Professional Documents
Culture Documents
4 - Metodologi Dan Rencana Kerja
4 - Metodologi Dan Rencana Kerja
PENDAHULUAN
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
1) Prinsip penilaian yang menggunakan dasar pemikiran dengan
pendekatan prinsip supply and demand, yaitu suatu prinsip yang
mendasarkan penilaian properti ditentukan oleh keadaan pasar, yang
selalu merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli yang
masing-masing mempunyai pengetahuan yang berkelayakan.
2) Prinsip Keseimbangan yang merupakan kelanjutan dari prinsip
supply and demand, bahwa permintaan dan penawaran akan selalu
saling mengimbangi, isi mengisi, dan bergerak/ bergeser menuju
keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
3) Prinsip Penggantian (substitution principle), yang mengatakan
bahwa properti nilainya selalu ditentukan berdasarkan sejumlah uang
yang dipergunakan untuk memperoleh properti pengganti yang
sebanding sebagaimana daya guna, harapan keuntungan, manfaat,
dan fungsi atas properti tersebut. Properti yang dinilai harus
sebanding, maka formulanya adalah sebagai berikut: Nilai Indikasi
Properti = Harga jual properti + penyesuaian/adjusment. Pendekatan
ini dalam PBB-P2 digunakan untuk menentukan NJOP tanah.
b. Pendekatan Biaya (Economic Estimate / Cost Approach)
Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang dilaksanakan dengan
teknik atau metode pendekatan dengan cara memperkirakan atau
menginterpretasikan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan,
menghasilkan, atau membangun properti pada masa/waktu sekarang
dalam keadaan baru dikurangi dengan keausan, penyusutan, atau
depresiasi properti, dan kemudian ditambah dengan perkiraan nilai tanah.
Pendekatan biaya dapat dilaksanakan melalui lima langkah dasar
pelaksanaan, yaitu:
1) Penilaian tanah dalam keadaan kosong, dengan menggunakan
pendekatan data pasar.
2) Interpretasi/perkiraan nilai ganti atau reproduksi baru atas
perbaikan atau pembangunan yang berlaku saat ini.
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
3) Penentuan perhitungan penyusutan/depresiasi yang terjadi selama
umur bangunan.
4) Penentuan Nilai Indikasi Bangunan dengan cara mengurangkan
perkiraan nilai ganti/reproduksi baru dengan keausan/penyusutan
bangunan.
5) Nilai objek properti diperoleh dengan cara menambahkan Nilai
Indikasi Bangunan dengan Nilai Indikasi Tanah. Metode yang lazim
dipergunakan untuk menetapkan nilai reproduksi baru/nilai ganti
adalah Metode Kalkulasi Biaya (Cost Approach). Metode ini
menghitung nilai properti (tanah dan bangunan) dengan menganggap
tanah sebagai tanah kosong. Nilai tanah dihitung dengan
menggunakan metode perbandingan data pasar. Nilai bangunan
dihitung dengan menggunakan metode kalkulasi biaya. Nilai pasar
bangunan diperoleh dengan mengasumsikan biaya pembangunan/
penggantian baru kemudian dikurangi dengan penyusutan pada saat
penilaian. Rumus: Nilai Properti = Nilai Tanah + (Nilai Bangunan Baru
– Penyusutan). Disamping beberapa hal tersebut di atas dalam
pelaksanaan pendekatan biaya, masih ada faktor penyusutan/
depresiasi sebagai akibat penggunaan, pemakaian, dan
pendayagunaan properti, dimana yang harus diperhitungkan, yaitu: 1)
Penyusutan atau kemerosotan fisik (Physical Deterioration) adalah
suatu kehilangan nilai yang diakibatkan oleh kemerosotan, kerusakan,
keretakan, kemunduran badan/ fisik properti baik yang nampak
ataupun tidak nampak, sehingga wujud, struktur, dan elemen yang
ada menjadi menurun nilai/ harganya. 2) Penyusutan atau keausan
fungsional (Functional Obsolesence) merupakan suatu kerugian atau
kehilangan yang melekat pada properti sebagai akibat dari tidak
berfungsi atau rusaknya mekanisme alat atau perlengkapan atau
tujuan bangunan, sehingga tidak dapat memenuhi tujuan,
kenyamanan, dan keselamatan pengguna properti, misalnya,
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
lift/escalator rusak, air conditioner tidak dingin atau rusak padahal
konstruksi bangunan didesain tanpa ventilasi, pintu sering macet/tidak
dapat dibuka, jendela tidak dapat ditutup dengan benar karena engsel
telah lepas/kayu mengembang, dan lain-lain. 3) Penyusutan ekonomi
(Economic Obsolesence) yakni suatu kerugian atau kehilangan nilai
yang diakibatkan oleh kekuatan-kekuatan di luar properti yang
menyangkut faktor-faktor ekonomi/moneter atau lingkungan
masyarakat. Hal itu terjadi misalnya karena perubahan peraturan
pemerintah/zoning, perubahan nilai mata uang sebagai akibat krisis
moneter, dan lain-lain.
c. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Pendekatan pendapatan ini merupakan suatu teknik penilaian yang
menghitung atau memperkirakan pendapatan bersih yang
diproses/dianalisis berdasarkan jumlah modal investasi yang menghasilkan
pendapatan/penghasilan/return dari jumlah modal tersebut. Jumlah modal
disebut sebagai nilai kapitalisasi, pada hakikatnya adalah sejumlah
antisipasi pendapatan tahunan, dikurangi beban/biaya/bunga/gaji atau
pengeluaran pertahun, dan diperhitungkan dalam persentase (%) secara
matematis sebagai nilai kapitalisasinya. Pada dasarnya prosedur penilaian
yang ditempuh melalui pendekatan pendapatan adalah memproyeksikan
pendapatan yang diperhitungkan dapat dihasilkan oleh suatu properti
dimasa mendatang menjadinilai saat ini. Metode ini dalam penerapannya
memerlukan suatu kondisi seperti dibawah ini:
1) Kewajaran atas penghasilan/pendapatan sebagai taksiran dari
antisipasi pendapatan bersih.
2) Waktu atau saat yang menentukan dalam mendapatkan penghasilan
bersih biasanya mempergunakan umur ekonomis (economic life) dari
properti.
3) Tingkat kapitalisasi yang diubah dalam bentuk persentase (%).
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
4) Konversi pendapatan terhadap modal. Dari hal-hal tersebut di atas,
maka sesungguhnya tata cara penilaian dengan mempergunakan
pendekatan pendapatan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
Proses penentuan pendapatan/return/pulangan/penghasilan bersih; 2)
Proses kapitalisasi.
4.1.3. Cara Penilaian
Mengingat jumlah objek pajak yang sangat banyak sedangkan jumlah
tenaga penilai dan waktu penilaian dilakukan yang tersedia sangat terbatas,
maka pelaksanaan dengan dua cara, yaitu:
a. Penilaian Massal Dalam sistem ini NJOP bumi dihitung berdasarkan NIR
yang terdapat pada setiap ZNT, sedangkan NJOP bangunan dihitung
berdasarkan DBKB. Perhitungan penilaian massal dilakukan terhadap objek
pajak dengan menggunakan program komputer konstruksi umum
(Computer Assisted Valuation/CAV).
b. Penilaian Individual Penilaian Individual diterapkan untuk objek pajak
dengan kriteria:
1) Luasan Objek Pajak:
a. Luas tanah > 10.000 M2 ;
b. Jumlah lantai > 4 lantai; atau
c. Luas bangunan > 1.000 M2
2) Objek Pajak yang nilainya sama dengan atau lebih besar dari
Rp.1.000.000.000,00.
3) Objek Pajak khusus.
Pelaksanaan pendaftaran dilakukan dengan menggunakan SPOP dan
LSPOP, sedangkan untuk data-data tambahan dengan menggunakan
LKOK ataupun dengan lembar catatan lain untuk menampung
informasi tambahan sesuai keperluan penilaian masing-masing Objek
Pajak.
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
4.1.2. Penetapan
Sesuai Pasal 79 UU 28/2009, dasar pengenaan PBB-P2 adalah NJOP.
