You are on page 1of 10

Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.8, No.2 Desember 2017, hlm.

129–138 ISSN (Cetak): 2356-4962


E-mail:jurnalcakrawalahukum@unmer.ac.id ISSN (Online): 2598-6538
Website: http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jch

ANALISIS PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN PARIWISATA


ULUN DANU BERATAN DESA PAKRAMAN CANDI KUNING
KABUPATEN TABANAN

I Gusti Putu Arya Gunawan


Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono No 169; Malang; 65145; Indonesia; (0341) 553898
gung_david@yahoo.co.id

Abstract
This writing aims to analyze the cooperation agreement of Ulun Danu Beratan tourism management between
the Local Government of Tabanan Regency with Pakraman Candi Kuning Village. With the formulation of
issues such as whether the form of cooperation agreement has met the requirements of the agreement law, and
Why cooperation agreements reflect more justice than the cooperation agreement of tourism management
Tanah Lot. The research method used is the normative legal method, the approach used is the approach of
legislation and concept approach. The results of this study note that the agreement is in accordance with the
requirements of the validity of an agreement and in accordance with Government Regulation No. 50 of 2007
on Procedures Implementation of Regional Cooperation. While the form of the agreement is made with the
agreement under the hands. The cooperation agreement is contradictory to Article 179 paragraph (4) of
Regulation of the Minister of Home Affairs Number 19 of 2016 concerning Guidance on Management of
Regional Property, the cooperation agreement must be made by notarial deed, so that the cooperation agree-
ment has strong evidentiary power in case of dispute in court and the agreement reflects justice compared to the
Tanah Lot tourism cooperation agreement.
Keywords: Cooperation Agreement, Justice, Tourism Management.

Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata Ulun Danu Beratan
antara Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan dengan Desa Pakraman Candi Kuning. Dengan rumusan
masalah diantaranya Apakah bentuk perjanjian kerjasama telah memenuhi syarat dalam hukum perjanjian,
serta Mengapa perjanjian kerjasama lebih mencerminkan keadilan dibandingkan perjanjian kerjasama
pengelolaan pariwisata Tanah Lot. Metode penelitian yang digunakan adalah metode hukum normatif dan
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konsep. Berdasarkan
hasil penelitian ini diketahui bahwa perjanjian tersebut sudah sesuai dengan syarat sahnya suatu perjanjian
dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Daerah. Sedangkan bentuk dari perjanjian tersebut dibuat dengan bentuk perjanjian dibawah tangan. Perjanjian
kerjasama tersebut bertentangan dengan Pasal 179 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun
2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah bahwa perjanjian kerjasama harus dibuat dengan
Akta Notaris, sehingga dari perjanjian kerjasama tersebut mempunyai kekuatan pembuktian yang kuat apabila
terjadi sengketa di pengadilan dan perjanjian tersebut sudah mencerminkan keadilan dibandingkan perjanjian
kerjasama pariwisata Tanah Lot.
Kata kunci: Keadilan, Pengelolaan Pariwisata, Perjanjian Kerjasama

| 129 | Copyright ©2017


Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.8, No.2 Desember 2017: 129–138

