You are on page 1of 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN RESUM ASUHAN

KEPERAWATAN PADA NY.M DENGAN KATARAK

DI RUANG IBS RSUD BATANG

DI SUSUN OLEH :
ISYATUL A’LANIYAH

(201911016)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

STIKES MUHAMADIYAH KENDAL

2021
A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang

berangsur – angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat

menerima cahaya. Katarak adalah terjadinya opasitas secara

progresif pada lensa atau kapsul lensa. Umumnya akibat dari

proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun

(Thalia,2019).

Ada beberapa jenis kataran menurut (WebMD 2018), yaitu

katarak nuclear, katarak kortikal, katarak subscapular posterior,

katarak traumatic, katarak sekunder, katarak radiasi, katarak

lumelar atau zonular, katarak polar posterior, katarak polar

anterior, katarak pohon natal, katarak brunescant, dan katarak

diebetik, yang tampak seperti kepingan salju.

Menurut data terakhir dari (WHO 2018), Katarak

menyebabkan 51% dari kebutaan penduduk dunia yang mewakili

sekitar 20 juta orang. Jumlah orang yang mengidap katarak

diperkirakan semakin bertumbuh dari waktu kewaktu. Katarak

merupakan penyebab penting dari lemahnya penglihatan baik

dinegara maju maupun berkembang. Diindonesia seperti dilansir

dalam situs departemen kesehatan, diperkirakan setiap kasus

katarak bertambah sekitar 250.000 orang pertahun.


2. Etiologi

Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak

biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa di turunkan.

Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti

merokok, atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa disebabkn

oleh cedera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes) maupun

obat- obatan tertentu (misalnya kortikosteroid) (Nurarif, 2015).

Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada

bayi ketika lahir. Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit

keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa

disebabkan oleh:

a. Infeksi kongenital, seperti campak jerman

b. Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti

galaktosemia Faktor resiko terjadinya katarak

kongenitalis adalah:

a. Penyakit metabolik yang diturunkan

b. Riwayat katarak dalam keluarga

c. Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan (Nurarif,

2015).
3. Klasifikasi

Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses

penuaan. Katarak pada orang dewasa di kelompokkan menjadi:

a. Katarak immatur: lensa masih memiliki bagian yang jernih .

b. Katarak matur: lensa sudah seluruhnya keruh.

c. Katarak hpermatur: bagian permukaan lensa yang sudah

merembes melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan

peradangan pada struktur mata lainnnya (Nurarif, 2015).

4. Manifestasi Klinis

a. Penglihatan kabur seperti melihat kabut atau asap

b. Pupil mengecil akibat kekeruhan pada lensa

c. Merasa silau atau melihat cahaya yang terlalu terang

d. Pada pupil terdapat bercak putih/leukokoria

e. Mata sering berair

5. Patofisiologi

Dalam keadaan normal transparansi lensa karena adanya

keseimbangan antara protein yang dapat larut dengan protein yang

tidak dapat larut dalam membrane semipermeable. Apabila terjadi

penignkatan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein

pada bagian lain sehingga embentuk massa transparan atau bintik

kecil di sekitar lensa, membentuk suatu kapsul yang dikenal

dengan katarak. Terjadinya penumpukan cairan disintegrasi pada

serabut tersebut mengakibatkan jalannya cahayanya terhambat dan

mengakibatkan gangguan penglihatan (Thalia, 2019).