NJOP ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Besarnya NJOP ditetapkan
setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap
tahun. Keputusan Kepala Daerah dapat mencantumkan tabel klasifikasi nilai
tanah dan bangunan dan tabel DBKB sebagai dasar penetapan NJOP tanah dan
bangunan. Tabel klasifikasi dimaksud merupakan pengelompokan nilai jual rata-
rata atas permukaan bumi berupa tanah dan/atau bangunan. Sedangkan tabel
DBKB merupakan daftar yang dibuat untuk memudahkan perhitungan nilai
bangunan berdasarkan pendekatan biaya yang terdiri dari biaya komponen
utama dan/atau biaya komponen material bangunan dan/atau biaya komponen
fasilitas bangunan. Terhadap Objek pajak PBB-P2 yang tidak bersifat khusus,
NJOP ditentukan berdasarkan nilai indikasi rata-rata yang diperoleh dari hasil
penilaian secara massal. Penetapan NJOP berupa tanah adalah sebesar nilai
konversi setiap NIR ke dalam klasifikasi, penggolongan dan ketentuan nilai jual
permukaan bumi (tanah). Sedangkan NJOP berupa bangunan adalah sebesar
nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi
penyusutan fisik berdasarkan metode penilaian ke dalam klasifikasi,
penggolongan, dan ketentuan nilai jual bangunan. Sedangkan objek pajak
tertentu yang bersifat khusus, NJOP dapat ditentukan berdasarkan nilai pasar
yang dilakukan oleh pejabat fungsional penilai secara individual. NJOP Bumi
dijumlahkan dengan NJOP Bangunan merupakan NJOP total. Selanjutnya untuk
perhitungan PBB-P2 terutang, pertama kita hitung NJOP sebagai dasar
perhitungan PBB terutang. Caranya adalah mengurangkan NJOP total dengan
NJOPTKP. NJOPTKP ditetapkan paling rendah Rp10.000.000,00 dan
kemungkinan berbeda di setiap daerah. Setelah itu, kita bisa menghitung
besarnya PBB terutang dengan cara mengalikan NJOP dasar perhitungan
dengan tarif PBB.
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
4.2. ORGANISASI PELAKSANA
Organisasi pelaksana pekerjaan yang kuat, dan kompak. Dengan
demikian semua aktivitas dan alur pekerjaan dapat terkoordinir secara baik dan
lancar. Dalam organisasi tersebut terangkum se Lingkup tugas dan tanggung
jawab tenaga ahli dalam Pekerjaan Penilaian Individu Objek Khusus PT.
Cemindo Gemilang Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut:
1. Team Leader
Team Leader disyaratkan minimum seorang Sarjana Ekonomi Strata Satu
(S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi, berpengalaman dalam pelaksanaaan
pekerjaan perpajakan, serta berpengalaman dalam mengkoordinasikan
pekerjaan dan membuat laporan atas hasil pekerjaan, sekurang-kurangnya
berpengalaman efektif 6 (enam) tahun setelah lulus S1.
2. Tenaga Ahli Akuntansi [2 MM]
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
sekurang-kurangnya berpengalaman efektif 5 (lima) tahun setelah lulus S1.
4. Tim Pendukung
Tim Pendukung disyaratkan minimum lulusan SLTA sederajat dan
mampu mengoperasi komputer.
4.3.1. Persiapan
Kegiatan penyiapan dan pemantapan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
melalui proses pemahaman, pembahasan tanggapan, apresiasi, dan
penyusunan KAK berdasarkan hasil diskusi dan masukan-masukan substansi
guna mendukung tersusunnya Rencana Kerja Kegiatan.
Persiapan dan pelaksanaan pekerjaan termasuk kajian tentang peraturan
dan program-program yang terkait dan telah dikeluarkan dan diterapkan dalam
Penilaian Individu Objek Khusus PT. Cemindo Gemilang Kabupaten Lebak.
Dalam tahap persiapan ini juga dilakukan penyiapan, pemantapan dan
penyusunan indikator-indikator dan parameter-parameter yang terkait dengan
kinerja, model, serta substansi kebijakan Penilaian Individu Objek Khusus PT.
Cemindo Gemilang Kabupaten Lebak.
Kegiatan persiapan meliputi pembentukan tim kerja, koordinasi dengan
instansi terkait dan penyiapan pelaksanaan Penilaian Individu Objek Khusus PT.
