You are on page 1of 18

POLITIK HUKUM PERTANAHAN

( Suatu kajian Hukum Mengenai Hak Milik


Dalam Peroses Pendaftaran Tanah )

H. NURDIN
Universitas Islam Makassar | uimnurdin@gmail. com

ABSTRAK

Pemenuhan kesejahteraan menjadi hak setiap orang, apalagi berkait dengan


persoalan tanah yang sesuai sifat dan fungsinya tak bisa dilepaskan sepanjang hidup
manusia. Tanah adalah modal sosial yang menyentuh semua elemen berbangsa dan
melibatkan peran negara. Negara berdasarkan kewenangannya mengatur semua
hubungan hukum mengenai bumi, air dan kekayaan alam yang dinaungi Pasal 33
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Amanat pencapaian
kemakmuran dan mewujudkan kesejahteraan menjadi tanggung jawab negara sehingga
perlu perumusan kebijakan pertanahan yang komprehensif serta diarahkan untuk
mencapai kepastian hukum , keadilan dan kemanfaatan. Orientasi kepentingan umum
dalam politik pertanahan selama ini masih dipatok oleh standar baku sistem positivis
hukum Indonesia. Hal ini membawa akibat terjadinya beraneka konflik agraria yang
secara masif tidak mudah untuk diselesaikan dengan tuntas. Quo vadis politik hukum
pertanahan sudah semestinya berarah kepada pemberian tiga nilai dasar keberlakuan
hukum yang dicetuskan Gustav Radbruch yang memungkinkan dicapai dengan cara
berhukum yang progresif. Penelitian ini berfokus pada permasalahan tentang politik
hukum pertanahanan yang berbasis pada hukum progresif dengan metode kepustakaan.
Bertujuan menemukan bagaimana tatanan hukum bidang keagrariaan yang bertumpu
pada hukum yang dapat dipersembahkan bagi kehidupan

Meraja Journal Vol. 1, No. 3, November 1 1


manusia berbasis hukum progresif melalui pelaksanaannya. Dengan demikian,
terobosan hukum ( rule breaking) sehingga ada hubungan yang erat antara politik
dapat mewujudkan keadilan bagi
dan hukum. Peran negara dalam
rakyat( bringing justice to the people).
aspek pertanahan dan jaminan atas
terlaksananya ketentuan konstitusi
A. Pendahuluan menjelma menjadi hak menguasai
tanah oleh negara dan peraturan
Politik Agraria dapat dilaksanakan, perundang- undangan berbagaisektor
dijemalkan dalam sebuah Undang- terkait tanah dan sumber daya alam.
Undang mengatur agrarian yang Dari perspektif hukum dan kebijakan
memuat asas-asas, dasar-dasar, pemerintah, ideologi dan paradigma
dan soal-soal agraria dalam garis penguasaan dan pemanfaatan tanah
besarnya, dilengkapi dengan peraturan dan sumber daya alam mengacu pada
pelaksanaannya . konstitusi dan peraturanperundang-
Dengan demikian, ada hubungan undangan negara. Jabarannya
yang erat antara politik dan hukum. dituangkan dalam produk hukum yang
dinamakan peraturan perundang-
Menurut Urip Santoso (2012:24)
undangan. Substansi norma yang
Politik Agraria adalah garis besar
dibuat dalam peraturan
kebijaksanaan yang dianut oleh Negara
perundang-undangan
dalam memelihara, mengawetkan,
mencerminkan politik hukum yang
memperuntukkan, mengusahakan,
dibangun pemerintahyang mengatur
mengambil manfaat, mengurus dan
penguasaan dan pemanfaatan sumber
membagi tanah dan sumber alam
daya alam, khususnya yang tertuang
lainnya termasuk hasilnya untuk
dalam pengaturan hak menguasai dari
kepentingan kesejahteraan rakyat dan
negara.
Negara, yang bagi Negara Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang- Legitimasi negara atas tanah
Undang dasar (UUD) 1945. sebagaimana amanat konstitusi dan
peraturan perundang-undangan
Politik Agraria dapat dilaksanakan,
berbagai sektor salah satunya tertuang
dijemalkan dalam sebuah Undang-
seperti dalam Pasal 2 UU No. 5
Undang mengatur agrarian yang
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
memuat asas-asas, dasar-dasar,
Pokok-Pokok Agraria ( UUPA) yang
dan soal-soal agraria dalam garis
menyatakan :
besarnya, dilengkapi dengan peraturan
(1) Atas dasar ketentuan pasal 33 ayat
(3) Undang-Undang Dasar dan

