hubungan Masyarakat


Berdasarkan perincian tugas di atas dapat disimpulkan
bahwa sasaran Humas meliputi dua hal, yaitu:
a. Sasaran yang berupa publik intern.
Publik adalah kelompok masyarakat yang harus selalu
dihubungi dalam melaksanakan humas. Sasaran ini berada
di lingkungan sendiri, yaitu seluruh pegawai dari
karyawan terendah sampai karyawan tertinggi.
b. Sasaran yang berupa publik ekstern.
Sasaran ini berupa orang-orang yang berada di luar
lingkungan/jajaran, misalnya para anggota masyarakat
dan wartawan.21

20
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public
Relations, (New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2006), 9 th Edition, hlm.34
21
H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan

Masyarakat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet ke-5, hlm.


6

7) Program Hubungan Masyarakat

Sesuai peranannya sebagai pengabdi untuk


kepentingan umum, sebagai mediator antara pimpinan
dengan publik, dan sebagai dokumentator, maka program
humas dititik beratkan pada:

a) Program pelayanan
Program ini berupa pelayanan data/informasi baik
secara lisan maupun tertulis, termasuk penyelenggaraan
display tetap dan pameran.
b) Program mediator.
Program ini berupa penerbitan berbagai media massa,
penyelenggaraan konperensi pers, wisata pers, menjawab
surat pembaca, menanggapi tajuk rencana yang negatif
dan lain-lain.
c) Program dokumentator.
Program ini berupa pembuatan dokumentasi film,
foto rekaman (kaset audio dan vidio), transkrip pidato dan
lain-lain.22

5. Hubungan Masyarakat Pemerintahan


1) Definisi Hubungan Masyarakat Pemerintahan

Hubungan Masyarakat Pemerintah adalah keseluruhan


manajemen (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi)
22
H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet ke-5, hlm.
6

komunikasi dengan publik internal dan eksternal, yang


dilakukan oleh lembaga/praktisi Humas lembaga
pemerintahan, untuk menyempaikan informasi publik
terkait aktivitas lembaga dan menerima umpan balik
publik, membangun dan mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat antara lembaga dengan publik, yang
mempengaruhi upaya mencapai tujuan program-program
pemerintah.23

Adanya unit kehumasan pada setiap instansi


pemerintah merupakan suatu keharusan fungsional dalam
rangka tugas penyebaran tentang aktivitas instansi
tersebut meliputi informasi tentang kebijakan, program,
dan kegiatan lembaga pemerintah kepada masyarakat.
Humas merupakan suatu alat untuk memperlancar
jalannya interaksi serta penyebaran informasi melalui
pers, radio, televisi dan media lainnya. Pada umumnya
humas diklarifikasikan menurut jenis organisasi yakni
humas pemerintahan, humas perusahaan, dan humas
internasional. Dalam Humas pemerintahan, Sam Black
dalam bukunya, “Practical Public Relation”,
mengklarifikasikan humas menjadi “humas pemerintahan

23
Rahmat Kriyantono, Meneropong Praktik Publics Relations di
Indonesia dengan Teori dan Riset (DisertaContoh-contoh Riset

Kontemporer), (Malang: UB Press, 2018), hlm.


6

pusat” (central government) dan “humas pemerintahan


daerah” (local goverment).24

Humas pemerintah diarahkan untuk hubungan dengan


media, masalah umum, dokumentasi dan publikasi.
Demikian juga dengan namanya selain Divisi Humas,
dikenal juga Sekertaris Pers, Divisi Informasi dan
Komunikasi, Bagian Umum, Pusat Dokumentasi dan
Publikasi. Kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan
humas adalah konferensi pers, membuat press release,
press cliing, pameran, menerbitkan media intern,
mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan
melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat,
mendokumentasi semua kegiatan instansi, mengorganisir
kunjungan para pejabat, dan menerima keluhan
masyarakat.25

2) Fungsi Hubungan Masyarakat Pemerintah

Menurut Rahmat Kriyantono dalam bukunya


“Meneropong Praktik Publics Relations” Humas
Pemerintah mempunyai fungsi yakni mengedukasi dengan

Prof. Onong Uchjana Effendy, M.A., Hubungan Masyarakat Suatu


24

Studi Komunikasi, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.7, hlm. 37-39


25
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, (Bogor
Selatan: Ghalia Indoneisa, 2002),
6

memberikan informasi dan memersuasi publik untuk


menjaga akuntabilitas lembaga pemerintah.26

Fungsi pokok Humas Pemerintah menurut H.A.W.


Widjaja dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi dan
hubungan Masyarakat” pada dasarnya adalah:

a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah


b. Memberikan pelayanan/menyebarluaskan informasi
dalam rangka meyakinkan masyarakat (misalnya
menterjemahkan kebijaksanaan pemerintah)
c. Menerima/menampung informasi dari masyarakat
d. Menjadi jabatan/komunikator aktif dalam rangka
komunikasi dua arah
e. Ikut menciptakan iklim untuk mengamankan politik
pembangunan.27

3) Tugas Hubungan Masyarakat Pemerintahan


Tugas kehumasan pemerintah menurut H.A.W.
Widjaja dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi dan
hubungan Masyarakat” mencangkup dua kategori yaitu:
a. Tugas Strategis: ikut serta dalam decision making
process.

26
Rahmat Kriyantono, Meneropong Praktik Publics Relations di
Indonesia dengan Teori dan Riset (DisertaContoh-contoh Riset
Kontemporer), (Malang: UB Press, 2018), hlm. 163
27
H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet ke-5, hlm. 127
6

b. Tugas Taktis (mengamankan kebijaksanaan


pemerintah):
1) Memberikan informasi
2) Memberikan motivasi
3) Menjalankan komunikasi timbal balik
4) Membuat citra yang baik28

Humas pemerintah bertugas memberikan informasi


dan penjelasan kepada publik mengenai kebijakan dan
langkah yang diambil oleh pemerintah serta
mengusahakan timbulnya hubungan yang harmonis antara
lembaga dengan publik. Tugas pemerintah adalah:
a. Memberikan penerangan dan pendidikan kepada
masyarakat tentang kebijakan, langkah-langkah, dan
tindakan-tindakan pemerintah, serta memberikan
layanan informasi yang diperlukan kepada masyarakat
secara terbuka.
b. Memberikan bantuan kepada media berita berupa
bahan-bahan informasi mengenai kebijakan dan
langkah-langkah serta tindakan pemerintah, termasuk
fasilitas peliputan kepada media berita untuk acara-
acara resmi yang penting.

H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan


28

Masyarakat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet ke-5, hlm. 63-64


6

c. Mempromosikan kemajuan pembangunan ekonomi


dan kebudayaan yang telah dicapai oleh bangsa
kepada khalayak di dalam negeri maupun luar negeri.
d. Memonitor pendapat umum tentang kebijakan
pemerintah selanjutnya menyampaikan tanggapan
masyarakat dalam bentuk feedback kepada pimpinan
instansi-instansi pemerintah yang bersangkutan
sebagai input.29

6. Implementasi
Implementasi dianggap sebagai wujud utama dan
tahap yang sangat menentukan dalam proses kebijakan. 30
Pandangan tersebut dikuatkan dengan pernyataan
Edwards III bahwa tanpa implementasi yang efektif
keputusan pembuat kebijakan tidak akan berhasil
dilaksanakan. Implementasi kebijakan merupakan
aktivitas yang terlihat setelah dikeluarkan pengarahan
yang sah dari suatu kebijakan yang meliputi upaya
mengelola input untuk menghasilkan output atau
outcomes bagi masyarakat.31

29
I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Hubungan Masyakat, (Jogjakarta:
Penerbitan Universitas Atmajaya Yogyakarta, 1999), Cet ke-1, hlm.78
30
Ripley, Rendal B. and Grace A. Franklin, Policy Implementation
and Bureaucracy, second edition, the Dorsey Press, Chicago-Illionis, 1986,
hlm 15
31
Edward III, George C (edited), Public Policy Implementing, Jai
Press Inc, LondonEngland. Goggin, Malcolm L et al. 1990, hlm 1.
6

Menurut Purwanto dan Sulistyastuti, “implementasi


intinya adalah kegiatan untuk mendistribusikan keluaran
kebijakan (to deliver policy output) yang dilakukan oleh
para implementor kepada kelompok sasaran (target group)
sebagai upaya untuk mewujudkan kebijakan”.32

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide,


konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan
praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan
sikap. Implementasi dapat adalah "put something into
effect", (penerapan sesuatu yang memberikan efek).33
Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu
aktifitas yang digunakan untuk mentransfer ide/gagasan,
progam atau harapan-harapan yang dituangkan dalam
bentuk desain perencanaan suatu program dan
dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut.
Implementasi kebijakan sesungguhnya bukanlah
sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran
keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur-prosedur
rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari
itu, ia bersangkutan dengan masalah konflik, keputusan
dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan

32
Purwanto dan Sulistyastuti, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke
Implementasi Kebijakan, (Bumi Aksara Jakarta, 1991), hlm 21.
33
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karekteristik,
dan Implmentasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet ke-10, hlm.93
7

(Merilee S. Grindle). Oleh sebab itu tidak terlalu salah


jika dikatakan implementasi kebijakan merupakan aspek
yang penting dari keseluruhan proses kebijakan, bahkan
Udoji dengan tegas menyatakan bahwa (pelaksanaan
kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih
penting dari pada proses pembuatan kebijakan, karena
kebijakan itu sebatas impian atau rencana bagus yang
tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak di
implementasikan).34

Dari berbagai defenisi diatas maka dapat disimpulkan


bahwa implementasi adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh berbagai aktor pelaksana kebijakan dengan
sarana-sarana pendukung berdasarkan aturan-aturan yang
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kebijakan merupakan sebuah awal dan belum
dapat dijadikan indikator dari keberhasilan pencapaian
maksud dan tujuan. Proses yang jauh lebih esensial adalah
pada tataran implementasi kebijakan yang ditetapkan.
Karena kebijakan tidak lebih dari suatu perkiraan akan
masa depan yang masih bersifat semu, abstrak, dan
konseptual. Namun ketika telah masuk di dalam tahapan
implementasi dan terjadi interaksi antara berbagai faktor

34
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan, (PT Bumi Aksara,
2005), Edisi Kedua, hlm.59
7

yang mempengaruhi kebijakan, barulah keberhasilan


maupun ketidak-berhasilan kebijakan akan diketahui.

7. JAKI “Jakarta Kini”


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan
aplikasi JAKI Jakarta Kini, Jumat, 27 September 2019.
Aplikasi yang dapat diakses di android ataupun IOS
berguna untuk memudahkan masyarakat dalam mencari
informasi apapun di Provinsi DKI Jakarta.
Sloka Provinsi DKI Jakarta memiliki arti yang
mendalam. “Jaya Raya” satu seloka yang menggelorakan
semangat segala kegiatan-kegiatan Jakarta Raya sebagai
Ibu-Kota dan Kota perjuangan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang merupakan slogan perjuangan Jakarta.
JAKI Jakarta Kini adalah portal aplikasi android
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. JAKI “Jakarta Kini”
merupakan suatu aplikasi berbasis teknologi yang
merupakan perwujudan dari konsep Jakarta Smart City. Di
dalam JAKI ”Jakarta Kini” memuat berbagai fitur-fitur
yang tersedia pada aplikasi resmi Pemerintah Provinsi
DKI.
Aplikasi JAKI “Jakarta Kini” merupakan sebuah
perwujudan dari konsep Jakarta Smart City yang mengacu
kepada pemanfaatan teknologi internet dalam
mewujudkan kota Jakarta yang lebih pintar. Aplikasi ini
7

merupakan aplikasi yang berbasiskan teknologi internet.


Dengan adanya aplikasi JAKI “Jakarta Kini” terwujudkan
kota pintar yang efisien dan efektif untuk
mentransformasikan Jakarta menjadi kota metropolitan
yang tidak hanya cerdas tetapi juga lebih baik. Aplikasi
JAKI diproyeksikan menjadi aplikasi pusat informasi
resmi untuk masyarakat Jakarta.

Smart city adalah kota cerdas/pintar yang inovatif,


menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) berkelanjutan dalam membantu masyarakat kota
mengelola sumber daya yang ada dengan bijaksana dan
efisien. Teknologi ini juga memberikan informasi yang
tepat kepada masyarakat/lembaga dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup, efisiensi dan efektifitas
pelayanan publik, jasa dan daya saing sambil memastikan
terpenuhinya kebutuhan generasi sekarang dan masa
depan melalui tata pemerintahan yang partisipatif.35
Di negara berkembang, Smart City menjadi solusi
terhadap permasalahan urbanisasi yang tumbuh luar biasa,
beserta berbagai problematika yang mengikutinya, seperti
kemacetan, kriminal, sampah, kesehatan, transportasi,
lapangan kerja, dan seterusnya. Sedangkan di negara
maju, Smart City menjawab kebutuhan masyarakat untuk

https://smartcity.jakarta.go.id/(diakses pada: 14 Januari 2021, pukul


35

11.15 WIB)
7

mengurangi permasalahan keseharian dan informasi


lainnya.
Penggunaan konsep Smart City di DKI Jakarta,
diperuntukkan sebagai solusi untuk menyelesaikan
persoalan perkotaan yang pelik. Diharapkan Jakarta Smart
City mampu mendorong perkembangan ekonomi yang
berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan
pemanfaatan sumber daya alam yang bijak melalui tata
kelola pemerintahan yang partisipatif. Jakarta Smart City
memiliki 6 karakteristik yaitu Smart Governance, Smart
People, Smart Living, Smart Mobility, Smart
Economy, dan Smart Environment.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta khususnya Dinas Komunikasi, Informatika
dan Statistik Provinsi DKI Jakarta yang saat itu dipimpin
oleh Bapak Agus Bambang Setiowidodo telah membuat
program Jakarta Smart City untuk mewujudkan Jakarta
menjadi kota yang pintar. Pada Senin, 15 Desember 2014
di Balaikota DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta telah
resmi meluncurkan Program Jakarta Smart City beserta
aplikasi pendukungnya.
Istilah JAKI atau singkatan dari “Jakarta Kini”
merupakan salah satu aplikasi yang diluncurkan
Pemerintah Provinsi DKI untuk memudahkan hidup
semua orang yang lahir, tumbuh, dan menetap serta yang
7

berkontribusi dalam memajukan perekonomian ibu kota.


Dalam penerapannya, JAKI mengedepankan nilai yang
terdapat dalam JAKI yakni: dalam genggaman, integrasi,
berorientasi masyarakat dan satu untuk semua layanan.
Dalam genggaman yakni semangat menghadirkan layanan
dalam genggaman, JAKI didesain ramah gawai agar dapat
diakses oleh siapa pun, di mana pun, dan kapanpun.
Integrasi menjadi nilai utama dalam JAKI untuk dapat
mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas pelayanan
masyarakat. Dengan berorientasi masyarakat, aplikasi ini
memang dipergunakan untuk membantu menemukan dan
memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap warga yang
melakukan segala aktivitasnya di Jakarta.

