Professional Documents
Culture Documents
Pengetahuan Sanitasi Dan Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari Hari Untuk Perbaikan Kesehatan Masyarakat Khususnya Untuk Petani SPFS
Pengetahuan Sanitasi Dan Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari Hari Untuk Perbaikan Kesehatan Masyarakat Khususnya Untuk Petani SPFS
Keadaan berbagai lingkungan yang mempengaruhi penyebaran penyakit. Berdasarkan penyebarannya, penyakit
menular dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Secara langsung dari orang ke orang (“person to person”)
Cara ini disebabkan oleh kontak langsung, melalui ludah, semburan dari hidung atau mulut dan lain-lain.
Contohnya adalah influenza, campak, difteria, tuberculosis (TBC), pertusis, sifilis, gonorhea.
2. Cara lain adalah cara yang tidak langsung yaitu :
a) Melalui benda-benda yang telah terkontaminasi misalnya alat-alat makan, alat-alat masak, makanan,
minuman, susu dan lain-lain.
b) Melalui vektor, secara mekanis yaitu misalnya melalui sayap, kaki serangga yang membawa bibit
penyakit, dan secara biologis, yaitu bibit penyakit akan berkembang biak di dalam tubuh serangga atau
hewan lain kemudian menular kepada manusia melalui gigitan, cakaran, atau luka.
Keadaan ini dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan regional.
Lingkungan Keluarga
Sumber air
Sumber dan asal air banyak sekali, yaitu :
- air hujan, embun, yaitu air diperoleh dari udara atau angkasa karena terjadinya proses prespitasi
dari awan, atmosfir yang mengandung air.
- air permukaan tanah dapat berupa air yang tergenang atau air mengalir, misalnya danau, sungai,
laut air sumber dangkal.
- air tanah, yaitu air permukaan yang meresap dalam tanah sehingga telah mengalami
penyaringan oleh tanah, batu batuan, maupun pasir. Air tanah dapat juga menjadi air permukaan.
Air minum yang baik yaitu harus memenuhi syarat :
1. Syarat fisik, yaitu tidak berwarna, tidak mempunyai rasa, tidak berbau, jernih dengan suhu
sebaiknya di bawah suhu udara sehinga terasa nyaman.
2. Syarat kimia, yaitu tidak mengandung zat kimia atau mineral yang berbahaya bagi kesehatan
misalnya CO2, H2S, NH4 dan lain-lain.
3. Syarat bakteriologis, tidak mengandung bakteri E. coli yang melampaui batas yang ditentukan.
Misalnya jika diadakan pemeriksaan air minum dengan memakai prosedur Membrane Filter
Technique, maka 90% dari air contoh yang diperiksa selama 1 bulan, harus bebas dari bakteri E.
coli. Untuk yang mengandung E. coli, jumlah bakteri tidak boleh lebih dari 4 untuk setiap 100 cc air,
tidak boleh lebih dari 7 untuk setiap 200 cc air, serta tidak boleh lebih dari 132 untuk setiap 500 cc
air.
Pada umumnya, sumber air bagi keperluan rumah tangga berasal dari sumur. Sumur yang baik
harus memenuhi syarat, yaitu :
1. Lokasi
Untuk menghindari agar air tidak tercemar, yang harus diperhatikan adalah jarak sumur
dengan cubluk (lobang kakus), lobang galian sampah, lobang air limbah (cesspool, seepage pit), serta
sumber-sumber pengotoran yang lain. Jaraknya tergantung kemiringan tanah, keadaan tanah, yang
umumnya minimum 10 m, dan jika letaknya di daerah yang miring, diusahan letak sumber air tidak di
bawah sumber pengotoran. Membuat sumur diusahakan pada tempat yang mengandung air tanah dan
jangan yang dibuat pada tanah yang rendah yang kemungkinan dapat terendam jika terjadi banjir.
2. Konstruksi Bangunan
Sumur gali tanpa pompa
Dinding sumur, 3 m dalamnya dari permukaan tanah terbuat dari tembok (semen) yang tidak
tembus air. Bakteri hanya hidup di lapisan tanah kurang dari 3 m dibawah tanah. Satu setengah
meter berikut terbuat dari batu bata yang tidak ditembok. Ke dalam sumur sampai mencapai tanah.
Di atas tanah dibuat dinding permukaan, dan juga untuk keamanan.
Lantai sumur ditembok ± 1½ m dari dinding sumur, agak miring dan ditinggikan 20 cm di atas
permukaan tanah. Dasar sumur diberi krikil untuk menghindari kekeruhan waktu ditimba. Saluran
pembuangan air limbah di sumur dan panjangnya minimum 120 m.
Sumur gali yang dilengkapi pompa.