2 Vol. 1, No. 3, November


Meraja
H. Nurdin

hal-hal sebagai yang dimaksud (4) Hak menguasai dari negara


dalam pasal 1, bumi air dan ruang tersebut di atas pelaksanaannya
angkasa , termasuk kekayaan alam dapat dikuasakan, kepada daerah-
yang terkandung di dalamnya itu daerah swatantra.
pada tingkatan tertinggi dikuasai Di Indonesia kendati telah lebih
oleh negara, sebagai organisasi dari 50 tahun, UU Pokok Agraria
kekuasaan seluruh rakyat. (UUPA) lahir sebagai tonggak reforma
(2) Hak Menguasai dari Negara agraria, namun sampai saat ini belum
tersebut dalam ayat (1) pasal ini banyak memberikan arti. Bahkan
memberikan wewenang untuk : maraknya kasus – kasus konflik
a. Mengatur dan menye- pertanahan seperti kasus sengketa
lenggarakan peruntukan, Mesuji dan kasus pertambangan di
penggunaan, persediaan, Bima, merupakan dua diantara ratusan
dan pemeliharaan bumi, air kasus konflik agrarian yang terjadi.
dan ruang angkasa tersebut. Bahkan banyak berpendapat bahwa
Menentukan dan mengatur terjadinya kasus
hubungan-hubungan hukum – kasus seperti diatas adalah akibat
antara orang-orang dengan inkonsistensi berbagai pihak, terutama
bumi, air dan ruang pemerintah dalam pelaksanaan
b. Menentukan dan mengatur Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
hubungan-hubungan hukum Tentang Peraturan Dasar Pokok –
antara orang-orang dan Pokok Agraria ( UUPA ). Menurut
perbuatan-perbuatan hokum Dianto Bachriadi ( 2007 : 12 ), inti dari
yang mengenai bumi, air dan reforma agraria adalah landreform
ruang angkasa dalam pengertian redistribusi
(3) Wewenang yang bersumber dari pemilikan dan penguasaan tanah.
negara tersebut pada ayat 2 pasal Pembaruan agraria adalah untuk
ini digunakan untuk mencapai mengatasi hokum harus mampu
sebesar-besarnya kemakmuran menjamin keadilan social daengan
rakyat dalam arti kebangsaan, memberikan proteksi khusus bagi
kesejahteraan dan kemerdekaan golongan lemah agar tidak
dalam masyarakat dan negara tereksploitasi dalam persaingan bebas
hukum indonesia yang berdaulat, melawan golongan yang kuat, hokum
adil dan makmur. harus dibangun secara demokratis
sekaligus membangun demokrasi
sejalan dengan nomokrasi ( Negara

Meraja Journal Vol. 1, No. 3, November 3 3


Hukum )

4 Vol. 1, No. 3, November


Meraja
B. Metode Penelitian persoalan pendaftaran tanah tersebut
sehingga UUPA memerintahkan
Dalam penelitian ini didasarkan kepada Pemerintah untuk melakukan
pada dua jenis pendekatan yaitu pendaftaran tanah di seluruh wilayah
pendekatan perundang-undangan, dan Indonesia. Hal ini sesuai ketentuan
pendekatan konseptual melalui telaah dalam pasal 19 UUPA dinyatakan
kepustakaan. Pendekatan perundang- sebagai berikut : Ketentuan dalam
undangan dan konseptual ini pasal 19 UUPA dinyatakan sebagai
digunakan untuk mengetahui dan berikut: Tanah menjamin kepastian
menjelaskan tema sentral penelitian ini hukum, oleh pemerintah diadakan
yaitu tentang politik hukum pendaftaran tanahdi seluruh wilayah
pertanahan berbasis hukum progresif Republik Indonesia menurut ketentuan
yang selanjutnya diargumentasikan yang diatur dengan Peraturan
secara teoritik berdasarkan konsep. Pemerintah.
Bahan hukum yang telah dikumpulkan
Pendaftaran tersebut dalam ayat
berkenaan dengan masalah dalam
(1) pasal ini meliputi:
penelitian ini akan dianalisis secara
normatif- kualitatif yaitu containt a. Pengukuran, perpetaan, dan
analisis. Analisa ini adalah dilakukan pembukuan tanah.
terhadap pasal- pasal dalam peraturan b. Pendaftaran hak-hak atas
perundang- undangan untuk tanah dan peralihan hak-hak
menemukan jawaban dari tersebut.
permasalahan penelitian. c. Pemberian surat-surat tanda
bukti hak, yang berlaku sebagai
alat pembuktian yang kuat.
C. Pembahasan
Pendaftaran tanah diselenggarakan
1. Pendaftaran Tanah. dengan mengingat keadaan Negara
a. Dasar Hukum Pendaftaran Tanah. dan masyarakat, keperluan lalu lintas
social ekonomi serta kemungkinan
Menurut Supriadi (2007:152- penyelenggaraan, menurut per-
153) Pendaftaran tanah merupakan timbangan Menteri Agraria.
persoalan yang sangat penting
Dalam Peraturan Pemerintah
dalam UUPA, karena pendaftaran
diatur biaya-biaya yang bersangkutan
tanah merupakan awal dari proses
dengan pendaftaran tanah termaksud
lahirnya sebuah bukti kepemilikan
dalam ayat 1 di atas dengan ketentuan
hak atas tanah. Begitu penting nya
bahwa rakyat yang tidak mampu di

