Adinda Putri I (P27820319052)

You might also like

You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

PERNAFASAN ATAS (ISPA)

Dosen: Heru Sulistijono, S.Kep.Ns.M.Kes

Tingkat 1 Reguler B

Disusun oleh:

Adinda Putri Irawan (P27820319052)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA PRODI

DIII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO

TAHUN AJARAN 2019/2020


Laporan Pendahuluan

Infeksi Sauran Pernafasan Akut (ISPA)

A. Pengertian
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bagian atas adalah penyakit infeksi
yang sangat umum dijumpai pada nak-anak dengan gejala batuk, pilek, panas atau
ketiga gejala tersebut muncul secara bersamaan (Meadow, Sir Roy. 2002:153).
ISPA adalah infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran
nafas di sebelah atas laring. Kebanyakan penyakit saluran nafas mengenai bagian atas
dan bawah secara bersama-sama atau berurutan, tetapi beberapa di antaranya
melibatkan bagian-bagian spesifik saluran nafas secara nyata. Yang tergolong ISPA
bagian atas di antaranya adalah: Nasofaring akut (selesma), Faringitis akut (termasuk
tonsilitis dan faringotosilitis) dan rhinitis.
Penyebaran infeksi (bila terjadi)tergantung pada pertahanan tubuh dan infeksi
agent/kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu,
usia dari bayi/neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak
tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca.

B. Etiologi
Penyebab ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptococcus, staphylococcus,
pneumococcus, haemophylus, bordetella dan corinebacterium. Virus penyebab ISPA
antara lain adalah golongan miksovirus, adenovirus, coronavirus, picornavirus,
micoplasma, herpesvirus dan lain-lain (Suriadi, Yuliani R, 2001).
Pada bayi dan anak-anak, virus-virus influenza merupakan penyebab
terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas daripada saluran nafas
bagian bawah (DepKes RI, 2007). Faktor lain dari penyakit ISPA antara lain:
1) Usia
Anak bayi kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit ini lebih besar
dibanding dengan anak yang usia lebih tua karena daya tahan tubuh yang berbeda
2) Status Imunisasi
Anak yang status imunisasi yang lengkap dan tergolong daya tahan tubuhnya yang
bail lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki status imunisasi
yang baik
3) Lingkungan
Menjadi faktor yang penting. Apabila udara yang dihirup tidak bagus seperti
polusi udara di kota-kota besar dan suhu cuaca yang berbeda-beda dapat
menyebabkan timbulnya ISPA pada anak.
C. Manifestasi Klinis
a) Batuk
b) Nafas cepat
c) Bersin
d) Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung
e) Nyeri kepala
f) Demam tinggi
g) Tidak enak badan
h) Hidung tersumbat atau pilek
i) Kadang-kadang sakit menelan

D. Patofisiologi
ISPA disebabkan oleh virus atau kuman, haemophylus influenzae, clamydia
trachomatis, mycoplasma, dan pneomokokus yang menyerang dan menginflamasi
saluran pernafasan (hidung, faring, laring) dan memiliki manifestasi klinis seperti
demam, meningismus, anorexia, vomiting, sumbatan jalan napas dan lain-lain. Dan
suara nafas wheezing, stridor, crackless, dan lain-lain
E. Pathway

Invasi kuman

Peradangan pada saluran


inflamasi pernapasan Perubahan status
(faring dan tonsil) kesehatan pada anak

Merangsang pengeluaran
zat-zat seperti mediator Kuman melepas Kurang pengetahuan
kimia, bradikinin, seroton endotoksin orang tua
n, histamin, dan ?
prostaglandin Merangsang tubuh untuk
melepas zat pirogen oleh Perubahan status
leukosit kesehatan pada anak
Nociseptor

Hipotalamus ke bagian Stessor bagi orang tua


CSpina cord tentang penyakit
termoregulator

Thalamus Suhu tubuh meningkat


Koping tidak efektif

Korteks serebri Hipertermi


Cemas

Nyeri Merangsang mekanisme


pertahan tubuh terhadap
adanya mikoorganisme Hospitalisasi
Pola napas tidak
efektif
Meningkatkan produksi Proses perubahan
mucus oleh sel-sel basilia keluarga
sepanjang saluran
pernapasan
Sistem imun menurun
Suplai O2 ke jaringan Penumpukkan sekresin
menurun mucus pada jalan napas
Resiko infeksi

