You are on page 1of 4

An-Nadaa, Juni 2017, hal.

31-34

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI
MENULAR SEKSUAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
JEKAN RAYA PALANGKA RAYA

Effect of health education on the level of patient knowledge on prevention of sexually transmitted
infection in the working area at jekan raya health palangka raya

Suryagustina, Siti Santy Sianipar, Lodia Kristin Manipada


Stikes Eka Harap Palangka Raya
Email : gustin.yaya@gmail.com

Abstract
Sexually transmitted infections has now become an International problem and in a relatively rapid
periods there has been an increase in the number of sufferers in the various of countries. Sexually
transmitted infection are diseases arising from transmitted through sexual intercourse. Based on the
preliminary results of the survey in the region are almost never receive health education about sexually
transmitted infections even though the area is adjacent to the localization. This study aims to determine
the effect of Health Education on the Level of Patients Knowledge about the Prevention of Sexually
Transmitted Infections in the Working Area at Jekan Raya Health Center. The design of this study is
pre-experiment approach one-group pre-post test design. The sampling technique used is accidental
sampling, with sample are 30 respondents and analyzed with the Wilcoxon statistical test. The results
of analysis by using the Wilcoxon test obtained p-value 0.000 < 0.05, which means Ha accepted that
there is an influence of health education on the level of patients' knowledge about the prevention of
sexually transmitted infections. It is expected that the results of this study can be used as a source of
information for research and improving health care by providing health education not only to those who
are at risk but to the general population. Because they also need to know about sexually transmitted
infections and their prevention.
Keywords : Health Education, Knowledge, Level, Prevention of Sexually Transmitted
Infections

Abstrak
Infeksi menular seksual saat ini telah menjadi masalah internasional dan dalam waktu relatif
cepat terjadi peningkatan jumlah penderita dan melanda di berbagai negara. Infeksi menular
seksual adalah penyakit yang timbul atau ditularkan melalui hubungan seksual. Berdasarkan
hasil survei pendahuluan diwilayah tersebut hampir tidak pernah mendapatkan pendidikan
kesehatan mengenai infeksi menular seksual padahal wilayah tersebut berdekatan dengan
lokalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan
terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien tentang Pencegahan Infeksi Menular Seksual di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Jekan Raya. Penelitian ini menggunakan pra eksperiment dengan
pendekatan one-group pra-post test design. Teknik sampling yang digunakan yaitu exidental
sampling, dengan sampel 30 responden serta diuji dengan uji statistik Wilcoxon. Hasil analisis
dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan p-value 0,000 < dari nilai 0,05 yang artinya Ha
diterima yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pasien
tentang pencegahan infeksi menular seksual. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai sumber informasi bagi tempat penelitian dan meningkatkan pelayanan kesehatan
dengan memberikan pendidikan kesehatan tidak hanya pada mereka yang beresiko tetapi
pada masyarakat umum. Karena mereka juga perlu untuk mengetahui tentang infeksi menular
seksual dan pencegahannya.
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Tingkat Pengetahuan, Pencegahan Infeksi Menular
Seksual