6. Pathway

Trauma Degeneratif Penyakit Lain


Perubahan Serabut Kompresi Centrral
Jumlah Protein
Meningkat

Densitas

Keruh

Katarak
Menghambat Jalan
Cahaya

Pembedahan Penglihatan berkurang/buta

Post OperasiKetajaman Penglihatan


Penurunan

Operasi

Gangguan Resiko tinggi cedera


persepsi fisik
Ansietas Gangguan rasa sensori visual
nyaman (Nyeri)
7. Komplikasi

 Glaucoma

 Uveitis

 Kerusakan endotel kornea

 Seumbatan pupil

 Edema macula sistosoid

 Endoftalmitis

 Fistula luka operasi

 Pelepasan koroid

 Bleeding

8. Penatalaksanaan Medis

a. Penatalaksanaan non bedah

 Terapi penyebab katarak

Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi

obat-obatan yang bersifat kataraktogenik seperti kortikosteroid,

fenotiasi, dan miotik kuat, menghindari radiasi dapat

memperlambat atau mencegah terjadinya proses

kataraktogenik.

 Memperlambat progresivitas

 Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipien dan

imatur:

- Refraksi dapat berubah sangat cepat, sehingga harus sering


dikoreksi
- Pengaturan pencahayaan, pasien dengan kekeruhan

dibagian perifer lensa dapat diinstruksikan

menggunakan pencahayaan yang terang. Berbeda

dengan kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya

remang yang ditempatkan disamping dan sedikit di

belakang kepala pasien akan memberikan hasil terbaik

- Penggunaan kacamata gelap, pada pasien dengan

kekeruhan lensa dibagian sentral, hal ini akan

memberikan hasil yang baik dany nyaman apabila

beraktivitas diluar ruangan.

- Midriatil, dilatasi pupil akan memberikan efek positif

pada lateral aksial dengan kekeruhan yang sedikit.

Midriatil seperti fenilefrin 5% atau tropikamid 1%

dapat memberikan penglihatan yang jelas (Nurarif,

2015)

b. Pembedahan katarak

Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasu katarak mencakup:

 Indikasi visus merupakan indikasi paling sering

 Indikasi medis

 Indikasi kosmet
B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas / istirahat

Gejala : perubahan aktifvitas biasanya/hobby sehubungan

dengan gangguan penglihatan.

b. Makan / cairan

Gejala : mual / muntah (pada komplikasi kronik / glaukoma akut)

c. Neurosensori

Gejala : gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar

terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap

penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan

dekat / merasa di ruang gelap.

d. Tanda : tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil.

e. Nyeri / kenyamanan

Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair. Nyeri tiba –

tiba, berat menetap atau tekanan pada sekitar mata.

f. Penyuluhan dan pembelajaran

Riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem

vaskular, riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor,

ketidakseimbangan endokrin.
2. Diagnosa Keperawatan

b. Pre Operasi

1) Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan

penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.

2) Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan

kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.

c. Post Operasi

1) Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur

invasif.

2) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

(bedah pengangkatan)

3. Gangguan sensori – perceptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan secara terapeutik dibatasi

3. Intervensi Keperawatan

a. Pre Operasi

Diagnosa Tujuan dan


Intervensi Rasional

Keperawatan Kriteria Hasil

Gangguan Gangguan persepsi - Orientasikan - Memperkenalkan

persepsi sensori sensori teratasi. klien terhadap pada klien tentang

visual/penglihatan Kriteria Hasil : lingkungan lingkungan dan

beruhubungan - Dengan penglihatan aktifitas. aktifitas sehingga

dengan yang - Bedakan dapat


penurunan terbatas klien kemampuan meniggalkan

ketajaman lapang stimulus


mampu melihat
penglihatan ganda pandang penglihatan.
lingkungan
diantara kedua - Menentukan
semaksimal
mata. kemampuan
mungkin.
- Observasi lapang pandang
- Mengenal
tanda tiap mata.
perubahan
disorientasi - Mengurangi
stimulus yang
dengan tetap ketakutan klien
positif dan
berada disisi dan
negative
klien. meningkatkan
- Mengidentifikasi
- Dorong klien stimulus.
kebiasaan
untuk - Menignkatkan
lingkungan.
melakukan input sensori dan

aktivitas mempertahankan

sederhana perasaan normal,

seperti tanpa

menonton TV, meningkatkan

radio, dll. stress.