Pendahuluan dapat berupa kawasan/ hamparan, wilayah desa/


kelurahan, masa bangunan, bangun-bangunan dan
Kegiatan pariwisata di Provinsi Bali mem-
lingkungan sekitarnya, jalur wisata yang lokasinya
bawa dampak yang cukup luas terhadap perkem-
tersebar di wilayah kabupaten/kota.
bangan perekonomian. Melalui pembangunan
industri pariwisata, banyak lapangan kerja atau Bali disamakan dengan kebudayaan dan
usaha yang bisa dikembangkan, seperti usaha per- adat yang dimiliki oleh masyarakatnya. Salah satu
dagangan, hotel, restoran, sektor industri dan jasa utama penyangga kebudayaan di Bali, yaitu Desa
lainnya. Masing-masing sektor yang terlibat untuk Pakraman, yang sebelumnya disebut Desa Adat.
pengembangan pariwisata, akan mampu mening- Desa dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang
katkan terciptanya kesempatan kerja yang lebih Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang
luas dan sekaligus meningkatkan pendapatan Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum
masyarakat yang terlibat di dalamnya. yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah-
Menurut Pasal 1 angka 55, 56 dan 57 Peratur-
an sendiri, memiliki kepentingan setempat berda-
an Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009
sarkan prakarsa masyarakat itu sendiri, memiliki
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, menyebut-
hak asal usul, serta memiliki hak tradisional yang
kan Pasal 55 Kawasan Pariwisata adalah kawasan
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
strategis pariwisata yang berada dalam geografis
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
satu atau lebih wilayah administrasi desa/ kelu-
rahan yang di dalamnya terdapat potensi daya tarik Desa Pakraman di Bali adalah satu masya-
wisata, aksesibilitas yang tinggi, ketersediaan fasi- rakat hukum yang memiliki otonomi asli, yaitu
litas umum dan fasilitas pariwisata serta aktivitas kewenangan untuk mengatur atau mengurus
sosial budaya masyarakat yang saling mendukung rumah tangganya sendiri, kekuasaan mana terlahir
dalam perwujudan kepariwisataan. Sedangkan dari desa itu sendiri, tidak dari kekuasaan lain yang
Pasal 56 dinyatakan bahwa Kawasan Daya Tarik lebih tinggi, apabila otonomi dari Desa Pakraman
Wisata Khusus, yang selanjutnya disebut KDTWK, dijabarkan lebih lanjut dapat dilihat bahwa setidak-
adalah kawasan strategis pariwisata yang berada tidaknya ada tiga jenis kekuasaan yang melekat
dalam geografis satu atau lebih wilayah adminis- pada otonomi tersebut yaitu; Kekuasaan untuk
trasi desa/ kelurahan yang di dalamnya terdapat menetapkan aturan-aturan hukum yang mesti
potensi daya tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi, diperhatikan dan ditaati oleh setiap bagian dari
ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas pariwi- masyarakat tersebut, Kekuasaan untuk menyeleng-
sata secara terbatas serta aktivitas sosial budaya garakan tata kehidupan masyarakat dalam rangka
masyarakat yang saling mendukung dalam perwu- mewujudkan kesejahteraan warga, Kekuasaan un-
judan kepariwisataan, namun pengembangannya tuk menyelesaikan sengketa yang terjadi di ka-
sangat dibatasi untuk lebih diarahkan kepada langan warga (Griadhi, 1977).
upaya pelestarian budaya dan lingkungan hidup. Kabupaten Tabanan adalah salah satu dari
Adapun pasal 57 dinyatakan bahwa Daya beberapa kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali
Tarik Wisata, yang selanjutnya disebut DTW, ada- yang terletak di sebelah barat Kota Denpasar.
lah segala sesuatu yang memiliki keunikan, ke- Kabupaten Tabanan memiliki objek wisata seperti,
indahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman Tanah Lot, Ulun Danu Beratan, Alas Kedaton, Jati
kekayaan alam, budaya, hasil buatan manusia serta Luwih, Pantai Kelating dan masih banyak objek
aktivitas sosial budaya masyarakat yang menjadi wisata lainya di Kabupaten Tabanan. Sebagai dasar
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan, yang pengelolaan objek dan daya tarik wisata, yang di-

| 130 |
Analisis Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pariwisata Ulun Danu Beratan...
I Gusti Putu Arya Gunawan

lakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten pembagian hasil, sehingga merugikan bagi Desa
Tabanan mengeluarkan Surat Perjanjian Kerjasama Pakraman Beraban yang memiliki tugas dan
Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Kerjasama Pengelo- kewajiban untuk menjaga kelestarian dan kesucian
laan Daya Tarik Wisata Ulun Danu Beratan antara dari daerah tujuan wisata Tanah Lot dan Pura Luhur
Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan dengan Tanah Lot.
Desa Pakraman Candi Kuning yang diwakili oleh Berdasarkan dari latar belakang di atas,
Satakan (Satakan merupakan sistem masyarakat tujuan penelitian ini untuk melakukan analisa dan
daerah yang memiliki ciri dan struktur khusus yang penelitian terhadap Perjanjian Kerjasama Penge-
dijadikan pedoman dalam pengelolaan area suci lolaan Pariwisata Ulun Danu Beratan Antara
(Pura) besar yang ada di suatu wilayah Ulun Danu Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan Dengan
Beratan) dan PT. Rekreasi Air Beratan Indah. Desa Pakraman Candi Kuning. Dengan rumusan
Perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata masalah diantaranya Apakah bentuk perjanjian
tersebut untuk mengetahui antara hak dan kewa- kerjasama pengelolaan pariwisata Ulun Danu
jiban yang harus dilakukan para pihak, sehingga Beratan antara Pemerintah Daerah Kabupaten
apa yang menjadi isi perjanjian baik itu hak dan Tabanan dengan Desa Pakraman Candi Kuning
kewajibannya dapat dijalankan dengan baik dan telah memenuhi syarat dalam hukum perjanjian,
memiliki kedudukan yang sama tanpa merugikan serta Mengapa perjanjian kerjasama pengelolaan
salah satu pihak, sehingga terjadi keadilan ter- pariwisata Ulun Danu Beratan lebih mencerminkan
utama bagi pihak kedua yang mewakili masya- keadilan dibandingkan perjanjian kerjasama
rakat dan untuk mengetahui bentuk dari perjanjian pengelolaan pariwisata Tanah Lot.
kerjasama pengelolaan pariwisata Ulun Danu
Beratan telah memenuhi syarat dalam hukum per- Metode Penelitian
janjian, baik dalam hal perjanjian secara umum
maupun secara khusus mengenai adanya perjanjian Penelitian yang digunakan adalah penelitian
pengelolaan pariwisata. hukum normatif (Marzuki, 2007). Penelitian hukum
normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal,
Perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata
disebut juga penelitian perpustakaan atau studi
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
dokumen (Waluyo, 2002). Penelitian hukum
Tabanan dengan Desa Pakraman Candi Kuning,
normatif adalah pemecahan masalah yang dida-
tentang pengaturan pembagian hasil, Pura
sarkan pada peraturan perundang-undangan dan
Kahyangan Jagat Ulun Danu Beratan, memperoleh
literatur-literatur yang berkaitan dengan permasa-
pembagian hasil lebih besar dari Pemerintah
lahan yang dibahas beranjak dari adanya kesen-
Daerah Kabupaten Tabanan, dari perjanjian kerja-
jangan dalam norma atau asas hukum, yang memi-
sama tersebut sudah mencerminkan keadilan bagi
liki ciri dengan menggunakan landasan teoritis dan
Desa Pakraman Candi Kuning selaku pihak yang
bahan hukum yang terdiri atas bahan hukum
menjaga kelestarian dan kesucian dari daerah daya
primer dan bahan hukum sekunder. Landasan teo-
tarik wisata Ulun Danu Beratan dan Pura Kahyangan
ritis yang digunakan merupakan peraturan per-
Jagat Ulun Danu Beratan.
undang-undangan, norma-norma, teori-teori mau-
Berbeda dengan perjanjian kerjasama antara pun perjanjian yang sesuai dengan permasalahan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan dengan yang diangkat. Penelitian hukum jenis ini, sering
Desa Pakraman Beraban Nomor: 358/ DPBRB/ XI/ dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam
2011 tentang Pengelolaan Daya Tarik Wisata Tanah peraturan perundang-undangan (law in books) atau
Lot, yang belum mencerminkan keadilan dari hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma

| 131 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.8, No.2 Desember 2017: 129–138

yang merupakan patokan berprilaku manusia yang Bahan hukum sekunder adalah data yang
dianggap pantas. diperoleh dari studi pustaka atas berbagai pene-
Pendekatan yang digunakan didalam pene- litian yang ada sebelumnya yang dapat berbentuk
litian hukum ini adalah pendekatan perundang- laporan penelitian seperti, skripsi dan buku-buku
undangan (statue approach) pendekatan konsep literatur serta semua komponen tersebut (Muhamad,
(conseptual approach) untuk menghasilkan konsep 2004). Dalam bahan hukum sekunder terdapat
perbaikan, pendapat ahli dari literatur, jurnal, informasi atau kajian yang relevan dengan pene-
koran, dan artikel dari internet sebagai bahan pen- litian ini, berupa bahan hukum yang terdiri dari
dekatan untuk menganalisa. Melalui pendekatan buku-buku kepustakaan, jurnal hukum, karya tulis
ini maka penulis menggali bahan-bahan hukum, ilmiah dan beberapa sumber dari internet. Bahan
yang baik dipublikasikan maupun yang tidak di- hukum tersier adalah bahan hukum yang membe-
publikasikan dan untuk selanjutnya menyimpulkan rikan pentujuk, penunjang ataupun penjelasan
terhadap data hukum primer dan sekunder,
permasalahan tersebut berdasarkan data-data yang
contohnya kamus, ensiklopedia, indeks kualitatif
diperoleh. Pendekatan ini dilakukan dengan jalan
dan seterusnya. (Soekanto & Mamuji, 2006). Menu-
menelusuri bahan-bahan pustaka, baik literatul,
rut Soerjono dan Sri Mamuji (2006) menyatakan
Undang-undang, Peraturan-peraturan yang dike-
bahwa, dalam suatu penelitian ini mengandalkan
luarkan oleh Pemerintah dan teori-teori yang ada.
pada penggunaan dari bahan hukum primer bahan
Sumber bahan hukum yang dipergunakan hukum yang mengikat, bahan hukum sekunder
dalam penelitian ini dapat dibedakan dalam 3 yang memberikan penjelasan mengenai bahan
(tiga) kelompok yaitu: Bahan hukum primer adalah hukum primer dan bahan hukum tersier bahan
data utama yang digunakan untuk mengkaji hukum yang memberikan suatu petunjuk,
permasalahan. Menurut Peter Marzuki, bahan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
hukum primer terdiri dari perundang-undangan, sekunder.
catatan-catatan resmi atau risalah pembuatan
perundang-undangan dan putusan-putusan hakim
(Marzuki, 2005). Bahan hukum yang digunakan Pembahasan
dalam penelitian ini adalah, Undang-undang A. Bentuk Perjanjian Kerjasama Pengelolaan
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Pariwisata Ulun Danu Beratan Antara
Daerah, Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan
tentang Kepariwisataan, Undang-undang Desa Dengan Desa Pakraman Candi Kuning Telah
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Memenuhi Syarat dalam Hukum Perjanjian
Tabanan tahun 2012–2032, Rencana Pembangunan Perjanjian kerjasama pengelolaan parwisata
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ulun Danu Beratan antara Pemerintah Daerah
Tabanan 2016-2021, Perjanjian kerjasama Nomor: Kabupaten Tabanan dengan Desa Pakraman Candi
2 Tahun 2011 tentang pengelolaan daya tarik Kuning memiliki bentuk perjanjian baku. Menurut
wisata antara Pemerintah Daerah Kabupaten Hondius, perjanjian baku adalah konsep-konsep
Tabanan dengan Satakan Ulun Danu Beratan dan atau janji-janji tertulis, disusun tanpa membicarakan
PT. Rekreasi Air Beratan Indah Nomor: 2 tahun isinya dan lazimnya, dituangkan ke dalam
2011 dan Perjanjian Kerjasama Nomor 358/ perjanjian yang sifatnya tertentu (Sukarmi, 2008).
DPBRB/XI/2011 tentang pengelolaan daya tarik Perjanjian tersebut dikatakan perjanjian baku
Tanah Lot. karena dalam perjanjian telah dibuat dengan

