You are on page 1of 74

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT REFERAT

DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS SEPTEMBER 2021


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

PRIMARY HEALTH CARE DAN MANAJEMEN PUSKESMAS PUUWATU


TAHUN 2021

Oleh:
Iga Dwi Listya Juniary, S.Ked
K1B1 20 047

Pembimbing
Dr. dr. I Putu Sudayasa, M.Kes

KEPANITERAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESEHAN

Nama : Iga Dwi Listya Juniary, S.Ked

NIM : K1B1 20 047

Judul : Primary Health Care dan Manajemen Puskesmas Puuwatu

Tahun 2021

Program Studi : Profesi Dokter

Fakultas : Kedokteran

Telah menyelesaikan tugas referat dengan judul “Primary Health Care dan

Manajemen Puskesmas” dalam rangka kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo

pada bulan September 2021.

Kendari, September 2021

Mengetahui,

Pembimbing

Dr. dr. I Putu Sudayasa, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Referat
dengan judul “Primary Health Care dan Manajemen Puskesmas Puuwatu Tahun 2021”
ini sebagai tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa pada proses pembuatan Referat ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua pihak yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya sangat penulis
harapkan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr. I Putu Sudayasa, M.Kes atas
bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah dan kendala dalam proses
penyusunan referat ini dapat teratasi dan terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
para pembaca pada umumnya serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas
segala bantuan dan perhatian baik berupa tenaga, pikiran dan materi pada semua pihak
yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih.

Kendari, 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................... 3

C. Manfaat ................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Primary Health Care ............................................................................. 5

B. Puskesmas ........................................................................................... 10

C. Manajemen Puskesmas ....................................................................... 23

D. Manajamen Puskesmas Puuwatu ........................................................ 49

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 62

B. Saran ................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

Notulen Pertemuan Lintas Sektor


Gambar 1. 55
Kecamatan Puuwatu

Gambar 2 Hasil Akhir Penilaian Kerja Puskesmas 61

v
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 1. Tabel cara pemecahan masalah 30

Tabel 2. RUK Puskesmas Puuwatu tahun 2022 50

Tabel 3. RPK Puskesmas Puuwatu tahun 2021 51

Tabel 4. Laporan Lokakarya Mini Bulanan Pertama 55

Tabel 5. Penilaian Manajemen Puskesmas 58

Tabel 6. Penilaian Mutu Puskesmas 59

Tabel 7. Penilaian Cakupan Komponen Kegiatan 60

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Deklarasi Alma Atta merupakan bentuk kesepakatan bersama antara 140

negara (termasuk Indonesia) pada tahun 1978. Deklarasi ini dihasilkan dari

Konferensi Internasional Pelayanan Kesehatan Primer di Kota Alma Ata

Kazakhstan yang disponsori oleh WHO dan UNICEF.1 Deklarasi Alma Atta

merupakan tonggak utama dalam pengembangan konsep pelayanan kesehatan

primer untuk mewujudkan health for all.2

Konsep pelayanan primer menjadi fokus kebijakan di banyak negara di

dunia. Hal ini sebagai respon terhadap meningkatnya kesenjangan akses pelayanan

kesehatan yang sangat jelas di banyak negara berkembang. Penguatan pelayanan

kesehatan primer juga menjadi fokus utama World Health Organization (WHO)

dalam “The 2008 Annual Report” yang menyatakan WHO mendorong negara

berkembang untuk melakukan reformasi dalam rangka penguatan pelayanan

kesehatan primer.2

Primary Health Care (PHC) / Pelayanan Kesehatan Dasar diperkenalkan

oleh World Health Organization (WHO) sekitar tahun 70-an, dengan tujuan untuk

meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama yaitu kerjasama multisektoral,

partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan

dengan pelaksanaan di masyarakat.1

1
Konsep pelayanan kesehatan primer sebagai gatekeeper dikembangkan oleh

Primary Care Center John Hopkins University, meliputi 4 domain utama yaitu first

contact care (fungsi kontak pertama), continuity care (fungsi koordinasi layanan),

coordination care (fungsi koordinasi layanan) dan comprehensiveness care (fungsi

comprehensif layanan).2

Di Indonesia, penyelenggaraan PHC dilaksanakan di Puskesmas dan

jaringan yang berbasis komunitas dan partisipasi masyarakat, yaitu Posyandu dan

Posbindu yang ada di setiap Wilayah Kecamatan dan Kelurahan yang masuk

dalam area kerjanya masing-masing. Dalam hal ini Puskesmas melakukan

pendekatan life cycle approach, mengutamakan upaya promotif dan preventif

disertai penguatan upaya kesehatan masyarakat.1

Dalam rangka menjalankan Undang-Undang Jaminan Kesehatan Nasional

yang telah diundangkan, pemerintah telah berupaya untuk memberikan pelayann

terbaik kepada masyarakat khususnya pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu

Puskesmaas. Puskesmas sebagai salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan di

tingkat Kecamatan dituntut dapat memberikan pelayanan yang optimal yang dapat

memuaskan masyarakat.3

Mengelola puskesmas sebagai satu unit organisasi yang didalamnya terdapat

sumber daya manusia, peralatan, anggaran dan program program kegiatan dan

lingkungan internal dan eksternal memerlukan ilmu manajemen. Manajemen

diterjemahkan dalam tiga rangkaian utama yaitu P1 Perencanaan, P2 Penggerakan

dan Pelaksanaan serta P3 Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian.4

2
Melalui pola penerapan manajemen Puskesmas yang baik dan benar oleh

seluruh Puskesmas di Indonesia, maka tujuan akhir pembangunan jangka panjang

bidang kesehatan yaitu masyarakat Indonesia yang sehat mandiri secara

berkeadilan, dipastikan akan dapat diwujudkan.5

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui secara umum primary health care, Puskesmas dan

manajemen puskesmas.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian primary health care

b. Untuk mengetahui pengertian puskesmas

c. Untuk mengetahui pengertian manajemen puskesmas

d. Untuk menjelaskan bagaimana penerapan manajemen puskesmas di

Puskesmas Puuwatu tahun 2021

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah wawasan mengenai primary health care, puskesmas

dan manajamen puskesmas

2. Manfaat Aplikatif

Dapat menambah masukkan kepada pusat pelayanan kesehatan yang

terkait mengenai primary health care, puskesmas dan manajemennya.