- Anjurkn klien - Menurunkan

menggunakan penglihatan

kacamata perifer dan

katarak cegah gerakan.

lapang

pandang

perifer dan
catat terjadinya

bintik

buta.

Posisi pintu
harus tertutup

terbuka,

jauhkan

rintangan.

Ansietas Tujuan : ansetas - Ciptakan - Membantu

berhubungan menurun. Kriteria lingkungan mengidentifikasi

dengan Hasil : yang tenang sumber ansietas.

pembedahan yang - Mengungkapka dan relaks, - Meningkatkan

akan dijalani dan n berikan keyakinan

kemungkinan kekhawatiranny dorongan klien.

kegagalan untuk a dan ketakutan untuk - Meningkatkan

memperoleh mengenai verbalisasi keyakinan

penglihatan pembedahan dan klien.

kembali yang akan mendengarka - Meningkatkan

dijalani . n dengan proses belajar dan

- Mmungkinkan penuh informasi tertulis

pemahaman perhatian. mempunyai

tindakan rutin - Yakinkan sumber rujukan

preoperasi dan klien bahwa setelah pulang.

perawatan. ansietas - Menjelaskan

mempunyai pilihan

respon memungkinkan

normal dan klien membuat

diperkirakan keputusan

terjadi pada secara benar.

pembedahan
katarak

yang aka

dijalani.

- Tunjukan
kesalahpaha

ma yang

diekspresikan

klien, berikan

informasi

yang akurat.

- Sajikan

informasi

menggunaka

n metode

media

instruksional.

- Jelaskan

kepada klien

aktivitas

premedikasi

yang

diperlukan,

berikan

informasi

tentang aktifitas

penglihatan dan

suara yang

berkaitan

dengan periode
intra operatif.
b. Post Operasi

Diagnosa Tujuan dan


Intervensi Rasional

Keperawatan Kriteria Hasil

Gangguan rasa Tujuan : nyeri - Bantu klien dalam - Membantu

nyaman (nyeri teratasi. Kriteria mengidentifikasi menemukan

akut) Hasil : tindakan tindakan yang

berhubungan - Klien melaporkan penghilang nyeri dapat

dengan prosedur penurunan nyeri yang efektif. menghilangkan

invasive secara progresif - Jelaskan bahwa atau mengurangi

dan nyeri nyeri dapat terjadi nyeri yang efektif.

terkontrol setelah sapai beberapa jam - Nyeri dapat terjadi

intervensi setelah sampai anastesi

pembedahan. local habis,

- Lakukan tindakan memahami hal ini

mengurangi nyeri dapat membantu

dengan cara : mengurangi

 Posisi : kecemasan yang

tinggikan berhubungan

bagian kepala dengan yang tidak

tempat diperkirakan.

tidur ganti - Latihan nyeri

posisi dan tidur dengan

pada sisi yang menggunakan

tidak tindakan yang non

dioperasi. farmakologi
 Distraksi memungkinkan

klien untuk
 Latihan
memperoleh rasa
relaksasi
kontrol terhadap
- Berikan analgetik

sesuai program.
- Lapor doker jika nyeri.

nyeri tidak hilang


- Analgetk dapat
setelah ½
jam
menghambat
pemberian obat,
reseptor nyeri.
jika nyeri disertai
- Tanda ini
mual.
menunjukan

peningkatan

tekanan intra

ocular atau

komplikasi lain.

Resiko tinggi Tujuan : infeksi - Tingkatkan - Nutrisi dan

terjadinya tidak terjadi. penyembuhan luka


hidrasi yang
infeksi Kriteria Hasil : dengan :
optimal akan
berhubungan  Beri dorongan
- Tanda-tanda
meningkatkan
dengan prosedur untuk megikuti
infeksi tidak
kesehatan secara
invasive (bedah) diet seimbang
terjadi.
keseluruhan,
- Penyembuhan dan asupan
meningkatkan
luka tepat waktu. cairan yang
penyembuhan
- Bebas drainase adekuat.
pembedahan.
purulen,  Instrukskan
- Memakai
eritema dan klien untuk
pelindung mata
demam. tetap menutup
meningkatkan
mata.
penyembuhan
- Gunakan teknk
dan menurukan
aseptic untuk
kekuatan iritasi
meneteskan tetes kelopak mata

mata. terhadap jahitan

- Gunakan teknik luka.