JAKI “Jakarta Kini” merupakan suatu aplikasi


berbasis teknologi yang merupakan perwujudan dari
konsep Jakarta Smart City. Di dalam JAKI ”Jakarta Kini”
memuat berbagai fitur-fitur yang tersedia pada aplikasi
resmi Pemerintah Provinsi DKI seperti:
1. JakWarta (Berita resmi dan terbaru seputar Jakarta
yang diinformasikan langsung dari SKPD atau BUMD
di Provinsi DKI Jakarta)
2. JakLapor (Hubungi semua masalah non-darurat di
Jakarta dan pantau perkembangan langsung dari gawai
kamu)
7

3. JakRespons (Jelajahi laporan dari warga melalui status


laporannya yang diperoleh dari seluruh penjuru
Jakarta melalui JAKI)
4. JakPangan (Cari tahu harga komoditas makanan hari
ini di Pasar Jaya yang ada di Jakarta)
5. JakSurvei (Menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
sambil mengisi survei yang akan digunakan dalam
membantu menyiapkan kebijakan)
6. JakISPU (Mengakses indeks standar pencemaran
udara Jakarta langsung dan akurat setiap hari)
7. JakSiaga (Akses nomer-nomer penting di Jakarta saat
kamu sedang dalam keadaan darurat)
8. JakCollabs (Pintasan menuju aplikasi milik
perusahaan teknologi yang berkolaborasi dengan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta)
9. JakApps (Temukan pelayanan publik besutan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan nikmati
pelayanannya berani)
10. JakCorona (Pembarui informasi dan perkembangan
terkini COVID-19 di Jakarta)
11. Pindai (Cek keaslian dokumen surat izin keluar-masuk
(SIKM) melalui fitur pemindaian QR code)
12. JakCLM (Cek pertanyaan COVID-19 dengan
teknologi berbasis pembelajaran mesin dan
7

memperoleh persetujuan tes PCR di Puskesmas


Jakarta).
13. JakSekolahmu (Belajar dari rumah jadi lebih mudah
dengan Sekolah.mu yang bisa di akses melalui
JakSekolahmu).36

Dalam penelitian ini, peneliti memilih media sosial


aplikasi JAKI “Jakarta Kini” untuk dijadikan tolak ukur
efektif tidaknya Komunikasi Humas Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dalam implementasi aplikasi JAKI “Jakarta
Kini”, yang merupakan sebuah perwujudan dari konsep
Jakarta Smart City mengacu kepada pemanfaatan
teknologi internet dalam mewujudkan kota Jakarta yang
lebih pintar. Aplikasi JAKI diproyeksikan menjadi
aplikasi pusat informasi resmi untuk masyarakat Jakarta
dibawah naungan Dinas Komunikasi, Informatika dan
Statistik Provinsi DKI Jakarta. JAKI dianggap sebagai
media sosial yang bermanfaat untuk warga DKI Jakarta
karena JAKI mengedepankan nilai yang terdapat dalam
JAKI yakni: dalam genggaman, integrasi, berorientasi
masyarakat dan satu untuk semua layanan. Media sosial
ini fokus pada informasi, integrasi menjadi nilai utama
dalam JAKI untuk dapat mengoptimalkan efisiensi dan
efektivitas pelayanan masyarakat. Aplikasi ini

https://jaki.jakarta.go.id/about(diakses pada: 14 Januari 2021, pukul


36

08.15 WIB)
7

dipergunakan untuk membantu menemukan dan


memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap warga yang
melakukan segala aktivitasnya di Jakarta satu aplikasi
dengan banyak berbagai fitur di dalamnya. Dibandingkan
dengan dengan media sosial lain yang tidak lengkap
seputar informasi seputar Provinsi DKI Jakarta.

B. Kerangka Berpikir

Teori Excelence & PR (Hames E.Grunig 1960)


ublic relations atau humas bukan hanya berperan sebagai alat persuasif atau sebagai komunikator untuk menyebar lua
professional guna membina hubungan yang baik dengan publik

Komponen Dasar Keberhasilan


Excellence Communication:
Knowladge Core
Shared Expectation
Participative Culure

Terbentuknya Excellence Communication Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dala


BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta


1. Sejarah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu


kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta merupakan
satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat
provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau
Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan beberapa nama di
antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia. Di dunia
internasional Jakarta juga mempunyai julukan J-Town, atau
lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang
sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia.1

Provinsi DKI Jakarta mempunyai luas daratan 661,52


km2 dan lautan seluas 6.977,5 km2 serta tercatat ±110 pulau
yang tersebar di Kepulauan Seribu. Secara administrasi,
Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kotamadya
dan 1 Kabupaten Administrasi.

1
https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/hikayat-nama-
jakarta Indonesia.go.id(diakses pada 13 Januari 2021 pukul 14.15 WIB)

78
7

Jakarta Pusat luas daratan 47,90 km2; Jakarta Utara luas


daratan 154,01 km2, Jakarta Barat luas daratan 126,15 km2;
Jakarta Selatan luas daratan 145,73 km2; Jakarta Timur luas
daratan 187,73 km2 dan Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu.

Jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta 9,041 juta jiwa


dengan kepadatan penduduk 13.667,01 jiwa per km2. Jakarta
beriklim tropis, dengan suhu tahunan rata-rata 27°C dengan
kelembaban 80-90%. Karena terletak di dekat garis
khatulistiwa, arah angin dipengaruhi oleh angin musim.
Angin musim barat bertiup antara November dan April,
sedang angin musim timur antara Mei dan Oktober. Curah
hujan rata-rata 2.000 mm, curah hujan paling besar sekitar
bulan Januari dan paling kecil pada bulan September.

Perangkat daerah Provinsi DKI Jakarta terdiri atas


sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga
teknis daerah, kota administrasi/kabupaten administrasi,
kecamatan, dan kelurahan.1Provinsi DKI Jakarta terletak
disebelah Selatan Laut Jawa; sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten/Kota Bekasi; sebelah Selatan dengan
Kabupaten/Kota Bogor dan Depok serta sebelah Barat dengan
Kabupaten/Kota Tangerang. Lokasi Provinsi DKI Jakarta
yang strategis di Kepulauan Indonesia menjadikan Jakarta
pintu gerbang utama dalam perdagangan antar pulau dan

1
Sumber: Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemprov DKI
Jakarta 1995-2021
8

hubungan Internasional dengan pelabuhan utamanya Tanjung


Priok dan Bandara Soekarno Hatta.Melengkapi keabsahan
keberadaan kota Jakarta, tanggal 22 Juni-tanggal digantinya
nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta-melalui Keputusan
DPR Kota Sementara No. 6/D/K/1956, ditetapkan sebagai
hari jadi kota Jakarta.

Provinsi DKI Jakarta merupakan kota dengan banyak


peran, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat kegiatan
perekonomian, pusat perdagangan, pusat jasa perbankan dan
keuangan, dan juga sebagai gerbang utama wisatawan manca
negara. Dengan kondisi tersebut, maka pembangunan di
wilayah DKI Jakarta mempunyai potensi yang besar,
tantangan dan permasalahan yang lebih kompleks
dibandingkan daerah lain. Untuk mengembangkan potensi-
potensi dan menangani tantangan serta permasalahan yang
tersebut, diperlukan suatu perencanaan pembangunan yang
terarah, terpadu, dan menyeluruh dengan memperhatikan
empat pilar pembangunan yaitu pilar Ekonomi, Sosial, dan
Lingkungan Hidup yang didukung oleh pilar Aparatur atau
Birokrasi.
8

2. Visi dan Misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta2


a. Visi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Yaitu Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang


warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban,
keadilan dan kesejahteraan bagi semua.

b. Misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta


1) Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas,
berbudaya, dengan memperkuat nilai-nilai keluarga
dan memberikan ruang kreativitas melalui
kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan
memanusiakan.
2) Menjadikan Jakarta kota yang memajukan
kesejahteraan umum melalui terciptanya lapangan
kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan
pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan
pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan
berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang.
3) Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara
yang berkarya, mengabdi, melayani, serta
menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan
warga, secara efektif, meritokratis dan berintegritas.

Sumber: Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemprov


2

DKI Jakarta 1995-2021


8

4) Menjadikan Jakarta kota yang lestari, dengan


pembangunan dan tata kehidupan yang memperkuat
daya dukung lingkungan dan sosial.
5) Menjadikan Jakarta ibukota yang dinamis sebagai
simpul kemajuan Indonesia yang bercirikan keadilan,
kebangsaan dan kebhinekaan.

3. Lambang Daerah Pemerintahan DKI Jakarta (bentuk


dan arti lambang)

Gambar 3.1 Lambang Daerah Pemerintahan DKI Jakarta3

Lambang Daerah Khusus lbukota Jakarta Raya adalah


sebagai berikut: Lukisan Perisai segi lima yang didalamnya
melukiskan gerbang terbuka. Di dalam gerbang terbuka itu
terdapat "Tugu Nasional" yang dilingkari oleh untaian
(krans) padi dan kapas. Sebuah tali melingkar pangkal
tangkai-tangkai padi dan kapas.“Tugu Nasional” berwarna

3
https://jakarta.go.id/artikel/konten/8/lambang-daerah (diakses pada
13
8

putih. Untaian (krans) padi berwarna kuning dan untaian


(krans) kapas berwarna hijau serta putih. Ombak-ombak laut
berwarna dan dinyatakan dengan garis-garis putih,
kesemuanya ini dilukiskan atas dasar yang berwarna biru.

Pada bagian atas pintu gerbang tertulis sloka “Jaya Raya”,


sedang di bagian bawah perisai terdapat lukisan ombak-
ombak laut. Pinggiran Perisai digaris tebal dengan warna
emas. Gerbang terbuka bagian atas berwarna putih, sedang
huruf sloka “Jaya Raya” yang tertulis diatasnya berwarna
merah.
Lambang Daerah Khusus lbukota Jakarta Raya
melukiskan pengertian-pengertian sebagai berikut :
1. Jakarta sebagai kota revolusi dan kota proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
2. Jakarta sebagai lbu-Kota Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
a. Pengertian kota dilambangkan dengan gerbang
(terbuka).
Kekhususan kota Jakarta sebagai kota revolusi dan kota
proklamasi dilambangkan dengan “Tugu Nasional" yaitu
yang melambangkan kemegahan dan daya juang dan cipta
Bangsa dan rakyat Indonesia yang tak kunjung padam.
b. “Tugu Nasional”.

Ini dilingkari oleh untaian padi dan kapas, dimana pada


permulaan tangkai-tangkainya melingkar sebuah tali
8

berwarna emas, yakni lambang cita-cita daripada perjuangan


Bangsa Indonesia yang bertujuan suatu masyarakat adil dan
makmur dalam persatuan yang kokoh erat.
c. Dibagian bawah terlukis ombak-ombak laut.
Melambangkan suatu ciri khusus dari Kota dan negeri
kepulauan Indonesia.
d. Keseluruhan ini dilukiskan atas dasar wama biru:
Warna angkasa luar yang membayangkan cinta kebebasan
dan cinta damai bangsa Indonesia.
e. Keseluruhan ini pula berada dalam gerbang.
Pada pintu gerbang itu terteralah dengan kemegahan yang
sederhana sloka "Jaya Raya' satu sloka yang menggelorakan
semangat segala kegiatan-kegiatan Jakarta Raya sebagai lbu-
kota dan kota perjuangan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dan keseluruhan ini pula berada dalam kesatuan
yang seimbang pada bentuk perisai segi-lima yang bergaris
tebal emas, sebagai pernyataan permuliaan terhadap dasar
falsafah negara “Pancasila”
Tentang arti bentuk lukisan serta wama masing-masing
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bentuk:
 Pintu gerbang : Lambang kota, lambang kekhususan
Jakarta sebagai pintu keluar masuk kegiatan-kegiatan
nasional dan hubungan internasional.
 Tugu Nasional: Lambang kemegahan, daya-juang , cipta.
8

 Padi/kapas: Lambang kemakmuran.


 Tali emas: Lambang pemersatuan dan kesatuan.
 Ombak laut: Lambang kota, negeri kepulauan.
 Sloka “Jaya Raya”: Slogan perjuangan Jakarta.
 Bentuk perisai segi lima: Pancasila.
Warna :

 Mas pada pinggir perisai: Kemuliaan Pancasila.


 Merah sloka: Kepahlawanan.
 Putih pintu gerbang: Kesucian.
 kuning padi/hijau putih kapas: Kemakmuran dan
keadilan.
 Biru: Angkasa bebas dan luas.
 Ombak putih: Alam laut yang kasih.4

4. Kedudukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Kedudukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini


masih sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007
tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta).5

4
Sumber : Perda No. 6 Tahun 1963, Dinas Komunikasi, Informatika
dan Statistik Pemprov DKI Jakarta 1995 - 2021
5
Sumber: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2019,


8

5. Kondisi Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta

Dengan penataan sistem penyelenggaraan pemerintahan


yang lebih efektif dan efisien diharapkan berdampak pada
peningkatan kualitas pelayanan. Sebagai upaya Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Reformasi Birokrasi,
berikut penataan ulang organisasi sesuai dengan Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagaimana
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019.
Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta: Sekretaris Daerah 1, Sekretaris DPRD 1,
Inspektorat 1, Badan 10, Dinas 22, Satpol PP 1, Kota
Adminitrasi 5, Kabupaten Adminitrasi 1, Total (42).6

6. Alamat Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Balai kota DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan


provinsi terletak di Jl. Medan Merdeka Sel. No.8-9,
RT.11/RW.2, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110.7

6
Sumber: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2019, Hlm.6
7
Sumber: Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemprov DKI
Jakarta 1995 -
87

7. Geografis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Gambar 3.2 Geografis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta8

Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota


administrasi dan satu Kabupaten administratif, yakni: Kota
administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2, Jakarta
Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas
126,15 km2, Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2, dan
Kota administrasi Jakarta Timur dengan luas 187,73 km2,
serta Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan luas
11,81 km2. Di sebelah utara membentang pantai sepanjang
35 km, yang menjadi tempat bermuaranya 13 buah sungai
dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan dan timur berbatasan
dengan Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan
Kabupaten Bekasi, sebelah barat dengan Kota Tangerang dan
Kabupaten Tangerang, serta di sebelah utara dengan Laut
Jawa.9

https://jakarta.go.id/artikel/konten/55/geografis-jakarta(diakses pada
8

13 Januari 2021 pukul 14.15 WIB)


9
Sumber : Perda No 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2007-2012
8

B. Gambaran Umum Bagian Dinas Komunikasi,


Informatika dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta

Humas dibentuk pada tahun 1962, yang dipimpin oleh


Walikota Jakarta Raya Soemarno. Humas di lembagakan,
Syarif Alam menjadi Kepala bagian Humas. Di bawah Biro II
(Biro Kepala Daerah) yang dipimpin oleh Ir, Wardiman
Djodjonegoro. Saat itu Humas bekerja dengan 5 orang staff.
Masing-masing bertugas sebagai release, juru kamera, juru
foto, petugas kliping, dan tugas adminitrasi.
Selama periode kepemimpinan Gubernur Joko Widodo
kemudian oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, dan
dilanjutkan oleh Gubernur Anies Baswedan (2017-2022),
Humas terus mengalami beberapa perubahan Humas yang
terus bertambah, karena kegiatan internal maupun kegiatan
eksternal yang kian meningkat dan didukung oleh situasi dan
kondisi kedekatan Humas dengan pimpinan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi
DKI Jakarta, seluruh unit yang ada dilingkungan
pemerintahan Pemprov DKI Jakarta mengalami perubahan,
tidak terkecuali Dinas Komunikasi dan Informatika dan
Kehumasan (Diskominfomas) berganti nama menjadi Dinas
Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik).
8

