You are on page 1of 37

TUGAS PENYULUHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA


PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG HIV AIDS
PERILAKU SEKS BEBAS DAN
KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN

Dosen Pembimbing: Hj. ERNI YULIASTUTI

DISUSUN OLEH :

AMALIA ( P07124223002R)
AYU DIAN PERWITA ( P07124223005R)
BEKTI WINDU SUSANTI ( P07124223006R)
NURUL HIKMAH ( P07124223025R)
NURUL ZAHARAH ( P07124223026R)
RANA ASHILAH ( P07124223030R)
RINA AGUSTINI ( P07124223031R)
SRI RAHAYU ( P07124223035R)

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN


JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
ALIH JENJANG KELAS BANJARBARU
TAHUN 2023/2024
SUSUNAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HIV/AIDS, SEKS BEBAS DAN KEHAMILA TIDAK DIINGINKAN

A. Topik
HIV/AIDS, Seks Bebas, Kehamilan Tidak Diinginkan

B. Sub Topik
Pengertian, Penyebab, Tanda dan gejala, Penularan, Pencegahan Penyakit, Pengobatan HIV/AIDS

C. SASARAN
Remaja yang berhadir di SMPN 1 Martapura.

D. TEMPAT
SMPN 1 Martapura

E. WAKTU
- Hari/ tanggal :
- Jam : 11.00 wita

F. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan Remaja yang berhadir di SMPN 1
Martapura mampu memahami tentang penyakit HIV/AIDS, Seks Bebas, Kehamilan Tidak Diinginkan
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit remaja dapat :
a. Menjelaskan pengertian hiv/aid, menjelaskan penyebab hiv/aids, mampu menyebutkan gejala
hiv/aids, Menjelaskan bagaimana penularan hiv/aids, Menjelaskan cara pencegahan hiv/aids.
b. Mengetahui dan dapat menjelaskan dampak yang terjadi karna seks bebas dan cara
mencegahnya
c. Mengetahui dan dapat menjelaskan mengenai kehamilan yang tidak diinginkan, cara
mencegahnya dan solusi jika itu terjadi

G. MATERI PENYULUHAN
Terlampir.
H. Metode
Ceramah dan Tanya jawab

I. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet
J. PROSES KEGIATAN

Tahap
Kegiatan Pemateri/Penyuluh Kegiatan Peserta Media
Kegiatan

Pendahuluan 1. Memberi salam,Memperkenalkan  Memperhatikan Leaflet


diri dan Membagikan leaflet
2. Menjelaskan materi secara umum  Memperhatikan
3. Menjelaskan tentang TIU dan TIK  Memperhatikan

Penyajian 1. Menjelaskan pengertian  HIV/AIDS.  Memperhatika Leaflet


 Menanyakan kepada mahasiswa n
apabila ada yang kurang  jelas.  Memberikan
 Menerima dan menjawab pertanyaan
pertanyaan yang diajukan  Memperhatika
mahasiswa. n
2. Menjelaskan penyebab HIV/AIDS.
 Menanyakan kepada mahasiswa
apabila ada yang  kurang  jelas.  Memperhatika
 Menerima dan menjawab n
pertanyaan yang diajukan  Memberikan
mahasiswa. pertanyaan
3. Menjelaskan gejala-gejala HIV/AIDS.  Memperhatika
 Menanyakan kepada mahasiswa n
apabila ada yang  kurang  jelas.
 Menerima dan menjawab
pertanyaan yang diajukan  Memperhatika
mahasiswa. n
 Memberikan
pertanyaan
4. Menjelaskan bagaimana penularan  Memperhatika
HIV/AIDS. n
 Menanyakan kepada mahasiswa
apabila ada yang  kurang  jelas.
 Menerima dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
mahasiswa.
 Memperhatika
5. Menjelaskan cara pencegahan n
HIV/AIDS.  Memberikan
 Menanyakan kepada mahasiswa pertanyaan
apabila ada yang  kurang  jelas.  Memperhatika
 Menerima dan menjawab n
pertanyaan yang diajukan
mahasiswa.

 Memperhatika
n
 Memberikan
pertanyaan
 Memperhatika
n
Evaluasi Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan Projector
materi yang telah diberikan, dan
memberi reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab pertanyaan.
1. Apa pengertian HIV/AIDS ?
2. Apa saja penyebab HIV/AIDS ?
3. Apa saja gejala-gejala HIV/AIDS ?
4. Bagaimana penularan HIV/AIDS bisa
terjadi?
5. Bagaimana cara pencegahan
HIV/AIDS?

Penutup 1. Memberikan pertanyaan tentang  Menjawab Projector


materi yang baru dijelaskan. pertanyaan yang
2. Menampung  jawaban yang diajukan pemateri
diberikan mahasiswa.  Memperhatikan
3. Mendiskusikan bersama jawaban  Memberikan
dari mahasiswa. sumbang saran
4. Bersama semua mahasiswa  Memberikan
menyimpulkan materi yang telah sumbang saran
dibahas.  Memperhatikan
5. Menutup pertemuan dan memberi dan membalas
salam salam

MATERI PENYULUHAN
HIV/AIDS

1. DEFINISI HIV DAN AIDS


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih
yang bertugas menangkal infeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala
atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV.  Tubuh manusia
mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar  seperti  kuman, virus, dan penyakit.
AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah
berbagai jenis penyakit lain. Acquired : didapat, bukan penyakit keturunan
Immune : sistem kekebalan tubuh
Deficiency : kekurangan
Syndrome : kumpulan gejala-gejala penyakit.
Sedangkan di dalam kamus kedokteran Dorlan (2002), menyebutkan bahwa AIDS adalah suatu
penyakit retrovirus epidemik menular, yang disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat
bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas seluler, dan mengenai kelompok risiko tertentu,
termasuk pria homoseksual atau biseksual, penyalahgunaan obat intravena, penderita hemofilia, dan
penerima transfusi darah lainnya, hubungan seksual dari individu yang terinfeksi virus tersebut.
Menurut Center for Disease Control and Prevention, AIDS merupakan bentuk paling hebat dari
infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga
keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan
dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi.

2. PENYEBAB HIV/AIDS.
Penyebab HIV/AIDS adalah infeksi oleh virus HIV, yang menyerang sistem kekebalan tubuh
sehingga sel-sel pertahanan tubuh makin lama makin banyak yang rusak. Penderita infeksi HIV menjadi
sangat rentan terhadap semua bentuk infeksi. Pada yahap akhir, penderita tidak bisa tahan terhadap
kuman-kuman yang secara normal bisa dilawannya.