| 132 |
Analisis Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pariwisata Ulun Danu Beratan...
I Gusti Putu Arya Gunawan

bentuk perjanjian kerjasama yang berdasarkan Daerah Kabupaten Tabanan dengan Desa Pakraman
pada Undang-undang Tata Cara Pelaksanaan Candi Kuning, dikaitkan dengan sahnya suatu
Kerjasama Daerah, meskipun perjanjian kerjasama perjanjian sesuai dengan Pasal 1320 KUHPerdata,
pengelolaan pariwisata Ulun Danu Beratan antara terdapat empat syarat sahnya perjanjian; Sepakat
Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan dengan mereka yang mengikatkan dirinya, Kecakapan
Desa Pakraman Candi Kuning merupakan perjan- untuk membuat suatu perikatan, Suatu objek
jian baku yang segala aturan mengenai tata cara tertentu, Suatu sebab yang halal.
pembuatannya telah mengacu pada peraturan per- Perjanjian yang belum memenuhi persyarat-
undang-undangan, namun tetap harus menjunjung an dalam Pasal 1320 KUHPerdata, maka kontrak
asas keadilan, persamaan kedudukan dan saling dengan klausul baku tetap sah, hal tersebut jika
menguntungkan bagi para pihak yang melakukan dikaitkan dengan perjanjian kerjasama pengelolaan
perjanjian. pariwisata Ulun Danu Beratan antara Pemerintah
Sesuai dengan pengertian perjanjian baku, Kabupaten Tabanan dengan Desa Pakraman Candi
dimana seluruh klausul-klausulnya dibakukan oleh Kuning, adalah perjanjian yang sah secara keten-
pemakainya dan pihak yang lain pada dasarnya tuan hukum.
tidak mempunyai peluang untuk merundingkan Perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata
atau meminta perubahan. Bentuk dan isi dari Ulun Danu Beratan antara Pemerintah Daerah
Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pariwisata Ulun Kabupaten Tabanan dengan Desa Pakraman Candi
Danu Beratan Antara Pemerintah Daerah Kabupaten Kuning, termasuk perjanjian dalam bentuk baku,
Tabanan Dengan Desa Pakraman Candi Kuning perjanjian tersebut juga dibuat dibawah tangan.
sesuai dengan perjanjian baku, banyak kemung- Perjanjian yang dibuat dibawah tangan adalah
kinan dalam hal ini Pemerintah Daerah Kabupaten perjanjian yang dimasukan oleh para pihak sebagai
Tabanan merancang format dari bentuk dan isi alat bukti, tetapi tidak dibuat oleh atau dihadapan
perjanjian kerjasama tersebut untuk menambahkan pejabat umum (Situmorang, 1993). Perjanjian yang
klausul eksonerasi. Klausul eksonerasi adalah penam- dibuat dibawah tangan; Bentuknya bebas, Pem-
bahan klausul-klausul yang menguntungkan, buatanya tidak harus dihadapan pejabat umum,
merugikan bahkan menghapus beban-beban kewa- Tetap mempunyai kekuatan pembuktian selama
jiban yang seharusnya menjadi beban pihak yang tidak disangkal oleh pembuatnya, artinya bahwa
membuat perjanjian. Klausul eksonerasi tidak sepe- isi dari akta tersebut tidak perlu dibuktikan lagi
nuhnya dilarang, karena klausul eksonerasi juga ber- kecuali ada yang bisa membuktikan sebaliknya
dasarkan kesepakatan kedua belah pihak yang ter- (menyangkal isinya). Hal tersebut harus dibuk-
cantum dalam Pasal 1320 ayat (1) Kitab Undang- tikan, maka pembuktian tersebut harus dilengkapi
undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut juga dengan saksi-saksi dan bukti lainya. Oleh
KUHPerdata), yang dilarang klausul eksonerasi karena itu, biasanya dalam akta dibawah tangan,
yang tergolong perbuatan penyalahgunan keadaan. sebaiknya dimasukan 2 orang saksi yang sudah
Perjanjian baku harus dipandang sebagai suatu dewasa untuk memperkuat pembuktian (Situmorang,
perjanjian atau kontrak yang dipersiapkan sebe- 1993).
lumnya untuk digunakan secara umum dan ber-
ulang-ulang oleh salah satu pihak dan dalam B. Kekuatan Perjanjian Kerjasama yang Dibuat
kenyataan digunakan tanpa negosiasi dengan Dibawah Tangan
pihak lain. Perjanjian kerjasama pengelolaan Bentuk perjanjian sangat erat kaitanya
Pariwisata Ulun Danu Beratan antara Pemerintah dengan asas konsensualisme yang dikenal dalam

| 133 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.8, No.2 Desember 2017: 129–138