Cemindo Gemilang Kabupaten Lebak Dalam persiapan Rencana Kerja termasuk
penyusunan, pembahasan, serta penyusunan usulan-usulan pemecahan
masalah, keluaran dan manfaat hasil pekerjaan dan pembuatan laporan
Pendahuluan.
Pekerjaan persiapan yang akan dilakukan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu :
Persiapan Personil, Peralatan dan Administrasi
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain :
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
Melakukan persiapan yang bersifat administratif maupun teknis
pelaksanaan kegiatan;
Mengadakan pertemuan teknis dalam rangka pemahaman dan
penyelenggaraan apresiasi terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK);
Mengadakan kesepakatan, konsolidasi dan pemantapan terhadap
Rencana Kerja (RK) pelaksanaan kegiatan pekerjaan
Pengumpulan Data Awal & Studi Literatur
Pada kegiatan ini dilakukan pengumpulan data awal yang berupa data
laporan ataupun kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan
Penyusunan Program Kerja
Pada Tahapan ini yang dilakukan antara lain
Menyusun substansi indikator-indikator dan parameter-parameter yang
sesuai dengan kebijakan Penilaian Individu Objek Khusus PT. Cemindo
Gemilang Kabupaten Lebak.
Penyempurnaan dan pemantapan substansi indikator dan parameter
masukan bahan Penilaian Individu Objek Khusus PT. Cemindo Gemilang
Kabupaten Lebak.
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
Untuk mempersiapkan kegiatan survey lapangan yang nantinya kepada
Objek Khusus PT. Cemindo Gemilang Kabupaten Lebak sehubungan akan
dilaksanakannya pekerjaan Penilaian Individu Objek Khusus PT. Cemindo
Gemilang Kabupaten Lebak.
Mengadakan koordinasi dan konsultansi dengan instansi-instansi
pemerintahan terkait sehubungan akan dilaksanakannya pekerjaan
lapangan.
Survey mengenai keadaan umum lokasi antara lain mengenai pencapaian
lokasi dan mengetahui batas-batas wilayah kegiatan.
Penentuan lokasi base camp di lapangan, sebagai lokasi pusat koordinasi
pada waktu pelaksanaan pekerjaan survey lapangan.
2. Pengumpulan Data Primer
Pada pengumpulan data primer ini dilakukan dengan menggunakan
penyebaran kuesioner terhadap sampel yang telah dipilih sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan, sampel yang efisien pada dasarnya tergantung
pada indikator atau parameter-parameter yang diinginkan.
Oleh karena itu sangatlah penting untuk melakukan pembuatan daftar
responden dan merancang suatu model rancangan responden yang
sesuai untuk mengurangi variasi antar kelompok, untuk suatu jumlah
sample yang minimum yang mewakili pada tingkat ketepatan yang
diperlukan serta melakukan wawancara (in depth interview) terhadap
stakeholder dari wawancara ini maka akan teridentifikasi dan terpetakan
relasi stakeholder kunci yang ada di lokasi yang biasanya merupakan
pedagang yang memahami mengenai perekonomian, serta mengkaji
implikasi-implikasi yang mungkin terjadi dalam konteks
pengembangannya.
3. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan Data sekunder dilakukan pada instansi-instansi terkait
untuk membandingkan dan menunjang data primer tersebut. Kegiatan
pengumpulan data akan dilakukan di tingkat Kabupaten. Pada pencarian
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
data di lapangan diharapkan terjadi proses interaksi yang dapat
menghasilkan informasi guna menunjang penentuan kebijakan dalam
pekerjaan Penilaian Individu Objek Khusus PT. Cemindo Gemilang
Kabupaten Lebak.
4.3.3. Analisa Data
Pengelompokkan data dan informasi yang didapat kedalam kelompok-
kelompok tertentu akan sangat membantu dalam menganalisa data dan
informasi. Kelompok-kelompok tersebut dapat berdasarkan geografis (termasuk
peta), kualitas dan kuantitas.
Langkah selanjutnya setelah survey pengumpulan data dilakukan di
lapangan, maka kegiatan berikutnya adalah kompilasi data. Kompilasi data akan
dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan dan
dikelompokkan berdasarkan masing-masing aspek telaahannya.
Pengelompokkan data yang sudah dilakukan ini akan mempermudah dalam
penelaahan atau analisa aspek yang akan dikaji.