3. TANDA DAN GEJALA HIV-AIDS


Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa minggu setelah terinfeksi HIV,
gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan
sendirinya. Seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan gejala-gejala seperti flu, yaitu:
 Demam
 Rasa lemah dan lesu
 Sendi-sendi terasa nyeri
 Batuk
 Nyeri tenggorokan
Gejala selanjutnya adalah memasuki tahap dimana sudah mulai timbul gejala-gejala yang mirip
dengan gejala-gejala penyakit lain, gejala-gejala diatas ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi
pada penyakit-penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya kerusakan pada system
kekebalan tubuh yaitu:
 Demam berkepanjangan
 Penurunan berat badan (lebih dari 10 % dalam waktu 3 hari)
 Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktifitas fisik sehari-hari
 Pembangkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak
 Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
 Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus
 Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan
Gejala penurunan kekebalan tubuh ditandai dengan mudahnya diserang penyakit lain, dan
disebut infeksi oportunitis. Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan baik oleh virus lain, bakteri,
jamur, atau parasit (yang bisa juga hidup dalam tubuh kita), yang bila system kekebalan tubuh baik
kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh. Pada tahap ini pengidap HIV telah berkembang menjadi
penderita AIDS. Pada umumnya penderita AIDS akan meninggal dunia sekitar 2 tahun setelah gejala AIDS
ini muncul.
Gejala AIDS yang timbul adalah :
 Radang paru
 Radang saluran pencernaan
 Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
 Kanker kulit
 TBC
 Gangguan susunan saraf / neurologis.

4. CARA PENULARAN HIV/AIDS


Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :
1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan bisa
menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat
mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan
tersebut masuk ke aliran darah (PELKESI, 1995). Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro
pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah
pasangan seksual (Syaiful, 2000).
2. Ibu pada bayinya
Penularan HIV dari ibu pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan laporan CDC Amerika,
prevalensi HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada
gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan kalau gejala AIDS
sudah jelas pada ibu kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 1995). Penularan juga terjadi selama
proses persalinan melalui transfuse fetomaternal atau kontak antara kulit atau membrane mukosa
bayi dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan (Lily V, 2004).
3. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke
seluruh tubuh.
4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum,tenakulum, dan alat-alat lain yang darah cairan
vagina atau air mani yang terinfeksi HIV,dan langsung di gunakan untuk orang lain yang tidak
terinfeksi bisa menularkan HIV (PELKESI,1995).
5. Alat-alat untuk menoleh kulit
Alat tajam dan runcing seperti jarum,pisau,silet,menyunat seseorang, membuat tato,memotong
rambut,dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin di pakai tampa disterilkan
terlebih dahulu.
6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang di gunakan di fasilitas kesehatan,maupun yang di gunakan oleh parah
pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik,
pada para pemakai IDU secara bersama-sama juga mengguna tempat penyampur, pengaduk,dan
gelas pengoplos obat,sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan HIV.

5. HIV TIDAK MENULAR MELALUI


HIV tidak menular melalui hal-hal di bawah ini :
 Air mata, keringat, ait liur/ludah, air kencing
 Peralatan makan bersama (Piring, sendok, gelas, dll),
 Pakaian,handuk,sapu tangan,
 Toilet yang di pakai secara bersama-sama,
 Menggunakan kolam renang yang sama
 Berpelukan,
 Berjabat tangan,
 Hidup serumah dengan penderita hiv/aids,
 Gigitan nyamuk,
 Hubungan social yang lain.

6. CARA PENCEGAHAN
Upaya untuk mencegah penularan HIV/AIDS dikenal dengan prinsip ABCD, yaitu :
 A – Abstinence
Abstinence merupakan suatu upaya untuk tidak melakukan hubungan seksual, terutama bagi
seseorang yang belum menikah.
 B - Be Faithful
Be Faithful merupakan suatu upaya untuk tidak berganti-ganti pasangan atau dengan kata lain
menunjukkan sikap saling setia kepada pasangannya.
 C - Condom
Melakukan hubungan seksual yang aman yaitu dengan menggunakan alat pelindung atau kondom.
 D - Don’t Share Syringe / Don’t Inject
Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit secara bergantian dengan orang lain,
terutama di kalangan pemakai narkoba.
 E - Save Equipment
Hindari pemakaian alat / bahan tidak steril.

7. PENGOBATAN HIV DAN AIDS


 Obat-obatan Antiretroviral
Obat-obatan Antiretroviral (ARV) adalah beberapa obat yang digunakan untuk mengobati infeksi
HIV. Obat-obatan ini tidak membunuh virus, tapi memperlambat pertumbuhan virus. HIV bisa
mudah beradaptasi dan kebal terhadap satu golongan ARV. Oleh karena itu, kombinasi golongan
ARV akan diberikan pada penderita. Beberapa golongan ARV adalah:
 NNRTI (Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors).
Jenis ARV ini akan bekerja dengan menghilangkan protein yang dibutuhkan virus HIV untuk
menggandakan diri.
 NRTI (Nucleoside reverse transcriptase inhibitors). Golongan ARV ini menghambat perkembangan
HIV di dalam sel tubuh.
 Protease inhibitors. ARV jenis ini akan menghilangkan protease, jenis protein yang juga dibutuhkan
HIV untuk memperbanyak diri.
 Entry inhibitors. ARV jenis ini akan menghalangi HIV untuk memasuki sel-sel CD4.
 Integrase inhibitors. Jenis ARV ini akan menghilangkan integrase, protein yang digunakan HIV untuk
memasukkan materi genetik ke dalam sel-sel CD4.
Pengobatan kombinasi ini lebih dikenal dengan nama terapi antiretroviral (ART). Biasanya pasien
akan diberikan tiga golongan obat ARV. Kombinasi obat ARV yang diberikan berbeda-beda pada
tiap-tiap orang, jadi jenis pengobatan ini bersifat pribadi atau khusus.
Beberapa obat ARV sudah digabungkan menjadi satu pil. Begitu pengobatan HIV dimulai, mungkin
obat ini harus dikonsumsi seumur hidup. Jika satu kombinasi ARV tidak berhasil, mungkin perlu
beralih ke kombinasi ARV lainnya.
Penggabungan beberapa tipe pengobatan untuk mengatasi infeksi HIV bisa menimbulkan reaksi
dan efek samping yang tidak terduga. Selalu konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi
obat yang lain.
 Konsumsi Obat Secara Teratur
Anda harus membuat jadwal rutin untuk memasukkan pengobatan HIV ke dalam pola hidup
sehari-hari. Pengobatan HIV bisa berhasil jika Anda mengonsumsi obat secara teratur (pada
waktu yang sama setiap kali minum obat). Jika melewatkan satu dosis saja, efeknya bisa
meningkatkan risiko kegagalan. 
 Efek Samping Pengobatan HIV
Semua pengobatan untuk HIV memiliki efek samping yang tidak menyenangkan. Jika
terjadi efek samping yang tidak normal, Anda mungkin perlu mencoba kombinasi obat-
obatan ARV yang lainnya. Berikut adalah contoh efek samping yang umumnya terjadi:
Kelelahan, Mual, Ruam pada kulit, Diare, Satu bagian tubuh menggemuk, bagian lain kurus
dan adanya Perubahan suasana hati.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