Penurunan metabolisme Obstruksi jalan napas


sel

Bersihan jalan napas


Intoleransi aktivitas tidak efektif
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang lazim dilakukan:
a) Pemeriksaan kultur/biakan kuman (swab), hasil yang di dapatkan adalah biakan
kuman (+) susai dengan jenis kuman
b) Pemeriksaan tekan darah atau hitung darah (deferential count), laju endap darah
meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan biasa juga disertai dengan
adanya thrombositopenia
c) Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan (Suriadi, Yuliani R. 2001).

G. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama dilakukan terapi adalah menghilangkan adanya obstruksi dan
adanya kongesti hidung pergunakanlah selang dalam melakukan penghisapan lendir
baik melalui hidung maupun melalui mulut. Serta obat yang lain seperti analgesik
serta antipiretik. Antibiotik tidak dianjurkan kecuali ada komplikasi purulenta pada
secret
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi
telengkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase
sekret akan lebih mudah keluar.
Prinsip perawatn ISPA antara lain:
1. Meningkatkan istirahat minimal 8 jam perhari,
2. Meningkatkan makanan bergizi
3. Bila demam beri kompres dan banyak minum,
4. Bila hidnung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan/tissue yang bersih
5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian tipis yang cukup tipis tidak
terlalu ketat
6. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan kompres, dengan
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es)
7. Mengatasi batuk, dianjurkan memberi obat bantuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu
½ sendok teh, diberikan tiga kali sehari.
Daftar pustaka

Abduh, saad. 2013. “ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERNAPASAN ATAS (ISPA).” https://www.slideshare.net/septianraha/askep-ispa-
26893852
Fabriyani, Intan. 2016 .”LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK DI RUANG POLI ANAK BLUD dr.
Doris sylvanus PALANGKA RAYA.”
https://www.academia.edu/30255209/LAPORAN_PENDAHULUAN_ispa_baru_nih.do
cx
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR

Tgl. Pengkajian : 15 Juli 2019 No. Register : 245/02/2009

Jam Pengkajian : 09.00 Tgl. MRS : 15 Juli 2019

Ruang/Kelas : 2

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Nn. T Nama : Ny. M
Umur : 5 tahun Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :- Pekerjaan : Guru Sma
Pekerjaan :- Alamat : Jln. Kali Sari No. 8
Gol. Darah :O Hubungan dengan Klien : Ibu
Alamat : Jln. Kali Sari No. 8

II. KELUHAN UTAMA


1. Keluhan Utama Saat MRS
Keluarga Klien mengatakan bahwa sering merasakan keluhan batuk berdahak dan pilek

2. Keluhan Utama Saat Pengkajian


Keluarga klien mengatakan tetap merasakan keluhan batuk berdahak dan pilek

III. DIAGNOSA MEDIS


Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA)

IV. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Penyakit Sekarang
P: Keluarga klien mengatakan bahwa batuk berdahak yang disebabkan karena adanya
penyumbatan pada hidung dengan sekret yang menyumbat saluran pernafasan.
Q: Keluarga klien mengatakan bahwa batuk berdahak dan pilek terjadi secara berulang-ulang
R: Keluarga mengatakan bahwa anak mengalami batuk berdahak dan pilek didaerah
tenggorokkan dan hidung yang kemerahan
S: Keluarga klien mengatakan bahwa batuk dan pilek dengan skala 2 dari 1-5
T: Keluarga klien mengatakan bahwa keluhan demam dan batuk yang dirasakan saat anak
sedang istirahat atau tidur selama 3 hari lebih

2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Keluarga klien mengatakan bahwa anaknya tidak pernah mengalami keluhan penyakit seperti
yang dialaminya sekarang. Hanya saja klien mempunya alergi terhadap susu sapi
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota yang pernah mengalami keluhan penyakit seperti penyakit klien