3
3. Manfaat Metodologis

Sebagai salah satu referensi atau data pendukung khususnya untuk

memahami puskesmas dan manajamennya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Primary Health Care

1. Defenisi

Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang

berdasarkan pada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat

diterima secara umum, baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat

melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat

terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat

perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri dan menentukan

nasib sendiri.6

2. Tujuan

Tujuan umum PHC adalah mendapatkan kebutuhan masyarakat

terhadap pelayanan yang diberikan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan

pada masyarakat yang menerima pelayanan, sedangkan yang menjadi tuuan

khusus adalah :6

a) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani

b) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani

c) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani

d) Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-

sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

5
3. Fungsi

PHC hendaknya harus memenuhi fungsinya sebagai berikut :6

a) Pemeliharaan kesehatan

b) Pencegahan penyakit

c) Diagnosa dan pengobatan

d) Pelayanan tindak lanjut

e) Pemberian sertifikat

4. Unsur Utama6

a) Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan

b) Melibatkan peran serta masyarakat

c) Melibatkan kerja sama lintas sektoral

5. Prinsip Dasar

Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Alta ditetapkan prinsip-prinsp

PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi

semua. Lima prinisip PHC sebagai berikut:6

a) Pemerataan upaya kesehatan

Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini, yaitu perwatan

rimer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama

dalam masyarakat yang harus diberikan sama bagi semua individu tanpa

memandang jenis kelamin,usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau

pedesaan, dan kelas sosial.

6
b) Penekanan pada upaya preventif

Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha,

pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

dengan peran serta individu agar berperilaku sehat serta mencegah

berjangkitnya penyakit.

c) Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan

Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau,

layak, dan diterima budaya masyarakat (misalnya, penggunaan kulkas

untuk vaksin cold storage).

d) Peran serta masyarakat dalam semangta kemandirian

Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan

maksimal dari lokal, nasional, dan sumber daya yang tersedia lainnya.

Partisipasi masyarakat adalah proses individu dan keluarga untuk

bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orangorang di sekitar

mereka serta mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam

pembangunan masyarakat.

Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan atau selama

pelaksanaan. Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan,

kabupaten atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah

dilakukan di tingkat lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas

yang minim.

7
e) Kerja sama lintas sektoral dalam membangun kesehatan

Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh suatu intervensi

hanya pada sektor kesehatan formal. Sektor lain sama pentingnya dalam

mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini

mencakup, sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya, keamanan

makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya, menyangkut masalah

kesehatan yang berlaku, metode pencegahan dan pengontrolan mereka),

perumahan, pekerjaan umum (misalnya, menjamin pasokan yang cukup

dari air bersih dan sanitasi dasar), pembangunan perdesaan, industri, dan

organisasi masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah daerah,

organisasi-organisasi sukarela, dan sebagainya).

6. Elemen

Elemen PHC adalah sebagai berikut :6

a) Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit

serta pengendaliannya

b) Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi

c) Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar

d) Kesehatan ibu dan anak termasuk KB

e) Imunisasi terhadap penyakit- penyakit infeksi utama

f) Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat

g) Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa. 8. Penyediaan obat-obat

essential

8
7. Ciri-ciri Pelaksanaan PHC

Pelaksanaan PHC memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Pelayanan yang utama dan dekat dengan masyarakat

b) Pelayanan yang menyuluruh

c) Pelayanan yang terorganisasi

d) Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat

e) Pelayanan yang berkeseninambungan

f) Pelayanan yang progresif

g) Pelayanan yang berorientasi pada keluarga

h) Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja

8. Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan Dalam PHC

Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan

kepada hal-hal sebagai berikut :

a) Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan

implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan

b) Kerjasama dengan masyarakat, keluarga, dan individu

c) Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada

masyarakat

d) Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan

kesehatan dan kepada masyarakat

e) Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat

9
B. PUSKESMAS

1. PENGERTIAN PUSKESMAS

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43

Tahun 2019, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. 7

2. TUJUAN PUSKESMAS

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43

Tahun 2019, Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas

bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan

masyarakat yang :7

A) Memilki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat

B) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

C) Hidup dalam lingkungan sehat

D) Memiliki derajat keehatan yang optimal, bak individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat

3. PRINSIP PUSKESMAS7,10

A) Paradigma Sehat

Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi

dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi

10
individu, keluarga, kelompok, masyarakat melalui Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat.

B) Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

C) Kemandirian Masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat.

D) Kestersediaan Akses Pelayanan Kesehatan

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses

dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil

tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan

kepercayaan.

E) Teknologi Tepat Guna

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan

memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah

dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

F) Keterpaduan dan Kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan

UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem

Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

11
4. TUGAS PUSKEMAS

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

Mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud,

Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan

pendekatan keluarga.

Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan

sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya

dengan mendatangi keluarga.7,10

5. FUNGSI PUSKESMAS

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana Puskesmas memiliki fungsi:

A) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

B) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

C) Sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program

insternship, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan.

Puskesmas memiliki tiga fungsi klasik, yaitu sebagai pusat penggerak

pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta pusat

pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama. 7,10,13

6. AZAS PENYELENGGARAAN PUSKESMAS7,9,10

Azas penyelenggaraan puskesmas dikembangkan dari ketiga fungsi

puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar

12
dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya

puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan

pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:

A) Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang bertempat tinggal d wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus

melaksanakan bebagai kegiatan, antara lain :

1) Menggerakan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan,

sehingga berwawasan kesehatan

2) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya

3) Membina setipa upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan

oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya

4) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama(primer) secara

merata dan terjangkau di wilayah kerjanya

B) Azas Pemberdayaan Masyarakat

Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan

masyarakat. Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan,

keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan

setiap upaya puskesmas.

13
C) Azas Keterpaduan

Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah keterpaduan.

Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang

optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan

secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam

keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu:

1) Keterpaduan lintas program, merupakan upaya memadukan

penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi

tanggungjawab puskesmas.

2) Keterpaduan lintas sektor, merupakan upaya puskesmas (wajib,

pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor

terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan

dunia usaha.

D) Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang

dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung

dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk

membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut

dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap

upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh

azas rujukan.

14
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus

penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,

baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke

strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam

arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama. 7

Puskesmas ada dua jenis rujukan yang dikenal yaitu rujukan upaya

kesehatan perorangan dan rujukan upaya kesehatan masyarakat. Cakupan

rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit. Apabila

suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu,

maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan

yang lebih mampu (baik horisontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien

paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk

ke puskesmas.