SEK BEBAS
Topik : Seks bebas di kalangan remaja
Sub Topik : Bahaya seks bebas bagi kesehatan
Sasaran : Remaja SMPN 1 Martapura
Tanggal :
Waktu : 8.00-8.30 WIB
Tempat : SMPN 1 Martapura

1. Latar Belakang
Sekarang ini seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan remaja dan mahasiswa
di Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukan oleh pasangan yang sah menurut agama dan hukum
yang berlaku akan tetapai juga dilakukan oleh para pelajar dan mahsiswa. Aktifitas seks bebas mungkin
sesuatu yang biasa di negara lain khususnya dalam kehidupan barat, tetapi tidak di negara kita
Indonesia. Itu sesuatu yang dilarang dalam masyarakat kita. Seks bebas mungkin membuat setiap orang
senang untuk melakukannya.
Pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung lebih mengutamakan pacaran dan kebutuhannya
yang lain daripada menuntut ilmu. Mereka tidak lagi tenggelam dalam pelajaran akan tetapi sudah
tenggelam dalam lautan asmara yang mereka namakan cinta. Seks merupakan naluri alamiah yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Bukan hanya manusia yang memiliki naluri seks,
tetapi juga termasuk hewan dan makhluk hidup lainnya (tumbuhan).
Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak sepantasnya apabila
seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah. Dalam islam seks bebas atau hubungan badan
diluar nikah disebut zina.
Kegiatan seks (bersetubuh) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah yaitu
pernikahan. Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu pelanggaran terhadap
norma-norma (baik norma agama maupun norma-noram yang berlaku lainnya) dan merupak suatu
perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannnya. Hubungan seks diluar nikah dapat berisiko
terjadinya kehamilan diluar nikah, putus sekolah, perkawinan usia muda, pengguguran kandungan yang
dapat membahayakan dirinya sendiri, dan yang paling utama dan yang lebih mengkhawatirkan lagi
adalah terjadinya penyakit menular seksual/penyakit kelamin yang disebabkan karena melakukan
hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.

2.Tujuan penyuluhan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan remaja SMPN 1 Martapura dapat mengerti
tentang bahaya seks bebas.

b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan remaja SMPN 1 Martapura akan dapat dan
mampu:
1. Mengerti arti dari seks bebas
2. Mengetahui faktor penyebab seks bebas
3. Mengetahui cara-cara pencegahan seks bebas
4. Mengetahui bahaya seks bebas

3. Materi penyuluhan
1. Pengertian seks bebas
2. Faktor penyebab seks bebas
3. Cara pencegahan seks bebas
4. Bahaya seks bebas

4. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

5. Media
1. LCD
2. Laptop
3. leaflet
6.Kegiatan penyuluhan

No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan :
        Membuka kegiatan dengan         Menjawab salam
mengucapkan salam.
        Memperkenalkan diri          Mendengarkan
        Menjelaskan tujuan dari         Memperhatikan
penyuluhan
        Menyebutkan materi yang akan         Memperhatikan
diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
        Menjelaskan tentang pengertian         Memperhatikan
seks bebas
        Menjelaskan tentang faktor       Memperhatikan
penyebab seks bebas
        Menjelaskan tentang pencegahan         Memperhatikan
sex bebas
        Menjelaskan Bahasa seks bebas
        Memberi kesempatan kepada         Memperhatikan
peserta untuk bertanya

        Bertanya dan menjawab


pertanyaan yang diajukan
3. 10 menit Evaluasi :
        Menanyakan kepada peserta         Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan,
dan reinforcement kepada remaja
yang dapat menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
        Mengucapkan terimakasih atas         Mendengarkan
peran serta peserta.
        Mengucapkan salam penutup          Menjawab salam

8.Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir ditempat penyuluhan.
2) Penyelenggaraan penyuluhan Ruang Kelas SMPN 1 Martapura
3) Pengorganisasian penyelenggara dilakukan setelah peserta penyuluhan diseleksi.

2. Evaluasi proses

1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.


2) Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
3) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil

1) Peserta mengetahui Pengertian seks bebas


2) Peserta mengetahui Faktor penyebab seks bebas
3) Peserta mengetahui Cara pencegahan seks bebas
4) Peserta mengetahui Bahaya seks bebas

Lampiran materi

Seks Bebas
A. Pengertian Seks Bebas

Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak sepantasnya apabila
seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah. Dalam islam seks bebas atau hubungan badan
diluar nikah disebut zina.

Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah dan juga hubungan kelamin
yang dilakukan secara bebas yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat.

B. Faktor Penyebab Seks Bebas

Sebagian kecil yang melakukan hubungan seks diluar nikah disebabkan karena ada beberapa
tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani melakukan hubungan seks yaitu:
* Pegangan tangan
* Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
* Ciuman bibir (kiss franc)
* Pelukan
* Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
* Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
* Melakukan hubungan seks
Ironisnya hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri, rumah tempat mereka berlindung, hubungan seks
pada umumnya dilakukan atas dasar suka sama suka, dan bahkan ada yang berganti-ganti pasangan.
Sebagian besar mereka menggunakan alat kontrasepsi yang dijual bebas dan menggunakan metode coitus
interuptus.

Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas yaitu:

1. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan
orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari
keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya
yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan
serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat
bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.

2. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung, seperti masyarakat yang didominasi oleh pelacur,
preman, pemabuk dll, sehingga dapat mempengaruhi remaja di lingkungan tersebut.

3. Lingkungan pergaulan
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada hal
negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia
remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul,
gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan
bagian tubuhnya yang seksi.

Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai
sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi
korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas.

4. Kurangnya pendidikan agama dari keluarga


Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh sejak dini dari keluarga, terutama orangtuanya,
sehinga mereka dapat dengan mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang negative.

5. Kurangnya pendidikan seks


Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan
remaja percaya dan salah paham yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja
masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya.

6. Menonton media pornografi, di antaranya VCD dan DVD Porno


VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp 5.000. Sekali dirazia, setelah itu
bebas lagi diperjualbelikan. Sistem pendidikan yang mengejar angka-angka pun memberi andil kerusakan
generasi muda itu.