Untuk meningkatkan pelaksanaan daerah yang


berorientasi pada pelayanan publik dan pengembangan
informasi serta memperhatikan kewenangan pemerintah,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016,
tentang perangkat daerah bahwa perangkat daerah adalah
unsur pembantu kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah.
Diterbitkannya Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 265
Tahun 2016, tentang organisasi dan tata kerja Dinas
Komunikasi, Informatika dan Statistik, sebagai SKPD yang
merupakan penggabungan dari urusan pemerintahan bidang
komunikasi dan informatika, urusan pemerintah bidang
statistik dan urusan pemerintahan bidang persandian.
Kehumasan di DKI Jakarta ini memiliki tiga bagian:
Bidang Komunikasi Publik, Bidang Informasi Publik dan
Unit Pelayanan Jakarta Smart City. Ketiga bidang ini semua
bergerak di bidang Kehumasan di bawah naungan Dinas
Komunikasi, Indormatika dan Statistik (Diskominfotik). Tiga
bidang tersebut bertugas untuk melakukan publikasi semua
program unggulan Pemprov DKI Jakarta, diantaranya dengan
program Jakarta Smart City dalam aplikasi JAKI “Jakarta
Kini”.
9

1. Identifikasi Struktur Profil Dinas Komunikasi,


Informatika dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta

Susunan organisasi Dinas Komunikasi, Innformatika dan


Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Perubahan atas
Peraturan Gubernur Nomor 265 Pasal 1 Sampai Pasal 8
Tahun 2016 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas
Komunikasi, Informatika Dan Statistik.10
1) Kepala Dinas.
2) Sekretariat.
Subbagian Umum, Kepegawaian, Subbagian Perencanaan
dan Anggaran dan Subbagian Keuangan.
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan
anggaran Sekretariat.
2) Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan
anggaran Sekretariat.
3) Pengoordinasian penyusunan rencana strategis, rencana
kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran
Dinas Kominfo. dan Statistik.
4) Pelaksanaan monitoring, pengendalian clan evaluasi
pelaksanaan rencana strategis dan Acumen pelaksanaan

10
Sumber : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 75 Tahun 2018, Pasal 4 Ayat (1) Susunan organisasi Dinas
Kominfo Dan Statistik, hlm. 4
9

anggaran Dinas oleh Unit Kerja Dinas Kominfo dan


Statistik.
5) Pembinaandan pengembangan tenaga fungsional dan
tenaga teknis urusan komunikasi dan informatika,
.statistik dan persandian.
6) Pengelolaan kepegawaian., keuangan, dan barang Dinas
Kominfo dan Statistik.
7) Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan surat
menyurat. Dinas Kominfo dan Statistik.
8) Pelaksanaan pengelolaan kearsipan Dinas Kominfo dan
Statistik.
9) Pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja
Dinas Kominfo dan Statistik.
10) Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara
Dinas Kominfo dan Statistik.
11) Pengoordinasian perumusan ketentuan peraturan
perundang-undangan urusan komunikasi, informatika dan
statistik.
12) Pengoordinasian penyusunan laporan keuangan, kinerja,
kegiatan dan akuntabilitas Dinas Kominfo dan Statistik.
13) Fasilitasi dan pemberian pelayanan teknis kepada Komisi
Informasi Provinsi.
14) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
dan fungsi Sekretariat.
Subbagian Umum mempunyai tugas:
9

1) Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan


anggaran sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya.
2) Melaksanakan rencana strategis dan dokumen
pelaksanaan anggaran sekretariat sesuai dengan lingkup
tugasnya.
3) Melaksanakan kegiatan pengelolaan surat menyurat
Dinas Kominfo dan Statistik.
4) Melaksanakan pengelolaan kearsipan Dinas Kominfo dan
Statistik.
5) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan,
keindahan, keamanan dan ketertiban kantor Dinas
Kominfo dan Statistik.
6) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan
bangunan gedung dinas dan peralatan kerja kantor Dinas
Kominfo dan Statistik.
7) melaksanakan pengelolaan ruang rapat/ruang pertemuan
Dinas Kominfo dan Statistik.
8) Melaksanakan upacara dan pengaturan acara Dinas
Kominfo dan Statistik
9) Menghimpun, menganalisa dan mengajukan kebutuhan
peralatan kerja kantor Dinas Kominfo dan Statistik
10) Menerima, menyimpan dan mendistribusikan peralatan
kantor Dinas Kominfo dan Statistik.
9

11) Menyampaikan dokumen penerimaan, penyimpanan,


pendistribusian dan penghapusan barang kepada
Subbagian Keuangan untuk dibukukan.
12) Menyusun bahan standar operasional dan prosedur teknis
pelayanan administrasi sengketa informasi, kerjasama
dan konsultasi Badan Publik Daerah.
13) Melaksanakan tugas kepaniteraan yang berkaitan dengan
permohonan penyelesaian sengketa informasi termasuk
mengadministrasikan hasil putusan sidang mediasi
dan/atau ajudikasi non litigasi.
14) Memberikan dukungan administrasi kepada Komisioner
dalam melaksanakan sidang mediasi dan/atau sidang
ajukasi-non litigasi.
15) Memfasilitasi kegiatan analisis terhadap permohonan
penyelesaian sengketa.
16) Mengadministrasikan dan menginvetarisasi Badan Publik
Daerah di Provinsi DKI Jakarta yang membutuhkan
layanan konsultan.
17) Memfasilitasi dan mengolah data yang berkaitan dengan
pelaksana informasi publik yang berkaitan dengan
Komisi Informasi Provinsi.
18) Memberikan dukungan administrasi kepada Komisioner
dalam kegiatan yang berkaitan dengan layanan konsultasi
dan kerja sama Badan Publik Daerah.
9

19) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan


tugas Subbagian Umum.
Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas:
1) Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan
anggaran sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya.
2) Melaksanakan rencana strategis, dokumen pelaksanaan
anggaran sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya.
3) Melaksanakan pengurusan kesejahteraan pegawai Dinas
Kominfo dan Statistik.
4) Melaksanakan kegiatan pengembangan karier pegawai
Dinas Kominfo dan Statistik.
5) Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengendalian
disiplin pegawai Dinas Kominfo dan Statistik.
6) Menghimpun, mengolah, menyajikan dan memelihara
data, informasi dan dokumen kepegawaian Dinas
Kominfo dan Statistik.
7) Melaksanakan perencanaan kebutuhan, penempatan,
mutasi, pengembangan kompetensi pegawai Dinas
Kominfo dan Statistik.
8) Melaksanakan monitoring, pembinaan, pengendalian,
pengembangan, pelaporan kinerja, dan disiplin pegawai.
9) Melaksanakan pengurusan hak, kesejahteraan,
penghargaan, kenaikan pangkat, cuti, pensiun pegawai.
10) Menyiapkan dan memproses administrasi pengangkatan,
pemindahan, pemberhentian pegawai dalam, dari jabatan.
9

11) Melaksanakan analisa, rekomendasi jabatan struktural


dan fungsional.
12) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas Subbagian Kepegawaian.
3) Bidang Informasi Publik
Seksi Pengelolaan Opini dan Aspirasi Publik, Seksi
Pengelolaan Informasi Publik, dan Seksi Pelayanan
Informasi Publik.
4) Bidang Komunikasi Publik
Seksi Pengelolaan Media Komunikasi Publik, Seksi
Pelayanan Hubungan Media dan Seksi Sumber Daya
Komunikasi Publik dan Akses Informasi.
5) Bidang Operasi dan Pengelolaan Pusat Data
Seksi Fasilitasi dan Optimalisasi Pusat Data, Seksi
Pengelolaan Perangkat Pusat Data dan Seksi Operasi dan
Monitoring Pusat Data.
6) Bidang Jaringan dan Komunikasi Data
Seksi Pengelolaan Jaringan Komunikasi Data, Seksi
Persandian dan Sistem Keamanan Data, Seksi
Pengelolaan Perangkat Telekomunikasi dan Multimedia.
7) Bidang Sistem Informasi Manajemen dan Standarisasi
Layanan eGovernment
Seksi Standarisasi Layanan eGovernment dan Basis
Data, Seksi Sistem Informasi Manajemen Ekonomi,
9

Keuangan dan Pembangunan, Seksi Sistem Informasi


Manajemen Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat.
8) Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota
Administrasi
9) Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik
Kabupaten Administrasi
10) Unit Pelaksana Teknis
11) Kelompok Jabatan Fungsional

2. Struktur Organisasi Dinas Komunikasi, Informatika


dan Statistik

Kepala Dinas

Bidang Bidang Operasi dan Pengelolaan Pusatdan


Data
Bidang Informasi PublikKomunikasi Publik Bidang Jaringan Bidang Sistem Informasi
Komunikasi Data Manaje

Staff
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi,
Informatika dan Statistik11

11
Sumber : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 75 Tahun 2018, Pasal 4 Ayat (1) Susunan organisasi Dinas
Kominfo Dan Statistik, hlm. 10
9

3. Visi dan Misi Dinas Komunikasi, Informatika dan


Statistik12
 Visi yaitu Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya
yang warganya terlibat dalam mewujudkan
keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.

 Misi

1) Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara


yang berkarya, mengabdi, melayani serta
menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga
secara efektif, metitokratis dan berintegritas.
2) Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan keuangan
daerah yang akuntabel dan transparan.
3) Terwujudnya tata kelola pemerintahan dan keuangan
daerah yang transparan dan akuntabel serta berbasis
teknologi informasi.
4) Optimalisasi sistem pengaduan warga terintegrasi,
dilakukan dengan cara optimalisasi
layanan environment social dan dukungan TIK,
optimalisasi penyediaan analisis bigdata untuk sektor
prioritas.
5) Digitalisasi sistem tindak lanjut SKPD atau UKPD
atas aspirasi warga Jakarta pada media massa.

https://diskominfotik.jakarta.go.id/visi-dan-misi(diakses
12
pada 13
Januari 2021 pukul 14.15 WIB)
9

6) Peningkatan kualitas pelayanan, aparatur, database


kependudukan dan pemanfaatan data kependudukan.
7) Menyelenggarakan pembinaan statistik sektoral,
melaksanakan koordinasi dan kerjasama
penyelenggaraan statistik, membangunan dan
mengintegrasikan Sistem lnformasi Statistik
Peningkatan data sektoral SKPD/ wilayah yang
terintegrasi melalui Sistem lnformasi Statistik.
8) Optimalisasi teknologi informasi dalam proses
pengadaan barang/jasa.
9) ldentifikasi kebutuhan penyelenggaraan
persandian,Penyusunan kebijakan penyelenggaraan
persandian, Sosialisasi Security Awareness, Pelatihan
di bidang persandian, Pengelolaan sumberdaya
persandian, dan Operasional pengamanan persandian.
10) ldentifikasi kebutuhan, menentukan skala prioritas,
pengalokasian anggaran, registrasi perangkat
komputer yang digunakan untuk operasional tata
kelola pemerintahan berbasis elektronik dilakukan
secara bertahap, redundant perangkat jaringan dan
redundant bandwidth jaringan.
11) ldentifikasi kebutuhan, menentukan skala prioritas,
investasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
melalui pengalokasian anggaran, dan
peningkatan coverage, pemeliharaan berkala.
9

12) Membuat kajian dan regulasi, identifikasi kebutuhan


kapasitas data centre dari seluruh SKPD/UKPD,
menghitung daya tampung eksisting dan daya
tampung yang dibutuhkan, membuat desain
ruang data center serta DED (Detil Engginering
Design), pembangunan perluasan data centre, relokasi
perangkat data dari SKPD/UKPD, penyediaaan
perangkat.
13) Membuat surat edaran, melakukan sosialisasi,
melakukan monitoring pembuatan subdomain
diseluruh SKPD, mengkoordinasikan dengan BKD
untuk menjadikan bagian dari KPl, assesment TIK
pada SKPD.
14) Assesment TIK pada SKPD, penguatan fungsi Dinas
Komunikasi, Informatikatika dan Statistik khususnya
rekomendasi dan controlling, komitmen dari
pimpinan, Penguatan SDM (jumlah dan kualitas),
Pembentukan IT, lmplementasi Project Tim,
lmplementasi RITIK.
15) Pemenuhan standarisasi LKPP, Standarisasi ISO
27001, terpenuhinya Standard Sistem Manajemen
Keamanan lnformasi Standardisasi LPSE dan SNl/lSO
27001.
10

4. Tugas dan Fungsi Dinas Komunikasi, Informatika dan


Statistik13
Tugas yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang komunikasi dan informatika, urusan pemerintahan
bidang statistik dan urusan pemerintahan bidang
persandian.
Fungsi yaitu untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Dinas Kominfo dan Statistik
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja dan
Rencana Kerja dan Anggaran Dinas.
b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas.
c. Perumusan kebijakan, proses bisnis, standar dan
prosedur Dinas.
d. Pelaksanaan kebijakan, proses bisnis, standar dan
prosedur Dinas.
e. Pengelolaan opini dan aspirasi publik.
f. Pengelolaan dan pelayanan informasi publik.
g. Penyediaan konten lintas sektoral dan pengelolaan
media komunikasi publik.
h. Pengelolaan komunikasi publik.
i. Penyelenggaraan manajemen komunikasi krisis

13
Sumber : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 265 Tahun 2016, Bab II Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Pasal
2 dan 3 Ayat (1) Fungsi Dinas Kominfo Dan Statistik, hlm. 4
10

j. Penyelenggaraan pemantauan informasi dan


penetapan agenda prioritas komunikasi Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
k. Pelaksanaan layanan hubungan media.
l. Penyelenggaraan pusat data daerah.
m. Penyelenggaraan layanan keamanan informasi.
n. Penyelenggaraan layanan Siber dan Sandi.
o. Penyelenggaraan sistem jaringan intra Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
p. Penyelenggaraan sistem komunikasi intra Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
q. Penyelenggaraan layanan aplikasi dan proses bisnis
pemerintahan berbasis elektronik.
r. Penyelenggaraan rencana induk dan anggaran
pemerintahan berbasis elektronik.
s. Pengembangan sumber daya Teknologi Informasi dan
Komunikasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
masyarakat.
t. Penyelenggaraan ekosistem Provinsi cerdas dan kota
cerdas.
u. Pelaksanaan layanan nama domain dan sub domain
bagi PD/lembaga Non PD.
v. Pelaksanaan Govemment Chief Information Officer
(GCIO).
10

w. Penyelenggaraan sistem penghubung layanan


pemerintah.
x. Penyelenggaraan layanan data dan informasi
elektronik.
y. Penetapan standarisasi layanan sistem pemerintahan
berbasis elektronik.
z. Pengoordinasian pelaksanaan statistik sektoral.
aa. Penyelenggaraan statistik Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta.
bb. Penyelenggaraan dukungan administratif, keuangan
dan tata kelola komisi informasi di Provinsi DKI
Jakarta.
cc. Pelaksanaan kesekretariatan Dinas.
dd. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan, evaluasi,
pelaporan, pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
Dinas.
ee. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
Gubernur.
BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Proses Komunikasi Aplikasi JAKI “Jakarta Kini” oleh


Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Sebagai bagian dari pemerintah, Humas Pemerintah


Provinsi DKI Jakarta berfungsi memberikan pengenalan
identitas (kinerja atau keunggulan) kepada masyarakat.
Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki peran yang
kuat untuk mempublikasikan, menyampaikan sesuatu
informasi atau meyakinkan publik mengenai program atau
kebijakan pemerintah yang dimiliki.
Tugas Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
penciptaan aplikasi JAKI “Jakarta Kini” yang digagas oleh
Pemprov DKI Jakarta dan aplikasi besutan Jakarta Smart
City, unit pengelola di bawah Dinas Komunikasi dan
Informatika dan Statistik Pemprov DKI Jakarta. Secara untuh
adalah merencanakan dan mengembangkan komunikasi yang
lebih bersifat up to down, untuk memperlancar tujuan utama
dari Humas dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut
yaitu mempublikasikan kepada masyarakat Provinsi DKI
Jakarta mengenai aplikasi JAKI “Jakarta Kini”.

