You are on page 1of 18

MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI

No Dokumen : /SOP/ / /2019

No.Revisi : / / /2019
SOP
Tanggal terbit : 2019
Halaman :

UPTD Puskesmas dr. Devi Amelia P


Wonosobo NIP. 1993122320290302003

A. Pengertian Mengukur lingkaran kepala bayi adalah tindakan untuk menilai


pertumbuhan dan ukuran otak anak serta untuk mendeteksi sejak
dini gangguan perkembangan otak
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendeteksi dini
kelaianan pada anak
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Wonosobo
Nomor: / SK / / /2019, tentang MENGUKUR
LINGKAR KEPALA BAYI UPTD PUSKESMAS WONOSOBO
D. Referensi 1. Pedoman UPTD Puskesmas Wonosobo
2. Pedoman
E. Alat Dan 1.Pita meteran
Bahan
F. Langkah – 1. Petugas menyiapkan pita pengukur kepala ( meteran )
Langkah 2. Petugas melingkarkan pita pengukur pada kepala anak melewati
dahi,diatas kedua telinga dan bagian belakang kepala yang
menonjol,tarik
agak kencangsampai kedua ujung meteran bertemu diangka 0.
3.Petugas mencantumkan hasil pengukuran menggunakan grafik
lingkar
kepala Nelhaus.pada bagian bawah kurva merupakan usia si anak
dalam
bulan dan tahun.grafik bayi pada laki-laki berukuran 32-38
cm,sedangkan
grafik pada anak perempuan cukup bulan dimulai dari ukuran 31-
37 cm.
4.Petugas menginterprestasi hasil,bila titik pertemuan ukuran
lingkar kepala
dan usia anak berada diantara dua titik putus-putus ( -2<SD<+2 )
maka
termasuk lingkar kepala normal.
G. Bagan Alir
Siapkan pita ukur Lingkarkan pita ukur
pada kepala bayi

Interprestasi hasil Cantumkan hasil


pengukuran

H. Hal-Hal Cara melingkarkan pita ukuran dikepala


Yang
Perlu
Diperhatikan
I. Unit Terkait 1.Ruang MTBS
2.Ruang Kesehatan ibu / KB
3.Bidan Desa
K. Dokumen 1.Rekam medis,
Terkait 2.Buku register
L. Rekaman
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan

AMNIOTOMI
No Dokumen : /SOP/ / /2019

No.Revisi : / / /2019
SOP
Tanggal terbit : 2019
Halaman :

UPTD Puskesmas dr. Devi Amelia P


Wonosobo NIP. 198102042008042002

A. Pengertian Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput amnion


dengan jalan membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar
secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan
didalam rongga amnion.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mempercepat
proses persalinan dan merangsang kontraksi uterus
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Wonosobo,
Nomor: / SK / / /2019, tentang AMNIOTOMI UPTD
PUSKESMAS WONOSOBO
D. Referensi 3. Pedoman Laboratorium UPTD Puskesmas Wonosobo
4. Pedoman Laboratorium Baik Dan Benar Tahun
E. Alat Dan 1..Alat
Bahan ½ kocher
Kapas DTT
Sarung tangan
Bengkok
Alas bokong
Alat-alat APN
Larutan klorin 0.5%
F. Langkah – 1. Persiapan
Langkah a. a. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
b. Melakukan komunikasi dengan ibu/pasien selama tindakan
c. Memakai alat pelindung diri (APD) lengkap
d. Mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering
sebelum dan sesudah tindakan
e. Memakai dan melepas sarung tangan steril atau desinfeksi
tingkat tinggi(DTT)
f. Mendekontaminasi alat pasca tindakan
2. Pelaksanaan
a. Informasikan tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Penolong menggunakan APD
c. Vulva hygiene
d. Lakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan serta
tidak adanya bagian kecil janin/tali pusat
e. Tangan kiri mendekatkan bengkok kedepan vulva
f. Ambil ½ kocher dan wadah DTT dengan tangan kiri
g. Masukkan ½ kocher yang dipegang tangan kiri dituntun oleh
tangan kanan dengan bagian tajam menghadap kejari
pemeriksa hingga bias merasakan atau menyentuh selaput
ketuban
h. Saat his berkurang kekuatannya,gerakkan ujung jari tangan
kanan menuntut ujung ½ kocher menggores selaput ketuban
1-2 cm hingga ketuban pecah
i. Keluarkan ½ kocher dari vagina dengan tangan kiri,masukkan
kedalam larutan klorin 0.5 % selama 10 menit
j. Pertahankan jari tangan kanan dalam vagina untuk
melebarkan robekan selaput ketuban,merasakan penurunan
kepala janin dan untuk memastikan tidak teraba bagian kecil
janin atau tali pusat menumbung
k. Keluarkan tangan kanan dan perhatikan warna serta jumlah
air ketuban.Cuci sarung tangan dan rendam dalam larutan
klorin 0.5% dalam keadaan terbalik
l..Periksa DJJ
G. Bagan Alir
Persiapan alat dan pasien Informasi kepasien
tentang tindakan
yang akan dilakukan