31
Suryagustina : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Pencegahan Infeksi Menular Seksual…

PENDAHULUAN Raya sebanyak 29 penderita untuk HIV, dan 11


penderita untuk AIDS (Dinas Kesehatan Provinsi
Infeksi menular seksual saat ini telah menjadi Kalimantan Tengah, 2014). Dari survei pendahuluan
masalah internasional dan dalam waktu relatif cepat yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 31 Maret
terjadi peningkatan jumlah penderita dan melanda di 2016 terhadap 10 responden (100%) bahwa lima
berbagai negara (Daili, dkk, 2011). Berdasarkan hasil responden (50%) tidak tahu sama sekali saat ditanya
penelitian Darmawan (2014) menjelaskan bahwa tentang infeksi menular seksual, penyebabnya, tanda
pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap penge- gejala, penularan dan pencegahannya bahkan ada
tahuan pekerja seks komersial mengenai penyakit yang baru mendengar tentang infeksi menular
menular seksual dan juga hasil penelitian Choiriyah seksual itu sendiri. Sedangkan 5 responden (50%) lagi
(2014) menunjukkan bahwa usia, jumlah pelanggan, hanya mengetahui pengertian, dan salah satu macam
pengetahuan, dan lama kerja berhubungan dengan dari infeksi menular seksual yaitu HIV/AIDS adalah
kejadian infeksi menular seksual. penyakit yang disebabkan oleh berganti-ganti
pasangan saat berhubungan seksual. Hasil penelitian
Fenomena yang ditemukan peneliti yaitu Reviliana, dkk (2011) mengatakan bahwa faktor-
banyak masyarakat yang tidak tahu tentang infeksi faktor yang mempengaruhi penyakit menular seksual
menular seksual dan pencegahannya bahkan ada yaitu penyebab penyakit (agen), tuan (host), dan faktor
yang belum pernah mendengar sama sekali, ada lingkungan.
beberapa responden hanya tahu HIV namun tidak
tahu pengertian dan tanda gejalanya, ditambah lagi BAHAN DAN METODE
masyarakat diwilayah tersebut hampir tidak pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan atau penyuluh- Desain penelitian dalam penelitian ini adalah
an mengenai infeksi menular seksual padahal wilayah pra eksperimental dengan pendekatan one-group pra-
tersebut berdekatan dengan lokalisasi. post test design. Kelompok subjek observasi sebelum
dilakukan intervensi, kemudian observasi lagi setelah
Penelitian World Health Organization (WHO) intervensi. Teknik pengambilan sampel mengguna-
tahun 2011 mencatat 448 juta kasus baru infeksi kan teknik accidental sampling. Sampel dalam
menular seksual yang terjadi pada orang dewasa penelitian ini adalah 30 responden yang diambil dari
berusia 15–49 tahun. Laporan Survei Terpadu dan semua pasien rawat jalan yang memenuhi kriteria
Biologis Perilaku (STBP) oleh Kementrian Kesehatan inklusi. Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas
RI (2011), prevalensi infeksi menular seksual (IMS) Jekan Raya Palangka Raya. Instrumen yang
pada tahun 2011 dimana infeksi gonore dan klamidia digunakan adalah kuesioner. Analisis data dilakukan
sebesar 179 % dan sifilis sebesar 44 %. Pada kasus analisis univariat dan bivariate. Uji statistik yang
Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired digunakan yaitu uji wilcoxon
immunodeficiency syndrome (AIDS) selama delapan
tahun terakhir mulai dari tahun 2005 – 2012 HASIL PENELITIAN
menunjukkan adanya peningkatan. Kasus baru
infeksi HIV meningkat dari 859 kasus pada 2005 Berikut merupakan gambaran pengetahuan
menjadi 21.511 kasus di tahun 2012. Sedangkan kasus pasien sebelum diberi pendidikan kesehatan dapat
baru AIDS meningkat dari 2.639 kasus pada tahun dilihat pada tabel 1.
2005 menjadi 5.686 kasus pada tahun 2012. Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Pre Test Tentang
Pencegahan Infeksi Menular Seksual di
Data di Kota Palangka Raya, Kalimantan UPTD Puskesmas Jekan Raya Palangka
Tengah pada tahun 2014 dilaporkan penderita Raya.
penyakit infeksi menular seksual sebanyak 376 Pre Test Kategori f %
penderita. Penderita terbanyak adalah laki-laki Tingkat Kurang 17 57
sebesar 67,5 %. Sedangkan penderita HIV/AIDS Pengetahuan Cukup 11 37
dilaporkan dari BLUD RS dr Doris Sylvanus Palangka Baik 2 7
Total 30 100

