Professional Documents
Culture Documents
Sap Kel 4
Sap Kel 4
Disusun Oleh :
PRODI D3 KEPERAWATAN
1. PENGANTAR
2. POKOK BAHASAN :
Pengertian HIV
Penyebab HIV
Tanda & Gejala HIV
Pencegahan HIV
Penularan HIV
6. METODE
Ceramah
Tanya Jawab
7. MEDIA
8. SETTING TEMPAT
MODERA PERAWAT
TOR
9. PENGORGANISASIAN
1. Moderator :
Tugas :
membuka dan menutup acara
memperkenalkan diri dan anggotanya
menjaga kelancaran acara
memimpin diskusi
2. Penyaji :
Tugas :
Menyajikan materi penyuluhan
Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan
3. Obsever :
Tugas :
Mengamati jalannya kegiatan
Mengevaluasi kegiatan
Mencatat perilaku verbal dan non verbal audien
4. Fasilitasor :
Tugas :
Memotivasi audien untuk bertanya
Menjadi contoh dalam kegiatan
5. Dokumentator :
Tugas :
Mendokumentasikan selama proses kegiatan
11. EVALUASI
1) Evaluasi Struktur
a. Sap sudah siap 1 hari kegiatan penyuluhan
b. Media Sudah Disiapkan
c. Kontrak Sudah Dilakukan
d. Tempat Sudah Dipersiapkan
2) Evaluasi Proses
a. Waktu Pelaksanaan Sesuai rencana
b. Audien Hadir Tepat Waktu
c. Audien Mengikuti Kegiatan Sesuai Kontrak
d. Audien mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
e. Audien Aktif Dan Antusias Mengikuti Kegiatan Penyuluhan
3) Evaluasi Hasil
Setelah Mengikuti Kegiatan Penyuluhan Diharapkan :
1) Menjelaskan Tentang Pengertian HIV
2) Menjelaskan Tentang Penyebab HIV
3) Menjelaskan Tentang Tanda & Gejala HIV
4) Menjelaskan Tentang Pencegahan HIV
5) Mejelasakan tentang penularan HIV di Keluarga
LAMPIRAN MATERI
PENCEGAHAN DAN PENULARAN HIV
1. PENGERTIAN HIV
HIV atau human immunodeficiency virus disebut sebagai retrovirus
yang membawa materi genetik dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan
asam deoksibonukleat (DNA). HIV disebut retrovirus karena mempunyai
enzim reverce transcriptase yang memungkinkan virus mengubah informasi
genetiknya yang berada dalam RNA ke dalam bentuk DNA.(Widyanto &
Triwibowo, 2013).
AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome didefinisikan
kumpulan penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang
berat dan merupakan stadium akhir infeksi HIV (Widyanto & Triwibowo,
2013). Kerusakan progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan
ODHA amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit (Rendy
& Margareth, 2012).
2. ETIOLOGI
AIDS disebabkan oleh HIV yaitu suatu retrovirus pada manusia yang
termasuk dalam keluarga lentivirus. secara genetik HIV dibedakan menjadi
dua, tetapi berhubungan secara antigen, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Keduanya
merupakan virus yang menginfeksi sel T-CD4 yang memiliki reseptor dengan
afinitas tinggi untuk HIV. (Widyanto & Triwibowo, 2013). AIDS disebabkan
oleh HIV yang dikenal dengan retrovirus yang di tularkan oleh darah dan
punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T. (Rendy & Margareth, 2012).
Stadium 3
Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga
dapat mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3
antara lain:
Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab
yang jelas
Penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan sebelumnya
tanpa penyebab yang jelas
Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan
Infeksi jamur di mulut (Candiasis oral)
Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, dan
berbulu
Tuberkulosis paru
Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang
tidak kunjung sembuh
Penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit
Stadium 4
Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan
kelenjar limfa di seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa
gejala infeksi oportunistik yang merupakan infeksi pada sistem kekebalan
tubuh yang lemah. Beberapa gejala dapat meliputi:
Pneumonia pneumocystis dengan gejala kelelahan berat, batuk kering,
sesak nafas, dan demam
Penderita semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih
dari 10%
Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak
Infeksi herpes simplex kronis yang menimbulkan gangguan pada kulit
kelamin dan di sekitar bibir
Tuberkulosis kelenjar
Infeksi jamur di kerongkongan sehingga membuat kesulitan untuk
makan
Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi
virus human herpesvirus 8 (HHV8)
Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma otak yang
menimbulkan abses di otak
Penurunan kesadaran, kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah
sehingga aktivitas terbatas dilakukan di tempat tidur
4. PENCEGAHAN HIV
a. Secara umum
Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D, E)
yaitu :
A: Abstinence – memilih untuk tidak melakukan hubungan seks
berisiko tinggi, terutama seks pranikah
B: Be faithful – saling setia
C: Condom – menggunakan kondom secara konsisten dan benar
D: Drugs – menolak penggunaan NAPZA
E: Equipment – jangan pakai jarum suntik bersama
b. Untuk pengguna Napza
Pecandu yang IDU dapat terbebas dari penularan HIV/AIDS
jika: mulai berhenti menggunakan Napza sebelum terinfeksi, tidak
memakai jarum suntik bersama.
c. Untuk remaja
2) Lewat darah;
Cara Mencuci Baju Jika Terkena Percikan Darah Dari Penderita HIV
Tidak perlu khawatir karena virus HIV tidak akan menular ke badan
tanpa adanya luka atau jaringan tubuh yang terbuka.Sehingga tidak
perlu takut jika bersentuhan dengan terduga atau penyandang HIV
positif. Infeksi tidak ditularkan melalui air ataupun sabun, maka
pakaian dapat anda campur saat mencucinya tanpa perlu khawatir
akan tertular. Penderita HIV dapat hidup seperti layaknya orang sehat
tanpa perlu diskriminasi. Virus tidak dapat ditularkan melalui
peralatan makan, air liur maupun kontak langsung dengan penderita.