KUHPerdata. Asas konsensualisme dalam Pasal waktu sebelum lahir. Dengan hak yang dimiliki
1320 ayat (1) KUHPerdata lebih memfokuskan seseorang dapat mewujudkan apa yang menjadi
syarat pada kesepakatan para pihak, yaitu keinginan dan kepentingan dari seseorang. Hak
bertemunya antara penawaran dan penerimaan. yang terdapat dalam suatu perjanjian kerjasama
Bentuk perjanjian dapat dibedakan menjadi dua adalah hak nisbi atau hak relatif yang memberikan
macam yaitu perjanjian tertulis dan perjanjian lisan. wewenang kepada seseorang tertentu atau
Perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata beberapa orang lain tertentu memberikan sesuatu
Ulun Danu Beratan antara Pemerintah Daerah (Purba, 2006).
Kabupaten Tabanan dengan Desa Pakraman Candi Kewajiban merupakan suatu pemenuhan
Kuning, bertentangan dengan Peraturan Menteri seluruh kepentingan asasi yang diaku dan dilin-
dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang dungi oleh hukum. Hak dan kewajiban merupakan
pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah yang suatu konsep penting dalam yurisprudensi dan
dibuat dengan perjanjian dibawah tangan, yang etika yang sama dimana hak berisi tuntutan dan
menurut Pasal 179 ayat (4) Peraturan Menteri kondisi baik. Terdapat hak pada seseorang bahwa
dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang pe- seseorang memiliki suatu keistimewaan tersebut
doman Pengelolaan Barang Milik Daerah, perjan- adanya suatu kewajiban pada seseorang berarti
jian kerjasama pengelolaan pariwisata Ulun Danu bahwa diminta daripadanya suatu sikap atau
Beratan antara Pemerintah Daerah Kabupaten tindakan yang sesuai dengan keistimewaan yang
Tabanan dengan Desa Pakraman Candi Kuning, ada pada orang lain (Hujibers, 1995). Perjanjian
harus dibuat dengan Akta Notaris, sehingga kerjasama pengelolaan pariwisata Ulun Danu
kekuatan pembuktian dari perjanjian yang dibuat Beratan antara Pemerintah Daerah Kabupaten
dibawah tangan tersebut menjadi tidak sempurna. Tabanan dengan Desa Pakraman Candi Kuning,
Perjanjian kerjasama yang dibuat dibawah terdapat suatu keseimbangan antara hak dan
tangan maupun yang dibuat dengan akta otentik kewajiban yang diperoleh Desa Pakraman Candi
harus memenuhi rumusan mengenai sahnya suatu Kuning, keseimbangan tersebut dimiliki oleh Desa
perjanjian berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata dan Pakraman Candi Kuning berdasarkan Pasal 2 huruf
secara materil mengikat para pihak yang c Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2007
membuatnya (KUHPerdata, Pasal 1338). Sebagai tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah
suatu perjanjian yang harus ditepati oleh para menyatakan: “kerjasama daerah dilakukan dengan
pihak (asas pactasunt servanda). prinsip sinergi”sinergi yang dimaksud dalam Pasal
2 huruf c adalah suatu upaya untuk mewujudkan
a. Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pariwisata keharmonisan antara Pemerintah, masyarakat dan
Ulun Danu Beratan Yang Mencerminkan pihak swasta untuk melakukan kerjasama demi
Keadilan mewujudkan kesejahteraan dalam masyarakat.
Perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata Pihak dalam perjanjian kerjasama pengelola-
Ulun Danu Beratan menimbulkan suatu hak dan an pariwisata Ulun Danu Beratan antara Pemerin-
kewajiban dari pihak yang membuatnya. Hak tah Daerah Kabupaten Tabanan dengan Desa
merupakan suatu tuntutan atau dapat dibuat oleh Pakraman Candi Kuning memiliki keseimbang
atau atas nama seseorang individu atau kelompok dalam menentukan hak dan kewajiban dari para
pada beberapa kodisi atau kekuasaan. Hak pihak. Keseimbangan yang diperoleh dari para
merupakan segala sesuatu yang harus didapatkan pihak dalam perjanjian kerjasama tersebut, berasal
oleh setiap orang yang terjadi sejak lahir dan dari kesepakatan yang ditentukan sebelumnya

| 134 |
Analisis Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pariwisata Ulun Danu Beratan...
I Gusti Putu Arya Gunawan