103
Humas sebagai komunikator peranannya sangatlah penting.
Peranan komunikator akan mempengaruhi perubahan sikap,
tingkah laku, ketertarikan khalayak atau masyarakat yang
dituju sebagai komunikan apabila khalayak tersebut merasa
nyaman dan tertarik dengan apa yang telah disampaikan oleh
komunikator. Jadi, dapat dikatakan dalam proses komunikasi
terdapat keterkaitan antara komunikator, komunikan dan
pesan yang disampaikan sangatlah mempengaruhi hasil akhir
atau efek pada implementasi program tersebut.
Menurut Harold D Lasswell, menyatakan bahwa cara
yang baik dalam proses komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan: who Says What In Which Channel To Whom With
What Effect (siapa mengatakan apa kepada siapa melalui
saluran apa dengan efek apa). Berikut merupakan
pembahasan dan temuan penelitian di lapangan:

1. Who (siapa komunikatornya)

Humas merupakan bagian dari lembaga atau instansi yang


merupakan sebagai penyambung lidah antara pemerintah
dengan masyarakat atau sebagai penyebar luas informasi dan
publikasi ke masyarakat. Tidak hanya sebagai alat atau
mediator dalam mempublikasikan kepada masyarakat
Provinsi DKI Jakarta saja. Namun, Humas Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta juga turut aktif mengangkat isu terkait
produk atau program-program pelayanan baru yang digagas
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada dunia luar. Di
bawah Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Jakarta Smart City
sebagai pengelola program pelayanan baru pemerintah yang
berbasis digital Aplikasi JAKI “Jakarta Kini”. Sebagaimana
dalam wawancara oleh Syali Gestanon selaku Staf Ahli
Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakartadan Ibu Rika selaku
Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart City mengatakan:

“Salah satu fungsi publikasi kehumasan yang dijalankan


Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Pemprov DKI
Jakarta adalah memastikan setiap informasi program dan
kebijakan dapat diterima secara aktual, Informatif dan akurat
oleh setiap masyarakat DKI Jakarta. termasuk di dalamnya
adalah melakukan publikasi promosi terkait produk aplikasi
JAKI berikut seluruh fiturnya kepada masyarakat melalui
kanal-kanal informasi yang dimiliki internal Pemprov DKI
Jakarta maupun mellaui media massa eksternal.”1

UP Jakarta Smart City memanfaatkan teknologi dan terus


melakukan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai
stakeholder. Salah satu fungsi kami sangatlah jelas yaitu
sebagai kolaborator, yang berfungsi untuk menyelesaikan
permasalahan pemerintah, namun juga melibatkan
masyarakat.Adanya, keterlibatan Diskominfotik dalam

Hasil wawancara dengan narasumber Syali Gestanon selaku Staf


1

Ahli Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakartapada Selasa, 08 Desember 2020,

Pukul 13.15Via online melalui Instagram


publikasi Platfrom JAKI “Jakarta Kini”. UP Jakarta Smart
City merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas
Komunikasi, Informatika dan Statistik dalam menjalankan
tugas dan fungsinya selalu ada koordinasi, dukungan di
setiap program dan kegiatan yang dilakukan."2

Dalam wawancara oleh Pak Syali Gestanon selaku Humas


Pemprov DKI Jakarta dan Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City dapat disimpulkan bahwa
aplikasi JAKI “Jakarta Kini” sebagai program Pemerintah
dalam menunjang kemudahan pelayanan bagi masyarakat
Provinsi DKI Jakarta sudah dirumuskan secara matang
sebelum akhirnya dibuat dan dipublikasikan ke masyarakat.
Gubernur DKI Jakarta (Bapak Anies Baswedan) pastinya
sudah mengadakan sebuah pertemuan dalam membahas
aplikasi JAKI “Jakarta Kini” agar pengelolaan dan sosialisasi
kebijakan aplikasi tersebut dapat lebih terorganisir dengan
baik, maka semua lapisan struktur dalam pemerintahan ikut
serta digerakkan karena hal ini menyelenggarakan
pengembangan ekosistem bagi terselenggaranya Provinsi dan
Kota cerdas di wilayah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang
merupakan perwujudan dari sebuah konsep Jakarta Smart
City bagi Provinsi DKI Jakarta, maka semua ikut berperan
dalam membangun Provinsi DKI Jakarta yang lebih smart

Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Rika selaku Kasatpel


2

Komunikasi Jakarta Smart City pada Senin, 02 November 2020, Pukul 14.06
Via online melalui WhatsApp
yaitu salah satunya dengan memanfaatkan teknologi dan terus
melakukan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai
stakeholder serta menerapkan teknologi digital dalam
menunjang pelayanan bagi masyarakat.

2. Says what (pesan apa yang disampaikan)


Dalam penelitian ini program pelayanan baru Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta yang disampaikan kepada khalayak
adalah mengenai aplikasi JAKI “Jakarta Kini” dimana
aplikasi tersebut yaitu merupakan salah satu perwujudan dari
konsep smart city Provinsi DKI Jakarta 4.0 framework dalam
aplikasi super Jakarta Kini atau yang lebi dikenal dengan
JAKI, yakni mobile first, system and data driven, digital
experience, dan smart collaboration. Di dalam JAKI “Jakarta
Kini” memuat berbagai fitur aplikasi pelayanan.3
Tujuan dirilisnya aplikasi JAKI “Jakarta Kini” adalah
karena Pemprov DKI Jakarta ingin melayani dengan baik.
Untuk lebih memudahkan mengakses semua pelayanan, maka
Jakarta Smart City mengembangkan JAKI “Jakarta Kini”
untuk mengintegrasikan semua layanan dalam satu aplikasi.
Selain sebagai integrator, JAKI juga dikembangkan untuk
memberikan informasi dan berita resmi langsung kepada
masyarakat. Kini, tidak perlu bingung dengan berita tidak
benar karena Pemprov DKI Jakarta punya kanal informasi

https://jaki.jakarta.go.id/about(diakses pada: 25 Januari 2021, pukul


3

12.15 WIB)
resmi dan terpercaya dalam genggaman. JAKI juga menjadi
salah satu wujud pengembangan kota cerdas Jakarta.
Dalam esensinya, sebuah smart city atau kota cerdas
memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan pelayanan
publik dan pengambilan keputusan berbasis data, sehingga
kebijakan yang dikeluarkan akan lebih efektif dan efisien.
JAKI didesain untuk mempermudah hidup semua orang yang
beraktivitas di Jakarta. Pemprov DKI Jakarta sadar betul
bahwa kota ini bukan hanya milik warganya yang lahir,
tumbuh, dan menetap, tetapi juga warga dari kota tetangga
yang ikut berkontribusi memajukan perekonomian Ibu Kota.
Maka dari itu dibentuklah, JAKI ini sebagai aplikasi yang
didalamnya mempersembahkan fitur-fitur pelayanan online
berguna yang diharapkan membuat hidup banyak orang jadi
lebih mudah. Sebagimana diungkapkan oleh Ibu Rika selaku
Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart City mengatakan:
“Platform Jakarta Kini yang telah Kami bangun agar
dapat dimanfaatkan, digunakan oleh masyarakat Jakarta,
maupun masyarakat luas yang akan datang ke Jakarta
sebagai referensi utama mereka dalam memperoleh informasi
dan layanan public di berbagai bidang, missal Kesehatan,
Pendidikan, sosial, dan lainnya. Apalagi saat ini kami
(Pemprov DKI Jakarta) pun sedang fokus mendorong
Trasformasi Digital. Transformasi digital terjadi dimana pun
dan itu artinya kita harus bersiap mengantisipasi perubahan
tersebut. Begitu pun di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta, Platform JAKI “Jakarta Kini” bertujuan meringkas
system adminitrasi birokrasi dengan mengedepankan prinsip
good govermence yaitu efektif, efisien, transparan, akuntabel.
Platfrom JAKI “Jakarta Kini” merupakan city-super apps
sekaligus one-stop serviceuntuk warga Ibu Kota Provisi DKI
Jakarta, mengintegrasikan seluruh layanan ke dalam satu
platfrom digital yang dapat diakses dimana saja, kapan saja,
dan oleh siapa saja. Baik itu layanan milik Instansi
Pemerintah DKI Jakarta, Pemerintah Pusat, maupun industry
swasta/start-up. JAKI “Jakarta Kini” sendiri diluncurkan
pada September 2019.”4
Dalam wawancara oleh Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City di atas, dapat disimpulkan
bahwa banyak aplikasi yang dikelola oleh UP Jakarta Smart
City yang dikoordinasikan kepada Bidang Diskominfotik
untuk dipublikasikan. Seperti, Platfrom JAKI “Jakarta Kini”,
Pengelolaan Pengaduan Publik (CRM) dan aplikasi Pantau
Banjir. Dengan gagasan dari Pak Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan agar aplikasi-aplikasi milik Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta yang ada disatukan atau diintegrasikan dalam
satu aplikasi, jadi untuk satu kali download masyarakat sudah
dapat menggunakan berbagai macam fitur pelayanan,

4
Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City pada Senin, 02 Januari 2020, Pukul 14.06 Via
online melalui WhatsApp messageger
pengaduan dan informasi secara online di dalam satu aplikasi.
Platfrom JAKI “Jakarta Kini” merupakan city-super apps
sekaligus one-stop service untuk warga Ibu Kota Jakarta.

Gambar 4.1 Tampilan aplikasi JAKI

Gambar 4.2 Fitur JAKI

3. In which channel (saluran apa yang digunakan)


Humas menggunakan saluran yang digunakan dalam
mempublikasikan atau mengkomunikasikan aplikasi JAKI
“Jakarta Kini” kepada masyarakat melalui media digital, yaitu
dengan media sosial. Karena aplikasi JAKI “Jakarta Kini”
merupakan program pelayanan baru pemerintah yang berbasis
digital tidak hanya terfokus pada bagian Humas saja tetapi
juga Jakarta Smart City yang turut bersinergi dalam
mensukseskan dalam pengelolaan program Pemprov DKI
Jakarta ini. Sebagimana dalam wawancara oleh Ibu Rika
selaku Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart Citymengatakan:
“Berdasarkan peraturan Gubernur Nomor 144/2019
tentang OTK Diskominfotik menyatakan bahwa UP Jakarta
Smart City melakukan perumusan, pelaksanaan kebijakan,
proses bisnis,standar dan prosedur. Kami membangun,
mengembangkan, dan mengelola Platfrom JAKI “Jakarta
Kini” dengan berkolaborasi bersama stakeholder. Kami pun
memanfaatkan berbagai media digital seperti medsos, dan
menyelenggarakan seminar digital untuk mempublikasikan
Platfrom JAKI “Jakarta Kini” kepada masyarakat secara
continue. Kanal media yang digunakan UP Jakarta Smart
City dalam mempublikasikan Platfrom aplikasi JAKI
“Jakarta Kini” kepada masyarakatmenggunakan banyak
sekali media, hampir semua media sosial kita manfaatkan.
Karena karakteristik dari setiap media pun berbeda-beda,
sehingga itu yang mendasarinya. Kami berharap Platfrom
JAKI “Jakarta Kini” bersifat inklusif inidapat digunakan dan
bermanfaat bagi masyarakat Jakarta”.5

5
Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City pada Senin, 02 Januari 2020, Pukul 14.06 Via
online melalui WhatsApp messageger
Dari hasil wawancara dengan Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City dapat kita ketahui
bahwasannya Diskominfotik dan Unit Pengelola Jakarta
Smart City turut membantu dalam hal dalam menjalankan
tugas dan fungsinya selalu ada koordinasi, dukungan di setiap
program dan kegiatan yang dilakukan mengkomunikasikan
atau mempublikasikan terkait aplikasi JAKI “Jakarta Kini” ini
kepada masyarakat melalui media digital melalui berbagai
media sosial dan menyelenggarakan seminar digital untuk
mempublikasikan Platfrom JAKI “Jakarta Kini”.Agar dapat
menjangkau ruang yang lebih luas dan lebih teroptimalkannya
kegiatan publikasi aplikasi pelayanan pemerintah tersebut.
a. Media Publikasi Diskominfotik
Dalam pelaksanaan publikasi aplikasi JAKI “Jakarta
Kini” yang dilakukan oleh Diskominfotik memanfaatkan
media massa nasional. Media digital digunakan dalam proses
publikasi karena merupakan salah satu media Diskominfotik,
selain media lokal dari DKI Jakarta sendiri dalam
mempublikasikan program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
Diskominfotik juga berkerja sama dengan media seperti CNN
melalui berita-berita nasional sehingga penyebar informasi
bisa mencangkup khalayak yang lebih luas tidak hanya di
DKI Jakarta tetapi di luar daerah DKI Jakarta.
 Website Pemerintah Provinsi DKI

Gambar 4.3 Pemberitaan aplikasi JAKI di website


jakarta.go.id Pemprov DKI Jakarta

Gambar 4.4 Pemberitaan aplikasi JAKI di website


beritajakarta.id Pemprov DKI Jakarta6

https://m.beritajakarta.id/read/82915/Mengenal-Aplikasi-JAKI-
6

Superapps-Jakarta-Untuk-Layanan-Terintegrasi(diakses pada: 25 Januari 2021,

pukul 13.00
 Akun sosial media Twitter dan

Gambar 4.5 pemberitaan aplikasi JAKI di Twitter


@PemprovDKIJakarta7

Gambar 4.6 pemberitaan aplikasi JAKI di Twitter


@jsclounge8

7
https://twitter.com/DKIJakarta?s=20(diakses pada: 25 Januari 2021,
pukul 13.20 WIB)
8
https://twitter.com/JSCLounge?s=20(diakses pada: 25 Januari 2021,

pukul 13.35
Gambar 4.7 pemberitaan aplikasi JAKI di
Instagram @dkijakarta

Gambar 4.8 pemberitaan aplikasi JAKI di


instagram @beritajakarta

4. To whom (siapa komunikannya)


Dalam pembahasan sebelumnya sudah di jelaskan,
bahwasannya dalam pemberitaan di media digital yang
merupakan media diskominfotik, media sosial sendiri
merupakan media yang dapat diakses oleh semua kalangan.
Tetapi, khalayak khusus yang disasar dalam penciptakaan
aplikasi JAKI “Jakarta Kini” adalah mereka yang berusi 18-
64 tahun atau masyarakat generasi Y dan generasi Z. Hal
tersebut dilihat dari pengguna aktif internet saat ini dinilai
pada rentan usia 18-64 tahun. Namun, pelayanan yang
berbentuk langsung tidak sepenuhnya dihapuskan
dikarenakan tidak semua masyarakat di Provinsi DKI Jakarta
semuanya mengakses internet. Seperti yang dikatakan oleh
Ibu Rika selaku Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart City
mengatakan:
“Target yang ingin kami capai salah satu diantaranya
adalah generasi muda dengan rentan 18-64 tahun.”9