Meraja Journal Vol. 1, No. 3, November 5 5


bebaskan dari pembayaran biaya-
biaya tersebut.

6 Vol. 1, No. 3, November


Meraja
H. Nurdin

Sebagai tindak lanjut dari perintah Menurut Supardi (2007:3)Dalam


pasal 19 ayat 1 UUPA tersebut, kamus besar bahasa Indonesia
Pemerintah mengeluarkan disebutkan pengertian mengenai
Peraturan Pemerintah Nomor 10 tanah, yaitu permukkan bumi atau
tahun 1961 tentang Pendaftaran tanah. lapisan bumi yang diatas sekali.
Berpatokan pada perkembangan Pengertian tanah di ataur dalam pasal
yang begitu pesat dan banyak nya 4 UUPA dinyatakan sebagai Berikut.
persoalan pendaftran tanah yang Atas dasar hak menguasai dari
muncul ke permukaan dan tidak Negara sebagai yang dimaksud
mampu diselesaikan oleh PP Nomor dalam pasal 2 ditentukan adanya
10 tahun 1961, maka setelah berlaku macam-macam hak atas permukaan
selama kurang 38 tahun, pemerintah, bumi, ytang disebut tanah, yang
mengeluarkan PP Nomor 24 Tahun dapat diberikan kepada dan dipunyai
1997 Tentang pendaftaran tanah. oleh orang-orang, baik sendiri
maupun bersama-sama dengan orang
b. Pengertian Pendaftaran Tanah. lain serta badan-badan hukum.
Menurut Urip Santoso (2012:277- Dengan demikian, yang dimaksud
287)Dalam Peraturan Pemerintah istilah tanah dalam pasal di atas ialah
Nomor 24 tahun 1997 Pasal 1 yang permukaan bumi. Makna permukaan
dimaksud pendaftaran tanah bumi sebagai bagian dari tanah yang
adalah rangkaian kegiatan yang dapat dihaki oleh setiap orang atau
dilakukan oleh Pemerintah secara badan hukum. Oleh karena itu, hak-
terus menerus, berkesinambungan, hak yang timbul di atas hak atas
dan teratur meliputi pengumpulan, permukaan bumi (hak atas tanah)
pengolahan, pembukuan, penyajian, termasuk di dalamanya bangunan atau
serta pemeliharaan data fisik dan benda-benda yang terdapat diatasnya
data yuridis, dalam bentuk peta dan merupakan suatu persoalan hukum.
daftar, mengenai bidang-bidang Persoalan hukum yang dimaksud
tanah dan satuan rumah susun, adalah persoalan yang berkaitan
termasuk pemberian surat tanda bukti dengan dianutnya asas-asas yang
haknyabagi bidang-bidang tanah yang berkaitan dengan hubungan antara
sudah ada haknya dan hak milik atas tanah dengan tanaman dan bangunan
satuan rumah susun serta hak-hak yang terdapat diatasnya. Dengan
tertentu yang membebaninya. demikian, yang termasuk hak atas
tanah meliputi juga kepemilikan
bangunana dan tanaman

