You are on page 1of 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN DAN

PENULARAN HIV UNTUK KELUARGA

Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Paliatif

Dosen Pembimbing :Ns. Emilia Puspitasari Sugiyanto, M.Kep. Sp.Kep.J

Disusun Oleh :

1. Mela Huliah ( 2005029)


2. Mita Wulan Sari ( 2005030 )
3. Mohamad Sugiono ( 2005031 )
4. Nadya Rizqiyatul.M. ( 2005032 )
5. Nanda Dewi Cantika (2005034)

PRODI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN DAN

PENULARAN HIV UNTUK KELUARGA

1. PENGANTAR

 Pokok Bahasan : Pencegahan & Penularan HIV Untuk Keluarga


 Sasaran : Pasien ,Keluarga& pengunjung
 Tempat : Ruang Kelas Kampus UWHS
 Hari/ Tanggal : Senin,26 September 2022
 Jam : 10.00 S/D 10.30 WIB
 Pelaksana : Anggota Kelompok 4

2. POKOK BAHASAN :

 Pencegahan & Penularan HIV Untuk Keluarga

3. SUB POKOK BAHASAN :

 Pengertian HIV
 Penyebab HIV
 Tanda & Gejala HIV
 Pencegahan HIV
 Penularan HIV

4. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

 Setelah Dilakukan Pendidikan Kesehatan Selama 30 Menit, Diharapkan Audien


Dapat Memahami Tentang pencegahan dan penularan HIV

5. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


 Setelah Dilakuakan Pendidikan Kesehatan Selama 30 Menit, Di Harapkan
Audien Dapat :
1) Menjelaskan Tentang Pengertian HIV
2) Menjelaskan Tentang Penyebab HIV
3) Menjelaskan Tentang Tanda & Gejala HIV
4) Menjelaskan Tentang Pencegahan HIV
5) Mejelasakan tentang penularan HIV di Keluarga

6. METODE

 Ceramah
 Tanya Jawab

7. MEDIA

 Laptop dan LCD

8. SETTING TEMPAT

MODERA PERAWAT
TOR

AUDIEN AUDIEN AUDIEN

9. PENGORGANISASIAN

1. Moderator :
Tugas :
 membuka dan menutup acara
 memperkenalkan diri dan anggotanya
 menjaga kelancaran acara
 memimpin diskusi
2. Penyaji :
Tugas :
 Menyajikan materi penyuluhan
 Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan
3. Obsever :
Tugas :
 Mengamati jalannya kegiatan
 Mengevaluasi kegiatan
 Mencatat perilaku verbal dan non verbal audien
4. Fasilitasor :
Tugas :
 Memotivasi audien untuk bertanya
 Menjadi contoh dalam kegiatan
5. Dokumentator :
Tugas :
 Mendokumentasikan selama proses kegiatan

10. STRATEGI PENYULUHAN

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Media


Pembukaan 5 Menit  Memberi Salam Dan  Menjawab Salam Laptop
Perkenalan  Menyimak & LCD
 Menyampaikan Pokok  Menyimak
Bahasan  Menyimak
 Menyampaikan Tujuan
 Melakukan Apersepsi
Inti 15  Menjelaskan Tentang  Memperhatikan Laptop
Menit Materi pencegahan dan pemateri & LCD
penularan HIV  Mengajukan
 Memberikan pertanyaan, jika ada
Kesempatan Audien  Memperhatikan
Untuk Bertanya jawaban pemateri
 Menjawab Pertanyaan  Menjelaskan ulang
 Meminta audien Untuk materi yang
Menjelaskan Ulang diberikan
Materi Yang Diberikan