5. With what effect (efek apa yang didapatkan)


Efek pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator akan
timbul pada komunikan yang merupakan sasaran komunikasi.
Efek yang diharapkan oleh Pemprov DKI Jakarta yaitu
semakin banyak masyarakat provinsi DKI Jakarta yang tahu
dan mengerti dengan aplikasi JAKI “Jakarta Kini” sehingga
termaksimalkannya penggunaan aplikasi tersebut, karena
aplikasi tersebut didesain sebagai pengembangan kota cerdas
Jakarta dalam pelayanan bagi masyarakat oleh Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
Pertama kali diluncurkan aplikasi ini sampai awal tahun
2021, aplikasi JAKI “Jakarta Kini” masih terus
dipublikasikan kepada masyarakat. Sebagai efek yang

9
Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City pada Senin, 02 Januari 2020, Pukul 14.06 Via
online melalui WhatsApp messageger
dilakukan Humaspemprov DKI Jakarta dan Jakarta Smart
City dalam mempublikasikan aplikasi tersebut dapat kita lihat
hasilnya bahwa dua tahunini dari awal pembuatannya yaitu
pada 27 September 2019 sampai saat ini (awal tahun 2021)
pengguna aplikasi JAKI “Jakarta Kini” sudah mencapai
500.000 ribu lebih downloader, mendapatkan rating 4.1 dari
sekala 5 dan di review mencapai 4.344 ribu oleh pengguna.
Data ini dapat dilihat dari data yang telah saya peroleh
melalui google play store yang diakses pada 01 Januari
2021.10

Gambar 4.9 Aplikasi JAKI di google play store

Dari data yang peneliti dapatkan melalui google play store


dapat terlihat bahwasannya efek dari publikasi aplikasi JAKI
“Jakarta Kini” yang dilakukan humas pemprov dki jakarta
dan jakarta smart city selama dua tahun dinilai masih jauh
dari target, dari data yang didapatkan yaitu sudah 500.000

10
https://smartcity.jakarta.go.id/(diakses pada: 1 Januari 2021 pukul
20.15)
ribu lebih downloader dari 10,56 juta penduduk di Provinsi
DKI Jakarta dan tak dipungkiri masih banyak masyarakat
yang belum mengetahui tentang aplikasi JAKI “Jakarta Kini”
atau belum tertarik untuk mendownloadnya. Seperti yang
diungkapkan oleh Dr.Ir. Endroyono, DEA selaku dosen
fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS
sebagai Pakar Jakarta Smart City Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City mengatakan:

“Dan bila dilihat dari targetnya, JSC telah mulai


menunjukan hasil berupaya tampilan Jakarta baru yang
informatif, transparan, serta mendukung kolaborasi
menggunakan teknologi untuk pelayanan publik lebih baik.
Agar efektif, perancang dan pengelola smart city harus
memahami tiga pilar utamasebuah kota cerdas. Yang
dipunyai di jakartacukup bagus, tetapi mungkin belum
optimal untuk support pengambilan keputusan dan lain-lain.
Butuh sebuah terobosan agar jakarta menjadi lebih baik
lagi.”11. “Sebagai super apps Jakarta yang mampu
menyediakan berbagai layanan milik Pemerintah Daerah,

Hasil wawancara dengan narasumber Dr.Ir. Endroyono, DEA selaku


11

dosen Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS sebagai Pakar
Jakarta Smart City pada Jumat, 01 Januari 2021, Pukul 12.01 via online
melalui WhatsApp messageger
Pemerintah Pusat, dan Swasta/industry kepada masyarakat
di dalam 1 platfrorm bernama Jakarta Kini (JAKI)”12

Dari hasil wawancara dengan Dr.Ir. Endroyono, DEA


selaku dosen fakultas Teknologi Elektro dan Informatika
Cerdas ITS sebagai Pakar Jakarta Smart City dan Ibu Rika
selaku Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart City di atasdapat
diambil kesimpulan bahwasannya agar efektif, perancang
dan pengelola smart city harus memahami tiga pilar utama
sebuah kota cerdas, yaitu pertama stakeholder harus
memahami proses bisnis kota dengan baik, kedua, tidak
semua niat baik itu baik, harus disesuaikan dengan UU dan
peraturan perundangan yang berlaku, dan stakeholder harus
mampu memilih teknologi yaang paling sesuai dengan
kemampuan kota dan masyarakatnya. Smart city di jakarta
cukup bagus, tetapi mungkin belum optimal. Sosialisasi yang
dilakukan lewat media sosial atau elektronik yang selama ini
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap
dapat memenuhi kebutuhan pelayanan masyarakat dan
masyarakat lebih memanfaatkan serta dapat menggunakan
dengan maksimal aplikasi yang sudah disediakan oleh
pemprov DKI Jakarta.

12
Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City pada Senin, 02 November 2020, Pukul 14.06
via online melalui WhatsApp messageger
B. Excellence Communication Humas Pemerintah
Provinsi DKI dalam Implementasi Aplikasi JAKI
“Jakarta Kini”
Prinsip Excellence Communication adalah konsep ideal
yang harus dijalankan di seluruh organisasi termasuk
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dapat meningkatkan
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Maka,
beberapa rumusan yang menjadi hal penting untuk mencapai
tujuan Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan cara
bergabung berbagai program dengan dasar prinsip Excellence
Communication, sehingga untuk keberhasilan manajerial
Humas Pemerintah DKI Jakarta dengan prinsip Excellence
Communication, Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
melaksanakan dan mengonsepkan strategi yang menjadikan
tujuan dari Humas yang ada dalam visi misi Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mewujudkan visi


dan misinya yaitu menjadikan Jakarta kota maju, lestari dan
berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan
keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua. Jakarta
kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang
kreativitas melalui kepemimpinan yang melibatkan,
menggerakkan dan memanusiakan. Sehingga beberapa
program yang menjadi tolak ukur sebagai proses dalam
mewujudkan tujuan tersebut.

1. Knowladge Core (Pengetahuan)


a. Sosialisasi dan Diskusi tentang Aplikasi JAKI
“Jakarta Kini” Konsep Jakarta Smart City.
Pentingnya pemahaman tentang kanal resmi
pengaduan Pemprov DKI Jakarta melalui aplikasi JAKI
“Jakarta Kini yang terlebih dahulu di berikan pada
anggota organisasi yaitu humas Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta dan Jakarta Smart City. Karena, kanal resmi
pengaduan yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta aplikasi
JAKI “Jakarta Kini adalah salah satu konsep program
Jakarta Smart City. Namun, program ini bukan hanya
untuk disosialisasikan terhadap khalayak Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta saja, program ini juga diarahkan
pada semua kebutuhan masyarakat DKI Jakarta tidak
hanya pengaduan tetapi mempunyai banyak fitur-fitur
aplikasi di dalamnya yang dapat memudahkan dan
mempercepat pelayanan yang ada di Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta untuk masyarakat. Seperti yang dijelaskan
oleh Ibu Rika selaku Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart
City mengatakan bahwa:
“Koordinasi dilakukan melalui rapat-rapat internal
Kedinasan, akan tetapi meeting non formal seperti diskusi
ringan di grup sangat sering dilakukan. Berawal dari
Disposisi yang diberikan oleh Kepala Dinas yang
diturunkan ke Bidang-Bidang di bawahnya, lalu
didiskusikan dapat dilakukan secara formal atau non
formal untuk rencana aksi yang akan dilakukan.”13
Dari hasil wawancara dengan Ibu Rika selaku
Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart City di atas dapat
diambil kesimpulan bahwasannya dalam sosialisasi sangat
penting pemahaman tentang kanal resmi pengaduan
Pemprov DKI Jakarta aplikasi JAKI “Jakarta Kini yang
terlebih dahulu di berikan pada anggota organisasi dengan
cara diadakannya koordinasi yang dilakukan pada rapat
internal kehumasan berupaya agar pelaksanaan konsep
dapat berjalan dengan baik sehingga pengguna dapat
menerima konsep tersebut dengan bertujuan
mempermudah segala kegiatan sistem pelayanan bagi
masyarakat DKI Jakarta yang dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah di bahas dan di diskusikan oleh
bidang-bidang baik secara formal ataupun non formal.

2. Shared Expectation (Harapan Bersama)


Adanya harapan bersama antara Humas Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dan Jakarta Smart City dengan
masyarakat pengguna aplikasi JAKI “Jakarta Kini” yang ada

Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Rika selaku Kasatpel


13

Komunikasi Jakarta Smart City pada Senin, 02 November 2020, Pukul 14.06

via online melalui WhatsApp


di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Humas dan Jakarta Smart
City dapat memahami keluh kesah, serta saran dari pengguna
dalam setiap masalah yang timbul dan perlu juga memahami
pentingnya komunikasi dua arah. Dengan demikian,
Excellence Communication di Provinsi DKI Jakarta belum
bisa dikatakan ideal. Seperti yang dijelaskan oleh Syali
Gestanon Staf Ahli Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
bahwa:

“Selama ini Excellence Communication yang dapat


diterapkan di Humas Pemprov DKI Jakarta meliputi
komunikasi dua arah yang asimetris. Dan terkait
penyampaian masukan dan pendapat yang diperoleh dari
masyarakat pengguna aplikasi JAKI “Jakarta Kini”. Untuk
peran yang lain seperti teknis komunikasi, negosiasi, dan
persuasi, diskominfotik bisa menjalankan dengan baik.
Adapun perkembangannya sekarang sudah menggunakan
proses adminitasinya semua secara digital.”14

Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam


menjalankan perannya yaitu berkomunikasi dan bernegoisasi
baik dalam ruang lingkup internal perusahaan atau negoisasi
terhadap pengguna yang berkaitan dengan kebijakan atau
keluhan-keluhan dan masukan dari pihak pengguna aplikasi

Hasil wawancara dengan narasumber Syali Gestanon selakuStaf


14

Ahli Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakartapada Selasa, 08 Desember 2020,


Pukul 13.15Via online melalui Instagram
JAKI “Jakarta Kini” secara cepat ditindak dengan bijak agar
dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam melaksanakan peran teknis komunikasi yang


merupakan kemampuan tradisional harus dimiliki oleh
Humas. Teknisi komunikasi adalah kemampuan Humas
dalam berbicara, menulis dan membuat publikasi organisasi.
Dari penyampaian narasumber dapat diketahui bahwa Humas
memahami perannya sebagai teknisi komunikasi terhadap
pengguna dan Humas Pemprov DKI Jakarta dapat
menjalankan dengan baik. Komuikasi dua arah yang
diterapkan tersebut memberikan dampak positif dan
memperoleh apresiasi yang memuaskan dari masyarakat
sebagai pengguna aplikasi JAKI “Jakarta Kini” yang dikelola
oleh Diskominfotik serta Jakarta Smart City. Jadi dapat
dikatakan bahwa Humas dapat memberikan kepuasan kepada
para pengguna aplikasi JAKI “Jakarta Kini” sebagai
pengelola yakni dengan menggunakan komunikasi yang baik
yang dilakukan Humas Pemprov DKI Jakarta. Humas
Pemprov DKI Jakarta selalu memberi ruang kepada para
pengguna aplikasi JAKI untuk menyampaikan masalahnya
melalui fitur pelayanan di aplikasi JAKI “Jakarta Kini”
ataupun secara langsung.
3. Participative Culture (Budaya Organisasi yang
Partisipatif)

Budaya organisasi yang terlihat pada Provinsi DKI


Jakarta sedikit di gambarkan oleh Humas Provinsi DKI
Jakarta bahwa budaya partisipatif dalam mewujudkan visi
misi organisasi yaitu dengan menjadikan komunikasi sebagai
alat untuk membagun budaya partisipatif tersebut. Dijelaskan
oleh Ibu Rika selaku Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart City
yaitu:

“Kami di Jakarta Smart City, mungkin lebih santai dan


mencoba melepaskan kesan kaku dalam memberikan
informasi, karena target yang ingin Kami capai salah satu
diantaranya adalah generasi muda dan membiasakan budaya
komunikasi dengan cara salam sapa supaya kedekatan
emosional terbentuk .”15

Diskominfotik Provinsi DKI Jakarta telah memenuhi tiga


aspek yaitu dasar pengetahuan (Knowledge Core), harapan
bersama (Shared Expectation), dan budaya organisasi yang
partisipatif (Participative Culture). Diskominfotik Provinsi
DKI Jakarta mempunyai dasar pengetahuan mengenai
komunikasi dua arah antara pengguna JAKI “Jakarta Kini”
dan Diskominfotik Provinsi DKI Jakarta.

15
Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City pada Senin, 02 November 2020, Pukul 14.06
via online melalui WhatsApp messageger
12

BAB V

PEMBAHASAN

A. Excellence Communication Humas Pemerintah


Provinsi DKI dalam Implementasi Aplikasi JAKI
“Jakarta Kini”

Keberhasilan sesungguhnya dalam pembuatan aplikasi


JAKI “Jakarta Kini” adalah dengan teroptimalkannya
penggunaan aplikasi tersebut. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ibu Rika selaku Kasatpel Komunikasi
Jakarta Smart City dalam wawancaranya beliau mengatakan:

“Banyak sekali ya, hamper semua media sosial kita


manfaatkan. Karena karakteristik dari setiap media pun
berbeda-beda, sehingga itu yang mendasarinya. Platform
Jakarta Kini telah diunduh hamper 1 juta kali, dengan
pengguna aktifnya pun mencapai 300.000 per hari. Platform
Jakarta Kini untuk seluruh masyarakat, sehingga 5
Administrasi Kota + 1 Kabupaten Kepulauan sudah
menggunakannya. Berangkat dari peran Kami sebagai
pemberi layanan kepada masyarakat, Platform Jakarta Kini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat mulai
dari bangun tidur hingga tidur Kembali.
12

Kami berharap Platform Jakarta Kini bersifat inklusif ini


dapat digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat Jakarta.
Salah satu cara memperkenalkan aplikasi JAKI kepada
masyarakat kami memperbaharui tampilan dari aplikasi ini
yaitu memperbaharui logo dari JAKI “Jakarta Kini” kami
memandang sebuah logo bukan hanya sebagai sebuah
identitas. Kami berharap, ketika melihat Logo JAKI, di benak
masyarakat akan langsung tergambar sebuah Platform
Layanan Pemerintah DKI Jakarta”1

Logo Baru
Logo Lama
Dari wawancara peneliti dengan Kepala Satuan Pelaksana
Tugas Komunikasi Jakarta Smart City Ibu Rika Jakarta Smart
City tersebut dapat disimpulkan bahwasannya pengguna
aplikasi JAKI “Jakarta Kini” dilihat belum mencapai angka
yang diharapkan. Dari jumlah penduduk DKI Jakarta yang
lebih dari 10 juta penduduk, dengan jumlah penduduk usia
produktif yang berkisar kurang lebih 7,5 juta penduduk, dan

1
Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City pada Senin, 02 November 2020, Pukul 14.06
via online melalui WhatsApp messageger
12

hanya 500.000 ribu lebih downloader yang telah


mendownload aplikasi tersebut.
Terlihat dari kurang optimalnya kinerja yang dilakukan
Humas Pemprov DKI Jakarta dalam mengkomunikasikan
aplikasi JAKI “Jakarta Kini” dan jumlah pengguna aplikasi
tersebut, dapat kita ketahui efek atau hasil positif dari
pembuatan aplikasi JAKI “Jakarta Kini” yaitu berdampak
bahwa semakin baiknya kinerja pelayanan pemerintah,
mudahnya proses pertukaran informasi dari masyarakat kepada
pemerintah ataupun sebaliknya, aplikasi JAKI “Jakarta Kini”
merupakan salah satu kebanggan bagi Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dalam meraih penghargaan-penghargaan dan
sebagai salah satu bentuk sosialisasi kepada dunia luar
khususnya warga DKI Jakarta agar mereka melihat usaha yang
telah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI sebagai pemerintah
yang mempunyai keinginan kuat untuk melayani masyarakat
sehingga terciptalah sebuah aplikasi yang ternyata dinilai
mungkin dapat menjawab semua kebutuhan masyarakat akan
informasi dan bisa menjadi contoh atau role model smart city
di daerah-daerah di Indonesia.