7. Tayangan televis (telenovela dan film-film lainnya


Faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas salah satu di antaranya adalah akibat atau
pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan
dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar
kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.
8. Narkoba
Seks bebas dan narkoba sangat erat kaitannya. Dimana orang-orang yang telah terjerumus kedalam
pengaruh napza, sebagian besar dari mereka dapat dipastikan telah melakukan seks bebas. Baik hubungan
diluar nikah maupun dengan berganti-ganti pasangan.

9. Pengaruh kebudayaan barat


Kebersamaan nyaris sirna dalam kasih sayang, kejujuran, moral dan etika kini semakin memudar
dalam kehidupan kita di tengah arus globalisasi, bahkan dengan bangga mereka mengadopsi budaya barat
dan sadar atau tidak sadar menjadi agen budaya asing.

Dengan mencontoh gaya hidup barat yang liberal pergaulan anak-anak muda/remaja kita terutama di kota-
kota besar kian semakin mengkhawatirkan orang tua. Orang tua jadi pusing tujuh keliling. Mereka tidak
mampu lagi membendung pola tingkah anak muda sekarang.

10. Media cetak


Makin banyaknya majalah dan buku-buku porno yang juga memuat gambar-gambar porno, sehingga
membuat anak-anak remaja sekarang banyak terjerumus dalam pergaulan bebas dan melakukan seks bebas

11. Gaya hidup


Gaya hidup remaja sekarang yang selalu diikuti dengan dunia gemerlap malam, seperti dugem,
clubbing, minum-minuman keras, merokok, nongkrong di kafe dan lain sebagainya.

12. Kemajuan tekhnologi (internet)


Dengan menggunakan internet, orang dapat mencari banyak situs terlarang, seperti halnya situs yang
memperlihatkan banyak pose orang telanjang khususnya wanita atau situs seks.

Situs-situs itu tidak berguna dan tidak cocok untuk dilihat. Situs itu akan mengurangi keimanan kepada
Tuhan dan cenderung membawa mereka untuk melakukan sesuatu yang salah. Tetapi banyak orang tidak
tahu atau tidak memikirkan tentang itu. Mereka terlalu bernafsu untuk melihat gambar-gambar itu semua.

13. Faktor Ekonomi


Faktor ekonomi, seperti kemiskinan adalah salah satu penyebab terjadinya seks bebas.

14. Kondom yang terjual bebas


Kondom yang terjual bebas di apotik-apotik adalah salah satu penyebab seks bebas karena kita tahu
kalau kondom dapat mencegah kehamilan, sehingga dapat melakukan seks bebas kapanpun.
C. Pencegahan Seks Bebas

Sebenarnya untuk menjauhkan remaja dari pergaulan seks bebas dapat dilakukan dengan cara:

1. Memberikan bimbingan positif dari sekolah maupun orangtua di rumah


2. Meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun di rumah
3. Memberikan pendidikan seks melalui seminar atau talk show kesehatan atau
seks, agar remaja mengetahui betapa bahayanya melakukan seks bebas.

4. Peran penting orangtua dalam memberikan nasehat dan mendidik


anak-anaknya dengan bimbingan agama yang kuat.

5. Peran penting orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah
penting, antara lain orang tua harus bisa menjadi sahabat anaknya

6. Menjalin hubungan baik antara orangtua dengan anak yaitu dengan


komunikasi yang baik

7. Pemerintah juga harus menegakkan hukum setegak-tegaknya. Misalnya memberantas pelaku


perdangan anak yang menjadi salah satu sumber terjadinya perbudakan seks.
8. Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis
9. Latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya
10. Pengembangan harga diri anak
11. Mengembangkan ketrampilan dan kemandirian anak
12. Meningkatkan iman dan takwa
13. Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks

D. Bahaya Seks bebas

Bahaya dari seks bebas adalah:

1. Terputusnya sekolah
Akibat dari pergaulan bebas dan seks bebas adalah terputusnya sekolah karena dengan seks
bebas dan pergaulan bebas, mereka tidak sepenuhnya focus dengan belajar saat di sekolah dan
hanya memikirkan pacarnya atau mau ngapain setelah sekolah (kencan di tempat-tempat romantic,
makan malam, dll). Itulah yang dapat menyebabkan anak putus sekolah karena malas belajar dan
hanya memikirkan pacarnya saja, apalagi kalau sudah patah hati, pasti malas umtuk melakukan
kegiatan apapun.

2. Perkawinan usia muda


Dari seks bebas yang sudah dilakukan, maka dipaksakan untuk dapat menikah pada usia
muda karena harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan oleh kedua belah pihak.
Menikah diusia muda juga banyak mempunyai dampak yang tidak baik untuk kedua pihak, misalnya:
karena ketidaksiapan psikis dan psikologi, maka dapat menyebabkan pertengkaran dan perceraian
dan bagi seorang istri, karena organ-organ reproduksinya belum berfungsi dengan baik seperti
wanita yang sudah dewasa, maka bisa menyebabkan perdarahan saat melahirkan dan penyakit-
penyakit lainnya.

3. Kehamilan di luar nikah


yang bebas, akan membuka kemungkinan terjadinya kegiatan seks bebas yang berujung
pada kehamilan. Jika, terjadi kehamilan, maka yang bersangkutan harus siap untuk menjadi orang
tua. Menjadi orang tua, tentu membewa banyak konsekuensi seperti harus kehilangan kesempatan
menyelesaikan studi, mencarikan nafkah untuk keluarga, kesiapan psikis untuk menjadi kepala
keluarga, kesiapan untuk membangun keluarga, kesiapan untuk berhadapan dengan orang tua
(menjelaskan tentang kehamilan tersebut), kesiapan psikis untuk berhadapan dengan berbagai
pertanyaan dari masyarakat sekitar dan kelurga dan lain-lain.

Jika harus menjadi orang tua di usia muda, maka sudahkah kita memiliki bayangan, kira-kira
pekerjaan apa yang paling mungkin kita kerjakan untuk membiayai keluarga kita? Sementara pada
sisi yang lain, bekal untuk berkompetinsi mencari pekerjaan yang layak, mungkin belum kita miliki.
Jika, setelah kita analisis ternyata kita belum siap untuk menjadi orang tua di usia muda, maka lebih
baik tidak usah pacaran terlebih dahulu. Maka, bahwa di usia muda lebih baik kita menghindari
pacaran terlebih dahulu agar waktu yang kita miliki dapat betul-betul kita maksimalkan untuk
mempersiapkan masa depan kita.

4. Pengguguran kandungan (aborsi)


Kehamilan di luar nikah dapat menyebabkan pasangan tersebut memutuskan untuk
menggugurkan kandungannya karena takut jika diketahui orang tua, pasangannya belum siap untuk
menikah dan lain-lain.Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungannya pada tenaga non
medis (dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis. Perlu diketahui bahwa
aborsi dapat dilakukan dengan dua macam tindakan yaitu:

5. Resiko Kesehatan Mental


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap
keadaan mental seorang wanita.

