REVIEW JURNAL FISIOLOGI TUMBUHAN (INGGRIS)

Nama Anggota : 1. Mia Auliani

NPM : A1D019401
Kelas : 4(empat) A

Dosen Pengampu :1. Dra. Yennita, M.si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
A. JUDUL JURNAL
The role of nutrients in drought-induced tree mortality and recovery
B. PENULIS
1. Arthur Gessler
2. Marcus Schaub
3. Nate G. McDowell
C. PUBLIKASI
New Phytologist
D. TANGGAL PUBLIKASI
8 October 2016
E. NOMOR ISSN
214: 513–520
F. LATARBELAKANG PENELITIAN
High nutrient availability may play a detrimental role in drought survival due to
preferential biomass allocation aboveground that (1) predispose plants to hydraulic
constraints limiting photosynthesis and promoting hydraulic failure, (2) increases carbon
costs during periods of carbon starvation, and (3) promote biotic attack due to low tissue
carbon: nitrogen (C : N). When nutrient uptake occurs during drought, high nutrient
availability can increase water use efficiency thus minimizing negative feedbacks between
carbon and nutrient balance. Nutrients are released after drought ceases, which might
promote faster recovery but the temporal dynamics of microbial immobilization and
nutrient leaching have a significant impact on nutrient availability.
G. METODE PENELITIAN
The research was carried out experimentally using a completely randomized design
(CRD) which consisted of 2 (two) different treatments, namely one object with low
nutrition and the other one with high nutrition.
H. HASIL PENELITIAN
Plant stature Predisposing trails Plant stature
Canopy + Hight A;A +low Canopy

+ Adjusted A;A + adjusted/ -

not adjusted
Trunk + Short Height - tall Trunk
+/- Low Biomass +/- high

Roots + Small Vessel diameter - large Roots

+ high C;N - low
- low N-Based + high
osmoprotectants
+abundant rhizopormhos -rare

Low nutrient uptake High nutrient uptake

I. KESIMPULAN
 High soil nutrient availability most likely pre-disposes plants to be more
vulnerable to hydraulic failure when subjected to drought (Fig. 1) (and they would only
become C starved when the drought is both intense and long) as the traits developed in
response to high nutrient availability implicate higher embolism risk due to imbalance in
hydraulic supply and demand. Lower long-term nutrient availability restricts growth in
height and leaf area thus minimizing plants proximity to the point of catastrophic
hydraulic dysfunction, providing a broader safety margin (Choat et al., 2012). Plants
growing in stands with low nutrient availability might, however, be susceptible to long-
lasting low intensity water stress even when the drought is not very intense if it is of
sufficient duration. This is because in contrast to plants growing under high nutrient
supply, they do not store considerable amounts of nutrients and will be more strongly
affected by decreased nutrient availability during a drought event.
J. PENUTUT DAN SARAN
This journal is very helpful, contains a lot of information that can be used as a
reference, especially for doing college assignments. The presentation of the contents of
the journal is clear, not convoluted so that it is easy to understand.
A. JUDUL JURNAL
Peran Unsur Hara Dalam Kematian dan Pemulihan Pohon Akibat Kekeringan
B. PENULIS
1. Arthur Gessler
2. Marcus Schaub
3. Nate G. McDowell
C. PUBLIKASI
New Phytologist
D. TANGGAL PUBLIKASI
8 October 2016
E. NOMOR ISSN
214: 513–520
F. LATARBELAKANG PENELITIAN
Ketersediaan hara yang tinggi dapat memainkan peran yang merugikan dalam
kelangsungan hidup kekeringan karena alokasi biomassa preferensial di atas tanah yang
(1) mempengaruhi tanaman untuk kendala hidrolik yang membatasi fotosintesis dan
mendorong kegagalan hidrolik, (2) meningkatkan biaya karbon selama periode kelaparan
karbon, dan (3) mempromosikan serangan biotik karena karbon jaringan rendah: nitrogen
(C: N). Ketika serapan hara terjadi selama kekeringan, ketersediaan hara yang tinggi
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air sehingga meminimalkan umpan balik
negatif antara karbon dan keseimbangan hara. Nutrisi dilepaskan setelah kekeringan
berhenti, yang mungkin mendorong pemulihan lebih cepat tetapi dinamika temporal
imobilisasi mikroba dan pencucian nutrisi memiliki dampak signifikan pada ketersediaan
nutrisi.
G. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari 2 (dua) perlakuan berbeda yaitu satu objek gizi rendah dan satu
objek gizi tinggi.
H. HASIL PENELITIAN
Plant stature Predisposing trails Plant stature
Canopy + Hight A;A +low Canopy

+ Adjusted A;A + adjusted/ -

not adjusted
Trunk + Short Height - tall Trunk
+/- Low Biomass +/- high

Roots + Small Vessel diameter - large Roots

+ high C;N - low
- low N-Based + high
osmoprotectants
+abundant rhizopormhos -rare
 Low nutrient uptake High nutrient uptake
I. KESIMPULAN
Ketersediaan hara tanah yang tinggi kemungkinan besar akan membuang tanaman
menjadi lebih rentan terhadap kegagalan hidrolik saat mengalami kekeringan (Gbr. 1)
(dan mereka hanya akan kelaparan C. kekeringan intens dan panjang) seiring
berkembangnya sifat-sifatnya dalam menanggapi ketersediaan hara yang tinggi
berimplikasi lebih tinggi risiko emboli karena ketidakseimbangan pasokan hidrolik dan
permintaan. Ketersediaan hara jangka panjang yang lebih rendah membatasi pertumbuhan
tinggi dan luas daun sehingga meminimalkan kedekatan tanaman titik disfungsi hidrolik
katastropik, memberikan a margin keamanan yang lebih luas. Tanaman tumbuh di
tegakan dengan ketersediaan hara yang rendah mungkin saja rentan terhadap tekanan air
intensitas rendah yang bertahan lama bahkan ketika kekeringan tidak terlalu intens jika itu
cukup durasi. Ini karena berbeda dengan tanaman yang tumbuh di bawah pasokan nutrisi
yang tinggi, mereka tidak menyimpan dalam jumlah yang banyak nutrisi dan akan lebih
dipengaruhi oleh penurunan ketersediaan nutrisi selama musim kemarau
J. PENUTUT DAN SARAN
Jurnal ini sangat membantu, berisi banyak informasi yang dapat dimanfaatkan
sebagai referensi terutama untuk mengerjakan tugas kuliah. Penyajian isi jurnal jelas,
tidak berbelit belit sehingga mudah dipahami.