You are on page 1of 28

MAKALAH KELOMPOK

MIOMI UTERI

1. Aryo Sulaksono 20201862


2. Berliana Rizka L 202021864
3. Dwi Utami20201879
4. Filipus Konandito B 20201888
5. Tusy Arwiyanti 20201916

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGESTI WALUYO
TEMANGGUNG
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah Miomi Uteri tepat pada waktunya. Makalah ini berisi tentang
teori dan uraian konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
miomi uteri. Makalah ini disusun untuk mmenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
Ucapan terimkasih kami sampaikan kepada :

1. Ibu Eka Ratnawati, M.Kep.,Ns. selaku dosen koordinator


dan dosen pengampu mata kuliah Maternitas
2. Ibu Monica Kartini,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen
pengampu mata kuliah Maternitas
3. dr.Bayu Aji Nugroho, Sp.OG. selaku dosen pengampu mata
kuliah Maternitas
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang kami miliki. Dengan
segala kerendahan hati, saran dan kritik sangat kami harapkan dari
pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah pada waktu mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya serta bagi teman teman yang lain pada umumnya.

Temanggung, 8 April 2022

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................... 1

BAB II ISI
A. KONSEP MEDIS.............................................................................. 3
3.1 Pengertian Miom uteri............................................................... 3
3.2 Etiologi Miom uteri................................................................... 4
3.3 Tanda Gejala Miom Uteri......................................................... 4
3.4 Patafisiologi............................................................................... 7
3.5 Pathway..................................................................................... 8
3.6 Komplikasi................................................................................ 8
3.7 Pemeriksaan Diagnostik............................................................ 9
B. ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................... 10
3.8 Pengkajian................................................................................. 10
3.9 Pemeriksaan Fisik..................................................................... 13
3.10 Diagnosa Keperawatan.............................................................. 14
3.11 Rencana Tindakan..................................................................... 15
3.12 Rencana Evaluasi...................................................................... 21

BAB III PENUTUP................................................................................. 22


3.1 Kesimpulan............................................................................... 22
3.2 Saran.......................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 23

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 ( Myoma Uteri ).............................................................................................2


Gambar 1. 2 ( Myom uteri )...............................................................................................7
Gambar 1. 3 ( pathway miomi uteri ).................................................................................8

4
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mioma uteri adalah suatu tumor yang pertumbuhannya dimana
massa atau daging di dalam atau diluar rahim terus bertumbuh dan
membesar, tetapi tidak bersifat ganas. Mioma dapat muncul di satu
atau beberapa titik. Pada umumnya Mioma terletak di bagian dinding
dan bentuknya menonjol ke bagian rongga endometrium(Yatim, 2008).

5
Mioma biasanya tergolong jinak, jarang ditemukan bahwa mioma
dapat menjadi ganas. Tetapi sebagian mioma yang menjadi ganas
dikenal dengan nama Leiomiosarkoma yang dapat menyebabkan
kematian pada jaringan atau sirkulasi akut(Nuraeni & Wianti, 2018)

2. Tujuan

a. Tujuan umum

Mempelajari ke dalaman teori terkait dengan topic pasien


dengan miomi uteri dalam keperawatan maternitas dan
meningkatkan pengetahuan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien penderita miomi uteri.
b. Tujuan khusus
1) Membahas pengertian, etiologi, tanda gejala, manifestasi klinis,
penatalaksanaan penyakit miomi uteri
2) Melakukan pengkajian pada pasien yang mengalami miomi
uteri
3) Menegakkan diagnose keperawtan pada pasien miomi ueri
4) Menyusun perencanaan tindakan keperawatan yang mengalami
miomi uteri
3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan adalah :
1. Mafaat teoritis
Menemukan konsep teori tentang miomi uteri
2. Manfaat praktis
a. Bagi perawat
Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetauan
perawat dalam memeberikan asuhan keperawatan dan
tindakan keperawatan kepada pasien miomi uteri.
b. Bagi pasien
pasien dapat memperoleh asuhan keperawatan yang
berkualitas berdasarkan membantu menangani masalah
keperawatan yang dihadapi oleh pasien

6
c. Bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman serta
wawasan di bidang keperawatan khususnya dalam
menangani pasien dengan miomi uteri.