dengan memenuhi unsur-unsur keadilan berlan- Lot antara Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan
daskan KUHPerdata dalam Pasal 1320 dan Pasal dengan Desa Pakraman Beraban, telah memenuhi
1338. syarat perjanjian. Syarat-syarat mengenai perjan-
Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pariwisata jian yang telah dijelaskan, sesuai dengan ketentuan
Ulun Danu Beratan Nomor 2 Tahun 2011, pihak Pasal 1320 KUHPerdata dan Peraturan Pemerintah
yang terkait kesepakatan dengan latar belakang tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah.
(Pasal 1), pengelolaan (Pasal 2), subyek perjanjian Pasal 1320 KUHPerdata terdapat 4 (empat) syarat
(Pasal 3), obyek perjanjian (Pasal 4), organisasi fundamental yang harus dipenuhi sehingga
(Pasal 5), pengurus (Pasal 6), jangka waktu (Pasal perjanjian dinyatakan sah.
7), pendapatan (Pasal 8), biaya (Pasal 9), pembagian Sesuai dengan Perjanjian Nomor 358/DPBRB/
hasil (Pasal 10) keadaan memaksa/force majeur XI/2011 yang dibuat antara Pemerintah Daerah
(Pasal 11), perjanjian batal (Pasal 12), perselisihan Kabupaten Tabanan dengan Desa Pakraman
(Pasal 13) dan penutup (Pasal 14). Beraban, menyatakan para pihak telah sepakat
Pelaksanaan perjanjian kerjasama dan hak untuk mengikat diri yang sesuai dengan syarat
dari pengelolaan Ulun Danu Beratan, sudah perjanjian bagian pertama, mengenai kecakapan
mencerminkan keadilan yang tercermin pada untuk membuat perjanjian. Pemerintah Daerah
pembagian hasil yang diperoleh Desa Pakraman Kabupaten Tabanan dengan Desa Pakraman
Candi Kuning yang memiliki tugas untuk mengem- Beraban yang sepakat membuat perjanjian telah
bangkan dan mengawasi pengelolaan daya tarik memenuhi syarat sebagai subyek hukum yang telah
wisata Ulun Danu Beratan, yang dapat dilihat memenuhi syarat perjanjian pada bagian kedua.
dalam, Pasal 10 tentang Pembagian Hasil. Bahwa Syarat perjanjian pada bagian ketiga mengenai
dari hasil pendapatan bruto setelah dikurangi suatu hal tertentu, sesuai dengan isi perjanjian telah
dengan biaya-biaya, maka Para Pihak sepakat dijelaskan yang menjadi objek/prestasi yaitu
pembagian hasil pengelolaan Daya Tarik Wisata mengenai pengelolaan objek wisata Tanah Lot.
Ulun Danu Beratan adalah sebagai berikut: Prestasi yang terdiri atas memberikan
1) Pura Khayangan Jagat Ulun Danu Beratan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu
Sebesar 60% (enam puluh persen); (Pasal 1234 KUHPerdata). Bagian keempat tentang
2) Pemerintah Kabupaten Tabanan sebesar 25% suatu sebab yang halal, dijelaskan sebab yang
(dua puluh lima persen); dibenarkan oleh undang-undang, ketertiban
3) PT. Rekreasi Air Beratan Indah sebesar 3% umum, kebiasaan, kepatutan dan kesusilaan.
(tiga persen); Dalam perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata
4) Operasional Badan Pengelola sebesar 9% Tanah Lot antara Pemerintah Daerah Kabupaten
(sembilan persen); dan Tabanan dengan Desa Pakraman Beraban belum
5) Satakan Candi Kuning sebesar 3% (tiga mencerminkan keadilan dilihat dari isi perjanjian
persen). tersebut mengenai hak dan kewajiban dari masing-
masing pihak yang terlibat dalam perjanjian
b. Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pariwisata kerjasama pengelolaan tersebut.
Tanah Lot Perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata
Perjanjian menjadi suatu yang penting seiring Tanah Lot antara Pemerintah Daerah Kabupaten
dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Tabanan dengan Desa Pakraman Beraban, belum
saat ini. Perjanjian Nomor 358/DPBRB/XI/2011 terjadi suatu keseimbangan antara hak dan ke-
tentang kerjasama pengelolaan pariwisata Tanah wajiban yang diperoleh Desa Pakraman Beraban,

| 135 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.8, No.2 Desember 2017: 129–138