V. RIWAYAT POLA FUNGSI KESEHATAN KLIEN


1. Pola Aktifitas Sehari-hari (ADL)

ADL Di Rumah
Di Rumah Sakit
Pola persepsi - manajemen Klien tidak mengetahui penyakit Setelah dirumah sakit, klien
kesehatan yang diderita anaknya mengetahui penyakit yang
diderita anaknya

Pola nutrisi - metabolik Klien mengatakan tidak ada Klien makan 3 kali sehari
alergi dalam makanan tetapi dengan makan-makanan yang
alergi pada susu sapi, selain itu mengandung nutrisi yang baik.
klien sering minum air putih Kaya dengan lemak, protein,
dingin dan susu formula soya vitamin yang tinggi. Selain itu
(kedelai) dan kurang nafsu klien juga minum susu formula
makan. Barat badannya pun soya sesuai kebutuhan.
menurun

Pola eliminasi - Klien BAB 1 kali sehari, dengan -klien BAB 1 kali sehari,
warna coklat kegelapan dengan warna coklat
- Klien BAK ±5 kali sehari - klien BAK ±5 kali sehari
dengan warna kuning kehitaman dengan warna kuning cerah
- Kulit klien terasa kering - Kulit klien terasa kering

Pola latihan – aktivitas Klien dapat melakukan aktifitas - Klien tidak dapat bergerak
seperti bermain didalam rumah dan merasa lemas untuk
maupun diluar rumah melakukan aktivitas
- Klien berbaring diatas tempat
tidur
- Klien beristirahat dengan
dengan cukup
ADL Di Rumah
Di Rumah Sakit
- klien melakukan aktivitas
dibantu oleh orangtuanya
Pola kognitif perseptual Klien mampu berkomunikasi Klien tidak mampu
dengan baik dengan kedua berkomunikasi dan hanya
orang tuanya. Indra penciuman istirahat ditempat tidur atau
anak terganggu digendong oleh orangtua nya.
Indra penciuman anak mulai
membaik

Pola istirahat tidur Klien tidur ±7 jam dalam sehari -Klien lebih banyak istirahat
mulai jam 23.00-05.00 (jam tidur karena badan lemah dan
tidak tertentu) sering mengeluh dalam susah
bernafas

Pola konsep diri – persepsi diri Keluarga klien tidak menyadari Keluarga klien cuti beberapa
anaknya sedang sakit. Maka dari hari untuk menjaga anaknya di
itu keluarga klien menitipkan rumah sakit karena khawatir
anaknya kepada neneknya dengan kondisi anaknya
karena sibuk bekerja

Pola peran dan hubungan Hubungan klien dengan keluarga Hubungan klien dan keluarga
baik-baik saja klien baik-baik saja

Pola reproduksi/seksual Klien tidak mengalami gangguan Klien tidak mengalami


reproduksi. Keluarga klien gangguan reproduksi. Keluarga
mengatakan penyakit yang klien mengatakan penyakit
sekarang tidak ada hubungan yang sekarang tidak ada
dalam gangguan reproduksi hubungan dalam gangguan
reproduksi.

Pola pertahanan diri (koping toleransi Klien tidak merasakan stres Klien merasa jenuh, mudah
stress) atapun sedih, karena ia selalu marah, dan menangis karena
ADL Di Rumah
Di Rumah Sakit
dihibur ataupun bermain denga bosan tidur ditempat tidur.
kakek dan neneknya ketika Jalan-jalan pun tidak mampu
orangtuanya sibuk bekerja, karena pusing
selain itu saat waktu liburan
orangtuanya mengajak pergi
jalan-jalan

Pola keyakinan dan nilai Keluarga klien mengajarkan Klien lemas dan tidak bisa
anaknya ibadah sholat 5 waktu melakukan apapun karena
dan terus mengaji disaat waktu emosionalnya tidak terkendali
luang (rewel, nangis)

VI. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum
Pada saat pengkajian keadaan pasien tampah lemah

B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital


Tekanan darah: 75/45 mmHg
Nadi : 73×/menit
Suhu : 38,2 ̊ C
RR : 25×/menit
TB : 110 cm
BB : 21 kg