Penutup 10  Melakukan Evaluasi  Menyampaikan Laptop


Menit  Menyimpulkan Jawaban & LCD
 Salam Penutup  Mendengarkan
 Menjawab Salam

11. EVALUASI

1) Evaluasi Struktur
a. Sap sudah siap 1 hari kegiatan penyuluhan
b. Media Sudah Disiapkan
c. Kontrak Sudah Dilakukan
d. Tempat Sudah Dipersiapkan
2) Evaluasi Proses
a. Waktu Pelaksanaan Sesuai rencana
b. Audien Hadir Tepat Waktu
c. Audien Mengikuti Kegiatan Sesuai Kontrak
d. Audien mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
e. Audien Aktif Dan Antusias Mengikuti Kegiatan Penyuluhan
3) Evaluasi Hasil
Setelah Mengikuti Kegiatan Penyuluhan Diharapkan :
1) Menjelaskan Tentang Pengertian HIV
2) Menjelaskan Tentang Penyebab HIV
3) Menjelaskan Tentang Tanda & Gejala HIV
4) Menjelaskan Tentang Pencegahan HIV
5) Mejelasakan tentang penularan HIV di Keluarga

LAMPIRAN MATERI
PENCEGAHAN DAN PENULARAN HIV

1. PENGERTIAN HIV
HIV atau human immunodeficiency virus disebut sebagai retrovirus
yang membawa materi genetik dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan
asam deoksibonukleat (DNA). HIV disebut retrovirus karena mempunyai
enzim reverce transcriptase yang memungkinkan virus mengubah informasi
genetiknya yang berada dalam RNA ke dalam bentuk DNA.(Widyanto &
Triwibowo, 2013).
AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome didefinisikan
kumpulan penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang
berat dan merupakan stadium akhir infeksi HIV (Widyanto & Triwibowo,
2013). Kerusakan progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan
ODHA amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit (Rendy
& Margareth, 2012).

2. ETIOLOGI
AIDS disebabkan oleh HIV yaitu suatu retrovirus pada manusia yang
termasuk dalam keluarga lentivirus. secara genetik HIV dibedakan menjadi
dua, tetapi berhubungan secara antigen, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Keduanya
merupakan virus yang menginfeksi sel T-CD4 yang memiliki reseptor dengan
afinitas tinggi untuk HIV. (Widyanto & Triwibowo, 2013). AIDS disebabkan
oleh HIV yang dikenal dengan retrovirus yang di tularkan oleh darah dan
punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T. (Rendy & Margareth, 2012).

3. TANDA DAN GEJALA


Stadium 1
Fase ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal
masih tidak terasa. Fase ini belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak
menunjukkan gejala. Apabila ada gejala yang sering terjadi adalah
pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh seperti ketiak,
leher, dan lipatan paha. Penderita (ODHA) pada fase ini masih terlihat sehat
dan normal namun penderita sudah terinfeksi serta dapat menularkan virus ke
orang lain.
Stadium 2
Daya tahan tubuh ODHA pada fase ini umumnya mulai menurun namun,
gejala mulai muncul dapat berupa:
 Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Penurunan ini dapat
mencapai kurang dari 10 persen dari berat badan sebelumnya
 Infeksi saluran pernapasan seperti siunusitis, bronkitis, radang telinga
tengah (otitis), dan radang tenggorokan
 Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari
 Herpes zoster yang timbul bintil kulit berisi air dan berulang dalam
lima tahun
 Gatal pada kulit
 Dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit
bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan
 Radang mulut dan stomatitis (sariawan di ujung bibir) yang berulang

Stadium 3
Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga
dapat mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3
antara lain:
 Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab
yang jelas
 Penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan sebelumnya
tanpa penyebab yang jelas
 Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan
 Infeksi jamur di mulut (Candiasis oral)
 Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, dan
berbulu
 Tuberkulosis paru
 Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang
tidak kunjung sembuh
 Penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit

Stadium 4
Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan
kelenjar limfa di seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa
gejala infeksi oportunistik yang merupakan infeksi pada sistem kekebalan
tubuh yang lemah. Beberapa gejala dapat meliputi:
 Pneumonia pneumocystis dengan gejala kelelahan berat, batuk kering,
sesak nafas, dan demam
 Penderita semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih
dari 10%
 Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak
 Infeksi herpes simplex kronis yang menimbulkan gangguan pada kulit
kelamin dan di sekitar bibir
 Tuberkulosis kelenjar
 Infeksi jamur di kerongkongan sehingga membuat kesulitan untuk
makan
 Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi
virus human herpesvirus 8 (HHV8)
 Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma otak yang
menimbulkan abses di otak
 Penurunan kesadaran, kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah
sehingga aktivitas terbatas dilakukan di tempat tidur