7. KESIMPULAN
8. DAFTAR PUSTAKA
Indonesia. Jakarta
Sagung Seto
Mita: perkenalkan saya Mita wulan sari dan ini rekan saya mela huliah,kami Mahasiwa
universitas widya Husada Semarang,kami disini akan melakukan kegiatan penyuluhan tentang
pencegahan dan penularan hiv dikeluarga,Sebelumya ibu- ibu sudah mengetahui apa itu Hiv
Mita: benar bu,tapi masih kurang tepat,(Human immunodefieciency Virus) itu adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh,sehingga daya tahan tubuh semakin melemah dan rentan
diserang penyakit. Hiv yang tidak cepat ditanggani akan berkembang menjadi AIDS( Acquired
immune Deficiency Syndrome)yang mana kondisi ini merupakan stadium akhir dari HIV dan
tubuh sudah tidak mampu melawan infeksi yang timbul.
Ugi: oh gitu ya bu
Nadya: Bu,tanda dan gejala seseorang yang terkena HIV itu bagaimana bu?
Mela: baik ibu pertanyaan bagus sekali,baik bu untuk tanda dan gejala hiv ini tergantung dari
stadium itu sendiri, ada 4 stadium yaitu
Stadium 1
Fase ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal masih tidak terasa.
Fase ini belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak menunjukkan gejala. Apabila ada
gejala yang sering terjadi adalah pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh
seperti ketiak, leher, dan lipatan paha. Penderita (ODHA) pada fase ini masih terlihat sehat dan
normal namun penderita sudah terinfeksi serta dapat menularkan virus ke orang lain.
Stadium 2
Daya tahan tubuh ODHA pada fase ini umumnya mulai menurun namun, gejala mulai muncul
dapat berupa:
• Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Penurunan ini dapat mencapai kurang dari 10
persen dari berat badan sebelumnya
• Infeksi saluran pernapasan seperti siunusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis), dan
radang tenggorokan
• Herpes zoster yang timbul bintil kulit berisi air dan berulang dalam lima tahun
• Dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan
berwarna kemerahan
Stadium 3
Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat
mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3 antara lain:
• Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab yang jelas
• Penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan sebelumnya tanpa penyebab yang jelas
• Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan
• Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, dan berbulu
• Tuberkulosis paru
• Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang tidak kunjung sembuh
Stadium 4
Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di
seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik yang
merupakan infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa gejala dapat meliputi:
• Pneumonia pneumocystis dengan gejala kelelahan berat, batuk kering, sesak nafas, dan demam
• Penderita semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih dari 10%
• Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak
• Infeksi herpes simplex kronis yang menimbulkan gangguan pada kulit kelamin dan di sekitar
bibir
• Tuberkulosis kelenjar
• Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi virus human herpesvirus 8 (HHV8)
• Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma otak yang menimbulkan abses di otak
• Penurunan kesadaran, kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah sehingga aktivitas terbatas
dilakukan di tempat tidur
Nadya: oh begitu ya bu
Mita: nah sekarang cara pecegahan HIV sebelumya,ibu- ibu tahu bagaimana pencegahan HIV
Mela: bagaimana bu,apakah bapak dan ibu paham yang kami sampaikan?
Ugi: paham
Nadya: paham
Mela: baik jika tidak pertanyaan kesimpulan dari Pertemuan hari ini dapat disimpulkan
Pemahaman tentang HIV/AIDS bagi masyarakat khususnya kaum perempuan sangatlah
penting. Hal ini dikarenakan HIV/AIDS bisa terinfeksi kepada siapapun, maka dengan
memahami HIV/AIDS orang akan mengetahui akan bahaya penularannya dan juga dapat
memahami bagaimana cara pencegahannya. Untuk itu keterlibatan Pemerintah dalam
mensosialisasi HIV/AIDS kepada masyarakat benar-benar dapat membantu dalam bentuk
advokasi dan edukasi, sehingga diharapkan masyarakat secara umum akan tahu dan mau tahu
tentang pengetahuan HIV/AIDS tersebut. Dikarenakan perempuan khususnya Ibu Rumah
Tangga selalu menjadi korban para suami-suami yang tidak bertanggung jawab.
Baik untuk penyuluhan hari ini sudah selesai,terimakasih atas partisipasi bapak dan ibu
sekalian,mohon maaf jika ada kata- kata yang tidak mengenakan baik disengaja /
disengaja,kami mohon maaf,wasalamulaikum wr.wb