ketidak seimbangan tersebut diterima oleh Desa asas kebebasan berkontrak, artinya bebas tidak
Pakraman Beraban. Pemerintah Daerah Kabupaten dalam arti sebenarnya, tapi bebas ada pembatasan
Tabanan sebagai pihak yang memiliki kewenangan atau perkecualian (Intan, 2016).
untuk dapat melakukan kerjasama yang berdasar- Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pariwisata
kan Pasal 2 huruf c Peraturan Pemerintah Nomor Tanah Lot Nomor 358/DPBRB/XI/2011, semua
50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Ker- pihak yang terkait sepakat dengan latar belakang
jasama Daerah menyatakan: “kerjasama daerah (Pasal 1), pengelolaan (Pasal 2), subyek perjanjian
dilakukan dengan prinsip sinergi” sinergi yang di- (Pasal 3), obyek perjanjian (Pasal 4), organisasi
maksud dalam Pasal 2 huruf c adalah suatu upaya (Pasal 5), jangka waktu (Pasal 6), pendapatan (Pasal
untuk mewujudkan keharmonisan antara Peme- 7), biaya (Pasal 8), pembagian hasil (Pasal 9),
rintah, masyarakat dan pihak swasta untuk me- keadaan memaksa/force majeur (Pasal 10), perjan-
lakukan kerjasama demi mewujudkan kesejahtera- jian batal (Pasal 11), perselisihan (Pasal 12) dan
an dalam masyarakat. penutup (Pasal 13).
Isi perjanjian kerjasama pengelolaan tersebut Pelaksanaan perjanjian kerjasama, hak dan
seharusnya tidak merugikan pihak dari Desa kewajiban dari pengelolaan pariwisata Tanah Lot,
Pakraman Beraban, namun belum terjadi tanggung belum mencerminkan keadilan yang tercermin
jawab untuk ikut memelihara dan membantu kelang- pada biaya promosi dan pembagian hasil yang
sungan pembangunan infrastruktur sebagai timbal diperoleh Desa Pakraman Beraban yang memiliki
balik dari pembagian hasil yang diperoleh tugas untuk mengembangkan dan mengawasi
Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan dari pengelolaan daya tarik wisata Tanah Lot, yang
pengelolaan objek wisata Tanah Lot. Keseimbang- dapat dilihat dalam, Pasal 8 tentang Biaya:
an merupakan suatu keadaan pembagian beban di (1) Biaya pengelolaan Daya Tarik Wisata Tanah
kedua sisi berada dalam keadaan seimbang Lot terdiri dari biaya operasional manajemen
(Budiono, 2006). dan biaya promosi dan pengembangannya;
Konsep keseimbangan dituangkan menjadi (2) Biaya operasional manajemen dianggarkan
suatu asas hukum dalam perjanjian yakni asas setiap tahun berdasarkan rapat badan pengelola
keseimbangan. Asas hukum berfungsi sebagai dan ditetapkan dengan keputusan Ketua
pondasi yang memberikan arah tujuan serta Umum Badan Pengelola;
penilaian fundamental, mengandung nilai-nilai dan (3) Biaya pengembangan dan biaya promosi
tuntutan-tuntutan etis (Raharjo, 2000). Para pihak ditetapkan sebesar 15% (lima belas persen)
dalam perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata dari penerimaan bruto setelah dikurangi biaya
Tanah Lot antara Pemerintah Daerah Kabupaten operasional manajemen;
Tabanan dengan Desa Pakraman Beraban belum (4) Biaya pengembangan dan biaya promosi
terjadi keseimbang dalam menentukan hak dan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikelola
kewajiban dari para pihak. Keseimbangan yang oleh manajemen operasional dan dipertang-
diharapkan Desa Pakraman Beraban dari para gung jawabkan kepada pihak pertama dan
pihak dalam perjanjian kerjasama pengelolaan ter- pihak kedua;
sebut, berasal dari kesepakatan yang ditentukan (5) Perubahan biaya operasional manajemen dila-
sebelumnya dengan memenuhi unsur-unsur ke- kukan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
adilan dan kepastian hukum dalam ketentuan sekali berdasarkan rapat badan pengelola;
KUHPerdata dalam Pasal 1320 dan Pasal 1338. (6) Penggunaan biaya operasional manajemen
Dimana Pasal 1338 KUHPerdata adalah pilar utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diguna-

| 136 |
Analisis Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pariwisata Ulun Danu Beratan...
I Gusti Putu Arya Gunawan