Meraja Journal Vol. 1, No. 3, November 7 7


yang ada diatas tanah yang dihaki, pelaksanaan peralihan hak
kecuali kalau ada kesepakatan lain
4. Harga tanah lebih tinggi
dengan pihak lain.
5. Dapat dijadikan jaminan utang
c. Tujuan Pendaftaran Tanah. dengan beban hak tanggungan
Menurut Supardi (2007:165) 6. Penetapan pajak bumi dan
Tujuan Pendaftaran tanah pada pasal 3 bangunan (PBB) tidak mudah
PP Nomor 24 tahun 1997, dinyatakan : keliru.
Untuk memberikan kepastian  Manfaat bagi pemerintah :
hukum dan perlindungan hukum 1. Akan terwujudnya tertib
kepada pemegang hak atas suatu adminstrasi pertanahan
bidang tanah, satuan rumah susun dan sebagai salah satu program
hak-hak lainyang terdaftar agar mudah catur tertib pertanahan.
dapat membuktikan dirinya sebagai 2. Dapat memperlancar kegiatan
pemegang hak yang bersangkutan. pemerintah yang bersangkutan
Untuk menyediakan informasi dengan tanah dalam
kepada pihak-pihak yang pembangunan
berkepentingan diperlukan dalam 3. Dapat mengurangi sengketa
mengadakan perbuatan hukum di bidang pertanahan,
mengenai bidang-bidang tanah dan misalnya sengketa batas tanah,
satuan tanah rumah ssusun yang pendudukan secara liar.
terdaftar.
 Manfaat bagi calon pembeli
Untuk terselenggaranya tertib
Bagi calon pembeli atau calon
administrasi pertanahan.
kreditur dapat dengan mudah
memperoleh keterangan yang
d. Manfaat Pendaftaran Tanah.
jelas mengenai data fisik dan data
Urip santoso (2012: 295) Manfaat yuridis tanah yangakan menjadi
Pendaftaran Tanah, yaitu : objek perbuatan hukum mengenai
 Manfaat bagi pemegang hak : tanah.
1. Memberikan rasa aman
e. Asas –Asas Pendaftaran Tanah.
2. Dapat mengetahui denganjelas
data fisik dan data yuridisnya Menurut Urip Santoso (2012:291)
3. Memudahkan dalam menyatakan bahwa dalam pendaftaran
tanah di kenal dua asas yaitu :

8 Vol. 1, No. 3, November


Meraja
H. Nurdin

a. Asas apcialiteit dan terpenuh yang dapat di punyai


Artinyapelaksanaanpendaftran orang atas tanah dengan mengingat
tanah di selenggarakan ketentuan dalam pasal 6. Turun-
atas dasar perundang- temurun artinya hak milik dapat
undangan tertentu secara berlangsung terus selama pemiliknya
teknis menyangkut masalah masih hidup dan bila pemiliknya
pengukuran, pemetaan, dan meninggal dunia, maka hak miliknya
pendaftaran peralihannya. dapat dilanjutkan kepada ahli waris
Oleh karena itu dalam sepanjang memenuhi syarat sebagai
pelaksanaan pendaftaran tanah subyek hak milik. Terkuat artinya hak
dapat memberikan kepastian milik merupakan hak paling kuat atas
hukum terhadap hak atas tanah yang memberikan kewenangan
tanah, yaitu memberikan data kepada pemiliknya untuk memberikan
fisik yang jelas mengenai luas hak lain di atas suatu bidang tanah hak
tanah, letak, dan batas-batas milik yang dimilikinya tersebut, yang
tanah. hampir sama dengan kewenangan
b. Asas openbaarheid (asas pulisitas) negara untuk memberikan hak-hak
atas tanah kepada warganya. Terpenuh
Asas ini memberikan data
artinya hak milik atas tanah memberi
yuridis tentang siapa yang
wewenang kepada pemiliknya paling
menjadi subjek haknya, apa
luas bila dibandingkan dengan ha katas
nama hak atas tanah, serta
tanah yang lain, dapat menjadi induk
bagaimana terjadinya
bagi hak atas tanah yang lain, dapat
peralihan dan pembebananya.
menjadi induk bagi ha katas tanah
Data ini sifatnya terbuka untuk
yang lain, tidak berinduk pada ha katas
umum, artinya setiap orang
tanah yang lain, dan penggunaan
dapat melihatnya.
tanahnya lebih luas bila dibandingkan
dengan hak atas tanah yang lain.
2. Hak Milik
Menurut Kartini Muljadi &
a. Pengertian Hak Milik Gunawan Widjaja (2003:29) Dapat
Menurut Kartini Muljadi & diketahui bahwa dari jenis-jenis hak
Gunawan Widjaja (2003:29) Hak atas tanah yang dimaksud dalam pasal
milik menurut ketentuan pasal 20 16 ayat 1 Undang-Undang pokok
Undang-undang pokok Agraria yang agrarian, yang berbunyi :
adalah hak turun temurun, terkuat