6. Penyakit Kelamin atau Penyakit Menular Seksual (Gonorhoea, Chlamydia, Herpes, Infeksi Jamur,
Syphilis HIV/AIDS dll)
Hubungan seksual pranikah, akan memicu terjadinya multipartner. Dan karena belum ada
pasangan tetap maka akan cenderung berganti-ganti pasangan. Keadaan ini akan memperparah
terjadinya penyakit menular seksual seperti gonorhoe, Chlamydia, Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis
maupun AIDS. PMS sering berakhir denga n penyakit komplikasi seperti kemandulan atau
infertilitas.

a. Gonorhoe dan Chlamydia


Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa minggu setelah
berhubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini Pada pria, penyakit ini
menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria. Buang Air Kecil dapat terasa sakit. Gejala-
gejala ini dapat terasa berat/tidak terasa sama sekali

b. Herpes
Disebabkan oleh virus, dapat diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan,Gejala timbul
antara 3-10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini,Gejala awal muncul,
seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair Dalam 5-10 hari gejala
hilang Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi suatu saat

c. Infeksi Jamur
Disebabkan oleh jamur ,Menyebabkan kegiatan berwarna merah dibawah kulit pria yang
tidak disunat

d. Syphilis
Disebabkan oleh bakteri. Lesi muncul 3 minggu-3 bulan setelah berhubungan intim
dengan penderita penyakit ini luka terlihat seperti berlubang pada kulit dengan tepi yang lebih
tinggi. Pada umumnya tidak terasa sakit luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus
akan menetap padfa tubuhdan penyakit dapat muncul berupa lece t-lecet pada seluruh tubuh.
Lecet-lecet ini akan hilang juga dan virus akan menyerang bagian tubuh lain shypilis dapat
disembuhkan pada tiap tahapabn dengan penicillin

e. HIV/AIDS
AIDS bisa membuat kehidupan kita tidak berguna, dan merusak hidup kita meskipun kita
menghindarinya dengan kondom ketika kita berhubungan seks, ia masih tidak bisa dihindari.
Setiap orang bisa terkena jika kita tidak mencoba menghindarinya.AIDS merupakan kumpulan
gejala akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh. Diakibatkan oleh serangan virus HIV,Timbul
karena sering berganti pasangan seksual. Juga dapat melalui transfusi darah, jarum suntik, luka,
maupun penularan dari ibu ke bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Dr.H.Boyke Dian Nugraha, SpOG,MARS. Ginekologi dan Konsultan. Jakarta, 2000.

Wijayanto, Iip. Cinta Antara Realita Seks Pra-Nikah. Jogjakarta, 2008.

http://workshopsalamaa.wordpress.com/2007/04/11/seks-bebas-remaja-indonesia-merajalela

http://ruuappri.blogsome.com/2006/05/23/mengatasi-perilaku-seks-bebas-2/

http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=19232

http://www.healthac.org/shortguides/shortguides_indonesian.html
MATERI PENYULUHAN
SEKS BEBAS

Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dimulai
umur 8 – 14 tahun (Agustiani:2006). Mengutip pandangan Sarlito W.Sarwono dalam buku yang berjudul
Psikologi Remaja,bahwa pada masa pubertas inilah masa di mana mereka mencari jati diri dan arti dari
hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar dalam segala hal. Tak
heran apabila beberapa diantara mereka seringkali mengambil keputusan yang berisiko hanya untuk
merasakan hal-hal yang belum mereka ketahui, termasuk misteri seksualitas. Banyak diantara mereka yang
merasakan tidak sabar akan hal tersebut.
Di era globalisasi seperti yang kita alami saat ini, remaja harus terselamatkan dari dampak negatif
globalisasi. Globalisasi memiliki arti mendunia yang ibaratnya kebebasan. Banyak kebudayaan-kebudayaan
asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita yang
ketimuran(http://da-pe-t.blogspot.co.id). Sebagai contoh kebudayaan seks bebas yang marak terjadi di
budaya barat yang tidak cocok dengan kebudayaan kita serta bertolakbelakang dengan dasar negara kita,
Pancasila.Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang.Istilah “bebas” yang dimaksud
adalah melewati batas-batas norma yang ada.Masalah seks bebas ini sering muncul baik di lingkungan
maupun di media massa.
Pada saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkkaatirkan. Sebanyak 63%
remaja sudah pernah melakukan hubungan seks dengan kekasihnya maupun orang sewaan untuk
memuaskan hawa nafsu mereka (daerah.sindonews.com). Hal ini terbukti pada saat Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) dan Kemenkes melakukan survei pada Oktober 2013 dilansir dari data
m.kompasiana.com. Persentase yang cukup besar ini sangat memprihatinkan dan menarik perhatian.
Terlebih hal tersebut dilakukan rata – rata dalam hubungan yang belum sah.

Refleksi tentang Penyebab Munculnya Budaya Seks Bebas


Awal mula seorang remaja terjerumus untuk melakukan seks bebas tidak mungkin langsung begitu
saja terjadi. Pasti ada hal yang menyebabkan mereka ingin melakukan hal tersebut. Berikut adalah faktor-
faktor yang menyebabkan remaja melakukan seks bebas, yaitu :
1. Kekuatan iman yang memudar
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan
dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.
Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak
dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna
agama adalah fondasi bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja kurang, apalagi
pengetahuan diluar agama tentu sangat kurang.
2. Kurangnya perhatian orang tua.
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak karena perhatian orang tua sangat
diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat dengan anak. Apabila orang tua kurang
memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam hal – hal
yang buruk. Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya
sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong
memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut
akan meninggalan penyesalan pada akhir perbuatannya
3. Rasa ingin tahu
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa sensasi seks terasa di awang – awang , ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi
melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut
berbahaya.
4. Tontonan tidak mendidik
Di era globalisasi ini, banyak sekali tontonan yang sangat merusak melalui perantara internet maupun
televisi. Tontonan yang baik menghasilkan perilaku yang baik dan tontonan yang buruk menghasilkan
perilaku yang buruk. Di era ini, banyak sekali tontonan “panas” yang menjadi asupan remaja. Hal ini
sangat mendorong remaja untuk menirukan apa yang mereka lihat karena keingintahuan mereka yang
sangat besar.
5. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas.
Bagi mereka yang pernah merasakan seksualitas, seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan
mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan
akan dampak dan akibat akan hal yang akan dilakukan dapat memudahkan untuk terjerumus ke dalam
hal-hal yang negatif.
6. Salah bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja. Apabila seorang remaja sudah
salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan,
maka siapapun yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan
wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin
berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam
hal keyakinan atau agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang
tidak terkendali. Namun hal yang terpenting adalah memperkuat iman setiap remaja. Karena jikalau
iman remaja tersebut kuat, untuk melakukan hal yang dianggapnya menyimpang pun takkan dilakukan.