C. Pemeriksaan Wajah
1. Mata
 Kesimetrisan mata normal
 Kelopak mata normal
 Warna iris hitam
 Ketajaman pengelihatan kurang
 Tidak ada benjolan atau luka
 Reaksi pupil terhadap cahaya normal
 Tidak ada lesi
2. Hidung
 Adanya pembengkakan didalam hidung
 Ketajaman penciuman tidak normal
 Pembesaran/polip nomal
 Membran mukosa hidung tampak kemerahan

3. Mulut
 Bibir tampak pucak
 Warna lidah pucat
 Adanya nyeri telan
 Adanya sekret di bagian laring
 Tenggorokkan adanya pembengkakan

4. Telinga
 Bentuk simetris
 Ukuran telinga normal
 Tidak ada pendarahan
 Tidak ada perforasi
 Tidak ada lesi

D. Pemeriksaan Kepala Dan Leher


1. Kepala
 Bentuk bulat normal
 Simetris
 Penyebaran rambut merata
 Tidak ada lesi

2. Leher
 Bentuk leher simetris
 Tidak ada peradangan
 Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada nodus
limfe servikalis

 Posisi trakea normal


 Tidak ada lesi

E. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan


 Ketajaman pengelihatan kabur
 Pemeriksaan lapang pandang

F. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran/Penghidu/tengorokan


 Klien tidak ada gangguan pendengaran
 Klien memiliki gangguan pada penghidu
 Klien memiliki gangguan pada tenggorokkan

G. Pemeriksaan Thoraks/dada
1. Pemeriksaan Paru
Inspeksi:
 Bentuk torak normal (normal chest)
 Susunan ruas tulang belakang normal
 Pernapasan cuping hidung tidak normal
 Getaran anatara kanan dan kiri sama
 Adanya suara nafas tambahan yaitu wheezing
 Batuk produktif

Palpasi:
 getaran antara kanan dan kiri sama

2. pemeriksaan Jantung
Palpasi:
 dinding torak terasa lemah

H. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi:
 bentuk perut agak cembung
 bentuk simetris perut normal
Auskultasi:
 suara usus/peristaltik normal
Perkusi:
 adanya suara tymphani

I. Pemeriksaan Punggung Dan Tulang Belakang


 Tidak ada pembengkakan
 Tidak ada lesi
 Tidak ada nyeri tekan

J. Pemeriksaan Kulit/Integument
Inspeksi:
 tidak ada lesi
 tidak ada jaringan parut
 warna kulit coklat kuning normal
Palpasi:
 tekstur halus
 turgor kulit normal
 tidak ada nyeri tekan

K. Pemeriksaan Fungsi Neurologi


 Suhu tubuh tidak normal
 Ada nyeri bagian tenggorokkan dan hidung

VII PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK MEDIK


 DARAH LENGKAP : (15 Juli 2019)
Leukosit : 2.500/ µL
Eritrosit :1.2 jt / µL
Trombosit : 200.000/ µL
Haemoglobin: 10.7 gr/dl
Haematokrit:36.0 gr/dl

VIII TINDAKAN DAN TERAPI

Perawat yang mengkaji

Ttd

( Nama Lengkap )

ANALISIS DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS: Bersihan jalan napas tidak


Terpapar polusi udara
- Klien mengatakan efektif
yang terus menerus
sering batuk dan hidung
tersumbat
- Adanya sekret di
daerah tenggorokkan Hypertrofi dan hyperplasia
kelenjar mucus serta metaplasi
DO: sel goblet
Pasien tampak lemah
- Tanda-tanda Vital
Sekret terakumilasi pada
TD : 75/45 mmHg
jalan napas
Nadi: 73×/menit
Suhu: 38,2 ̊ C
RR : 25×/menit Penurunan kemampuan
TB :110 cm untuk mengeluarkan
BB : 21 kg sekret

Bersihan jalan napas tidak


efektif

DS: Gangguan menelan


- Klien mengatakan Infasi mikroorganisme
susah dalam menelan dalam tubuh
makanan
- Klien mengatakan Penumpukkan sekret di
kurang nafsu makan faring
DO:
- Berat badan klien Meningkatkan aktivitas
menurun seluler
- Porsi makan tidak
dihabiskan
Gangguan menelan
DS: Hipertermi
- Klien mengatakan Mikroorganisme dari zat
mengalami demam patogen masuk kedalam
sejak 3 hari yang lalu hidung
DO:
- Klien tampak lemah dan
demam dengan suhu Tubuh mengeluarkan antibodi
tubuh 38,2 ̊ C berlebihan tidak dapat
membedakan antibodi dan
antigen