Meraja Journal Vol. 1, No. 3, November 9 9


1) Hak-hak atas tanah yang Hanya warga Negara Indonesia
dimaksudkan dalam pasal 4 ayat 1 dapat mempunyai Hak Milik. Oleh
ialah : pemerintah ditetapkan badan-badan
o Hak milik hukum yang dapat mempunyai Hak
o Hak guna usaha Milik dan syarat-syaratnya.
o Hak guna bangunan Orang asing yang sesudahnya
o Hak pakai berlakunya uud ini memperoleh
Hak Milik karena pewarisan tanpa
o Hak sewa
wasiat atau campuran harta karena
o Hak membuka tanah perkawinan, demikian pula warga
o Hak memungut hasil hutan Negara Indonesia yang mempunyai
o Hak-hak lain yang tidak Hak Milik dan setelah berlakunya
termasuk dalam hak tersebut Unadang-Undang ini kehilangan
di atas akan ditetapkan dengan kewarganegaraannya itu. wajib
Undang-Undang serta hak- melepaskan hak itu di dalam jangka
hak yang sifatnya sementara waktu satu tahun sejak diperolehnya
sebagai disebutkan dalam pasal hak tersebut lampau Hak Milik itu
53. tidak dilepaskan, maka hak tersebut
Hak milik merupakan hak hapus karena hukum dan tanahnya
yang paling kuat atas tanah, yang jatuh pada Negara, dengan ketentuan
memberikan kewenangan kepada bahwa hak- hak pihak lain yang
pemiliknya untuk memberikan kembali membebaninya tetap berlangsung.
suatu hak lain di atas bidang tanah Selama seseorang di samping
hak milik yang dimilikinya tersebut kewernegaraan Indonesianya
(dapat berupa hak guna bangunan mempunyai kewarganegaraan asing
atau hak pakai, dengan penegecualian maka ia tidak dapat mempunyai tanah
hak guna usaha) yang hampir sama dengan Hak Milik dan baginya berlaku
dengan kewenangan Negara (sebagai ketentuan dalam pasal ayat (3) pasal
penguasa) untuk memberikan hak atas ini.
tanah kepada warganya. Menurut Kartini Muljadi &
Dari ketentuan selanjutnya Gunawan Widjaja (2003:29) Dapat
mengenai hak milik yang diatur dalam diketahui bahwa pada dasarnya hak
Undang-Undang Pokok Agrarian milik atas tanah hanya dapat dimiliki
pasal 21 yang menyatakan bahwa : oleh warga Negara Indonesia tunggal
saja, dan tidak dapat dimiliki oleh
warga

1 Vol. 1, No. 3, November


Meraja
H. Nurdin

dan hak pengelolaan,


Negara asing dan badan hukum, baik ditentukan
yang didirikan di Indonesia maupun
yang didirikan di luar negeri dengan
penegecualian badan-badan hukum
tertentu yang diatur dalam pereturan
pemerintah nomor 38 tahun 1963.
Subyek hak milik atas tanah ada
dua yaitu perseorangan dan badan
hukum:
Persorangan Hanya warga Negara
Indonesia yang dapat mempunyai hak
milik atas tanah. Hal ini diatur dalam
Pasal21ayat(1) UUPAyangmenentukan
bahwa hanya perseorangan yang
berkewarganegaraan Indonesia yang
dapat mempunyai hak milik atas
tanah.
Badan-badan hukum tertentu
Pemerintah menetapkan badan-badan
hukum yang dapat mempunyai hak
milik hal ini diatur dalam Pasal 21 ayat
(2) UUPA. Badan-badan hukum yang
dapat mempunyai hak milik menurut
Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor
38 tahun 1963 tentang Penunjukan
Badan- badan Hukum Yang Dapat
Mempunyai Hak Milik Atas Tanah,
yaitu bank yang didirikan oleh Negara
(Bank Negara), koperasi pertanian,
badan keagamaan, dan badan sosial.
Dalam pasal 8 ayat
(1) Peraturan menteri
Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 1999
tentang Cara pemberian dan
Pembatalan Hak atas tanah negara