Jadi apa yang telah dijabarkan peneliti di atas dapat


disimpulkan bahwa dalam proses atau publikasi aplikasi JAKI
“Jakarta Kini” yang dilakukan Humas Pemprov DKI Jakarta
serta Jakarta Smart City ini efisien tapi kurang efektif yakni
jika berkomunikasi dengan orang lain, kemudian terdapat
12

perubahan pada perilakunya, dapat dikatakan komunikasi yang


terjadi adalah efektif, dan jika tidak ada perubahan pada
perilaku maka komunikasi yang terjadi ialah tidak efektif.
Bahwasannya yang berarti baik dalam memanfaatkan
sumberdaya tetapi tidak dapat mencapai sasaran.
Pada dasarnya, Excellence Theory menjadi dasar bagi
pemahaman tentang pentingnya pengelolaan hubungan dengan
publik. Untuk melihat penerapan excellence communication di
Diskominfotik, maka pembahasan dalam penelitian ini akan
menjelaskan keterkaitan antara pelaksanaan fungsi komunikasi
di Diskominfotik Provinsi DKI Jakarta berdasarkan tiga
komponen yang menjadi tolok ukur keberhasilan
communication excellence dalam organisasi. Tiga komponen
tersebut adalah dasar pengetahuan knowledge core, shared
expectation dan participative culture. Untuk itu perlu
diketahui lebih dulu kedudukan Diskominfotik dalam
pengelolaan aplikasi JAKI “Jakarta Kini” sebagai berikut:

1. Knowladge Core (Pengetahuan)

Pengetahuan ialah hal penting yang harus dimiliki bagi


diskominfotik dalam menjalankan perannya sebagai
komunikator. Karena tanpa pengetahuan terhadap fungsi
diskominfotik, maka akan sulit bagi komunikator untuk
melaksanakan communication excellence. Dalam penelitian
ini, knowledge core akan dianalisis berdasarkan, pengetahuan
untuk melakukan aktivitas komunikasi teknis, sosialisasi dan
13

diskusi Aplikasi JAKI “Jakarta Kini” Konsep Jakarta Smart


City.

a) Pengetahuan untuk melakukan aktivitas komunikasi teknis.


Pengetahuan mengenai pentingnya menciptakan publisitas dan
membentuk opini agar mendapatkan daya tarik
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan teknis seperti
memanfaatkan berbagai media digital seperti media sosial, dan
menyelenggarakan seminar digital untuk mempublikasikan
aplikasi JAKI “Jakarta Kini” kepada masyarakat secara
continue, yang telah dilakukan oleh Diskominfotik Provinsi
DKI Jakarta dan Jakarta Smart City. Pada dasarnya
Diskominfotik Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan
fungsi teknis komunikasi. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu
Rika selaku Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart City.
“Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik membawahi
Jakarta Smart City selaku pengembang aplikasi JAKI, Bidang
Informasi Publik, sehingga peran Diskominfotik dalam hal
sosialisasi sangat signifikan. JAKI disosialisasikan dengan
menggunakan media sosial resmi Jakarta Smart City dan
media sosial resmi DKI Jakarta.”
Dari wawancara peneliti dengan Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart Cit tersebut dapat disimpulkan
bahwasannya pengetahuan mengenai pentingnya menciptakan
publikasi dan deseminasi informasi terkait aplikasi JAKI
utamanya dilakukan oleh Tim Komunikasi Jakarta Smart City
13

dengan menggunakan medium eposter, artikel, hingga video


agar mudah diterima oleh masyarakat sehingga memanfaatkan
semua media sosial yang ada untuk memaksimalkan sosialisasi
kepada masyarakat luas

Gambar 5.1 Sosialisasi aplikasi JAKI di instagram


@jsclounge

Gambar 5.2 Sosialisasi aplikasi JAKI


melalui Seminar Digital

b) Sosialisasi dan Diskusi tentang Aplikasi JAKI “Jakarta


Kini” Konsep Jakarta Smart City

Pentingnya pemahaman tentang kanal resmi pengaduan


Pemprov DKI Jakarta melalui aplikasi JAKI “Jakarta Kini
yang terlebih dahulu di berikan pada anggota organisasi yaitu
humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Jakarta Smart
13

City. Namun, program ini bukan hanya untuk disosialisasikan


terhadap khalayak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saja,
program ini juga diarahkan pada semua kebutuhan masyarakat
DKI Jakarta tidak hanya pengaduan tetapi mempunyai banyak
fitur aplikasi di dalamnya yang dapat memudahkan dan
mempercepat pelayanan yang ada di Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta untuk masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu
Rika selaku Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart City.
“Selain melakukan penyamaan pemahaman kepada
seluruh tim di lingkungan Diskominfotik, kami juga memiliki
tahapan publikasi untuk menjamin kebenaran dan ketepatan
informasi yang akan dikonsumsi masyarakat. Salah satunya
melalui proses approval ingga ke tingkat pimpinan, misalnya
Kepala Jakarta Smart City hingga kepala Dinas
Diskominfotik. Menyampaikan kepada publik internal (ASN,
tenaga ahli, PJLP, dan semua yang terlibat di dalam Pemprov
DKI Jakarta) untuk menggunakan aplikasi ini. Jika dari
internal sudah menyadari manfaat dari aplikasi ini tentunya
akan lebih mudah mengkomunikasikan kepada masyarakat
luas. Tentunya selain menggunakan sosialisasi melalui kanal-
kanal penyampaian informasi yang dikelola Diskominfotik.”
Dari wawancara peneliti dengan Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City tersebut dapat disimpulkan
bahwasannya penyamaan pemahaman kepada seluruh tim di
lingkungan Diskominfotik kegiatan sharing dan diskusi terkait
13

masukan warga terhadap aplikasi JAKI dilakukan oleh Jakarta


Smart City selaku pengembang aplikasi sekaligus petugas
kanal pengaduan. Kegiatan dilakukan dalam divisi-divisi
sehingga waktu dan frekuensinya berbeda-beda.
Menyampaikan kepada publik internal ASN, tenaga ahli,
PJLP, dan semua yang terlibat di dalam Pemprov DKI Jakarta
untuk menggunakan aplikasi ini. Bila dari internal sudah
menyadari manfaat dari aplikasi ini tentunya akan lebih mudah
mengkomunikasikan kepada masyarakat luas.

2. Shared Expectation (Harapan Bersama)

Adanya harapan bersama antara Humas Pemerintah


Provinsi DKI Jakarta dan Jakarta Smart City dengan
masyarakat pengguna aplikasi JAKI “Jakarta Kini” yang ada
di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Humas dan Jakarta Smart
City dapat memahami keluh kesah, serta saran dari pengguna
dalam setiap masalah yang timbul dan perlu juga memahami
pentingnya komunikasi dua arah. Seperti yang dijelaskan oleh
Ibu Rika selaku Kasatpel Komunikasi Jakarta Smart City.

“Berangkat dari peran kami sebagai pemberi layanan


kepada masyarakat, Platfrom JAKI “Jakarta Kini”
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari
bangun tidur hingga tidur kembali. Selain itu pun dapat
menjadi contoh bagi Pemerintah Daerah lain di Indonesia
yang mengharapkan suatu layanan berbasis teknologi
13

informasi, dengan mengedepankan prinsip Good Governance,


Mobile Fist, dan Collaborative Government. Menyesuaikan
bentuk komunikasi dan kanal penyampaian informasi sesuai
dengan publik yang disasar JAKI. Dalam hal ini, karena JAKI
merupakan aplikasi berbasis posel untuk sasaran pertama
tentunya warga Jakarta yang melek teknologi. Kemudian
menentukan pesan kunci dari tiap publikasi yang dikeluarkan.
Misalnya terkait tes mandiri CLM, ini disampaikan kepada
seluruh warga Jakarta dengan bahasa yang mudah
dipahami.”2

Dari wawancara peneliti dengan Ibu Rika selaku Kasatpel


Komunikasi Jakarta Smart City dan tersebut dapat disimpulkan
bahwasannya mengharapkan suatu layanan berbasis teknologi
informasi, dengan mengedepankan prinsip Good Governance,
Mobile Fist, dan Collaborative Government serta
memanfaatkan apa yang telah diberikan pemerintah kepada
masyarakat dengan cara aktif dapat menggunakan aplikasi
JAKI sebagai suatu program baru layanan teknologi infromasi.

3. Participative Culture (Budaya Organisasi yang


Partisipatif)
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, budaya partisipatif
ibarat wadah yang memungkinkan optimalisasi shared

2
Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Rika selaku Kasatpel

online melalui WhatsApp


13
Komunikasi Jakarta Smart City pada Rabu, 27 Januari 2021, Pukul 14.06 Via

online melalui WhatsApp


13

expectation dan knowledge core. Budaya organisasi yang


terlihat pada Provinsi DKI Jakarta sedikit di gambarkan oleh
Humas Provinsi DKI Jakarta bahwa budaya partisipatif dalam
mewujudkan visi misi organisasi yaitu dengan menjadikan
komunikasi sebagai alat untuk membagun budaya partisipatif
tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Rika selaku Kasatpel
Komunikasi Jakarta Smart City adalah:
“Platfrom JAKI sebagai super app ditujukan kepada
generasi muda generasi Y dan Z serta seluruh lapisan
masyarakat dari berbagai latar belakang, bahkan bukan
hanya masyarakat Jakarta (sedang berkunjung). Point utama
dalam membiasakan budaya komunikasi yaitu dengan cara
salam sapa supaya kedekatan emosional terbentuk .”3
“Budaya komunikasi di Pemprov DKI Jakarta adalah budaya
verbal (lisan dan tulisan), terkait dengan hal-hal penting di
dalam organisasi yang harus diadopsi cepat, landasan
hukum/peraturan menjadi hal utama di Pemprov DKI
Jakarta.”

Dari wawancara peneliti dengan Ibu Rika selaku Kasatpel


Komunikasi Jakarta Smart City tersebut dapat disimpulkan
bahwasannya budaya organisasi yang terlihat pada Provinsi
DKI Jakarta sedikit di gambarkan oleh Humas Provinsi DKI
Jakarta bahwa budaya partisipatif. Hal ini perlu ditijau dari

Hasil wawancara dengan narasumber Ibu Rika selaku Kasatpel


3

Komunikasi Jakarta Smart City pada Senin, 02 November 2020, Pukul 14.06
via online melalui WhatsApp
13

dua jenis publik yaitu publik internal dan publik eksternal.


Komunikasi internal Diskominfotik jika melalui tulisan
biasanya bersifat top down, namun bentuk-bentuk komunikasi
lain seperti dalam rapat koordinasi, tentunya komunikasi
bersifat partisipatif. Untuk publik eksternal, adanya kanal-
kanal pengaduan tentunya bertujuan mendapatkan umpan
balik dari masyarakat dan mengharapkan adanya partisipasi
dalam pembangunan. Secara formal, budaya partisipatif juga
difasilitasi melalui kegiatan seperti Musrenbang.

Humas Provinsi DKI Jakarta telah memenuhi tiga aspek


yaitu dasar pengetahuan (Knowledge Core), harapan bersama
(Shared Expectation), dan budaya organisasi yang partisipatif
(Participative Culture). Humas Provinsi DKI Jakarta memilki
dasar pengetahuan mengenai komunikasi dua arah antara
pengguna aplikasi JAKI “Jakarta Kini” dan Humas Provinsi
DKI Jakarta.
Hasil dari penelitian ini dalam pandangan agama islam
bahwa dalam berkomunikasi Allah SWT. Berfirman dalam Al-
Qur’an Surah An-Nisa ayat 58 yang membahas tentang
kewajiban memberikan amanat kepada yang berhak.