Vulva higiene Penolong gunakan


APD

Pemeriksaan dalam Dekatkan bengkok


dan bagian terkecil kevulva
saat PD

Masukkan ½ kocher dan Ambil ½ kocher dan


bagian yang tajam wadah DTT
menghadap jari
pemeriksa

Saat his berkurang


goreskan ½ kocher hingga Keluarkan ½ kocher dari
ketuban pecah vagina

Keluarkan tangan kanan Jari tetap didalam


dan perhatikan warna dan vagina,lebarkan
jumlah ketuban,cuci robekan selaput
sarung tangan rendam di ketuban
air klorin

Cek DJJ

H. Hal-Hal Posisi ½ kocher


Yang
Perlu
Diperhatikan
I. Unit Terkait Ruang kesehatan ibu
K. Dokumen 1.Rekam medis,
Terkait 2.Buku register
L. Rekaman
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan

MANAJEMEN AKTIF KALA 111


No Dokumen : /SOP/29/AK-KTA/2019

No.Revisi : 440/ /27/2019


SOP
Tanggal terbit : 20 Maret 2019
Halaman :

UPTD Puskesmas dr. Eka Priyanto


Kotaagung NIP. 198102042008042002

A. Pengertian Manajemen aktif kala III adalah tindakan yang dilakukan setelah
bayi lahir untuk mempercepat lepasnya plasenta.
B. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah – langkah untuk
menurunkan kejadian perdarahan post partum,mengurangi lamanya
kala III,serta mengurangi angka kematian dan kesakitan yang
berhubungan dengan perdarahan.
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kotaagung,
Nomor: / SK / 29/ AK- KTA /2019, tentang MANAJEMEN
AKTIF KALA III UPTD PUSKESMAS KOTAAGUNG
D. Referensi Permenkes No 75 tahun 2014
E. Alat Dan 1. ALAT
Bahan a. Oxytocin 10 IU
b. Spuit 3 cc
c…Sarung tangan
F. Langkah – 1.Palpasi abdominal untuk memastikan tidak ada janin kedua.
Langkah 2.Beri penjelasan pada ibu bahwa akan dilakukan injeksi pada
paha
3.Injeksi oxytocin 10 iu IM pada bagian lateral dan paha ibu
kira-kira 1/3 atas paha dalam waktu 2 menit dari kelahiran
bayi
4.Pindahkan klem tali pusat diujung,tempatkan kira-kira 5-10
cm dari vulva
5.Lakukan peregangan tali pusat terkendali(PTT) dengan cara :
 Letakkan tangan kiri diatas symfisis
 Tegangkan tali pusat dengan tangan kanan
 Dorong uterus kearah dorsokranial pada saat ada his dan
terlihat tanda-tanda pelepasan placenta,sementara tangan
kanan menegangkan tali pusat
 Bila dalam waktu 20 menit uterus tidak berkontraksi,ulangi
pemberian oxytocin 10 iu
6.Keluarkan placenta
7.Segera setelah placenta lahir,segera tangan kiri melakukan
massage fundus uteri menggunakan tangan dengan gerakan
melingkar sampai uterus berkontraksi
8.Sementara itu tangan kanan melakukan pemeriksaan
kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
9.Tempatkan placenta pada wadah yang telah disedikan,cuci
tangan dengan larutan klorin.
G. Bagan Alir
Palpasi abdominal Beritahu ibu akan
diinjeksi oxytocin