BAB II
ISI

A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian

7
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul
yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut
fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini
merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada traktus genitalia
wanita, terutama wanita sesudah produktif (menopouse). Mioma uteri
jarang ditemukan pada wanita usia produktif tetapi kerusakan reproduksi
dapat berdampak karena mioma uteri pada usia produktif berupa
infertilitas,abortus spontan, persalinan prematur dan mal presentasi
(Nuraeni & Wianti, 2018).

Gambar 1. 1 ( Myoma Uteri )


(Yatim, 2008)

Myom atau secara kedokteran disebut juga adenomyosis atau fibroid


atau leiomyoma termasuk tumor jinak dari otot rahim, sekitar 20%
perempuan usia produktif mengidap myom (Yatim, 2008).

2. Etiologi

Menurut Nuraeni & Wianti, (2018) ada beberapa faktor yang diduga
kuat merupakan faktor predisposisi terjadinya mioma uteri :

8
1. Umur
Mioma uteri diteukan sekitar 20% pada wanita usai produktif
sekitar 40% - 50% pada wanita usai diatas 40 tahun. Mioma uteri
jarang ditemukan sebelum menarche ( mendapatkan haid ).
2. Hormon Endrogen ( endrogenous hormonal )
Konstentrasi estrogen pada jaringan moima uteri lebih tinggi dari
pada jaringan miometriumnormal
3. Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama penderita
mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita
mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan
penderita mioma uteri.
4. Makanan
Dilaporkan bahwa daging sapi, daging stengah matang
( readmeat ), dan daging babi meningkatkan insiden mima uteri,
namun sayuran hijau menurunkan insiden menurunkan mioma
uteri.
5. Kehamilan
Dapat memepengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar
estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke
uterus. Hal ini mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek
estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan
respond an faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan
produksi reseptor progesterone, dan faktor pertumbuhan epidermal.
6. Paritas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara
daibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat
melahirkan 1 ( satu ) atau 2 (dua ) kali

3. Gejala Miomi Uteri

9
Keluhan yang diakibatkan oleh mioma uteri sangat tergantung dari
lokasi,arah pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma. Hanya dijumpai
pada 20-50% saja mioma uteri menimbulkan keluhan, sedangkan sisanya
tidakmengeluh apapun. Hipermenore, menometroragia adalah merupakan
gejalaklasik dari mioma uteri. Dari penelitian multisenter yang dilakukan
pada 114 penderita ditemukan 44% gejala perdarahan, yang paling sering
adalah jenis mioma submukosa, sekitar 65% wanita dengan mioma
mengeluhdismenore, nyeri perut bagian bawah, serta nyeri
pinggang.Tergantung dari lokasi dan arah pertumbuhan mioma, maka
kandungkemih, ureter, dan usus dapat terganggu, dimana peneliti
melaporkankeluhan disuri (14%), keluhan obstipasi (13%). Mioma uteri
sebagai penyebab infertilitas hanya dijumpai pada 2-10% kasus.
Infertilitas terjadisebagai akibat obstruksi mekanis tuba falopii. Abortus
spontan dapat terjadi bila mioma uteri menghalangi pembesaran uterus,
dimana menyebabkankontraksi uterus yang abnormal, dan mencegah
terlepas atau tertahannyauterus di dalam panggul (Nuraeni & Wianti,
2018).
1) Massa di perut bawah penderita mengeluhkan merasakan
adanya massa atau benjolan diperut bagian bawah
2) Perdarahan abnormal diperkirakan 30% wanita dengan
mioma uteri mengalami kelainan menstruasi, menoregia
atau menstruasi yang lebih sering. Tidak ditemukan butki
yang menyatakan perdarahan ini berhubungan dengan
peningkatan luas permukaan endometrium atau karena
meningkatnya insidens disfungsi ovulasi. Teori ini yang
menjelaskan perdaraan yang disebabkan mioma uteri
menyatakan terjadi perubahan struktur vena pada
endometrium dan myometrium yangmemnyebabkan
terjadinya venule ectasia. Mimoetrium merupakan wadah
bagi faktor endokrin dan parakrin dalam mnegatur fungsi
endometrium. Posisi kedua jaringan ini dan aliran darah