- Teknik aseptic
aseptic untuk
membersihkan meminimalkan

mata dari dalam masuknya

keluar dengan tisu mikroorganisme

basah/bola kapas dan mengurangi

untuk tiap usapan infeksi.

ganti balutan. - Teknik aseptic

- Tekankan mengurangi

pentingnya tidak terjadinya resiko

menyentuh/mengg infeksi /bakteri

aruk mata kontaminasi

yang dioperasi. silang.

- Observasi tanda - Mencegah

dan gejala infeksi kontaminasi dari

seperti : kerusakan

kemerahan, operasi.

kelopak mata - Deteksi dini

bengkak, drainase infeksi

purulen, infeksi memungkinkan

konjungtiva, penanganan yang

peningkatan suhu. cepat untuk

- Anjurkan untuk meminimalkan

mencegah keseriusan

ketegangan pada infeksi.

jahitan dengan - Ketegangan pada

cara : jahitan dapat

menggunakan menimbulkan
kacamata protektif interupsi

dan pelindung mencipatakan

pada malam hari. jalan masuk


- Kolaborasi sesuai untuk mikro

indikasi. organisme.

- Sediaan topical

digunakan secara

profilaksis,

dimana terapi

lebih agresif

diperlukan bila

terjadi infeksi.

Gangguan sensori- Hasil yang - Tentukan - Kebutuhan

perceptual : diharapkan : ketajaman individu dan

penglihatan - Meningkatkan penglihatan, pilihan intervensi

berhubungan ketajaman catat apakah satu dan pilhan

dengan gangguan penglihatan atau kedua mata intervensi

penerimaan dalam batas terlibat. bervariasi sebab

sensori/status situasi individu. - Orientasi klien kehilangan

organ indera, - Mengenal terhadap pnglihatan terjadi

lingkungan secara gangguan lingkugan, lambat

terapeutik dibatasi, sensori dan staf/orang lai. dan progresif.

ditandai dengan berkompensasi - Observasi tanda- - Memberikan

menurunnya terhadap tanda gejala peningkatan

ketajaman, perubahan. disorientasi kenyamanan dan

gangguan pertahankan kekeluargaan,

penglihatan, pengamanan menurunkan

perubahan tempat tidur emas dan

respon biasanya sampai benar- disorientasi pasca


terhadap benar sembuh dari operasi.

rangsangan. anastesi. - Terbangun dalam

- Ingatkan klien
lingkungan yang
menggunakan ta dikenal

kacamata mengalami

katarak keterbatasa

yang tujuannya penglihatan dapat

memperbesar ± mengakibatkan

25% penglihatan bingung pada

perifer hilang. orang tua.

- Perubahan

ketajaman dan

kedalaman

persepsi dapat

menyebabkan

bingung

meningkatkan

resiko cedera

sampai pasien

belajar untuk

mengkompensasi
DAFTAR PUSTAKA

Webmd, 2018. Health Cataracts. Diakses Tanggal 7 April

2020

https://www.webmd.com/eye-health/cataracts/catar

acts-types#1.

Who, 2018. Causes Bliddness Priority. Diakses Tanggal 7 April 2020

https://www.who.int/blindness/causes/priority/endlex1.htmnl.

Hannah, Thalia. S. 2019. Laporan Pendahuluan Katarak. Diakses

pada tanggal 07 april 2020. http://id.scribd.com.

Nurarif. A. H. Dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan

Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC- NOC.

Jogjakarta: Mediaction

You might also like