Refleksi tentang Dampak Negatif Budaya Seks Bebas


Budaya Seks bebas lebih banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan dan martabat kaum
remaja atau dewasa yang melakukannya. Dampak negatif tersebut adalah:
1. Hilangnya harga diri
Hilangnya kehormatan dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta
merusak masa depannya, dan meninggalkan memori buruk yang berkepanjangan bukan saja kepada
pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia,
terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya
dengan wanita yang masih menjaganya.
2. Prestasi menurun
Apabila seorang remaja sudah melakukan seks bebas, maka pikirannya akan selalu tertuju pada hal
negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti
proses belajar akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lain sebagainya dapat
menurunkan prestasi remaja tersebut.
3. Hamil di Luar Nikah
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi pelaku. Terutama bagi remaja yang masih
sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan pelaku jika ketahuan siswanya kedepatan ada yang hamil.
Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa
terutama orang tua.
4. Aborsi dan Bunuh Diri
Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan pikiran pelaku, guna menutupi
keburukan ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal
tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
5. Tercorengnya Nama Baik Keluarga
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga diidam-idamkan
hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan
meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.
6. Tekanan Batin
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut pelaku akan sering
murung dan berpikir yang tidak rasional.
7. Terjangkit Penyakit
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang mematikan, seperti penyakit
herpes dan kanker mulut rahim. Jika hal tersebut terus dilakukan, penyakit tersebut dapat
menularkannya pada orang lain disekitarnya dan cukup membahayakan.

Refleksi Moral Menangkal Budaya Seks Bebas


Tidak ada suatu persoalan atau masalah yang tanpa solusi. Persoalan seks bebas harus ditangani oleh orang
tua, sekolah, Pemerintah, dan remaja sendiri. Diperlukan refleksi moral untuk menangkalnya. Berikut refleksi
moral yang dapat dilakukan untuk menangkal budaya seks bebas:
1. Hindari lingkungan yang buruk
Lingkungan merupakan area bersosialisasi setelah keluarga. Ketika lingkungan yang digunakan untuk
bersosialisasi bukanlah lingkungan yang baik, maka perilaku menyimpang dapat saja terjadi. Menjadi
pekerjaan orang tualah untuk mendidik anaknya supaya dapat mengerti baik dan buruk suatu perilaku
sejak dini. Namun terkadang karena kesibukan dari orang tua maka anak yang tidak mendapat
pengawasan dengan baik dan akhirnya banyak dari mereka yang terjerumus pada pergaulan bebas.
Banyak dari orang tua yang berdalih jika pekerjaan mereka adalah untuk kebutuhan anak juga. Hal ini
memang dibenarkan namun ketika anak merasa diabaikan maka sebagai pelampiasannya, anak akan
dengan mudah bergaul dengan pergaulan yang salah. Solusi yang tepat untuk hal ini tentu dapat
dilakukan dengan cara membagi waktu antara pekerjaan dan waktu untuk mengurusi serta
memperhatikan anak-anak dengan baik.
2. Batasi waktu keluar rumah
Waktu untuk bersosialisasi memang penting namun harus ada aturan dan batas-batasannya. Batasan
dan aturan di dalam keluarga, harus dibicarakan dengan seluruh anggota keluarga agar nyaman satu
dengan yang lain. Aturan yang dibuat tersebut dapat digunakan untuk membatasi ruang lingkup anak
supaya tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak sehat.Terutama pada malam hari, sebaiknya anak
tidak boleh keluar kecuali ada hal yang mendesak atau dapat pula dengan didampingi oleh orang tua.
Tidak adanya batasan waktu, membuat seorang anak akan lebih bebas sehingga dampak dari pergaulan
bebas pun tidak dapat dielakkan.
3. Isi waktu kosong
Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu yang kosong dengan kegiatan yang
bersifat positif. Mengisi waktu kosong menghindarkan diri dari sikap bermalas-malasan atau bahkan
pergi keluar untuk bergaul dengan mereka yang telah terjerumus. Untuk remaja, isilah waktu kosong
dengan kegiatan – kegiatan yang mendukung keahlian ataupun kemampuan seperti ekstrakurikuler dan
organisasi. Dengan begitu, waktu akan terisi oleh hal – hal yang bernilai.

4. Jangan salah bergaul


Bagi remaja yang kini sedang pubertas, mereka pasti akan memilih teman yang mengasyikan daripada
yang baik. Walaupun tidak boleh membeda – bedakan teman, tapi ada baiknya apabila memilih teman
yang memang baik untuk masa depan kita. Memilih teman yang dalam artian tidak menjerumuskan kita
pada kondisi yang buruk. Apabila seorang remaja sudah memiliki teman yang “tidak benar” maka
secara tidak sadar remaja tersebutakan terbawa arus yang “tidak benar”
5. Memperdalam iman
Kuatnya iman dan dekatnya hubungan remaja dengan Tuhan-nya akan membawa mereka jauh dari kata
dosa. Semakin banyak kita memperdalam dan memperkuat iman, maka semua ajaran yang
menyimpang pun sudah pasti tidak akan dilakukan. Kuatnya iman inilah yang membawa mereka jauh
dari terjerumus kata dosa.
6. Tidak mencoba-coba
Masa remaja yang dipenuhi dengan teka – teki sehingga mengakibatkan rasa ingin tahu yang besar
membuat remaja ingin mencoba hal – hal baru. Memang wajar sekali remaja memiliki perasaan
tersebut, tapi ada baiknya dipilah terlebih dahulu apa yang harus di coba dan tidak. Hal – hal yang harus
mereka coba adalah sesuatu yang bersifat positif dan membawa mereka pada keberhasilan. Mencoba
sesuatu yang bersifat negatif akan membawa mereka pada hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
7. Peranan Orang Tua
Orang tua dan keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan remaja. Pengawasan orang tua dalam
perkembangan remaja haruslah intensif. Orangtua harus meluangkan waktunya bersama anak – anak
mereka agar anak – anak tersebut merasa diperhatikan. Rasa diperhatikan inilah yang membuat remaja
akan selalu nyaman berada dirumah. Walaupun begitu, orang tua juga harus bisa menjadi teman bagi
anak – anak mereka agar nantinya mereka akan selalu merasa lengkap berada di lingkungan keluarga.
Dari aspek medis, seks bebas memiliki banyak resiko dan konsekuensi. Selain itu seks bebas
dapat mengakibatkan infeksi, intertilitas, dan kanker mulut rahim. Berikut ini penyakit menular seksual
yang umum dikenali: Penyakit chylamydia Penyakit ini disebabkan oleh bakteri chylamydia tracbomatis,
yang menyebabkan kesulitan dan rasa sakit ketika buang air kecil. Penyakit ini juga ditularkan pada bayi
Ketika proses persalinan. Penyakit kencing nanah atau gonore Penyakit ini sangat mudah menular dan
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae yang mengeluarkan nanah dari saluran kencing. Penyakit
AIDS Penyakit ini disebabkan oleh HIV yang melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh
tidak mampu mempertahankan dirinya dari infeksi dan berbagai penyakit. Penularannya melalui
hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, kontak dengan darah yang terkontaminasi (melalui
jarum suntik, transfuse darah, luka dan sebagainya).