Pindahkan klem
Injeksi oxytocin 10 iu
dipaha ibu

Lakukan peregangan Keluarkan placenta


tali pusat

Tangan kanan Placenta lahir segera


memeriksa massage fundus
kelengkapan placenta dengan tangan kiri

Tempatkan placenta diwadah


lalu cuci tangan

H. Hal-Hal 1.Kontraksi uterus


Yang 2.Tanda-tanda pelepasan placenta
Perlu
Diperhatikan
I. Unit Terkait 1.UKP
2.UKM
3.PUSTU
4.Bidan desa
K. Dokumen 1. Inform consent
Terkait 2. Rekam medis,
L. Rekaman
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan

PEMERIKSAAN DALAM PADA


PERSALINAN
No Dokumen : /SOP/29/AK-KTA/2019

No.Revisi : 440/ /27/2019


SOP
Tanggal terbit : 20 Maret 2019
Halaman :

UPTD Puskesmas dr. Eka Priyanto


Kotaagung NIP. 198102042008042002

A. Pengertian Pemeriksaan dalam pada persalinan adalah pemeriksaan yang


dilakukan dengan cara memasukkan jari telunjuk dan jari tengah
pada saat persalinan.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
kemajuan persalinan,mengetahui keadaan jalan lahir dan untuk
menentukan diagnosa.
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kotaagung,
Nomor: / SK / 29/ AK- KTA /2019, tentang PEMERIKSAAN
DALAM PADA PERSALINAN UPTD PUSKESMAS
KOTAAGUNG
D. Referensi 5. UPTD Puskesmas Kotaagung
6. Baik Dan Benar Tahun
E. Alat Dan 1. Alat
Bahan Sarung tangan steril
Bengkok
Kapas dtt
Larutan klorin 0.5 %
F. Langkah – 2. Pelaksanaan
Langkah l. Ibu diberitahu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
m. Cuci tangan
n. Pakai sarung tangan
o. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri membuka labia dan tangan
kanan mengambil kapas vulva hygiene dan menghapus vulva
dari atas kebawah
p. Masukkan jari tengah tangan kanan kedalam vagina dengan
menekankan kearah komisura posterior yang kemudian
diikuti jari telunjuk
q. Setelah jari tengah dan telunjuk tangan kanan masuk tangan
kiri dipindahkan keatas fundus untuk memfiksasi bagian
bawah janin
r. Yang diperhatikan pada saat pemeriksaan dalam yaitu :
1.keadaan vulva
2.keadaan perineum
3.keadaan vagina
4.adanya sistokel dan rektokel pengeluaran pervaginam
5.servik : posisi,konsitensi,dilatasi,penipisan
6.kantong ketuban
7.presentasi,titik penunjuk(denominator)molage dan posisi
8.penurunan kepala
 H1 setinggi PAP
 H11 : sejajar H1 melalui pinggir bawah sympisis
 H111: sejajar dengan H1 melalui spinaeischiadica
 H1V : sejajar dengan H1 melalui ujung os coccygis
9.keluarkan tangan pelan-pelan
10.cuci tangan pada larutan klorin,sarung tangan dibuka dan
rendam dalam keadaan terbalik
11.dokumentasikan hasil pemeriksaan

G. Bagan Alir
Cuci Tangan kiri
Beritahu ibu tangan,pakai buka labia,
sarung tangan

Tangan kiri pindah Masukkan jari tengah


keatas fundus tangan kanan kedlm
vagina

Cuci tangan,dokumentasi
Perhatikan hal –
kan hasil
hal pada saat PD

H. Hal-Hal 1.keadaan vagina


Yang 2.kantong ketuban
Perlu 3.presentasi
Diperhatikan 4.penurunan kepala
I. Unit Terkait
K. Dokumen 1.Rekam medis,
Terkait
L. Rekaman
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan

PERTOLONGAN PERSALINAN
No Dokumen : /SOP/29/AK-KTA/2019

No.Revisi : 440/ /27/2019


SOP
Tanggal terbit : 20 Maet 2019
Halaman :

