Professional Documents
Culture Documents
UAS Filsafat Hukum Indian Mikoyan GBD 010002000100
UAS Filsafat Hukum Indian Mikoyan GBD 010002000100
Jika kita gabungkan kedua pemahaman ini maka kita dapat simpulkan bahwa Sociological Juripridence adalah hukum
yang dibuat dengan memperhatikan hukum yang hidup dalam masyarakat (living law) baik tertulis (SH formal)
maupun tidak tertulis (SH Materil) selama tidak bertentangan dengan living law.
2. Aliran Sociological Juripridence dan alira realsime ini dituangkan dalam RUU KUHP pasal 2 ayat (1) dan (2) yang
mengakui living law sebagai hukum positif. Artinya hakim dalam mengambil keputusan harus melihat hukum yang
hidup dalam masyarakat agar putusannya dapat menjadi percontohan untuk masyarakat serta membangun
masyarakat itu sendiri.
Hal ini demi menjaminnya Funsi hukum Klasik terlaksanakan, fungsi hukum klasik sendiri adalah :
1) Menjaga kemanan dan ketertiban
2) Menjalankan pembangunan
3) Alat penjaga keadilan sosial
4) Penyelesaian sengeketa
Kaidah Hukum :
Adalah yang mengatur hubungan atau interaksi antar pribadi, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka
dari itu kaidah hukum ditujukan untuk : Kedamaian, Ketentraman, dan ketertiban hidup Bersama.
Apabila dikaitkan maka agar terciptanya hukum yang ideal dan tercapainya kepastian hukum sebagaimana yang
dikatakan mazhab Positifism maka kaidah hukum juga harus dikaitkan agar terciptanya masyarakat yang damai,
tentram dan tertin dalam hidup Bersama.
Dapat disimpulkan bahwa Teori hukum murni dalam penerapannya tidak melihat aspek-aspek non yuridis / sumber
hukum materiil, sedangkan dalam Teori hukum kritis dalam penerapannya melihat aspek-aspek non yuridis / sumber
materiil, misalnya : Etika, Sosiologis, dan Politis.
5. Eugen Ehrlic mengatakan bahwa hukum terbaik adalah hukum yang tumbuh dalam masyarakat sedangkan Mazhab
hukum positif mengatakan bahwa hukum adalah hukum sebagai kehendak negara atau penguasa yang wajib ditaati
oleh semua. Namun bila dinginkan terciptanya masyarakt hukum yang ideal maka penguasa dalam membentuk
hukum harus mengangkat hukum yang tumbul dalam masyarat (living law). Hukum positif Indonesia dalam
bentuknya (das sollen) sudah mengangkat living law dalam bentuk Pancasila pada konstitusinya sebagaiman tertera
pada pembukaan UUD 1945 Aline ke-4 (yang menegaskan, bangsa Indonesia memiliki dasar dan pedoman dalam
berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila) serta mengangkat aliran positifsm dengan bentuk asas legalitas
sebagaimana tertuang pada Pasal 1 ayat (1) KUHP. Namun dalam penerapannya (das sein) masih belum sempurna.
7. Realis Amerika :
- menitik beratkan pada keputusan pengadilan, Yurispridensi sebagai hukum utama
- bukan aliran melainkan gerakan, karena tidak memiliki koknsep (tentang hakim harus bagaimana)
Realis Skandinavia :
- lebih menitik beratkan kepada seperti apa pengadilannya
- menolak pikiran metafisis dalam hukum
- dianggap tidak realis
8. Dalam penyusnan undang-undang harus ada metode yang pasti untuk memastikan hasil yang sama maka dari itu
pengaitan antara penafsiran dan konstruksi hukum dengan mazhab realisme diperlukan agar Undang-undang
tersebut memiliki subjek hukum didalamnya untuk diberikan makna oleh pembacanya, karena undang-undang
hanya kata diatas kertas sehingga membutuhkan argumentasi didalamnya.
9. Karena Sociological Jurisprudence adalah alat untuk merekayasa masyarakat, maka hukum harus dilihat sebagai
Lembaga kemasayarakatan yang berfungsi memenuhi kebutuhan sosial yang selau dalam proses membentuk
masyaratkat dengan keputusan pengadilan, perbubahan UU, amandemen, Judicial Review, dll.
10. Hukum adalah peraturan yang mengikat semua orang tanpa terkecuali (Equality before the Law) yang berasal dari
nilai-nilai kehidupan masyarakat yang kemudian tumbuh menjadi hukum yang hidup dalam masyarakat (living law)
yang kemudian diangkat menjadi hukum Positif sehinngga memiliki kepastian hukum dan memenuhi asas legalitas
demi kemaslahatan masyarakat untuk menjaga keamanan ketertiban, menjalankan pembangunan, alat penjaga
keadilan sosila, dan menyelesaikan sengketa. Dalam berjalannya kehidupan hukum juga dapat berubah demi
menyesuaikan perubahan jama, agar fungsi hukum terus terpenuhi.