10
langsung dari myometrium ke endometrium memfasilitasi
interaksi ini. Growth factor yang merangsang stimulasi
angiogenesis atau relaksasi tonus vaskuler dan yang
memilki reseptor pada mima uteri dapat menyebabkan
perdarahan uterus abnormal dan mnejadi target terapi
potensial. Sebagai pilihan, berkurangnya angigenik
inhibitory factor atau vasoconstricting faktor dan
reseptornya pada mima uteri dapat juga menyebabkan
perdarahan uterus yang abnormal.
3) Nyeri Perut Gejala nyeri tidak khas untuk mioma,
walaupun sering terjadi. Hal initimbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai dengan
nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaranmioma
submukosa yang akan dilahirkan, pada pertumbuhannya
yangmenyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan
dismenorrhoe.Dapat juga rasa nyeri disebabkan karena torsi
mioma uteri yang bertangkai. Dalam hal ini sifatnya akut,
disertai dengan rasa nek danmuntah-muntah. Pada mioma
yang sangat besar, rasa nyeri dapatdisebabkan karena
tekanan pada urat syaraf yaitu pleksusutero vaginalis,
menjalar ke pinggang dan tungkai bawah
4) Pressure Effects ( Efek Tekenan )Pembesaran mioma dapat
menyebabkan adanya efek tekanan padaorgan-organ di
sekitar uterus. Gejala ini merupakan gejala yang tak biasa
dan sulit untuk dihubungkan langsung dengan mioma.
Penekanan pada kandung kencing, pollakisuria dan dysuria.
Bila uretra tertekan bisa menimbulkan retensio urinae. Bila
berlarut-larut dapatmenyebabkan hydroureteronephrosis.
Tekanan pada rectum tidak begitu besar, kadang-kadang
menyebabkan konstipasi atau nyeri saat defekasi.

11
5) Penurunan Kesuburan dan AbortusHubungan antara mioma
uteri sebagai penyebab penurunan kesuburanmasih belum
jelas. Dilaporkan sebesar 27-40%wanita dengan mioma
uteri mengalami infertilitas. Penurunan kesuburan dapat
terjadi apabilasarang mioma menutup atau menekan pars
interstisialis tuba, sedangkanmioma submukosa dapat
memudahkan terjadinya abortus karenadistorsi rongga
uterus. Perubahan bentuk kavum uteri karena adanyamioma
dapat menyebabkan disfungsi reproduksi. Gangguan
implasntasiembrio dapat terjadi pada keberadaan mioma
akibat perubahan histologiendometrium dimana terjadi
atrofi karena kompresi massa tumor. Apabila penyebab lain
infertilitas sudah disingkirkandan mioma merupakan
penyebab infertilitas tersebut, maka merupakansuatu
indikasi untuk dilakukan miomektomi (Nuraeni & Wianti,
2018).

Kebanyakan myom uteri tumbuh tanpa


menimbulkan keluhan atau gejala. Pada perempuan lain
mungkin mengeluh perdarahan menstruasi lebih banyak
dari biasa, atau nyeri sewaktu menstruasi, perasaan penuh
da nada tekanan pada rongga perut, atau keluhan anemia
karena kurang darah atau nyeri pada waktu berhubungan
seksual, atau nyeri pada waktu bekerja. Perempuan lain
yang mengidap myom mengeluh susa hamil atau mudah
keguguran (Yatim, 2008).

4. Patofisiologi

Menurut (Nuraeni & Wianti, 2018) Mioma uteri mulai tumbuh sebagai
bibit yang kecil didalam miometriumdan lambat laun membesar karena

12
pertumbuhan itu miometrium mendesakmenyusun semacam pseudokapsula
atau sampai semua mengelilingi tumordidalam uterus mungkin terdapat satu
mioma akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada satu mioma yang
tumbuh intramural dalam korpus uterimaka korpus ini tampak bundar dan
konstipasi padat. Bila terletak padadinding depan uterus mioma dapat
menonjol kedepan sehingga menekandan mendorong kandung kemih keatas
sehingga sering menimbulkan keluhan miksi Secara makroskopis, tumor ini
biasanya berupa massa abu-abu putih, padat, berbatas tegas dengan
permukaan potongan memperlihatkan gambaran kumparan yang khas.