Meraja Journal Vol. 1, No. 3, November 11 11


bahwa badan-badan hukum yang dapat
mempunyai tanah hak milik adalah
bank pemerintah, badan keagamaan,
dan badan sosial yang ditunjuk oleh
pemerintah. Selain warga negara
Indonesia dan badan-badan hukum
yang telah ditentukan dalam Pasal 1
Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 1963 tentang Penunjukan
badan-badan hukum yang dapat
mempunyai hak milik atas tanah dan
Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri
Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang
Tata cara pemberian dan pembatalan
hak atas tanah Negara dan Hak
pengelolaan, bagi pemilik atas tanah,
maka dalam waktu 1 tahun harus
melepaskan atau mengalihkan hak
milik atas tanahnya kepada pihak lain
yang memenuhi syarat
Menurut Supriadi (2007: 154)
Dalam Peraturan 12 Peraturan
Pemerintah Nomor 24 tahun 1997
dinyatakan bahwa pendaftaran tanah
dilaksanakan berdasarkan asas :
a. Asas Sederhana
Yaitu agar ketentuan-ketentuan
pokoknya maupun prosedurnya
dengan mudah dapat dipahami oleh
pihak-pihak yang berkepentingan,
terutama para pemegang hak atas
tanah.
b. Asas Aman
Yaitu pendaftaran tanah perlu

1 Vol. 1, No. 3, November


Meraja
diselenggarakan secara teliti dan data yuridis yang benar setiap saat
cermat sehingga hasilnya dapat di Kantor Pertanahan Kabupaten/
memberikan jaminan kepastian Kota.
hukum sesuai tujuan pendafatarn
tanah itu sendiri. b. Penyertifikatan Tanah.

c. Asas Terjangkau. Menurut Irma Devita Purnamasari


Yaitu keterjakauan bagi pihak- (2010:72)Dalam pasal 13 ayat 1
pihak yang memerlukan khususnya Peraturan Pemerintah No. 24/1997
dengan memeperhatikan golongan tentang pendaftaran tanah, dikenal
ekonomi lemah. Pelayanan dua macam bentuk pendaftaran tanah,
yang diberikan dalam rangka yaitu:
penyelenggaraan pendaftaran  Pendaftaran tanah secara sistematis.
tanah harus bisa terjangkau oleh Pendaftaran tanah yang didasarkan
pihak yang memerlukan. pada suatu rencana kerja dan
d. Asas Mukhtahir. dilakasanakan di wilayah-wilayah
Yaitu kelengkapan yang yang ditetapkan oleh Menteri.
mememadai dalam pelaksanaan  Pendaftaran tanah secara sporadic
dan kesinambungan daloam Untuk desa kelurahan yang
pemeliharaan datanya. Data yang belum ditetapkan sebagai wilayah
tersedia harus menunjukkan pendaftaran tanah secara
keadaan yang muktahir. Untuk itu sistematis tersebut.
diikuti kewajiban mendaftar dan
Perbedaan antara kedua sistem
pencatatan perubahan-perubahan
tersebut adalah inisiatif
yang terjadi di kemudian hari.
pendaftarannya. Kalau yang berinisiatif
Asas ini menuntut dipeliharanya untuk mendaftarkannya adalah
data pendaftaran tanah secara Pemerintah, yang dalam suatu wilayah
terus- menerus dan tertentu secara serentak semua tanah
berkesinambungan, sehingga data dibuatkan sartifikatnya, ini disebut
yang tersimpan di kantor pendaftaran secara sistematis.
Pertanahan sesuai dengan keadaan
Jika pemilik tanah yang berinisiatif
nyata di lapangan.
mendaftarkan tanahnya. Pemilik tanah
e. Asas Terbuka dapat mengajukan pendaftaran/
Yaitu, Agar masyarakat dapat penyartifikatan tanahnya kepada
mengetahui atau memperoleh kantor Pertanahan setempat. Hal inilah
keterangan mengenai data fisik
dan
Meraja Journal Vol. 1, No. 3, November 13 13
H. Nurdin