32
An-Nadaa, Juni 2017, hal. 31-34

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30 menular seksual, faktor-faktor yang mempengaruhi


responden, terdapat 17 responden (56%) memiliki pengetahuan itu usia, pendidikan, sosial ekonomi,
tingkat pengetahuan kurang, 11 responden (37%) informasi dan pengalaman. Semakin tua usia sese-
memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 2 orang tingkat berfikirnya semakin matang. Semakin
responden (7%) memiliki tingkat pengetahuan baik. tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah
menerima informasi, seseorang yang memiliki
Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Post Test Tentang pekerjaan akan semakin mudah mendapat informasi
Pencegahan Infeksi Menular Seksual di dan pengalaman, semakin banyak informasi yang
UPTD Puskesmas Jekan Raya Palangka didapat maka semakin tinggi pula tingkat penge-
Raya. tahuannya. Hasil penelitian Satriani (2015) yang
Post Test Kategori f % membahas tentang analisis faktor risiko infeksi
Tingkat Kurang 0 0 menular seksual (IMS) pada wanita usia subur (WUS),
Pengetahuan Cukup 11 37 tingkat pendidikan yang rendah mayoritas terdapat
Baik 19 63 pada kasus mencapai 69,7% dan pada kontrol hanya
Total 30 100
44,7%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendi-
dikan mempengaruhi proses penerimaan informasi
Dari tabel 2 diketahui bahwa dari 30
yang dalam hal ini adalah informasi atau
responden, terdapat 19 responden (63%) memiliki
pengetahuan mengenai IMS.
tingkat pengetahuan baik, 11 responden (37%)
memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan tidak ada
Hasil penelitian Marwiyah dan Listyaningsih
responden yang memiliki tingkat pengetahuan
(2012) menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
kurang.
seseorang yang berada pada umur muda memiliki
tingkat pengetahuan HIV/AIDS dan penyakit
Tabel 3. Hasil Analisis Pengaruh Pendidikan
menular seksual yang lebih tinggi, Hal ini terjadi
Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan
karena adanya proses pendewasaan dan perkem-
Pasien Tentang Pencegahan Infeksi Menular
bangan responden mulai dari pendidikan yang
Seksual di UPTD Puskesmas Jekan Raya
diperolehnya serta pengalaman hidupnya dalam
Palangka Raya.
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya terutama
Tingkat Pengetahuan Pre - Post
lingkungan yang ditempati oleh Warga Binaan
Z -4,875b Pemasyarakatan sekarang.
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa hasil menggunakan uji Wilcoxon didapatkan p-value 0,000
analisis uji statistik menggunakan uji Wilcoxon, maka < dari nilai 0,05 sehingga terdapat pengaruh
nilai Z yang didapat sebesar -4,875b dengan P Value pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan
0,000 <α 0,05 yang artinya Ha diterima yaitu ada tentang pencegahan infeksi menular seksual.
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan pasien tentang pencegahan infeksi Pendidikan kesehatan memengaruhi tingkat
menular seksual di UPT Puskesmas Jekan Raya pengetahuan seseorang. Pengetahuan (knwoledge)
Palangka Raya. adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang
PEMBAHASAN dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
Faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini seseorang terdiri dari pendidikan, usia, pekerjaan,
terjadi setelah orang melakukan penginderaan minat, pengalaman, kebudayaan, dan informasi.
terhadap suatu objek tertentu (Fitriani, 2011). Hasil
penelitian Rahmawati (2012) yang membahas tentang Hasil penelitian Darmawan (2014) mengatakan
tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit bahwa terdapat pengaruh pedidikan kesehatan