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah

kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran

lingkungan, dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga

dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan

masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu

puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat,

maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

15
7. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

Puskesmas menyelenggarakan UKM tingkat pertama dan UKP tingkat

pertama yang dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. UKM

tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus diselenggarakan untuk

pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan,

Program Indonesia Sehat dan kinerja Puskesmas dalam penyelenggaraan

Jaminan Kesehatan Nasional.7,10

UKM tingkat pertama meliputi UKM esensial dan UKM

pengembangan. UKM esensial meliputi :

A) Pelayanan promosi kesehatan

B) Pelayanan kesehatan lingkungan

C) Pelayanan kesehatan keluarga

D) Pelayanan gizi

E) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

UKM pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang

kegiatannya bersifat inovatif dan/atau disesuaiakan dengan prioritas masalah

kesehatan, kekhususan wilayah kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia

di Puskesmas. UKM pengembangan meliputi :

A) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat

B) Pelayanan kesehatan tradisonal komplmenter

C) Pelayanan kesehatan olahraga

D) Pelayanan kesehatan kerja

16
E) Pelayanan kesehatan lainnya

UKP tingkat pertama dilaksanakan oleh dokter, dokter gigi, dan dokter

layananprimer, serta tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensi dan

kewenangannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

UKP harus dilakukakn dengan standar pelayanan, standar prosedur

operasional, dan etika profesi. Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud

dilakukan dalam bentuk :

A) Rawat jalan, baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit

B) Pelayanan gawat darurat

C) Pelayanan persalinan normal

D) Perawatan di rumah (home care)

E) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus

menyelenggarakan kegiatan :

A) Manajemen puskesmas

B) Pelayanan kefarmasian

C) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

D) Pelayanan laboratorium

E) Kunjungan keluarga

17
8. SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS7

Ketenagaan Puskesmas dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 43

Tahun 2019 disebutkan harus memiliki tenaga kesehatan dan tenaga non

kesehatan.

A) Tenaga Kesehatan, terdiri dari :

1) Dokter dan/atau dokter layanan primer

2) Dokter gigi

3) Perawat

4) Bidan

5) Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku

6) Tenaga sanitasi lingkungan

7) Nutrisionis

8) Tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian

9) Ahli teknologi laboratorium medik

B) Tenaga non Kesehatan, terdiri dar :

1) Ketatausahaan

2) Administrasi keuangan

3) Sistem informasi

4) Kegiatan operasional lain

9. PRASARANA PENUNJANG PUSKESMAS7

Prasarana penunjang sebagai mana dimaksud dalam Permenkes No 43

Tahun 2019, yaitu terdiri dari :

18
A) Sistem penghawaan (ventilasi)

B) Sistem pencahayaan

C) Sistem air bersih, sanitasi, dan hygine

D) Sistem kelistrikan

E) Sistem komunikasi

F) Sistem gas medik

G) Sistem proteksi petir

H) Sistem proteksi kebakaran

I) Sarana evakuasi

J) Sistem penegendalian kebisingan

K) Kendaraan puskesmas keliling

10. KATEGORI PUSKESMAS7

Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada

kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan

berdasarkan Karakteristik wilayah kerja dan Kemampuan pelayanan.

A) Berdasarkan Karakterisktik Wilayah Kerja

1) Puskesmas kawasan perkotaan

Puskesmas perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah

kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari

4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut :

(a) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduknya

pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan, dan jasa;

19
(b) Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,

pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km,

atau hotel;

(c) Lebih dari 90% (sembilan puluh per seratus) rumah tangga

memiliki listrik; dan/atau

(d) Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas

perkotaan

2) Puskesmas Kawasan Perdesaan

Puskesmas perdesan merupakan Puskesmas yang wilayah

kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari

4 (empat) kriteria kawasan perdesaan sebagai berikut :

(a) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduk pada

sektor agraris atau maritim;

(b) Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,

pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius

lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa hotel;

(c) Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90%

(d) Terdapt akses jalan dan transportasi menju fasilitas sebagaimana

dimaksud pada huruf b.

3) Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil

Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan

karateristik seagai berikut :

20
(a) Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau

kecil, gugus pulau, atau pesisir;

(b) Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak

tempuh pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan

waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-

waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan

(c) Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan

yang tidak stabil.

B) Berdasarkan Kemampuan Pelayanan

1) Puskesmas Nonrawat Inap

Puskesmas nonrawat inap merupakan Puskesmas yang

menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, perawatan perawatan

dirumah (homecare), dan pelayanan gawat darurat. Puskesmas

nonrawat inap dapat menyelenggarakan rawat inap pada pelayanan

persalinan normal.

2) Puskesmas Rawat Inap

Puskesmas rawat inap merupakan Puskesmas yang diberi

tambahan sumber daya sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan

kesehatan untuk menyelenggarakan rawat inap pada pelayanan

persalinan normal dan pelayanan rawat inap pelayanan kesehatan

lainnya.

21
Puskesmas yang dapat menjadi Puskesmas rawat inap

merupakan Puskesmas di kawasan perdesaan, kawasan terpencil dan

kawasan sangat terpencil, yang auh dari fasilitas Pelayanan Kesehatan

rujukan tingkat lanjut.

11. ORGANISASI DAN TATA HUBUNGAN KERJA PUSKESMAS7

Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan daerah

kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setiap Puskesmas harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan

akuntabel. Organisasi Puskesmas sebagaimana dimaksud paling sedikit terdiri

atas Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha; dan Penanggung Jawab.

Hubungan kerja antara dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dengan

Puskesmas bersifat pembinaan. Pembinaan sebagaimana dilakukan oleh dinas

kesehatan daerah kabupaten/kota kepada Puskesmas sebagai unit pelaksana

teknis yang memiliki otonomi dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi

pencapaian tujuan pembangunan kesehatan daerah. Pencapaian tujuan

pembangunan kesehatan daerah merupakan bagian dari tugas, fungsi, dan

tanggung jawab dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.

Selain memiliki hubungan kerja dengan dinas kesehatan daerah

kabupaten/kota Puskesmas memiliki hubungan kerja dengan rumah sakit, serta

Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain, upaya kesehatan bersumberdaya

22
masyarakat, dan lintas sektor terkait lainnya di wilayah kerjanya sebagai

jejaring Puskesmas.

12. SUMBER DANA PUSKESMAS7

Pendanaan di Puskesmas bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota, Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN), dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Pendanaan ditujukan dengan mengutamakan penyelenggaraan upaya

kesehatan masyarakat. Pengelolaan dana sebagaimana dimaksud dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. MANAJEMEN PUSKESMAS

Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing, Actuating,

Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien. Efektif

berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui proses

penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu,

berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi

yang akurat (evidence based). Sedangkan efisien berarti bagaimana Puskesmas

memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat melaksanaan upaya

kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan

target kinerja yang telah ditetapkan.8

23
Puskesmas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi harus melaksanakan

manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus manajemen Puskesmas

yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan, yang

dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara bermutu,

yang harus selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan

sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu

siklus “Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)”.8

Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas

kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah

kecamatan. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas

kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,

akan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan

kabupaten/kota. 8

Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan

berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun

rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi

ke dalam rencana tahunan Puskesmas sesuai siklus perencanaan anggaran daerah.