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN

Pokok Bahasan                       : Kehamilan Tidak Diinginkan


Sub Pokok Bahasan                : Pencegahan kehamilan tidak diinginkan.
Sasaran                                    : Siswa–siswi SMPN 1 Martapura
Hari, Tanggal                          :
Waktu                                     : 30 menit
Tempat                                    : SMPN 1 Martapura

A.    Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran mampu memahami tentang Kehamilan yang tidak di
inginkan dan solusinya.
                      
B.     Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberi penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian kehamilan yang tidak diinginkan dengan benar tanpa bantuan
2. Menyebutkan 4 (empat) penyebab kehamilan tidak diinginkan.
3. Menyebutkan 5 (lima) Dampak yang timbul pada kehamilan tidak diinginkan
4. Menyebutkan pencegahan kehamilan tidak diinginkan

C.     Materi
1. Pengertian kehamilan tidak diinginkan
2. Penyebab kehamilan tidak diinginkan
3. Dampak kehamilan tidak diinginkan
4. Pencegahan kehamilan tidak diinginkan

D.    Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E.     Media
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet
4.

F.      Kegiatan
NO WAKTU TAHAP PENYULUH PESERTA METODE MEDIA
KEGIATAN
1. 5 menit Pembukaan - Memberi -Menjawab Ceramah
salam/memperkenalkan salam
diri -Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan
2. 20 menit Isi - Menyampaikan materi Memperhatikan Ceramah Power
pembelajaran dan point
- Pengertian kehamilan mendengarkan
tidak diinginkan
- Penyebab kehamilan
tidak diinginkan
- Dampak kehamilan
tidak diinginkan
Pencegahan kehamilan
tidak diinginkan
3. 5 menit Penutup - Memberikan - Peserta Ceramah
kesempatan pada bertanya
peserta untuk bertanya - Mendengarkan
- Menyimpulkan hasil - Menjawab
kegiatan
- Mengucapkan salam

G.    EVALUASI
Evaluasi dilakukan selama proses berlangsung dan setelahnya.
Bentuk evaluasi adalah pertanyaan lisan.
Butir soal :
1.      Jelaskan pengertian dari kehamilan tidak diinginkan !
2.      Sebutkan penyebab kehamilan tidak diinginkan !
3.      Sebutkan dampak kehamilan tidak diinginkan !
4.      Bagaimana pencegahan dari kehamilan tidak diinginkan ?

Jawaban :
1. Pengertian kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang tidak diinginkan mengandung arti sebagai
kehamilan yang terjadi saat salah satu atau kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan anak sama
sekali
2.      Penyebab kehamilan tidak diinginkan
a. Melakukan hubungan seksual pra nikah
b. Tindakan pemerkosaan/kekerasan seksual
c. Kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi
d. Kurangnya ekonomi
3.      Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan
a. Terganggunya psikologis pada usia remaja
b. Meningkatkan Resiko lahir mati
c. Kelahiran prematur
d. Pengeluaran dari sekolah (terputusnya sekolah)
e. Aborsi
4.      Pencegahan Kehamilan tidak diinginkan
a. Peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi/pendidikan seks di lingkup keluarga, sekolah, dan
masyarakat
b. Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum nikah.
c. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti OR, seni dan keagamaan.
d. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menumbulkan dorongan seksual, seperti meraba-raba
tubuh pasangannya dan menonton video porno.
e. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.
f. Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat kontrasepsi dan cara penggunaanya.
g. Untuk pasangan remaja yang sudah menikah sebaiknya memakai cara KB yang kegagalannya rendah
seperti sterilisasi, susuk KB, IUD, Suntikan
LAMPIRAN MATERI

A.    Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan


      Kehamilan yang tidak diinginkan mengandung arti sebagai kehamilan yang terjadi saat salah satu atau
kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan anak sama sekali. Kehamilan tidak diinginkam  juga
bukan hanya terjadi pada remaja. Tapi pada pasangan yang telah menikah pun kehamilan tidak diinginkan
masih mungkin terjadi.

B.     Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan


1. Melakukan hubungan seksual pra nikah
2. Tindaka pemerkosaan/kekerasan seksual
3. Kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi
4. Kurangnya ekonomi

C.    Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan


1. Terganggunya psikologis pada usia remaja
2. Meningkatkan Resiko lahir mati
3. Kelahiran premature
4. Pengeluaran dari sekolah
5. Aborsi

Beberapa resiko medis akibat dari kehamilan pada usia dini, diantaranya :

1. Rahim (uterus) baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 th, karena baru pada usia ini fungsi
hormonal melewati masa kerjanya yang maksimal.
2. Sistem hormonal belum stabil maka terjadi ketidakteraturnya menstruasi hal yang sama terjadi bila
remaja tersebut tersebut mengalami kehamilan ketidakteraturan tersebut membuat kehamilan menjadi
tidak stabil, mudah terjadi perdarahan, terjadilah abortus atau kematian janin.
3. Terlalu dininya usia kehamilan dan persalinan memperpanjang kehamilan rentang reproduksi aktif. Hal
ini akan meningkatkan resiko timbulnya kanker leher rahim dikemudian hari.
4. Kebanyakan Kehamilan remaja, pada usia 16 tahun jarang menghasilkan bayi yang sehat.