yang di sebut pendaftran tanah secara bermacam-macam. Ada yang tidak


sporadis. mau keluar biaya, ada yang tidak
sempat, ada pula yang tidak tahu
c. Sartifikat Sebagai Tanda Bukti
Hak (tidak diberitahu pejabat) surat-surat
Milik Tanah. apa dan di instansi mana harus
diurus. Tentu saja pejabat agrarian
Menurut Urip Santoso (2010: 42) yang mengurus tidak dapat
Pengertian Sartikat menurut pasal 1 menyelesaikan urusan permohonan
angka 20 Peraturan Pemerintah N0. 24 itu selama surat-surat yang
Tahun 1997, adalah surat tanda bukti diperlukan belum dipenuhi
hak sebagaimana dimaksud dalam pemohon.
Pasal 19 Ayat (2) huruf c UUPA untuk
 Birokrasi yang tidak sehat di dalam
hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah
instansi yang bersangkutan dengan
wakaf, hak milik atas satuan rumah
pemohon itu.
susun dan hak tanggungan yang
 Koordinasi yang tidak baik anatara
masing-masing sudah dibukukan
instansi yang bersangkutan dengan
dalam buku tanah yang berangkutan.
pemohon itu.
Maksud diterbitkan sertifikat
Satu contoh : panitia A terdiri dari
dalam kegiatan pendaftaran tanah
pejabat agrarian, pejabat kantor
untuk pertama kali adalah agar
Bupati dan pejabat Kecamatan.
pemegang hak dengan mudah dapat
Untuk memeriksa suatu bidang
membuktikan bahwa dirinya sebagai
tanah yang dimohon seringkali
pemegang hak yang bersangkutan
sulit para pejabat itu siap pada
sesuai dengan data fisik dan data
waktu yang diperlukan saat ini,
yuridis yang telah di daftarkan dalam
pejabat A yang tidak sempat, pada
buku tanah.
saat nanti pejabat B yang kebetulan
Menurut Effendi
rapat.
Perangin(1987:39) Banyak faktor yang
 Mental beberapa pejabat yang
menyebabkan jangka waktu
menangani permohonan itu sudah
penyelesaian terlambat, antara lain :
rusak, mengharap suap, kalau tidak
 Kelengkapan surat-surat yang
diberi, membiarkan prosesnya
diperlukan.
macet.
Seringkali terjadi si pemohon sendiri
Hal-hal yang diatas hanya beberapa
ingin cepat urusannya selesai,
sebab yang membuat proses
tetapi tidak menugurus/memenuhi
permohonan hak tidak berjalan lancer
persyaratan yang diminta. Alasanya
dan sulit memastikan waktu
1 Vol. 1, No. 3, November
Meraja
penyelesaian.

Meraja Journal Vol. 1, No. 3, November 15 15


Pemohon sebaiknya jangan bosan- a. Mendapatkan Surat Reko-
bosan menghubungi pejabat agrarian mendasi dari Lurah/
setempat. Sebab seringkali kalau tidak Camat perihal tanah yang
di tanya, berkas pemohon itu terjepit di bersangkutan.
bawah meja dan bisa jadi lapuk di
b. Mendapatkan Surat Tidak
sana.
Sengketa dari RT/RW Lurah.
Menurut Ali Achmad Chomzah
c. Meninjau lokasi dan mengukur
(2003:21) Sebagaimana dimaklumi
tanah oleh Kantor Pertanahan.
bahwa akhir-akhir ini masalah
d. Menerbitkan Gambar situasi
pertanahan muncul di permukaan
baru.
dan merupakan bahan pemberitaan di
media massa. Pada umumnya motif dan Membayar Bea Perolehan Hak atas
latar belakang penyebab kasus-kasus Tanah dan Bangunan sesuai dengan
Pertanahan tersebut sangat bervariasi, luas yang tercantum dalam gambar
yang antara lain : situasi.
 Kurang tertibnya administrasi a. Memproses pertimbangan
pertanahan di masa lampau; kepada panitia A.
 Harga tanah yang meningkat b. Memproses penerbitan SK
dengan cepat; Pemilikan Tanah (SKPT).
 Kondisi masyarakat yang semakin c. Membayar uang pemasukan ke
menyadari dan mengerti akan Negara (SPS).
kepentingan dan haknya; d. Memohon penerbitan Sartifikat
 Iklim keterbukaan sebagai salah Tanah.
satu kebijaksanaan yang digariskan
pemerintah; 4. Kegiatan Pendaftaran Tanah.
Masih adanya oknum-oknum Menurut Irma Devita Purnamasari
pemerintah yang belum dapat (2010: 73-79)Kegiatan Pendaftaran
menangkap aspirasi masyarakat. Tanah (Pasal 14-22 PP 24/1997)
sendiri terdiri dari:
3. Proses Pendaftaran a. Pembuatan peta dasar pendaftaran.
Tanah Pertama Kali
Pada proses ini, dilakukan
Menurut Irma Devita Purnamasari pemasanagan, pengukuran,
(2010:70) Proses pendaftaran tanah pemetaan, dan pemeliharaan
pertama kalinya untuk tanah garapan titik dasar teknik nasional. Dari
dilakukan dengan cara :