UPTD Puskesmas dr. Eka Priyanto


Kotaagung NIP. 198102042008042002

A. Pengertian Pertolongan Persalinan adalah Pelayanan persalinan yang aman


yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menjaga
kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi
bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap
tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsif
keamanandan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
diinginkan (optimal).
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kotaagung,
Nomor: / SK / 29/ AK- KTA /2019, tentang PERTOLONGAN
PERSALINAN UPTD PUSKESMAS KOTAAGUNG
D. Referensi 7. UPTD Puskesmas Kotaagung
8. Baik Dan Benar Tahun
E. Alat Dan 1. Alat
a. Partus set
Bahan
b. Heating set
c. Neirbeken
d. Skhort
e. Kacamata
f. Sepatu boot

2. Bahan
a. Handscoon
b. Masker
c. Spuit 0,5cc
d. Spuit 3 cc
e. Spuit 5 cc
f. Oxitocin
g. Metil ergometrin
h. Kapas alcool
i. Kasa steril
j. Betadine
k. Cairan infuse RL/D5
l. Abocath
m. Infus set
n. MGSO4
o. Air DTT
p. Cairan Klorin
q. Underpad
r. Penjepit tali pusat
F. Langkah – Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua
Langkah
 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
 Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan/atau vaginanya.
 Perineum menonjol
 Vulva-vagina dan sfingter anal membuka

Lahirnya kepala

1. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,


lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
tadi, letakkan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan
tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala
bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau
bernafas cepat saat kepala lahir.
- Jika ada mekonim dalam cairan ketuban, segera hisap
mulut dan hidung setelah kepala lahir menggunakan
penghisap lender Delee disinfeksi tingkat tinggi atau
steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.
2. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi
dengan kain atau kasa bersih.
3. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera
proses kelahiran bayi :
- Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
- Jika tali pusat melilit bayi dengan erat, mengklemnya di
dua tempat dan memotongnya.
4. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi
luar secara sepontan. Lahir bahu
5. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan
kedua tangan dimasing-masing sisi muka bayi.
Menganjurkan ibu untuk untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya kearah badah dan
kearah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas
dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior. Lahir
badan dan tungkai.
6. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang berada dibagian bawah kearah perineum
tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir
ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan
tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan
bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk
mengendalikan siku dan tangan interior bayi saat keduanya
lahir.
7. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang
ada diatas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung dari kaki lahir. Memegang
kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran
kaki
8. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakka kian bayi
di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,
meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
9. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan
bayi kecuali bagian pusat.
10. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari
klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari
klem pertama (ke arah ibu).
11. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi
dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem
tersebut.
12. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi
dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi
bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi
mengalami kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang
sesuai.
13. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu
untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika
ibu menghendakinya.
14. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan
palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan
adanya bayi kedua.
15. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
16. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan
suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu
bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu
penegangan tali pusat terkendali
17. Memindahkan klem pada tali pusat
18. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu,
tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini
untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang
lain.
19. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan
belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu
mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir
setelah 30 – 40 detik, menghentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai. Jika uterus
tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota
keluarga untuk melakukan ransangan puting susu.
Mengluarkan plasenta.
20. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran
sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke
arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan
tekanan berlawanan arah pada uterus.
- Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm darivulva.
- Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan
tali pusat selama 15 menit.
Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung
kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.
Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan. Mengulangi
penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya. Merujuk
ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.
21. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan
kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan.
Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin.
Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban
tersebut. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung
tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa
vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-
jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi
atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.
22. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
melakukan masaseuterus,meletakkantelapak tangan di
fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi
keras).
23. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada
ibu ataupun janin dan selaput ketuban untuk memastukan
bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakan
plasenta didalam kantung plastik atau tempat khusus.
- Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase
uterus selama 15 detik, mengambil tindakan yang
sesuai.
24. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum
dan segera menjahit laserasi. Yang mengalami perdarahan
aktif
25. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi
dengan baik. Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
26. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan
ke dalam larutan klorin0,5 membilas kedua tangan yang
masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi
tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang
bersih dan kering.
27. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau
steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan
simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
28. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang
berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
29. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam
larutan klorin 0,5 %.
30. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
31. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
32. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan. Setiap
15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan. Setiap 20-30
menit pada jam kedua pasca persalinan. Jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang
sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri. Jika ditemukan
laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan
dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang
sesuai.
33. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan
masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
34. Mengevaluasi kehilangan darah.
35. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung
kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
- Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam
selama dua jam pertama pasca persalinan.
- Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal. Kebersihan dan keamanan.
36. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan
membilas peralatan setelah dekontaminasi
37. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam
tempat sampah yang sesuai.
38. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi
tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan
darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
39. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu
memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
40. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk
melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas
dengan air bersih.
41. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
42. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi.
43. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