Penumpukkan sekret di
daerah saluran napas

Hipotalamus memberi sinyal untuk


mengeluarkan reaksi suhu tubuh
dan demam (Thermostat)

Hipertemi
RUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif dihubungan dengan penurunan kemampuan untuk mengeluarkan
sekret yang terakumulasi di jalan napas
..........................................................................................................................................................
2. Gangguan menelan berhubungan dengan pola nafsu yang menurun akibat tertumpuknya sekret di
daerah laring
..........................................................................................................................................................

3. Hipertermi berhubungan dengan termostat yang bekerja untuk membunuh mikroorganisme/zat


patogen yang masuk kedalam hidung secara berlebihan akibatnya sistem antibodi meningkat
.......................................................................................................................................................

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif dihubungan dengan penurunan kemampuan untuk mengeluarkan
sekret yang terakumulasi dijalan napas
..............................................................................................................................................................
2. Gangguan menelan berhubungan dengan pola nafsu makan menurun akibat tertumpuknya sekret
di daerah laring
..............................................................................................................................................................
PERENCANAAN

NO DIAGNOSIS TUJUAN RENCANA RASIONAL TT


KEPERAWATAN (SLKI) (SIKI)
NAMA JELAS

1. Bersihan jalan Diharapkan setelah Kode 1.01001 1. Agar mengetahui pola


nafas tidak efektif dilakukan asuhan (manajemen jalan napas klien yang
d.d. penurunan keperawatan 2×24 jam napas) terganggu setelah
kemampuan jam pola napas 1. Monitor pola napas rencana dilakukan
untuk membaik dengan 2. Monitor bunyi 2. Agar mengetahui
mengeluarkan kriteria hasil: napas adanya bunyi nafas
sekret yang 1. Dispnea 3. Monitor sputum tambahan atau tidak
terakumulasi meningkat dengan 4. Lakukan yang di dalam klien
dijalan napas skala 5 dari 1-5 penghisapan lendir setelah rencana
2. Frekuensi napas 5. Berikan minuman dilakukan
meningkat skala 5 hangat 3. Agar mengetahui
dari 1-5 6. Kolaborasi banyaknya produksi
3. Pola napas pemberian sputum yang
meningkat dengan bronkodilator, dampaknya susah
skala 5 dari 1-5 ekspektoran, bernafas setelah
4. Monitor tanda mukolitik, jika perlu rencana dilakukan
tanda vital 4. Agar klien dapat
meningkat dengan menghilangkan
skala 5 dari 1-5 sputum untuk
(Kode L.01001) sementara setelah
minum air hangat
setelah dilakukan
5. Agar produksi lendir
secara berlebihan
hilang setelah
dilakukan rencana.
6. Agar bisa mengontrol
kondisi pasien apabila
berkolaborasi dengan
tenaga medis lain

2. Gangguan Diharapkan setelah Kode 1.01018 1. Untuk memantau


menelan b.d. dilakukan asuhan (Pencegahan Aspirasi) status pernapasan
pola nafsu keperawatan 2×24 jam 1. Monitor status klien meningkat atau
makan menurun pola menelan membaik pernapasan tidak setelah rencana
akibat dengan kriteria hasil: 2. Monitor tingkat dilakukan
tertumpuknya 1. Usaha menelan kesadaran, batuk, 2. Untuk memantau
sekret di daerah yang membaik muntah dan kondisi klien dalam
dengan skala 5 kemampuan hal fisiologis setelah
laring dari 1-5 menelan rencana dilakukan
2. Reflek menelan 3. Monitor bunyi 3. Untuk memantau
yang membaik napas terutama reaksi bunyi nafas
dengan skala 5 setelan yang di rasakan klien
dari 1-5 makan/minum setelah makan/minum
3. Produksi batuk 4. Berikan makanan setelah rencana
menurun dengan dengan ukuran dilakukan
skala 5 dari 1-5 kecil atau lunak 4. Agar mempermudah
Kode (L.06052) 5. Berikan obat oral klien untuk memenuhi
dalam bentuk cair kebutuhan nutrisi
setelah rencana
dilakukan
5. Untuk mempermudah
klien untuk minum
obat agar bisa
menelan ke dalam
oral
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)