Pembuatannya sama dengan sumur gali tanpa pompa, hanya air diambil dengan pompa, dan
sumur tertutup.
Sumur pompa
Saringan atau pipa yang berlubang berada di dalam lapisan tanah yang mengandung air.
Menurut PBB dalam hal ini UNCHS menetapkan 11 persyaratan rumah sehat, yaitu:
8. Menciptakan kesehatan.
Pembuangan Sampah
Sampah dan limbah merupakan salah satu masalah lingkungan yang hingga sekarang belum dapat
diselesaikan dengan baik. Ada dua jenis sampah:
- Garbage : sisa pengolahan atau sisa makanan yang dapat membusuk.
- Rubbish : adalah yang tidak membusuk misalnya, gelas/ kaca plastik yang tidak mudah terbakar dan
kayu yang mudah terbakar.
Sebenarnya kita bisa dengan mudah menangani masalah sampah jika terdapat pengelolaan yang benar dan
kesadaran dari masyarakatnya. Jika terdapat pekarangan yang luas atau kebun dan jarak antar rumah masih
berjauhan, maka sampah dapat ditangani dengan cara dikumpulkan dalam keranjang sampah lalu dibuang ke
dalam lubang yang dibuat di kebun/pekarangan. Tetapi jika lahan tidak ada maka pengelolaan dapat dimulai dari
penyimpanan sampah, pengumpulan sampah, dan pembuangan sampah (lebih dikenal dengan 3P).
1. Penyimpanan Sampah
Penyimpanan sampah adalah tempat untuk mengumpulkan sampah sementara sebelum dibuang di
tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Tempat sampah yang digunakan seharusnya tertutup dan
sebaiknya dipisahkan antara sampah basah dan kering.
Syarat tempat pembuangan sampah :
a. terbuat dari bahan yang kuat (papan, bambu, plastik)
b. bagian dalam sebaiknya dilapisi oleh plastik untuk mempermudah pembuangan ke tempat
pengumpulan sampah dan agar air dalam sampah tidak mengalir yang menyebabkan lingkungan
menjadi bau dan lebih mudah terjadi penyebaran penyakit.
2. Pengumpulan Sampah
Tempat pengumpulan sampah yang dimaksud adalah bak sampah yang tidak bisa dipindah-pindah
(permainan) seperti bak yang dibuat dari semen dan bak sampah yang bisa dipindah-pindah seperti bak
yang dibuat dari templat besi. Biasanya tempat pengumpulan sampah terletak di tempat yang strategis.
Sebaiknya tempat pengumpulan sampah dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tertutup agar
tidak mudah dijangkau oleh hewan seperti tikus, anjing, dan lainnya.
3. Pembuangan (pemusnahan) Sampah
Biasanya lebih dikenal dengan TPA (Tempat Pemuangan Akhir). Sebaiknya TPA terletak jauh dari
pemukiman, tidak dilalui oleh lalu lintas, tidak terkena banjir dan tidak boleh mengotori sumber air
seperti sungai/mata air. Untuk sampah yang berbahaya atau lebih dikenal dengan Bahan Buangan
Berbahaya (B3) yang biasanya merupakan bahan kimia, sebelum dibuang harus ditangani secara
khusus sehingga tidak membahayakan kehidupan manusia
Sampah berdasarkan sifat fisiknya dapat dibagi menjadi dua yaitu sampah padat dan sampah cair (lebih
dikenal dengan air limbah).
1. Sampah padat
Pada umumnya sampah padat merupakan sampah yang lebih mudah untuk ditangani karena bentuknya
yang padat sehingga mudah untuk disimpan, dikumpulkan dan dibuang.
2. Sampah cair
Sampah cair lebih dikenal dengan air limbah. Jika dibedakan berdasarkan sifat fisik (pengotornya), air
limbah digolongkan menjadi tiga yaitu benda padat (seperti sisa makanan, lumpur dan lain-lain), benda cair
(limbah cucian dari kegiatan industri, rumah tangga dan sebagainya) dan benda gas (limbah pembuangan
dari pabrik kimia). Sedangkan berdasarkan sifat kimianya, jenis pengotor dalam limbah dibedakan menjadi
dua yaitu benda-benda organik (bahan-bahan yang mudah terurai oleh pengurai seperti bakteri, jamur dan
lain-lain) dan benda-benda anorganik (bahan-bahan yang tidak mudah terurai, biasanya berasal dari bahan-
bahan kimiawi baik yang sintetik ataupun tidak seperti air limbah dari pabrik tekstil, pertambangan dan lain-
lain). Pengolahan air limbah yang tidak berbahaya dapat ditangani dengan cara yang sederhana, tetapi jika
berbahaya maka harus diolah terlebih dahulu.