‫ ْم‬Nُ‫وا حك ْمت‬ ‫ٰل ه ۙا‬ ‫ا َْْل ٰم ٰن ت‬ ‫َ يأْ ْ ا‬ ‫۞ اِن‬


‫ا‬Nَ‫ذ‬ ‫ِل‬ ٰ ‫َؤدُّوا‬ ‫ٰ ُمر م ن‬
‫ه‬ ‫ت‬ N
َ ‫ا‬ ‫ى‬
‫ا‬ ‫ك‬ ّ
‫ل‬
‫ال‬
َّٰ‫ل‬ ‫ا ن ِ ِع ْم ظ ۗ ِان‬ ۗ ْ ‫ با‬N‫ْوا حك‬
َ
‫ا‬ ‫ك ب ٖه‬ ‫ع ي‬ ‫ا‬ ‫ل ِان‬ ‫م‬
‫م‬ ‫دل‬
‫‪13‬‬
‫نت‬ ‫ال ا‪ N‬س‬ ‫ن َّنا‬ ‫ب ْي‬
‫كان ِ ب ص را ‪٨٥ -‬‬
‫م ۢا ْي‬
‫ْي‬
‫س‬
13

Artinya: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan


amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu
menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu kamu
menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baiknya
yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha
Mendengar, Maha melihat”.4
Hubungannya dengan hasil penelitian ini adalah dengan
komunikasi. Komunikasi menjadi hal paling penting dalam
menjaga hubungan antar manusia. Terkadang manusia juga
dapat saling menyakiti bahkan membunuh hanya karena
persoalan komunikasi. Pada ayat di atas artinya Humas
sebagai sarana menjembatani antara pemerintah dan
masyarakat harus bekerja dengan baik salah satunya
mempublikasikan kegiatan-kegiatan kepada masyarakat, serta
membina hubungan harmonis dengan masyarakat melalui
aspirasi, saran maupun kritikan untuk membangun
pemerintahan yang lebih baik. Dan dalam pandangan agama,
komunikasi di kategorikan sebagai qaulan baliga adalah
komunikasi dengan menggunakan kata yang efektif, mudah
dimengerti, jelas dan tidak berbelit-belit.
Dalam hal ini, menjadikan komunikasi antara Humas
Pemprov DKI Jakarta agar tidak membingungkan masyarakat
terhadap pengguna aplikasi JAKI “Jakarta Kini” dengan
informasi yang tidak jelas dan menjadikan terjadinya salah

4
https://quran.kemenag.go.id/sura/4(diakses pada: 13 Januari 2021
pukul 19.20)
13

faham antara pemerintah dengan masyarakat. Informasi yang


diberikan kepada khalayak harus jelas, mudah dimengerti, dan
efektif. Setiap respon yang diterima oleh pemerintah dapat
langsung dikelola dengan cepat dalam pelayanan kepada
masyarakat. Demikian juga pada internal pemerintah, setiap
garis instruksi dan kordinasi tepat dan efektif jika setiap
persoalan komunikasi dan mempublikasikan kegiatan-kegiatan
kepada masyarakat dikaitkan dengan menjembatani antara
pemerintah dan masyarakat yang telah diterangkan dalam QS.
An-Nissa ayat 63 bahwa Allah menyuruhmu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya sebagai
upaya dari hasil pembahasan dan penulisan skripsi ini,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Excellence Communication Humas Pemprov DKI
Jakarta dalam implementasi aplikasi JAKI “Jakarta
Kini” sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Excellence Theory berdasarkan tiga komponen yang
menjadi tolok ukur keberhasilan communication
excellence dalam organisasi adalah dasar knowledge
core (pengetahuan) yaitu pentingnya menciptakan
publikasi dan deseminasi informasi terkait aplikasi
JAKI dilakukan Tim Komunikasi Jakarta Smart City
dengan menggunakan medium eposter, artikel, hingga
video, bila dari internal sudah menyadari manfaat dari
aplikasi akan lebih mudah mengkomunikasikan
kepada masyarakat luas, shared expectation (harapan
bersama) layanan berbasis teknologi informasi,
mengedepankan prinsip Good Governance, Mobile
Fist, dan Collaborative Government serta
memanfaatkan dengan cara aktif menggunakan
14

aplikasi JAKI. Dan participative culture (budaya


organisasi yang partisipatif) menjadikan komunikasi
sebagai alat untuk membagun budaya partisipatif dan
ditinjau dari publik publik internal dan publik
eksternal bersifat top down. Terlihat jumlah
downloader belum mencapai dari sasaran, jadi selama
proses atau publikasi aplikasi JAKI “Jakarta Kini”
yang dilakukan Humas Pemprov DKI Jakarta serta
Jakarta Smart City bahwasannya yang berarti baik
dalam memanfaatkan sumberdaya tetapi tidak dapat
mencapai sasaran.

B. Saran

1. Saran Akademis

Saran secara akademis dalam penelitian ini, penulis


berharap penelitian ini kepada para dosen dan mahasiswa
dimana penelitian ini merupakan penelitian dengan
metode kualitatif yakni penelitian yang menekankan
kualitatif dan deskriptif analisis data. Di masa yang akan
datang akan ada penelitian lain yang mengangkat
fenomena sama namun dilihat dengan pendekatan, jenis
dan metode yang berbeda. Menjadi lebih menarik apabila
pada penelitian selanjutnya terdapat penelitian mengenai
evaluasi kuantitatif yang mendalam tentang komunikasi
14

Humas Pemprov DKI Jakarta dalam program aplikasi


JAKI “Jakarta Kini”.

2. Saran Praktisi
Saran secara praktisi dalam penelitian ini, penulis
berharap sepatutnya pemerintah lebih teliti dalam
melayani respon masyarakat yaitu terhadap program yang
dibuat, sebab dalam pembuatan aplikasi JAKI “Jakarta
Kini” yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat
dalam mendapatkan informasi dengan efesiensi,
efektifitas, transparansi , dan akuntable yang merupakan
prisnip good governance secara dua arah dan juga
pelayanan dari pemerintah, maka respon dan efek dari
masyarakat sangat dibutuhkan sebagai salah satu cara
untuk perbaikan kinerja pemerintah dan supaya
pemerintah bisa memastikan strategi apa untuk
kedepannya yang harus digunakan agar program
pemerintah tersebut dapat lebih optimal.
Alangkah baiknya dalam kegiatan publikasi aplikasi
JAKI “Jakarta Kini” ini tidak hanya melalui media digital
saja, tapi dapat dilakukan dengan cara terjun secara
langsung kepada masyarakat untuk mempersuasi
masyarakat sehingga masyarakat lebih tertarik untuk
melakukan pengunduhan aplikasi tersebut dan
menggunakannya secara optimal. Dan sosialisasi
14

seharusnya lebih masif dan diharapkan bisa membumi


dengan masyarakat serta masukan dan laporan dari
masyarakat haruslah diterima dan diproses dengan baik
guna untuk memperbaiki kinerja dan pelayanan terhadap
publik.

C. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti, berikut ini merupakan implikasi yang dapat
diterapkan dalam kehidupan masyarakat:

1. Implikasi Akademis

Implikasi secara akademis menunjukan bahwa


penelitian ini merupakan penelitian mengenai excellence
communication Humas Pemprov DKI Jakarta dalam
implementasi aplikasi JAKI “Jakarta Kini”. Sehingga
penelitian ini penulis berharap penelitian mengenai
excellence communication Humas terutama dengan
instansi yang berkaitan dengan pelayanan publik dapat
terus dikaji. Berdasarkan penelitian, aplikasi JAKI
“Jakarta Kini” di era teknologi ini, memiliki peran yang
sangat besar sebagai sebuah media yang dapat digunakan
untuk sistem pelayanan adminitrasi pemerintah. Sehingga
manfaat penelitian tersebut akan sangat membantu
pengetahuan pelayanan publik dalam sebuah aplikasi.
14

2. Implikasi Praktisi

Implikasi secara praktisi dalam penelitian ini, penulis


berharap penelitian ini dapat membantu kemudahan
praktik bidang kehumasan khususnya dalam instansi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berfokus pada
pelayanan publik dengan teknologi dalam aplikasi. Tentu
akan sangat besar nilai kebermanfaatan yang diperoleh
ketika penelitian ini digunakan untuk membantu proses
kinerja pelayanan publik dengan teknologi dalam aplikasi
tersebut.

.
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Bernard. 2005. Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi


Aksara.
Djamal, Hidajanto, Fachruddin, Andi. 2011. Dasar-Dasar
Penyiaran Sejarah, Organisasi, Operasional, dan
Regulasi. Jakarta: Prenada Media.
Dozier, D., Grunig, J.E., & Grunig, L.A. 1995. Manager Guide to
Excellence in Public Relations and Communication
Managemen. Lawrence Erlbaum Associates, New Jersey.
Edward III, George C (edited). 1990. Public Policy
Implementing, Jai Press Inc, LondonEngland. Goggin,
Malcolm L et al.
Effendy, Onong Uchana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Hubungan Masyarakat Suatu
Studi Komunikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Gunawan, Imam, S.Pd., M.Pd. 2013. Metode Penelitian
Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
14

Gurning, J.E.. 1992. Excellence in Public Relations and


Communication Management. Jakarta: Rosda Karya,
Terjemahan.
Gurning, J. E., dkk. 2002. Excellence Public Relations and
Effective Organization: A Study of Communication
Management in Three Countries. Jakarta: Rosda Karya,
Terjemahan; Lawrence Erlbaum.
Hidayat, Dedy N. 2003. Paradigma dan Metedologi Penelitian
Sosial Empirik Klasik. Jakarta: Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
Jefkins, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta: Erlangga.
Jefkins, Frank. 2004. Public Relations Fifth Editions. Jakarta:
Erlangga.
Kriyantono, Rachmat. 2014. Teori Public Relations Perspektif
Barat dan Lokal: Aplikasi Penelitian dan Praktik. Jakarta:
Kencana.
Kriyantono, Rachmat. 2015. Public Relations, issue & Crisis
Management: Pendekatan Critical Public Relation,
Etnografi Kritis & Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Kriyantono, Rahmat. 2018. Meneropong Praktik Publics
Relations di Indonesia dengan Teori dan Riset
(DisertaContoh-contoh Riset Kontemporer. Malang: UB
Press
Kumala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses dan
Konteks. Bandung: Widya Padjajaran.
14

Kurnia, Edy. 2010. Komunikasi dalam Pusaran Kompetisi.


Jakarta: Republika.
Kusumastuti, Frida. 2002. Dasar-dasar Hubungan Masyarakat,
(Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. Analisis Data
Kualitatif: Buku Sumber Tantangan Metode-Metode Baru.
Jakarta: UI Press.
Moeloeng, Lexy Dr. J., M. A. 2004. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muis. 2001. Komunikasi Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2003. Metedologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep,
Karekteristik, dan Implmentasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution. 2003. Metedologi Research Penelitian Ilmi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Purwanto dan Sulistyastuti. 1991. Analisis Kebijakan dari
Formulasi ke Implementasi Kebijakan. Bumi Aksara
Jakarta.
Putra, I Gusti Ngurah. 1999. Manajemen Hubungan Masyakat.
Jogjakarta: Penerbitan Universitas Atmajaya Yogyakarta.
14

Rachmadi, F. 1992. Public Relation: Teori dan Praktek. Aplikasi


dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rendal, Ripley, B. and Grace A. Franklin. 1986. Policy
Implementation and Bureaucracy, second edition, the
Dorsey Press, Chicago-Illionis.
Rosady, Ruslan. 2008. Kiat dan Strategi Kampanye Public
Relations. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. 2004. Effective
Public Relations. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta.
Suhandang, Kustadi. 2004. Public Relation
Perusahaan.Bandung: Nuansa.
Syukur, Kholil. 2007. Komunikasi Islam. Bandung: Citapustaka
Media.
Tasmora, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaga Media
Pratama.
Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijakan. PT Bumi
Aksara.
Widjaja, H.A.W. 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Widjaja, H.A.W. 2008. Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat. Jakarta: PT Bumi Aksara.
14

Skripsi:

Bella Putri Dwi Anggraeni, “Peranan Hubungan Masyarakat


(HUMAS) OMBUDSMAN Republik Indonesia Dalam
Mensosialisasikan Layanan Aspirasi Pengaduan Praktek
Mal Administrasi”, Skripsi S1, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Mochammad Kahfi, “Peranan Hubungan Masyarakat (HUMAS)
MPR RI dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa
Tahun 2014”, Skripsi S1, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Merry Arizona, “Penerapan Excellence Communication dalam
Divisi Hubungan Masyarakat Lembaga Perbankan di
Indonesia studi kasus pada Bank Tabungan Negara
Periode 2008-2011)”, Skripsi S1, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2012.

Website:

Grunig, J., & Grunig L. 2000. Public Relations in Strategic


Management andStrategic Management of Public
Relations: Theory and Evidence from the IABC
Excellence project [Monograph] Vol. 1 Journalism
Studies.
14

https://amp.kompas.com/properti/read/2018/11/13/190000721/sm
art-city-bukan-cuma-soalteknologi-informasi(diakses
pada: 2 Agustus 2020 pukul 18.26 WIB)
https://jaki.jakarta.go.id/about(diakses pada: 2 Agustus 2020
pukul 20.15 WIB)
https://quran.kemenag.go.id/sura/4(diakses pada: 2 Agustus 2020
pukul 20.15 WIB)
https://smartcity.jakarta.go.id/ (diakses pada: 14 Januari 2021,
pukul 11.15 WIB)
https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/hikayat-nama-
jakarta Indonesia.go.id (diakses pada 13 Januari 2021
pukul 14.15 WIB)
https://jakarta.go.id/artikel/konten/8/lambang-
daerah(diakses pada 13 Januari 2021 pukul 14.15
WIB)
https://m.beritajakarta.id/read/82915/Mengenal-Aplikasi-JAKI-
Superapps-Jakarta-Untuk-Layanan-Terintegrasi(diakses
pada: 25 Januari 2021, pukul 13.00 WIB)
https://twitter.com/DKIJakarta?s=20(diakses pada: 25 Januari
2021, pukul 13.20 WIB)
https://twitter.com/JSCLounge?s=20(diakses pada: 25 Januari
2021, pukul 13.35 WIB)
https://jakarta.go.id/artikel/konten/55/geografis-jakarta(diakses
pada 13 Januari 2021 pukul 14.15 WIB)
https://diskominfotik.jakarta.go.id/visi-dan-misi(diakses pada 13
Januari 2021 pukul 14.15 WIB)
15

Peraturan Daerah:

Perda No. 6 Tahun 1963, Dinas Komunikasi, Informatika dan


Statistik Pemprov DKI Jakarta 1995 - 2021
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Tahun 2018
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemprov DKI
Jakarta 1995-2021
Perda No 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2007-2012
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 75 Tahun 2018, Pasal 4 Ayat (1) Susunan
organisasi Dinas Kominfo Dan Statistik.
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 265 Tahun 2016, Bab II Kedudukan, Tugas, Dan
Fungsi Pasal 2 dan 3 Ayat (1) Fungsi Dinas Kominfo Dan
Statistik.

Wawancara :

Rika selaku Kepala Satuan Pelaksana Komunikasi Jakarta Smart


City pada Senin, 02 November 2020, Pukul 14.06 Via
online melalui WhatsApp messageger
Dr.Ir. Endroyono, DEA selaku dosen Fakultas Teknologi Elektro
dan Informatika Cerdas ITS sebagai Pakar Jakarta Smart
15

City pada Jumat, 01 Januari 2021, Pukul 12.01 via online


melalui WhatsApp messageger
Syali Gestanon selaku Staf Ahli Humas Pemerintah Provinsi DKI
Jakartapada Selasa, 08 Desember 2020, Pukul 13.15Via
online melalui Instagram messageger
LAMPIRAN

152
15

Lampiran 1.
15

TRANSKRIP WAWANCARA I

Nama : Rika
Jabatan : Kasatpel Komunikasi Jakarta
Smart City Aplikasi JAKI “Jakarta Kini”
Tanggal : 02 November 2020
Waktu : 14.06 - Selesai
Tempat : Via online melalui WhatsApp
messageger

1. Apa tujuan dari Platform Jakarta Kini (JAKI), dan


pada tanggal berapa diluncurkan ke public melalui
googleplaystore?

Transformasi digital terjadi dimana pun dan itu artinya


Kita harus bersiap mengantisipasi perubahan tersebut. Begitu
pun di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Platform
Jakarta Kini bertujuan meringkaskan system administrasi
birokrasi dengan mengedepankan prinsip good governance
yaitu efektif, efisien, transparan, akuntabel.

Platform Jakarta Kini merupakan city-super apps


sekaligus one-stop service untuk warga Ibu Kota Provinsi
DKI Jakarta, mengintegrasikan seluruh layanan ke dalam satu
platform digital yang dapat diakses dimana saja, kapan saja,
dan oleh siapa saja. Baik itu layanan milik Instansi
Pemerintah DKI Jakarta, Pemerintah Pusat, maupun industry
15

swasta/start-up. JAKI sendiri diluncurkan pada September


2019.