NO HARI/TGL/JAM DX KEPERAWATAN TINDAKAN KEPERAWATAN TT

NAMA JELAS

1. Senin, Bersihan jalan nafas tidak - Merapikan lingkungan sekitar


15 Juli 2019 efektif d.d. penurunan pasien
kemampuan untuk - Mengontrol suhu ruangan
mengeluarkan sekret yang - Mempersilahkan pasien untuk
terakumulasi dijalan napas beristirahat
- Memonitor tanda-tanda vital klien
- Memposisikan pasien dalam
keadaan yang nyaman
- Memberikan oksigen dengan
masker oksigen, nasal prongs,
kateter nasofaring 6-8 FG
- Memberi cairan infus untuk
kebutuhan elektrolit klien

1. - Memonitor pola napas


(normal/tidak), bunyi napas (masih
ada wheezing atau tidak), sputum
di dalam sistem pernafasan
- Melakukan penghisapan lendir
- Memberikan minuman hangat (air
atau susu hangat)
- Melakukan penghisapan lendir
menggunakan mucus extractor
onemed, nose cleaner, suction
pump bayi, dan lain-lain

2. Senin, Gangguan menelan b.d. - Merapikan lingkungan sekitar klien


15 Juli 2019 pola nafsu makan menurun - Membangun bina saling percaya
akibat tertumpuknya sekret dan menghibur klien
di daerah laring - Memonitor tanda-tanda vital
- Memonitor tingkat kesadaran,
batuk, muntah dan kemampuan
menelan
2. - Mencoba untuk melihat
kemampuan menelan klien dengan
merayu klien makan-makanan
yang halus serta di hias yang
semenarik mungkin
- Mengecek pola napas pasien
setelah istirahat di malam hari dan
setelah makan/minum
- Memberi obat antipiretik dan
ekspektoran untuk menurunkan
demam serta mengurangi sekret
dengan obat sirup
EVALUASI

NO HARI/TGL/ DX CATATAN PERKEMBANGAN EVALUASI TT


KEPERAWATAN
JAM (SOAP/SOAPIER) NAMA
JELAS

1. Senin, Bersihan jalan S: Klien batuk berkurang tetapi


15 juli 2019 nafas tidak efektif masih ada keluhan hidung
d.d. penurunan tersumbat dan demam masih tinggi
kemampuan untuk O: pasien tidak tampak lemas
mengeluarkan TTV:
sekret yang TD : 80/50 mmHg
terakumulasi Nadi : 80×/menit
dijalan napas Suhu : 37 ̊ C
RR : 29×/menit
A: masalah pola jalan nafas dan
demam teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan

2. Gangguan S: Klien mengatakan bisa menelan


menelan b.d. pola makanan sedikit dan nafsu makan
nafsu makan meningkat
menurun akibat O: Berat badan klien sedikit
tertumpuknya meningkat dan porsi makan hampir
sekret di daerah dihabiskan
laring TB : 110 cm
BB : 22 kg
A: masalah gangguan menelan
dapat teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan

1. Selasa, Bersihan jalan S: Klien batuk berkurang dan tidak


16 Juli 2019 nafas tidak efektif ada hidung tersumbat
d.d. penurunan O: pasien tidak tampak lemas
kemampuan untuk TTV:
mengeluarkan TD : 100/60 mmHg
sekret yang Nadi : 85×/menit
terakumulasi Suhu : 36,5 ̊ C
dijalan napas RR : 30×/menit
A: masalah pola jalan nafas dan
demam teratasi
P: intervensi diberhentikan
2. Gangguan S: Klien mengatakan bisa menelan
menelan b.d. pola makanan sedikit dan nafsu makan
nafsu makan meningkat
menurun akibat O: Berat badan klien sedikit
tertumpuknya meningkat dan porsi makan hampir
sekret di daerah dihabiskan
laring TB : 110 cm
BB : 25 kg
A: masalah gangguan menelan
dapat teratasi
P: intervensi diberhentikan
(Klien diperbolehkan untuk pulang)

You might also like