4. PENCEGAHAN HIV
a. Secara umum
Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D, E)
yaitu :
A: Abstinence – memilih untuk tidak melakukan hubungan seks
berisiko tinggi, terutama seks pranikah
B: Be faithful – saling setia
C: Condom – menggunakan kondom secara konsisten dan benar
D: Drugs – menolak penggunaan NAPZA
E: Equipment – jangan pakai jarum suntik bersama
b. Untuk pengguna Napza
Pecandu yang IDU dapat terbebas dari penularan HIV/AIDS
jika: mulai berhenti menggunakan Napza sebelum terinfeksi, tidak
memakai jarum suntik bersama.

c. Untuk remaja

Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah,


menghindari penggunaan obat-obatan terlarang dan jarum suntik, tato
dan tindik, tidak melakukan kontak langsung percampuran darah
dengan orang yang sudah terpapar HIV, menghindari perilaku yang
dapat mengarah pada perilaku yang tidak sehat dan tidak bertanggung
jawab (Hasdianah & Dewi, 2014).

5. PENULARAN HIV DI KELUARGA

1) Lewat cairan mani dan cairan vagina;

Melaui hubungan seks penetrative (penis masuk ke dalam


vagina/anus), tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan
cairan mania atau cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina)
atau kontak cairan mani yang terjadi dalam hubungan seks lewat anus.

2) Lewat darah;

Melalui transfuse darah/produk cairan yang sudah tercemar HIV.


Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah terscemar HIV, yang

dipakai bergatian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarunm suntik


dikalangan pengguna narkotika suntik, melalui pemakaian jarum
suntik yang berulang kali dalam kegiatan lain, misalnya: penyuntikan
obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misanya
alat tindik, tato dan facial wajah.

3) Penyalahgunaan narkoba sebagian besar pengguna narkoba yang


cendrung menggunakan jarum suntik sebagai media pemakainya.
Penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan digunakan secara
bergantian sangat rentan terhadap penularan virus HIV/AIDS
(tertular atau menularkan);
4) Ibu hamil positif HIV kepada anak yang dikandungnya. Antenal
yaitu saat bayi masih berada didalam rahim, melalui plasenta;
5) Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau
cairan vagina
6) Postanal yaitu setelah proses persalinan, melaui air susu ibu.

6. CARA PENCEGAHAN PENULARAN

 Cara Mencuci Baju Jika Terkena Percikan Darah Dari Penderita HIV

Tidak perlu khawatir karena virus HIV tidak akan menular ke badan
tanpa adanya luka atau jaringan tubuh yang terbuka.Sehingga tidak
perlu takut jika bersentuhan dengan terduga atau penyandang HIV
positif. Infeksi tidak ditularkan melalui air ataupun sabun, maka
pakaian dapat anda campur saat mencucinya tanpa perlu khawatir
akan tertular. Penderita HIV dapat hidup seperti layaknya orang sehat
tanpa perlu diskriminasi. Virus tidak dapat ditularkan melalui
peralatan makan, air liur maupun kontak langsung dengan penderita.

 Cara Mencuci Tempat Makan Bagi Penderita HIV

1) Petugas cuci tangan


2) Petugas pakai APD
3) Bila ada sisa makanan buang ke tempat sampah
4) Alat-alat makanan dilakukan dekontaminasi dengan larutan
deterjen selama 10 menit
5) Angkat alat makanan tersebut dari rendaman, dicuci sampai
Bersih
6) Bilas dengan air mengalir sampai bersih
7) Tiriskan / langsung di lap alat-alat tersebut
8) Simpan di rak makanan
9) Rapikan lingkungan, lepas APD 10.Petugas cuci tangan
10) Bila alat makan akan dipakai, ulangi lagi mengelap agar tetap
bersih