Semua rencana kegiatan baik 5 (lima) tahunan maupun rencana tahunan, selain

mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota harus juga

24
disusun berdasarkan pada hasil analisis situasi saat itu (evidence based) dan

prediksi kedepan yang mungkin terjadi. Proses selanjutnya adalah penggerakan

dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan/program yang disusun,

kemudian melakukan pengawasan dan pengendalian diikuti dengan upaya-upaya

perbaikan dan peningkatan (Corrective Action) dan diakhiri dengan pelaksanaan

penilaian hasil kegiatan melalui penilaian kinerja Puskesmas.8

1. PERENCANAAN

Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat

berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu

yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya kesehatan yang

dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Dalam

upaya mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat yang harus dilayani,

serta mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka pelayanan

kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program

maupun lintas sektor. Kepala Puskesmas harus mampu membangun

kerjasama dan mengkoordinasikan program di internal Puskesmas dan di

eksternal dengan mitra lintas sektor. Koordinasi dengan lintas sektor sangat

diperlukan, karena faktor penyebab dan latar belakang masalah kesehatan

tertentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh mitra lintas sektor. 8,14

Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan

pembangunan daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya

disusun pada tingkat kecamatan dan kemudian diusulkan ke dinas kesehatan

25
kabupaten/kota. Perencanaan Puskesmas yang diperlukan terintegrasi dengan

lintas sektor kecamatan, akan diusulkan melalui kecamatan ke pemerintah

daerah kabupaten/kota.8

Puskesmas akan menyusun rencana 5 (lima) tahunan dan rincian rencana

tahunannya berdasarkan pada hasil evaluasi tahun sebelumnya dan mengacu

pada kebijakan kesehatan dari tingkat administrasi diatasnya, baik

kabupaten/kota, provinsi, dan pusat. Untuk kepentingan penyusunan

perencanaan Puskesmas, perlu diselaraskan dengan Program Indonesia Sehat

dengan Pendekatan Keluarga dan program kesehatan nasional lainnya.8

A) Penyusunan Rencana Lima Tahunan8

Dengan adanya Rencana Lima Tahunan Puskesmas, maka

kelangsungan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan pada setiap

tahun untuk satu periode akan dapat lebih terjamin, walaupun terjadi

pergantian pengelola dan pelaksana kegiatan di Puskesmas maka

diharapkan pengembangan program/kegiatan tetap berjalan sesuai

dengan Rencana Lima Tahunan yang telah ada. Penyusunan Rencana

Lima Tahunan Puskesmas dilakukan pada setiap periode lima tahun,

dengan tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

1) Persiapan

Tahapan ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam

proses penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas agar

26
memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk

melaksanakan tahap perencanaan.

2) Analisis Situasi

Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai

keadaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi

Puskesmas, agar dapat merumuskan kebutuhan pelayanan dan

pemenuhan harapan masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan

wilayah kerja Puskesmas. Tahap ini dilakukan dengan cara:

a) Mengumpulkan data kinerja Puskesmas

Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan

gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas dalam 4 tahun yang dimulai dari tahun N-5 sampai

dengan tahun N-2 untuk setiap desa/kelurahan. N menunjukan

tahun yang akan disusun, sehingga untuk menyusun perencanaan

lima tahunan (sebagai contoh perencanaan lima tahunan periode

tahun 2017-2021), maka data kinerja akhir tahun yang

dikumpulkan dan dipelajari adalah tahun 2012, 2013, 2014 dan

2015. Data yang dikumpulkan ditambah hasil evaluasi tengah

periode (midterm evaluation) dari dokumen laporan tahun

berjalan (N-1).

27
b) Analisis data

Dalam rangka mendapatkan informasi sebagai landasan

penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas, dilaksanakan

analisis data Puskesmas, berdasarkan hasil analisis perhitungan

IKS dan data kesehatan lain yang telah dikumpulkan.

Beberapa metode analisis data yang dapat dilaksanakan di

Puskesmas adalah sebagai berikut:

(1) Analisis deskiptif

(2) Analisis Komparatif

(3) Analisis hubungan dalam program dan antar program

c) Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan

melalui Survey Mawas Diri/Community Self Survey(SMD/CSS).

3) Perumusan Masalah

Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah.

Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan

ini dilaksanakan melalui :

a) Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar

masalah yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target,

pencapaian, dan masalah yang ditemukan.

28
b) Menetapkan Urutan Prioritas Masalah

Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat

mempergunakan berbagai macam metode seperti metode USG

(Urgency, Seriousness, Growth) dan sebagainya.

c) Mencari Akar Penyebab Masalah

Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas,

selanjutnya dicari akar penyebab dari masalah tersebut.

Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan data di Puskesmas.

Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam mencari

akar penyebab masalah yaitu:

(1) Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang

ikan/fish bone)

(2) Pohon Masalah (Problem Trees)

d) Menetapkan Cara Pemecahan Masalah

(1) Brainstorming (curah pendapat)

(2) Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari

curah pendapat.

(3) Bila terjadi kesepakatan, digunakan tabel cara pemecahan

masalah sebagai berikut :

29
Tabel 1. Cara pemecahan masalah

4) Penyusunan Rencana Lima Tahunan

Berdasarkan kesepakatan cara pemecahan masalah dapat

dikembangkan program kegiatan dan ditentukan target yang akan

dicapai. Pengawasan dan pengendalian untuk pencapaian target

Rencana Lima Tahunan dilakukan setiap tahun, dan pada tengah

periode lima tahunan dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun

(Midterm evaluation), untuk menyesuaikan target akhir Rencana

Lima Tahunan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengakomodir

perubahan kebijakan ataupun kebijakan yang baru, hasil analisis

trend pencapaian program, kemungkinan penambahan sumber daya

dan kemungkinan masalah kesehatan yang baru. Rincian

pelaksanaan kegiatan dalam mencapai target prioritas yang telah

ditetapkan pada perencanaan lima tahunan akan disusun dalam

perencanaan tahunan Puskesmas.

30
B) Penyusunan Rencana Tahunan8

Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas harus dilengkapi dengan

usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan

operasional Puskesmas. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

untuk tahun mendatang (N+1) disusun pada bulan Januari tahun berjalan

(N) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (N-

1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di

Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (N). Adapun tahapan

penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas seperti tahapan penyusunan

Rencana Lima Tahunan Puskesmas, yaitu :

1) Persiapan

Langkah-langkah dalam tahap persiapan dilaksanakan seperti

tahap persiapan pada penyusunan Rencana Lima Tahunan

Puskesmas. Pada tahap ini tim mempelajari:

a) Rencana Lima Tahunan Puskesmas

b) Penjabaran tahunan rencana capaian target Standar Pelayanan

Minimal tingkat kabupaten/kota

c) Target yang disepakati bersama Dinas kesehatan kabupaten

kota, yang menjadi tanggung jawab Puskesmas

d) Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga.

31
e) Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan

Keluarga.

2) Analisis Situasi

a) Mengumpulkan data kinerja Puskesmas

Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan

gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas di tahun (N-2) untuk setiap desa/kelurahan. N

menunjukan tahun yang akan disusun, sehingga untuk menyusun

perencanaan tahunan (sebagai contoh tahun 2017), maka data

kinerja yang dikumpulkan dan dipelajari adalah data tahun 2015.