G. Bagan Alir
Tanda dan gejala Vulva Lindungi
kala dua membuka perineum,ibu
diameter 5-6 meneran
cm pelan-pelan

Kepala bayi Memeriksa Seka mulut


melakukan adakah muka dan
putaran paksi lilitan tali hidung bayi
luar pusat dengan kasa

Tempatkan ke2 Kedua bahu Bayi lahir


tangan dilahirkan,tangan segera
dimasing2 sisi menelusur smp dinilai,kering
muka bayi keperineum kan bayi

Palpasi Bayi letakkan Jepit tali


abdomen,beritahu diatas dada ibu pusat,klem dan
ibu akan disuntik utk IMD memotong tali
stlh 2 mnt bayi pusat
lahir

Tunggu uterus Bila plasenta Beri inj


berkontraksi dan tidak lepas oxitocin 10
menekan uterus pantau smp 15 unit IM bila
kearah dorso mnt blm lahir
kranial

Menilai
uterus dan Evaluasi Lahirkan
kontraksi adanya plasenta dan
dengan baik laserasi periksa
/tidak kelengkapann
ya

Celupkan ke 2 Ikat tali pusat Selimuti bayi


tangan yg dan lepaskan dan
makai klem lalu tengkurapkan
handscoen ke rendam didada
lrtn klorin diklorin ibu(IMD)

Cek vital sign Ajarkan Pantau


dan tempatkan ibu/klrg utk kontraksi dan
alat2 dlm masase perdarahan
klorin& fundus
dekontaminasi

Buang Bersihkan ibu Celupkan


sampah sesuai dengan air sarung tangan
tempatnya DTT dan dlm klorin dan
dekontaminasi balikkan
tempat sarung tangan
persalinan
H. Hal-Hal 1.keadaan vagina
Yang 2.kantong ketuban
Perlu 3.presentasi
Diperhatikan 4.penurunan kepala
5.kontraksi uterus
6.perdarahan
7.luka jalan lahir
I. Unit Terkait 1.pelayanan kesehatan ibu
2.pelayanan laboratorium
K. Dokumen 1.inform concent,
Terkait 2.rekam medis,
3.buku register persalinan .
L. Rekaman
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan

No Dokumen : /SOP/29/AK-KTA/2019

No.Revisi : 440/ /27/2019


SOP
Tanggal terbit : 20 Maret 2019
Halaman :

UPTD Puskesmas dr. Eka Priyanto


Kotaagung NIP. 198102042008042002

A. Pengertian
B. Tujuan
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kotaagung,
Nomor: / SK / 29/ AK- KTA /2016, tentang PELAYANAN
LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS KOTAAGUNG
D. Referensi 9. Pedoman Laboratorium UPTD Puskesmas Kotaagung
10. Pedoman Laboratorium Baik Dan Benar Tahun
E. Alat Dan
Bahan
F. Langkah –
Langkah
G. Bagan Alir
H. Hal-Hal
Yang
Perlu
Diperhatikan
I. Unit Terkait Laboratorium
K. Dokumen 3. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium,
Terkait 4. Rekam medis,
5. Buku register Laboratorium.
L. Rekaman
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan

No Dokumen : /SOP/29/AK-KTA/2016

No.Revisi : 440/ /27/2018


SOP
Tanggal terbit : 20 April 2018
Halaman :

UPTD Puskesmas dr. Eka Priyanto


Kotaagung NIP. 198102042008042002

A. Pengertian
B. Tujuan
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kotaagung,
Nomor: / SK / 29/ AK- KTA /2016, tentang PELAYANAN
LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS KOTAAGUNG
D. Referensi 11. Pedoman Laboratorium UPTD Puskesmas Kotaagung
12. Pedoman Laboratorium Baik Dan Benar Tahun
E. Alat Dan
Bahan
F. Langkah –
Langkah

G. Bagan Alir
H. Hal-Hal
Yang
Perlu
Diperhatikan
I. Unit Terkait Laboratorium
K. Dokumen 6. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium,
Terkait 7. Rekam medis,
8. Buku register Laboratorium.
L. Rekaman
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan

You might also like