7. KESIMPULAN

Pemahaman tentang HIV/AIDS bagi masyarakat khususnya kaum


perempuan sangatlah penting. Hal ini dikarenakan HIV/AIDS bisa terinfeksi
kepada siapapun, maka dengan memahami HIV/AIDS orang akan
mengetahui akan bahaya penularannya dan juga dapat memahami bagaimana
cara pencegahannya. Untuk itu keterlibatan Pemerintah dalam mensosialisasi
HIV/AIDS kepada masyarakat benar-benar dapat membantu dalam bentuk
advokasi dan edukasi, sehingga diharapkan masyarakat secara umum akan
tahu dan mau tahu tentang pengetahuan HIV/AIDS tersebut. Dikarenakan
perempuan khususnya Ibu Rumah Tangga selalu menjadi korban para suami-
suami yang tidak bertanggung jawab.

8. DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2010). HIV/AIDS dan Pencegahannya.Ditjen PP&PL. Jakarta


Dinkes Sulawesi Selatan. (2013). Overview Epidemi HIV dan IMS di
Sulawesi
Selatan. Makassar: Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan.

Hasanunddin. (2008). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Keluarga dengan


Upaya

Pencegahan HIV/AIDS pada Siswa SMAN 5 Palu dalam Jurnal Ilmu


Kesehatan. Sulawesi diunduh tanggal 28 februari 2013

Kemenkes RI. (2013). Laporan Triwulan Situasi Perkembangan HIV/AIDS di

Indonesia. Jakarta

Nasronudin., (2007). Penyakit Infeksi Di Indonesia Solusi Kini Dan


Mendatang.

Airlangga University Press, Surabaya

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya.


Jakarta:

Sagung Seto

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya.


Jakarta:

PT. Rhineka Cipta.


ROLEPLAY

Anggota Pelaksana : 1. Mela Huliah ( Moderator )


2. Mita Wulan ( Perawat )
3. Ugi ( Audiens )
4. Nadya Rizqiyatul ( Audiens )
5. Nanda Dewi ( Audiens )

Mita& mela : Asalamualaikum selamat pagi,

Nanda& Nadya: Waalaikumsalam selamat pagi

Mita: perkenalkan saya Mita wulan sari dan ini rekan saya mela huliah,kami Mahasiwa
universitas widya Husada Semarang,kami disini akan melakukan kegiatan penyuluhan tentang
pencegahan dan penularan hiv dikeluarga,Sebelumya ibu- ibu sudah mengetahui apa itu Hiv

Nadya: belum tau mbak

Nanda: penyakit yang disebabkan hubungan seks ya mbak?

Mita: benar bu,tapi masih kurang tepat,(Human immunodefieciency Virus) itu adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh,sehingga daya tahan tubuh semakin melemah dan rentan
diserang penyakit. Hiv yang tidak cepat ditanggani akan berkembang menjadi AIDS( Acquired
immune Deficiency Syndrome)yang mana kondisi ini merupakan stadium akhir dari HIV dan
tubuh sudah tidak mampu melawan infeksi yang timbul.

Ugi: oh gitu ya bu

Nadya: Bu,tanda dan gejala seseorang yang terkena HIV itu bagaimana bu?

Mela: baik ibu pertanyaan bagus sekali,baik bu untuk tanda dan gejala hiv ini tergantung dari
stadium itu sendiri, ada 4 stadium yaitu
Stadium 1

Fase ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal masih tidak terasa.
Fase ini belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak menunjukkan gejala. Apabila ada
gejala yang sering terjadi adalah pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh
seperti ketiak, leher, dan lipatan paha. Penderita (ODHA) pada fase ini masih terlihat sehat dan
normal namun penderita sudah terinfeksi serta dapat menularkan virus ke orang lain.