Data diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas.

b) Analisis data

Hasil analisis data harus menggambarkan :

(1) Kecenderungan pencapaian status kesehatan masyarakat dan

hasil kinerja Puskesmas pada tahun (N-3) dan tahun (N-2).

Status kesehatan keluarga dan masyarakat dapat dilihat dari

hasil Indeks Keluarga Sehat yang diperoleh dari pelaksanaan

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.

(2) Hasil kinerja dan mutu penyelenggaraan kesehatan di tahun

(N-2)

(3) Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas di

tahun N, baik prediksi untuk pencapaian target kinerja dan

32
status kesehatan masyarakatnya maupun untuk kesenjangan

pencapaian hasilnya serta antisipasi yang perlu diperhatikan

terhadap kemungkinan penyebab dan hambatan yang ada

serta yang mungkin akan terjadi.

(4) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung

kemungkinan adanya suatu perubahan yang signifikan

terjadi, baik perubahan ke arah yang lebih baik dan perubahan

kearah yang buruk, dan memanfaatkan pengalaman tersebut

untuk mengadakan perbaikan pelayanan kesehatan.

(5) Ketersediaan dan kemampuan sumber daya Puskesmas.

c) Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan

melalui Survey Mawas Diri/Community Self Survey

(SMD/CSS).

3) Perumusan Masalah

Perumusan masalah dilaksanakan seperti pada Penyusunan

Rencana Lima Tahunan Puskesmas.

4) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Penyusunan RUK diformulasikan setelah melalui tahapan

diatas, bersama dengan lintas sektor terkait dan didampingi oleh

dinas kesehatan kabupaten/kota. Penyusunan RUK terintegrasi

kedalam sistem perencanaan daerah dan dalam tataran target

pencapaian akses, target kualitas pelayanan, target pencapaian output

33
dan outcome, serta menghilangkan kondisi yang dapat menyebabkan

kehilangan peluang dari sasaran program untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang seharusnya dapat dilaksanakan secara

terintegrasi dalam satu pelaksanaan (missed opportunity).

5) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Tahap penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan

keterpaduan lintas program dan lintas sektor dalam lingkup siklus

kehidupan. Keterpaduan penting untuk dilaksanakan mengingat

adanya keterbatasan sumber daya di Puskesmas. Dengan

keterpaduan tidak akan terjadi missed opportunity, kegiatan

Puskesmas dapat terselenggara secara efisien, efektif, bermutu, dan

target prioritas yang ditetapkan pada perencanaan lima tahunan dapat

tercapai.

Penyusunan RPK terintegerasi kedalam sistem perencanaan

didaerah, dengan tahapan :

a) Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui

b) Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK

yang diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK

c) Menyusun rancangan awal, rincian, dan volume kegiatan yang

akan dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan

dan lokasi pelaksanaan.

34
d) Mengadakan Lokakarya Mini Bulanan Pertama untuk

membahasan kesepakatan RPK.

e) Membuat RPK tahunan yang telah disusun dalam bentuk matriks.

f) RPK dirinci menjadi RPK bulanan bersama dengan target

pencapaiannya, dan direncanakan kegiatan pengawasan dan

pengendaliannya.

g) RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan

saat itu apabila dalam analisis pengawasan dan pengendalian

kegiatan bulanan dijumpai kondisi tertentu (bencana alam,

konflik, Kejadian Luar Biasa, perubahan kebijakan mendasak, dll)

yang harus dituangkan kedalam RPK. Perubahan RPK dilakukan

dengan pendampingan dinas kesehatan kab/kota, dan tidak

mengubah pagu anggaran yang ada.

h) Untuk semua kegiatan yang akan dilaksanakan, agar dapat

dipertanggungjawabkan dengan baik, perlu didukung

dokumen yang relevan. Dengan tuntunan dokumen yang

dibuat, dipastikan bahwa kegiatan yang dimaksud dapat

diselesaikan, sehingga sasaran dan tujuan akan tercapai.

Dokumen tersebut antara lain berupa:

(1) Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas;

(2) Kerangka Acuan Kegiatan;

(3) Standar Operasional Prosedur; dan

35
(4) Dokumen lain yang dibutuhkan.

2. PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN

Penggerakkan dan Pelakasanaan program/kegiatan merupakan kegiatan

lanjutan dari RPK. Forum yang dibentuk khusus untuk melakukan

penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dinamakan forum Lokakarya

Mini Puskesmas.8

A. LOKAKARYA MINI BULANAN

Lokakarya mini bulanan bertujuan untuk menilai sampai seberapa

jauh pencapaian dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para

pelaksana program/kegiatan pada bulan atau periode yang lalu sekaligus

pemantauan terhadap pelaksanaan rencana kegiatan Puskesmas yang

akan datang; sehingga dapat dibuat perencanaan ulang yang lebih baik

dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.8

Keterpaduan lintas program adalah keterpaduan internal Puskesmas

yang bertujuan agar seluruh petugas mempunyai rasa memiliki dan

motivasi yang tinggi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang

diselenggarakan oleh Puskesmas secara terintegrasi. Lokakarya mini

Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2 tahap yaitu :

1) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama

Lokakarya Mini Bulanan yang pertama merupakan lokakarya

penggalangan tim, diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian

untuk dapat terlaksananya RPK Puskesmas. Langkah-langkah dan

36
ketentuan penyelenggaraan lokakarya mini bulanan yang pertama

adalah sebagai berikut :

a) Persiapan

b) Pelaksanaan

(1) Masukkan :

(a) Uraian tugas setiap pegawai Puskesmas

(b) Data capaian Puskesmas tahun sebelumnya

(c) Informasi tentang tatacara penyusunan RPK tahunan dan

RPK bulanan Puskesmas

(2) Proses :

(a) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok

tentang peran, tanggung jawab dan kewenangan setiap

pegawai Puskesmas:

(b) Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan

lapangan/daerah binaan;

(c) Penyusunan RPK tahunan berjalan berdasarkan RUK

yang telah ditetapkan

(d) Penyusunan RPK bulanan berdasarkan RPK tahunan;

(e) Penyusunan RPK untuk tahun selanjutnya dan atau

(f) Penyusunan Rencana Lima Tahunan untuk periode

selanjutnya;

37
(3) Luaran :

(a) Tersusunnya RPK tahunan berdasarkan prinsip

keterpaduan dan kesinambungan

(b) Tersusunnya RPK bulanan

(c) Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan RPK bulanan

(d) Matriks pembagian tugas dan darbin

(e) Bahan Musrenbangdes;

(f) Draft RUK untuk tahun selanjutnya

(g) Draft Rencana Lima Tahunan

(4) Ketentuan penyelenggaraan:

(a) Pengarah : Kepala Puskesmas

(b) Peserta : seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai

yang bertugas di Puskesmas Pembantu dan Pos

Kesehatan Desa.