kan untuk gaji/upah pengurus dan/atau Kabupaten Tabanan dengan Desa Pakraman Candi
karyawan/karyawati manajemen operasional, Kuning sudah sesuai dengan syarat sahnya suatu
honor pengurus badan pengelola, biaya rutin perjanjian dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
dan biaya lain-lain yang sah. Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelak-
sanaan Kerjasama Daerah. Sedangkan bentuk dari
Pasal 9 tentang Pembagian Hasil: perjanjian kerjasama pengelolaan Ulun Danu
(1) Bahwa dari hasil pendapatan bruto setelah Beratan antara Pemerintah Daerah Kabupaten
dikurangi dengan biaya-biaya sebagaimana Tabanan dengan Desa Pakraman Candi Kuning
dimaksud dalam Pasal 8, maka para pihak dibuat dengan bentuk perjanjian dibawah tangan.
sepakat mengatur hasil pembagiannya sebagai Perjanjian kerjasama tersebut bertentangan dengan
berikut: Pasal 179 Ayat (4) Peraturan Menteri dalam Negeri
(a) Pemerintah Kabupaten Tabanan sebesar Nomor 19 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelo-
58% (lima puluh delapan persen); laan Barang Milik Daerah bahwa perjanjian kerja-
(b) Desa Pakraman Beraban sebesar 24% (dua sama harus dibuat dengan Akta Notaris, sehingga
puluh empat persen); dari perjanjian kerjasama tersebut mempunyai ke-
(c) Pura Luhur Tanah Lot sebesar 7,5% (tujuh kuatan pembuktian yang kuat apabila terjadi
koma lima persen); sengketa di pengadilan.
(d) Pura-pura terkait di kawasan tempat Daya Perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata
Tarik Wisata Tanah Lot sebesar 4% (empat Ulun Danu Beratan antara Pemerintah Daerah
persen); dan Kabupaten Tabanan dengan Desa Pakraman Candi
(e) Desa Pakraman se-kecamatan Kediri se- Kuning sudah/lebih mencerminkan keadilan
besar 6,5% (enam koma lima persen). dibandingkan perjanjian kerjasama pariwisata
Keseimbangan antara hak dan kewajiban dari Tanah Lot, karena dari pembagian hasil dalam
para pihak dalam suatu perjanjian, merupakan perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata Ulun
hal utama sebagai dasar pertimbangan terjadi- Danu Beratan mencerminkan keadilan bagi pihak
nya perjanjian kerjasama. Pelaksanaan hak dan Desa Pakraman Candi Kuning selaku pihak yang
kewajiban harus terjadi keseimbangan, dari menjaga kelestarian dan kesucian daerah tujuan
Pasal 9 tentang pembagian hasil belum adanya wisata Ulun Danu Beratan dan Pura Kahyangan
asas keseimbangan dalam perjanjian, asas kese- Jagat Ulun Danu Beratan. yang tercermin pada
imbangan bertujuan dalam menghindari pembagian hasil yang diperoleh Pura Khayangan
kerugian pada prosesnya tidak dapat terlak- Jagat Ulun Danu Beratan sebesar 60% (enam puluh
sana dengan baik sehingga tujuan yang diha- persen) dan Pemerintah Daerah Kabupaten
rapkan tidak dapat tercapai karena asas kese- Tabanan memperoleh sebesar 25% (dua puluh lima
imbangan yang seharusnya sangat berperan persen). Sedangkan dari perjanjian kerjasama
dalam menentukan posisi dari para pihak agar pengelolaan pariwisata Tanah Lot, Pemerintah
dianggap adil dan tidak berat sebelah (Hernoko, Daerah Kabupaten Tabanan sebesar 58% (lima
2011). puluh delapan persen) dan Desa Pakraman Beraban
sebesar 24% (dua puluh empat persen) yang belum
Kesimpulan mencerminkan keadilan bagi pihak Desa Pakraman
Beraban dalam pembagian hasil dari perjanjian
Perjanjian kerjasama pengelolaan pariwisata kerjasama pengelolaan pariwisata Tanah Lot.
Ulun Danu Beratan antara Pemerintah Daerah

| 137 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.8, No.2 Desember 2017: 129–138

DAFTAR PUSTAKA Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Budiono, Herlien. 2006. Asas Keseimbangan bagi Hukum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
Perjanjian Indonesia-Hukum Perjanjian Berlandaskan 2009 tentang Kepariwisataan.
Asas-Asas Wigati Indonesia. Citra Aditya Bakti.
Bandung. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa.
Griadhi, Wirta. 1977. Peranan Otonomi Desa Adat dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
Pembangunan. Kertha Patrika. Denpasar.
2015 tentang Pemerintah Daerah.
Hernoko, Agus Yudha. 2011. Hukum Perjanjian Asas
Proporsionalitas dalam Kontrak Komersil. Kencana Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
Prenada Media Grup. Jakarta. Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Daerah.
Hujibers, Theo. 1995. Filsafat Hukum. Kanisius.
Yogyakarta. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Marzuki, Peter Madmud. 2007. Penelitian Hukum. Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Kencana. Jakarta.
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001
Muhamad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian tentang Desa Pakraman.
Hukum. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 9 Tahun
Intan, L. 2016. Akibat pelanggaran oleh notaris terhadap 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
pembuatan akta notariil. Jurnal Cakrawala Hukum, Menengah Daerah Semesta Berencana Kabupaten
7(2), 206-215. doi:10.26905/idjch.v7i2.1909. Tabanan Tahun 2016-2021.

Purba, Hasim. 2006. Suatu Pedoman Memahami Hukum Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Daya Tarik Wisata
Ilmu. Cahaya Ilmu. Medan. Antara Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan Dengan
Satakan Ulun Danu Beratan dan PT. Rekreasi Air
Raharjo, Satjipto. 2000. Ilmu Hukum. Citra Aditya Bakti. Beratan Indah Nomor: 2 tahun 2011.
Bandung.
Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Daya Tarik Wisata
Situmorang, Viktor M. & Cormentyna Sitanggang. 1993. Antara Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan Dengan
Gross Akta dalam Pembuktian dan Ekekusi. Rineka Desa Pakraman Beraban Kecamatan Kediri Nomor
Cipta. Jakarta. 358/ DPBRB/ 2011.
Soekanto, Soerjono & Sri Mamuji. 2006. Penelitian Hukum
Normatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
How to cite:
Sukarmi. 2008. Cyber Law: Kontrak Elektronik dalam Bayang-
Bayang Pelaku Usaha. Pustaka Sutra. Bandung. Gunawan, I G. P. A. 2017. Analisis Perjanjian Kerjasama
Pengelolaan Pariwisata Ulun Danu Beratan Desa
Waluyo, Bambang. 2002. Penelitian Hukum dalam Praktek. Pakraman Candi Kuning Kabupaten Tabanan.
Sinar Grafika. Jakarta. Jurnal Cakrawalah Hukum, 8(2).

| 138 |

You might also like