33
Suryagustina : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Pencegahan Infeksi Menular Seksual…

terhadap tingkat pengetahuan saat sebelum diberikan DAFTAR PUSTAKA


pendidikan kesehatan dan setelah diberikan pendi-
dikan kesehatan. Sehingga pendidikan kesehatan Choiriyah, Febiyanti, Kriswiharsi. 2014. Faktor-Faktor
memberi pengaruh terhadap tingkat pengetahuan Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi
seseorang. Menular Seksual (IMS) Pada Wanita Pekerja
Seksual (WPS) Usia 20-24 Tahun Di Resosialisasi
Jika dibandingkan antara fakta dan teori, Argorejo Semarang. Fakultas Kesehatan
ditemukan adanya persamaan dimana terdapat Universitas Dian Nuswantoro.
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat Daili, Sjaiful Fahmi, Wresti Indriatmi B. Makes &
pengetahuan pasien tentang pencegahan infeksi Farida Zubier. 2011. Infeksi Menular Seksual.
menular seksual.Tingkat pengetahuan seseorang Ed.4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
meningkat karena adanya informasi yang didapat, Darmawan, Dadang. 2014. Pengaruh Pendidikan
dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pekerja Seks
bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan Komersial Tentang Penyakit Menular Seksual Di
masih banyak responden yang memiliki tingkat Desa Cikamuning Kecamatan Padalarang
pengetahuan kurang dan cukup tetapi setelah Kabupaten Bandung Barat. Akademi
diberikan pendidikan kesehatan terjadi peningkatan Keperawatan RS Dustira.
jumlah responden yang memiliki tingkat pengeta- Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. 2014.
huan baik. Hasil penelitian ini diharapkan agar Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.
responden dapat meningkatkan pengetahuannya. Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta:
Meningkatkan pengetahuan juga dapat dipeoleh dari Graha Ilmu.
petugas kesehatan melalui metode penyuluhan. Kementrian Kesehatan RI. 2011. Laporan Survei
Pengetahuan yang bertambah akan dapat mengubah Terpadu dan Biologis Perilaku (STBP).,
sikap serta perilakunya. Kurangnya pengetahuan (http://www.depkes.go.id. [akses 14 Maret
pasien tentang pencegahan infeksi menular seksual 2017].
disebabkan antara lain kurangnya informasi yang Marwiyah, Sri & Umi Listyaningsih. 2012.
diterima, kurangnya penyuluhan yang dilakukan Pengetahuan HIV/AIDS dan penyakit menular
oleh petugas. Pengetahuan sangat penting dalam seksual warga binaan pemasyarakatan pada rumah
membentuk suatu perilaku atau tindakan seseorang. tahanan negara wates. Yogyakarta.
Rahmawati, Novia. 2012. Tingkat Pengetahuan Remaja
KESIMPULAN DAN SARAN Tentang Penyakit Menular Seksual Siswi Kelas XI
Di SMA Batik 1. Surakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap Kesehatan Kusuma Husada.
tingkat pengetahuan pasien tentang pencegahan Reviliana, Pipit, Artathi Eka Suryandari, Warni
infeksi menular seksual.Tingkat pengetahuan sese- Fridayanti. 2011. Beberapa Faktor yang
orang meningkat karena adanya informasi yang Mempengaruhi Tingginya Kejadian PMS di
Lokalisasi Gang Sadar Baturaden Kabupaten
didapat, dibuktikan dengan hasil penelitian yang
Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1
menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan
Edisi Juni 2012.
kesehatan masih banyak responden yang memiliki
Satriani, Veriantil Ade. 2015. Faktor Resiko IMS pada
tingkat pengetahuan kurang dan cukup tetapi setelah
Wanita Usia Subur Dipelayanan Klinik IMS
diberikan pendidikan kesehatan terjadi peningkatan
Palembang Ilir (Jurnal). [akses 18 Maret 2016].
jumlah responden yang memiliki tingkat pengeta-
Word Health Organization. Sexually Transmitted
huan baik. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
Infections. Geneva: WHO. 2011. Diunduh dari:
meneliti mengenai faktor yang memengaruhi infeksi
http//ww.who.int/mediacentre/factsheets/fs
menular seksual.
110/en/.[akses 15 Maret 2017].

34

You might also like