(c) Waktu : pelaksanaan lokakarya mini bulanan pertama

disesuaikan dengan jadwal sistem perencanaan

pembangunan daerah. Diharapkan lokakarya mini

bulanan pertama dilaksanakan sebelum pelaksanaan

Musrenbangdes.

(d) Acara : Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini

bulanan pertama bersifat dinamis, dapat disusun sesuai

38
dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi

Puskesmas setempat.

(e) Tempat : Diupayakan agar lokakarya mini dapat

diselenggarakan di Puskesmas, apabila tidak

memungkinkan dapat menggunakan tempat lain yang

lokasinya berdekatan dengan Puskesmas.

2) Lokakarya Mini Bulanan Rutin

Lokakarya mini bulanan rutin diselenggarakan sebagai

tindaklanjut dari lokakarya mini bulanan yang pertama. Lokakarya

mini bulanan rutin ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan

kegiatan Puskesmas, yang dilakukan setiap bulan secara teratur. Pada

forum Lokakarya mini bulanan rutin, dapat sekaligus dilaksanakan

pertemuan tinjauan manajemen, sesuai jadwal yang telah ditetapkan

tim audit internal.8

Fokus utama lokakarya mini bulanan rutin adalah ditekankan

kepada masalah pentingnya kesinambungan arah dan kegiatan antara

hal-hal yang direncanakan, integrasi antar program dalam

menyelesaikan masalah prioritas Puskesmas yang telah ditetapkan

pada tiap tahunnya, pelaksanaannya serta hasilnya, agar kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdaya

guna.8

39
B. LOKAKARYA MINI TRIBULANAN

Lokakarya Mini Tribulananlintas Sektor Setelah melaksanakan

penggalangan/peningkatan kerjasama lintas sektoral, sebagai tindak

lanjut semangat kerjasama dalam Tim yang telah ditimbulkan dalam

lingkungan sektor sektor yang bersangkutan perlu dipelihara dengan baik.

Keberhasilan pembangunan kesehatan memerlukan dukungan lintas

sektor sehingga perlu adanya koordinasi ditataran pelaksanaan yang

prima.8

1) Lokakarya Mini Tribulanan Pertama

Lokakarya mini tribulanan yang pertama merupakan lokakrya

penggalangan tim diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian.

Pengorganisasian dilakukan untuk dapat terlaksananya rencana

kegiatan sektoral yang terkait dengan kesehatan.

Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penanggung jawab dan

pelaksana setiap kegiatan untuk satuan wilayah kerja. Pembagian

habis program kerja dan wilayah kerja kecamatan dilakukan seluruh

sektor terkait dengan mempertimbangkan kewenangan dan bidang

yang dimilikinya. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Masukan

(1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika

kelompok

(2) Informasitentang program lintas sektor

40
(3) Informas tentang program kesehatan

(4) Informasi tentang kebijakan program dan konsep baru

b) Proses

(1) Inventarisasi peran bantu masing masing sektor

(2) Analisa masalah peran bantu masing masing sektor

(3) Pembagian peran dan tugas masing masing sektor pelayanan

c) Keluaran

(1) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung

program kesehatan

(2) Rencana kegiatan masing masing sektor

2) Lokakarya Mini Tribulanan Rutin

Merupakan tindak lanjut dari lokakarya penggalangan kerja sama

lintas sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap

tribulan secara tetap. Penyelenggara dilakukan oleh camat dan

puskesmas dibantu oleh lintas sektor terkait di kecamatan. Cara

pelaksanaan sebagai berikut :

a) Masukan

(1) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan

dukungan sektor terkait

(2) Inventarisasi masalah hambatan dari masing-masing sektor

dalam pelaksanaan program kesehatan

(3) Pemberian informasi baru

41
b) Proses

(1) Analisa hambatan dan masalah pelaksanaan program

kesehatan

(2) Analisa hambatan dan masalah dukungan dari masing masing

sektor

(3) Merumuskan cara penyelesaian masalah

(4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk

tribulan baru

c) Keluaran

(1) Rencana kerja tribulanan yang baru

(2) Kesepakatan bersama

3) Penyelenggaraan Lokakarya Tribulanan Lintas Sektoral

a) Persiapan

(1) Pendekatan kepada camat

(a) Memimpin lokakarya dengan menjelaskana acaranya

(b) Mengkoordinasikan sektor sektor agar menyajikan

laporan kegiatan dan pembinaan

(c) Mempersiapkan tempat penyelenggaraan

(2) Puskesmas melaksanakan

(a) Penyajian hasil kegiatan dengan visualisasi yang mudah

dipahami (grafik PWS)

(b) Persiapan ATK dan formulir kerja tribulan

42
(c) Persiapan catatan hasil kesepakatan bulan lalu, dan

intruksi dengan PSM yang berkait sektor kesehatan

(d) Pembuatan surat undangan yang ditandatangani camat

b) Peserta

Yang memimpin kegiatan camat dan dihadiri oleh kepala

UPT SKPD di tingkat kecematan.

(1) Dinkes Kab/Kota

(2) Tim penggerak PKK Kecamatan Puskesmas di Wilayah

kecamatan

(3) Unsur pembantu pimpinan kecamatan (Sekcam/Kesi

Kesra)

(4) Linsek Kecamatan (Pertanian, Agama, Pendidikan,

Disdukcapil, BKKBN)

(5) Lembaga organisasi kemasyarakatan (Badan

musyawarah kesehatan masyarakat/TP PKK Kec)

c) Waktu

Lokmin Tribulanan pertama diselenggarakan pada bulan

pertama tiap tahun anggaran berjalan, sedangkan berikutnya tiap

tribulan. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan situasi dan

kondisi setempat.

d) Tempat

43
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas

sektor adalah di kecamatan/distrik atau tempat lain yang

dianggap sesuai.

3. PENGAWASAN, PENGENDALIAN, DAN PENILAIAN KERJA

A. Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan

internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang

dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit

internal maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana

program. Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar

Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain

selain Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat.8

Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber

daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Apabila

ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar,

peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu

dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan

dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan secara

terjadwal atau sewaktu-waktu.8

Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin

kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target

44
yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka

harus dilakukan upaya perbaikan. Kegiatan pengendalian ini harus

dilakukan secara terus menerus. Pengendalian dapat dilakukan secara

berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota, Kepala Puskesmas

maupun penanggung jawab program.8

B. Penilaian Kinerja Puskesmas

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan

sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan

informasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan

Puskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil

kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dilaksanakan oleh

Puskesmas dan kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota. 8,16

Tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja adalah agar puskesmas :8

1) Mendapatkan gambaran tingkat kinerja puskesmas

2) Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun

yang akan datang

3) Dapat melakukan identifikasi dan analsis masalah, mencari penyebab

dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah

kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja.

4) Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk

persyaratan akreditasi Puskesmas

45
5) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan

segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.

Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian pelaksanaan

pelayanan kesehatan dan manajemen Puskesmasn. Berdasarkan hasil

verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota menetapkan Puskesmas

kedalam kelompoknya sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Ruang

lingkup dan tahap pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas sebagai

berikut:8,16

1) Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas

a) Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan

(1) UKM esensial

(2) UKM Pengembangan

(3) UKP

b) Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam menyelenggarakan

kegiatan, meliputi :

(1) Proses penyusunan perencanaan, penggerakan pelaksanaan

dan peleksanaan penilaian kinerja;

(2) Manajemen sumber daya termasuk manajemen sarana,

prasarana, alat, obat, sumber daya manusia dan lain-lain;

(3) Manajemen keuangan dan Barang Milik Negara/Daerah

(4) Manajemen pemberdayaan masyarakat

(5) Manajemen data dan informasi dan

46
(6) Manajemen program, termasuk Program Indonesia Sehat

dengan Pendekatan Keluarga

(7) Mutu pelayanan Puskesmas

Selanjutnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan

Puskesmas, Puskesmas wajib diakreditasi oleh lembaga

independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh

Menteri, secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali.

2) Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas

a) Di tingkat Puskesmas

b) Di tingkat Kabupaten/Kota

3) Penyajian

Pengelompokan Puskesmas berdasarkan hasil penilaian

kinerjanya ditetapkan, setelah ada verifikasi dari dinas kesehatan

kabupaten/kota, terhadap hasil penilaian kinerja Puskesmas yang

telah disampaikan. Berdasarkan hasil penilaian kinerjanya,

Puskesmas dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:

a) Kelompok I: Puskesmas dengan tingkat kinerja baik :

(1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat

pencapaian hasil >91%

(2) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil ≥

8,5%

47
b) Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup :

(1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat

pencapaian hasil 81-90%

(2) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil

5,5-8,4%

c) Kelompok III : Puskesmas dengan tingat kinerja kurang :

(1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat

pencapaian hasil ≤ 80%

(2) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil

<5,5

Untuk memudahkan dalam melihat pencapaian hasil kinerja pelaksanaan

suatu program atau antar program terkait pada setiap desa/kelurahan di wilayah

kerja Puskesmas, maka hasil cakupan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh

program tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambaran “grafik sarang laba-laba

atau diagram radar“.

D. MANAJEMEN PUSKESMAS PUUWATU TAHUN 2021

1) PERENCANAAN

Puskesmas Puuwatu melakukan tahapan perancanaan tahunan

berdasarkan pedoman Manajemen Puskesmas Menurut Permenkes No 44

Tahun 2016. Perencanaan yang diusulkan untuk tahun mendatang yaitu tahun

48
2022, dilakukan pada awal tahun 2021 yaitu bulan Januari yang dituangkan

dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK). Penyusunan RUK diformulasikan

melalui serangkaian tahapan dan bersama dengan lintas sektor terkait dan

didampingi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 8

Penyusunan RUK terintegrasi kedalam sistem perencanaan daerah dan

dalam tataran target pencapaian akses, target kualitas pelayanan, target

pencapaian output dan outcome, serta menghilangkan kondisi yang dapat

menyebabkan kehilangan peluang dari sasaran program untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang seharusnya dapat dilaksanakan secara terintegrasi

dalam satu pelaksanaan.8

Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas Puuwatu dibuat berdasarkan

analisa RPK tahun sebelumnya agar disesuaikan dengan kondisi Puskesmas

serta melanjutkan dari program-program yang telah berjalan dengan baik.

Adapun RUK yang dibuat membahas tentang Upaya Kesehatan yang meliputi

Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan serta

manajemen Puskesmas.

Setelah melewati tahapan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), pada

bagian Perencanan juga menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

RPK ini disusun untuk pelaksanaan program ditahun yang sedang berjalan.

Pada Puskemas Puuwatu RPK tahun 2021 disusun pada awal tahun 2021 yaitu

bulan Januari.

49
Rencana Pelaksanaan Kerja meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat

esensial dan pengembangan. Selain Upaya Kesehatan Masyarakat, juga

dibahas Upaya Kesehatan Perseorangan. Selanjutnya dalam RPK ini juga

menjelaskan tentang manajemen puskesmas yang akan berjalan setahun

kedepan.

50
Tabel 2. Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas Puuwatu tahun 2022 Program KIA/KB

51
Tabel 3. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas Puuwatu Tahun 2021 Program KIA/KB

52
2) PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN

Penggerakkan dan Pelaksanaan program/kegiatan merupakan kegiatan

lanjutan dari RPK. Forum yang dibentuk khusus untuk melakukan

penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dinamakan forum Lokakarya

Mini Puskesmas.

Lokakarya Mini Bulanan Puskemas Puuwatu telah dilaksanakan

sebanyak 9 kali hingga bulan September berjalan ini. Lokakarya mini bulanan

pertama dilakukan pada 21 Januari 2021. Lokakarya mini bulanan rutin

selanjutnya dilakukan sesuai waktu yang telah ditetapkan setiap bulannya.

Lokakarya mini tribulanan bertujuan untuk menginformasikan dan

mengidentifikasikan capaian hasil kegiatan tribulan sebelumnya, membahas

dan memecahkan masalah dan hambatan yang dihadapi oleh lintas sektor pada

kegiatan tribulan sebelumnya, dan menganalisa serta memutuskan Rencana

Tindak Lanjut (RTL) dengan memasukkan aspek umpan balik dari masyarakat

dan sasaran program.

Pertemuan lokakarya mini lintas sektor ini melibatkan banyak pihak

terkait dalam pelaksanaannya. Lokakarya Mini Tribulanan Lintas Sektor

Puskesmas Puuwatu telah dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 16

Februari 2021 dan 26 April 2021.