Gambar 1. 2 ( Myom uteri )


(Yatim, 2008)

Tumor mungkin hanya satu, tetapi umumnya jamak dan tersebar di


dalam uterus, dengan ukuran berkisar dari benih kecil hingga neoplasma
masif yang jauh lebih besar dari pada ukuranuterusnya. Sebagian terbenam
di dalam miometrium, sementara yang lain terletak tepat di bawah
endometrium (submukosa) atau tepat dibawah serosa(subserosa). Terakhir

13
membentuk tangkai, bahkan kemudian melekat keorgan disekitarnya, dari
mana tumor tersebut mendapat pasokan darah dan kemudian membebaskan
diri dari uterus untuk menjadi leimioma“parasitik”. Neoplasma yang
berukuran besar memperlihatkan fokus nekrosis iskemik disertai daerah
perdarahan dan perlunakan kistik, dansetelah menopause tumor menjadi
padat kolagenosa, bahkan mengalamikalsifikasi (Nuraeni & Wianti, 2018).

5. Pathway

Gambar 1. 3 9 ( pathway miomi uteri )

14
6. Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan myom uteri adalah :

1.Perdarahan sampai terjadi anemia.


2.Torsi tangkai mioma dari :
a. Mioma uteri subserosa
b. Mioma uteri submukosa
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan
infeksi.
4. Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan.
Pengaruh mioma terhadap kehamilan
a. Infertilitas.
b. Abortus.
c. Persalinan prematuritas dan kelainan letak.
d. Inersia uteri.
e. Gangguan jalan persalinan.
f. Perdarahan post partum.
g. Retensi plasenta.
Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri
a. Mioma cepat membesar karena rangsangan
estrogen.
b. Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai.
Sedangkan menurut Yatim, (2008) komplikasi yang ditimbulkan
myom uteri antara lain :
a. Perdarahan pervagina yang berat juga menimbulkan
kondisi kurang darah ( anemi ), yang boleh diatasi
dengan pemberian obat preparat besi ( iron ).
b. Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan
keluhan sulit buang air besar ( konstipasi ) atau
hemoroid. Gejala ini bisa dikurangi dengan makan sayur
dan buah setiap hari disertai air minum air banyak sehari
hari serta makanan banyak biji bijian, dan bila perlu
diberikan obat pencahar untuk mengatsi konstipsi.

15
c. Uterus robek ( rupture ) dalam keadaan hamil.Atau,
plasenta acreta ( akar jaringan plasenta ) dan increta, atau
tonus uterus yang kurang dan kemudian perdarahan
uterus.
d. Ada yang melaporkan terjadi kehamilan ektopik di
jaringan myom.

7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada miomi uteri menurut Nuraeni
& Wianti, (2018) :

1. USG untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma,


ketebalanendometriium dan keadaan adnexa dalam
rongga pelvis. Mioma jugadapat dideteksi dengan CT
scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaanitu lebih
mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG.
Untungnya,leiomiosarkoma sangat jarang karena USG
tidak dapat membedakannyadengan mioma dan
konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan.
2. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali
karena polagemanya pada beberapa bidang tidak hanya
menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih
lanjut uterus membesar dan berbentuktak teratur.
3. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai
massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan
perjalanan ureter.
4. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien
mioma submukosadisertai dengan infertilitas.
5. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
6. Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula
darah, tes fungsi hati,ureum, kreatinin darah.

16
7. Tes kehamilan.
A. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Anamnesa
1) Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2) Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis
kelamin,hubungan dengan keluarga, pekerjaan, alamat.

b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien
mioma uteri,misalnya timbul benjolan diperut bagian
bawah yang relatif lama.Kadang-kadang disertai gangguan
haid
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma
saat dilakukan pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi
tarikan, manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah
bedah dan adapun yang yang perlu dikaji pada rasa nyeri
adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri, waktudan durasi
serta kualitas nyeri.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah
diderita dan jenis pengobatan yang dilakukan oleh pasien
mioma uteri, tanyakan penggunaan obat-obatan, tanyakan
tentang riwayat alergi, tanyakanriwayat kehamilan dan