D.    Pencegahan kehamilan tidak diinginkan


Dengan cara :
1. Peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi/pendidikan seks di lingkup keluarga, sekolah, dan
masyarakat
2. Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum nikah.
3. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti olahraga, seni dan keagamaan.
4. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti meraba-raba tubuh
pasangannya dan menonton video porno.
5. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.
6. Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat kontrasepsi dan cara penggunaanya.
7. Untuk pasangan remaja yang sudah menikah sebaiknya memakai cara KB yang kegagalannya rendah
seperti sterilisasi, susuk KB, IUD, Suntikan
DAFTAR PUSTAKA
Hani Ummi, Kusbandiyah Jiarti, Dkk. 2010. Buku Asuhan Kebidanan Pada kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika
Maulana Mirza. 2009. Buku cara cerdas menghadapi kehamilan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
MATERI PENYULUHAN
KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN (KTD)

KTD atau kehamilan tidak diinginkan merupakan kehamilan saat dimana salah satu atau kedua
belah pihak dari pasangan tidak menginginkan terjadinya kehamilan sama sekali atau kehamilan yang
sebenarnya diinginkan tapi tidak pada saat itu. KTD sebenarnya dapat pula terjadi pada pasangan yang telah
menikah karena pasangan tersebut belum merencanakan kehamilan. Namun, kasus KTD yang kini menjadi
sorotan publik dan menjadi perhatian yaitu kasus KTD yang terjadi pada remaja.
A. Penyebab terjadinya KTD
1. Pemerkosaan
2. Seks bebas atau seks pranikah
3. Kegagalam memakai alat kontrasepsi
4. Kepercayaan terhadap mitos – mitos seperti berhubungan seksual sekali tidak akan menyebabkan
kehamilan, minum alkohol dan lompat-lompat pasca berhubungan seksual dapat menyebabkan
sperma tumpah kembali sehingga tidak akan menyebabkan kehamilan.
5. Pengaruh lingkungan.
Masa remaja merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai
dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. Pola tingkah laku remaja
dipengaruhi oleh pertumbuhan sosial dan pola kehidupan masyarakat yang nantinya menentukan
kehidupan pribadi remaja. Beberapa karakteristik remaja yang berpotensi menyebabkan terjadinya
KTD:
1. Masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri, sehingga pengaruh
lingkungan yang tidak baik dan kurangnya informasi yang benar menyebabkan permasalahan
termasuk KTD.
2. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok
3. Senang berksperimentasi
4. Ketidakstabilan emosi
5. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua
6. Kegelisahan karena banyak hal yang diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya
7. Senang bereksplorasi
B. Dampak KTD pada remaja
1. Tekanan psikologis (sanksi sosial)
2. Putus sekolah
3. Keretanan terjadinya gangguan pada kesehatan organ reproduksi
4. Perasaan malu hingga depresi
5. Sensitif atau mudah marah
6. Peningkatan kasus aborsi tidak aman yang mengancam kesehatan akibat terjadinya infeksi yang
dapat meng-akibatkan peradangan dan risiko kemungkinan terjadinya mandul bahkan kematian

C. Ancaman kesehatan bagi remaja perempuan yang mengalami KTD


1. Pada umumnya remaja belum siap mengalami kehamilan dan persalinan yang sehat serta aman.
2. Hamil dalam usia yang masih terlalu muda mudah terkena tosemia (yang menyebabkan kejang).
Remaja yang usianya masih dibawah
3. 18 tahun memiliki pinggul yang masih terlalu sehingga akan menyakiti bayi. Bila hamil diusia dini
besar kemungkinan remaja akan mengalami proses kelahiran yang sulit, lama dan menyakitkan.
Kalau tidak ditolong dengan peralatan yang memadai maka dapat berhadapan dengan maut.
4. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terlalu muda lebih mungkin berukuran kecil atau lahir prematur
(sebelum waktunya).
5. Bila masih remaja dan terlanjur hamil, cepat hubungi bidan atau petugas kesehatan yang
berpengalaman agar mendapatkan layanan kehamilan dan persalinan yang aman.

D. Bagaimana cara mencegahnya ?


1. Peran orang tua
 Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak dini
 Membekali anak dengan dasar moral dan agama
 Berkomunikasi yang baik dan efektif antara orangtua dan anak
 Menjadi tokoh panutan bagi anak
2. Peran pendidik/guru
 Memberikan informasi yang benar bagi siswanya terkait masalah yang rentan dihadapi remaja
 Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakulikuler
 Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman dan aman bagi siswa
 Bersahabat dengan siswa
 Meningkatkan deteksi dini terjadinya perilaku yang menyimpang pada remaja
3. Peran media
 Sajikan tayangan yang mendidik bukan menjerumuskan
 Tidak menayangkan sinetron atau film yang cenderung memprovokasi remaja untuk melakukan
tindakan menyimpang termasuk seks bebas
 Bertanggung jawab menyajikan tayangan yang layak untuk ditonton bagi remaja
 Adanya rubric khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk
remaja
4. Peran remaja itu sendiri
 Ikuti kegiatan – kegiatan yang positif
 Perbanyak informasi yang penting dan berguna untuk pengembangan diri
 Lebih berhati – hati dalam menyerap informasi dari sumber yang tidak jelas
 Hati – hati dalam bergaul dan memilih teman, karena bisa jadi teman dekat yang dapat
menjerumuskan untuk melakukan seks bebas sehingga berujung pada KTD

E. Bagaimana bila sudah terjadi KTD ?


 Sebaiknya beritahukan kehamilan yang terjadi kepada orang yang dipercaya, terutama kepada
keluarga (orangtua) kedua belah pihak.
 Terkadang solusi “dinikahkan” selalu muncul dari orang tua, padahal pernikahan dalam kasus ini
bukan satu-satunya solusi apalagi remaja belum berumur 19 tahun.
 Konseling adalah solusi terbaik mengatasi KTD. Untuk itu segeralah cari pelayanan konseling untuk
masalah ini yang ada di daerah anda. Dengan melakukan konseling remaja perempuan yang
mengalami KTD memiliki hak untuk memutuskan pilihan yang terbaik yang akan dilakukan
terhadap kehamilannya.
Bagi mereka yang mengalami KTD, dukungan lingkungan sangat diperlukan. Kepedulian,
perhatian serta pengertian sangat dibutuhkan khususnya bagi remaja. Jangan sampai pihak yang
seharusnya mendampingi terutama orang tua malah menyalahkan dan akan membuat remaja semakin
merasa bersalah dan terperosok. Sekarang bukan bagaimana mencari siapa yang bersalah tapi
bagaimana mencari pemecahan maslah bersama.
DAFTAR PUSTAKA

1. Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya..


Jakarta: Erlangga Medical Series
2. Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga
3. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiolog Kedokteran. Jakarta
Barat: Binarupa Aksara
4. Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
5. http://cintalia.com/kehidupan/tips-kehidupan/cara-menghindari-pergaulan-bebas
https://www.scribd.com/doc/141837554/Makalah-Seks-Bebas-Dikalangan-Remaja
6. Desmita. 2017. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
7. Suwantana, I Gede, I Putu Andre Suhardiana. 2019. Teologi Seks di Era Milenial. Denpasar: IHDN
PRESS

You might also like