53
Contoh laporan lokakarya mini bulanan Puskesmas Puuwatu

LAPORAN KEGIATAN MINI LOKAKARYA BULAN PERTAMA JANUARI

2021

HARI/TANGGAL : KAMIS, 21 JANUARI 2021

WAKTU : 11.00 – SELESAI

TEMPAT : AULA PUSKESMAS PUUWATU

PESERTA : SELURUH STAF PUSKESMAS PUUWATU

AGENDA : - LAPORAN KEGIATAN MASING-MASING PROGRAM (UKM &

UKP)

- LAPORAN KEGIATAN PELAYANAN DALAM GEDUNG

- LAPORAN TAHUNAN (JANUARI-DESEMBER 2020)

TUJUAN RAPAT :

1. Untuk melihat keberhasilan kegiatan program yang telah berjalan

2. Merencanakan kegiatan program yang akan datang

HASIL RAPAT :

1. Mulai Februari absen ditertibkan kembali

2. Kehadiran harus tepat waktu

3. Pakaian sesuai dengan aturan yang ada di Puskesmas

4. Laporan harus masuk tepat waktu

54
RENCANA TINDAK LANJUT :

1. Pemegang program harus melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal

2. Semua laporan harus masuk tepat waktu

3. Diharapkan kehadiran seluruh staf harus tepat waktu

No Kegiatan Target Capaian Masalah

(%) (%)

1. Program Gizi 80% 43,4% Masih ada 36,7% baita

- Presentase balita yang yang belum ditimbang

ditimbang berat berat badannya.

badannya

2. Program P2 Imunisasi 5,8 4,9 Masih ada 0,9% anak

- % anak usia 12-24 bulan usia 12-24 bulan belum

yang mendapat mendapat imunisasi

imunisasi lanjutan lanjutan (booster

(booster campak) campak)

3. Program P2 ISPA diare 8 3,90 Masih ada 4,1%

- Cakupan penemuan dan penemuan dan

pelayanan penderita pelayanan penderita

diare diare

4. Program Promkes 8,3 3,5 Masih ada 4,8% rumah

tangga yang belum

55
- Rumah tangga yang disurvei

disurvei

5. Program Perkesmas 5,8 1,5 Masih ada 4,3% kasus

- Jumlah kasus penyakit penyakit menular yang

menular belum mendapat yankes

- Jumlah kasus penyakit 8,3 4,5 Masih ada 3,8% kasus

tidak menular penyakit tidak menular

yang belum mendapat

pelayanan kesehatan

6. Program Kesehatan Jiwa 8,3 2,1 Masih ada 6,2% orang

- Cakupan pelayanan dengan gangguan jiwa

kesehatan orang dengan (ODGJ) berat belum

gangguan jiwa (ODGJ) mendapat pelayanan

berat. kesehatan.

Tabel 4. Laporan Lokakarya Mini Bulan Pertama tahun 2021

56
Contoh notulen Lokakarya Mini Tribulanan I Puskesmas Puuwatu

Gambar 1. Notulen pertemuan lintas sektor Kecamatan Puuwatu

57
3) PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KERJA

Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber

daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Pengawasan

dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan secara terjadwal

atau sewaktu-waktu. Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk

menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan

target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan

sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi

untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan Puskesmas

disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi

Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dilaksanakan oleh Puskesmas dan

kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh dinas kesehatan

kabupaten/kota.

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas wajib dilakukan

akreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi

merupakan pengakuan terhadap mutu pelayanan Puskesmas, setelah dilakukan

penilaian bahwa Puskesmas telah memenuhi standar akreditasi. Akreditasi

Puskesmas Puuwatu terakhir dilaksanakan pada tahun 2017 dan medapat

penetapan status akreditasi Madya. Selanjutnya akredtasi seharusnya

58
dilakukan pada tahun 2020 namun terkendala karena adanya pandemi Covid-

19, sehiingga pelaksanaan akreditasi selanjutnya direncanakan pada tahun

2022 mendatang dengan ketentuan yang berlaku saat masa pandemi ini.

59
Berikut hasil penilaian yang telah dilakukan Puskesmas Puuwatu tahun 2020 :

Tabel 5. Penilaian hasil kegiatan manajemen Puskesmas

1.

60
61
2. Penilaian Mutu Pelayanan

Tabel 6. Penilaian Mutu Puskesmas

62
3. Penilaian cakupan komponen kegiatan

Tabel 7. Penilaian Cakupan Komponen Kegiatan

63
4. Hasil akhir penilaian kinerja Puskesmas

Gambar 2. Hasil akhir penilaian kinerja Puskesmas

64
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Primary Health Care adalah (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang

berdasarkan pada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat

diterima secara umum, baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat

melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat

terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat

perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri dan menentukan

nasib sendiri.

2. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2019,

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

3. Manajemen Puskesmas adalah suatu rangkaian kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, penilaian dan

pertanggungjawaban yang secara sistematik dilaksanakan Puskesmas dalam

rangka menyelenggarakan tugas dan fungsi sehingga menghasilkan luaran

Puskesmas yang efektif dan efisien.

65
B. SARAN

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai primary health care,

puskesmas, dan manajemen puskesmas dalam menjalankan pelayanan

kesehatan khususnya pelayanan tingkat pertama.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan terkait dapat memahami

serangkaian manajemen Puskesmas dalam menjalankan sistem pelayanan

kesehatan.

66
DAFTAR PUSTAKA

1. Sehat Negriku Kemkes. 2018. Indonesia Laksanakan Deklarasi Alma Ata. Diakses

pada 26 Agustus 2021, dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-

media/20181025/3828393/indonesia-laksanakan-deklarasi-alma-ata/

2. Wulandari, F K. Analisis Karakteristik dan Persepsi Pengguna Pelayanan

Terhadap Pemanfaatan Puskesmas Sebagai Gatekeeper di Dua Puskesmas Kota

Bekasi Tahun 2016. Jurnal Ekonomi Indonesia. 2 (1).

3. Pardi. 2019. Indeks Kepuasan masyarakat atas pelayanan puskesmas terakreditasi

madya di Kabupaten Kubu Raya Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Bisnis

Indonesia. 10 (2) : 213.

4. Modul Spesifik Manajemen Puskesmas. Program Strengthening Leadership and

Management Capicity for Health Service Delivery. Universitas Gajah Mada.

5. Arifin, S. Fauzie R, Anggun W, Vina Y.A., 2016. Buku Ajar Dasar-dasar

Manajemen Kesehatan. Pustaka Banua. Banjarmasin.

6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Keperawatan Keluarga dan

Komunitas. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Jakarta.

7. Kementrian Kesehatan RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

8. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Jakarta.

67
9. Kementrian Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat

Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi. Jakarta.

10. Kementerian PPN/Bappenas. 2018. Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar Di

Puskesmas. Jakarta.

11. Ose, M I. 2019. Analisis Keterbatasan Sistem Penanganan Kegawatdaruratan pada

Pelayanan UPTD Puskesmas/Primary Health Care Center: Literatur Review.

Journal of Borneo Holistic Health. 2 (1).

12. Zulaikhah ST. Primary Health Care. Bagian Ilmu Kesehatan Mayarakat FK

Unissula. Semarang. 2012

13. Sanah, N. 2017. Pelaksanaan Fungsi Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)

Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Kecamatan Long Kali

Kabupaten Paser. Jurnal Ilmu Pemerintahan. 5 (1).

14. Departemen Kesehatan RI. 2002. ARRIME Pedoman Manajemen Puskesmas.

Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi. Jakarta.

15. Departemen Ilmu Kesehatan Gigi. 2017. Manajemen Puskesmas. Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya. Malang.

16. Kementerian Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang

Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta

68

You might also like