Pengolahan data dilakukan secara manual dan penggunaan perangkat
komputer, untuk sample dari stake holders diproses secara manual, demikian
pula beberapa data kualitatif lainnya. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh
dari hasil penyebaran kuesioner, setelah dikompilasi dan di tabelaris, akan
diolah secara perhitungan matematis menggunakan komputer. Untuk
mengetahui hasil yang diharapkan, maka pada tahapan ini akan dilakukan
analisa terhadap data-data (data primer) yang dikumpulkan di lapangan dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions ) untuk
mendapatkan frekuensi statistik yang selanjutnya akan dievaluasi baik secara
deskriptif maupun kuantitatif.
4.3.4. Perumusan Rekomendasi
Pada tahap ini akan disusun/disiapkan terlebih dahulu sektor-sektor
potensial yang ada di wilayah studi yang kemudian akan dipilih atau ditetapkan
sektor mana yang akan diprioritaskan.
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
Dalam rangka Penilaian Individu Objek Khusus PT. Cemindo Gemilang
Kabupaten Lebak, secara garis besar terdiri dari beberapa hal, yaitu :
1. Pemahaman terhadap rencana Penilaian Individu Objek Khusus PT.
Cemindo Gemilang Kabupaten Lebak;
2. Tinjauan terhadap potensi dan masalah Penilaian Individu Objek Khusus
PT. Cemindo Gemilang Kabupaten Lebak
3. Menyesuaikan terhadap rumusan kriteria
Berdasarkan kajian sebagaimana dikemukakan diatas, maka langkah
selanjutnya adalah neyesuaikan rumusan kriteria.
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
4.4. JADWAL KEGIATAN TENAGA AHLI
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tenaga Ahli sesuai dengan spesifikasi dan
disiplin ilmu-ilmu yang diperlukan. Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan
tenaga ahli :
Tabel 4.1.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tenaga Ahli
BULAN
No. Tenaga Ahli
APRIL MEI JUNI
1. Team Leader
2. Ahli Ekonomik
3. Ahli Akuntansi Perpajakan
4. Ahli Statistk
5. Tenaga Pendukung
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
Sesuai apa yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja Tim Ahli
menguraikan tahapan kegiatan ke dalam beberapa kelompok, yaitu :
- Page 29 of 31 -
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
Devas, Nick. Brian Binder. Anne Booth. Kenneth Davey.Roy Kelly, 1989.
Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia . Penerjemah Masri Maris.
Jakarta: UI Press.
Insukindro, Mardiasmo, Widayat, W., Jaya, W.K., Purwanto, B.M., Halim, A.,
Suprianto, J., Purnomo, A.B., 1994, Peranan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
Dalam Usaha Peningkatan PAD, Buku I, KKD FE UGM, Yogyakarta.
Jaya, W.K., 1996, “Analisis Keuangan Daerah; Pendekatan Makro”, Model
Program PMSES, Kerjasama Ditjrn PUOD Depdagri dengan Pusat
Penelitian dan Pengkajian Ekonomi dan Bisnis, UGM, Yogyakarta.
Lains, Alfian, 1995. “Pendapatan Daerah Dalam Ekonomi Orde Baru” , Prisma
No. 4, 40 – 57.
Living Stone, Ian and Chartlon, Roger, 1998, “Raising Local Authority District
Renenues Through Direct Taxation in A Law-Income Developing Country:
Evaluation Uganda’s GPT”, Public Administration and Development, Vol
18, No.5, December, 499-517.
Mardiasmo dan Makhfatih, Ahmad.,2000, “Perhitungan Potensi Pajak dan
Retribusi Daerah di Kabupaten Magelang”, Laporan Akhir, Kerjasama
Pemerintah Daerah Magelang dengan PAU-SE UGM, Yogyakarta.
Prakoso, Kesit Bambang, 2005. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: UII
Press.
__________, 2014, Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2014, Tentang
Pemerintahan Daerah
__________, 2004, Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004, Tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
__________, 2009, Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2009, Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah
__________, 2001, Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001, Tentang
Pajak Daerah
Setyawan, Setu. Dan Suprapti, Eny, 2004, Perpajakan, Edisi Revisi.
Malang:Banyu-Media Publishing .
- Page 29 of 31 -