17
riwayat persalinan dahulu, penggunaan alatkontrasepsi,
pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
4. Riwaya Penyakit Keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota
keluarga mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes
melitus, hipertensi, jantung, penyakit kelainan darah dan
riwayat kelahiran kembar dan riwayat penyakit mental.
5. Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma
uteri yang perlu diketahui adalah
 Keadaan haid
Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir,
sebabmioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum
menarhe danmengalami atrofi pada masa menopause.
 Riwayat kehamilan dan persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri,
dimanamioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini
dihubungkandengan hormon estrogen, pada masa ini
dihasilkan dalam jumlah yang besar

6. Faktor Psikososial
 Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai
penyakitnya,faktor- faktor budaya yang
mempengaruhi, tingkat pengetahuanyang dimiliki
pasien mioma uteri, dan tanyakan mengenai
seksualitas dan perawatan yang pernah dilakukan
oleh pasienmioma uteri.
 Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal
diri, harga diri, peran diri, personal identity,
keadaan emosi, perhatian danhubungan terhadap
orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis

18
kegiatan yang di sukai pasien mioma uteri,
mekanisme pertahanan diri, dan interaksi sosial
pasien mioma uteri denganorang lain.

7. Pola Kebiasaan sehari-hari


Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma
uteri yangharus dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan
perubahan nafsumakan yang terjadi.

8. Pola eliminasi
Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi,
warna, BABterakhir. Sedangkan pada BAK yang harus di
kaji adalah frekuensi,warna, dan bau

9. Pola Aktivitas, Latihan


Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis
olahraga danfrekwensinya, tanyakan kegiatan perawatan
seperti mandi, berpakaian, eliminasi, makan minum,
mobilisasi

10. Pola Istirahat dan Tidur


Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma
uteri saat siangdan malam hari, masalah yang ada waktu
tidur.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
b. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
c. Pemeriksaan Fisik Head to toe

19
1) Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan
rambut.
2) Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata
simetris
3) Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konka nasal/tidak
4) Telinga : lihat kebersihan telinga.
5) Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat
kebersihanrongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya
penbesaran tonsil.
6) Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
7) Dada atau thorax : paru-paru/respirasi,
jantung/kardiovaskulerdan sirkulasi, ketiak dan abdomen.

8) Abdomen
Inspeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat
menonjol,
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
9) Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan
padaekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri
10) Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi,
perdarahan diluar siklus menstruasi
3. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian tentang respon klien


secara klinis pada masalah kesehatan yang dialami klien secara
faktual ataupun potensial dengan tujuan terindentifikasinya
respon klien individu, keluarga, serta kelompok terhadap kondisi
yang berhubungan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017).

20
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan
mioma uteri :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
inflamasi
b. Resiko syok berhubungan dengan perdarahan
c. Resiko syok berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan tubuh sekunder
d. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan
uretra
e. Risiko konstipasi berhubungan dengan penununan
motalitas gastrointestinal.
f. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

4. Rencana tindakan
Rencana tindakan pada miomi uteri Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, (2018).
a. Nyeri akut
Defenisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan
Penyebab
1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neplasma)
2. Agen pencedera kimiawi ( mis. Terbakar, bahan kimia, iritan )
3. Agen pencera fisik ( mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
prosedur operasi )
gejala dan tanda mayor
● subjektif
1. Mengeluh nyeri

● objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi meningkat

21
5. Sulit tidur

Gejala dan tanda mayor


● subjektif
-

● objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Diaforesis

Rencana Tindakan
 Tampak meringis membaik
 Bersikap protektif menurun
 Gelisah menurun
 Frekuensi nadi meingkat
 Sulit tidur menurun
 Tekanan darah meningkat
 Pola nafas berubah

Tindakan keperawatan
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intesnsitasi nyeri
2) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
3) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
4) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Rasional
1. menegetahui lokasi nyeri
2. untuk mengurangi rasa nyeri
3. untuk mengetahui penyebab, perode, dan pemicu nyeri

b. Resiko perdarahan

22
Definisi
Beresiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi di
dalam tubuh) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh)
Faktor resiko
1. Aneurisma
2. Gangguan gastrointestinal (mis. Ulkus lambung, polip,
varises)
3. Gangguan fungsi hati (mis. Sirosis hepatitis)
4. Komplikasi kehamilan (mis. Ketuban pecah sebelum
waktunya, plasenta/abrupsio, kehamilan kembar)
5. Komplikasi pasca partum (mis. Atoni uterus, retensi
plasenta)
6. Gangguan koagulasi (mis. Trombositopenia)
7. Efek agen farmakologis
8. Tindakan pembedahan
9. Trauma
10. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan
perdarahan
11. Proses keganasan