Stadium 2

Daya tahan tubuh ODHA pada fase ini umumnya mulai menurun namun, gejala mulai muncul
dapat berupa:

• Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Penurunan ini dapat mencapai kurang dari 10
persen dari berat badan sebelumnya

• Infeksi saluran pernapasan seperti siunusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis), dan
radang tenggorokan

• Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari

• Herpes zoster yang timbul bintil kulit berisi air dan berulang dalam lima tahun

• Gatal pada kulit

• Dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan
berwarna kemerahan

• Radang mulut dan stomatitis (sariawan di ujung bibir) yang berulang

Stadium 3

Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat
mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3 antara lain:
• Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab yang jelas

• Penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan sebelumnya tanpa penyebab yang jelas

• Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan

• Infeksi jamur di mulut (Candiasis oral)

• Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, dan berbulu

• Tuberkulosis paru

• Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang tidak kunjung sembuh

• Penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit

Stadium 4

Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di
seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik yang
merupakan infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa gejala dapat meliputi:

• Pneumonia pneumocystis dengan gejala kelelahan berat, batuk kering, sesak nafas, dan demam

• Penderita semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih dari 10%

• Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak

• Infeksi herpes simplex kronis yang menimbulkan gangguan pada kulit kelamin dan di sekitar
bibir

• Tuberkulosis kelenjar

• Infeksi jamur di kerongkongan sehingga membuat kesulitan untuk makan

• Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi virus human herpesvirus 8 (HHV8)
• Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma otak yang menimbulkan abses di otak

• Penurunan kesadaran, kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah sehingga aktivitas terbatas
dilakukan di tempat tidur

Nadya: oh begitu ya bu

Mita: nah sekarang cara pecegahan HIV sebelumya,ibu- ibu tahu bagaimana pencegahan HIV

Ugi: belum tahu mbak

Mita: Nah cara Pencegahan dari lenyakit HIV diantaranya yaitu:

1. Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan


2. Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik. Edukasi HIV yang benar
mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat membantu mencegah
penularan HIV.

Itu ya ibu- Bapak.

Nanda: baik mbak

Ugi : Iya mbak

Mita:Nah ,sekarang penularan HIV ya ibu bapak,ada yang tau?

Ugi: tidak tahu mbak

Mita: jadi begini ya ibu bapak,HIV dapat menular melalui

1. cairan mani dan cairan vagina


2. Lewat darah
3. Penyalahgunaan narkoba
4. Ibu hamil positif HIV kepada anak yang dikandungnya . Antenal yaitu saat bayi masih
berada didalam rahim, melalui plasenta;
5. Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina
6. Postnatal yaitu setelah proses persalinan, melaui air susu ibu.

Mela: bagaimana bu,apakah bapak dan ibu paham yang kami sampaikan?

Ugi: paham

Nadya: paham

Mela: baik bu,apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?

Nanda: tidak ada

Mela: baik jika tidak pertanyaan kesimpulan dari Pertemuan hari ini dapat disimpulkan
Pemahaman tentang HIV/AIDS bagi masyarakat khususnya kaum perempuan sangatlah
penting. Hal ini dikarenakan HIV/AIDS bisa terinfeksi kepada siapapun, maka dengan
memahami HIV/AIDS orang akan mengetahui akan bahaya penularannya dan juga dapat
memahami bagaimana cara pencegahannya. Untuk itu keterlibatan Pemerintah dalam
mensosialisasi HIV/AIDS kepada masyarakat benar-benar dapat membantu dalam bentuk
advokasi dan edukasi, sehingga diharapkan masyarakat secara umum akan tahu dan mau tahu
tentang pengetahuan HIV/AIDS tersebut. Dikarenakan perempuan khususnya Ibu Rumah
Tangga selalu menjadi korban para suami-suami yang tidak bertanggung jawab.

Baik untuk penyuluhan hari ini sudah selesai,terimakasih atas partisipasi bapak dan ibu
sekalian,mohon maaf jika ada kata- kata yang tidak mengenakan baik disengaja /
disengaja,kami mohon maaf,wasalamulaikum wr.wb

Audiens : waalaikumsalam wr.wb

You might also like