You are on page 1of 7

LAPORAN PENGAMATAN

Ancaman Koroner di tengah Pandemi Covid 19

Dosen Pembimbing
Andi Maulana,SPd.,MPd

Disusun oleh:
Mohammad Sugiono
Nim: 2005031

Prodi studi D3 Keprawatan


UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2020
Lembar pengesahan
Laporan Pengamatan ancaman koroner ditengah
pandemi Covid 19

Laporan pengamatan ancaman koroner ditengah pandemi


covid 19 disusun sebagai pemenuhan Tugas mata Bahasa
indonesia

Semarang 23 Oktober 2020

Menyetujui

Dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia


Andi Maulana,SPd.,MPd

Hasil Laporan Pengamatan

A, waktu : jumaat 23 Oktober 2020


B, Tempat Pengamatan : web/link e-journal.unair.ac.id
C, Tujuan Pengamatan :
1. Anjurkan pada orang lebih banyak beristirahat
terlebih dahulu agar jantung tidak berat sehingga
jantung dapat bereaksi
2. Anjurkan pada orang agar tidak “ngeden” pada
saat membuang air besar agar pembuluh darah
agar tidak mengalami vasokontrisi yang
menyebabkan kerja jantung meningkat.

D, hasil pengamatan

Ancaman koroner di tengah pandemi covid 19

Penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian


utama di Indonesia. Banyak orang terkena serangan jantung tanpa
ada gejala apapun sebelumnya. Selama 50 tahun terakhir, semakin
banyak orang terkena penyakit jantung koroner, dan beberapa faktor
penyebab utamanya telah diketahui.1,2 Penyakit jantung koroner
diperkirakan 30% menjadi penyebab kematian di seluruh dunia.
Menurut WHO tahun 2005, jumlah kematian penyakit kardiovaskular
(terutama penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit jantung
rematik) meningkat secara global menjadi 17,5 juta dari 14,4 juta
pada tahun 1990. Berdasarkan jumlah tersebut, 7,6 juta dikaitkan
dengan penyakit jantung koroner. American Heart Association (AHA)
pada tahun 2004 memperkirakan prevalensi penyakit jantung
koroner di Amerika Serikat sekitar 13.200.000.3,4 Hasil Riskesdas
tahun 2007 menunjukkan PJK menempati peringkat ke-3 penyebab
kematian setelah stroke dan hipertensi. Angka kejadian penyakit
jantung koroner berdasarkan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas)
Kementerian Kesehatan 2007, ada sebanyak 7,2%. Di Provinsi Jawa
Tengah berdasarkan laporan dari rumah sakit dan puskesmas tahun
2006, kasus Penyakit Jantung Koroner sebesar 26,38 per 1.000
penduduk. Meski menjadi pembunuh utama, tetapi masih sedikit

sekali orang yang tahu tentang PJK dan faktor risikonya. Dalam ilmu
epidemiologi, jika faktor

risiko suatu penyakit telah diketahui maka akan lebih mudah untuk
melakukan tindakan pencegahan. Karena bagaimanapun mencegah
lebih baik dari pada mengobati. 5,6,7 Penderita PJK banyak
didapatkan adanya faktor – faktor risiko. Faktor risiko utama atau
fundamental yaitu faktor risiko lipida yang meliputi kadar kolesterol
dan trigliserida, karena pentingnya sifat – sifat substansi ini dalam
mendorong timbulnya plak di arteri koroner.Negara Amerika pada
saat ini 50% orang dewasa didapatkan kadar kolesterolnya > 200
mg/dl dan ± 25% dari orang dewasa umur > 20 tahun dengan kadar
kolesterol > 240 mg/dl, sehingga risiko terhadap penyakit jantung
koroner akan meningkat. Penderita penyakit jantung koroner akan
mengalami hipertensi 2,25 kali dibanding dengan yang bukan

penderita penyakit jantung koroner.Berbagai penelitian epidemiologi


menunjukkan adanya

keadaan-keadaan sifat dan kelainan yang dapat mempercepat


terjadinya penyakit jantung koroner. Memiliki faktor risiko lebih dari
satu seperti hipertensi, diabetes melitus, dan obesitas, maka akan
mempunyai 2 atau 3 kali berpeluang terkena penyakit jantung
koroner dibandingkan 70 orang yang tidak.1,8,9,10

Berdasarkan uraian diatas penyakit jantung koroner masih


menjadi penyebab utama kematian. Faktor risiko tersebut berperan
penting untuk terjadinya penyakit jantung koroner, Apabila faktor
risiko dapat diketahui maka akan lebih mudah untuk dilakukannya
tindakan pencegahan. Jumlah penderita penyakit jantung koroner di
Rumah Sakit Umum Pusat DR Kariadi didapatkan 129 pasien pada
bulan April-Juni tahun 2011 dan memiliki faktor risiko yang berbeda-
beda. Berdasarkan hal diatas maka diperlukan penelitian untuk
mengetahui faktor risiko apa sajakah yang menyebabkan kejadian
penyakit jantung koroner masih memiliki prevalensi yang cukup
tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisisfaktor risiko usia, jenis kelamin, kolesterol total, kadar
trigliserida, hipertensi, dan diabetes melitus dengankejadian
penyakit jantung koroner, serta untuk mengetahui faktor risiko yang
paling berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner.

Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan


informasi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan, untuk
masyarakat atau peneliti selanjutnya tentang faktor risiko kejadian
Penyakit Jantung Koroner, serta dapat dijadikan sebagai acuan
dilakukannya tindakan pencegahan terjadinya Penyakit Jantung
Koroner

E, Kesimpulan Pengamatan
Ancaman koroner di Indonesia di era masyarakat digital yang
makin mencemaskan . jumlah kematian penyakit kardiovaskular
(terutama penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit jantung
rematik) meningkat secara global menjadi 17,5 juta dari 14,4 juta
pada tahun 1990. Berdasarkan jumlah tersebut, 7,6 juta dikaitkan
dengan penyakit jantung koroner. American Heart Association (AHA)
pada tahun 2004 memperkirakan prevalensi penyakit jantung
koroner di Amerika Serikat sekitar 13.200.000.3,4 Hasil Riskesdas
tahun 2007 menunjukkan PJK menempati peringkat ke-3 penyebab
kematian setelah stroke dan hipertensi. Angka kejadian penyakit
jantung koroner berdasarkan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas)
Kementerian Kesehatan 2007, ada sebanyak 7,2%. Di Provinsi Jawa
Tengah berdasarkan laporan dari rumah sakit dan puskesmas tahun
2006, kasus Penyakit Jantung Koroner sebesar 26,38 per 1.000

penduduk.

You might also like