Rencana keperawatan
 Hemoglobin menurun
 Suhu tubuh menurun
 Perdarahan vagina menurun
 Koginitif menurun

Tindakan keperawatan
1. Identifikasi penyebab perdarahan
2. Istirahatkan area yang mengalami
perdarahan
3. Jelaskan tanda-tanda perdarahan
4. Kolaborasi pemberian cairan

23
Rasional
1. untuk mengidentifikasi penyebab
perdarahan
2. untuk mengistirahatkan area yang
mengakami perdarahan
3. untuk menjelaskan tanda-tanda
perdarahan

c. Resiko infeksi
Definisi
Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik
Faktor resiko
1. Penyakit kronis (mis. Diabetes melitus)
2. Efek prosedur invasif
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primern
1) Gangguan peristaltik
2) Kerusakan integritas kulit
3) Perubahan sekresi kulit
4) Penurunan kerja siliaris
5) Ketuban pecah lama
6) Ketuban pecah sebelum waktunya
7) Merokok
8) Stasis cairan tubuh
6. ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:
a) Penurunan hemoglobin
b) Imununosupresi
c) Leukopenia
d) Supresi respon inflamasi
e) Vaksinasi tidak adekuat

24
Rencana keperawatan
 Edema meningkat
 Lelah meningkat
 Batuk meningkat
 Berat badan meningkat

Tindakan keperawatan
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
dan sistematik
2. Batasi jumlah pengunjung
3. ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
4. kolaborasi pemberian imunisasi, jika
perlu

rasional
1. untuk mengetahui tanda dan
gejala infeksi
2. untuk mencegah terjadinya
infeksi silang
3. untuk mencegah pemburukan
pada infeksi

5. Rencana Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi


merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan akan tercapai sesuai
dengan apa yang ditetapkan dalam tujuan rencana keperawatan.

25
Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada
beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu: tujuan tidak
realistis, tindakan keperawatan belum tepat, faktor-faktor yang tidak
bisa diatasi. Ada beberapa macam dalam evaluasi menurut (Tim Pokja
SLKI DPP PPNI, 2019) yaitu:
1) Evaluasi formatif
Dapat dilihat dari evaluasi proses. Evaluasi ini dapat segera
dilakukan setelah melakukan tindakan keperawatan bertujuan
untuk menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan.
2) Evaluasi sumatif
Dapat dilakukan di akhir proses keperawatan, bertujuan untuk
menilai ketercapaian asuhan keperawatan yang diberikan selama
proses keperawatan

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

26
Mioma uteri atau myom merupakan tumor jinak yang sering
ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama sesudah masa produktif
( menopause ). Penyakit tersebut dapat muncul karena beberapa faktro
seperti paritas, kehamilan,makanan, riwayat keluarga, hormone endogen,
dan umur. Gejala yang ditimbulkan myom antara lain massa dibawah
perut, perdarahan abnormal, nyeri perut, efek tekanan, penurunan
kesuburan dan abortus. Dengana adanya myom uteri dan gejala yang
dirasakan maka dapat ditegakan diagnosis keperawatan yang mungkin
muncul yaitu nyeri akut, resiko infeksi, resiko syok,retensi urine, resiko
konstipasi dan ansietas.
2. Saran

Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab


dengan kondisi fisik yang sehat seseorang mampu menjalankan aktivitas
sehari-harinya tanpa mengalami hambatan. Maka menjaga kesehatan
seluruh organ yang berada didalam tubuh menjadi sangat penting
mengingat betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut tanpa
kelangsungan hidup serta aktifitas seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Nuraeni, R., & Wianti, A. (2018). Asuhan Keperawatan Gangguan Maternitas (A.

27
Rahmawati (ed.); 1st ed.). LovRinz Publishing.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Stamdar Interverensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Yatim, F. (2008). PENYAKIT KANDUNGAN (A. Soeroso (ed.); 2nd ed.). Pustaka Populer
Obor.

28

You might also like