2. Apa fungsi UP Jakarta Smart City terkait Platform


Jakarta Kini (JAKI)?

UP Jakarta Smart City menyelenggarakan pengembangan


ekosistem bagi terselenggaranya Provinsi dan kota cerdas di
wilayah Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Kaitannya
dengan Platform Jakarta Kini, UP Jakarta Smart City
memanfaatkan teknologi dan terus melakukan inovasi dan
kolaborasi dengan berbagai stakeholder. Salah satu fungsi
Kami sangatlah jelas yaitu sebagai kolaborator, untuk
menyelesaikan permasalahan kota tidak hanya mengandalkan
pemerintah, namun juga melibatkan masyarakat.
3. Apa peran UP Jakarta Smart City terkait Platform
Jakarta Kini (JAKI), khususnya dalam pengelolaan,
penyebaran informasi (publikasi) kepada masyarakat?

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 144/2019


tentang OTK Diskominfotik menyatakan bahwa UP Jakarta
Smart City melakukan perumusan, pelaksanaan kebijakan,
proses bisnis, standar dan prosedur. Maka, Kami membangun,
mengembangkan, dan mengelola Platform Jakarta Kini
dengan juga berkolaborasi bersama stakeholder. Kami pun
memanfaatkan berbagai media digital seperti medsos, dan
15

menyelenggarakan seminar digital untuk mempublikasikan


Platform Jakarta Kini kepada masyarakat secara continue.
4. Apa fungsi publikasi tersebut bagi UP Jakarta Smart
City?

Platform Jakarta Kini yang telah Kami bangun agar dapat


dimanfaatkan, digunakan oleh masyarakat Jakarta, maupun
masyarakat luas yang akan, dan datang ke Jakarta sebagai
referensi utama mereka dalam memperoleh informasi dan
layanan public di berbagai bidang, missal Kesehatan,
Pendidikan, sosial, dan lainnya.
5. Apakah ada keterlibatan Diskominfotik dan Bidang di
bawahnya terkait publikasi Platform Jakarta Kini
(JAKI)? Apa kanal media yang digunakan?

Ada. UP Jakarta Smart City merupakan Unit Pelaksana


Teknis dari Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik
dalam menjalankan tugas dan fungsinya selalu ada
koordinasi, dukungan di setiap program dan kegiatan yang
dilakukan. Seperti halnya melakukan publikasi, pesan utama
yang dilempar ke public sama tetapi gaya penyampaian yang
berbeda, hal ini terkait erat dengan budaya dan iklim yang
dipegang oleh masing-masing bidang. Kami di Jakarta Smart
City, mungkin lebih santai dan mencoba melepaskan kesan
kaku dalam memberikan informasi, karena target yang ingin
Kami capai salah satu diantaranya adalah generasi muda.
Point utama dalam membiasakan budaya komunikasi yaitu
15

dengan cara salam sapa supaya kedekatan emosional


terbentuk.
6. Bagaimana mekanisme koordinasi antara UP Jakarta
Smart City dan Bidang Diskominfotik terkait publikasi
Platform Jakarta Kini (JAKI)?

Koordinasi dilakukan melalui rapat-rapat internal


Kedinasan, akan tetapi meeting non formal seperti diskusi
ringan di grup sangat sering dilakukan. Berawal dari
Disposisi yang diberikan oleh Kepala Dinas yang diturunkan
ke Bidang-Bidang di bawahnya, lalu didiskusikan dapat
dilakukan secara formal atau non formal untuk rencana aksi
yang akan dilakukan.
7. Apa saja produk UP Jakarta Smart City yang
dikoordinasikan kepada Bidang Diskominfotik untuk
dipublikasikan?

Banyak. Misal Platform Jakarta Kini, Pengelolaan


Pengaduan Publik (CRM), website corona, aplikasi Pantau
Banjir, dan banyak lagi. Apalagi saat ini Kami (Pemprov.
DKI Jakarta) pun sedang focus mendorong Transformasi
Digital.
8. Apa kanal media yang digunakan UP Jakarta Smart
City dalam mempublikasi Platform Jakarta Kini
(JAKI) kepada masyarakat?
Banyak sekali ya, hamper semua media sosial kita
manfaatkan. Karena karakteristik dari setiap media pun
15

berbeda-beda, sehingga itu yang mendasarinya. Kami


berharap Platform Jakarta Kini bersifat inklusif ini dapat
digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat Jakarta.
9. Apakah Platform Jakarta Kini (JAKI) telah
digunakan oleh semua masyarakat Jakarta? Berapa
persen komposisi pengguna berdasarkan wilayah
Administrasi Kota? Berapa rentang usia
penggunanya?
Platform Jakarta Kini telah diunduh hamper 1 juta kali,
dengan pengguna aktifnya pun mencapai 300.000 per hari.
Platform Jakarta Kini untuk seluruh masyarakat, sehingga 5
Administrasi Kota + 1 Kabupaten Kepulauan sudah
menggunakannya.

10. Apa harapan UP Jakarta Smart City terhadap


Platform Jakarta Kini (JAKI)?

Berangkat dari peran Kami sebagai pemberi layanan


kepada masyarakat, Platform Jakarta Kini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari bangun tidur
hingga tidur Kembali. Selain itu pun dapat menjadi contoh
bagi Pemerintah Daerah lain di Indonesia yang mengharapkan
suatu layanan berbasis teknologi informasi, dengan
mengedepankan prinsip Good Governance, Mobile first, dan
Collaborative Government.

11. Berapa rentang Usia Pengguna JAKI saat ini ?


15

Platform JAKI sebagai super app ditujukan kepada


seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang,
bahkan bukan hanya Masyarakat Jakarta tetapi orang-orang
yang memiliki perhatian kepada Ibukota Jakarta (akan
mengunjungi, sedang berkunjung, akan meninggalkan).
Semisal orang dari luar Jakarta yang beraktifitas, mereka
perlu memperoleh informasi layanan-layanan yang telah
disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
stakeholdernya. Rentang usia pengguna platform JAKI
beragam saat ini dominan digunakan oleh mulai dari 18 – 64
tahun.

12. Apa efek yang diharapkan dari Platform JAKI ?

Sebagai super apps Jakarta yang mampu menyediakan


berbagai layanan miliki Pemerintah Daerah, Pemerintah
Pusat, dan Swasta/industry kepada masyarakat di dalam 1
platform bernama Jakarta Kini (JAKI).

13. Kapan perubahan Logo dilakukan ?

Kami memandang sebuah logo bukan hanya sebagai


sebuah identitas. Kami berharap, ketika melihat Logo JAKI,
di benak masyarakat akan langsung tergambar sebuah
Platform Layanan Pemerintah DKI Jakarta. Kami
memperkenalkan logo terbaru Platform JAKI pada 18
November 2020 dengan semangat modern, Matang,
Sederhana, dan Segar.
16

14. Apakah menggunakan media cetak dalam sosialisasi ?

Kami mendorong terjadinya transformasi digital di


Ibukota Jakarta. Hingga saat ini Kami melakukan sosialisasi
dan publikasi dengan memanfaatkan media digital. Kami juga
memperoleh dukungan dari Diskominfotik/Bidang
Komunikasi Publik berupa kanal publikasi di sejumlah media
massa nasional (online/offline) agar pesan yang Kami
sampaikan diterima dengan cepat dan menjangkau luas
seluruh lapisan masyarakat. Kaya misalnya ajang JDCN akhir
tahun kemarin kami dibantu sosialisasi acara tersebut online
di medson berita-berita nasional salah satunya CNN dan
untuk offline CNN juga mendukung kami sebagai host acara
JDCN

15. Apakah ada bagian khusus yang mengurusi publikasi


?

Ada. UP Jakarta Smart City terdiri dari 9 Divisi yang


salah satunya memiliki Tugas dan Fungsi berkaitan dengan
penyebaran informasi kepada khalayak luas (masyarakat)
yaitu Divisi Komunikasi. Berbagai program kerja milik Unit
Pengelola Jakarta Smart City dipublikasikan oleh divisi
tersebut dengan kolaborasi bersama divisi-divisi lain.
16. Rilis JAKI dan apa tujuan diluncurkannya?

27 September 2019 masyarakat dapat menikmati platform


JAKI. Tujuannya adalah Semangat kolaborasi dengan
16

berbagai stakeholder untuk membangun ekosistem digital


gunan mendorong transformasil digital di Ibukota Jakarta.
Dengan memanfaatkan perkembangan IT, salah satu yang
Kami yakini bahwa proses perampingan administrasi
birokrasi, memberikan dampak positif dalam hal efisiensi,
efektifitas, transparansi, dan akuntable yang merupakan
prinsip Good Governance

Gambar wawancara peneliti via WhatsApp messageger


bersama Ibu Rika selaku Kasatpel Komunikasi Jakarta
Smart City JAKI
16

TRANSKRIP WAWANCARA 1I

Nama : Dr. Ir. Endroyono DEA


Jabatan : Pakar Jakarta Smart City dan Dosen
Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS
Tanggal : 01 Januari 2021
Waktu : 12.01 - Selesai
Tempat : Via online melalui WhatsApp messageger

1. Apa itu Smart City menurut pandangan Bapak selaku


pakar Smart City dan IT dan Bagaimana
perkembangan Smart City di Indonesia pada saat ini ?

Smart city, hanyalah sebuah istilah dan framework yang


dapat dijadikan acuan pengembangan sebuah kota, agar
dibangun lebih terarah, dan dipercepat dengan pemanfaatan
TIK. Hingga saat ini, pengembangan smart-city masih cukup
stagnan, dengan tingkat perbaikan yang masih naik-turun.

2. Apakah bapak mengetahui Smart City di Jakarta dan


Bagaimana menurut pandangan bapak mengenai
Implementasi Smart City di Jakarta?

Smart-city Jakarta, menurut saya adalah wadah dari upaya


untuk membuat jakarta lebih “cerdas” dalam melayani
warganya. dan bila dilihat dari targetnya, JSC telah mulai
menunjukkan hasil berupa tampilan Jakarta baru yang
16

informatif, transparan, serta mendukung kolaborasi


menggunakan teknologi untuk pelayanan publik lebih baik.

3. Bagaimana menurut bapak agar Smart City bekerja


secara efektif dalam memajukan sebuah kota menjadi
kota smart?

Agar efektif, perancang dan pengelola smart-city harus


memahami 3 pilar utama sebuah kota cerdas, yaitu pertama
stakeholder harus memahami proses bisnis kota dengan baik.
Kedua tidak semua niat baik itu baik, harus disesuaikan
dengan UU dan peraturan perundangan yang berlaku.
Terakhir, stakeholder harus mampu memilih teknologi yang
paling sesuai dengan kemampuan kota dan masyarakatnya.

4. Meninjau dari konsep smart city yang ada dan sudah


di terapkan di Jakarta. Apakah sudah maksimal,
sudah siap, sudah berfungsikah, dan Apakah masih
ada plus minusnya menurut Bapak?

Pandemi ini menjadi ujian, bagi semua kota yang beriklan


sebagai smart-city. agar dapat memberi layanan lebih baik
berbasis elektronik. Yang dipunyai di jakarta cukup bagus,
tetapi mungkin belum optimal untuk support pengambilan
keputusan dan lain-lain. Butuh sebuah terobosan agar jakarta
menjadi lebih baik lagi.
16

Gambar wawancara peneliti via WhatsApp messageger


bersamaDr. Ir. Endroyono DEA selaku Pakar Jakarta Smart City
dan Dosen Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS
16

TRANSKRIP WAWANCARA 3

Nama : Syali Gestanon


Jabatan : Staf Ahli Humas Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta
Tanggal : 08 Desember 2020
Waktu : 13.15 - Selesai
Tempat : Via online melalui Instagram
messageger

1. Apakah terdapat struktur Organisasi dalam Humas


Pemprov DKI Jakarta dan apa saja tugasnya?

Nomenklatur humas sudah tidak digunakan lagi dalam


pengelolaan komunikasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Saat ini yang digunakan adalah Bidang Komunikasi Publik
dan Bidang Informasi Publik. Masing-masing memiliki 3
Seksi.Bidang Komunikasi Publik : Seksi Layanan Hubungan
Media, Seksi Sumber Daya Komunikasi Publik, Seksi
Pengelolaan Media Komunikasi Publik. Bidang Informasi
Publik : Seksi Pengelolaan Informasi Publik, Seksi Pelayanan
Informasi Publik, Seksi Pengelolaan Opini dan Aspirasi
Publik.Memiliki tugas pokok fungsinya dalam porsi
komunikasi, Informasi Publik lebih kepada membantu
penyiapan materi komunikasi dan evaluasi sedangkan
Komunikasi Publik lebih kepada penyebarluasan informasi
16

kepada media massa, baik milik internal maupun eksternal.


Kedua bidang bersinergi dalam menjalankan fungsi
komunikasi secara keseluruhan dibawah pengawasan
langsung dari Kepala Dinas Kominfotik.

2. Apakah di internal Humas melakukan sharing dan


diskusi?

Sharing/diskusi/rapat internal rutin dilakukan terlebih


untuk pembahasan strategi komunikasi berbagai isu baik yang
berasal dari pemberitaan, OPD/UPD maupun dari kegiatan
strategis daerah. Diskusi/rapat sering dilakukan baik offlline
untuk pembahasan isu urgent dan membutuhkan koordinasi
langsung dilapangan dan online untuk pembahasan isu yang
tidak membutuhkan tatap muka mempertimbangkan aspek
keamanan dan protokol kesehatan dimasa pandemi.

3. Apakah Humas Pemprov DKI Jakarta membantu


penyebaran informasi dan publikasi ke masyarakat
terhadap program pelayanan baru pemerintah yaitu
aplikasi JAKI dan menggunakan apa dalam
penyebaran informasi tersebut?

Salah satu fungsi publikasi kehumasan yang dijalankan


Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Pemprov DKI
Jakarta adalah memastikan setiap informasi program dan
kebijakan dapat diterima secara aktual, informatif dan akurat
oleh setiap masyarakat DKI Jakarta. Termasuk didalamnya
16

adalah melakukan publikasi promosi terkait produk aplikasi


JAKI berikut seluruh fiturnya kepada masyarakat melalui
kanal-kanal informasi yang dimiliki internal Pemprov DKI
Jakarta maupun melalui media massa eksternal.

4. Apakah Humas menerapkan komunikasi 2 arah (two


way asymmetric) dan dimana Humas menerapkan
komunikasi ini dalam mensosialisasikan aplikasi JAKI
kepada masyarakat?

Selama ini Excellence Communication yang dapat


diterapkan di Humas Pemprov DKI Jakarta meliputi
komunikasi dua arah yang asimetris. Dan terkait penyampaian
masukan dan pendapat yang diperoleh dari masyarakat
pengguna aplikasi JAKI “Jakarta Kini”. Untuk peran yang
lain seperti teknis komunikasi, negosiasi, dan persuasi,
diskominfotik bisa menjalankan dengan baik. Adapun
perkembangannya sekarang sudah menggunakan proses
adminitasinya semua secara digital.

Gambar wawancara via Instagram messageger bersama Staf Ahli


Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

You might also like