1 Vol. 1, No. 3, November


Meraja
H. Nurdin

peta dasar inilah dibuat peta 2. Mengajukan keberatan


pendaftaran. dan meminta dilakukan
b. Penetapan batas bidang-bidang pengukuran ulang tanah
tanah. yang berada di sebelah tanah
Agar tidak terjadi sengketa miliknya.
mengenai batas kepemilkan tanah d. Pembuatan Daftar Tanah
di suatu tempat antara pemilik Bidang-bidang tanah yang sudah
satu dan pemilik lain yang ditetapkan atau dibubuhkan
bersebelahan, diwajibkan dibuat nomor pendaftarannya pada peta
batas-batas pemelik tanah (berupa pendaftaran dibukukan dalam
patok-patok dari besi kayu) untuk daftar tanah.
setiap tanah. Dalam penempatan e. Pembuatan surat ukur
batas-batas tersebut, harus ada Pembuatan surat ukur merupakan
kesepakatan dengan pemilik tanah produk akhir dari kegiatan
yang bersebelahan. pengumpulan dan pendaftaran
c. Pengukuran dan pemetaan bidang- tanah, yang nantinya akan
bidang tanah dan pembuatan peta digunakan sebagai dasar untuk
pendaftaran. menerbitkan sartifikat tanah.
Dari batas-batas tersebut,
dilakukan pengukuran untuk
diketahui luas pastinya. Apabila D. Kesimpulan
terdapat perbedaan luas antara
luas tanah yang tertera pada surat Cara berhukum progresif dalam
kepemilikan lainnya dan hasil politik hukum pertanahan memberi
pengukuran Kantor Pertnahan, pedoman pengingat bahwa arah
pemilik tanah bisa mengambil dua dan perwujudannya ditujukan bagi
alternatif: kesejahteraan bukan bagaimana
negara mengimplemtasikan
1. Setuju dengan hasil
penguasaan tanah pada negara
pengukuran Kantor
atasnama kekuasaan. Konsep
Pertanahan.
rekonstruksi kebijakan hukum
Jika setuju, pemilik tanah
pertanahan akan mencapai keadilan
tinggal mentandatangani
substantif jika melalui pendekatan
pernyataan mengenai luas
hukum progresif yang melakukan
tanah yang dimilikinya dan
koreksi terhadap terhadap kelemahan
yang akan diajukan sebagai
kebijakan hukum pertanahan pada
dasar penyertifikatan.
Meraja Journal Vol. 1, No. 3, November 17 17
konsep sistem hukum modern yang State Civil Apparatus Law, http://
sarat dengan birokrasi dan prosedur www. ijird. com/index. php/ijird/
sebagaimana sistem positivistik article/view/130520
membentuknya. Dalam keadaan yang Muhammad Bakri, 2007, Hak Menguasai
hanya berpedoman pada standar Tanah Oleh Negara Baru Reformasi
baku peraturan perundang-undangan Agraria, Citra Media Yogyakarta
yang masih tumpang tindih satu Muhammad Ilham Ari Saputra, 2015,
sama lain dalam pertanahan dan Reforma Agraria Di Indonesia,
sumber daya alam yang bahkan Sinar Grafika Jakarta
becorak eksploitatif , maka hal ini akan Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad,
berpotensimeminggirkan kebenaran 2013, Dualisme Penelitian Hukum
dan keadilan. Hukum progresif Normatif &Empiris, pustaka Pelajar,
memberi pembaharuan sehingga Yogyakarta.
hukum dapat dipersembahkan bagi Nurhasan Ismail, 2012, “Arah Politik
kehidupan yanglebih baik dan tidak Hukum Pertanahan Dan
menempatkannya hanya sebagai Perlindungan Kepemilikan Tanah
pelaksana program negara (positivis Masyarakat, Jurnal Rechtsvinding
Volume 1 Nomor 1 April 2012
instrumentalis) semata.
Suteki, 2015, Masa Depan Hukum Progresif,
Thafa Media, Yoyakarta
Daftar Pustaka Widhi Handoko, 2014, Kebijakan Hukum
Pertanahan Sebuah Refleksi Keadilan
Amminuddin Sale, 2007, Hukum Hukum Progresif, Thafa Media
Pengadaan Tanah Untuk, Total
http/www. jurnalbhumi. stpn. ac. id,
Media
diakses 10 Februari 2018 http/
I Nyoman Nurjaya, 2006, Pengelolaan www. print.kompas.com, diakses 10
Sumber Daya Alam Dalam, UM, Agustus 2017
Kamaruddin Hasan, 2017, School Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Cultural In Behavioral Organization Republik Indonesia 1945
Perspective ( Review Of The
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
Axiology Education Attainment )
Tentang Peraturan Dasar Pokok-
https://www. journalcra. com/
Pokok Agraria
article/school-cultural-behavioral-
organization-perspective-review-
axiology-education-attainment
Mukmin Muhammad, 2018, General
Principles of Good Governance in

1 Vol. 1, No. 3, November


Meraja

You might also like