- Cesspool
Yaitu menyerupai sumur, dibuat pada tanah yang poreus atau berpasir agar air buangan mudah dan cepat
meresap kedal tanah. Bagian atasnya dibeton. Bila sudah penuh (± 6 bulan) lumpur disedot keluar, atau
membuat secara berangkai. Jarak dari sumber air minimum 45 m dan dari fondasi rumah minimal 6 m.
- Seepage pit (sumur resapan)
Sumur yang hanya menerima air limbah yang telah mengalami pengolahan, misalnya dari septic tank
sehinggga fungsinya hanya tempat peresapan. Dibuat pada tanah poreus. Diameter 1-2.5 m, dalam 2.5 m.
Lama pemakaian 6-10 tahun.
- Septic tank
Pembuangan air limbah yang tidak diolah misalnya dengan menggunakan tanki septik (septic tank) dan sistem
riol. Pada umumnya septic tank terdapat disetiap rumah. Rumah yang sehat seharusnya dilengkapi dengan
septik tank karena fungsinya sebagai penampung air limbah yang berasal dari kamar mandi dan dapur
sebelum dialirkan ke saluran air limbah. Sedangkan sistem riol digunakan untuk mengalirkan air limbah melalui
got/saluran air sebelum dibuang ke sungai. Biasanya sistem riol ini sering ditemukan di pinggir-pinggir jalan
perkotaan. Yang harus diingat bahwa sungai-sungai yang digunakan untuk membuang air limnag tidak boleh
digunakan untuk keperluan rimah tangga seperti minum, mandi dan sebagainya. Syarat dari sistem riol ini
adalah :
1. Setiap saluran dari rumah atau jalan diberi saringan sampah sehingga sampah tidak masuk kedalam
got.
2. Got juga harus punya bak pengontrol dengan jarak minimal 25 meter antara satu dan yang lainnya serta
harus selalu diperiksa.
Lingkungan Masyarakat
Di Indonesia telah ada usaha-usaha yang berkaitan dengan higiene sanitasi lingkungan, antara lain
meliputi:
- Penyediaan air bersih, baik kuantitas maupun kualitas.
- Program MCK (Mandi-Cuci-Kakus).
- Pengadaan rumah-rumah sehat.
- Pembasmian sumber (resorvoir), vektor penyebab penyakit.
Lingkungan Regional
Yang dimaksud dengan pencemaran adalah suatu proses terjadi dalam lingkungan yang sifatnya
membahayakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan oleh manusia. Dibedakan 3 macam
pencemaran:
a. Pencemaran udara (air pollution)
Yang menimbulkan pencemaran udara ialah:
Aerosol
Yang dimaksud dengan aerosol adalah suatu suspensi diudara yang dapat bersifat cair (kabut, asap,
dan uap) dan berifat padat.
Gas
Yang dimaksud dengan gas adalah uap yang dihailkan oleh zat padat ataupun zat cair, baik karena
dipanaskan, ataupun karena proses penguapan.
Interaksi bahan-bahan kimia
Macam-macam polutan yang sering ditemukan sebagai penyebab pencemaran udara ialah:
o CO (Karbon monoksida)
Terbentuk karena pembakaran yang tak sempurna dari zat karbon, baik yang terdapat pada bensin,
maupun pada bahan lain, termasuk kayu, batubara dan lain-lain
o Sulfur Oksida (SO)
Terbentuknya jika bahan bakar yang digunakan banyak mengandung sulfur, yang biasa ditemukan
pada bensin berkualitas rendah dan pada batu-bara.
o Hidrokarbon (CHO)
Juga karena pembakaran bensin yang tidak sempurna.
o Nitrogen Oksida (N20)
Hasil pembakaran bensin pada suhu yang amat tinggi.
o Partikel
Dapat bersifat padat atau cair yang menjadi penyebab pengotoran udara.
b. Pencemaran air ( water pollution)
Beberapa macam polutan yang menimbulkan pencemaran adalah sisa-sisa benda organik (organik
waste), makhluk hidup, bakteri, virus, zat kimia organik sintesis (DDT, dieldrin dan lain-lain), zat kimia
anorganik dan mineral, sedimen, tanah longsor, erosi, radioaktif dan minyak.
c. Pencematran tanah (soil pollution)
Sebagai contoh misalnya plastik, botol, kaleng dan lain-lain, karena zat-zat kimia (DDT), tinja, sampah
dapur atau rumah tangga.
Kesimpulan
Dengan memiliki pengetahuan sanitasi dan sekaligus mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari, para
petani akan dapat memiliki lingkungan yang sehat sehingga akan hidup dengan sehat pula. Para petani juga
akan mengetahui sanitasi lingkungan keluarga, masyarakat dan regional yang sehat.